BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. energi, dikarenakan karakteristiknya yang bersih, aman, dan paling efisien

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TI NJAUAN PUSTAKA. Gas alam sering juga disebut sebagai gas bumi atau gas rawa yaitu bahan bakar fosil

PENENTUAN KOMPOSISI HIDROKARBON PADA LNG YANG TERDAPAT DALAM BERTH II DAN BERTH III DENGAN MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS KARYA ILMIAH

Kromatografi Gas-Cair (Gas-Liquid Chromatography)

PRAKTIKUM ANALISIS KUALITATIF MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS (GLC)

Gambar 2.6 Diagram Skematis Kromatografi Gas Dengan Detektor Konduktivitas Thermal (TCD) (Underwood A.l., 2000). BAB 3 BAHAN DAN METODE

PLANT 2 - GAS DEHYDRATION AND MERCURY REMOVAL

OPTIMASI NILAI GAS ALAM INDONESIA

Atom unsur karbon dengan nomor atom Z = 6 terletak pada golongan IVA dan periode-2 konfigurasi elektronnya 1s 2 2s 2 2p 2.

GAS ALAM. MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Kimia Dalam Kehidupan Sehari_Hari Yang dibina oleh Bapak Muntholib S.Pd., M.Si.

PENGANTAR. Berdasarkan wujud fasa diam, Kromatografi gas-padat (gas-solid chromatography) Kromatografi gas-cair (gas-liquid chromatography)

APAKAH LUMPUR DI SIDOARJO MENGANDUNG SENYAWA HIDROKARBON?

kimia MINYAK BUMI Tujuan Pembelajaran

ANALISIS KADAR METANOL DAN ETANOL DALAM MINUMAN BERALKOHOL MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS. Abstrak

KROMATOGRAFI. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.

Addres: Fb: Khayasar ALKANA. Rumus umum alkana: C n H 2n + 2. R (alkil) = C n H 2n + 1

A. Pembentukan dan Komposisi Minyak Bumi

berupa ikatan tunggal, rangkap dua atau rangkap tiga. o Atom karbon mempunyai kemampuan membentuk rantai (ikatan yang panjang).

Kata Kunci : kromatografi gas, nilai oktan, p-xilena, pertamax, pertamax plus.

GAS ALAM. Nama Gas Senyawa komposisi Metana CH % Etana C 2 H 6 Propana C 3 H 8 iso-butana IC 4 H 10 normal-butana nc 4 H 10

Proses Pengolahan Gas Alam Gas alam mentah mengandung sejumlah karbon dioksida, hidrogen sulfida, dan uap air yang bervariasi.

BAB 7 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. berusaha mendapatkan pemenuhan kebutuhan primer maupun sekundernya. Sumber

Alkena dan Alkuna. Pertemuan 4

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LKS HIDROKARBON. Nama : Kelas/No.Abs :

Senyawa Hidrokarbon. Linda Windia Sundarti

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR BAB VII KIMIA ORGANIK

KOMPOSISI MINYAK BUMI

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB III PROSES PEMBAKARAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ 20:1 berturut-turut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Uraian Materi 1. Prinsip dasar kromatografi gas 2. Instrumentasi kromatografi gas

Keunikan atom C?? Atom karbon primer, sekunder, tersier dan kuartener

KROMATOGRAFI FLUIDA SUPERKRITIS

TUGAS KELOMPOK BAB TERAKHIR KIMIA MENGENAI ALKANA. kelompok II x5

Bambang Widada ABSTRAK. PENDAHULUAN volatil. Dalam hal ini, gerbang injeksi harus. URANIA No.23-24/Thn.VI/Juli-Oktober

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi yang terjadi beberapa dekade akhir ini mengakibatkan bahan

LEMBARAN SOAL 6. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : X ( SEPULUH )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena

BAB VIII SENYAWA ORGANIK

LAPORAN SKRIPSI ANALISA DISTRIBUSI TEMPERATUR PADA CAMPURAN GAS CH 4 -CO 2 DIDALAM DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER DENGAN METODE CONTROLLED FREEZE OUT-AREA

INDUSTRI GAS. Khamdi Mubarok, ST., M.Eng LOGO. Darimana Gas berasal?

1. Salah satu faktor yang menyebabkan senyawa karbon banyak jumlahnya adalah...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MENGELOMPOKKAN SIFAT-SIFAT MATERI

IDENTIFIKASI SENYAWA HIROKARBON DAN SENYAWA ORGANIK JENUH DAN TIDAK JENUH

Kelompok 2: Kromatografi Kolom

MAKALAH KROMATOGRAFI GAS. Dosen Pengampu. Dr. Pranoto, M.Sc

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Titik Leleh dan Titik Didih

Materi Penunjang Media Pembelajaran Kimia Organik SMA ALKANA

BAB I PENDAHULUAN. campuran beberapa gas yang dilepaskan ke atmospir yang berasal dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi

MATERI 1.1 Pengertian Materi Sebagai contoh : Hukum Kekekalan Materi 1.2 Sifat Dan Perubahan Materi Sifat Materi

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Materi 2.2 Sifat-sifat Materi

BAB II LANDASAN TEORI. didalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari

Polusi. Suatu zat dapat disebut polutan apabila: 1. jumlahnya melebihi jumlah normal 2. berada pada waktu yang tidak tepat

BAB I PENDAHULUAN. limbah organik dengan proses anaerobic digestion. Proses anaerobic digestion

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Secara umum ketergantungan manusia akan kebutuhan bahan bakar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Industri sawit merupakan salah satu agroindustri sangat potensial di Indonesia

kimia HIDROKARBON 1 Tujuan Pembelajaran

JURNAL PRAKTIKUM SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK 12 Mei 2014

Pengolahan Minyak Bumi

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan energi merupakan persoalan yang terus berkembang di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Special Boiling Point

REFRIGERAN & PELUMAS. Catatan Kuliah: Disiapakan Oleh; Ridwan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suhu kamar mudah menguap. Istilah esensial dipakai karena minyak atsiri

METODE PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli-Desember 2012 bertempat di

I. PENDAHULUAN. suatu alat yang berfungsi untuk merubah energi panas menjadi energi. Namun, tanpa disadari penggunaan mesin yang semakin meningkat

C. ( Rata-rata titik lelehnya lebih rendah 5 o C dan range temperaturnya berubah menjadi 4 o C dari 0,3 o C )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif

4006 Sintesis etil 2-(3-oksobutil)siklopentanon-2-karboksilat

4. Hasil dan Pembahasan

Prarancangan Pabrik Etilena dari Propana Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Iklim Perubahan iklim

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

Struktur atom, dan Tabel periodik unsur,

ALKANA 04/03/2013. Sifat-sifat fisik alkana. Alkana : 1. Oksidasi dan pembakaran

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER 2 KIMIA KELAS X (SEPULUH) TP. 2008/2009

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

BAB II LANDASAN TEORI

KIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. tanpa disadari pengembangan mesin tersebut berdampak buruk terhadap

PENGUKURAN GAS RUMAH KACA DENGAN GAS CHROMATOGRAPHY (GC) DAN INFRARED GAS ANALYZER (IrGA)

Bab IV Pembahasan. Pembuatan Asap cair

Transkripsi:

4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gas Alam Natural gas atau gas alam merupakan komponen yang vital dalam hal suplai energi, dikarenakan karakteristiknya yang bersih, aman, dan paling efisien dibandingkan dengan sumber energi yang lain. Karakterisik lain dari gas alam pada keadaan murni antara lain tidak berwarna, tidak berbentuk, dan tidak berbau. Selain itu, tidak seperti bahan bakar fosil lainnya, gas alam mampu menghasilkan pembakaran yang bersih dan hampir tidak menghasilkan emisi buangan yang dapat merusak lingkungan. Gas alam merupakan suatu campuran yang mudah terbakar yang tersusun atas gas-gas hidrokarbon, yang terutama terdiri dari metana. Gas alam juga dapat mengandung etana, propana, butana, pentana, dan juga gas-gas yang mengandung sulfur. Komposisi pada gas alam dapat bervariasi. Komponen utama dalam gas alam adalah metana (CH 4 ), yang merupakan molekul hidrokarbon rantai terpendek dan teringan. Gas alam juga mengandung sedikit molekul-molekul hidrokarbon seperti etana (C 2 H 6 ), propana (C 3 H 8 ), dan butana (C 4 H 10 ).

5 Nitrogen, helium, karbon dioksida, hidrogen sulfida, dan air dapat juga terkandung di dalam gas alam. Merkuri dapat juga terkandung dalam jumlah kecil. Komposisi gas alam bervariasi sesuai dengan sumber ladang gasnya. Gas alam dapat berbahaya karena sifatnya yang sangat mudah terbakar dan menimbulkan ledakan. Gas alam lebih ringan dari udara, sehingga cenderung mudah tersebar di atmosfer. Akan tetapi bila ia berada dalam ruang tertutup, seperti dalam rumah, konsentrasi gas dapat mencapai titik campuran yang mudah meledak, yang jika tersulut api, dapat menyebabkan ledakan yang dapat menghancurkan bangunan. Kandungan metana yang berbahaya di udara adalah antara 5 % hingga 15 %. Secara garis besar pemanfaatan gas alam dapat dibagi atas 3 kelompok, yaitu : (http://wikipedia.org, 2014). 1.Gas alam sebagai bahan bakar, antara lain sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Gas / Uap, bahan bakar industri ringan, menengah, dan berat, bahan bakar kendaraan bermotor, sebagai gas kota untuk kebutuhan rumah tangga hotel, restoran, dan sebagainya. 2.Gas alam sebagai bahan baku, antara lain bahan baku pabrik pupuk, petrokimia, methanol, bahan baku plastik (LDPE, HDPE, PE, PVC), C3 dan C4 nya untuk LPG, C02 nya untuk soft drink, dry ice, pengawet makanan, hujan buatan, industri besi tuang, pengelasan dan bahan pemadam api ringan. 3.Gas alam sebagai komoditas energi untuk ekspor, yakni LNG. Teknologi mutakhir juga telah dapat memanfaatkan gas alam untuk Air Conditioner (AC),

6 seperti yang telah digunakan di Bandara Bangkok, Thailand, dan beberapa bangunan gedung perguruan tinggi di Australia. Gas alam disediakan kepada pemakai terdiri dari sebagian besar metana dan etana. Tetapi hidrokarbon-hidrokarbon yang berat harus dihilangkan. Pada tahun 1937, 2370 juta cu.ft dari gas alam sudah di produksi. Dan produksi terbesar terdapat di Texas, California, Lousiana, Oklahoma,dan Virginia (Leighou, 1942). 2.2. LNG (Liqufied Natural Gas) LNG (Liquified Natural Gas), atau yang biasa disebut gas alam cair, adalah gas alam yang telah diproses untuk menghilangkan ketidakmurnian hidrokarbon berat dan kemudian dikondensasi menjadi cairan pada tekanan atmosfer dengan mendinginkannya sekitar -160ºC. LNG ditransportasi menggunakan kendaraan yang dirancang khusus dan ditaruh di dalam tangki yang juga dirancang khusus. LNG memiliki sekitar 1/640 dari gas alam pada suhu dan tekanan standar, membuatnya lebih hemat untuk ditransportasi jarak jauh dimana jalur pipa tidak ada (http://wikipedia.org, 2014). LNG merupakan gas alam yang dicairkan, yang komposisi utamanya adalah metana, lalu sedikit etana, propana, butana, clan sedikit sekali pentana dan nitrogen. LNG biasanya digunakan oleh industri besar untuk bahan bakar. Dalam LNG juga terdapat beberapa zat pengotor seperti H 2 S, C0 2, Hg, dan air, dimana semua zat pengotor tersebut harus dihilangkan dari LNG untuk memperoleh hasil yang baik (http://ahmad Berlian.com, 2014).

7 2.3. Pencairan Gas Alam Mengubah gas alam menjadi LNG berarti dapat menurunkan volumenya sampai 600 kali. Yang berarti, 1 (kapal) tanker LNG sama saja dengan 600 (kapal) tanker yang membawa gas alam. Dengan mencairkan gas alam berarti dengan mudah dapat mentransportasikan gas alam dengan menggunakan kapal tanker dan memudahkan penyimpanannya. Gas alam dicairkan dengan sistem refrigerasi (pendinginan) yang bertingkat. Sistem ini dinamakan gas chilling and liquefaction unit, dimana gas alam didinginkan oleh oleh zat pendingin (refrigerant) yang disebut Mix Refrigerant (MR). Zat ini merupakan campuran dari metana, etana, propana, dan nitrogen. Pertama-tama MR akan mengalami pendinginan dulu yang dibantu oleh propana (yang merupakan refrigerant juga), setelah itu untuk mencapai suhu -150 0C, MR melakukan ekspansi di JT (Joule-Thompson) Valve, yaitu sebuah valve yang bertugas menurunkan tekanan aliran MR. turunnya tekanan akan diikuti dengan penurunan suhu. Proses pendinginan gas alam terjadi di suatu alat pertuka ran panas (Heat Exchanger) yang sangat besar yang disebut Main Cryogenic Heat Exchanger (http://ahmadberlian.com, 2014). Proses pencairan gas alam melalui 2 proses, yaitu : 1. Pemurnian (penghilangan CO 2, H 2 O, Hg, dan fraksi berat) Kadar CO 2 dalam gas alam cukup tinggi, dan dapat membeku pada suhu - 155ºC, dimana bila terjadi pembekuan, maka CO 2 dapat menyumbat pipa.

8 Penghilangan CO 2 dapat dilakukan dengan cara adsorpsi, dan adsorben yang digunakan adalah larutan K 2 CO 2, MEA, DEA, dan TEA.Begitu juga dengan air, yang cepat membeku pada suhu dingin, dan membentuk hidratdengan hidrokarbon dan dapat menyumbat pipa pula. Maka diadsorpsi dengan ethylene glikol. Sedangkan Hg (merkuri) dapat merusak pipa yang terbuat dari alumunium, maka direaksikan dengan sulfur (HgS), dan fraksi berat dihilangkan karena dapat menyebabkan pembakaran yang tidak sempurna yang menghasilkan asap hitam (C). 2. Pencairan Pencairan dilakukan dengan proses refigerasi. Suhu operasi -160ºC dengan menggunakan MCR (Multi Component Refrigerant). Perubahan wujud juga dapat dilakukan dengan memberikan tekanan pada gas metana. Suatu gas dapat diembunkan atau dicairkan oleh gabungan yang sesuai dari penurunan temperatur atau menaikkan tekanan. Berkurangnya volume suatu gas karena menurunnya temperatur mengikuti hukum Charles sampai temperatur turun di dekat titik dimana gas itu mulai mengembun menjadi suatu cairan.. menurut teori kinetik, jika energi kinetik molekul-molekul gas diturunkan dengan menurunkan temperatur cairan secukupnya, gaya antar molekul akan menjadi efektif dalam mengikat partikel-partikel tekanan akan nnengefektifkan gaya antar molekul. Jika molekul-molekul itu berjauhan, maka gaya tarik akan melemah, tetapi dengan mendekatnya molekul-molekul itu satu sama lainnya, maka tarikan itu akan meningkat. Gas itu mencair jika gaya tarik itu cukup besar.

9 Namun untuk tiap gas terdapat suatu temperatur, yang disebut temperature kritis, dimana gas itu tidak dapat dicairkan, betapapun besarnya tekanan. Tekanan yang harus diberikan untuk menciarkan suatu gas pada titik kritis disebut tekanan kritis. Molekul non polar dari gas seperti hidrogen, oksigen, dan nitrogen, saling tarik menarik secara lemah saja. Energi kinetik molekul-molekul gas haruslah diturunkan banyak-banyak sebelum gaya tarik yang sangat lemah itu dapat mengikat molekul-molekul dalam bentuk cair, sehingga temperature kritis sangat rendah (Keenan, 1984). 2.4. Hidrokarbon Alkana Alkana adalah hidrokarbon yang paling sederhana dan paling tidak reaktif. Meski begitu, secara komersial alkana sangat dibutuhkan karena alkana merupakan senyawa yang terkandung dalam bensin dan pelumas. Ciri khas utama yang terdapat pada alkana yang membedakannya dengan senyawa karbon-hidrogen lainnya adalah alkana bersifat jenuh. Karena bersifat jenuh, maka senyawa alkana tidak mengandung ikatan rangkap di antara atom karbonnya. Senyawa yang mempunyai ikatan rangkap maka akan bersifat sangat reaktif. Energi yang terkandung dalam ikatan karbon-karbon dan ikatan karbon-hidrogen dalam alkana cukup besar, dan ketika alkana dibakar maka akan melepaskan panas yang besar, terutama dalam bentuk api Alkana yang paling sederhana (yaitu dengan n = 1) adalah metana (CH 4 ) yang merupakan hasil alami penguraian bakteri anaerob dari tanaman-tanaman

10 dalam air. Karena senyawa ini pertama kali dikumpulkan dalam rawa, metana dikenal juga sebagai "gas rawa". Sumber metana yang agak mustahil tetapi telah terbukti adalah rayap. Ketika serangga rakus ini memakan kayu, mikroorganisme yang terdapat dalam pencernaannya memecah selulosa (komponen utama dari kayu) menjadi metana, karbondioksida, dan senyawa-senyawa lainnya (Chang, R., 2003). 2.4.1 Metana Suatu gas tak berwarna dan tak berbau, mendidih pada suhu -162 C, serta hanya sedikit larut dalam air. Merupakan komponen utama gas rawa, gas kota, dan pada pembakaran batu bara. Juga merupakan hidrokarbon jenuh yang tersederhana. Dalam CH 4 terdapat 4 buah ikatan C-H yang ekivalen, dan keempat atom H menempati posisi disekeliling atom pusat C. 2.4.2. Etana Etanaldimetil/etil hidrida/metal metanal C 2 H 4 merupakan anggota kedua dari deret alkana yang berbentuk gas tak berwarna, tak berbau, dapat nyala, sedikit lebih padat dibandingkan udara dan relatif tak aktif secara kimia. Titik didih = -88,63 C; titik beku = -183,23 C. Etana bisa diperoleh melalui fraksinasi gas alam, atau dari minyak gubal (crude oil), atau lewat perengkahan fraksi-fraksi yang lebih berat. Dapat digunakan untuk sintesis organik, bahan bakar, dan bahan pendingin.

11 2.4.3. Propana Merupakan anggota III deret homolog alkana yang berbentuk gas dan didapatkan dari fraksi gas minyak gubal/mentah atau lewat pemanggangan fraksi-fraksi yang lebih berat. Secara konseptual dapat diperoleh dengan mengganti salah satu atom hidrogen etana dengan radikal metal. Gas ini tidak berwarna, berbau gas alam yang khas, lebih berat dibanding air dan tak menimbulkan korosi pada logam. Titik didih = -42,5 C; titik leleh = -189,9 C. Manfaat utamanya adalah sebagai bahan bakar untuk rumah tangga dan industriindustri karena dapat dicairkan dan ditaruh dalam silinder-silinder serta mudah diangkut (bisa dicampur butana atau udara, dapat pula tidak). Juga buat sintesa organik, sebagai ekstraktan, pelarut, bahan pendingin, dan pemerkaya gas. 2.4.4. Butana Anggota VI alkana yang berwujud gas dengan titik didih = -0,5 C (dan gampang dicairkan) sehingga bisa digunakan sebagai bahan bakar. Dapat juga diperoleh baik dari fraksi minyak mentah yang berbentuk gas ataupun melalui perengkahan fraksi-fraksi yang lebih berat serta bisa juga digunakan dalam pembuatan karet sintetik. Molekul n-butana dan molekul iso butana mempunyai rumus molekul sama, yakni C 4 H 10, tetapi dengan sifat fisika dan kimia yang berlainan. Keduanya merupakan salah satu contoh dari isomer posisional. Hidrokarbon seperti n- butana, dimana tidak ada atom karbon yang terikat pada lebih dari dua atom karbon lainnya, dikenal sebagai hidrokarbon rantai lurus. Sedangkan isobutana

12 termasuk jenis hidrokarbon rantai bercabang, karena salah satu karbonnya terikat pada tiga atom karbon lain. Dalam bidang kimia, hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari unsur karbon (C) dan hidrogen (H). Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom-atom hidrogen yang berikatan dengan rantai tersebut. Istilah ini juga disebut sebagai pengertian dari hodrokarbon alifatik. Sebagai contoh, metana (gas rawa) adalah hidrokarbon dengan satu atom karbon dan empat atom hidrogen; CH 4. Etana adalah hidrokarbon yang terdiri dari dua atom karbon bersatu dengan sebuah ikatan tunggal, masing-masing mengikat tiga atom karbon; C 2 H 6. Propana memiliki tiga atom C (C 3 H 8 ) dan seterusnya (C n H 2n+2 ). Alkana-alkana penting sebagai bahan bakar dan sebagai bahan mentah untuk mensintesis senyawa-senyawa karbon lainnya. Alkana banyak terdapat dalam minyak bumi, dan dapat dipisahkan menjadi bagian-baginnya dengan destilasi bertingkat. Suku pertama sampai dengan keempat senyawa alkana berwujud gas pada temperatur kamar. Metana biasa juga disebut gas alam yang banyak digunakan sebagai bahan bakar rumah tangga / indutri. Gas propana, dapat dicairkan pada tekanan tinggi dan digunakan pula sebagai bahan bakar yang disebut LPG (liqufied petoleum gas) (http://wikidot.com, 2014). 2.5. Kromatografi Gas Kromatografi gas merupakan proses pemisahan campuran menjadi komponenkomponennya dengan menggunakan gas sebagai fase penggerak yang melewati

13 suatu lapisan serapan (sorben) yang diam. Fase diam dapat berupa zat padat yang dikenal dengan kromatografi gas-padat (GSC) dan zat cair sebagai kromatografi gas-cair (GLC). Keduanya hamper sama kecuali dibedakan dalam hal cara kerjanya. Pada GSC pemisahan berdasarkan adsorbsi sedangkan GLC berdasarkan partisi. Dalam pembicaraan kromatografi gas biasanya yang dimaksud adalah GLC. Kromatografi gas digunakan untuk analisa kualitatif dan kuantitatif terhadap cuplikan yang komponen-komponenya dapat menguap pada suhu percobaan. Keuntungan utama kromatografi gas adalah waktu analisis yang singkat dan ketajaman pemisahan yang tinggi (Yazid,E. 2005). 2.5.1. Prinsip Kerja Kromatografi Gas Gas pembawa (biasanya digunakan helium, argon atau nitrogen) dengan tekanan tertentu dialirkan secara konstan melalui kolom yang berisi fase diam. Selanjutnya sampel diinjeksikan kedalam injector (injection port) yang suhunya dapat diatur. Komponen-komponen dalm sampel akan segera menjadi uap dan akan dibawa oleh aliran gas pembawa melalui kolom. Komponen-komponen akan teradsorpsi oleh fase diam pada kolom kemudian akan merambat dengan kecepatan bebeda sesuai dengan nilai K d masing-masing komponen sehingga terjadi pemisahan. Komponen yang terpisah menuju detektordan akan terbakar menghasilkan sinyal listrik yang besarnya proporsional dengan komponen tersebut. Sinyal lalu

15 1. Fase gerak Fase gerak pada GC juga disebut dengan gas pembawa karena tujuan awalnya adalah untuk membawa solut ke kolom, karenanya gas pembawa tidak berpengaruh pada selektifitas. Syarat gas pembawa adalah: tidak reaktif; murni/kering karena kalau tidak murni akan berpengaruh pada detektor; dan dapat disimpan dalam tangki tekanan tinggi (biasanya merah untuk hidrogen, dan abuabu untuk nitrogen). Gas pembawa biasanya mengandung helium, nitrogen, hydrogen, atau campuran argon dan metana. Pemilihan gas pembawa tergantung pada penggunaan spesifik dan jenis detector yang digunakan. Helium merupakan tipe gas pembawa yang sering digunakan karena memberikan efisiensi kromatografiyang lebih baik (menggurangi pelebaran pita) (Rohman,A. 2007). 2. Ruang suntik sampel Lubang injeksi didesain untuk memasukkan sampel ecara cepat dan efisien. Desain yang populer terdiri atas saluran gelas yang kecil atau tabung logam yang dilengkapi dengan septum karet pada satu ujung untuk mengakomodasi injeksi dengan semprit (syringe). Karena helium (gas pembawa) mengalir melalui tabung, sejumlah volume cairan yang diinjeksikan (biasanya antara 0,1-3,0 μl) akan segera diuapkan untuk selanjutnya di bawa menuju kolom. Berbagai macam ukuran semprit saat ini tersedia di pasaan sehingga injeksi dapat berlangsung secara mudah dan akurat. Septum karet, setelah dilakukan pemasukan sampel

16 secara berulang, dapat diganti dengan mudah. Sistem pemasukan sampel (katup untuk mengambil sampel gas) dan untuk sampel padat juga tersedia di pasaran. Pada dasarnya, ada 4 jenis injektor pada kromatografi gas, yaitu: a. Injeksi langsung (direct injection), yang mana sampel yang diinjeksikan akan diuapkan dalam injector yang panas dan 100 % sampel masuk menuju kolom. b. Injeksi terpecah (split injection), yang mana sampel yang diinjeksikan diuapkan dalam injector yang panas dan selanjutnya dilakukan pemecahan. c. Injeksi tanpa pemecahan (splitness injection), yang mana hampir semua sampel diuapkan dalam injector yang panas dan dibawa ke dalam kolom karena katup pemecah ditutup; dan d. Injeksi langsung ke kolom (on column injection), yang mana ujung semprit dimasukkan langsung ke dalam kolom. Teknik injeksi langsung ke dalam kolom digunakan untuk senyawa-senyawa yang mudah menguap; karena kalau penyuntikannya melalui lubang suntik secara langsung dikhawatirkan akan terjadi peruraian senyawa tersebut karena suhu yang tinggi atau pirolisis. 3. Kolom Kolom merupakan tempat terjadinya proses pemisahan karena di dalamnya terdapat fase diam. Oleh karena itu, kolom merupakan komponen sentral pada GC. Ada 3 jenis kolom pada GC yaitu kolom kemas (packing column) dan kolom kapiler (capillary column); dan kolom preparative (preparative column). Perbandingan kolom kemas dan kolom kapiler dtunjukkan oleh gambar berikut :

Kolom Kemas Kolom Kapiler

18 (gas pembawa) yang membawa komponen hasil pemisahan. Detektor pada kromatografi adalah suatu sensor elektronik yang berfungsi mengubah sinyal gas pembawa dan komponen-komponen di dalamnya menjadi sinyal elektronik. Sinyal elektronik detektor akan sangat berguna untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif terhadap komponen-komponen yang terpisah di antara fase diam dan fase gerak. Pada garis besarnya detektor pada KG termasuk detektor diferensial, dalam arti respons yang keluar dari detektor memberikan relasi yang linier dengan kadar atau laju aliran massa komponen yang teresolusi. Kromatogram yang merupakan hasil pemisahan fisik komponen-komponen oleh GC disajikan oleh detektor sebagai deretan luas puncak terhadap waktu. Waktu tambat tertentu dalam kromatogram dapat digunakan sebagai data kualitatif, sedangkan luas puncak dalam kromatogram dapat dipakai sebagai data kuantitatif yang keduanya telah dikonfirmasikan dengan senyawa baku. Akan tetapi apabila kromatografi gas digabung dengan instrumen yang multipleks misalnya GC/FT-IR/MS, kromatogram akan disajikan dalam bentuk lain. Ada beberapa macam jenis detektor yaitu : 1.Thermal ConductivityDetector (TCD) Detektor TCD telah digunakan sejak awal sejarah gas kromatografi dan bahkan sampai sekarang penggunaanya sangat luas. Banyak keuntungannya karena detektor ini dapat mendeteksi hampir semua komponen (kecuali untuk analisis gas dimana gas itu digunakan sebagai gas pembawa).

19 Kegunaan detektor ini digunakan untuk analisis gas-gas anorganik dalam konsentrasi kecil dan mempunyai sensitivitasyang tinggi bila digunakan suhu operasi tinggi. Desain detektor TCD ini sangat sederhana cara operasionalnya. Untuk detektor TCD digunakan carrier gas He dan Argon sebab kedua gas ini mempunyai thermal konduktivitas yang lebih tinggi. Detektor ini merupakan satusatunya detektor yang dapat digunakan untuk mendeteksi semua jenis. 2. Flame Ionization Detector (FID) FID merupakan detektor yang sangat stabil, tidak dipengaruhi oleh fluktuasi suhu atau aliran carrier gas. Kegunnaannya untuk analisis sampel dengan konsentrasi komponen kelumit (trace) dan mempunyai sensitivitas tinggi tergantung pada perbandingan antara gas H 2 dan carrier gas. 'Tapi ini tidak dapat digunakan untuk sampel yang mengandung silikon, halogen dan klor. 3. Electron Capture Detector (ECD) Detektor ECD merupakan detektor dengan menggunakan isotop radioaktif. Elektron yang dilepaskan akan diserap oleh komponen dalam sampel. Detektor ini untuk menganalisis senyawa-senyawa organik yang mengandung halogen sehingga banyak untuk analisis pestisida, merkuri dan lain-lain. Kemampuan molekul untuk menyerap elektron tergantung pada energi elektron, sehingga sensitivitas tinggi. Detektor ini sangat besar dipengaruhi oleh : - Potensial elektroda - Jenis gas pembawa - Suhu

20 4. Flame Thermionic Detector (FTD) Pada detektor ini ada dua cara pemanasan. Pemanasan dengan flame H 2 dan dengan pemanasan dengan induksi frekuensi tinggi. Kegunaannya untuk analisis senyawa-senyawa fosfor dan nitrogen. Detektor FTD dapat diubah menjadi detektor FID dan sangat senistif terhadap senyawa-senyawa yang mengandung fosfor dan nitrogen. Sensitivitas detektor FTD tergantung dari stabilitas suhu. 5. Flame Photometric Detector (FPD) Detektor FPD mempunyai selektif sensitivitas yang tinggi terhadap analisis sampel yang mengandung senyawa sulfur dan fosfor. Penggunaannya dalam bidang pestisida, plastik dan minyak bumi. Dalam bumi, detektor ini digunakan untuk analisis thiophene dan merkaptan serta H2S (http:/ichem-is-try.org, 2014). 5. Komputer Komponen GC selanjutnya adalah komputer. GC modern menggunakan komputer yang dilengkapi dengan perangkat lunaknya (software) untuk digitalisasi signal detektor dan mempunyai beberapa fungsi antara lain: Memfasilitasi setting parameter-parameter instrumen seperti: aliran fase gas; suhu oven dan pemrograman suhu; serta penyuntikan sampel secara otomatis. Menampilkan kromatogram dan informasi-informasi lain dengan menggunakan grafik berwarna.

21 Merekam data kalibrasi, retensi, serta perhitungan-perhitungan dengan statistik. Menyimpan data parameter analisis untuk analisis senyawa tertentu (Rohman,A. 2007) 2.6. Kromatogram Di dalam kolom terjadi interaksi antara komponen sampel yang telah berubah menjadi gas dan isi kolom. Gas sampel diserap oleh isi kolom berdasarkan urutan afnitas terhadap isi kolom. Komponen yang memiliki afinitas rendah terhadap fasa diam yaitu komponen-komponen yang memiliki titik didih rendah. Komponen ini akan terlebih dahulu keluar dari kolom dan kemudian diikuti oleh komponen-komponen yang afinitasnya lebih tinggi yaitu komponenkomponen yang mempunyai titik didih yang lebih tinggi. Di dalam kolom terjadi interaksi antara komponen dan isi kolom sehingga komponen-komponen ditahan oleh padatan isi kolom. Waktu dimana komponen oleh fasa diam tersebut waktu penahanan atau waktu retensi atau waktu tinggal = tk. waktu ini diukur dimulai dari saat memasukkan sampel (injeksi) sampai keluarnya komponen. Gas yang dapat digunakan sebagai fase gerak dalam kromatografi gas harus bersifat inert (tidak bereaksi) dengan cuplikan maupun fase diam. Gas-gas yang biasa digunakan adalah helium, nitrogen, dan hidrogen. Karena gas disimpan dalam silinder baja bertekanan tinggi maka gas tersebut akan mengalir dengan

22 sendirinya secara cepat sambil membawa komponen-komponen campuran yang akan atau yang sudah dipisahkan. Dengan demikian zat tersebut disebut juga gas pembawa (carrier gas). Oleh karena gas pembawa mengalir dengan cepat maka pemisahan dengan teknik kromatografi gas hanya memerlukan waktu beberapa menit saja (Hendayana, 2006).