TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI ANGGOTA KELUARGA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI POLI JIWA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA KOTA KEDIRI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana individu tidak mampu

Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI

HUBUNGAN RELAKSASI PERNAPASAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN ASMA BRONKHIALE DI RUANG BOUGENVILLE 2 RSUD KUDUS

LAPORAN PENELITIAN. Ida Tiur Marisi Simanjuntak*, Wardiyah Daulay**

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Endah Tri Wijayanti 1) 1 Prodi DIII Keperawatan, UN PGRI Kediri.

PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENYAKIT GASTRITIS DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMAMPUAN MOBILISASI DINI IBU POST SCDI DETASEMEN KESEHATAN RUMAH SAKIT TK IV KEDIRI

B A B 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya

RENCANA TESIS OLEH : NORMA RISNASARI

Rakhma Nora Ika Susiana *) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. positif terhadap diri sendiri dan orang lain (Menkes, 2005). Masyarakat (Binkesmas) Departemen Kesehatan dan World Health

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPDA PASIEN DI RS AISYIYAH BOJONEGORO. Abstrak

ANALISIS HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN LAMA MASA KERJA DENGAN STRES PADA PERAWAT DI PUSKESMAS BLOOTO KOTA MOJOKERTO. Arief Fardiansyah 1 *)

PENGARUH BEBAN KERJA DENGAN TINGKAT STRES PADA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT KLIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana. tidak mampu menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain,

BAB I PENDAHULUAN. adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku dimana. individu tidak mampu mencapai tujuan, putus asa, gelisah,

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa dapat dilakukan perorangan, lingkungan keluarga, lingkungan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN IBU PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III DALAM MENGHADAPI PERSALINAN DI BPS Ny. Roidah, SST,M.Kes DESA DLANGGU MOJOKERTO

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Bp. J DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA SURAKARTA

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN REMAJA KELAS VII DAN VIII YANG MENGALAMI PUBERTAS DI SMP BUDI LUHUR CIMAHI. Lela Juariah

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya distress ( tidak nyaman, tidak tentram dan rasa nyeri ), disabilitas

Aristina Halawa ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SHINTA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab yang sering disampaikan adalah stres subjektif atau biopsikososial

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

STUDI STATUS DEPRESI PADA LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. dan kestabilan emosional. Upaya kesehatan jiwa dapat dilakukan. pekerjaan, & lingkungan masyarakat (Videbeck, 2008).

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti

Aji Galih Nur Pratomo, Sahuri Teguh, S.Kep, Ns *)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROV.

PENGETAHUAN DAN KECEMASAN IBU PENGGUNA KONTRASEPSI AKDR. Vera Virgia

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Tesis ini mengkaji tentang perilaku keluarga dalam penanganan penderita

INTISARI HUBUNGAN PERAN SERTA KELUARGA PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN PERAWATAN PASCA HOSPITALISASI DI DESA GEDANGAN GROGOL SUKOHARJO

Penelitian Keperawatan Jiwa

BAB I PENDAHULUAN. diagnosa menderita kanker leher rahim (Groom,2007). Kanker leher rahim ini menduduki

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG GANGGUAN JIWA DENGAN DUKUNGAN KELUARGA YANG MEMPUNYAI ANGGOTA KELUARGA SKIZOFRENIA DI RSJD SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERATIF PADA PEMBEDAHAN SEKSIO SESAREA DI RUANG SRIKANDI RSUD KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organitation (WHO), prevalensi masalah

PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT TUBERCULOSIS PARU

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh semua orang. Menurut Yosep (2007), kesehatan jiwa adalah. dan kecakapan dalam beradaptasi dengan lingkungan.

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA TAHUN YANG AKAN MENJALANI KHITAN MASSAL DI PENDAPA AGUNG TAMANSISWA YOGYAKARTA

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamisnya kehidupan masyarakat. Masalah ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dari berbagai kasus klien dengan gangguan jiwa yang ada, salah satu

dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas.

Pengaruh Pendidikan Kesehatan 1

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan sehat atau sakit mental dapat dinilai dari keefektifan fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. juga dengan masyarakat (Maslim, 2002 ; Maramis, 2010). masalah yang mesti dihadapi, baik menggunakan fisik ataupun psikologig

1. Bab II Landasan Teori

BAB 1 PENDAHULUAN. melanjutkan kelangsungan hidupnya. Salah satu masalah kesehatan utama di dunia

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN GURU TAMAN KANAK-KANAK TENTANG ALAT PERMAINAN EDUKATIF

ISSN Vol 5, ed 2, Oktober 2014

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, kepercayaan yang keliru terhadap kusta dan cacat yang. Berdasarkan laporan regional World Health Organzation (WHO)

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya adalah masalah tentang kesehatan jiwa yang sering luput dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 1966 merupakan

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK TENGAH BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. yang utuh untuk kualitas hidup setiap orang dengan menyimak dari segi

HUBUNGAN TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan jiwa bukan hanya sekedar terbebas dari gangguan jiwa,

BAB I PENDAHULUAN. akan mengalami kekambuhan. WHO (2001) menyatakan, paling tidak ada

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KESEMBUHAN PADA PENDERITA TB PARU DI BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU UNIT MINGGIRAN YOGYAKARTA

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA TAHUN TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DENGAN TEKNIK SADARI

BAB I PENDAHULUAN. keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan

BAB I PENDAHULUAN. adanya tekanan fisik dan psikologis, baik secara internal maupun eksternal yang

HUBUNGAN PERSEPSI TENTANG PUSKESMAS DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MELAKUKAN PERAWATAN DI PUSKESMAS RAWAT INAP SRAGI I KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa di masyarakat yang sangat tinggi, yakni satu dari empat

BAB II TINJAUAN TEORI. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang

DUKUNGAN DENGAN BEBAN KELUARGA MENGIKUTI REGIMEN TERAPEUTIK ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HALUSINASI

HUBUNGAN KOMUNIKASI TEURAPETIK BIDAN DENGAN KECEMASAN IBU BERSALIN DI RUANG KEBIDANAN DAN BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PIDIE

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang pesat menjadi stresor pada kehidupan manusia. Jika individu

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RSKD DADI MAKASSAR

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMANDIRIAN PELAKSANAAN AKTIVITAS HARIAN PADA KLIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT DENGAN TINDAKAN TERHADAP PERLINDUNGAN HAK ATAS PRIVASI KLIEN TAHUN 2015

PENGARUH PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PROSES PERSALINAN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN IBU PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III

GAMBARAN KONSEP DIRI KLIEN DENGAN KANKER LEHER RAHIM DI URJ. ONKOLOGI RSD. DR. SOEGIRI LAMONGAN. Rifai Subagyo

BAB 1 PENDAHULUAN. klinis bermakna yang berhubungan dengan distres atau penderitaan dan

ABSTRAK. : Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Pemberian, Imunisasi Dasar. Nuur Octascriptiriani Rosdianto

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa adalah salah satu masalah kesehatan yang masih. banyak ditemukan di setiap negara. Salah satunya adalah negara

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG TUBERKULOSIS (TB) DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN TB PARU DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015

TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI. Nugrahaeni Firdausi

BAB I PENDAHULUAN. lain, kesulitan karena persepsinya terhadap dirinya sendiri (Djamaludin,

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI ORANG TUA DALAM MEMANFAATKAN ALAT-ALAT PERMAINAN EDUKATIF DI RUANG ANAK RS. BAPTIS KEDIRI ABSTRACT

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 2 Februari 2017

Transkripsi:

TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI ANGGOTA KELUARGA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI POLI JIWA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA KOTA KEDIRI Norma Risnasari Prodi DIII Keperawatan Universitas Nusantara PGRI Kediri normarisnasari@gmail.com ABSTRAK Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana individu tidak mampu menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain, masyarakat dan lingkungan. Keluarga yang salah satu anggota keluarganya mengalami gangguan jiwa perlu mempunyai pemahaman yang baik tentang gangguan jiwa.kecemasan yang dirasakan oleh keluarga merupakan hal yang wajar karena siapapun yang menghadapi anggota keluarga yang menderita gangguan jiwa pasti mengalami hal yang sama.tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi tingkatkecemasan keluarga dalam menghadapi anggota keluarga penderita gangguan jiwa di Poli Jiwa Rumah Sakit Bhayangkara Kota Kediri. Jenis penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif dengan jumlah populasi 20 orang,teknik sampling yang digunakan yaitu total sampling. Instrument yang dipakai dalam penelitian ini berupa kuesioner.hasil penelitian menunjukkan bahwa 5% responden tidak mengalami kecemasan,40% responden mengalami kecemasan ringan,25% responden mengalami kecemasan sedang dan 30% responden mengalami kecemasan berat.responden yang mengalami kecemasan tersebut disebabkan karena ketakutannya terhadap perubahan tingkah laku yang terdapat pada anggota keluarganya. Dapat disimpulkan bahwa perlu adanya upaya lagi dalam hal peningkatan dan pengembangan asuhan keperawatan dalam pemberian pendidikan kesehatan khususnya dalam keperawatan jiwa bagi perawat dan sebagai keluarga perlu mempersiapkan segala sesuatunya sejak dini sehingga dalam menghadapi anggota keluarga yang mengalami penderita gangguan jiwa kecemasannya dapat ditekan. Kata Kunci : tingkat kecemasan, keluarga, gangguan jiwa A. PENDAHULUAN Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku dimana individu tidak mampu menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain. (Stuart & Sundeen, 1998). Kecemasan merupakan keadaan dimana individu atau kelompok mengalami perasaan gelisah dan aktifitas sisten saraf otonom dalam berespon terhadap ancaman yang tidak jelas, non spesifik (Carpenito, 2007). 35

Menurut hasil studi WHO menunjukkan bahwa beban yang ditimbulkan gangguan jiwa sangat besar, dimana terjadi Global Burden of Desease, akibat masalah kesehatan jiwa mencapai 8,1 %. Angka ini lebih tinggi dari TBC (7,2 %), kanker (5,8 %),penyakit jantung (4,4 %), dan malaria (2,6 %),(Siswono, 2001). Jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia saat ini mencapai lebih dari 28 juta orangdengan kategori gangguan jiwa ringan 11,6 persen dari populasi dan 0,46 persen menderita gangguan jiwa berat. (Kompas, 2010). Sementara itu jumlah penderita gangguan jiwa di Propinsi Jawa Timur berjumlah 100.000 orang (data dari RSJ Menur Surabaya, 2010). Jumlah penderita gangguan jiwa di Kediri tahun 2012 yang memeriksakan diri ke puskesmas di seluruh wilayah mencapai 3.493 orang. Jumlah ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 3.981 orang (Antaranews,2010). Dalam penelitian yang dilakukan tahun 2009, di Cina terhadap keluarga yang salah satunya mengalami gangguan jiwa, diperoleh bahwa 90% keikutsertaan keluarga dalam pengobatan psikiatris dan rehabilitasi klien, mampu mengembalikan kondisi klien ke keadaan normal (Yip, K.S, 2005). Dengan melihat kondisi masalah kesehatan jiwa lebih besar angkanya dibandingkan dengan masalah kesehatan lainnya, maka dalam laporan Kesehatan Mental : Pemahaman Baru, Harapan Baru oleh Brundiland (2001) melaporkan bahwa pendekatan kesehatan masyarakat terutama keluarga dalam penanganan kesehatan mental memiliki peranan yang penting. Pemahaman keluarga menjadi hal utama dalam mendukung kesembuhan penderita gangguan jiwa (Walujani, 2001). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di RS Bhayangkarakota Kediri bahwa selama tahun 2012 terdapat 3603 yang menderita gangguan jiwa sedangkan pada tahun 2013 terdapat 3918 orang yang menderita gangguan jiwa.dari hasil wawancara pada 6 keluarga penderita gangguan jiwa di RS Bhayangkara Kota Kediri mengatakan cemas dalam menghadapi anggota keluarga yang menderita gangguan jiwa. Gangguan jiwa erat hubungannya dengan tekanan-tekanan batin, konflikkonflik pribadi dan komplek-komplek terdesak yang terdapat dalam diri manusia. Tekanan-tekanan batin dan konflik-konflik pribadi itu sering sangat mengganggu ketenagan hidup seseorang dan seringkali menjadi pusat pengganggu bagi ketenangan hidup (Rifacons, 2009). Jika gangguan-gangguan emosional dan ketegangan batin tersebut berlangsung terus menerus atau kronis hal itu pasti menimbulkan macammacam penyakit mental atau jiwa. Penyakit jiwa ditandai dengan fenomena ketakutan, pahit hati, hambar hati. Ketegangan batin yang kronis dan lain-lain, juga disertai 36

seperti halnya rasa nyeri, pusing-pusing, sesak napas dan sakit-sakit dilambung yang merupakan pertanda permulaan dari penyakit jasmaniah. Dengan demikian sakit jiwa itu merupakan bentuk gangguan pada ketenangan batin dan ketenangan hati (Kartini, 2005). Keluarga merupakan unit yang paling dekat dengan klien dan merupakan perawat utama bagi klien gangguan jiwa. Peran serta keluarga sejak awal asuhan di RS akan meningkatkan kemampuan keluarga merawat klien di rumah sehingga kemungkinan dapat dicegah. Keluarga merupakan institusi pendidikan utama bagi individu untuk belajar dan mengembangkan nilai, keyakinan, sikap dan perilaku (Yosep, 2007).Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Tingkat Kecemasan Keluarga Dalam Menghadapi Anggota Keluarga Penderita Gangguan Jiwa di Poli Jiwa Rumah Sakit Bhayangkara Kota Kediri. B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui Tingkat Kecemasan Keluarga Dalam Menghadapi Anggota Keluarga Penderita Gangguan Jiwa di Poli Jiwa Rumah Sakit Bhayangkara Kota Kediri. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi kecemasan tingkat ringan keluarga dalam menghadapi anggota keluarga penderita gangguan jiwa. b. Mengidentifikasi kecemasan tingkat sedang keluarga dalam menghadapianggota keluarga penderita gangguan jiwa. c. Mengidentifikasi kecemasan tingkat berat keluarga dalam menghadapi anggota keluarga penderita gangguan jiwa. C. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bahwa pentingnya peran keluarga agar tingkat kecemasan berkurang sehingga menumbuhkan motivasi dan dukungan yang lebih positif dalam menhadapi anggota keluarga penderita gangguan jiwa. 37

D. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Dimana penelitian ini dilakukan secara sistematik dan lebih menekankan pada data fakta penyimpulan. Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan tingkat kecemasan keluarga dalam menghadapi anggota keluarga penderita gangguan jiwa. Populasi dalam penelitian ini adalah semua keluarga dengan anggota keluarga penderita gangguan jiwa berjumlah 20 orang.penelitian ini menggunakan Total Sampling. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah kuesioner dengan cara wawancara (Interview). Setelah data terkumpul maka dilakukan pengolahan data melalui tahapan kelengkapan data, skoring dan tabulasi data.variabel dalam penelitian ini adalah Tingkat Kecemasan Keluarga dalam menghadapi Anggota Keluarga Penderita Gangguan Jiwa di Rumah Sakit Bhayangkara Kota Kediri. E. Hasil Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan No Pendidikan Frekuensi Prosentase 1 SD 2 10% 2 SLTP 7 35% 3 SLTA 9 45% 4 Perguruan Tinggi 2 10% Jumlah 20 100% Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kecemasan Keluarga dalam menghadapi Anggota Keluarga Besar Penderita Gangguan Jiwa. 38

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Kecemasan Keluarga dalam menghadapi Anggota Keluarga Besar Penderita Gangguan Jiwa. No. Tingkat kecemasan Frekuensi Prosentase 1 Tidak Cemas 1 5% 2 Ringan 8 40% 3 Sedang 5 25% 4 Berat 6 30% Jumlah 20 100% Dari tabel diatas menunjukan bahwa hampir sebagian responden yaitu orang (40 %) mengalami cemas ringan,6 orang (30 %) responden mengalami cemas berat, 5 orang (25 %) responden lainnya mengalami cemas sedang, dan 1 orang (5 %) responden tidak mengalami cemas. F. Pembahasan 1. Tingkat kecemasan ringan keluarga dalam menghadapi anggota keluarga penderita gangguan jiwa. Berdasarkan hasil penelitian di poli jiwa RS Bhayangkara Kota Kediri menunjukkan bahwa tingkat kecemasan keluarga dalam menghadapi anggota keluarga penderita gangguan jiwa hampir setengahnya memiliki tingkat kecemasan ringan (40%). Menurut Stuart & Sundeen (1998) kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan menyebabkan lahan persepsinya lebih waspada.kecemasan ringan ini dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas. 39

Dari hasil penelitian ini sangat jelas bahwa responden yang mengalami kecemasan ringan disebabkan karena mereka lebih berhati-hati dan waspada dalam menghadapi anggota keluarganya yang menderita gangguan jiwa. Tingkat kecemasan ringan yang dimiliki oleh responden mungkin juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan responden dimana dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka pemahamannya akan lebih baik dibandingkan dengan pemahaman seseorang yang berpendidikan rendah seperti yang diperoleh dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan keluarga penderita gangguan jiwa di Rumah Sakit Bhayangkara Kota Kediri hampir setengahnya pendidikan menengah atas (45%). 2. Tingkat kecemasan sedang keluarga dalam menghadapi anggota keluarga penderita gangguan jiwa Berdasarkan hasil penelitian di Rumah Sakit Bhayangkara Kota Kediri menunjukkan bahwa tingkat kecemasan keluarga besar dalam menghadapi anggota keluarga penderita gangguan jiwa sebagian kecil tingkat kecemasannya sedang (25%). Kecemasan sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan perhatian pada hal tertentu dan mengesampingkan yang lain sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih rendah (Stuart & Sundeen,1998). Dari hasil penelitian ini sangat jelas bahwa responden yang mengalami kecemasan sedang disebabkan karena mungkin mereka telah memperoleh pengetahuan atau informasi yang cukup tentang bagaimana menghadapi dan merawat anggota keluarga yang menderita gangguan jiwa. 3. Tingkat kecemasan berat keluarga dalam menghadapi anggota keluarga penderita gangguan jiwa Berdasarkan hasil penelitian di Rumah Sakit Bhayangkara Kota Kediri menunjukkan bahwa tingkat kecemasan keluarga dalam menghadapi anggota keluarga besar penderita gangguan jiwa hampir setengahnya memiliki tingkat kecemasan berat (30%). 40

Kecemasan berat cenderung memusatkan sesuatu yang terinci dan spesifik dan dapat berpikir tentang hal yang lain.semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan (Stuart & Sundeen,1998). Menurut peneliti kecemasan tingkat berat yang dialami oleh keluarga dalam menghadapi anggota keluarga besar penderita gangguan jiwa di Rumah Sakit Bhayangkara Kota Kediri disebabkan karena rendahnya pengetahuan mengenai penyakit yang dialami anggota keluarga sehingga mereka cenderung lebih merasa tidak berdaya dan terbebani oleh keadaan anggota keluarganya. Bahkan tidak sedikit keluarga yang sama sekali tidak mengetahui rencana apa yang harus mereka lakukan untuk menghadapi masalah gangguan jiwa yang dialami salah satu anggota keluarganya. G. Kesimpulan 1. Tingkat kecemasan ringan keluarga dalam menghadapi anggota keluarga besar penderita gangguan jiwa di Rumah Sakit Bhayangkara Kota Kediri didapatkan hampir setengahnya responden mengalami kecemasan ringan (40%). 2. Tingkat kecemasan sedang keluarga dalam menghadapi anggota keluarga besar penderita gangguan jiwa di Rumah Sakit Bhayangkara Kota Kediri didapatkan sebagian kecil responden mengalami kecemasan sedang (25%). 3. Tingkat kecemasan berat keluarga dalam menghadapi anggota keluarga besar H. Saran penderita gangguan jiwa di Rumah Sakit hampiir setengahnya mengalami kecemasan berat (30%) 41 Bhayangkara Kota Kediri didapatkan Dilihat dari hasil penelitian di atas diharapkan keluarga harus mempersiapkan diri dalam menghadapi anggota keluarga penderita gangguan jiwa dengan cara berkoordinasi secara rutin dengan instansi kesehatan sehingga dapat meningkatkan pengetahuan keluarga. I. Daftar Pustaka Alimul H, A. Aziz, (2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak.Edisi I. Jakarta: Salemba Medika Jhonson.(2010). Keperawatan Keluarga. Yogyakarta :Nuha Medika Arikunto,S., (1998).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Bailon, S.Gdan Maglaya, A.S.(1997). Family Health Nursing: The Process. Philiphines: UP College on Nursing Diliman

Carpenito, L.J. (2007). Buku Saku Diagnosa Keperawatan.Jakarta: EGC Gunarso Singgih D. (1999). Psikologi Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulya. Kartini, Kartono. (2005). Hygiene Mental.Bandung: Mandar Maju Maramis, W.F. (2001). Ilmu Kedokteran.Surabaya: Airlangga University Press. Notoatmodjo, Soekidjo. (1999). Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta Stuart & Sundeen. (1998). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3. Jakarta: EGC. Nursalam. (2001). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Rifacons. (2009). Kesehatan Mental. www rifacons.wordpress.com.diunduh: Maret 2013 Yip, K.S. (2005). Family Caregiving of Clients with Mental Illness in the Peoples Republic of China: International of Pyhosical Rehabilitation. Vol. 10. http://www psyhosical.com Asmaul, Chusnah.(2011). Jumlah Penderita Gangguan Jiwa di Kediri Tinggi.http://wwwantaranews.comDiunduh: April 2013 42