SD N Kotagede V Yogyakarta terletak di daerah padat penduduk dalam wilayah

dokumen-dokumen yang mirip
PEMAHAMAN GURU TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN. Oleh Banu Setyo Adi PPSD FIP UNY No telp:

PENDIDIKAN KESELAMATAN di SEKOLAH Banu Setyo Adi PPSD FIP UNY. Abstrac

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

13. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Pesawat Udara SUBSTANSI MATERI

Soal UKK Penjasorkes Kurikulum 2013 Kelas VII SMP

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

P3K Posted by faedil Dec :48

! KARTU PP/ DARSTELLERKARTEN / ACTORS CARDS 1

PERTOLONGAN PERTAMA GAWAT DARURAT. Klinik Pratama 24 Jam Firdaus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGETAHUAN TENTANG PENANGANAN KEGAWAT DARURATAN PADA SISWA ANGGOTA HIZBUL WATHAN DI SMA MUHAMMADIYAH GOMBONG

MANAJEMEN P3K DI TEMPAT KERJA. Armaidi Darmawan, dr, M.Epid Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas/Keluarga PSPD Unja

BAB VI PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

Penanganan atau pertolongan terhadap cedera Oleh Tri Ani Hastuti

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan lalu lintas dan 50 juta lainnya mengalami luka-luka. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. bukan cedera yang membutuhkan pertolongan segera. Gawat darurat adalah suatu

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia sekolah dasar mempunyai karakteristik seperti senang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keselamatan lalu lintas jalan saat ini. sudah merupakan masalah global yang mendapat perhatian

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil pengindraan atau hasil tahu, setelah orang

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi sangat cepat dan tiba-tiba sehingga sulit diprediksi kapan dan dimana

PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA BAGI PEMBINA PMR PMI SE- KABUPAATEN TEGAL

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DI TEMPAT KERJA

: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK)

A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pusat Hiperked dan KK

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

PENANGGULANGAN KECELAKAAN KERJA

PINGSAN. Gejala: Keringat dingin Mual Pusing dan mata berkunang-kunang Telinga berdenging Dada berdebar-debar Kepala terasa ringan.

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN GANGGUAN SISTEM GASTROINTESTINAL TRAUMA ABDOMEN DI BANGSAL IMC RSU ISLAM KUSTATI

85. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

BAB I PENDAHULUAN. tujuan mencegah keadaan bertambah buruk, cacat tubuh bahkan kematian

Pertolongan Pertama pada kondisi Gawat Darurat

Analisis Mitigasi Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di PT. X

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. M DENGAN POST OPERASI ORIF FRAKTUR FEMUR DISTAL DEXTRA DI BANGSAL AB RSU PANDANARANG BOYOLALI

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas X, Semester 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengertian pertolongan pertama bukan hanya terkait dengan masalah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

2015 PENGARUH OLAH RAGA RENANG TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK AUTIS DI SLB AL-HIKMAH BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan kehidupan masyarakat sekarang telah mengalami perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan berarti memberi. kesempatan kepada karyawan dalam memenuhi kelangsungan hidupnya

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

BAB I PENDAHULUAN. pada anak kurang begitu diperhatikan oleh berbagai pihak baik oleh orang tua,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecelakaan merupakan salah satu kejadian yang tidak di inginkan,

Materi 13 KEDARURATAN MEDIS

PEMBALUTAN DAN PEMBIDAIAN. Disampaikan Oleh; Ns, Mei Fitria K, S.Kep

BAB I PENDAHULUAN. (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) (2014) salah satu kriteria

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Kepada : Di Tempat. Pengetahuan Masyarakat Tentang Pertolongan Pertama Cidera Kepala di RW 01 Dusun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BASIC LIFE SUPPORT Emergency First Aid Course

KERANGKA ACUAN PROGRAM PELATIHAN GAWAT DARURAT (TRIASE) DI UPT PUSKESMAS KINTAMANI I

BAB I PENDAHULUAN. terhadap lingkungan. Tentu saja akibat-akibat negatif itu menjadi tanggungan

KOMPLIKASI PHLEBOTOMY

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tangan atau alat terhadap jaringan tubuh yang lunak. Massage bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. Cidera kecelakaan lalu lintas (Road Traffic Injury) merupakan hal yang sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kurang cepat atau kurang benar. Penderita cedera berat harus mendapatkan

PELATIHAN TEKNIK MITIGASI BENCANA GEMPABUMI BAGI KOMUNITAS SMPN 2 BANTUL

KEKERASAN PADA ANAK DITINJAU DARI ASPEK MEDIS

57. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

BAB I PENDAHULUAN. dan kesimpangsiuran informasi dan data korban maupun kondisi kerusakan,

Modul ke: Pedologi. Cedera Otak dan Penyakit Kronis. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak. Gerakan-gerakan senam sangat sesuai

Petir : Volt Volt = Kvolt PLN : Sumber 1 KVolt Gardu 1000 Volt Rumah 220 Volt Baterei : 9 Volt, 1,5 Volt

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS VI - SEMESTER 1

Cara Cepat Mudah Hafal Sandi Morse Pramuka

PEDOMAN PENANGGULANGAN BENCANA (DISASTER PLAN) Di RUMAH SAKIT

KKM PENJAS KELAS VII SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2010/2011

BAB I PENDAHULUAN. York pada tanggal 30 Mei Pada tanggal 17 Agustus tahun yang sama,

LAPORAN KEGIATAN. PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PkM) TAHUN ANGGARAN Judul PkM:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terabaikan oleh lembaga pemerintahan. Menurut undang-undang no 22 tahun 2009

HAMA DAN PENYAKIT PASCA PANEN

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan merupakan salah satu profesi yang terlibat dalam. yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan

ASKEP KEGAWATAN AKIBAT TENGGELAM. By Yoani Maria V.B.Aty

#7 PENGELOLAAN OPERASI K3

KECELAKAAN TAMBANG. Oleh : Rochsyid Anggara

LUKA BAKAR Halaman 1

Gejala Awal Stroke. Link Terkait: Penyumbatan Pembuluh Darah

BAB I PENDAHULUAN. satu asset penting bagi perusahaan, serta faktor pendukung utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang secara menyeluruh. Termasuk pembangunan di bidang kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Asia Tenggara termasuk di Indonesia terutama pada penduduk yang

STRATEGI KOPING PADA KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS YANG MENGALAMI AMPUTASI. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA / MADRASAH TSANAWIYAH TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. oksigen dalam darah. Salah satu indikator yang sangat penting dalam supply

CEDERA OLAHRAGA PADA SENAM DAN UPAYA P3K. Oleh: Dr. Sugeng Purwanto Dosen PJKR FIK UNY

P3K pramuka dan pembalutan

LEMBAR PENGESAHAN DOKUMEN DIBUAT OLEH

PENGELOLAAN OPERASI K3

Panduan kecil Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD)

Transkripsi:

PENDAHULUAN A. Latar Belakang SD N Kotagede V Yogyakarta terletak di daerah padat penduduk dalam wilayah kecamatan Kotagede Yogyakarta. Keadaan Sekolah Yang berada di pinggir jalan raya sangat beresiko terhadap adanya kecelakaan. Kecelakaan dapat terjadi di rumah, perjalanan, tempat kerja, sekolah, dan tempat lainnya. Sebagai akibat dari kecelakaan korban dapat mengalami cidera ringan atau berat, pingsan, cacat seumur hidup atau bahkan sampai meninggal dunia. Bagi korban yang meninggal dunia tentu tidak memerlukan suatu bentuk pertolongan yang cepat, tetapi bagi korban kecelakaan yang masih hidup memerlukan suatu pertolongan yang cepat dan tepat agar korban dapat terhindar dari bahaya maut. Guru Sekolah Dasar adalah seorang yang bertanggungjawab secara penuh akan keberadaan siswa di sekolah. Bentuk dari tanggungjawab tersebut adalah dengan memberikan pelayanan yang bagus selama proses belajar yaitu berupa pendidikan maupun keselamatan siswa. Di lingkungan sekolah guru dianggap sebagai sosok yang serba bisa dan mengetahui segalanya, sehingga menjadi suatu tantangan bagi seorang guru untuk selalu mengembangkan pengetahuannya. Siswa sekolah dasar yang berkisar antara usia 6 sampai 12 tahun adalah kelompok usia yang masih mempunyai keinginan untuk selalu bergerak karena pada masa itu anak mempunyai kelebihan energi sehingga disalurkan melalui bergerak. Sering didapatkan ketika bermain terjadi suatu kecelakaan besar maupun kecil sehingga kadang-kadang menyebabkan kepanikan bagi pihak sekolah. Untuk itu guru sebagai orang pertama yang bertagungjawab 1

diharapkan mampu memberikan suatu pertolongan pertama agar tidak terjadi akibat yang lebih buruk. Tetapi banyak kita temui siswa yang mengalami suatu kecelakaan baik itu berupa patah tulang, pingsan, terkilir, dan lain-lain diberikan perlakuan yang sama bahkan ada kesalahan dalam memberikan pertolongan. Kondisi ini tentu saja sangat membahayakan apabila berakibat memperparah keadaan penderita. Hal tersebut tentu saja tidak sesuai dengan prinsip penanganan kecelakaan. B. Kerangka Pemecahan Masalah Pelatihan ini memiliki arti yang penting bagi siswa sebagai tambahan pengalaman dalam hal keselamatan individu maupun orang lain. Pemberian kesempatan kepada siswa untuk mempraktikan pengetahuan tentang P3K akan membentuk suatu jiwa yang bermartabat dalam persatuan dan kesatuan bangsa, sehingga siswa dapat mempunyai jiwa yang tangguh dalam menghadapi masalah di kehidupan yang akan datang. C. Tujuan Kegiatan 1. Meningkatkan kemampuan kepada siswa tentang P3K 2. Memberikan kesadaran kepada siswa untuk berani memberikan pertolongan 3. Memberikan bekal tentang konsep P3K kepada siswa dalam kehidupan masa yang akan datang 4. Memberikan pengetahuan kepada siswa tentang konsep P3K D. Manfaat Kegiatan 6.Meningkatkan kemampuan siswa dalam memberikan pertolongan kepada orang lain Formatted: Bullets and Numbering dan diri sendiri serta menanamkan nilai saling tolong menolong dan keberanian LANDASAN TEORI 2

A. Pengertian Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Pertolongan pertama pada kecelakaan adalah usaha-usaha untuk menangani korban kecelakaan sesegera mungkin di tempat kejadian (http://id.wikipedia.org/wiki/pertolongan_pertama_pada_kecelakaan). Pertolongan pertama pada kecelakaan atau yang disingkat P3K adalah pertolongan sementara yang diberikan kepada seseorang yang menderita sakit atau kecelakaan sebelum mendapatkan pertolongan dari dokter (Mashoed dan Djonet Sutatmo,1981:99). Sedangkan menurut Aip Syarifuddin dan Muhadi (1992:274) pertolongan pertama pada kecelakaan adalah pertolongan yang segera diberikan keada korban kecelakaan sebelum mendapatkan pertolongan dokter. Dari berbagai pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa pertolongan pertama pada kecelakaan adalah suatu bentuk pertolongan sementara terhadap korban yang dilakukan secepat dan setepat mungkin sebelum mendapatkan pertolongan dari dokter agar korban tidak menjadi lebih parah. Kecelakaan dapat menimbulkan korban mengalami shock, pendarahan, patah tulang, pingsan, collaps, mati suri, dan luka sehingga harus segera mendapatkan pertolongan. Penolong harus mengetahui jenis-jenis derita yang dialami korban sebelum memberikan pertolongan. Shock adalah suatu keadaan yang timbul yang disebabkan oleh kehilangan darah, perasaan sakit yang hebat, kadang-kadang psikis terganggu (Mashoed dan Djonet Sutatmo,1981:103). Orang yang mengalami shock kesadarannya akan berkurang dan lamalama hilang, bahkan bisa sampai meninggal. Pendarahan adalah keluarnya darah dari bagian tubuh baik melalui pembuluh darah arteri, vena, maupun capiler. Ciri-ciri pendarahan arteri 3

adalah darah yang keluar banyak, berwarna segar, sulit dihentikan, dan memancar. Untuk pendarahan vena ciri-cirinya adalah darah yang keluar sedikit, berwarna tua, mudah dihentikan, dan mengalir. Sedangkan untuk pendarahan kapiler mempunyai ciri-ciri darah yang keluar sedikit, berwarna tua, mudah dihentikan, dan merembes. Menurut Aip Syarifuddin dan Muhadi (1991:276-279) pengertian dari pingsan, luka, mati suri, dan collaps adalah sebagai berikut: pingsan adalah keadaan di mana fungsi otak terganggu sedemikian rupa sehingga korban tidak sadarkan diri. Luka adalah diskontinuitas (terputusnya hubungan) jaringan, collaps adalah keadaan dimana seseorang merasa kepala pusing, mata berkunang-kunang, telinga berdenging, perut mual, adan lemas dan dingin, sedangkan mati suru adalah keadaan yang dalam dan gawat. Menurut Gabe Mirkin dan Marshall Hoffman (1984:124-125) patah tulang yang kadang-kadang dialami siswa ketika terjadi kecelakaan baik pada waktu pelajaran olahraga maupun ketika bermain disekolah dapat digolongkan menjadi dua. Pertama petah tulang komplet yaitu patah tulang di mana kedua ujungnya menadi terpisah. Kedua adalah patah tulang stress adalah retak kecil pada permukaan tulang. B. Metode Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan 1 Pendarahan a. Menekan dengan pembalut tekan yaitu di atas luka diberi kain kasa dan dibalut keras dengan kain pembalut b. Menekan dari atas tempat tekanan yaitu menekan pada arteri antara jantung dan luka tepat dibagian persilangan arteri dengan tulang c. Menahan dengan tourniquet yaitu hanya bisa digunaan pada pendarahan lengan dan kaki saja 4

2 Pingsan a. Pemberian rangsangan bau pada hidung b. Pengendoran pakaian yang mengikat c. Menghindari tempat yang panas 3 Patah tulang a. Patah tulang terbuka Korban ditidurkan, beri selimut dan tidak diperbolehkan menarik tulang yang patah. Beri bidai (spaleg) agar tulang tidak bergeser. b. Patah tulang tertutup Korban ditidurkan, beri selimut dan tidak diperbolehkan menarik tulang yang patah. Beri bidai (spaleg) agar tulang tidak bergeser. 4 Pengangkutan Korban a. Tahap persiapan yaitu para pengangkut mengambil posisi yang sama b. Tahap pengangkutan yaitu korban diangkat secara bersama dan ditempelkan dada pengangkut. C. Metode Global Metode global adalah cara untuk mengajar dari umum ke khusus (Mahendra dan amung dalam Victor G Simanjuntak dkk,2008). Metode ini siswa diajarkan langkah-langkah sebagai berikut: 5

1. Preview yaitu pemberian contoh dengan demonstrasi, film, gambar, dan lain-lain. 2. Percobaan yaitu pemberian kesempatan kepada siswa untuk menirukan model yang telah mereka amati. 3. Review yaitu guru mengamati siswa pada saat mencoba dan langsung memberikan koreksi aabila terjadi kesalahan 4. Retotrial yaitu percobaan kembali yang dilakukan oleh siswa setelah mendapatkan koreksi dari guru 5. Pemantapan yaitu praktik mandiri dari siswa dan apabila terjadi kesalahan baru diberikan arahan D. Khalayak Sasaran Pelatihan ini akan ditujukan kepada siswa Sekolah Dasar yang menduduki bangku kelas 5 di SD Kotagede V Yogyakarta. Pelaksanaan pelatihan ini memiliki keterkaitan dengan beberapa pihak yang memiliki hubungan langsung dengan institusi sekolah. Pihakpihak yang terkait antara lain adalah Guru Pramuka dan Pihak Sekolah. PELAKSANAAN DAN HASIL KEGIATAN Kegiatan ini berupa pelatihan kepada siswa Sekolah Dasar. Hal ini berdasarkan karakteristik kognitif yang dimiliki oleh anak-anak akhir, mempunyai dampak pada implikasi dalam belajarnya. 6

Persiapan Pelaksanaan Program Pelaksanaan Program Evaluasi Pelaksanaan Program Penyusunan Proposal Penyusunan Laporan Pelaksanaan program pelatihan metode Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan bagi siswa di Sekolah Dasar ini melalui beberapa tahapan seperti yang digambarkan dalam bentuk bagan diatas. Pelaksanaan program ini diawali dengan observasi kondsi siswa di sekolah dasar secara umum. Selanjutnya hasil dari observasi tersebut digunakan sebagai data primer dalam penyusunan proposal yang selanjutnya dikonsultasikan pada ahli agar dapat dirumuskan rencana pelatihan yang tepat dan memiliki manfaat. Setelah penyusunan proposal selesai, dilanjutkan dengan penjalinan kerjasama antara pihak sekolah (SD N Kotagede V) dan FIP UNY. Apabila langkah penjalinan kerjasama sudah selesai, maka selanjutnya adalah persiapan pelaksanaan program. Dalam persiapan program ini adalah persiapan sarana dan prasarana pelaksanaan program tersebut. Yang termasuk dalam tahap persiapan ini antara lain adalah menentukan tanggal yang tepat dan koordinasi para guru agar dapat mengkoordinasikan siswa. Selain itu juga persiapan persiapan teknis yang diperlukan. Setelah tahapan-tahapan prapelatihan selesai, maka dilanjutkan dengan pelaksanaan program. Pelaksanaan pelatihan P3K dihadiri oleh seluruh siswa kelas lima uang berjumlah 31 orang. (data terlampir) 7

Adapun alur pelatihan dalam pelaksanaan program PPM lebih jelasnya dapat dilihat tabel berikut ini : Tabel 1. Rincian Perencanaan Pelaksanaan PPM Alokasi Waktu Pemberian Materi dan diskusi : 14.00 14.30 Pembukaan dan perkenalan 14.30-15.00 Penjelasan tentang P3K 15.00-15.30 Break (sholat) 15.30-17.00 Simulasi P3K 8

DAFTAR PUSTAKA Aip Sarifudin dan Muhadi (1992) Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Gabe Mirkin dan Marshall Hoffman.1984. Kesehatan Olahraga. Jakarta: PT Grafidian Jaya Mashoed dan Djonet Soetamto. 1981. Massago Olahraga, Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan, dan Pendidikan Keselamatan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Victor G Simanjuntak (2008). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional http://id.wikipedia.org/wiki/pertolongan_pertama_pada_kecelakaan. 9