HARGANAS, MOMENTUM STRATEGIS MEMBANGUN KELUARGA KECIL BAHAGIA SEJAHTERA

dokumen-dokumen yang mirip
HARGANAS, PEMBANGUNAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kepala BKKBN SAMBUTAN PADA UPACARA PERINGATAN HARI KELUARGA XX TINGKAT NASIONAL TAHUN 2013 DI SELURUH INDONESIA

Visi Misi Baru, Mengembalikan Kejayaan KB?

BAB I PENDAHULUAN. angka kelahiran adalah melalui program keluarga berencana nasional. Program KB

SAMBUTAN BUPATI KULON PROGO

Delapan Fungsi Keluarga dalam Membentuk Generasi Penerus Bangsa

Potret KB DIY dan Tantangan ke Depan

VISI, MISI DAN GRAND STRATEGI BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL

Memadukan BBGRM dan Harganas Di Kulonprogo

KOMUNIKASI MENGOKOHKAN FUNGSI KELUARGA

MENGGUGAH KEPEDULIAN REMAJA TERHADAP MASALAH KEPENDUDUKAN

PIDATO SAMBUTAN. Dr Sumarjati Arjoso. Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat Pagi dan Salam Sejahtera bagi kita sekalian.

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

KADER IMP, SEBUAH CATATAN

Dr. Sugiri Syarief, MPA. ( Kepala BKKBN ) Disampaikan oleh Drs. Pranyoto, M.Sc. ( Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga )

BAB 1 PENDAHULUAN. setinggi-tingginya. Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari berbagai

PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN BAGI REMAJA MASALAH DAN SOLUSI Oleh: Sunartiningsih, SE

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan baik pembangunan fisik maupun pembangunan sumber daya

I. PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelahiran dalam rangka mewujudkan hak-hak pasangan usia subur untuk menentukan

URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PENDUDUK MELALUI PROGRAM KEPENDUDUKAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBANGUNAN KELUARGA (KKBPK)

MENINGKATKAN PERAN SERTA REMAJA DALAM PELEMBAGAAN KELUARGA KECIL BAHAGIA SEJAHTERA MENUJU PENDUDUK TUMBUH SEIMBANG 2015

MEMBANGUN KELUARGA SEJAHTERA, URGENSI DAN UPAYANYA

GEREBEG PASAR: DONGKRAK KESERTAAN KB PRIA

BAB 1 PENDAHULUAN. telah disepakati dalam Dokument Millennium Declaration yang dituangkan sebagai

BAB 30 PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

45 TAHUN PROGRAM KKBPK DI KULONPROGO Menuju Era Pemberdayaan Keluarga. Mardiya. Tanpa terasa, pelaksanaan program Kependudukan Keluarga Berencana dan

Agenda Besar Memperkuat Keluarga Indonesia

SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN BKKBN DIY RAKORNIS PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN DAN KB ANTARA BKKBN DENGAN MUSLIMAT NU KAMIS, 18 APRIL 2013

dalam Pulap:

BUKU PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA)

TANTANGAN KIE KB KULONPROGO 2010

Nawacita Bersama Kampung Keluarga Berencana (KB)

DAFTAR ISI. Halaman. KATA PENGANTAR... ix DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi

(BPMPDP dan KB) Kabupaten Kulonprogo. Prestasi yang dimaksud adalah diperolehnya predikat

MEWUJUDKAN SDM BERKUALITAS MELALUI KELUARGA

Komitmen itu diperbaharui

PERANAN PKB/PLKB dalam menggerakkan PROGRAM KB

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Program keluarga berencana merupakan salah satu program pembangunan

BUPATI BENGKULU SELATAN SAMBUTAN BUPATI BENGKULU SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan. Realita yang ada saat ini masih banyak masyarakat yang belum bisa

MATERI TELAAH PROGRAM KKBPK TAHUN 2016 BIDANG KELUARGA SEJAHTERA DAN PEMBERDAYAAN KELUARGA. Jakarta, 5 September 2016

I. PENDAHULUAN. Penduduk adalah salah satu aspek terpenting dalam suatu Negara. Penduduk

1 BAB I PENDAHULUAN. pernyataan direktur eksekutif UNFPA Dr. Babatunde Osotimehin (Syarief, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan senantiasa memiliki makna yang berwayuh wajah. Dalam arti luas,

BAB I PENDAHULUAN. Program Keluarga Berencana (KB) menurut Undang-Undang Nomor 10

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang sangat penting dalam rangka mewujudkan

PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA KELUARGA)

RUMUSAN RAPAT KERJA DAERAH PROGRAM KB NASIONAL PROPINSI SULAWESI BARAT TAHUN 2009

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

MENGGAPAI TARGET MDGs DALAM PROGRAM KB NASIONAL. Oleh : Drs. Andang Muryanta

MENGGUGAH KEPEDULIAN REMAJA TERHADAP PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN DI INDONESIA

BUPATI SEMARANG TANGGAL 12 JUNI 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. yang muncul di seluruh dunia, di samping isu tentang global warning, keterpurukan

PERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA JAMBORE INSTITUSI MASYARAKAT PEDESAAN TAHUN 2015

PROPOSAL PROGRAM TERPADU PENINGKATAN PERAN WANITA MENUJU KELUARGA SEHAT DAN SEJAHTERA (P2WKSS) DESA GALANGGANG KECAMATAN BATUJAJAR BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Maksud & Tujuan Penyusunan Lakip

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PROGRAM KELUARGA BERENCANA. a. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan. b. Mendapat kelahiran yang memang diinginkan

1 DESEMBER HARI AIDS SE-DUNIA Stop AIDS: Akses untuk Semua! Mardiya. Kondisi tersebut jauh meningkat dibanding tahun 1994 lalu yang menurut WHO baru

Tabel Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2015 dan Prakiraan Maju Tahun Rencana Tahun Target Capaian Kinerja

BAB I PENDAHULUAN. salah satu penyebab mendasar dari timbulnya berbagai masalah. Mulai dari

SALINAN NOMOR TENTANG. dan. Menimbang. Dasar : 1. Negara. Provinsi. Bangkaa. Indonesia Tahun Belitung (Lembaran 4268); Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kependudukan merupakan masalah yang cukup serius di Indonesia,

Assalamu alaikum Wr. Wr. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita sekalian

Yang kami hormati: Assalamu alaikum wr wb; Selamat Pagi dan Salam Sejahtera, Oom swastiastu,

BAB I PENDAHULUAN. Delapan tujuan Millenium Development Goals (MDG s) telah disepakati

BAB 1 PENDAHULUAN. berkesinambungan. Masalah reproduksi di Indonesia mempunyai dua dimensi,

BAB 1 PENDAHULUAN. Penduduk sebagai determinan pembangunan harus mendapat perhatian yang

PRESENTASI PROGRAM TAHUN 2007 SEKTOR PENGUATAN KELUARGA SEJAHTERA DIREKTORAT PERAN PEREMPUAN DAN ANAK BRR NAD NIAS

PEMBERDAYAAN KELUARGA UNTUK : MEMBANGUN MANUSIA MENGENTASKAN KEMISKINAN MELALUI POSDAYA

O. BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3

KATA PENGANTAR KEPALA BKKBD KAB.MINAHASA TENGGARA. Dr.SAUL E ARIKALANG,M.Kes. PEMBINA UTAMA MUDA NIP

MENGENAL MODEL PENGASUHAN DAN PEMBINAAN ORANGTUA TERHADAP ANAK

M ISI V ISI.HOXDUJD %HUNXDOLWDV RENCANA STRATEGIS B K K B N N ILA I-N ILA I

RAPAT KERJA DAERAH (RAKERDA) PROGRAM KB NASIONAL Mamuju, 1 8 Maret 2009

Latar Belakang Semua Keluarga Ikut KB

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA JAMBORE INSTITUSI MASYARAKAT PEDESAAN DAN ROAD SHOW MOP SE- KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. A. Sejarah Badan Keluarga Berencana Pemberdayaan Masyarakat dan

BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

POINTERS KEYNOTE SPEECH MENTERI KESEHATAN RI PADA RAPAT KERJA NASIONAL PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN DAN KB TAHUN 2013 Jakarta, 30 Januari 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini permasalahan yang terjadi di kalangan remaja semakin beragam. Permasalahan yang muncul tidak

Rencana Kerja (Renja) Perubahan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2017

BAB I PENDAHULUAN. kasih sayang dan rasa aman, pemeliharaan kesehatan, kecukupan gizi, pemberian

WAHANA MEMBANGUN KELUARGA SEJAHTERA

GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 ( ) KAJIAN PERSEPSTIF GENDER PERAN PRIA DALAM PENGGUNAAN KONTRASEPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang dihadapi beberapa negara berkembang dewasa ini adalah

BAB 29 PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA KECIL BERKUALITAS SERTA PEMUDA DAN OLAHRAGA

MISI MISI VISI PENDUDUK VISI & MISI KEPENDUDUKKAN CATATAN SIPIL & KELUARGA BERENCANA KABUPATEN TAPIN

menikah di usia muda di Indonesia dengan usia tahun pada tahun 2010 lebih dari wanita muda berusia tahun di Indonesia sudah

MATRIKS 2.3. RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN 2011

OPTIMALISASI PERAN TP PKK DALAM MEMBANGUN KELUARGA SEHAT BERKETAHANAN

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2017 KABUPATEN BLITAR

Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

BAB III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN

PERWAKILAN BKKBN DIY SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN BKKBN DIY RAPAT KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN DAN KB

Transkripsi:

HARGANAS, MOMENTUM STRATEGIS MEMBANGUN KELUARGA KECIL BAHAGIA SEJAHTERA Oleh: Rr. Erny Trisusilaningsih Tidak seperti peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) XV Tahun 2008 yang pelaksanaannya dipadukan dengan kegiatan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM), di tahun 2009 ini, peringatan Harganas XVI dipadukan dengan peringatan Hari Kependudukan Dunia (World Population Day) dan International Conference on Population and Development (ICPD) + 15 yang secara nasional dipusatkan di Jakarta. Tema sentral yang diangkat dalam peringatan Harganas tahun ini adalah Dengan Semangat Harganas Kita Bangkitkan Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana dan motto Melalui Keluarga Membangun Bangsa untuk Mencapai MDGs. Dengan tema sentral tersebut, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai pengampu program Keluarga Berencana (KB) berharap momentum Harganas menjadi momentum strategis untuk meningkatkan komitmen kita bersama dalam melanjutkan dan mengembangkan pembangunan keluarga kecil bahagia dan sejahtera seperti yang diharapkan dalam pelaksanaan Millenium Development Goals (MDGs). Setidaknya ada dua alasan yang sangat mendasar mengapa peringatan Harganas tahun ini harus dijadikan momentum strategis upaya membangun keluarga kecil bahagia sejahtera: Pertama, kualitas keluarga Indonesia pasca krisis ekonomi 1997 kondisinya makin memprihatinkan, baik dilihat dari besarnya

jumlah keluarga miskin (baca: Pra sejahtera dan KS I alasan Ekonomi) maupun melemahnya ketahanan keluarga yang ditandai oleh tidak dapat dilaksanakannya fungsi-fungsi keluarga secara optimal. Bila sebelum krisis jumlah keluarga miskin di Indonesia hanya sekitar 11,5 juta keluarga, di tahun 2006 telah bertambah menjadi 24 juta keluarga. Selanjutnya berdasarkan hasil Pendataan Keluarga Tahun 2007 yang dilakukan oleh BKKBN menunjukkan bahwa 46,7 persen dari 57,5 juta keluarga di Indonesia berada dalam kondisi Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera (KS) I. Sedangkan dalam hitungan kuantitas, Badan Pusat Statistik (BPS) di tahun 2008 lalu mencatat bahwa tidak kurang dari 35 juta penduduk di negeri kita berada dalam garis kemiskinan. Ini berarti, tugas berat terkait upaya pemberdayaan keluarga harus segera dituntaskan agar tidak menjadi beban pembangunan mengingat dimensi kualitas selalu menjadi persoalan yang menggelayuti bangsa kita. Terlebih dilihat dari Human Development Indeks (HDI), posisi Indonesia saat ini terbilang masih sangat rendah, yakni pada posisi 107 dari 177 negara di dunia. Kondisi tersebut jelas sangat memprihatinkan dan memerlukan perhatian serta penanganan yang seksama, sungguh dan berkelanjutan. Kedua, di era globalisasi ini, keluarga-keluarga Indonesia mengalami tantangan yang sangat berat. Derasnya arus informasi dan budaya buruk dari luar seiring dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, telah menyebabkan ketahanan keluarga mulai goyah. Bila kita mau merefleksi diri, dahulu keluarga merupakan lembaga yang ampuh sebagai wahana pembentukan dan pengembangan karakter, kepribadian, etika, moral dan sopan

santun. Keluarga juga menjadi institusi pendidikan yang handal bagi setiap anggotanya dalam penanaman nilai-nilai sosial dan religi. Namun semenjak informasi dan budaya luar yang negatif dari luar mudah sekali diadopsi oleh para remaja yang notabene adalah anggota keluarga, maka keluarga tidak dapat lagi menjaga eksistensinya sebagai keluarga berketahanan yang mampu membendung pengaruh negatif dari luar. Buktinya, sekarang ini banyak sekali peristiwa kenakalan remaja yang kelewat batas, tidak sekedar berperilaku buruk merokok dan minum-minuman keras, tetapi sudah merambah pada perilaku premanisme, suka menipu, mencuri, merampok dan membunuh untuk memenuhi kepuasan sesaat. Belakangan, kasus penyalahgunaan narkoba dan perilaku seks bebas oleh anak dan remaja, menjadi fenomena tersendiri yang sangat memprihatinkan. Ini masih ditambah dengan kasus-kasus ketidakharmonisan keluarga saat ini, seperti tingginya angka perselingkuhan, perceraian, kekerasan terhadap anak dan perempuan, serta segudang persoalan lainnya. Atas dasar itu, sangatlah tepat manakala visi misi baru program KB dimunculkan. Melalui visi Semua Keluarga Ikut KB dan misi Mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera diharapkan ada penyegaran semangat dan energi baru dari kita semua untuk menggiatkan kembali program KB dalam menyelesaikan masalah bangsa yang berkaitan dengan peningkatan kualitas keluarga. Dengan membangun keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera, diharapkan fungsi keluarga sebagai wahana pembentukan insan berkualitas yang mampu mendukung program pembangunan berkelanjutan, dapat segera

terwujud. Kedelapan fungsi keluarga yang dimaksud adalah fungsi keagamaan, fungsi sosial budaya, fungsi cinta kasih, fungsi melindungi, fungsi reproduksi, fungsi sosialisasi dan pendidikan, fungsi ekonomi dan fungsi pembinaan lingkungan. Untuk itu, sungguh beruntung, pemerintah telah menyiapkan lima grand strategi dalam upaya mewujudkan visi dan misi di atas dengan filosofi Menggerakkan Peran Serta Masyarakat dalam Keluarga Berencana. Kelima grand strategi tersebut adalah: (1) menggerakkan dan memberdayakan seluruh masyarakat dalam program KB; (2) menata kembali pengelolaan program KB; (3) memperkuat SDM operasional program KB; (4) meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga melalui pelayanan KB; dan (5) meningkatkan pembiayaan program KB. Kelima grand strategi itu selanjutnya telah diterjemahkan dalam bentuk strategi operasional dan program-program riil yang memiliki daya ungkit tinggi dalam mencapai tujuan program yakni melembagakan program KB di masyarakat dan keluarga sehingga KB menjadi kebutuhan dasar yang disadari keberadaannya sebagai salah satu syarat untuk mencapai tingkat kesejahteraan dan kebahagiaan hidup yang lebih tinggi. Dalam operasionalisasinya di lapangan, pemerintah bersama segenap komponen masyarakat telah melakukan banyak hal dalam upaya mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Program dan kegiatannya tidak hanya menyangkut pelayanan kontrasepsi yang nota bene sasarannya pasangan Usia Subur (PUS) saja, tetapi menyangkut semua aspek kehidupan berkeluarga dengan sasaran seluruh anggota keluarga dari bayi, balita, anak-anak, remaja,

dewasa hingga lansia. Bahkan bayi yang masih dalam kandungan pun telah menjadi bidang garapan KB. Secara implisit, luas garapan KB yang dilaksanakan oleh pemerintah bersama masyarakat sekarang ini dapat terbaca dari pengertian keluarga berencana menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera yag keberadaannya telah disahkan oleh Bapak Presiden RI pada tanggal 16 April 1992 dan diundangkan dalam Lembaran Negara Nomor 35 Tahun 1992, TLN 3475. Dalam undang-undang tersebut KB diterjemahkan sebagai upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera. Seiring dengan upaya revitalisasi program KB yang wekarang ini sedang gencar-gencarnya dilaksanakan oleh pemerintah melalui rebranding program KB, upaya mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera telah berjalan makin intensif dengan melibatkan kader Institusi Masyarakat Pedesaan (IMP) yang terdiri dari Koordinator PPKBD, PPKBD, Sub PPKBD dan Kelompok KB- KS, Institusi/Dinas/SKPD terkait, organisasi profesi, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Kelompok Masyarakat Peduli KB, pemuda dan alim ulama selain tokoh formal dan tokoh informal yang telah melibatkan diri dalam pembangunan keluarga berencana sebelumnya. Upaya ini mencapai puncaknya pada saat menjelang peringatan Harganas yang secara nasional menjadi semacam gerakan membangun keluarga menuju keluarga yang lebih

berkualitas dan potensial untuk mendukung program pembangunan berkelanjutan yang digembar gemborkan oleh pemerintah. Denga demikian, peringatan Harganas XVI 29 Juni 2009 sekarang ini akan sangat tepat bila dijadikan momentum strategis bagi kita semua untuk menggelorakan kembali semangat membangun keluarga kecil bahagia sejahtera sebagai langkah awal untuk menyelesaikan persoalan bangsa dalam pengendalian pertumbuhan penduduk sekaligus meningkatnya kualitasnya. Keluarga berencana harus digiatkan kembali, untuk memberdayakan keluarga dalam pelaksanaan fungsi-fungsi keluarga yang belakangan ini terus melemah. Sesuai dengan tema Harganas tahun ini, yakni Dengan Semangat Harganas Kita Bangkitkan Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana sudah selayaknya bila keluarga-keluarga di negeri kita harus dibangun agar mampu memberi kehangatan, perlindungan dan cinta kasih pada seluruh anggota keluarga. Apalagi, mensitir pendapat mantan Kepala BKKBN Pusat Prof. Dr. Haryono Suyono, keluarga yang bermutu dan kuat akan menjadi wahana pembangunan bangsa yang sangat efektif, maka sudah selayaknya upaya membangun keluarga kecil bahagia sejahtera menjadi prioritas program pembangunan yang mendapat dukungan penuh dari masyarakat dan kita semua. Rr. Erny Trisusilaningsih, AMa Pd Guru TK ABA Kulur Temon, Kulonprogo.