BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, mereka harus bergaul dan berinteraksi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana dalam Chaer, 2003:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dilahirkan di dalam dunia sosial yang harus bergaul dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pragmatik memiliki lima bidang kajian salah satunya deiksis. berarti penunjukan atau hal petunjuk dalam sebuah wacana atau tuturan.

BAB I PENDAHULUAN. anggota kelompok tertentu dalam bekerja sama, berkomunikasi, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. sama lain. Bahasa merupakan media yang digunakan oleh manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengandung banyak pengetahuan didalamnya. Tidak jarang ditemui kesulitan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdiri atas berbagai macam suku. Salah satu suku di Indonesia

1. Kita harus melaporkan kejadian itu besok, tetapi mereka sekarang tidak berada di sini.

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berinteraksi antarindividu maupun kelompok.

I. PENDAHULUAN. dalam mencari informasi dan berkomunikasi. Klausa ataupun kalimat dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksudkan orang di dalam suatu konteks khusus dan bagaimana konteks itu

PENDAHULUAN Bahasa Jawa adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat suku Jawa untuk berkomunikasi antarsesama masyarakat Jawa.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa daerah memiliki fungsi dan peran utama dalam hal pengembangan

PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS EDISI JANUARI FEBRUARI 2010 SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. Prosa dalam pengertian kesusastraan disebut fiksi (fiction), teks naratif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. apabila referennya berpindah-pindah tergantung pada siapa yang menjadi si

BAB I PENDAHULUAN. bukan perlu membutuhkan pemahaman yang menyeluruh. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki wilayah pemakaiannya sendiri. Demikian halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dan bahasa adalah dua komponen yang tidak terpisahkan satu sama

BAB I PENDAHULUAN. kalangan, tidak saja pada ahli bahasa tetapi juga ahli-ahli di bidang lainnya.

ANALISIS DEIKSIS DALAM CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGANYAR

PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. penting. Peranan tersebut, berfungsi untuk menyampaikan beragam informasi

BAB I PENDAHULUAN. disebut bentuk dan cara pendekatan terhadap karya sastra dan gejala

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

DEIKSIS RUANG DAN WAKTU BAHASA MELAYU JAMBI DI TANJUNG JABUNG TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan

ARTIKEL E-JOURNAL SYARIFAH FADILAH NIM

BAB I PENDAHULUAN. penting. Peranan tersebut, antara lain: untuk menyampaikan beragam informasi

KAJIAN PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN SOLOPOS EDISI JANUARI-FEBRUARI 2010 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan sarana yang sangat penting bagi kehidupan manusia untuk

diperoleh mempunyai dialek masing-masing yang dapat membedakannya

DEIKSIS DALAM RUBRIK AH TENANE PADA SURAT KABAR HARIAN UMUM SOLOPOS

BAB I PENDAHULUAN. dalam teori semantik, atau dengan perkataan lain, membahas segala aspek makna

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. jawaban suatu permasalahan. Atau konsep adalah gambaran mental diri objek, proses, atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi

BAB I PENDAHULUAN. pendapat dari seorang penutur kepada mitra tutur. mengemukakan pendapat, yang perlu diperhatikan bukan hanya kebahasaan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan produk dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan. wacana. Tindak tutur dapat pula disebut tindak ujar.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Indonesia. Bahasa tidak terpisahkan setiap kegiatannya.

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengungkapkan ide, gagasan, pikiran realitas, dan sebagainya. dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis dalam komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri

ANALISIS DEIKSIS PERSONA DAN TEMPORAL PADA RUBRIK JATI DIRI HARIAN JAWA POS EDISI FEBRUARI-MARET 2010 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN EKSPRESIF PADA WACANA PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SUSILO BAMBANG YUDHOYONO MASA JABATAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian tentang analisis deiksis dalam novel yang Miskin Dilarang

BAB I PENDAHULUAN. yang menunjukkan kesantunan antara lain adalah deiksis sosial.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah salah satu saluran kreativitas yang penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Kailani (2001:76) menyatakan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang

ANALISIS DEIKSIS PADA KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X OTOMOTIF SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. pihak laki-laki. Ideologi Patriakat tumbuh subur dalam masyarakat yang

Bahasa Indonesia. Ragam Bahasa. Dwi Septiani, S.Hum., M.Pd. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesehariannya manusia saling membutuhkan interaksi dengan sesama untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat manusia membutuhkan alat. komunikasi untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi

BAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial antara orang satu dengan yang lainnya. Dalam. komunikasi dibutuhkan alat komunikasi agar hubungan antarmanusia

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. diterbitkan kurang begitu memperhatikan aspek gramatikal bahkan masih

BAB I PENDAHULUAN. beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah anak yang berumur nol tahun atau sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN. hiburan, dan secara tidak langsung juga berfungsi sebagai sarana menanamkan

BAB I PENDAHULUAN. wujud kreativitas yang mampu membantu manusia dalam berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan berkomunikasi. Dalam kegiatan berkomunikasi, manusia. perasaan, mengungkapakan kejadian yang dialami, bahkan mengungkapkan

PEMAKAIAN DEIKSIS PERSONA, LOKASIONAL, DAN TEMPORAL DALAM NOVEL AYAT-AYAT CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi antara penutur dan mitra tutur di

BAB I PENDAHULUAN. orang yang tidak hadir dalam tempat terjadinya pembicaraan. Dalam hal kegiatan

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk,

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Debat adalah perbincangan antara beberapa orang yang. membahas suatu masalah dan masing-masing mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun

BAB I PENDAHULUAN. semakin beragam dan kreatif. Keanekaragaman penggunaan bahasa di masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS PESAN BAHASA KELUHAN WARGA DESA PILANG KECAMATAN RANDUBLATUNG KABUPATEN BLORA SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi perlu memperhatikan pilihan kalimat yang digunakan agar. penutur baik secara lisan maupun tulisan.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kata deiksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu deiktikos yang berarti hal

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA DI KALANGAN MAHASISWA DALAM BERINTERAKSI DENGAN DOSEN DAN KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF WAKTU DAN TEMPAT PADA TEKS LAGU IHSAN DALAM ALBUM THE WINNER

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah penerima informasi atau berita dari segala informasi

BAB I PENDAHULUAN. macam suku, ras, agama dan adat istiadat. Wilayah negara kesatuan Republik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA WACANA KHOTBAH SALAT TARAWIH DI DESA TLOBONG KABUPATEN KLATEN SKRIPSI

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial, mereka harus bergaul dan berinteraksi dalam lingkungan menjalani hidup dengan normal.sejak lahir dia sudah bergaul denganmasyarakat dengan terdekat, yaitu komunikasi satu arah (pada saat bayi hanya mendengarkan orangtua berbicara).dalam perkembangan selanjutnya, dia mulai memeroleh bahasa setahap demi setahap dan mulai berkomunikasi dua arah. Pada saat yang sama, dia juga sudah dibawa ke dalam kehidupan sosial yang terdapat norma-norma berperilaku. Norma-norma atau rambu-rambu ini diperlukan karena meskipun manusia itu dilahirkan bebas, tetapi dia harus hidup bermasyarakat.ini berarti bahwa dia harus pula menguasai norma-norma sosial budaya yang berlaku dalam masyarakat tersebut.sebagian dari norma-norma ini tertanam dalam bahasa sehingga kompetensi anak tidak hanya terbatas pada pemakaian bahasa (language usage), tetapi juga penggunaan bahasa (language use). Dengan kata lain, anak harus pula menguasai kemampuan pragmatik serta makna dalam setiap ucapan atau kata. Dalam pandangan komplementarisme disebutkan bahwa semantik dan pragmatik merupakan dua kajian bidang yang komplementer (saling melengkapi), keduanya sama-sama mengkaji makna bahasa. Bedanya, jika semantik mengkaji makna bahasa dalam konteks lingusitik,maka pragmatik mengkaji makna bahasa 1

2 yang diajak komunikasi dapat memahami pesan dengan tepat. Persoalan akan muncul, bagaimana jika informasi itu hanya dapat dipahami dari konteksnya sedangkan maksudnya tidak. Deiksis adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan hadirnya acuan ini dalam suatu informasi. Dengan kata lain deiksis merupakan ikhtisar pragmatik untuk memahami makna dalam sebuah rujukan serta adanya acuan dalam setiap kata atau frase. Proses pemaknaan deiksis dalam suatu frase, kata atau kalimat berbeda dalam bahasa Daerah dengan bahasa Indonesia, hal inilah yang menjadi objek yang diteliti bagaimana proses pemaknaan deiksis ini sesuai dengan jenis deiksis persona,sosial, ruang, dan waktu. Suatu sistem makna yang merujuk pada arti yang ada didalam deiksis, yang menerangkan makna deiksis dan memiliki konteks bahasa didalam tindak tutur, wacana, yang memiliki acuan berpindah-pindah. Dalam pemaknaan deiksis, baik kata, frasa, leksem wacana, ungkapan memiliki makna sebagai ilmu bahasa. proses makna dalam hal akan danalisis melalui beberapa jenis makna dalam Bahasa. Setiap kata atau benda memiliki arti dalam sebuah wacana sastra lisan masyarakat Pakpak dan sebagian dari wacana dalam cerita memiliki makna leksikal dan konotasi dalam hal ini Konteks juga berhubungan dengan sikap penutur dengan mitra tutur ( sedih, panas, dingin) adalah makna konteks yang sering terjadi dikehidupan kita, misalnya engket merbela sungkawa turut berduka cita leksem tersebut digunakan saat suasana berduka. Kalimat dan ujaran dalam cerita sastra lisan sering menggunakan deiksis untuk menunjukkan suatu kondisi, baik persona, sosial, ruang maupun

3 waktu.dalam ujaran deiksis mempunyai peranan penting, sehingga lawan bicara dapat memahami ujaran tersebut, yang antara lain melalui konteks. Setiap konteks lisan maupun tulisan memliliki latar belakang, tujuan pembicaran dan tempatnya. Deiksis dapat juga diartikan sebagai lokasi dan identifikasi orang objek, peristiwa, proses atau kegiatan yang sedang dibicarakan atau yang sedang diacu dalam hubungannya dengan dimensi ruang dan waktunya, pada saat dituturkan oleh pembicara atau yang diajak bicara bahasa yang digunakan sama-sama saling mengerti. Bangsa Indonesia memiliki 783 bahasa daerah yang tersebar 17.508 pulau (Daulay 2012: 194).Itu menunjukkan bahwa bahasa daerah diindonesia sangat beragam. Sebagai bahasa daerah, memiliki fungsi dan peranan utama dalam hal pengembangan bahasa nasional( Alwi.dkk, 2011: 6), yaitu: a. Sebagai lambang kebanggan daerah b. Sebagai lambang identitas daerah c. Sebagai alat perhubungaan idalam keluarga dan masyarakat daerah d. Sebagai sarana pendukung budaya daerah dan bahasa Indonesia e. Pendukung sastra daerah Indonesia. Fungsi tersebut merupakan hasil keputusan dari seminar Bahasa Nasional dijakarta tentang bahasa daerah pada 23-28 februari 1975 ( Moeljono.dkk 1986:2). Melihat fungsi dari bahasa daerah tersebut jelaslah bahwa penelitian yang berkaitan dengan bahasa- bahasa daerah yang mempunyai makna yang sangat penting bagi masyarakat dan bahasa itu sendiri.

4 Pengertian dan pemahaman bahasa mengacu pada fakta bahwa untukmengerti suatu ujaran bahasa diperlukan juga pengetahuan di luar makna kata danhubungan tata bahasanya, yakni hubungannya dengan konteks pemakaiannya., peranan konteks sangat penting dalam ilmu bahasa. Pragmatik sebagai cabang ilmu bahasa yang mempelajaritentang makna yang dikehendaki oleh penutur (via Cahyono, 2002:213).Penjelasan tersebut mengarah pragmatik pada aspek maknanya, yaitu maksudyang akan disampaikan penutur melalui hadirnya konteks. Arti deiksis kini sudah semakin berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu linguistik.hal ini dapat terlihat dari tulisan-tulisan dalam karya sastra yang digunakan untuk menggambarkan fungsi deiksis persona dan bermacam-macam ciri gramatikal dan leksikal lainnya yang menghubungkan ujaran dengan jalinan konteks dalam cerita cerita masyarakat Pakpak. Peristiwa yang dibicarakan dalam konteks ujaran akan berubah-ubah tergantung situasi ujarannya sendiri sehingga deiksis akan memiliki referen yang berubah-ubah atau berpindah-pindah. Deiksis adalah suatu cara untuk mengacu pada hakekat tertentu dengan menggunakan bahasa yang hanya dapat ditafsirkan menurut makna yang diacu oleh penutur dan dipengaruhi situasi pembicaraan. Deiksis didefinisikan sebagai ungkapan yang terikat dengan konteksnya. Sebagai alat komunikasi, bahasa diaplikasikan penggunaannya dalam bentuk cerita rakyat, apabila tidak terdapat referen ataupaun deiksis maka terdapat kesulitan untuk memahami makna yang akan disampaikan pada cerita tersebut.

5 Deiksis yang memiliki peranan penting yaitu deiksis yang mengacu pada persona, waktu, tempat, sosial, wacana yang menjadi acuan penelitian. Fenomena dalam beberapa Sastra lisan yang akan dilihat adalah, proses pemaknaan deiksis dalam setiap leksem yang atau frasa memiliki pemaknaan yang menarik untuk diteliti yang apakah dianggap unik dan menarik, tetapi juga peneliti akan menganalisis Sastra lisan tersebut melalui makna secara konotasi dan leksikal, tetapi penelitian ini akan menguatkan makna pada leksem bahasa pakpak secara leksikal. Pada umumnya bahasa Pakpak khususnya dalam beberapa cerita rakyat akan masih sangat jarang diteliti oleh peneliti lainnya, karena bahasa yang digunakan banyak yang kurang mengerti terkecuali masyrakat Pakpak langsung ataupun orang yang berada dilingkungan sosial masyarakat Pakpak. Dalam Bahasa Pakpak kata atau frase yang menunjukkan kontruksi deiktisatau penunjukan melalui bahasa, baik dalam bentuk kata atau frase. Penunjukan tersebut dapat diketahui berdasarkan penafsiran penutur dan pendengar dalam konteks( pemahaman) yang sama. Seperti pada kalimat dibawah ini: 1. Naing ngo katena laus misi Dia ingin pergi kesana 2. Nggo mulak ia bari Udah pulang dia semalam Sudah pulang dia semalam

6 3. Ulang tengen mipodi Jangan- tengok- kebelakang Jangan lihat kebelakang Pada kalimat 1, 2 dan 3 diatas bentuk kata misi kesana menunjuk kata tempat bias seperti rumah, taman, sekolah dan lain- lain. Kata bari menunjukkan kata semalam bisa berarti tadi malam, senin semalam,selasa semalam. Frase pada kata mipodi menunjukan adanya temapat dibelakang mungkin mengacu pada kandang, orang dan lain-lain. Penelitian ini menarik perhatian peneliti karena ingin mengetahui tentang makna yang terkandung dalam kalimat serta makna kata-kata tertentu yang menarik dalam bahasa Pakpak. Penelitian dilakukan olehmustika dalam bahasa Rusia terdapat beberapa bentuk pronomina yang bisa menyatakan deiksis persona, yaitu pronomina persona, pronominal posesif.penelitian yang dilakukan oleh Mustikaini menganalisis tentang novel Antara Ayah dan Anak mengkaji setiap kalimat yang ada dalam novel yang berhubungan dengan deiksis persona.salah satu contoh adalah pronominal persona atau kata penunjuk orang pertama yang memiliki persamaan yang akan diteliti oleh peneliti saat ini, deiksis persona yang menjadi salah satukajian yang akan dilakukan oleh penulis terhadap cerita -cerita rakyat Pakpak berupa bahasa Pakpak. Penelitian yang relevan yang sudah pernah dilakukan orang lain adalahdeiksis Eksternal Bahasa Jawa dalam Tindak Tutur Komunikasi Lisan oleh Masyarakat Desa Mopuya oleh Ahmad Agus Rofii Penelitian ini menggunakan deiksis untuk mengkaji bahasa Jawa yang digunakan dalam masyarakat Desa

7 Mopuya. Adapun kajian ini meliputi: Deiksis persona pertama dalam bahasa Jawa, deiksis persona kedua dalam bahasa Jawa, deiksis persona ketiga dalam bahasa Jawa, deiksis ruang/tempat dalam bahasa Jawa, deiksis waktu dalam bahasa Jawa. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Agus Roffi memiliki beberapa yang sama dengan yang akan dilakukan oleh penulis, penelitian yang relevan akan menjadi sebuah acuan untuk meneliti jenis deiksis dalam sebuah cerita rakyat. Penelitian yang dilakukan oleh Dea Isgoentiarhasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah ada tigajenis deiksis yang muncul dalam duapuluh enam data yang dianalisis, yaitudeiksis persona (person deixis) yang terbagi menjadi tiga yaitu deiksis personaorang pertama, deiksis persona orang kedua dan deiksis persona orang ketiga;deiksis tempat (place deixis) dan deiksis waktu (time deixis). Sebuah kata atau frase yang deiktis memiliki makna yang beragam karena makna yang beragam itu tidak semua orang memahami kata atu frase yang deiktis tersebut. Hal itu terkait dengan aspek budaya penutur tersebut jika penutur dan pendengar berada pada konteks yang sama. Bahasa Pakpak yang tercermin dalam Sastra lisan tersebut mempunyai jumlah penutur yang asli yang cukup besar serta mempunyai daerah pemakaian yang cukup luas pula.maka dari pandangan tersebut perlu untuk melakukan penelitian bahasa- bahasa daerah diindonesia. Melalui bahasa lisan dan tulisan, misalnya pada cerita Sastra lisan. Sastra lisan tersebut sebagaicerita yang banyak diminati masyarakat luas maka peneliti akan mencari apakah ada deiksis baru atau tidak adanya deiksis dalam cerita tersebut.oleh sebab itu perlu tindak lanjut untuk

8 menggali lebih banyak setiap aspek dan maknayang terdapat dalam bahasa Pakpak melalui penelitian yang berjudul: Deiksisdalam Sastra Lisan Masyrakat Pakpak di Kabupaten Pakpak Bharat B. Identifikasi Masalah Dalam suatu penelitian perlu identifikasi masalah yang akan diteliti. Tujuannya supaya masalah dapat terarah dan jelas sehingga tidak terjadi kesimpang siuran dan kekaburan dalam membahas dan meneliti masalah yang diatas, deiksis dalam Sastra lisan masyrakat pakpak dapat dilakukan dari berbagai aspek bentuk, makna,dan rujukannya. Masing- masing aspek tersebut dapat dirinci lebih khusus lagi, dari segi jenisna yaitu 1) deiksis persona dan deiksis sosial, 2) deiksis ruang, 3) deiksis waktu, 4) pemaknaan deiksisdalam bahasa Pakpak. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, permasalahan yang ingin diteliti masih luas. Jadi peneliti memfokuskan penelitian dengan batasan batasan yaitu bentuk deiksis dan proses pemaknaan deiksis dalam bahasa Sastra lisan masyarakat Pakpak. Adapun jenis deiksis yang diteliti adalah deiksis persona, deiksis ruang, deiksis waktu dan pemaknaan deiksis. D. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah diatas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Deiksis persona dan sosial yang terdapat dalam Sastra lisan masyrakat Pakpak?

9 2. Deiksis ruang/tempat yang terdapat dalam Sastra lisan masyrakat Pakpak? 3. Deiksis waktu yang terdapat dalam Sastra lisan masyrakat Pakpak? 4. Makna Deiksis dalam Sastra lisan masyarakat Pakpak? E. Tujuan Penelitian Untuk mencapai hasil dalam sebuah penelitian tentu tujuan sebuah penelitian ada, dan tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan deiksis persona dan sosialsastra lisan Pakpak 2. Mendeskripsikan deiksis ruang/tempat yang terdapat dalam Sastra lisan Pakpak 3. Mendeskripsikan deiksis waktu yang terdapat dalam Sastra lisan Pakpak 4. Mendeskripsikanpemaknaan deiksisdalamsastra lisan Pakpak 5. Mendeskripsikan dan menuliskan beberapa Sastra lisan yang ada di masyrakat Pakpak dan menjadi tulisan cerita rakyat. F. Manfaat Penelitian a. Secara teoritis Secara teoretis penelitian ini bermanfaat bagi bidang kesusastraan khususnya ilmu bahasa dan sastra. Dengan penelitian ini, dunia kesusastraan akan mendapat masukan pemikiran dari sisi pragmatik. Setelah penelitian ini selesai,diharapkan hasilnya bermanfaat dan bertujuan untuk :

10 a) Dapat dijadikan sebagai bahan bacaan bagi peneliti selanjutnya khususnya yang berkaitan dengan pendekatan pragmatik dan ilmu sastra. b) Menambah wawasan tentang bahasa Pakpak. c) Menambah pengetahuan tentang sastra melalui bentuk cerita rakyat dari Daerah Pakpak b. Secara praktis Secara praktis penelitian ini bermanfaat untuk : a. Bagi masyarakat umum, hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai salah satu sarana untuk mengenal cerita rakyat Pakpak secara luas dan tradisional. G. Masyarakat Kabupaten Pakpak Bharat Mengejar ketertinggalannya dengan penduduk lainnya serta adanya aspirasi, keinginan dan tekad bulat dari masyarakat Pakpak Bharat untuk meningkatkan status daerahnya menjadi suatu Kabupaten dalam kerangka NKRI, dengan tujuan agar masyarakat Pakpak Bharat dapat memperjuangkan dan mengatur pembangunan masyarakat dan daerah, sesuai dengan aspirasinya untuk meningkatkan taraf hidup menuju masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera merupakan dasar dari usul dibentuknya Kabupaten Pakpak Bharat. Pakpak Bharat bukan wilayah baru. Kabupaten yang mengambil tiga kecamatan dari Dairi ini mengambil nama sub-wilayah suku Pakpak. Sebelum Belanda masuk ke Pakpak /Dairi, suku yang penduduknya tersebar di Kabupaten

11 Pakpak Bharat, Aceh Selatan, dan Pakpak Bharat ini sudah mempunyai struktur pemerintahan tersendiri.raja Ekuten atau Takal Aur bertindak sebagai pemimpin satu suak. Suku Pakpak terdiri atas lima suak, yaitu suak simsim, keppas, pegagan, boang, dan kelasen. Di bawah suak terdapat kuta (kampung) yang dipimpin oleh pertaki.pada umumnya pertaki juga merupakan raja adat sekaligus sebagai panutan di kampungnya.di setiap kuta ada sulang silima, sebagai pembantu pertaki yang terdiri dari perisang-isang, perekur-ekur, pertulan tengah, perpunca ndiadep, dan perbetekken.meski struktur pemerintahan ini sudah tidak dipakai lagi, tetap dipertahankan sebagai sumber hukum adat budaya Pakpak.