PROSES PENYEMBUHAN JEJAS PADA JARINGAN PULPA. Sartika Puspita *

dokumen-dokumen yang mirip
FUNGSI JARINGAN PULPA DALAM MENJAGA VITALITAS GIGI. Sartika Puspita *

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan mikroskop cahaya perbesaran 400x. Area pengamatan dan

BAB I PENDAHULUAN. jaringan ikat tubuh lainnya yang tersusun oleh jaringan pembuluh darah dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kerusakan jaringan periodontal yang meliputi gingiva, tulang alveolar, ligamen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. yaitu : hemostasis, inflamasi, proliferasi, dan remodeling. Setiap fase penyembuhan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. maupun bangsa (Taringan, 2006). Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, terlihat adanya ketertarikan pada polypeptide growth factor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pulpitis adalah penyebab utama di antara seluruh jenis nyeri yang dirasakan

DENTIN REPARATIF DAN GROWTH FACTOR YANG BERPERAN DALAM DENTINOGENESIS REPARATIF

BAB I PENDAHULUAN. membentuk odontoblas terkait dengan perkembangan gigi geligi, setelah itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pencabutan gigi merupakan tindakan yang cukup sering dilakukan di bidang

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. sempurna jika tubuh mampu mengeliminasi penyebabnya, tetapi jika tubuh tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh dokter gigi untuk menghilangkan gigi dari dalam soketnya dan menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan kekuatan dari otot ke tulang sehingga dapat. menghasilkan gerakan pada sendi. Tendon memiliki kekuatan yang lebih besar

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai distributor beban gaya yang bekerja pada tulang subkondral yang terletak

BAB 6 PEMBAHASAN. pembentukan protein struktural yang berperan dalam pembentukan jaringan. 27

Keywords: Fibroblast, Iatrogenic Exposure, Pulp. 2 Dosen Prodi Pendidikan Dokter Gigi FKIK Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (Beer dkk., 2006; Walton dan Torabinejad, 2008). gejalanya, pulpitis dibedakan menjadi reversible pulpitis dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengalami penyembuhan luka (Fedi dkk., 2004). Proses penyembuhan luka meliputi beberapa fase yaitu fase inflamasi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagian selular, termasuk odontoblas yang membentuk dentin. Anatomi

umumnya, termasuk kesehatan gigi dan mulut, mengakibatkan meningkatnya jumlah anak-anak

DENTIN PULPA ENDODONTIK ATAU OPERATIVE DENTISTRY? Hubungan yang sangat erat antara dentin dan pulpa. Perlindungan jaringan pulpa terhadap iritasi luar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keberhasilan perawatan kaping pulpa indirek dengan bahan kalsium hidroksida

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. laesa. 5 Pada kasus perawatan pulpa vital yang memerlukan medikamen intrakanal,

BAB 2 TERMINOLOGI SITOKIN. Sitokin merupakan protein-protein kecil sebagai mediator dan pengatur

CLINICAL EVALUATION THE SUCCESS OF DIRECT PULP CAPPING USING HARD SETTING CALCIUM HIDROXIDE AT DENTAL HOSPITAL UMY ABSTRACT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJUAN PUSTAKA. odontoblast. Pada tahap awal perkembangannya, odontoblast juga. pertahanan (Walton & Torabinejad, 2008).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Inflamasi adalah respons protektif jaringan terhadap jejas yang tujuannya

STRUKTUR ANATOMI DAN FUNGSI PULPA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mulut yang sering terjadi di Indonesia adalah karies dengan prevalensi karies aktif

BAB I PENDAHULUAN. Mukosa rongga mulut merupakan lapisan epitel yang meliputi dan melindungi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penghilangan gigi dari soketnya (Wray dkk, 2003). Pencabutan gigi dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. kandungan bahan tertentu. Faktor intrinsik diantaranya adalah penurunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendalaman sulkus gingiva ini bisa terjadi oleh karena pergerakan margin gingiva

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. merupakan salah satu tujuan kesehatan gigi, khususnya di bidang ilmu

BAB 1 PENDAHULUAN. mulut khususnya dalam perawatan konservasi gigi. Pada saat ini perawatan lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. trauma dan tindakan bedah mulut dan maksilofasial. Tindakan bedah mulut dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

CATATAN SINGKAT IMUNOLOGI

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Akar dilapisi oleh sementum, yang terdiri dari 50% volume hydroxyapathite dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Poket infraboni dan poket suprabonimerupakan dua tipe poket periodontal yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dikatakan sebagai mukosa mastikasi yang meliputi gingiva dan palatum keras.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RADIOGRAPHIC EVALUATION OF CAPPING PULP DIRECT WITH CALCIUM HIROXIDE HARD SETTING IN DENTAL HOSPITAL UMY

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Rizqilayli Fajriyani 1, Erma Sofiani 2. Kedokteran Gigi FKIK UMY ABSTRACT

7.2 CIRI UMUM SITOKIN

I.! PENDAHULUAN. A.!Latar Belakang Masalah. Kasus kerusakan tulang pada bidang kedokteran gigi dapat disebabkan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pulpa radikuler. Pulpa koronal terletak di kamar pulpa pada bagian

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 1997 dilakukan pemantauan oleh Depkes RI yang. menunjukkan bahwa dari 13 jenis penyakit gigi dan mulut, yang paling

Diagnosis Penyakit Pulpa dan Kelainan Periapikal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dkk., 2006). Secara fisiologis, tubuh manusia akan merespons adanya perlukaan

Migrasi Lekosit dan Inflamasi

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian. sebagai bahan dasar mini screw orthodontics terhadap reaksi jaringan dorsum

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengambil kebijakan di bidang kesehatan. Beberapa dekade belakangan ini,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perawatan ortodontik berhubungan dengan pengaturan gigi geligi yang tidak teratur

E. Keaslian Penelitian (Tabel.1) No Penulis Judul Hasil

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KOMPONEN YANG TERLIBAT DALAM SISTEM STEM IMUN

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: PERAN MONOSIT (MAKROFAG) PADA PROSES ANGIOGENESIS DAN FIBROSIS

BAB I PENDAHULUAN. ortodontik berdasarkan kebutuhan fungsional dan estetik. Penggunaan alat

Epitelisasi. Epitelialisassi : Tujuan epitelialisasi. Pembentukan lapisan epitel baru di daerah luka

BAB I PENDAHULUAN. Fakta menunjukkan bahwa pada proses penuaan terjadi kemunduran dan deplesi jumlah sel

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbanyak pada pasien rawat jalan di rumah sakit di Indonesia dengan jumlah

BAB 5 HASIL PENELITIAN

NONSTEROIDAL ANTI-INFLAMMATORY DRUGS (NSAID S)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. imunitas gingiva yang salah satu penyebabnya adalah infeksi. Infeksi disebabkan oleh

BAB VI PEMBAHASAN. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa kadar NO serum awal penelitian dari

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. meningkat menjadi 300 juta. Jumlah tertinggi penderita diabetes mellitus terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Luka merupakan kasus cedera yang sering dialami oleh setiap manusia. Luka

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. periodontitis. Dalam kondisi kronis, periodontitis memiliki gambaran klinis berupa

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat saat ini. Penelitian yang dilakukan Sony (1990) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kemajuan di bidang kedokteran merupakan hal yang. tidak dapat dipungkiri pada saat ini.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan jumlah penyandang diabetes cukup besar untuk tahun-tahun

IMUNITAS HUMORAL DAN SELULER

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kulit merupakan barier penting tubuh terhadap lingkungan termasuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses menjadi tua merupakan suatu proses menghilangnya secara bertahap

BAB I PENDAHULUAN. iritan, dan mengatur perbaikan jaringan, sehingga menghasilkan eksudat yang

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai perawatan jaringan periodontal dengan tujuan untuk menghilangkan poket

DAFTAR PUSTAKA. Agusnar H., Kajian pengaruh kitosan sebagai aditif ke atas sifat-sifat kertas dari pulpa batang sawit. Disertasi. UKM:

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat kadar kolesterol darah sangat sulit dikendalikan dan dapat menimbulkan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jaringan tulang merupakan salah satu jaringan yang paling sering digunakan

Etiologi Nyeri pada Penyakit Pulpa dan Periapikal serta Mekanismenya 1. Nyeri 1.1 Definisi Nyeri 1.2 Klasifikasi Nyeri

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya terdapat fungsi perlindungan yang mempengaruhi kondisi lingkungan

Proses Penyembuhan Fraktur (Regenerasi Tulang)

Salah satu bagian gingiva secara klinis

MIKROBIOLOGI SALURAN AKAR

RADIOGRAPHIC EVALUATION OF INDIRECT PULP CAPPING WITH HARD SETTING CALCIUM HYDROXIDE IN RSGM UMY

BAB 1 PENDAHULUAN. tubuh dari serangan fisik, kimiawi, dan biologi dari luar tubuh serta mencegah

Transkripsi:

PROSES PENYEMBUHAN JEJAS PADA JARINGAN PULPA Sartika Puspita * * Pogram Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ABSTRAK Pulpa gigi dapat mengalami jejas oleh beberapa sebab diantaranya yaitu karies gigi, trauma maupun prosedur restorasi yang dapat mengakibatkan pulpa terbuka. Jaringan pulpa melakukan perlindungan terhadap jejas melalui beberapa tahap yaitu respon inflamasi, pembentukan kolagen dan pembentukan dentin tersier. Telaah pustaka ini bertujuan untuk membahas tentang proses penyembuhan pulpa yang mengalami jejas. Kata kunci: jejas, penyembuhan, jaringan pulpa. PENDAHULUAN Proses penyembuhan jaringan pulpa yang terkena jejas diantaranya meliputi inflamasi, sintesa kolagen dan pembentukan dentin reparatif. 1 Proses inflamasi merupakan respon pertahanan pulpa terhadap jejas dan mekanisme yang dibutuhkan untuk meningkatkan struktur dan fungsi jaringan pulpa, respon pertahanan ini ditandai dengan infiltrasi sel leukosit polimorfonuklear di tempat terjadinya jejas. 1 Sintesa kolagen tipe I oleh odontoblas dan tipe III oleh fibroblas diperlukan untuk membentuk dentin dan pembentukan awal dentin reparatif ditandai dengan terbentuknya odontoblast like cells. 2 PROSES PENYEMBUHAN JEJAS PADA PULPA Proses penyembuhan pulpa yang mengalami jejas meliputi beberapa proses yaitu: inflamasi, sintesa kolagen, dan pembentukan dentin reparatif. 1

1. Inflamasi Inflamasi atau peradangan merupakan mekanisme penting yang dibutuhkan untuk meningkatkan struktur dan fungsi jaringan sebagai mekanisme perlindungan terhadap jejas. Inflamasi ditandai dengan aliran cairan, protein plasma, dan leukosit PMN kearah jaringan yang terkena jejas. 1 Pulpitis merupakan radang pada pulpa, akibat proses karies lanjut yang mengakibatkan pulpa mengalami peradangan. Berdasarkan tanda klinis dan gambaran histopatologi, pulpitis dapat dibedakan menjadi pulpitis akut dan kronis. Kondisi radang pada pulpa sama dengan kondisi radang pada jaringan lain di seluruh tubuh manusia. Sel yang berhubungan dengan reaksi radang pada jaringan pulpa meliputi sel leukosit polimorfonuklear, limfosit, sel plasma, makrofag dan sel mast. 2 2. Sintesa Kolagen Kolagen merupakan komponen terbesar dalam pulpa. 3 Kolagen terdapat pada matriks ekstraseluler pulpa dan mengelilingi sel-sel yang terdapat di dalamnya. Kolagen yang ada pada pulpa adalah kolagen tipe I dan tipe III. Kolagen tipe I disintesa oleh odontoblas karena tipe kolagen yang mengisi matrik pulpa sama dengan tipe kolagen yang ditemukan pada dentin, dimana dentin adalah jaringan yang diproduksi oleh sel odontoblas. Sintesa kolagen tipe III dilakukan oleh fibroblas yang terdapat pada zona cells rich pulpa. 4 Kolagen tipe I merupakan tipe kolagen dengan jumlah paling banyak dan memberikan kontribusi besar pada jaringan pulpa, sisanya sebanyak 42,6% merupakan kolagen tipe III. Biosintesis kolagen melalui proses tahapan modifikasi postranslasi polipeptida yang unik. Tahapan tersebut melalui langkahlangkah sebagai berikut: (1) Pembentukan rantai polipeptida oleh retikulum endoplasma kasar dalam poliribosom; (2) Hidroksilasi residu prolin dan lisin; (3) Glikosilasi hidroksilisin; (4) Penyusunan rantai polipeptida dengan konfigurasi triple helix untuk membentuk prokolagen; (5) Pengemasan molekul prokolagen dalam vesikel sekretori, di golgi kompleks; (6) Sekresi molekul prokolagen ke

ruangan ekstra seluler; (7) Proses agregasi molekul prokolagen menjadi kolagen fibril dan (8) Pembentukan struktur cross link dari kolagen fibril untuk meningkatkan struktur dan menjadikan serabut kolagen tersebut tidak dapat larut. 3 3. Pembentukan dentin tersier Dentin tersier dibentuk sebagai respon terhadap pengaruh luar yaitu karies gigi, keausan gigi karena pengunyahan, trauma, maupun jejas lain yang mengenai gigi. Dentin tersier diklasifikasikan menjadi dua yaitu dentin reaksioner dan dentin reparatif. 3 a). Dentin reaksioner Dentin reaksioner merupakan respon jaringan pulpa terhadap adanya kerusakan atau iritasi pada email atau dentin yang tidak mengakibatkan kematian sel odontoblas. 5 Kerusakan ini biasanya ringan atau sedang seperti pada proses karies email yang aktif atau karies dentin yang berjalan lambat. Matrik dentin disekresikan oleh odontoblas primer yang dapat bertahan dari jejas yang mengenai gigi. 6 Proses pembentukan dentin reaksioner terjadi pada saat kondisi odontoblas masih vital sehingga respon yang timbul tidak berupa pembaharuan sel, tetapi prosesnya hanya melibatkan pengaturan aktivitas odontoblas sebagai respon adanya kerusakan yang terjadi. 7 Pembentukan dentin reaksioner diatur oleh pelepasan beberapa faktor pertumbuhan dari matrik dentin selama kerusakan berlangsung. 7 Faktor pertumbuhan memiliki peran dalam mengatur proliferasi sel, menjaga homeostasis, berfungsi sebagai mediator diferensiasi odontoblas dan mineralisasi dentin serta perbaikan jaringan gigi setelah terjadi jejas. 6 b). Dentin reparatif Dentin reparatif dibentuk sebagai respon adanya kerusakan struktur gigi yang mengakibatkan kematian sel odontoblas, sebagai contohnya adalah proses karies yang cepat dan trauma pada gigi. Odontoblas merupakan post mitotic terminally differentiated cells yang tidak dapat repair setelah terkena jejas,

sehingga fungsi odontoblas primer dalam merespon jejas digantikan oleh odontoblast like cells. 6 Odontoblas like cells berasal dari progenitor sel pulpa yang mengalami diferensiasi. 7 Sel progenitor ini menginduksi signal molekuler untuk menginduksi proliferasi, migrasi dan diferensiasi odontoblast like cells. 8 Setelah odontoblas berdiferensiasi, terjadi pelepasan faktor pertumbuhan oleh matrik dentin yang merupakan signal molekuler bagi proses pembentukan dentin reparatif oleh odontoblast like cells yang berdiferensiasi. Beberapa faktor pertumbuhan yaitu TGF β secara langsung terlibat dalam sitodiferensiasi odontoblast like cells. 9 Jaringan pulpa yang terbuka dalam proses repair mengalami mekanisme berupa interaksi antar molekul ekstra seluler, yaitu fibrodentin dan faktor pertumbuhan dengan menginduksi diferensiasi odontoblast like cell serta dentinogenesis. TGF-β1 dan TGF-β3 merupakan faktor pertumbuhan yang dapat mengatur pembentukan matrik dentin oleh odontoblas. 9 KESIMPULAN Proses penyembuhan pulpa yang terkena jejas meliputi: respon inflamasi, pembentukan kolagen dan pembentukan dentin tersier. Pembentukan dentin tersier yaitu dentin reaksioner atau dentin reparatif tergantung seberapa luas jejas yang mengenai pulpa. DAFTAR PUSTAKA 1 Kunarti, S., Pulp tissue inflammation and angiogenesis after pulp capping with transforming growth factor β1, Dent J., 2008;41(2):88-90 2 Mjör, I.A., 2002, Pulp Dentin Biology in Restorative Dentistry, Quintessence Pub Inc, China 3 Hargreaves, K.M., Goodis, H.E., 2002, Seltzer and Bender s: Dental Pulp, Quintessence Books Pub Co, Inc, China

4 Avery, J.K., Chiego, D.J., 2008, Essential of Oral Histology and Embriology, A Clinical Approach, 3 rd ed, Mosby, USA 5 Tziafas, D., Basic Mechanism of Cytodifferentiatin and Dentinogenesis During Dental Pulp Repair, Int. J. Dev.Biol, 1995;39:281-90 6 Haniastuti, T., Potential role of odontoblast in the innate immune response of the dental pulp,dent.j., 2008;41(3):142-46 7 Goldberg, M., Smith, A.J., Cells And Extracellular Matrices Of Dentin And Pulp: A Biological Basis For Repair And Tissue Engineering, Crit Rev Oral Biol Med, 2004;15(1):13-27 8 Kuratate M., Yoshiba, K., Shigetani Y, Yoshiba, N., Oshima, O., Okiji, T., 2008, Nestin, Immunohistochemical Analysis of Nestin, Osteopontin, and Proliferating Cells in The Reparative Proses of Exposed Dental Pulp Capped with Mineral Trioxide Agregate, JOE, 34(8);970-74 9 Smith, A.J., Vitality of The Dentin-Pulp Complex in Health and Disease: Growth Factor as Key Mediators, J Dental Edu, 2003;67:678-679