BAB II LANDASAN TEORI. Dengan demikian, istilah ilmu jiwa merupakan terjemahan harfiah dari

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN INDIVIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT

BAB II LANDASAN TEORI

Bentuk-bentuk Interaksi Sosial beserta Status dan Peran individunya. Annisa Nurhalisa

Sifat dan Bentuk Interaksi Sosial Budaya dalam Pembangunan

PROFIL KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK DENGAN TEMAN SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 27 PADANG. Oleh: Elmayyeti* Fitria Kasih** Nofrita**

Inisiasi 3 INDIVIDU DAN MASYARAKAT: KEDUDUKAN DAN PERAN INDIVIDU SEBAGAI PRIBADI DAN SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT

PROSES SOSIAL E K O N U G R O H O, S. P T, M. S C FA K U LTA S P E T E R N A K A N U N I V E R S I TA S B R AW I J AYA S E M E S T E R G A N J I L

NORMA-NORMA MENGALAMI PROSES

SOSIOLOGI KOMUNIKASI. KOMUNIKASI SEBAGAI PROSES INTERAKSI Rika Yessica Rahma,M.Ikom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Penyiaran

SOSIOLOGI KOMUNIKASI PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL. A. Pendahuluan

INTERAKSI SOSIAL 1. Pengertian Interaksi Sosial Interaksi sosial berasal dari istilah dalam bahasa Inggris social interaction yang berarti saling

Interaksi sosial dalah suatu hubungan social yang dinamis antara orang perorangan, antara individu dan kelompok manusia, dan antar kelompok manusia.

MAKALAH PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. Sejak manusia dilahirkan di dunia, ia telah memiliki naluri untuk berbagi dengan

BAB I PENDAHULUAN. dilahirkan manusia sudah mempunyai naluri untuk hidup berkawanan, sehingga

BUDAYA OLAHRAGA DAYUNG TERHADAP INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT DESA KLIDANG LOR KABUPATEN BATANG

Modul ke: Sosiologi INSTITUSI SOSIAL. Fakultas Psikologi. Farah Rizkiana Novianti, M.Psi.T. Program Studi Psikologi.

UNIT KEGIATAN BELAJAR (UKB ) a. Nama Mata Pelajaran : Sosiologi X (Wajib) b. Semester : Ganjil c. Kompetensi Dasar :

KASUS PENYIMPANGAN SOSIAL. Dimas Y, Nyalliska W, Priyo Imam, Hilmi A, Fandy A, Prillia N X-8

KATA PENGANTAR. Amin PENYUSUN

Pengertian Sistem, Proses Sosial dan Interaksi sosial

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

Interaksi Sosial. Lolytasari, M.Hum

BAB I PENDAHULUAN. interaksi manusia antara lain imitasi, sugesti, simpati, identifikasi, dan empati.

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

II.TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

PROSES SOSIAL dan INTERAKSI SOSIAL. Slamet Widodo

Sosiologi Komunikasi. Ruang Lingkup & Konseptualisasi Sosiologi Komunikasi serta Struktur dan Proses Sosial

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS

BAB V INTERAKSI SOSIAL

BAB II INTERAKSI SOSIAL

I REALITAS SOSIO-KULTURAL

BAB IV. 1. Makna dan Nilai wariwaa dalam adat. Pada umumnya kehidupan manusia tidak terlepas dari adat istiadat,

BAB I PENDAHULUAN. adalah pengetahuan. Kemudian Plato, menurutnya baik itu apabila ia dikuasai oleh

Tujuan Instruksional Khusus

Modul ke: Teori Etika. Teori etika Etika deskriptif Etika normatif. Fakultas Psikologi. Amy Mardhatillah. Program Studi Psikologi

TUGAS SOSIOLOGI KEAS X PK MAN 1 SURAKARTA MATERI : NILAI DAN NORMA SOSIAL

INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. mahluk biologis merupakan individu yang mempunyai potensi-potensi diri yang

PERTEMUAN KE 5 POKOK BAHASAN

PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL

PERKEMBANGAN ETIKA PROFESI

LEMBAGA SOSIAL. Oleh : Lia Aulia Fachrial, M.Si

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. diabstrakkan dari peristiwa konkret; gambaran mental dari objek atau apapun

KONSEP KEBUDAYAAN. Kuliah 2 - Geografi Kebudayaan

Menurut E. B. Tylor, budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat

BAB III LEMBAGA SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. minat, bakat dan potensi yang dimiliki oleh siswa. Melalui kegiatan olahraga

PERSPEKTIF SOSIOLOGI-MAKRO (MACROSOCIOLOGICAL) TENTANG PENYIMPANGAN SOSIAL

PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL

RESUME MATA KULIAH DASAR-DASAR KEPENDIDIKAN

August Comte Selo Soemardjan Soelaeman Soemardi

MATERI 6 HUBUNGAN INTERAKSI DAN DINAMIKA SOSIAL

Dalam bahasa latin Individu berasal dari kata individuum. Artinya : yang tak terbagi

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara kelompok-kelompok

PROFIL PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DI SMK NEGERI 5 PADANG. (Studi Deskriptif Kuantitatif di Kelas XI SMK Negeri 5 Padang) Oleh:

SOAL ULANGAN MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X SEMESTER GANJIL

Sosiologi Pendidikan Sosiologi Politik Sosiologi Hukum Sosiologi Agama Sosiologi Komunikasi

Pembahasan 1. Norma 2. Etika 3. Moral 4. Pengertian Etika Profesi 5. Fungsi Kode Etik Profesi

Nilai dan Norma Sosial

BAB I Tinjauan Umum Etika

SOSIOLOGI DALAM KEPARIWISATAAN

BAB II KAJIAN TEORI. "Adat" berasal dari bahasa Arab,عادات bentuk jamak dari عاد ة (adah), yang

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB II KAJIAN TEORIDAN KONSEP OPERASIONAL

LEMBAGA KEMASYARAKATAN (LEMBAGA SOSIAL)

I. PENDAHULUAN. nasional yaitu membangun kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa

Penduduk, Masyarakat dan kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. dijalankan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Seorang individu

ETIKA. Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat.

, 2015 HUBUNGAN PERILAKU ASOSIATIF DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

MAKALAH INTERAKSI SOSIAL

Oleh : Lia Aulia Fachrial, M.Si

Pengertian Etika. Nur Hidayat TIP FTP UB 2/18/2012

KONSEP-KONSEP POKOK DALAM SOSIOLOGI: KELOMPOK DAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial

PENGERTIAN ETIKA PROFESI

SOSIOLOGI UMUM (KPM 130)

Abstrak. Kata kunci : Tujuan Pendidikan

ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR (ISBD)

Sosialisasi sebagai proses belajar seorang individu merupakan salah. satu faktor yang mempengaruhi bagaimana keberlangsungan proses

PENTINGNYA ETIKA PROFESI

MATERI 6 BENTUK DAN FUNGSI LEMBAGA SOSIAL

2

BAB I PENDAHULUAN. seimbang. Dengan di undangakannya Undang-Undang No. 3 tahun Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Keluarga merupakan sekumpulan orang yang

KONSEP PERKEMBANGAN SOSIAL

Pendahuluan Manusia adalah Makhluk Individu Memiliki akal pikiran, perasaan, dan kehendak. Makhluk Sosial Memiliki perilaku etis

FILSAFAT UNTUK PSIKOLOGI

Etika Dan Filsafat Komunikasi

BAB IV SISTEM SOSIAL 4.1 Pengantar 4.2 Sistem Sosial

01FEB. Template Standar Business Ethics and Good Governance

SOSIOLOGI PERTANIAN ( )

LEMBAGA KEMASYARAKATAN (LEMBAGA SOSIAL)

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL [IPS]

ETIK UMB ETIKA BISNIS DAN ETIKA PROFESI (MATERI TAMBAHAN) Melisa Arisanty. S.I.Kom, M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi AKUNTANSI MANAJEMEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

BAB II PERSELINGKUHAN DAN KONTROL SOSIAL - DURKHEIM

BAB I PENDAHULUAN. merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial.

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Psikologi Sosial Kata psikologi mengandung kata psyche yang dalam bahasa Yunani berarti jiwa dan kata logos yang dapat diterjemahkan dengan kata ilmu. Dengan demikian, istilah ilmu jiwa merupakan terjemahan harfiah dari istilah psikologi. Istilah ilmu jiwa merujuk pada ilmu jiwa pada umumnya. Sedangkan istilah psikologi merujuk pada ilmu jiwa yang ilmiah menurut norma ilmiah modern. Menurut psikologi modern, jiwa manusia bersama raganya merupakan satu kesatuan jiwa raga yang tidak dapat dipisah pisahkan. Istilah psikologi merujuk pada ilmu pengetahuan yang sekaligus bercorak ilmu rohaniah, ilmu eksakta, dan ilmu sosial zaman modern. Psikologi adalah cabang dari ilmu pengetahuan psikologi, dimana psikologi dapat dibagi menjadi psikologi umum (yang bertujuan untuk menyelidiki dan menerangkan kegiatan kegiatan manusia pada umumnya) dan psikologi khusus (yang bertujuan untuk menerangkan dan menyelidiki segi segi khusus dari kegiatan jiwa). Di antara beberapa cabang psikologi khusus terdapat psikologi sosial yang menguraikan dan menerangkan kegiatan kegiatan manusia dan khususnya kegiatan kegiatannya dalam hubungannya dengan situasi sosial. Situasi sosial itu sendiri adalah situasi di 11

12 mana terdapat interaksi antar manusia maupun antara manusia dan hasil kebudayaannya. 2.1.1 Psikologi Sosial Menurut Plato Plato (± 400 sm) berpendapat bahwa jiwa manusia itu terbagi atas dua bagian, yaitu jiwa rohaniah dan badaniah. Jiwa rohaniah berpangkal pada rasio dan logika manusia dan merupakan bagian jiwa yang tertinggi sebab tidak pernah akan mati. Jiwa badaniah dibagi ke dalam dua bagian, yaitu bagian jiwa yang disebut kemauan dan bagian jiwa yang disebut nafsu perasaan. Kemauan adalah jiwa badaniah yang berusaha untuk mentaati rasio kecerdasan, sedangkan nafsu perasaan merupakan jiwa badaniah yang senantiasa melawan ketentuan ketentuan dari rasio kecerdasan manusia. Dengan demikian maka jiwa manusia mempunyai tiga macam daya atau kemampuan, yaitu kecerdasan, kemauan, dan nafsu perasaan. Selain itu, menurut Plato setiap kemampuan tersebut melahirkan kebajikan kebajikan yang khas, yaitu kebajikan kecerdasan adalah budi, kebajikan kemauan adalah keberanian, dan kebajikan nafsu perasaan adalah kesederhanaan. (W.A. Gerungan, 2004 : 5-6). 2.1.2 Psikologi Sosial Menurut Gustave Ie Bon Gustave Ie Bon (1841 1932) terkenal dengan sumbangannya dalam lapangan psikologi massa atau ilmu jiwa orang ramai. Yang dimaksud dengan massa adalah suatu kumpulan dari banyak orang yang berkumpul

13 dan mengadakan hubungan karena adanya minat atau kepentingan bersama yang bersifat sementara. Menurut Ie Bon, suatu massa seakan akan mempunyai satu jiwa tersendiri yang berlainan sifatnya dari sifat sifat jiwa individu satu persatu yang termasuk dalam massa itu. Beberapa sifat yang berbeda antara jiwa massa dan jiwa individu di antaranya adalah jiwa massa lebih impulsive, lebih mudah tersinggung, ingin bertindak dengan segera dan nyata, lebih mudah terbawa bawa oleh sentiment, kurang rasional, lebih mudah dipengaruhi (suggestible), lebih mudah mengimitasi daripada jiwa individual satu per satu orang orang yang sama tetapi dalam situasi kehidupan sehari hari yang bukan situasi massa. Namun saat ini, sudah timbul kritik terhadap pandangan ilmu jiwa massa Ie Bon tersebut karena pendapatnya hanya menonjolkan sifat sifat negatif dari suatu massa, padahal massa juga dapat membangun dan menjadi sumber semangat yang dapat meningkatkan derajat manusia serta mendorong untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang susila. (W.A. Gerungan, 2004 : 35-36). 2.1.3 Psikologi Sosial Menurut Emile Durkheim Seorang tokoh sosiologi yang berpengaruh besar terhadap perkembangan psikologi sosial adalah Emile Durkheim (1858 1917). Menurut Durkheim, masyarakat terdiri atas kelompok kelompok manusia yang hidup secara kolektif dengan pengertian pengertian dan tanggapan

14 tanggapan yang kolektif, dan hanya kehidupan kolektif ini yang dapat menerangkan gejala gejala sosial maupun gejala gejala kemasyarakatan. Pada hakikatnya, Durkheim telah menunjukkan dengan jelas kepada ahli ahli ilmu ilmu sosial bahwa jiwa kolektif serta tanggapan tanggapan kolektifnya seperti norma norma dan cita cita sosial suatu masyarakat memang memegang peranan penting dalam pergaulan sosial kita. Namun pendapatnya mendapatkan kritik, karena ia sama sekali mengabaikan peranan individu dalam gejala gejala sosial dan memperbesar peranan ide ide tanggapan tanggapan dan jiwa kolektif. (W.A. Gerungan, 2004 : 38-39). 2.1.4 Psikologi Sosial Menurut William James & Charles H. Cooley Ilmu jiwa William James maupun ahli sosiologi Charles H. Cooley yang hidup dan bekerja pada awal abad ke-20 menegaskan bahwa perkembangan individu manusia berhubungan sangat erat dengan perkembangan masyarakat di lingkungannya. Makin wajar hubungan sosial individu dalam kelompok kelompoknya yang dimulai dengan berinteraksi bersama orang tua, maka makin terkembanglah kecakapan kecakapan, keseimbangan pripadinya, dan makin produktif pula ia dalam kegiatan kegiatannya dalam kelompok kelompok kelak. Terutama pandangan dan penghargaan terhadap diri sendiri (selfconcept) sangat dipengaruhi oleh pendapat pendapat dan anggapan

15 anggapan orang lain terhadap dirinya. Self-concept seorang individu merupakan suatu refleksi dari konsep konsep orang lain terhadap dirinya. (W.A. Gerungan, 2004 : 41-42). 2.2 Interaksi Sosial Menurut H. Bonner dalam bukunya Social Psychology, interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antarperseorangan, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok lainnya dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya. Interaksi sosial merupakan kunci dalam sendi sendi kehidupan sosial, karena tanpa interaksi tidak mungkin terjadi aktivitas dalam kehidupan sosial. Manusia selalu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. (W.A. Gerungan, 2004 : 62). Bentuk Bentuk Interaksi Sosial Bentuk bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation), persaingan (competition), bahkan dapat juga berbentuk pertentangan atau pertikaian (conflict). Menurut Gillin dan Gillin bentuk interaksi sosial dapat digolongkan menjadi dua macam sebagai berikut : 1. Proses asosiatif (process of association) yang terbagi ke dalam tiga bentuk khusus, yaitu : a. Akomodasi (accommodation) atau adaptasi (adaptation), yaitu kenyataan adanya suatu keseimbangan dalam interaksi antara

16 individu dengan kelompok yang berhubungan dengan norma norma sosial dan nilai nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. b. Asimilasi, yaitu proses sosial yang ditandai dengan adanya usaha usaha untuk mengurangi perbedaan antara individu atau kelompok yang meliputi kesatuan tindak sosial dan proses proses mental dengan memperhatikan kepentingan kepentingan dan tujuan tujuan bersama. c. Akulturasi, yaitu perbauran dua unsur yang berbeda tanpa menghilangkan kepribadian asal masing masing. 2. Proses disosiatif (process of disociation) yang mencakup : a. Persaingan (competition), yaitu suatu proses sosial atau kelompokkelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum dengan cara menarik perhatian publik tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan. b. Kontravensi (contravention), yaitu suatu bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan. Bentuk kontravensi menurut Leopold Von Wiese dan Howard Becker yaitu : 1) Kontravensi bersifat umum misalnya tindak kekerasan, mengacaukan rencana pihak lain, protes, gangguan gangguan. 2) Kontravensi sederhana misalnya mencerca, memfitnah, melemparkan beban pembuktian pada pihak lain.

17 3) Kontravensi intensif misalnya penghasutan, menyebarkan desas desus, dan mengecewakan pihak lain. 4) Kontravensi rahasia misalnya mengumumkan rahasia orang lain, berkhianat. 5) Kontravensi taktis misalnya mengejutkan lawan, mengganggu atau membingungkan pihak lain. c. Pertentangan (conflict), yaitu suatu proses sosial yang dilakukan oleh perseorangan atau kelompok manusia yang berusaha memenuhi tujuan yang disertai ancaman atau kekerasan. (Lukman Hakim, 1999:15 20) 2.3 Moral Kata moral selalu mengacu pada baik buruknya manusia sebagai manusia. Bidang moral adalah bidang kehidupan manusia dilihat dari segi kebaikannya sebagai manusia. Norma norma moral adalah tolak ukur untuk menentukan betul salahnya sikap dan tindakan manusia dilihat dari segi baik buruknya sebagai manusia dan bukan sebagai pelaku peran tertentu dan terbatas. (Franz Magnis-Suseno,1987:19) 2.4 Norma Sosial Dalam Masyarakat Kita mengenal dua macam pedoman dalam bertingkah laku yaitu norma dan nilai. Kedua pedoman ini merupakan warisan sosial yang kita terima dari masyarakat secara turun menurun dari generasi sebagai salah

18 satu bentuk kebudayaan. Norma dan nilai merupakan bagian dari kebudayaan ideasional (berwujud gagasan gagasan) yang menentukan apa yang harus dan atau seharusnya kita lakukan. Norma adalah aturan aturan yang berlaku dalam masyarakat yang disertai dengan sanksi atau ancaman bila tidak melakukannya. Norma merupakan pedoman hidup dan mengikat setiap anggota masyarakat. Dalam upaya mencari nilai nilai sosialnya. (Lukman Hakim, 1999:35) Norma Yang Berdasarkan Kekuatan Mengikatnya Dalam Masyarakat 1. Norma kesusilaan (Mores) Mores atau norma kesusilaan adalah salah satu aturan yang erat kaitannya dengan norma agama. Sanksi yang melanggar norma ini adalah mendapatkan gunjingan, sindiran, ejekan, bahkan dapat diisolir (dikucilkan) oleh masyarakat.( Lukman Hakim, 1999:36) 2. Norma kelaziman (Folkways) Folkways atau norma kelaziman adalah tata aturan seseorang atau kelompok dalam melakukan suatu kegiatatan yang didasarkan pada tradisi dan kebiasaan. Orang yang melanggar norma akan mendapatkan cacian atau celaan dari orang lain atau masyarakat pada umumnya. 2.5 Penyimpangan Perilaku Menurut pendapat Cohen yang dikutip oleh Saparinah Sadli mengatakan bahwa perilaku menyimpang (deviation) adalah tingkah laku yang melanggar atau bertentangan, atau menyimpang dari aturan aturan

19 normatif maupun dari harapan harapan lingkungan sosial yang bersangkutan. (Lukman Hakim, 1999:63 ) Sosialisasi erat kaitannya dengan perilaku. Setiap individu senantiasa berusaha untuk mengadakan proses sosialisasi sehingga dirinya merasa diterima keberadaannya dalam masyarakat. Namun apabila proses sosialisasi tidak berjalan mulus, individu merasa gagal dan tidak mempunyai kemampuan untuk memahami norma norma yang berlaku dan akan terjadi ketidaktaatan terhadap norma tersebut. Setiap individu mempunyai pola tingkah laku, keinginan dan latar belakang sosial yang beranekaragam. Untuk mencapai proses sosialisasi yang sempurna diperlukan adanya penyesuaian pola tingkah laku individu dengan norma yang belaku dalam masyarakat. Secara sederhana, terjadinya perilaku menyimpang yang disebabkan oleh kesulitan kesulitan sosialisasi meliputi hal hal sebagai berikut : 1. Kesulitan komunikasi 2. Adanya perbedaan pola tingkah laku 3. Individu tidak memiliki konsep tentang dirinya (Lukman Hakim, 1999:63-67 ) 2.6 Pranata Sosial Istilah pranata sosial atau lembaga kemasyarakatan merupakan hasil dari terjemahan kata social institution. Istilah lainnya adalah bangunan sosial

20 terjemahan dari kata sozialegebilde (bahasa Jerman), yang menggambarkan bentuk dan susunan sosial institusi tersebut. Social institution menunjukkan adanya unsur unsur yang mengatur perilaku warga masyarakat. Menurut Koentjaraningrat, pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat kepada aktivitas aktivitas untuk memenuhi komplek komplek kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat. Pranata sosial pada dasarnya mempunyai beberapa fungsi, yaitu : 1. Memberikan pedoman kepada anggota masyarakat, bagaimana mereka harus bertingkah laku atau bersikap dalam menghadapi masalah masalah dalam masyarakat, terutama yang menyangkut kebutuhan pokok. 2. Menjaga kebutuhan masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial (social control), artinya sistem pengawasan dari masyarakat terhadap tingkah laku anggota anggotanya. (Lukman Hakim, 1999:109-118 )