BAB I PENDAHULUAN dan 2000, kelompok umur tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak. menuju masa dewasa. Banyak perubahan-perubahan yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24

BAB 1 PENDAHULUAN. Haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan dari fungsi organ reproduksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. perubahan biologis dan psikologis yang pesat dari masa kanak-kanak ke masa

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu. Meskipun menstruasi adalah proses fisiologis, namun banyak perempuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. punggung bagian bawah dan paha (Badziad, 2003). Dismenorea merupakan

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri haid atau dismenore merupakan keluhan yang sering dialami wanita

BAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan

HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*)

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, namun hampir 90% wanita memiliki siklus hari dan hanya 10-15%

PENGARUH DISMENORE TERHADAP AKTIVITAS PADA SISWI SMK BATIK 1 SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir 90% wanita mengalami dismenore, dan 10-15% diantaranya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sampai 19 tahun, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) menentukan usia remaja antara tahun.

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada waktu menjelang atau selama menstruasi, yang memaksa

BAB 1 PENDAHULUAN. keluar (Smeltzer & Bare, 2001). Siklus menstruasi endometrium terdiri dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, menunjukkan suatu

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 50% perempuan disetiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di

Hubungan Olahraga Dengan Kejadian Dismenorea Mahasiswi Tingkat 1 Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu periode dalam siklus kehidupan. Pada masa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa fase perkembangan dinamis dalam

BAB I PENDAHULUAN. waktu menjelang atau selama menstruasi. Sebagian wanita memerlukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore merupakan suatu gejala rasa sakit atau rasa tidak enak. diperut bagian bawah pada masa menstruasi sampai dapat menggangu

HUBUNGAN PENGETAHUAN SISWI KELAS VIII TENTANG DISMINORE DENGAN PERILAKU DALAM UPAYA PENANGANAN DISMINORE DI SMPN 12 KOTA BATAM

BAB 1 PENDAHULUAN. Dismenore adalah nyeri sewaktu haid. Dismenore atau nyeri haid biasanya

PERBEDAAN KOMPRES HANGAT DENGAN TEKNIK EFFLEURAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI DISMENORE PADA SISWI DI MTsN NGEMPLAK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah sebuah periode transisi dari dari kanak-kanak menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. vagina. Terjadi setiap bulan kecuali bila terjadi kehamilan. Siklus menstruasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan menstruasi menjadi masalah umum selama masa remaja, dapat

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA ( TAHUN ) TENTANG DYSMENORRHEA DI SMPN 29 KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengalami menstruasi atau haid. Menstruasi merupakan bagian dari proses

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang terjadi saat menstruasi. Dysmenorrhea disebabkan karena terjadi kontraksi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang. Usia remaja berlangsung antara umur tahun, dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja adalah suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. rawan terhadap stress (Isnaeni, 2010). World Health Organization (WHO) dan belum menikah (WHO dalam Isnaeni, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Masa pubertas merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi remaja.

2015 PROFIL KONSENTRASI BELAJAR SISWI YANG MENGALAMI DISMENORE

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. disabilitas yang seringkali dipakai kalangan publik atau institusi pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. menstruasinya semakin mendekat. Keadaan ini tidak selalu terjadi pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi. menjadi lansia, yang masing-masing mempunyai kekhususan (Noorkasiani,

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja sering disebut dengan masa pubertas. Dimana masa

PERILAKU REMAJA PUTERI DALAM MENGATASI DISMENORE (STUDI KASUS PADA SISWI SMK NEGERI 11 SEMARANG )

BAB I PENDAHULUAN. yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa. remaja adalah anak

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. endometrium yang terjadi secara rutin setiap bulan (Ayu dan Bagus, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Dismenorheayaitu nyeri di perut bagian bawah ataupun di punggung bagian bawah

BAB I PENDAHULUAN. dengan persalinan (Cunningham, 2006). Menurut Kemenkes RI (2010), pada

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa. tidak adanya pembuahan (Andriyani, 2013).

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN NYERI MENSTRUASI (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI DI BEBERAPA SMA DI KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa reproduksi yang disebut menstruasi yaitu gambaran dari perdarahan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI KEPERAWATAN SI DALAM MENGATASI DISMENORE

BAB I PENDAHULUAN. tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi

I. PENDAHULUAN. Menstruasi merupakan perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. fisik, terjadi perubahan karakteristik jenis kelamin sekunder menuju kematangan seksual

BAB I PENDAHULUAN tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18%

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2015 PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN SISWI KELAS I TENTANG DISMENOREA (Study kasus di SMP Negeri 2 dan MTs As-safi iyah Kayen) SKRIPSI

Yuli S. BR Sitorus 1, Sri Rahayu Sanusi 2, Maya Fitria 2 ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN USIA MENARCHE DENGAN DISMENORHEA PRIMER PADA REMAJA PUTRI KELAS XI SMA NEGERI 15 PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang

BAB I PENDAHULUAN. periode dewasa akhir atau usia tua. Lansia merupakan bagian dari anggota

BAB 1 PENDAHULUAN. berjalan lambat. Pada masa ini seorang perempuan mengalami perubahan, salah satu diantaranya adalah menstruasi (Saryono, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada

PENGETAHUAN TENTANG JAMU SEBAGAI PEREDA NYERI HAID PADA SISWI SMA N 1 JATINOM KLATEN. Indri Kusuma Dewi 1 ) Bambang Yunianto 2 ) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). Karena itu dari pengalaman dan

BAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila

SATUAN ACARA PENGAJARAN

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN ORANG TUA (IBU) DENGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DISMENOREA DAN PENANGANANNYA DI MA AN-NUR KOTA CIREBON TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. meluas hingga ke pinggang, punggung bagian bawah dan paha (Badziad,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sekitar 1 miliyar manusia atau setiap 1 di antara 6 penduduk di dunia adalah remaja. Sebanyak 85% diantaranya hidup di negara berkembang, seperti Indonesia. Di Indonesia, jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Antara tahun 1970 dan 2000, kelompok umur 15-24 tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18% menjadi 21% dari total jumlah penduduk Indonesia. Remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Remaja mempunyai sifat yang unik, salah satunya adalah sifat ingin meniru sesuatu hal yang dilihat, kepada keadaan, serta lingkungan disekitarnya. Umumnya, remaja mengalami menarche pada usia 12 sampai 16 tahun (Kusmiran, 2011). Menstruasi adalah proses alamiah yang terjadi pada perempuan. Walaupun begitu, pada kenyataannya banyak remaja putri yang mengalami masalah menstruasi, diantaranya adalah nyeri menstruasi (dismenore). Nyeri selama siklus menstruasi adalah satu dari gejala-gejala ginekologik yang paling sering terjadi. Nyeri menstruasi pada remaja putri biasanya dapat terlihat dari jumlah absensinya di sekolah (Kusmiran, 2011). Rasa nyeri saat menstruasi merupakan keluhan ginekologi yang paling umum dan banyak dialami oleh wanita. Rasa nyeri saat menstruasi tidak diketahui secara pasti kaitannya dengan penyebabnya, namun beberapa faktor dapat mempengaruhi yaitu ketidakseimbangan hormon dan faktor psikologis (Price, 2008). Nyeri menstruasi merupakan suatu fenomena simptomatik meliputi nyeri abdomen, kram, dan sakit punggung. Nyeri dapat berlangsung dalam beberapa jam

sampai 1 hari. Nyeri menstruasi juga dapat lebih lama dari 1 hari tapi jarang melebihi 72 jam. Gejala sistematik yang meyertai berupa mual, diare, sakit kepala, dan perubahan emosional. Nyeri menstruasi (dismenore) dibedakan menjadi dua yaitu nyeri menstruasi (dismenore) primer dan nyeri menstruasi (dismenore) sekunder. Yang dikatakan dismenore (nyeri menstruasi) primer adalah menstruasi yang sangat nyeri yang terjadi dengan tidak adanya penyebab patologis yang dapat ditujukkan, keadaan ini lebih sering pada wanita ovulasi dan belum pernah mengandung. Sedangkan dismenore (nyeri menstruasi) sekunder juga dapat disebut sebagai salah satu indikasi yang dapat mengarah ke beberapa penyakit tertentu seringkali berhubungan dengan penyakit pelvis seperti endometriosis, penyakit peradangan pelvis, dan polip uterus (Price, 2008). Di Amerika Serikat, prevalensi nyeri menstruasi didapati 45-90%. Di Swedia dijumpai 30% pekerja industri menurun penghasilannya karena nyeri menstruasi. Kelainan terjadi pada 60 70% wanita di Indonesia yang 15% diantaranya mengeluh bahwa aktivitas mereka menjadi terbatas akibat nyeri menstruasi. Angka kejadian nyeri menstruasi di dunia sangat besar. Rata-rata lebih dari 50% perempuan di setiap negara mengalaminya (Novia, 2008). Wanita yang pernah mengalami nyeri menstruasi sebanyak 90%. Masalah ini setidaknya mengganggu 50% perempuan masa reproduksi dan 60 85% pada usia remaja, yang mengakibatkan banyaknya absensi pada sekolah maupun kantor. Pada umumnya 50-60% diantaranya memerlukan obat-obatan analgesik untuk mengatasi masalah nyeri menstruasi ini (Annathayakneisha, 2009). Cakir M. et all (2009), dalam penelitiannya menemukan bahwa nyeri menstruasi merupakan gangguan menstruasi dengan prevalensi terbesar (89,5%), diikuti ketidakteraraturan menstruasi (31,2%), serta perpanjangan durasi menstruasi

(5,3%) dengan prevalensi tertinggi ada pada remaja. Nyeri menstruasi merupakan alasan utama yang menyebabkan remaja putri absen dari sekolah. Efek gangguan menstruasi yang dilaporkan antara lain waktu istirahat yang memanjang (54%) dan menurunnya kemampuan belajar (50%). Di Indonesia angka kejadian nyeri menstruasi sebesar 64,25% yang terdiri dari 54,89% nyeri menstruasi primer dan 9,36% nyeri menstruasi sekunder (anonim,2009). Kebanyakan perempuan di Indonesia yang mengalami nyeri yang tidak berkunjung ke dokter dan instansi kesehatan. Berdasarkan survey terhadap siswi dari lima Sekolah Menengah Atas di Jakarta pada tahun 2008 di dapat sedikit sekali di antara mereka yang berobat ke dokter. Sebagian perempuan memilih mengatasi nyeri mentruasi dengan mengkonsumsi obat-obatan secara berkala yang dijual bebas tanpa ada konsultasi ke tenaga kesehatan. Namun karena sifat obatobatan itu sering kali hanya menghilangkan rasa nyeri sementara waktu maka penderita nyeri menstruasi akan mengalami ketergantungan obat dalam jangka panjang. Padahal, seperti lazimnya obat-obatan kimia, seberapa pun aman dan tanpa efek samping, tapi bila dikonsumsi terus-menerus akan menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan seperti kerusakan ginjal dan liver, gangguan lambung dan usus dan reaksi alergi kulit. Kebanyakan perempuan menganggap tanpa obat itu maka mereka akan terus mengalami nyeri dan tidak bisa melepaskan diri dari obat-obatan itu (Anurogo, 2011). Secara umum penanganan nyeri menstruasi terbagi dua kategori yaitu pendekatan farmakologi dan non farmakologi. Secara farmakologis nyeri menstruasi dapat ditangani dengan terapi analgesik yang merupakan metode paling umum digunakan untuk menghilangkan nyeri. Walaupun analgesik dapat menghilangkan nyeri dengan efektif namun penggunaan analgesik akan berdampak ketagihan dan

akan memberikan efek samping obat yang berbahaya bagi penggunanya. Secara non farmakologik antara lain kompres hangat, teknik relaksasi serta napas dalam dan yoga (Potter dan Perry, 2005). Berdasarkan wawancara peneliti dengan Guru BK di SMA Negeri 17 Medan didapatkan keterangan bahwa dalam satu bulan ada lebih dari sepuluh siswi yang mengalami nyeri menstruasi, biasanya siswi tersebut meminta ijin untuk tidak hadir pada jam pelajaran tertentu dan ada juga yang meminta ijin pulang sebelum jam pulang sekolah dengan alasan sakit perut dan tidak sanggup untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. Namun Guru BK tidak memiliki data pasti tentang jumlah siswa yang mengalami nyeri menstruasi. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengetahuan remaja putri tentang penggunaan obat pereda rasa nyeri menstruasi primer pada siswi Sekolah Menengah Atas Negeri 17 Medan sehingga nantinya siswi mengerti walaupun penggunaan obat nyeri menstruasi dapat meredakan nyeri mentruasi namun dapat berdampak ketagihan dan penggunaan dalam jangka panjang dapat memberikan efek samping yang berbahaya bagi kesehatan seperti kerusakan ginjal dan liver, gangguan lambung dan usus dan reaksi alergi kulit. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengetahuan remaja putri tentang penggunaan obat pereda rasa nyeri menstruasi primer? 1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri tentang penggunaan obat pereda rasa nyeri menstruasi primer.

1.3.2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui karakteristik remaja putri di SMA Negeri 17 Medan. 2. Untuk mengetahui pengetahuan remaja putri tentang pengertian dari obat pereda rasa nyeri menstruasi primer. 3. Untuk mengetahui pengetahuan remaja putri tentang indikasi obat pereda rasa nyeri menstruasi primer. 4. Untuk mengetahui pengetahuan remaja putri tentang efek samping 5. Untuk mengetahui pengetahuan remaja putri tentang kontra indikasi 1.4.Manfaat Penelitian 1.4.1. Bagi Pendidikan Kebidanan Penelitian ini di harapkan dapat menjadi referensi dan informasi dalam bidang pendidikan kebidanan. 1.4.2. Bagi Responden Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang penggunaan obat pereda rasa nyeri menstruasi primer. 1.4.3. Bagi Pelayanan Kebidanan Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi dan masukan bagi bidan dalam memberikan asuhan kebidanan bagi remaja tentang efek dari