I. PENDAHULUAN. Kota Metro adalah kota pendidikan, terdapat Sekolah Menengah Tingkat Atas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terampil, bermartabat, bermoral dan berkualitas. Usaha perbaikan mutu

BAB I PENDAHULUAN. memiliki 4 (empat) program studi keahlian yaitu keuangan, tata niaga,

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu. sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar berperan sangat

I. PENDAHULUAN. Pembahasan dalam bab ini difokuskan pada beberapa subbab yang terdiri dari

I. PENDAHULUAN. Bab I ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,

I. PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup penelitian.

I PENDAHULUAN. SMP Negeri 4 Terbanggi Besar yang terletak di jalan Proklamator Raya Link.IV

I. PENDAHULUAN. Pembahasan dalam bab I ini akan difokuskan pada beberapa sub bab yaitu latar

1. PENDAHULUAN. dibahas beberapa hal yang lebih mengarah pada judul yaitu berupa rumusan

BAB I PENDAHULUAN. Prestasi belajar yang dicapai siswa memiliki tingkatan yang berbeda-beda, ada

MODUL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ILMU SOSIAL

I. PENDAHULUAN. penelitian. Untuk lebih jelasnya peneliti uraikan sebagai berikut.

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan suatu program pendidikan yang

I. PENDAHULUAN. yang fleksibel, serta akomodatif terhadap tantangan zaman dalam menjalani

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,

I. PENDAHULUAN. dibahas beberapa hal yang lebih mengarah pada judul yaitu rumusan masalah,

I. PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini akan difokuskan pada beberapa hal pokok berupa latar

I. PENDAHULUAN. Pada proses pembelajaran di Universitas Muhammadiyah Metro perlu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat vital bagi sebuah Negara. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Menengah Pertama

I. PENDAHULUAN. sangat berperan adalah lembaga pendidikan. Dalam mencapai tujuan

I. PENDAHULUAN. dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran. Guru juga sebagai pengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

I. PENDAHULUAN. Upaya pemerintah dalam menanamkan kembali nilai-nilai karakter (luhur) dilatar

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan metode pembelajaran yang kurang. Djamarah (2013:3) menyatakan

I. PENDAHULUAN. masa masa berikutnya. Sedangkan pendidikan pada usia dini akan bermanfaat

I. PENDAHULUAN. Untuk lebih jelasnya pembahasan tiap sub bab akan diuraikan sebagai berikut.

I. PENDAHULUAN. tujuan pendidikan sangat sarat dengan kompetansi sosial, personal dan

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya yang profesional adalah aspek yang saling berkaitan. dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. lebih mudah mengarahkan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran, akhirnya akan berpengaruh pada hasil belajar.

I. PENDAHULUAN. yang berkualitas. Pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru pada tiga sekolah

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha yang disadari untuk menumbuh-kembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ai Nunung Muflihah,2013

I. PENDAHULUAN. sosial. Interaksi sosial yaitu hubungan antar individu dengan individu lainnya atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Moch Ikhsan Pahlawan,2013

I. PENDAHULUAN. secara rinci masing-masing kajian tersebut dikemukakan sebagai berikut. Pendidik di SMK Negeri 1 Candipuro harus mampu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kewarganegaraan (PKn) adalah program pendidikan berdasarkan nilainilai

I. PENDAHULUAN. Pembahasan dalam bab ini akan difokuskan pada beberapa sub-bab yang terdiri

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas hasil belajar anak didik yang diperoleh melalui jalur pendidikan

I. PENDAHULUAN. pembelajaran. Dalam perkembangan selama ini SMP Negeri 1 Way Bungur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

I. PENDAHULUAN. pengembangan, definisi istilah, dan ruang lingkup penelitian. konsep yang saling berkaitan yaitu belajar (learning) dan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

I. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, kegunaan penelitian, spesifikasi produk yang diharapkan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

Kata kunci: model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), keaktifan, hasil belajar

I. PENDAHULUAN. Fakir miskin dan anak terlantar harus dipelihara oleh negara, ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi pembangunan bangsa dan negara. Dalam UU Sistem. didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun. Berdasarkan hal itu pemerintah terus berupaya mewujudkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. berpikirnya dan akibatnya hasil belajar siswa menjadi rendah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia baik sebagai

BAB I PENDAHULUAN. melakukan banyak cara untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Sosial membahas hubungan antara manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. kajian yang tidak pernah berhenti, dan upaya ke arah pendidikan yang lebih baik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. proses terjadinya perubahan prilaku sebagai dari pengalaman. kreatif, sehingga mampu memacu semangat belajar para siswa.

I. PENDAHULUAN. Pembahasan pada bab pendahuluan ini akan disampaikan beberapa hal pokok

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah program pendidikan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses belajar dan mengajar di pengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar kualitas

BAB I PENDAHULUAN. dari seluruh rakyat Indonesia, baik dari pemerhati pendidikan, birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. Sejak awal kehidupan umat manusia berabad- abad silam, untaian sejarah

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara dan mengeluarkan pendapat dengan bahasa asing, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan setiap

BAB I PENDAHULUAN. kompleksitas zaman. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Guru menempati posisi dan peran penting dalam pendidikan, karena guru

I. PENDAHULUAN. Besar. Proses pembelajaran yang dilakukan selama ini masih monoton dan

I. PENDAHULUAN. Kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. pelajaran geografi di SMA merupakan indikasi bahwa selama ini proses

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DENGAN PERMAINAN TEMBAR PADA SISWA KELAS 4 A SDN SEMBORO 01 JEMBER

I. PENDAHULUAN. beralasan apabila pendidikan harus mendapatkan perhatian yang cukup serius, lebihlebih. bagi kalangan pendidik maupun calon pendidik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata pelajaran yang membosankan. Tidak heran jika sampai

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, proses pembelajaran merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam

I. PENDAHULUAN. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam upaya pembentukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN Pembahasan pada bab ini akan difokuskan pada beberapa sub bab yang terdiri dari, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup. Pembahasan tiap sub bab akan diuraikan sebagai berikut. 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Metro adalah kota pendidikan, terdapat Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMA) yang diberi nama SMA Negeri 1 Metro. Pada awal berdirinya SMA Negeri 1 Metro berstatus sebagai Sekolah Persiapan Tingkat Atas. Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Pusat Bagian Kursus Sekolah Nomor: 22/SK/B.III/1959 tanggal 11 Juni 1959, menjadi Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Metro Untuk mendukung proses pembelajaran di SMA Negeri 1 Metro, sudah disiapkan koneksi internet dilengkapi free hotspot internet connection. Hal ini dimaksudkan agar seluruh warga sekolah dapat melakukan koneksi internet, baik menggunakan, notebook, netbook, ipad, handphone, serta komputer yang tersedia di laboratorium komputer dan perpustakaan. Di SMA Negeri 1 Metro peserta didik dibagi menjadi 2 jurusan. Yaitu (1) jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Tahun pelajaran 2012/2013 jurusan IPA sebanyak 8 kelas dan jurusan IPS 2 kelas dengan jumlah peserta didik 21 orang di kelas XI IPS 1 dan 10

2 orang peserta didik di kelas XI IPS 2. Pada jurusan IPS mata pelajaran akuntansi adalah termasuk di dalam pelajaran inti. Tujuan program pengajaran akuntansi di SMA adalah untuk membekali tamatan SMA/MA dalam berbagai kompetensi dasar agar mereka menguasai dan mampu menerapkan konsep-konsep dasar, prinsip, dan prosedur akuntansi yang benar. Meskipun di SMA Negeri 1 Metro sudah dilengkapi dengan fasilitas yang mendukung dalam proses pembelajaran, khususnya untuk mata pelajaran akuntansi belum ada media pembelajaran yang tepat untuk mendukung proses pembelajaran akuntansi di kelas. Program pembelajaran akuntansi berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap rasional, teliti, dan bertanggung jawab melalui prosedur pencatatan transaksi keuangan sampai menyusun laporan keuangan yang berdasarkan standar akuntansi keuangan (SAK). Mata pelajaran akuntansi adalah salah satu mata pelajaran yang termasuk dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS), yang merupakan kajian dari ilmu sosial dan humanities (antropologi, arkeologi, ekonomi, geografi, sejarah, hukum, politik, filsafat, psikologi, agama, dan sosiologi) untuk memperkenalkan kompetensi warga masyarakat (Maryani, 2011: 11). Untuk mencapainya dapat dilakukan melalui: (1) proses pembelajaran: dalam menyampaikan materi guru mempergunakan berbagai metode misalnya bertanya, diskusi, bermain peran, investigasi, kerja kelompok, atau penugasan, dengan sumber pembelajaran mempergunakan lingkungan sekitar; (2) pelatihan: guru selalu membiasakan

3 peserta didik untuk selalu memenuhi aturan main yang telah ditentukan, misalnya memberi salam, berbicara dengan sopan, mengajak mengunjungi orang yang kena musibah/sakit atau kena bencana, datang kepanti asuhan, dan sebagainya; (3) penilaian portofolio atau kinerja: penilaian diperoleh tidak hanya melalui hasil tes tetapi juga dari hasil perilaku dan budi pekerti peserta didik (Maryani, 2011: 20). Pembelajaran akuntansi selama ini masih menggunakan metode konvensional, guru masih sebagai sentral dalam menyampaikan materi pembelajaran dan peserta didik mendengarkan dan mencatat materi pelajaran. Dengan kondisi pembelajaran seperti ini tentu akan membuat motivasi peserta didik terhadap mata pelajaran akuntansi menjadi sangat rendah, sehingga keterampilan pembukuan yang diharapkan juga rendah. Pembelajaran mata pelajaran akuntansi selama ini kurang kondusif karena peserta didik banyak yang melakukan berbagai aktifitas di dalam kelas. Diantaranya ada peserta didik yang bermain handphone, ada peserta didik yang mengantuk, ada peserta didik yang mengobrol dengan temannya yang tidak berhubungan dengan materi pembelajaran, ada juga yang keluar masuk dengan berbagai alasan. Ada sebagian peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran dengan baik (on task). Peserta didik yang mendukung dalam proses pembelajaran hanya beberapa orang yaitu peserta didik yang memperhatikan saat guru menjelaskan, bertanya tentang materi pelajaran dan menjawab pertanyaan yang ditanyakan oleh guru. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu dipergunakan media yang tepat dalam proses pembelajaran khususnya mata pelajaran akuntansi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada umumnya mempengaruhi juga perkembangan

4 dalam pembelajaran akuntansi. Dengan penggunaan hand out dengan audio visual akuntansi memungkinkan proses pembelajaran akuntansi akan semakin menyenangkan dan cepat difahami oleh peserta didik. Karena dalam proses belajar mengajar di kelas dapat di lakukan dengan menggunakan notebook dan LCD proyektor. Dengan fasilitas yang tersedia disekolah, peneliti sebagai salah satu guru mata pelajaran akuntansi di SMA N 1 Metro menggunakan fasilitas koneksi internet, dapat ditemukan situs dan program yang diharapkan bisa dijadikan sebagai sumber dan media pembelajaran di kelas yaitu hand out dengan audio visual akuntansi. Alasan peneliti menggunakan hand out dengan audio visual akuntansi adalah sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi peserta didik dalam proses pembelajaran akuntansi. Karena hand out dengan audio visual akuntansi dapat diakses melalui internet. Peserta didik lebih kreatif dan berusaha untuk meningkatkan keterampilan pembukuannya. Motivasi peserta didik dalam proses pembelajaran sangat penting. Menurut Syaodhih (2003: 61) motivasi adalah kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan individu untuk kegiatan penciptaan suatu tujuan. Wahjosumijo (1997: 50) mengatakan motivasi adalah pemberi daya penggerak yang menciptakan gairah kerja seseorang. Motivasi timbul karena adanya faktor intrinsik dan ekstrisik. Berdasarkan refleksi peneliti, pemilihan dan pemanfaatan media pembelajaran yang tepat masih merupakan masalah yang belum dapat terselesaikan oleh guru

5 khususnya guru mata pelajaran akuntansi. Dengan pemilihan hand out dengan audio visual akuntansi diharapkan proses pembelajaran akuntansi akan semakin menarik, karena peserta didik dengan mudah melihat dan memahami materi pelajaran melalui hand out dengan audio visual akuntansi disekolah. Hand out dengan audio visual akuntansi merupakan media perantara atau penggunaan materi dan penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran, sehingga membangun kondisi yang membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Pada kenyataannya keterampilan pembukuan peserta didik pada mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri 1 Metro masih rendah. Berdasarkan daftar nilai peserta didik tersebut dilihat dalam tabel ujian blok semester genap tahun pelajaran 2012/2013 pada peserta didik kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Metro pada mata pelajaran akuntansi pada Kompetensi Dasar Jurnal Khusus perusahaan dagang sebagai berikut. Tabel 1.1 Hasil ujian blok semester Genap tahun pelajaran 2012/2013 peserta didik Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Metro mata pelajaran akuntansi NO Ketuntasan Belajar Jumlah peserta didik Prestasi 1 Tuntas 10 48% 2 Tidak Tuntas 11 52% Jumlah 21 100% Catatan : KKM = 77 Sumber : dokumen penelitian tahun pelajaran 2012/2013. Berdasarkan hasil ujian blok semester genap tahun pelajaran 2012/2013 peserta didik kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Metro pada mata pelajaran akuntansi pada Kompetensi Dasar jurnal khusus perusahaan dagang dengan ketuntasan minimal

6 77, hanya 10 dari 21 peserta didik yang sudah mencapai KKM atau 48 % dan sisanya sebanyak 11 orang dari 21 orang atau 52% belum mencapai KKM. Banyaknya peserta didik yang belum mencapai ketuntasan, menunjukkan motivasi dan keterampilan pembukuan peserta didik kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Metro, pada mata pelajaran akuntansi masih rendah. Pelaksanaan proses pembelajaran mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri 1 Metro pada umumnya masih menggunakan metode pembelajaran konvensional dengan ceramah tanpa menggunakan media pembelajaran yang memadai. Ketuntasan dalam pembukuan disini yang dimaksudkan adalah kemampuan peserta didik untuk membukukan jurnal khusus perusahaan dagang. Transaksi-transaksi yang terjadi pada perusahaan dagang pada satu periode di bukukan kedalam jurnal khusus. Dalam pembelajaran akuntansi juga selain membuat pembukuan yang dituntut dengan keterampilan pembukuan peserta didik, juga ditentukan dengan kemampuan peserta didik untuk memahami tentang 1) Jurnal khusus pembelian, 2) Jurnal khusus pengeluaran kas, 3) Jurnal khusus penjualan, dan 4) Jurnal khusus penerimaan kas Proses pembelajaran tidak hanya didominasi oleh guru, tetapi peserta didik juga diharuskan berfikir kreatif, menggali lebih dalam materi jurnal khusus perusahaan dagang yang diberikan oleh guru. Upaya yang tepat dapat dilakukan oleh guru untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan memanfaatkan hand out dengan audio visual akuntansi pada proses pembelajaran akuntansi. Menggunakan hand out dengan audio visual

7 akuntansi diharapkan dapat meningkatkan motivasi peserta didik dikelas dan juga dapat meningkatkan keterampilan pembukuan bila dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional. Menurut Gordon (1994: 55) pengertian keterampilan adalah kemampuan untuk mengoperasikan pekerjaan secara mudah dan cermat. Proses pembelajaran mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri 1 Metro pada umumnya masih menggunakan metode pembelajaran konvensional dengan ceramah didepan kelas tanpa menggunakan media pembelajaran yang memadai. Dengan metode pembelajaran yang masih terpusat pada guru menyebabkan motivasi peserta didik yang mendukung proses pembelajaran masih rendah sehingga keterampilan pembukuan peserta didik juga rendah. Dengan memanfaatkan media pembelajaran secara tepat diharapkan dapat terjadi proses transfer pengetahuan melalui penyampaian materi yang dilaksanakan seefisien mungkin dengan menggunakan waktu belajar di kelas dan memanfaatkan hand out dengan audio visual akuntansi yang didapatkan dari notebook, netbook, ipad, dan handphone yang terkoneksi internet. Sehingga pada proses pembelajaran mata pelajaran akuntansi dapat meningkatkan motivasi peserta didik dibandingkan dengan penggunaan metode pembelajaran konvensional. Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul Pemanfaatan Hand Out Dengan Audio Visual Akuntansi Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Keterampilan Pembukuan Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Metro Tahun Pelajaran 2013/2014.

8 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dikemukakan beberapa masalah yang ada di SMAN 1 Metro sebagai berikut. - Proses pembelajaran masih menggunakan metode konvensional. - Proses pembelajaran tidak terjadi umpan balik, sehingga cenderung peserta didik malas belajar. - Banyaknya peserta didik yang mengobrol, keluar masuk kelas dengan berbagai alasan, bermain hand phone dan mengantuk. Sehingga menunjukkan hasil belajar banyak yang tidak mencapai ketuntasan (KKM). - Motivasi belajar masih rendah - Kurangnya media yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. - Keterampilan pembukuan peserta didik dalam menyelesaikan tugas masih rendah. 1.3 Pembatasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada kajian tentang. 1. Pemanfaatan hand out audio visual akuntansi pada proses pembelajaran akuntansi. 2. Motivasi belajar peserta didik pada proses pembelajaran akuntansi masih rendah. 3. Keterampilan pembukuan peserta didik masih rendah. 1.4 Rumusan Masalah

9 Berdasarkan uraian identifikasi dan pembatasan masalah di atas, selanjutnya masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut. 1. Bagaimana pemanfaatan hand out dengan audio visual akuntansi pada proses pembelajaran mata pelajaran akuntansi dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Metro? 2. Apakah pemanfaatan hand out dengan audio visual akuntansi pada proses pembelajaran akuntansi dapat meningkatkan keterampilan pembukuan akuntansi bagi peserta didik di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Metro? 1.5 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan Hand Out dengan Audio Visual Akuntansi dalam meningkatkan motivasi dan keterampilan pembukuan peserta didik pada mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri 1 Metro. Secara operasional tujuan penelitian ini sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan pemanfaatan hand out dengan audio visual akuntansi dalam meningkatkan motivasi belajar pada proses pembelajaran mata pelajaran akuntansi di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Metro. 2. Mengetahui efektivitas pemanfaatan hand out dengan audio visual akuntansi pada proses pembelajaran akuntansi dalam meningkatkan keterampilan pembukuan peserta didik di SMA Negeri 1 Metro. 1.6 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagaii pihak, antara lain.

10 1. Bagi guru, agar dapat memanfaatkan Hand Audio dengan Visual Akuntansi pada proses pembelajaran mata pelajaran akuntansi sehingga dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran mata pelajaran akuntansi. Khususnya dalam meningkatkan motivasi dan keterampilan pembukuan akuntansi. 2. Bagi peserta didik, penelitian ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan motivasi dan keterampilan pembukuan pada proses pembelajaran mata pelajaran akuntansi. 3. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam melakukan penelitian yang sejenis. 4. Bagi Kepala Sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam membuat kebijakan tentang peningkatan kualitas pembelajaran disekolah melalui pelatihan bagi guru tentang media pembelajaran untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran. 1.7 Ruang Lingkup 1.7.1 Ruang lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini akan membahas tentang proses pembelajaran dengan memanfaatkan Hand Out Audio Visual Akuntansi, motivasi belajar, keterampilan pembukuan dan ruang lingkup kajian ilmu IPS. 1.7.1.1 Pembelajaran dengan memanfaatkan Hand Out Audio Visual Akuntansi Pada penelitian ini peneliti melaksanakan tindakan pada proses pelaksanaan pembelajaran akuntansi di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Metro dengan

11 memanfaatkan Han Out dengan Audio Visual Akuntansi. Pemanfaatan media ini adalah salah satu media yang dapat diterapkan di SMA Negeri 1 Metro karena telah disediakan fasilitas yang lengkap dan internet. 1.7.1.2 Motivasi belajar peserta didik Pada penelitian ini, peneliti berusaha agar proses pembelajaran akuntansi dengan memanfaatkan Hand Out dengan Audio Visual Akuntansi dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik. 1.7.1.3 Keterampilan pembukuan akuntansi Pada penelitian ini, peneliti berusaha meningkatkan keterampilan pembukuan peserta didik. Untuk lebih meningkatkan keterampilan pembukuan pada pelaksanaan proses pembelajaran akuntansi di SMA Negeri 1 Metro, peneliti memanfaatkan hand out dengan audio visual akuntansi. 1.7.1.4 Ruang lingkup ilmu/kajian IPS Ruang lingkup ilmu/ kajian IPS ditinjau dari aspek-aspeknya meliputi hubungan sosial, budaya, ekonomi/akuntansi, sejarah, geografi, psikologi sosial dan politik. Berdasarkan ruang lingkup tersebut, mata pelajaran akuntansi termasuk dalam ruang lingkup ilmu/kajian IPS. Pendidikan IPS disekolah merupakan mata pelajaran atau bidang yang mendudukan konsep dasar berbagai ilmu sosial yang disusun melalui pendekatan pendidikan dan pertimbangan psikologis, serta kebermaknaannya bagi peserta didik dalam kehidupannya baik dari tingkat SD sampai SMA atau membekali dan mempersiapkan peserta didik untuk dapat

12 melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, khususnya dibidang ilmu sosial di Perguruan Tinggi. Menurut Pargito (2010: 40), tujuan utama pendidikan IPS pada dasarnya adalah mempersiapkan peserta didik sebagai warga negara agar dapat mengambil keputusan secara reflektif dan partisipasi sepenuhnya dalam kehidupan sosial sebagai pribadi, warga masyarakat, bangsa dan warga dunia. Untuk mencapai tujuan pendidikan IPS, maka dalam pembelajaran pendidikan IPS diterapkan dengan 5 tradisi pendidikan IPS. 1. IPS sebagai transmisi kewarganegaraan (social studies as citizenship transmission) IPS sebagai transmisi kewarganegaraan akhir-akhir ini di Indonesia menjadi dasar perlunya pekerjaan dan sejarah sebagai mata pelajaran terpisah dari IPS, karena untuk memudahkan dalam program citizenship transmission. IPS dalam tradisi ini sebagai program pendidikan pelestarian kebudayaan suatu bangsa, pendidikan nilai-nilai idelistik dan manusia.tujuan instruksional citizenship transmission menyiapkan warga Negara yang baik dengan pengetahuan dan apresiasi terhadap sejarah bangsa. 2. IPS sebagai pendidikan ilmu-ilmu sosial (social studies as social sciences) Tradisi IPS sebagai pendidikan ilmu-ilmu sosial menjadi alasan yang sangat kuat terhadap perlunya pendidikan IPS karena mengajarkan ilmuilmu sosial secara terpisah-pisah memberatkan sekolah secara kurikuler. Pendidikan ilmu sosial tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan kepada peserta didik, tetapi juga harus mengajarkan makna dan nilai-nilai

13 atas ilmu pengetahuan sosial itu untuk kepentingan kehidupannya kearah lebih baik. Pendidikan ilmu pengetahuan sosial merupakan kemasan pengetahuan sosial yang telah dipertimbangkan secara psikologis untuk kepentingan pendidikan. 3. IPS sebagai pendidikan Reflektif (social studies as reflective inquiry) Pendidikan reflektif bukan sekedar mengajarkan disiplin ilmu pengetahuan dan pemindahan nilai secara akumulatif, tetapi kurikulum sekolah mampu memenuhi kebutuhan-kebutiuhan dan minat peserta didik.peserta didik hendaknya tidak sekedar menghafal materi pelajaran,tetapi peserta didik bisa mendapat pengalaman-pengalaman edukatif pada proses pembelajaran pendidikan IPS dan dapat mempraktikkan pengambilan keputusan (decision making) dalam kehidupan sehari-hari. 4. IPS sebagai kritik kehidupan sosial (social studies as social criticism) Pendidikan IPS sebagai pendidikan kritisme peserta didik. Pendidikan IPS mengutamakan pengembangan kemampuan pengetahuan dan memupuk keberanian mengemukakan pendapat atau argument. Untuk itu pendidikan IPS harus dapat mengembangkan kemampuan berfikir kritis dengan berbagai metode pemecahan masalah. 5. IPS sebagai pengembangan pribadi seseorang (social studies as personal development of the individual) Pengembangan pribadi seseorang melalui pendidikan IPS tidak langsung tampak hasilnya, tetapi setidaknya melalui pendidikan IPS akan membekali kemampuan seseorang dalam pengembangan diri melalui berbagai keterampilan sosial dalam kehidupan (social life skill).

14 Pendidikan IPS disini harus membekali peserta didik tentang pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai, sehingga semua itu dapat membentuk citra diri peserta didik menjadi manusia yang memiliki jati diri yang mampu hidup ditengah masyarakat dengan damai, dan dapat menjadi contoh teladan serta memberikan kelebihannya kepada orang lain. Penelitian ini dalam kajian Ilmu Pengetahuan Sosial sangat berkaitan, karena mata pelajaran akuntansi adalah termasuk didalam rumpun Ilmu Pengetahuan Sosial dan di pelajari di SMA jurusan IPS. Selain mengajarkan nilai-nilai ilmu pengetahuan sosial kepada peserta didik, mengembangkan cara berfikir kritis dengan berbagai metode pemecahan masalah, dan membekali keterampilan dan sikap, sehingga membentuk peserta didik menjadi manusia yang berguna ditengah masyarakat.