IV METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV. METODE PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

VI. ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI PADI SAWAH VARIETAS CIHERANG DI GAPOKTAN TANI BERSAMA

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga,

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. dianalisis. Menurut Supardi (2005) penelitian deskripsi secara garis besar

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

IV METODE PENELITIAN

VI. ANALISIS EFISIENSI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADI

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data 4.3. Metode Pengambilan Sampel

BAB III METODE PENELITIAN. Pertanian Bogor (PSP3 IPB) dan PT. Pertani di Propinsi Jawa Timur tahun 2010.

menggunakan fungsi Cobb Douglas dengan metode OLS (Ordinary Least

BAB V DAMPAK BANTUAN LANGSUNG PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI DI PROPINSI JAWA TIMUR

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Lawe Sigala-gala, Kecamatan

IV. METODOLOGI PENELITIAN

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. kandang dan bibit terhadap penerimaan usaha, dengan subjek penelitian peternak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

BAB VI ANALISIS PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEWA DI KELAPA DUA

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. komoditas tembakau merupakan bahan baku utama pada industri rokok. Usahatani

METODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan

VIII. ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU. model fungsi produksi Cobb-Douglas dengan penduga metode Ordinary Least

II. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

BAB III METODE PENELITIAN. survei SOUT (Struktur Ongkos Usaha Tani) kedelai yang diselenggarakan oleh

BAB IV METODE PENELITIAN

I. METODE PENELITIAN. dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis. Tujuannya

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan data time series dengan periode waktu selama 21 tahun yaitu 1995-

III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

BAB III METODE PENELITIAN. laba/rugi Perusahaan makanan yang terdaftar di BEI (PT. Indofood Sukses

Gatak Gatak Gatak Kartasura Kartasura Baki

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. faktor produksi yang kurang tepat dan efisien. Penggunaan faktor produksi

BAB III METODE PENELITIAN. (independent variable) adalah sumber-sumber penerimaan daerah yang terdiri dari

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. Dengan pengertian obyek penlitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010:38)

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabelvariabel

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

VIII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI

IV. METODE PENELITIAN

II. BAHAN DAN METODE

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Tugu Utara dan Kelurahan Cisarua,

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai salah satu input faktor produksi yang memiliki peran penting. Permintaan

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September 2013

BAB 3. Metode Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif atau

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Ciburuy dan Desa Cisalada, Kecamatan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas ( independent variabel) atau variabel yang tidak tergantung pada

III. METODE PENELITIAN. dan batasan operasional. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup

PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibandingkan dengan produksi sub-sektor perikanan tangkap.

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 1 Maret 2013

III. METODE PENELITIAN. untuk menciptakan data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jagung di kecamatan Tigabinanga, penulis menggunakan teori yang sederhana sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Petanahan dan Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen.

ANALISIS KOMPARASI USAHATANI UDANG WINDU ORGANIK DAN NONORGANIK (STUDI KASUS: BATANG KILAT KOTA MEDAN PROPINSI SUMATERA UTARA)

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kopi Robusta. Faktor-faktor produksi yang diduga mempengaruhi produksi kopi

METODE PENELITIAN. Menurut Travers (1978) dalam Umar menjelaskan bahwa metode ini bertujuan

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di Pulau Untung Jawa Kabupaten

VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI

BAB III METODE PENELITIAN. Usahatani Padi Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus. Sarana. Produksi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Kabupaten Tapanuli Selatan yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek Penelitian merupakan sesuatu target atau sasaran untuk

III. METODE PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITAN. Penelitian dilakukan di objek wisata Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta

3. METODE. Kerangka Pemikiran

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Dalam penelitian ini penentuan tempat penelitian secara purpose

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agriculture, Manufacture Dan Service di Indonesia Tahun Tipe

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data sekunder

METODE PENELITIAN. Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian ini

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

VI ANALISIS EFISIENSI TEKNIS

BAB III METODE PENELITIAN. dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendapatan asli. sarana pendukung, dan jumlah obyek wisata.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Untuk menguji apakah alat ukur (instrument) yang digunakan memenuhi

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun

VI ANALISIS RISIKO PRODUKSI JAGUNG MANIS

METODE PENELITIAN Definisi dan Pengukuran Variabel Definisi dan pengukuran variabel penelitian ini disajikan pada Tabel 3.1.

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Sang Hyang Seri (Persero) Unit Bisnis Daerah (UBD) Khusus Sukamandi, Subang Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan dengan menggunakan purposive sampling dimana teknik penentuan berdasarkan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tersebut antara lain adalah 1). PT. SHS merupakan produsen benih padi terbesar di Indonesia yang menguasai 25 persen benih padi di Indonesia dengan kapasitas produksi benih padi 25.000 ton per tahun, 2). PT. SHS memiliki lahan sawah yaitu 3.150,65 hektar dalam satu lokasi dan berada dalam satu pengelolaan manajemen. Kegiatan pengambilan data dilakukan pada bulan Maret 2011 sampai Mei 2011. 4.2. Metode Penentuan Sampel Metode yang digunakan dalam penentuan sampel adalah menggunakan Stratified Sample. Metode tersebut digunakan jika populasi yang tidak homogen, maka populasi dibagi kedalam kelompok yang homogen lebih dahulu atau dalam strata, dan anggota sample ditarik dari setiap strata (Nazir, 2005). Adapun mengenai jumlah petani mitra berdasarkan luasan lahan kerjasama yang dikelola dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Jumlah Petani Mitra Berdasarkan Luasan Lahan Kerjasama yang Dikelola Musim 2010/2011 Luas Lahan (Ha) Jumlah Petani Persen (%) Jumlah Responden 1,00-1,50 574 48 48 1,51-2,00 521 44 44 > 2,00 89 8 8 Total 1184 100 100 Sumber : SHS, 2010 (Data Diolah) Dalam pengambilan responden dilakukan dengan menggunakan convinience sampling yang artinya adalah kemudahan di dalam memperoleh responden untuk penelitian, dilakukan setelah jumlah responden telah ditentukan berdasarkan persentase proporsional pada setiap luasan lahan yang memproduksi benih padi varietas ciherang. Dalam penerapannya, penulis diperbantukan oleh setiap koordinator wilayah PT. SHS untuk bertemu dengan petani penangkar. 29

Alasannya adalah sulitnya didalam membedakan antara petani yang melakukan kemitraan dengan tenaga kerja atau buruh harian dikarenakan luasan lahan yang terlalu luas. Berdasarkan Tabel 8, didapatkan bahwa jumlah petani penangkar benih untuk dijadikan sebagai responden berjumlah 100 orang pada lahan kerjasama yang memproduksi benih varietas ciherang di PT. SHS. Penentuan jumlah tersebut dengan alasan jumlah petani mitra berdasarkan luasan lahan kerjasama yang dikelola oleh petani penangkar benih. 4.3. Jenis Data yang Dikumpulkan Data primer adalah sumber data yang diperoleh atau dikumpulkan secara langsung di lapangan oleh seseorang yang akan melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya (Sugiyono, 2009). Data primer didapatkan secara langsung di lapangan, dimana berdasarkan kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai karakteristik umum dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produksi benih padi varietas ciherang oleh petani penangkar benih yang berkerjasama dengan PT. SHS. Selain itu, diperoleh juga mengenai data-data yang berkaitan dengan perusahaan. Sedangkan dari segi waktunya merupakan data cross section yang artinya adalah data yang diperoleh pada saat pengumpulan di lapang dan diambil dalam kurun waktu tertentu sesuai kebutuhan penelitian. Data sekunder adalah sumber data yang secara tidak langsung memberikan data kepada pengunpul data atau seseorang yang akan melakukan penelitian. Data sekunder diperoleh dari lembaga Departemen Pertanian (Deptan), Badan Pusat Statistik (BPS), Perpustakaan LSI IPB, dan internet. 4.4. Metode Pengumpulan Data Sugiyono (2009), mengatakan metode pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama di dalam melaksanakan penelitian, alasan tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Adapun macam-macam teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, Kuesioner (Angket), trianggulasi/ gabungan tertera pada Gambar 4. 30

Obsevasi Wawancara Teknik Pengumpulan Data Kuesioner (Angket) Trianggulasi / Gabungan Gambar 4. Macam-macam Teknik Pengumpulan Data Sumber : Sugiyono (2009) Teknik pengumpulan data yang dilakukan di dalam penelitian ini adalah : 1. Wawancara Nazir (2005), mengatakan bahwa wawancara Yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab, sambil bertatap muka. 2. Kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. 4.5. Metode Pengolahan Data Sugiyono (2009), mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi berdasarkan data yang ditemukan di lapangan. Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian dimana data penelitian yang dimiliki berupa angka-angka dan dianalisis menggunakan statistik. Teknik analisis data dalam penelitian kualitatif dapat menggunakan statistik deskriptif, dimana digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya berdasarkan data yang didapatkan dilapangan. Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif dapat menggunakan statistik inferensia yang artinya adalah 31

teknik statistik yang digunakan dalam menganalisis suatu data sampel, dan hasilnya akan diberlakukan untuk populasi sampel yang dimiliki. Statistik inferensia meliputi statistik parametris dan non parametris. Penelitian ini menggunakan uji statistik parametris dan non parametris. Uji statistik parametris merupakan pengujian yang memerlukan terpenuhi banyak asumsi dan statistik parametris dapat digunakan untuk data yang berbentuk interval dan rasio. Asumsi yang utama adalah dimana data yang akan di analisis harus berdistribusi normal. Statistik non parametris merupakan pengujian yang tidak memerlukan terpenuhinya banyak asumsi dan digunakan apabila datanya berbentuk nominal atau ordinal. Data yang akan diolah dan dianalisis dalam penelitian ini menggunakan data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif mengenai gambaran umum kemitraan yang dilaksanakan oleh PT. SHS dengan para petani penangkar benih. Karakteristik umum petani penangkar benih, dan Karakteristik Usahatani akan dianalisis secara deskriptif dengan bantuan dalam bentuk tabulasi frekuensi sederhana. Data kuantitatif akan digunakan untuk menganalisis pendapatan usahatani dengan menggunakan analisis R/C, analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi benih padi varietas ciherang akan dianalisis menggunakan model fungsi produksi Cobb-Douglas yang diselesaikan menggunakan metode ordinary least square (OLS), dan menganalisis hubungan karakteristik petani penangkar terhadap produksi benih padi varietas ciherang dengan menggunakan alat analisis korelasi rank spearman. Pengolahan data primer menggunakan Microsoft Excel, dan SPSS 14, yang bertujuan untuk memperoleh hasil dan kesimpulan berdasarkan data yang telah terkumpul. 4.5.1. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi 4.5.1.1. Fungsi Produksi Cobb-Douglas Soekartawi (1990), mengatakan bahwa fungsi produksi adalah merupakan hubungan fisik antara variabel yang dipengaruhi/dijelaskan (Y) dan variabel yang mempengaruhi/menjelaskan (X). variabel Y berupa output produksi dan variabel X berupa input produksi. 32

Fungsi produksi yang digunakan adalah menggunakan fungsi produksi Cobb-Douglas, dengan menetapkan terlebih dahulu faktor-faktor produksi yang digunakan dalam memproduksi benih padi varietas ciherang di PT. SHS RM I UBD Khusus Sukamandi, Subang-Jawa Barat, dan langkah selanjutnya adalah menyusun faktor produksi yang digunakan (input) kedalam suatu model fungsi produksi Cobb-Douglas untuk menduga hubungan mengenai faktor produksi yang digunakan (input) dengan jumlah produksi yang dihasilkan (output). Rahim dan Hastuti (2008), mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi produksi komoditas pertanian yaitu lahan pertanian, tenaga kerja, modal (fixed cost, variabel cost), pupuk (urea, TSP, KCl), pestisida, benih/bibit, teknologi, dan manajemen. Soekartawi et al (1986), menambahkan bahwa input produksi seperti lahan, pupuk, tenaga kerja, modal, iklim, dan sebagainya yang dapat mempengaruhi besar kecilnya output produksi yang diperoleh, namun tidak semua masukan tersebut digunakan dalam analisis yang dilakukan, hal tersebut tergantung dari penting atau tidaknya pengaruh input produksi terhadap output yang diperoleh. 4.5.1.2. Uji Asumsi Ordinary Least Square Metode pendugaan yang digunakan di dalam penelitian ini adalah menggunakan uji asumsi Ordinary Least Square, dan didalam penyelesaian penghitungan uji asumsi OLS dihitung menggunakan software minitab 14. Asumsi dalam ordinary least square yaitu model linier (dalam parameter), komponen error (menyebar acak & normal dengan nilai tengah 0), ragamnya homogen, dan terdapat autokorelasi, dan tidak terdapat multikolinear diantara variabel independent (X). Dengan mengacu kepada asumsi OLS, maka pengujian awal yang harus dilakukan agar pengujian OLS dapat digunakan adalah sebagai berikut : 1) Uji Normalitas Sugiyono (2009), mengatakan bahwa untuk menguji normalitas data yang berbentuk rasio dapat menggunakan statistik parametris. Iriawan dan Astuti (2006) dalam Nadhwatunnaja (2008), mengatakan bahwa residual di dalam model regresi telah menyebar mengikuti distribusi normal, dan nilai P-Value 33

uji normal residual pada grafik telah melebihi 15 persen. Pengujian hipotesis di dalam penelitian ini menggunakan statistik parametris karena data yang di uji berbentuk ratio dan akan di uji menggunakan Chi Kuadrat. 2) Homoskedastisitas Iriawan dan Astuti (2006) dalam Nadhwatunnaja (2008), mengatakan bahwa suatu model akan memenuhi asumsi homoskedastisitas, dimana memiliki kandungan error yang sama, yaitu nilai Y bervariasi dan memiliki satuan yang sama baik untuk nilai variabel X yang tinggi ataupun nilai variabel X yang rendah. Hal tersebut dilihat dari plot antara sisaan dengan nilai dugaan yang telah menunjukkan bahwa titik-titik tersebut telah menyebar secara acak dan tidak membentuk pola. 3) Multikolinearitas Soekartawi (2003) dalam Nadhwatunnaja (2008), mengatakan bahwa multikolinearitas merupakan situasi yang nilai-nilai pengamatan memiliki hubungan yang kuat, sehingga menyebabkan variabel X tidak begitu mempengaruhi variabel Y, akan tetapi variabel X dipengaruhi oleh variabel X. Dalam mendeteksi adanya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Varians Inflation Factor (VIF). Apabila nilai VIF>10, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat adanya multikolinear diantara variabel Independent (X). 4) Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antar error satu dengan yang lainnya. Gujarati (1993) diacu dalam Nadhwatunnaja (2008), menambahkan bahwa autokorelasi merupakan suatu kondisi linier antara serangkaian anggota observasi, dimana berdasarkan waktu dan ruang. Nadhwatunnaja (2008), mengatakan bahwa masalah mengenai adanya autokorelasi pada umumnya terdapat pada data time series. Di dalam penelitian ini tidak dilakukan autokorelasi, alasannya adalah data yang digunakan di dalam penelitian ini bukan menggunakan data time series, akan tetapi menggunakan data cross section. Secara matematik model fungsi produksi Cobb-Douglas yang di transformasikan ke dalam bentuk linier dan dianalisis menggunakan uji asumsi Ordinary Least Square adalah sebagai berikut : 34

lny = ln + lnx 1 + lnx 2 + lnx 3 + lnx 4 + lnx 5 + lnx 6 + lnx 7 + u Dimana : lny = Hasil Produksi per musim tanam (Kg) lnx 1 = Luas lahan (m 2 ) lnx 2 = Benih (Kg) lnx 3 = Urea (Kg) lnx 4 = TSP (Kg) lnx 5 = NPK (Kg) lnx 6 = Obat-obatan (ml) lnx 7 = Tenaga Kerja (Rp) ln = Nilai Konstanta (Intercept),, = Koefisien Regresi (Slope) u = disturbance term (unsur sisa/galat) Unsur error (u) di dalam model mewakili : Variabel yang tidak dimasukkan ke dalam model Komponen Nonlinieritas hubungan antara variabel independent dengan variabel dependent Adanya salah ukur saat melakukan observasi Kejadian yang sifatnya Random Dengan menggunakan Metode Ordinary Least Square, digunakan untuk mencari Pendugaan Koefisien Regresi. untuk menguji hipotesis digunakan Uji-F dan Uji-T serta didukung dengan nilai Koefisien Determinasi (R 2 ). R 2 Gujarati (1993) dalam Nadhwatunnaja (2008), mengatakan bahwa Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur besarnya variabel variasivariasi variabel Dependen (Y) yang dapat dijelaskan oleh model (R 2 ), sedangkan besarnya variabel-variabel Dependen yang tidak dapat dijelaskan di dalam model (1-R 2 ) maka akan dijelaskan oleh komponen error (u). Nilai koefisien determinasi berkisar antara nilai nol (0) dan satu (1), apabila nilai koefisien determinasi semakin mendekati satu, maka semakin besar keragaan mengenai produktivitas yang dapat dijelaskan oleh faktor-faktor yang mempengaruhinya. 35

Uji-F Uji-F digunakan untuk melihat mengenai variabel independen (X) apakah berpengaruh terhadap variabel tidak dependen (Y). Di dalam penelitian ini untuk melihat apakah model dugaan yang digunakan signifikan untuk menduga variabel X mempengaruhi variabel Y. Dari Tabel F, untuk taraf nyata =, V 1 = k & V 2 = (n-k-1), maka akan diperoleh nilai F (v1=k & v2=(n-k-1)). Kriteria ujinya adalah Bila F hit > F (v1, v2) atau apabila P <, maka dapat disimpulkan bahwa tolak H 0 pada taraf nyata. Berdasarkan kriteria Uji-F, maka apabila F hit > F atau P <, maka secara bersamaan variabel-variabel independen memiliki pengaruh yang nyata terhadap dependen (Y), maka tolak H 0, dan sebaliknya apabila F hit < F atau P >, maka terima H 0, yang artinya adalah secara bersamaan variabel-variabel independen tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen (Y). Uji-t Uji-t digunakan untuk mengetahui apakah koefisien regresi dugaan dari masing-masing variabel independen (X i ) berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen (Y). Uji statistik yang digunakan di dalam pengujian signifikansi masingmasing koefisien regresi dugaan menggunakan Uji-t adalah sebagai berikut : t hit = Dimana : b i Sb i = Koefisien regresi ke-i = Standar Deviasi Koefisien Regresi ke-i Dari tabel T, untuk taraf nyata = & DF = (n-k-1), maka akan diperoleh nilai t (). Kriteria Uji-t adalah Bila t > t (/,) atau bila P <, maka dapat disimpulkan tolak H 0 pada taraf nyata (uji 2 arah). Apabila t < t (/,) atau bila P >, maka dapat disimpulkan terima H 0 (uji 2 arah). 36

Berdasarkan kriteria Uji-t, maka dapat disimpulkan bahwa apabila b i memiliki tanda positif, maka dapat disimpulkan bahwa apabila X i meningkat satu satuan X i, maka diduga variabel dependen (Y) rata-rata akan meningkat sebesar b i satuan Y, Cateris paribus. Apabila b i memiliki tanda negatif, maka dapat disimpulkan bahwa apabila X i meningkat satu satuan X i, maka diduga variabel dependen (Y) rata-rata akan turun sebesar b i satuan Y, Cateris paribus. 4.5.1.3. Hipotesis Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka diajukan hipotesis sebagai dasar pertimbangan di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : o Tolak H 0, Bila t > t (/,) o Terima H 0, Bila t < t (/,) Kriteria Uji-t adalah sebagai berikut : H 0 : Tidak memiliki hubungan nyata input produksi yang digunakan dapat mempengaruhi hasil produksi benih padi varietas ciherang yang diproduksi oleh para petani penangkar benih. H 1 : Adanya input produksi yang memiliki hubungan dalam mempengaruhi produksi benih padi varietas ciherang yang diproduksi oleh para petani penangkar benih. 4.5.2. Analisis Pendapatan Usahatani Dalam menganalisis pendapatan usahatani merupakan hasil pengurangan antara penerimaan usahatani (total revenue) dengan sejumlah biaya yang dikeluarkan dalam memproduksi. Penerimaan total usahatani merupakan nilai dari harga dikalikan dengan total produksi dalam periode tertentu. Total biaya pengeluaran merupakan semua nilai factor produksi yang dipergunakan didalam menghasilkan suatu produk dalam periode tertentu. Pendapatan total usahatani adalah merupakan selisih antara penerimaan yang dikurangi dengan pengeluaran total. Adapun rumus pendapatan usahatani adalah sebagai berikut : TR = Y + L TC = (P + B + PE) + (TK + BL) = TR TC 37

Dimana : TR = Total penerimaan (Total revenue) (Rp) TC = Total biaya (Total cost) (Rp) = Pendapatan (Rp) Y = Penerimaan dari penjualan hasil produksi benih (Rp) L = Penerimaan Lain-lain (Rp) P = Biaya Pupuk (Rp) B = Biaya Benih (Rp) PE = Biaya obat tanaman (Rp) TK = Biaya tenaga Kerja (Rp) BL = Biaya lain-lain Dengan kriteria sebagai berikut : Apabila TR > TC, maka usaha tersebut menguntungkan Apabila TR = TC, maka usaha tersebut impas Apabila TR < TC, maka usaha tersebut rugi 4.5.2.1. Analisis Imbangan Penerimaan dan Biaya Analisis imbangan penerimaan dan biaya (R/C) menggambarkan penerimaan yang diperoleh dari setiap satu-satuan biaya yang dikeluarkan didalam kegiatan usahatani. R/C digunakan untuk mengetahui mengenai tingkat keuntungan relative kegiatan usahatani yang dijalankan. Adapun rumus R/C antara lain adalah sebagai berikut : R/C = R/C menunjukkan besarnya penerimaan untuk setiap satu satuan rupiah biaya yang dilakukan dalam periode tertentu. Rumus yang digunakan dalam R/C adalah apabila R/C > 1 maka usahatani tersebut menguntungkan untuk dijalankan, yang artinya adalah penerimaan yang diperoleh lebih besar dari setiap unit biaya yang dikeluarkan selama proses produksi dalam periode produksi tertentu, dan apabila R/C < 1 maka usahatani tersebut tidak menguntungkan, yang artinya adalah penerimaan yang diperoleh lebih kecil daripada biaya yang dikeluarkan selama proses produksi dalam periode produksi tertentu. 4.5.2.2. Pengujian Skala Usaha Pengujian skala usaha (return to scale) petani penangkar benih yang memproduksi benih padi varietas ciherang dilakukan menggunakan model regresi 38

yang terbatas (constraint regression), dimana dilakukan adanya pembatasan model berdasarkan kondisi skala hasil yang tetap (constant return to scale, i = 1). Adapun hipotesis pengujian yang dilakukan didalam pengujian ini adalah : H 0 : i = 1 (Constant Return to Scale) H 1 : i Constant Return to Scale) Uji statistik yang digunakan adalah : Dimana : F-Hitung = ( )/ /() 2 e 1 2 e 2 = error sumsquare (ESS) dari regresi yang tidak dibatasi = error sumsquare (ESS) dari regresi yang dibatasi m = banyaknya pembatasan linear n = jumlah sampel k = banyaknya parameter dalam regresi yang tidak dibatasi (n-k) = derajat bebas (degree of freedom) Kriteria uji : Apabila F-Hitung < F-Tabel (m, n-k), maka terima H 0 Apabila F-Hitung > F-Tabel (m, n-k), maka tolak H 0 4.5.3. Analisis Korelasi Atribut Karakteristik Umum Petani Penangkar Benih Padi Varietas Ciherang Terhadap Produksi Dalam menganalisis hubungan karakteristik terhadap produksi menggunakan alat analisis korelasi rank spearman dengan atribut karakteristik umum petani penangkar benih yaitu usia, pendidikan, pengalaman, pelatihan, jumlah tanggungan, dan pendapatan. Penyelesaian didalam menganalisis hubungan karakteristik terhadap produksi diselesaikan menggunakan software SPSS 19. Sugiyono (2009), mengatakan bahwa korelasi rank spearman digunakan untuk mencari hubungan atau untuk menguji signifikansi hipotesis asosiatif bila masing-masing variable yang dihubungkan berbentuk ordinal dan sumber data antar variable tidak harus sama. Nazir (2005), mengatakan bahwa Pengujian hipotesis korelasi rank spearman menggunakan statistik non parametrik, dimana pengukurannya berupa 39

respon kualitatif atau nilai-nilai pada skala ordinal dengan diberikan peringkat menurut urutan tertentu dan menganalisis peringkat-peringkat tersebut. Adapun rumus korelasi rank spearman adalah sebagai berikut : Dimana : r =1 6di n n r s = Koefisien Korelasi Rank Spearman di = Selisih Besarnya Rank dari peubah X dan Y n = Banyaknya Contoh Besarnya nilai r s terletak antara -1 < r s < 1, yang artinya adalah : r s = 1, hubungan antara X dan Y sempurna positif (hubungan sangat kuat positif) r s = -1, hubungan X dan Y Sangat sempurna negative r s = 0, hubungan X dan Y bersifat lemah (tidak ada hubungan) Dalam menentukan kuat atau lemahnya korelasi antara X dan Y, maka digunakan ketentuan sebagai berikut : r mendekati 1, maka hubungan sangat kuat dan searah r mendekati -1, maka hubungan sangat kuat tetapi tidak searah antara X dan Y r memiliki nilai dibawah 0,5 atau -0,5 maka memiliki hubungan kurang kuat antara X dan Y. Skala yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala likert dengan ketentuan sebagai berikut : Sangat baik = 4 Baik = 3 Tidak Baik = 2 Sangat Tidak baik = 1 Alasan dalam menggunakan skala likert antara lain adalah untuk menghindari jawaban yang samar, artinya dengan menggunakan skala 4 tingkatan maka terdapat kepastian perbedaan yang jelas antar jawaban. 4.5.3.1. Hipotesis Penelitian Hipotesis yang digunakan dalam menganalisis hubungan atribut karakteristik petani penangkar benih terhadap produksi, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut : 40

H 0 = Tidak terdapat hubungan nyata atribut karakteristik petani penangkar benih terhadap produksi H 1 = Terdapat hubungan nyata atribut karakteristik petani penangkar benih terhadap produksi. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut : Tolak H 0, apabila nilai signifikan > 0,05, artinya adalah terdapat hubungan nyata atribut karakteristik petani penangkar benih terhadap produksi Terima H 0, apabila nilai signifikan < 0,05, artinya adalah Tidak terdapat hubungan nyata atribut karakteristik petani penangkar benih terhadap produksi 4.5.4. Definisis Operasional 4.5.4.1. Usia Tingkat usia petani penangkar benih diukur berdasarkan tingkatan yang dibagi menjadi usia 17-27 tahun, usia 28-38 tahun, usia 39-49 tahun, usia > 50 tahun. 4.5.4.2. Pendidikan Tingkat pendidikan yang ditempuh oleh petani penangkar benih diukur berdasarkan beberapa tingkatan yaitu Tidak Sekolah, SD, SMP, dan SMA. 4.5.4.3. Pengalaman Pengalaman diukur berdasarkan lamanya petani penangkar benih memproduksi benih padi, dimana diukur berdasarkan beberapa tingkatan yaitu 1-5 tahun, 6-10 tahun, 11-15 tahun, dan > 16 tahun. 4.5.4.4. Pelatihan Pelatihan diukur berdasarkan banyaknya pelatihan yang diikuti oleh petani penangkar benih dalam memproduksi benih, yaitu 1 kali dalam setahun, 2 kali dalam setahun, 3 kali dalam setahun, dan > 4 kali dalam setahun. 4.5.4.5. Jumlah Tanggungan Jumlah tanggungan merupakan banyaknya anggota keluarga yang dibiayai seperti istri, anak, dan saudara. Jumlah tanggungan dianalisis berdasarkan beberapa tingkatan diantaranya yaitu 1-3 orang, 4-5 orang, 6-7 orang, dan > 8 orang. 41

4.5.4.6. Pendapatan Pendapatan dilihat dari mutu kehidupan para dimana merupakan gabungan pendapatan dari produksi benih padi varietas ciherang dan pendapatan di luar produksi benih per bulannya. Pendapatan petani penangkar benih dari produksi benih padi adalah banyaknya penerimaan yang didapatkan petani penangkar benih didalam memproduksi benih padi varietas ciherang, sedangkan pendapatan di luar produksi benih merupakan penerimaan yang didapatkan oleh petani penangkar benih dengan melakukan suatu pekerjaan atau usaha diluar produksi. Pendapatan diukur berdasarkan beberapa tingkatan yaitu 1,9 Juta/bulan, 2 2,9 Juta/bulan, 4.5.4.7. Kerjasama Kemitraan Kerjasama kemitraan merupakan suatu jalinan kerjasama antara PPBPVC dengan PT. SHS selaku perusahaan inti didalam memproduksi benih padi varietas ciherang. 4.5.4.8. Produksi Produksi adalah kegiatan dalam menghasilkan output dengan menggunakan kombinasi input produksi dan teknologi terbaik yang dimiliki (Soekartawi et al, 1986). Pengukuran hasil output produksi dalam penelitian ini adalah menggunakan satuan Kilogram (Kg) per luasan lahan yang diproduksi. 4.5.4.9. Luas Lahan (X 1 ) Luas lahan merupakan faktor produksi utama di dalam memproduksi benih padi. Satuan luasan yang digunakan untuk mengukur luas lahan yang dikelola adalah meter persegi (m 2 ). Hipotesis yang digunakan adalah semakin luas lahan yang dikelola oleh petani penangkar benih, maka semakin tinggi produksi benih padi varietas ciherang. 4.5.4.10. Benih (X 2 ) Benih merupakan salah satu input produksi utama di dalam memproduksi calon benih dengan menggunakan parent seed (benih tetua/indukan). Hipotesisnya adalah semakin banyak penggunaan benih parent seed yang digunakan berdasarkan kebutuhan benih per satuan luas lahan tanam berdasarkan 42

anjuran penggunaan, maka semakin tinggi produksi benih padi. Satuan yang digunakan untuk benih adalah Kilogram (Kg) 4.5.4.11. Urea (X 3 ) Hadisuwito (2007), mengatakan bahwa Urea merupakan salah satu jenis pupuk tunggal dengan kandungan hara makro yang dibutuhkan bagi tanaman dengan kandungan unsur kimia Nitrogen (N). penggunaan pupuk urea dapat mendukung pertumbuhan tanaman. Alasannya adalah tanaman yang kekurangan unsur N akan terus mengecil (kerdil), bahkan secara cepat berubah menjadi kuning karena N yang tersedia tidak cukup untuk membentuk protein dan klorofilselain itu, apabila tanaman kekurangan kekurangan klorofil maka akan menyebabkan kemampuan tanaman memproduksi karbohidrat menjadi berkurang. Hipotesisnya adalah penggunaan pupuk urea sesuai anjuran penggunaan, maka akan meningkatkan hasil produksi tanaman padi. Satuan yang digunakan untuk pupuk urea adalah Kilogram (Kg). 4.5.4.12. TSP (X 4 ) Pupuk TSP merupakan salah satu jenis pupuk tunggal yang dibutuhkan bagi tanaman dengan kandungan unsur hara makro yang dibutuhkan bagi tanaman dengan kandungan unsur kimia Fosfor (P 2 O 5 ). Penggunaan pupuk TSP dapat mendukung pertumbuhan tanaman, alasannya adalah unsur P 2 O 5 merupakan zat yang penting sebagai sumber energy, oleh karena itu apabila tanaman kekurangan unsur P 2 O 5, maka dapat menghambat pertumbuhan dan reaksi metabolism tanaman, sementara itu, kandungan fosfor pada tanaman dapat membantu dalam proses pertumbuhan bunga, buah, dan biji, serta mempercepat proses pematangan buah. Apabila tanaman kekurangan unsur P 2 O 5, maka dapat menyebabkan daun dan batang tanaman menjadi kecil, daun tanaman berwarna hijau keabu-abuan, mengilap, dan terlihat pigmen merah pada daun bagian bawah daun dan akhirnya mati, pembentukan bunga terhambat dan berdampak kepada produksi buah atau bijinya kecil. Hipotesisnya adalah penggunaan pupuk TSP sesuai anjuran penggunaan, maka akan meningkatkan hasil produksi tanaman padi. Satuan yang digunakan untuk pupuk TSP adalah Kilogram (Kg). 43

4.5.4.13. NPK (X 5 ) Pupuk NPK merupakan salah satu jenis pupuk majemuk yang dibutuhkan bagi tanaman dengan unsur kimia Nitrogen, Phospor, dan Kalium (N,P 2 O 5, K 2 O). fungsi kandungan yang dimiliki untuk nitrogen dan fosfor sama dengan penjelasan sebelumnya, dan kalium berfungsi dalam pembentukan protein dan karbohidrat, selain itu kalium berperan penting dalam pembentukan antibody tanaman untuk melawan penyakit yang menyerangnya. Apabila tanaman kekurangan kalium, maka daun tanaman akan tampak keriting dan mengkilap, lama-kelamaan daun akan menguning pada bagian pucuk dan pinggirannya. Hipotesisnya adalah penggunaan pupuk NPK sesuai anjuran penggunaan, maka akan meningkatkan hasil produksi tanaman padi. Satuan yang digunakan untuk pupuk KCl adalah Kilogram (Kg). 4.5.4.14. Obat-obatan (X 7 ) Obat-obatan merupakan salah satu sarana input produksi baik berupa pestisida, herbisida, dan fungisida dimana penggunaan obat-obatan yang digunakan sesuai anjuran, maka akan mempengaruhi banyaknya produksi benih yang dihasilkan, karena obat-obatan dapat melindungi tanaman dari hama dan penyakit. Hipotesisnya adalah penggunaan obat-obatan yang sesuai dengan dosis penggunaan pada saat terserang hama penyakit, maka akan meningkatkan hasil produksi tanaman padi. Satuan yang digunakan untuk pestisida adalah mililiter (ml). 4.5.4.15. Tenaga Kerja (X 8 ) Tenaga Kerja merupakan salah satu input dalam memproduksi benih, dimana banyaknya tenaga kerja per hari yang digunakan tergantung berdasarkan luasan lahan yang dimiliki. Hipotesisnya adalah semakin banyak penggunaan tenaga kerja yang digunakan maka akan meningkatkan hasil produksi tanaman padi. Satuan yang digunakan adalah Tenaga Kerja (Rp). 44