BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

III. METODE PENELITIAN. hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. sebaliknya, perkembangan suatu bank mengalami krisis dapat diartikan. Sementara itu dalam bentuk memberikan pelayanan kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan pesatnya kemajuan ekonomi dan bisnis di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

PENANGANAN CYBER CRIME DI SEKTOR PERBANKAN DI INDONESIA S K R I P S I PRIMA AGUSDANI PUTRA NIM:

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu

BAB I PENDAHULUAN. pokok masyarakat. Pasal 1457 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH

BAB I PENDAHULUAN. tersendiri. Pelaksanaan jual beli atas tanah yang tidak sesuai dengan ketentuan Pasal

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada

METODE PENELITIAN. sistematika, dan pemikiran tertentu dengan jalan menganalisisnya. Metode

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan para pelanggannya (customer) melakukan transaksi perbankan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hukum normatif atau penelitian hukum. bahan-bahan kepustakaan untuk memahami Piercing The

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, perkembangan ekonomi berkembang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia tidak dapat di

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian bank menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. badan usaha untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya seperti kebutuhan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

III. METODE PENELITIAN. penelitian guna mendapatkan, mengolah, dan menyimpulkan data yang dapat

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan yang menggunakan konsepsi logistis positivis. Konsepsi ini

BAB I PENDAHULUAN. dan pendapatan negara (export earnings) yang merupakan salah satu sumber

BAB I PENDAHULUAN. akan berkaitan dengan istri atau suami maupun anak-anak yang masih memiliki

III. METODE PENELITIAN. Upaya untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam melakukan penelitian

BAB I PENDAHULUAN. provisi, ataupun pendapatan lainnya. Besarnya kredit yang disalurkan akan

BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan hukum..., Pramita Dyah Hapsari, FH UI, 2011.

BAB I PENDAHULUAN. pertahanan, keamanan, dan penegakan hukum. 1 Salah satu dampak

III. METODE PENELITIAN. normatif-terapan (aplicated legal case study) yaitu penelitian hukum yang

III.METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasari pada metode

BAB I PENDAHULUAN. maju dan berkembang dengan pesatnya. Pertumbuhan internet yang dimulai

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh konsumen untuk ditukarkan dengan barang dan jasa yang

III. METODE PENELITIAN. empiris sebagai penunjang. Pendekatan secara yuridis normatif dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. suatu persetujuan yang menimbulkan perikatan di antara pihak-pihak yang

III. METODE PENELITIAN. sekali dalam mencari, menemukan dan menganalisa suatu masalah yang akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/52/PBI/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. barter merupakan suatu sistem pertukaran antara barang dengan barang atau

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 11/ 11 /PBI/2009 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU

III. METODE PENELITIAN. penulis akan melakukan pendekatan secara yuridis normatif dan yuridis empiris.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: membaca, mengutip dan menelaah peraturan perundang undangan, dokumen,

BAB I PENDAHULUAN. - Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat. cara barter dapat diatasi dengan pertukaran uang.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. hal-hal yang bersifat teoritis yang menyangkut asas, konsepsi,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan untuk tesis ini adalah penelitian hukum normatif

III. METODE PENELITIAN. satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan cara menganalisanya 1

I. METODE PENELITIAN. Pendekatan yuridis normatif adalah pendekatan yang menelaah hukum sebagai

III.METODE PENELITIAN. Untuk mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin, maka peneliti perlu

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENERBITAN KARTU KREDIT DI PT BNI (PERSERO) SURAKARTA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan dalam segala bidang selalu ditingkatkan dari waktu ke

III. METODE PENELITIAN. metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari

III.METODE PENELITIAN. suatu hasil penelitian yang benar dan obyektif. Pendekatan secara yuridis normatif

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam

METODE PENELITIAN. cara melakukan penelitian hukum dengan teratur (sistematis). 39 Dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, karena kesehatan sebagai kebutuhan yang sangat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian (research) adalah usaha yang dilakukan dengan tujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. yang berasal dari Bahasa Inggris : method, bahasa latin : methodus, Yunani :

BAB I PENDAHULUAN. dinegara Indonesia. Semakin meningkat dan bervariasinya kebutuhan masyarakat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN an di Amerika Serikat, pada saat itu system ini dikenal dengan nama charge-it

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai dimana-mana. Sejarah membuktikan bahwa hampir tiap Negara

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan kartu..., Caroline, FH UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. anggapan, uang adalah darah -nya perekonomian, karena dalam mekanisme

BAB III METODE PENELITIAN. dicari hubungan sebab akibat atau kecenderungannya. Penelitian merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. terkait, baik pemilik dan pengelola bank, masyarakat pengguna jasa bank maupun

BAB I PENDAHULUAN. barang antar pengusaha yang masing masing bertempat tinggal di negara negara

BAB I PENDAHULUAN. masih tetap berlaku sebagai sumber utama. Unifikasi hak-hak perorangan atas

BAB I PENDAHULUAN. keduanya diperlukan intermediary yang akan bertindak selaku kreditur yang

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang diemban perbankan nasional tidaklah ringan. 1. perbankan menyatakan bahwa bank adalah : badan usaha yang menghimpun

III. METODE PENELITIAN. pelaksanaan penelitian dibutuhkan metode ilmiah yang merupakan suatu cara

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperlancar roda pembangunan, dan sebagai dinamisator hukum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dewasa ini, manusia seakan berpacu dalam waktu di dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Salah satu upaya pemerintah Indonesia dalam rangka mewujudkan

BAB I PENGANTAR. sependapat dalam buku Bunga Rampai Hukum Ekonomi Dan Hukum

BAB I PENDAHULUAN. pemesanan barang dikomunikasikan melalui internet, hampir semua barang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA,

METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. 1

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis, Sifat Penelitian, dan Pendekatan. normatif. Penelitian hukum normatif adalah penelitian hukum yang meletakan

METODE PENELITIAN. Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisis dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan, manusia tidak pernah luput dari kegiatan sosial

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisanya. Kecuali

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan perbankan dan situasi bisnis di pasar saat ini berubah sangat cepat. Kondisi

METODE PENELITIAN. Pendekatan masalah dalam penelitian ini dilakukan dengan cara :

III. METODE PENELITIAN. dengan menggunakan dua macam pendekatan yaitu : Pendekatan secara yuridis normatif adalah penelitian hukum yang

III. METODE PENELITIAN. dilakukan dengan pendekatan secara yuridis normatif dan yuridis empiris.

III. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu kebutuhan dasar manusia, sekaligus untuk meningkatkan mutu lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang memiliki persaingan usaha yang sangat ketat

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS HUKUM

III. METODE PENELITIAN. satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan cara menganalisanya. 26

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional merupakan upaya untuk mewujudkan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara hukum. Hal ini tertera pada Undang-Undang Dasar 1945

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang dan Rumusan Masalah. Tujuan dari Pembangunan Nasional adalah untuk mewujudkan

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif. Metode penelitian normatif disebut juga sebagai penelitian doktrinal (doctrinal research) yaitu suatu penelitian yang menganalisis hukum baik yang tertulis di dalam buku (law as it is written in the book), maupun hukum yang diputuskan oleh hakim melalui proses pengadilan (law it is decided by the judge through judicial process) (Amiruddin dan Zainal Asikin, 2006). Penelitian hukum normatif berdasarkan data sekunder dan menekankan pada langkah-langkah spekulatif-teoritis dan analisis normatif-kualitatif (J. Supranto, 2003). B. Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif analitis. Tujuan penelitian deskriptif adalah menggambarkan secara tepat, sifat individu, suatu gejala, keadaan atau kelompok tertentu (Koentjaraningrat, 1997). Deskriptif analitis berarti bahwa penelitian ini menggambarkan suatu peraturan hukum dalam konteks teori-teori hukum dan pelaksanaannya, serta menganalisis fakta secara cermat tentang penggunaan peraturan perundang-undangan dalam analisis penanganan carding dan perlindungan nasabah dalam kaitannya dengan UU ITE No.11 tahun 2008. C. Pendekatan Masalah Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan perundang-undangan (statute approach) dan pendekatan analitis (analytical approach). Penelitian ini menggunakan pendekatan tersebut karena yang akan diteliti adalah berbagai aturan hukum yang menjadi fokus sekaligus tema sentral suatu penelitian (Johnny Ibrahim, 2007). 28

Analisis hukum yang dihasilkan oleh suatu penelitian hukum normatif yang menggunakan pendekatan perundang-undangan, akan menghasilkan suatu penelitian yang akurat. Pendekatan tersebut melakukan pengkajian peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan Analisis Penanganan Carding dan Perlindungan Nasabah dalam kaitannya dengan UU ITE No.11 tahun 2008. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi bahan penelitian sekunder, yang diperoleh dari penelitian kepustakaan dan ditunjang dengan penelitian lapangan. D. Penelitian Kepustakaan Data yang diperoleh melalui penelitian kepustakaan, adalah data sekunder, yang meliputi bahan hukum primer, sekunder dan tersier: 1) Bahan hukum primer (bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat otoritatif, artinya mempunyai otoritas), terdiri dari: a. Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) No.11 tahun 2008. b. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. c. Kitab Undang-undang Hukum Pidana. d. Peraturan Bank Indonesia Nomor: 11/11/PBI/2009 Tentang Penyelenggaran Kegiatan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu. 2) Bahan hukum sekunder (berupa semua publikasi tentang hukum yang bukan merupakan dokumen-dokumen resmi), terdiri dari: a. MasterCard International Guide and Policy. b. Hasil-hasil penelitian mengenai Kartu Kredit. 3) Bahan hukum tersier (berupa bahan hukum penunjang yang memberi petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum sekunder), terdiri dari: a. Kamus Hukum. b. Ensiklopedia Hukum. 29

c. BPP (Buku Pedoman dan Petunjuk) Kartu Kredit, Bank X. E. Penelitian Lapangan Data yang diperoleh dari penelitian lapangan adalah data primer, tentang segala sesuatu yang ada kaitannya dengan materi penulisan ini. Untuk memperoleh data primer tersebut, maka dilakukan studi kasus dengan meliputi wilayah penelitian dan subyek penelitian. Adapun penentuan wilayah dan subyek penelitian lapangan ditentukan sebagai berikut: 1) Wilayah penelitian Penggunaan Kartu Kredit pada pemegang kartu kredit Bank X di kantor besar Jakarta sebagai lokasi penelitian. 2) Subyek penelitian Subyek penelitian adalah transaksi pemegang kartu kredit dari PT. Bank X, Tbk yang mengalami fraud dalam kasus carding. Selanjutnya metode pengumpulan data yang dipakai adalah dengan cara non random, yaitu purposive sampling. Metode ini dipakai, karena data yang diperoleh akan memberikan arah pada kesimpulan penelitian. Untuk itu, peneliti menetapkan syarat-syarat tertentu di dalam memilih sample, yaitu pihak-pihak yang terlibat ataupun mengetahui adanya praktek penggunaan Kartu Kredit. F. Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, diperlukan alat sebagai berikut: 1. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Dalam penelitian kepustakaan ini, alat yang dipergunakan adalah studi dokumen, yaitu mempelajari bahan-bahan yang berupa data sekunder. Pertama-tama mengelompokkan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan penanganan 30

carding Kartu Kredit dan perlindungan nasabah yang menjadi obyek penelitian, kemudian disusun dalam kerangka yang sistematis guna memudahkan analisisnya. 2. Penelitian Lapangan (Field Research) Dalam penelitian lapangan, alat yang digunakan adalah wawancara. Wawancara yang dipakai adalah wawancara bebas terpimpin, yaitu dengan mempersiapkan daftar pertanyaan terlebih dahulu yang dipakai sebagai pedoman, tetapi dimungkinkan adanya variasi pertanyaan yang disesuaikan dengan situasi wawancara dilakukan. Tujuannya adalah untuk mencapai kewajaran secara maksimal. G. Definisi Operasional Adapun yang menjadi batasan dari definisi operasional yang akan dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. (UU No.10 tahun 1998 Tentang Perubahan UU No.7 tahun 1992 Tentang Perbankan). 2. Kartu Kredit adalah Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu yang dapat digunakan untuk melakukan pembayaran atas kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi, termasuk transaksi pembelanjaan dan/atau untuk melakukan penarikan tunai dimana kewajiban pembayaran pemegang kartu dipenuhi terlebih dahulu oleh acquirer atau penerbit, dan pemegang kartu berkewajiban melakukan pelunasan kewajiban pembayaran tersebut pada waktu yang disepakati baik secara sekaligus (charge card) ataupun secara angsuran. (Pasal 1 ayat 3, PBI No. 7/52/PBI/2005 Tentang Penyelenggaraan Kegiatan APMK). 3. Pemegang Kartu adalah pemilik sah dari Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu. (Pasal 1 ayat 10, PBI No. 7/52/PBI/2005 Tentang Penyelenggaraan Kegiatan APMK). 31

4. Nasabah adalah pihak yang memiliki dan atau memakai kartu kredit secara sah. 5. Penerbit adalah Bank atau Lembaga Selain Bank yang menerbitkan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu untuk Pemegang Kartu dengan menggunakan merek tertentu atas persetujuan Prinsipal. (Pasal 1 ayat 13, PBI No. 7/52/PBI/2005 Tentang Penyelenggaraan Kegiatan APMK). 6. Acquirer adalah Bank atau Lembaga Selain Bank yang melakukan kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu yang dapat berupa financial acquirer dan/atau technical acquirer. (Pasal 1 ayat 14, PBI No. 7/52/PBI/2005 Tentang Penyelenggaraan Kegiatan APMK). 7. Financial Acquirer adalah Acquirer yang melakukan pembayaran terlebih dahulu atas transaksi yang dilakukan oleh Pemegang Kartu. (Pasal 1 ayat 15, PBI No. 7/52/PBI/2005 Tentang Penyelenggaraan Kegiatan APMK). 8. Technical Acquirer adalah Acquirer yang menyediakan sarana yang diperlukan dalam pemrosesan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu. (Pasal 1 ayat 16, PBI No. 7/52/PBI/2005 Tentang Penyelenggaraan Kegiatan APMK). 9. Carding atau disebut Card Not Present Transaction adalah bentuk kejahatan menggunakan nomor kartu kredit orang lain untuk dibelanjakan (non face to face transaction) tanpa sepengetahuan pemiliknya yang sah. Transaksi lazimnya dilakukan secara elektronik. H. Cara Penelitian Sesuai dengan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, yaitu data sekunder dan data primer, maka pengumpulan data sekunder dapat diperoleh melalui dokumen-dokumen pada Bank X, yang selanjutnya untuk dianalisis. Pengumpulan data primer dilakukan dengan mendatangi obyek penelitian, Kantor Besar Divisi Kartu Kredit Bank X, mengadakan wawancara pada sejumlah pegawai kunci yang berkaitan dengan penanganan kasus carding. Wawancara dilakukan dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka dengan responden dengan mengunakan alat interview guide (panduan wawancara) 32

I. Analisis Data Data sekunder maupun data primer yang telah diperoleh dari penelitian, dikelompokkan dan diklasifikasikan menurut bidangnya masing-masing selanjutnya disusun secara sistematis, kemudian dianalisis secara normatif kualitatif, yaitu suatu analisis yang didasarkan pada teori ilmu pengetahuan hukum dan dalil hukum. Untuk memperkuat data dan informasi studi kasus, ditambahkan juga analisa statistik khususnya yang berkaitan dengan transaksi carding di Bank X. J. Hipotesa Penelitian ini bersifat yuridis normatif untuk meneliti berbagai undang-undang yang berhubungan dengan tindakan cybercrime dan carding serta peraturan terkait lainnya yang menjadi ketentuan di Bank X. Penelitian hukum yang berbasis yuridis normatif tidak memerlukan uji hipotesis sebagaimana layaknya penelitian soisal (Prof.Dr. Peter Mahmud Marzuki, SH, MS, LLM, 2005). Namun mengingat penelitian ini mengambil studi kasus pada pengelolaan carding di Bank X maka diperlukan hipotesa dengan maksud untuk mendukung data penelitian khususnya yang berkaitan dengan penanganan carding di Bank X. Hipotesa atau asumsi dimaksudkan sbb: 1. Akan mendapatkan pemahaman yang mendalam mengenai bentuk cyber crime di bidang perbankan dan perlindungan nasabah dalam kasus carding yang dikaitkan dalam UU ITE No.11 tahun 2008? 2. Akan menguraikan dan menjelaskan tentang pencegahan dan penanganan kasus carding yang dilakukan oleh Bank X. K. Sistematika Penulisan Penulisan tesis ini terdiri dari lima bab yang memiliki keterkaitan satu dengan yang lain. Sistematika penulisan tesis ini sebagai berikut: 33

BAB I : Pendahuluan, dalam bab ini diuraikan tentang Latar Belakang Penelitian, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian. BAB II : Tinjauan Pustaka, dalam bab ini menjadi acuan dari bahan-bahan pustaka dimana diuraikan tentang tinjauan umum yang dijadikan sebagai landasan teori dengan garis besar penelitian dalam Bab I, mengenai tinjauan umum tentang kartu kredit yang terdiri dari fungsi, pengaturan, penggolongan kartu kredit, prinsip-prinsip bisnis kartu kredit dan kebijakan kartu kredit bank X. BAB III: Metode penelitian, dalam bab ini menguraikan tentang metode penelitian yang menjelaskan tentang Metode pendekatan, definisi operasional, hipotesa, teknik pengumpulan data, lokasi penelitian, jenis penelitian. BAB IV: Hasil penelitian dan pembahasan, berisikan tentang jenis-jenis fraud dalam APMK (Alat Pembayaran Menggunakan Kartu), penanganan kejahatan carding Kartu Kredit yang dilakukan bank X serta bentuk perlindungan hukum bagi para nasabah dalam kasus carding dan kaitannya dengan UU No.11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). BAB V : Penutup, dalam bab ini terdiri dari kesimpulan yang berkaitan dengan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan disertai formulasi dan saran-saran untuk perbaikan UU ITE No.11 tahun 2008. 34