MODUL 9 SOSIOLOGI KOMUNIKASI. (3 SKS) Dosen: Drs. Ahmad Mulyana, M.Si.

dokumen-dokumen yang mirip
MODUL 10 SOSIOLOGI KOMUNIKASI

MODUL 8 SOSIOLOGI KOMUNIKASI

MODUL SOSIOLOGI KOMUNIKASI Oleh : Heri Budianto, S. Sos. M.Si.

MODUL 7 SOSIOLOGI KOMUNIKASI. (3 SKS) Dosen: Drs. Ahmad Mulyana, M.Si.

MODUL SOSIOLOGI KOMUNIKASI. (3 SKS) Dosen: Drs. Ahmad Mulyana, M.Si.

MODUL 5 SOSIOLOGI KOMUNIKASI

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

Modul Perkuliahan XIII Komunikasi Massa

MODUL 5 SOSIOLOGI KOMUNIKASI. (3 SKS) Dosen: Drs. Ahmad Mulyana, M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Industri periklanan dunia saat ini berkembang semakin pesat. Dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di dalamnya baik itu pendidikan dasar maupun pendidikan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Dunia Broadcasting (penyiaran) adalah dunia yang selalu menarik

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai individu dan anggota masyarakat mempunyai berbagai

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat

MODUL 4 SOSIOLOGI KOMUNIKASI. (3 SKS) Dosen: Drs. Ahmad Mulyana, M.Si.

MODUL SOSIOLOGI KOMUNIKASI Oleh : Heri Budianto, S. Sos. M.Si.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

Ibu Rumah Tangga Melawan Televisi: Berbagi Pengalaman untuk Literasi Media

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien untuk berkomunikasi dengan konsumen sasaran.

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kasus kekerasan seksual, free sex,dan semacamnya. Dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan capres dan cawapres dalam meraih suara tak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Televisi adalah media yang potensial sekali, tidak saja untuk

BAB I PENDAHULUAN. yaitu : Indomie, Mie Sedap, Sarimi dan Supermi 2. Pasar makanan mi instan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi ruh dari politik itu sendiri, yakni sebuah perjuangan untuk mencapai kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Film merupakan salah satu media yang berfungsi menghibur penonton

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. penyebaran informasi secara massal atau menyeluruh. 1. masyarakat nusantara untuk mendapatkan informasi-informasi.

BAB I PENDAHULUAN. adalah dunia penyiaran atau dalam hal ini dunia pertelevisian.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. sarana promosi yang cukup efektif untuk meningkatkan brand awareness dan

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas

BAB I PENDAHULUAN. yang utama adalah menyampaikan suatu pesan. Dengan semakin majunya zaman

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Dengan. berkomunikasi, manusia dapat berhubungan dengan sesamanya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan

3 & 4. Modul Perkuliahan III dan IV Sosiologi Komunikasi. Proses Komunikasi Dalam Masyarakat. Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm.

BAB I PENDAHULUAN. iklan, karena iklan ada dimana-mana. Secara sederhana iklan merupakan sebuah

BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN IKLAN

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak pernah lepas dan selalu diwarnai nilai-nilai yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan

MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si

Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa

BAB I PENDAHULUAN. yang wujudnya berupa aneka simbol, isyarat, kode, dan bunyi (Finoza, 2008:2). Hal

BAB I PENDAHULUAN. katanya dari bahasa latin communicatio yang berarti proses penyampaian suatu. pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi semakin berkembang pesat. Dengan perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. juga sekaligus dapat mempengaruhi kita. Secara tidak langsung media telah

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Hampir semua orang memiliki televisi di rumahnya. Daya

Modul Standar untuk digunakan dalam Perkuliahan di Universitas Mercu Buana MODUL PERKULIAHAN MATA KULIAH OPINI PUBLIK BIDANG STUDI PUBLIC RELATIONS

Modul ke: Komunikasi Massa. Bidang Kajian Komunikasi Massa. Radityo Muhammad, SH.,MA. Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations

KOMUNIKASI POLITIK DALAM MEDIA MASSA

tahun 2007 menjadi 6,9% pada tahun Adapun sekitar 6,3 juta wanita Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Media massa memberikan kesempatan kepada manusia untuk mempublikasikan ide-ide kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang. pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi massa,

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ruang publik, sebagai Public Service atau pelayanan publik. Hal ini tujuan untuk

I. PENDAHULUAN. tayangan yang mistik, tampaknya sudah jadi kewajiban untuk ditonton, siapa pun, tua,

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. kelamin manuasia mencapai kematangan. Pada masa remaja, perubahan biologis,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Politik menurut Aristoteles yang dikutip dalam Arifin (2011: 1) adalah

BAB I PENDAHULUAN. dan film terhadap masyarakat, hubungan antara televisi, film dan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mendapatkan informasi maka masyarakat pada umumnya membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Dangdut merupakan musik asli Indonesia yang memiliki banyak peminat.

BAB I PENDAHULUAN. bulan Mei 1998, telah menghantarkan rakyat Indonesia kepada perubahan di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Group, 2006) hal Ilham Prisgunanto, Praktik Ilmu Komunikasi; dalam Kehidupan Sehari-hari, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis media di Indonesia, khususnya surat kabar dalam

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dalam berbagai konteks kehidupan manusia mulai dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. cara yang ditempuh untuk dapat berkomunikasi seperti melalui media massa,

BAB I PENDAHULUAN. jika dibandingkan dengan ciptaan-nya yang lain. Kelebihan itu mencakup

Sosiologi Komunikasi. Teori Peniruan dari Media Massa. Frenia T.A.D.S.Nababan. Modul ke: Fakultas KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Ketika mendengar Berita Kriminal Sergap di RCTI, sekilas. dan penjelasan yang panjang sehingga membuat pendengar atau pemirsa

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang didapatkan manusia, manfaat tersebut berupa dukungan identitas. rumah, sekolah, kampus, maupun lingkungan kerja 1.

KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan

MODUL. Copywriting (3 SKS) Oleh : Dra. Nanik Ismiani

Programming TV. Perilaku Audien Dalam Memilih Media Penyiaran. Syaifuddin, S.Sos, M.Si. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di

BAB I. Pendahuluan. Dikutip dari Kasali (1992), menurut Crompton dan lamb yang disebut Public

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide,

I. PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat sekarang ini. Hampir di setiap daerah di Indonesia televisi

I. PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang ini, televisi merupakan media elektronik yang mampu menyebarkan

Transkripsi:

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI PERTEMUAN 9 UNIVERSITAS MERCU BUANA MODUL 9 (3 SKS) Dosen: Drs. Ahmad Mulyana, M.Si. POKOK BAHASAN: Efek Sosial Komunikasi Massa DESKRIPSI: Secara umum berisi tentang pemahaman dan pengertian tentang efek, efek yang dikuatirkan dari media massa, berbagai teori yang menjelaskan peniruan dari media massa TUJUAN INSTRUKSIONAL: Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa mengerti dan memahami tentang pemahaman dan pengertian tentang efek, efek yang dikuatirkan dari media massa, berbagai teori yang menjelaskan peniruan dari media massa Referensi: 1. Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi; Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, Kencana Prenada Media, Jakarta, 2007. 2. Zulkarimein Nasution, Sosiologi Komunikasi Massa, Universitas Terbuka, Jakarta, 2003. 3. Charles R. Wright, Sosiologi Komunikasi Massa, terj. Jalaludin Rakmat, et.al, Remaja Karya, Bandung, 1986.

EFEK SOSIAL KOMUNIKASI MASSA Setiap diskusi mengenai komunikasi massa selalu mengundang berbagai perdebatan terutama masalah efek sosialnya. Pertentangan, sanggahan dan sangkalan selalu mewarnai setiap diskusi tentang dampak media massa dalam kolom-kolom editorial surat kabar, kritik dalam jurnal dan ditempat lainnya. Pertanyaan-pertanyaan tipikal sering muncul seperti: Apakah adegan kekerasan dan kejahatan di layar televisi dan bioskop dapat menimbulkan kenakalan remaja? Apakah kampanye dari peserta pemilu di surat kabar dapat mempengaruhi masyarakat dalam pemilu? Dapatkah media massa dipergunakan untuk kampanye kesehatan dan programprogram pemerintah? Dari beberapa pertanyaan di atas dapat ditemukan berbagai pendapat yang sangat berbeda termasyk efek media massa terhadap selera masyarakat, moral, perilaku sehari-hari, politik, kejahatan dan masalah sosial lainnya. Alasan Timbulnya Kontroversi tentang Efek Seringkali ada wacana sosial betapa mendesaknya membicarakan efek media massa, khususnya mengenai masalah-masalah sosial yang penting dan menonjol seperti kenakalan remaja, kekerasan, kejahatan dan kebejatan moral. Kecemasan sosial ini menyebabkan orang-orang tidak sabar dengan orientasi ilmiah yang yang lamban, objektif dan hampa perasaan terhadap masalah-masalah tersebut dan mendorong pencarian pendapat dan pemecahan sosial dengan segera. Seringkali media massa dianggap sebagai masalah sosial oleh orang-orang awam dan kritikus sosial. Paul Lazarsfeld dan Robert K. Merton Telah mengidentifikasikan empat sumber keprihatinan masyarakat terhadap media massa, yaitu: 1. banyak orang khawatir akan sifat omnipresent (sifat hadir di mana-mana) dari media massa serta kekuatannya yang potensial untuk memanipulasikan orang-orang untik tujuan yang baik maupun tujuan yang buruk. Rata-rata orang merasa sedikt saja atau bahkan sama sekali tidak dapat mengontrol kekuatan ini. 2. sebagian orang merasa takut bahwa kelompok-kelompok dengan kepentingan ekonomi dapat menggunakan media massa untuk menjamin

ketundukan masyarakat pada status quo sosial dan ekonomi, sehingga memperkecil kritik sosial dan memperlemah kemampuan khalayak untuk berpikir kritis. 3. para kritikus memperkirakan bahwa media massa dalam melayani khalayak luas dapat menyebabkan kemerosotan cita-cita estetis dan standar budaya populer. 4. sebagian orang mengkritik media massa karena menghilangkan sukses sosial yang merupakan jerih payah para pembaharu selama berpuluhtahun. Misalnya nilai nasionalisme yang dibangun berpuluh tahun oleh para pejuang kemerdekaan lenyap tak bersisa, dilibas oleh nilai-nilai budaya massa yang tersebar setiap saat menerpa khalayak di manapun di Indonesia. Pengertian Efek Sumber utama keprihatinan di kalangan pendidik dan para pemimpin masyarakat mengenai efek negatif yang ditimbulkan oleh media massa khususnya dalam delekuensi (kenakalan) dan kejahatan adalah kesadaran akan besarnya kemungkinan atau potensi pada tiap anggota masyarakat untuk meniru apa-apa yang disaksikan ataupun yang diperolehnya dari media massa. Terpaan (exposure) terhadap isi media massa memungkinkan khalayak untuk mengetahui suatu isi media massa kemudian dipengaruhi oleh isi media massa tersebut. Namun pada saat yang sama memang terbentang pula harapan agar khalayak meniru dari hal-hal yang baik dari apa yang ditampilkan media massa. Hampir setiap hari umumnya masyarakat dihadapkan pada berita dan pembicaraan yang menyangkut perilaku kejahatan seperti pembunuhan, perampokan, perkosaan dan bentuk-bentuk yang lain. Segala sesuatu yang digambarkan dan disajikan media kepada masyarakat luas dapat membantu dan mengembangkan kemampuan menentukan sikap pada individu-individu di tengah masyarakat dalam menentukan pilihan mengani apa yang patut ditempuhnya untuk kehidupan mereka; pemberitaan masalah kejahatan melalui media massa mempunyai aspek negatif dan positif. Dalam berbagai tulisan, para ahli telah mengemukakan bahwa media massa merupakan saluran bagi berbagai macam ide, gagasan, konsep yang menimbulkan sekian banyak efek bagi masyarakat. Efek tersebut ada yang bersifat langsung, artinya mengenai mereka yang tereksposure media massa yang bersangkutan, tapi ada pula

yang tidak langsung, yang dapat terjadi melalui saluran lain yang bukan media massa, namun jika ditelusuri lebih dalam tetap saja dipengaruhi oleh media massa, namjun dengan jenis yang berbeda. Hasil dari berbagai penelitian hingga kini menyatakan bahwa efek langsung komunikasi massa pada sikap dan perilaku khalayaknya, kecil sekali atau belum terjangkau oleh teknik-teknik pengukuran yang digunakan sekarang. Beberapa studi kasus menemukan bukti-bukti efek dimaksud dalam kondisi tertenu namun efek yang berlangsung dibuktikan itu tidak sebanding dengan tujuan atau harapan para komunikator massa dan peneliti jika dibandingkan dengan besarnya investasi dalam arti waktu dan perhatian yang diberikan untuk hal itu. Bila dibandingkan dengan fenomena sosial yang lain, komunikasi massa mempunyai keunikan dalam hal efek sosial yang ditimbulkan. Hal ini perlu menjadi catatan dalam membahas masalah tersebut. Keunikan yang dimaksud adalah sifat media massa yang kecuali sebagai pembawa (carrier) dari sejumlah efek, media massa sendiri merupakan suatu institusi yang menimbulkan berbagai efek. Membicarakan efek media massa juga memerlukan pembedaan yang jelas antara yang dimaksud sebagai: 1. Efek yang segera (immediate effect) merupakan akibat langsung yang terjadi sesudah seseorang mengkonsumsi media massa. Misalnya, kita baca di suratkabar, kejadian pemirsa televisi yang langsung tewas di saat menyaksikan kalahnya seseorang dalam pertandingan tinju. Sekalipun secara medis mungkin hal seperti itu disebut sebagai akibat dari penyakit jantung yang diderita oleh pemirsa tersebut, namun melihat peristiwanya kita dapat menyebut hal itu sebagai suatu contoh yang ekstrim dari efek yang segera akibat mengkonsumsi media. 2. Efek yang baru kelihatan kemudian (deleyed effect), terjadi beberapa waktu kemudia setelah seseorang mengkonsumsi media massa. Setelah menonton siaran televisi tentang bencana alam, misalnya seseorang merasa terketuk hatinya untuk menyumbangkan dana bantuan sosial. Jadi tidak langsung segera di saat sedang mengkonsumsi media massa seperti contoh yang pertama tadi. Kemudian ada pula pengaruh media massa yang bersifat halus dan tersebar (long term impact) terhadap perilaku seolah-olah kurang dirasakan pengaruhnya, padahal justru menyangkut seluruh lingkungan masyarakat. Efek seperti ini biasanya merusak secara perlahan, namun meluas dan kelak menjadi tertanam di tengah masyarakat.

Salah satu contoh adalah terbentuknya selera konsumen yang lebih menyukai barangbarang produk dengan merek tertentu dari luar negeri daripada hasil buatan lokal. Pada mulanya selera ini sebenarnya diawali oleh keinginan coba-coba karena terpengaruh oleh apa yang dilihat atau dibaca di media massa. Tetapi karena banyak orang yang melakukan hal yang sama, akhirnya menyebar dan menjadi kebiasaan di tengah masyarakat. Dengan beberapa pembedaan tadi, maka diharapkan pengertian mengenai efek media massa yang kita maksudkan menjadi lebih spesifik dan tegas. Perlunya pembedaan tersebut terutama karena efek media massa bisa berlainan dengan yang lain, menurut: a) Situasi terjadinya komunikasi. Yang dimaksud dengan situasi terjadinya komunikasi adalah keadaan sewaktu berlangsungnya komunikasi yang bersangkutan. Orang yang mengkonsumsi media massa sekedar mengisi menunggu datangnya kereta api yang akan dinaikinya, diperkirakan berbeda efeknya dengan orang yang dengan sengaja khusus membaca berita. Situasi komunikasi yang terjadi secara sekilas tentunya tidak diharapkan membawa efek yang mendalam. b) Intensitas peristiwa komunikasi tersebut. Perbedaan intensitas atau kedalaman suatu komunikasi juga membuat efek yang ditimbulkan berbeda. Jika seseorang mengkonsumsi media massa sebagai hiburan, habis dibaca lalu melupakannya, tentu berbeda jika ia mengkhususkan diri dengan penuh konsentrasi membaca suatu berita atau tulisan, ataupun menonton televisi. Termasuk ke dalam intensitas adalah frekuensi seseorang dalam mengkonsumsi media massa. Sesuatu yang dikonsumsi hanya sekali, tentu berbeda efeknya dengan yang dikonsumsi setiap hari atau berkali-kali setiap hari. c) Luasnya jangkauan media yang menyampaikan informasi. Kemudian faktor meluasnya jangkauan suatu media juga turut menentukan efek yang ditimbulkannya. Karena media cetak hanya bisa dikonsumsi oleh mereka yang pandai membaca, maka berbeda efeknya dengan televisi yang semua orang dapat mengkonsumsinya tanpa harus membaca. d) Efek yang disengaja/dimaksudkan (intended) atau efek yang tidak disengaja/dimaksudkan (un intended). Selain itu seringkali terjadi bahwa efek yang terjadi oleh penyajian suatu pesan melalui media massa berbeda sama sekali dengan tujuan semula. Misalnya