PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR TIRAM PUTIH ( Pleurotus ostreatus ) PADA KOMPOSISI MEDIA TANAM SERBUK GERGAJI, AMPAS TEBU DAN KULIT PISANG YANG BERBEDA

dokumen-dokumen yang mirip
182 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya_

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Jamur ini bersifat heterotrof dan saprofit, yaitu jamur tiram

98 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya_

PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA CAMPURAN SERBUK GERGAJI, SERASAH DAUN PISANG DAN BEKATUL NASKAH PUBLIKASI

PERTUMBUHAN dan PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA DENGAN PENAMBAHAN LIMBAH PERTANIAN JERAMI PADI dan BATANG JAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Cahyana (1999),kandungan gizi jamur tiram putih yaitu protein

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN A. HASIL 1. Laju pertumbuhan miselium Rata-rata Laju Perlakuan Pertumbuhan Miselium (Hari)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Jamur tiram putih banyak dijumpai di alam, terutama dimusim hujan

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Prasyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Biologi.

PENGARUH PUPUK KANDANG AYAM DAN SERBUK GERGAJI SENGON PADAMEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN. DAN HASIL JAMUR TIRAM PUTIH(Pleorotus ostreatus )

TUGAS AKHIR SB091358

Pengembangan Media Dasar Jerami untuk Pertumbuhan dan. Produktifitas Jamur Merang (Volvariella Volvaceae) dengan

PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA TUMBUH CAMPURAN JERAMI PADI DAN TONGKOL JAGUNG

PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA TAMBAHAN MOLASE DENGAN DOSIS YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA CAMPURAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON, AMPAS TEBU DAN ARANG SEKAM

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guru Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi.

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) E-144

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Budidaya Jamur Tiram. serbuk kayu yang dikemas dalam kantong plastik yang disebut dengan baglog.

BAB I PENDAHULUAN. Protein merupakan suatu senyawa yang dibutuhkan dalam tubuh. manusia sebagai zat pendukung pertumbuhan dan perkembangan.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Allah SWT di muka bumi ini sebagai makhluk yang

PENGARUH LIMBAH SEKAM PADI DAN DAUN PISANG KERING SEBAGAI MEDIA TAMBAHAN TERHADAP PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

EFEKTIVITAS PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Botani dan Morfologi Jamur Tiram. Dari segi botani, jamur tiram termasuk jenis jamur kayu yang mudah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terutama diperkotaan. Budidaya jamur di Indonesia masih sangat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jamur merupakan organisme yang tidak mempunyai klorofil sehingga

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan di Kubung ketua kelompok wanita tani Sido Makmur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung. Permukaan

LINGKUNGAN BISNIS BUDIDAYA JAMUR TIRAM SEBAGAI USAHA SAMPINGAN

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAMUR TIRAM (Pleorotus ostreatus) AKIBAT KONSENTRASI PEMBERIAN MOLASE (GULA MERAH)

PENGARUH KOMBINASI TAKARAN DEDAK DAN LAMA PENGOMPOSAN MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guru Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA LIMBAH SEKAM PADI DAN DAUN PISANG KERING SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ,

PEMANFAATAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DALAM UPAYA DIVERSIFIKASI PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT dengan kekuasaan dan kehendak-nya telah menumbuhkan. berbagai macam tumbuh-tumbuhan di muka bumi ini yang di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG TONGKOL JAGUNG PADA MEDIA TANAM TERHADAP BERAT BASAH JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) SEBAGAI BAHAN AJAR BIOLOGI

III. METODOLOGI PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat. Sarjana S-1 Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Makalah Seminar Hasil. PENGARUH KOMPOS DAUN GAMAL DAN MOLASE SEBAGAI NUTRISI TAMBAHAN DALAM BAGLOG TERHADAP PRODUKSI JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus)

PEMANFAATAN PUPUK KANDANG SAPI UNTUK PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan. Pemberian perlakuan komposisi media tanam jamur tiram putih (P.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan RAL (rancangan acak lengkap) satu faktor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat panen, lebar tudung ialah rerata lebar tudung (pileus), yaitu panjang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jamur tiram dan jamur merang termasuk dalam golongan jamur yang dapat dikonsumsi dan dapat hidup di

BAB I PENDAHULUAN. satu sektor penting dalam mendukung perekonomian, sehingga bidang pertanian

The 6 th University Research Colloquium 2017 Universitas Muhammadiyah Magelang. Keywords: Batang pisang, batang jagung, bibit F2, Pertumbuhan Miselium

BAB I PENDAHULUAN. Jenis jamur itu antara lain jamur kuping, jamur tiram, jamur shitake.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Jamur Tiram. digunakan. Jenis dan komposisi media akan menentukan kecepatan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. bebas, dikatakan tumbuhan sederhana karena tidak berklorofil dan tidak

I. PENGANTAR. konsumsi (edible mushroom), yang telah banyak dibudidayakan, karena selain

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi, dekorasi, maupun furniture terus meningkat seiring dengan meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni

BAB I PENDAHULUAN. lemak. Selain itu jamur juga banyak membutuhkan peluang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TUGAS TERSTRUKTUR SEMINAR (BUDIDAYA JAMUR) Oleh : AGUSMAN ( )

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Mei 2015.

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Progam Studi Pendidikan Biologi

PEMANFAATAN LIMBAH AMPAS TEH DAN KARDUS SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) ABSTRAK

TEKNIK BUDIDAYA JAMUR TIRAM

PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA TAMBAHAN LIMBAH TONGKOL JAGUNG. (Zea mays L)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH TAKARAN SUKROSA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

KARYA ILMIAH E-BISNIS BISNIS JAMUR TIRAM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. setiap unit penelitian (baglog). Berat segar tubuh buah dan jumlah tubuh buah

TUGAS AKHIR Pengaruh Komposisi Ampas Tebu Sebagai Media Pertumbuhan Terhadap Kualitas Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus)

KANDUNGAN VITAMIN C DAN UJI ORGANOLEPTIK FRUITHGURT KULIT BUAH SEMANGKA DENGAN PENAMBAHAN GULA AREN DAN KAYU SECANG NASKAH PUBLIKASI

PERTUMBUHAN MISELIUM BIBIT F2 JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus) DAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) PADA MEDIA AMPAS TAHU DAN KULIT KACANG TANAH

Volume 11 Nomor 1 Maret 2014

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya jamur merang (Volvariella volvacea), jamur kayu seperti jamur

ABSTRAK. Peneliti : Imam Mudakir 1 Mahasiswa Terlibat : - : BOPTN Dirlitabmas Kementerian Pendidikaan dan Kebudayaan

PENGARUH PENAMBAHAN DAUN PISANG KERING (KLARAS) DAN AIR LERI TERHADAP PRODUKTIVITAS JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) YANG DITANAM PADA BAGLOG

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyediakan makanan sendiri dengan cara fotosintesis seperti pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH PENAMBAHAN KARDUS DAN AIR LERI TERHADAP PRODUKTIVITAS JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) YANG DITANAM PADA BAGLOG

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen

PENGARUH TAKARAN DOSIS BEKATUL PADA MEDIUM SERBUK KAYU KARET TERHADAP HASIL PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

KUALITAS TEPUNG BERAS SEBAGAI BAHAN BAKU CAMPURAN RAGI TEMPE (Rhizopus oligosporus) DILIHAT DARI HASIL PRODUKSI TEMPE KEDELAI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

merang terutama selulosa (Subaryanto, 2011). Bersumber dari pernyataan tersebut, sangat mungkin sekali mengganti media tumbuh jamur merang yang

I. PENDAHULUAN. daerah satu dengan yang lainnya. Menurut konsep geografi yang pernah diuraikan

REKAYASA MEDIA TANAM MENGGUNAKAN TONGKOL JAGUNG DAN DEDAK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus) ABSTRACT

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG GANYONG TERHADAP KUALITAS CAKE GANYONG WORTEL

Perbedaan Pengaruh Media Tanam Serbuk Gergaji dan Jerami Padi Terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)

Tutik Setyawati Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur ABSTRAK

KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK NUGGET FORMULAS IKAN TONGKOL DAN JAMUR TIRAM PUTIH YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI. Program studi pendidikan biologi

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan terhadap objek dan adanya kontrol sebagai pembanding. Penelitian

ABSTRAK

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Jamur 2.2 Jamur Tiram Putih

A005. PEMANFAATAN LIMBAH ECENG GONDOK (Eichornia crassipes) SEBAGAI ALTERNATIF MEDIA PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

Transkripsi:

PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR TIRAM PUTIH ( Pleurotus ostreatus ) PADA KOMPOSISI MEDIA TANAM SERBUK GERGAJI, AMPAS TEBU DAN KULIT PISANG YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI Program Studi Pendidikan Biologi Disusun oleh: AYU KURNIA PUTRI A 420 100 094 PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN 2014

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan, Kartasura, Telp (0271) 717417 Surakarta 57102 Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir: Nama : Dra. Titik Suryani, M.Sc NIP/NIK : 0511046402 Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa: Nama : Ayu Kurnia Putri NIM : A 420 100 094 Program Studi : Pendidikan Biologi Judul Skripsi : PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA KOMPOSISI MEDIA TANAM SERBUK GERGAJI, AMPAS TEBU DAN KULIT PISANG YANG BERBEDA Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya. Surakarta, April 2014 Pembimbing Dra. Titik Suryani, M.Sc. NIDN. 0511046402

PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA KOMPOSISI MEDIA TANAM SERBUK GERGAJI, AMPAS TEBU DAN KULIT PISANG YANG BERBEDA 1) Ayu Kurnia Putri, 2) Dra. Titik Suryani, M.Sc., 1) Mahasiswa alumni, 2) Staf Pengajar, Program Studi Pendidikan Biologi, Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014. ABSTRAK Jamur tiram putih merupakan jenis jamur edibel yang paling banyak dibudidayakan karena mengandung protein tinggi, vitamin, mineral, asam amino, rendah karbohidrat, lemak, dan kalori. Kandungan ampas tebu yaitu karbon 47%, hydrogen 6,5%, protein kasar 2,5%, serat kasar 43-52%, hemiselulosa 33,2%, selulosa 40,3%, lignin 11,2% dan kulit pisang yaitu air 68,9 ml, karbohidrat 18,5 g, protein 0,32g, kalsium 715mg, fosfor 117mg, zat besi 1,6mg, vitamin B 0,12mg, vitamin C 17,50mg. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih pada komposisi media tanam serbuk gergaji, ampas tebu dan kulit pisang yang berbeda. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen Rancangan Acak Lengkap faktor tunggal dengan 5 perlakuan yaitu A0 (serbuk gergaji 955 g, tanpa ampas tebu dan kulit pisang), A1(serbuk gergaji 925 g, ampas tebu 15 g dan kulit pisang 15 g), A2 (serbuk gergaji 930 g, ampas tebu 15 g dan kulit pisang 10 g), A3 (serbuk gergaji 915 g, ampas tebu 25 g dan kulit pisang 15 g), dan A4(serbuk gergaji 920 g, ampas tebu 25 g dan kulit pisang 10 g) dengan 3 ulangan. Analisis data menggunakan One Way ANOVA dengan tingkat signifikansi 0.05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi media tanam serbuk gergaji 915 g, ampas tebu 25 g dan kulit pisang 15 g (A3) berpengaruh terhadap pertumbuhan miselium jamur tiram putih (29 hari), hasil jumlah tubuh buah jamur tiram putih (10.67 buah pada panen I dan 10.33 buah pada panen II) dan hasil berat segar tubuh buah jamur tiram putih (106.67 g pada panen I dan 86.67 g pada panen II) terbaik. Kata Kunci : Pleurotus ostreatus, serbuk gergaji, ampas tebu, kulit pisang. A. PENDAHULUAN Jamur tiram putih ( Pleurotus ostreatus ) atau white mushroom ini merupakan salah satu jenis jamur edibel yang paling banyak dan popular dibudidayakan serta paling sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.

Jamur tiram merupakan jenis jamur kayu yang awalnya tumbuh secara alami pada batang-batang pohon yang telah mengalami pelapukan didaerah hutan (Soenanto, 2000). Pertumbuhan jamur tiram putih membutuhkan zat-zat seperti selulosa, kalsium karbonat, air, glukosa, kapur, fosfor, nitrogen, karbon, kitin, dan beberapa mineral lainnya. Dalam budidaya jamur tiram dapat digunakan substrat, seperti kompos serbuk gergaji kayu, sekam, jerami padi dan alangalang. Fungsi dari substrat ini sebagai bahan dasar pertumbuhan jamur. Substrat ini harus mengandung lignin, selulosa, karbohidrat, dan serat yang dapat didegedasi oleh jamur menjadi karbohidrat yang kemudian dapat digunakan untuk sintesis protein. Dedak dan kapur merupakan bahan tambahan pada media, dedak berfungsi sebagai sumber karbohidrat, karbon, dan nitrogen, sedangkan kapur berfungsi sebagai sumber kalsium dan pengatur ph media tanam. Air berfungsi untuk mengatur kelembaban media dan pengatur suhu media. Media tanam jamur tiram putih yang biasanya menggunakan serbuk gergaji, dedak, kalsium karbonat (CaCO 3 ) dan air secukupnya. Pemanfaatan limbah pertanian ampas tebu dan kulit pisang dalam media tanam sebagai substrat tanmbahan untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih Bahan tambahan media yang dapat digunakan adalah ampas tebu dan kulit pisang. Menurut hasil penelitian Christiyanto dan Subrata (2005) ampas tebu mengandung karbon (C) 47%, hydrogen (H) 6,5%, oksigen (O 2 ) 44%, abu 2,5%, kalor 2,5%, protein kasar 2,5%, serat kasar 43-52%, kecemaan <25%, kadar NDF (Neutral Detergent Fiber) 84,2%, kadar ADF (Acid Detergent Fiber) 51%, Hemiselulosa 33,2%, Selulosa 40,3%, Lignin 11,2%, nilai kalor 50% atau sekitar 7600 kj/kg. kandungan selulosa yang tinggi sangat baik untuk pertumbuhan jamur tiram. Menurut Balai penelitian dan pengembangan Industri, Jatim Surabaya (1982), kulit pisang mengandung beberapa unsur seperti air 68,9 ml, karbohidrat 18,5 g, lemak 2,11g, protein 0,32g, kalsium 715mg, fosfor 117mg, zat besi 1,6mg, vitamin B 0,12mg, vitamin C 17,50mg.

Hasil penelitian Wijiyono (2007) menunjukkan bahwa pertumbuhan jamur tiram putih yang paling efektif pada serbuk kayu 1100 g dan ampas tebu 400 g dengan rata-rata jumlah badan buah terbanyak 26 buah dan rata-rata berat basah 150 g. Hasil penelitian Suryani (2007) menyatakan bahwa komposisi medium ampas tebu 15 % + serbuk gergaji kayu sengon 85 % berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil jamur tiram abu-abu terbaik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) pada komposisi media tanam serbuk gergaji, ampas tebu dan kulit pisang yang berbeda. B. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Desa Sugihan RT 21 RW 05 Tengaran, Semarang, Jawa Tengah. Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Rancangan lingkungan : Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan faktor tunggal yang terdiri atas 5 perlakuan dan setiap perlakuan diulang 3 kali. Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini : serbuk gergaji, ampas tebu, kulit pisang, dedak, kapur, molase, biostat (EM4), air, alcohol 75%. Alat sterilisasi, kompor, ayakan, cethok, kantong plastik, pralon, kertas HVS, karet, alat inokulasi, skop, ember, timbangan, rak, sprayer, pisau/gunting, gayung, kertas label. Pelaksanaan penelitian diawali dengan memotong ampas tebu dan kulit pisang yang sudah setengah kering, menimbang bahan sesuai dengan perlakuan, A0 (Serbuk gergaji 955 g + bekatul 25 g + molase 10 g + kapur 10 g), A1 (Serbuk gergaji 925 g + ampas tebu 15 g + kulit pisang 15 g), A2 (Serbuk gergaji 930 g + ampas tebu 15 g + kulit pisang 10 g), A3 (Serbuk gergaji 915 g + ampas tebu 25 g + kulit pisang 15 g), A4 (Serbuk gergaji 920 g + ampas tebu 25 g + kulit pisang 10 g). Semua bahan dikomposkan selama 3 hari, kemudian bahan tersebut dimasukkan dalam baglog, ditimbang dan ditutup rapat, disterilisasi selama 8 jam. Baglog yang sudah steril didinginkan selama 3 hari, kemudian diinokulasi bibit jamur tiram putih secara aseptis dan baglog diinkubasi hingga

miselium memenuhi baglog. Setelah itu baglog dipindah kekubung (rumah jamur) dan dilakukan pemeliharaan seperti penyiraman dan pemberian vitamin. Pemeliharaan dilakukan hingga jamur tumbuh dan siap panen. Panen dilakukan dua kali. Analisis data diawali dengan uji normalitas dan uji homogenitas jumlah dan berat segar tubuh buah jamur tiram putih. Data berdistribusi normal dan homogen dilanjutkan dengan uji parametrik menggunakan One Way ANOVA. Analisis data dilakukan dengan mengaplikasikan SPSS versi 15.0. C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil a. Lama Pertumbuhan Miselium Jamur Tiram Putih Miselium jamur bercabang-cabang dan pada titik-titik pertemuannya membentuk bintik kecil yang disebut sporangium yang akan tumbuh menjadi pin head (tunas atau calon tubuh buah jamur) dan akhirnya tumbuh menjadi jamur dewasa (Djarijah, 2001). Pada perlakuan media tanam dengan ampas tebu 25 g dan kulit pisang 15 g pertumbuhan miselium lebih cepat dan berbeda nyata dibandingkan dengan perlakuan tanpa ampas tebu dan kulit pisang. Hal ini disebabkan pada ampas tebu mengandung lebih banyak selulosa, hemiselulosa dan lignin (Christiyanto, 2005). Kulit pisang mengandung karbihidrat, kalsium, fosfor dan kandungan air yang tinggi (Indah, 2013). Kandungan ampas tebu dan kulit pisang berperan sebagai nutrisi pertumbuhan miselium jamur tiram putih. Tabel 1. Lama Pertumbuhan Miselium Jamur Tiram Putih Perlakuan Rata-rata Keterangan Perlakuan ( hari) A0 33.3** Serbuk Gergaji 955 g, tanpa Ampas Tebu dan Kulit Pisang A1 31.6 Serbuk Gergaji 925 g, Ampas tebu 15 g dan kulit pisang 15 g A2 29.6 Serbuk Gergaji 930 g, Ampas tebu 15 g dan kulit pisang 10 g A3 29.3* Serbuk Gergaji 915 g, Ampas tebu 25 g dan kulit pisang 15 g A4 30.6 Serbuk Gergaji 920 g, Ampas tebu 25 g dan kulit pisang 10 g

Keterangan : *Rata-rata lama pertumbuhan miselium paling cepat. **Rata-rata lama pertumbuhan miselium paling lama. Berdasarkan Tabel 1 diatas menunjukkan bahwa pertumbuhan miselium jamur tiram putih tercepat pada perlakuan A3 rata-rata 29.3 hari, sedangkan pertumbuhan paling lama pada perlakuan A0 rata-rata 33.3 hari. Lama pertumbuhan miselium dipengaruhi oleh nutrisi, kelembaban, suhu, dan kandungan air (Soenanto, 2000). b. Jumlah Tubuh Buah dan Berat Segar Tubuh Buah Jamur Tiram Putih Tabel 2. Rata-rata Jumlah dan Berat Segar Tubuh Buah Jamur Tiram Putih Perlakuan A0 A1 A2 A3 A4 Jumlah tubuh buah ( buah) Berat segar jamur tiram putih ( g) Panen I Panen II Panen I Panen II 5.33 4.33** 73.33 56.67** 8.67 6.33 103.33 80.00 6.00 4.67 80.00 60.00 10.67* 10.33 106.67* 86.67 7.33 6.67 100.00 73.33 Keterangan Perlakuan Serbuk Gergaji 955 g, tanpa Ampas Tebu dan Kulit Pisang Serbuk Gergaji 925 g, Ampas tebu 15 g dan kulit pisang 15 g Serbuk Gergaji 930 g, Ampas tebu 15 g dan kulit pisang 10 g Serbuk Gergaji 915 g, Ampas tebu 25 g dan kulit pisang 15 g Serbuk Gergaji 920 g, Ampas tebu 25 g dan kulit pisang 10 g Berdasarkan tabel 2 diatas menunjukkan bahwa rata-rata jumlah tubuh buah jamur tiram putih terbanyak pada perlakuan A3 (serbuk gergaji 915 g, ampas tebu 25 g dan kulit pisang 15 g) yaitu 10.67 buah pada panen I dan 10.33 buah pada penen II. Jumlah tubuh buah terendah pada perlakuan A0 (serbuk gergaji 955 g, tanpa ampas tebu dan kulit pisang) yaitu 5.33 buah pada panen I dan 4.33 buah pada panen II.

HARI Berdasarkan tabel 2 diatas menunjukkan bahwa berat segar tubuh buah jamur tiram putih tertinggi pada perlakuan A3 (serbuk gergaji 915 g, ampas tebu 25 g dan kulit pisang 15 g) yaitu 106.67 g pada panen I dan 86.67 g pada panen II, sedangkan berat segar jamur tiram putih terendah pada perlakuan A0 (serbuk gergaji 955 g, tanpa ampas tebu dan kulit pisang) yaitu 73.33 g pada panen I dan 63.33 g pada panen II. 2. Pembahasan a. Lama Pertumbuhan Miselium Jamur Tiram Putih Perbedaan lama pertumbuhan miselium jamur tiram putih dapat dilihat pada histogram dibawah ini : 34 33 LAMA PERTUMBUHAN MISELIUM ( hari) 33.3 32 31.6 31 30.6 30 29 29.6 29.3 28 27 A1 A2 A3 A4 A0 PERLAKUAN Histogram 4.1 Rata-rata lama pertumbuhan miselium Hasil pengamatan lama pertumbuhan miselium dalam memenuhi baglog dapat dilihat bahwa perlakuan paling cepat pada perlakuan A3 (serbuk gergaji 915 g, ampas tebu 25 g dan kulit pisang 15 g) selama 29,3 hari. Hal ini dikarenakan ampas tebu dan kulit pisang mengandung zat-zat yang berperan pertumbuhan miselium. Ampas tebu mengandung selulosa 40.3%, hemiselulosa 33.2%, lignin 11.2%, kadar air 50%, karbon 47%, hydrogen 6.5%, oksigen 44%, protein

kasar 2.5% dan serat kasar 43-52%. Kulit pisang mengandung karbohidrat 18.5%, kadar air 68.9%, protein 0.32%, kalsium 715 mg, fosfor 117 mg, zat besi 1.6 mg, vitamin B 0.12 mg dan vitamin C 17.5 mg. Sesuai dengan penelitian Steviani (2011), menyatakan bahwa kombinasi antara media serbuk kayu sengon dengan penambahan molase 15 ml/baglog mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih lebih baik, perlakuan kayu sengon dengan penambahan molase 15 mi/baglog juga mempercepat lama penyebaran miselium. Hasil penelitian Susiana (2010), menyatakan bahwa penambahan gula (sukrosa) konsentrasi berbeda berpengaruh terhadap pertambahan panjang miselium jamur tiram, penambahan gula (sukrosa) sebanyak 450 g dalam medium berpengaruh terhadap cepat pemanjangan miselium dalam medium. Pertumbuhan miselium paling lama terdapat pada perlakuan A0 (serbuk gergaji 955 g, tanpa ampas tebu dan kulit pisang) selama 33.3 hari. Hal ini dikarenakan lebih sedikitnya nutrisi yang terdapat dalam media tanam jamur tiram putih. b. Jumlah Tubuh Buah Jamur Tiram Putih Perbedaan jumlah tubuh jamur tiram putih setiap perlakuan pada panen I dan panen II dapat dilihat pada histogram 4.2 dibawah ini.

BUAH JUMLAH TUBUH BUAH JAMUR TIRAM PUTIH (...buah) 12 10.67 10.33 10 8.67 8 6 4 6.33 6.00 4.67 7.33 6.67 5.33 4.33 2 0 A1 A2 A3 A4 A0 PERLAKUAN PANEN I PANEN II Histogram 4.2 Jumlah tubuh buah jamur tiram putih Jumlah tubuh buah merupakan salah satu parameter untuk mengukur hasil jamur tiram putih. Hasil jumlah tubuh buah tertinggi pada perlakuan A3 (serbuk gergaji 915 g, ampas tebu 25 g dan kulit pisang 15 g) sebanyak 10.67 buah pada panen I dan 10.33 buah pada panen II. Jumlah tubuh buah jamur tiram putih pada perlakuan A3 lebih tinggi, hal ini dikarenakan adanya ampas tebu dan kulit pisang yang lebih tinggi (serbuk gergaji 915 g, ampas tebu 25 g dan kulit pisang 15 g). Ampas tebu mengandung selulosa 40.3%, hemiselulosa 33.2%, lignin 11.2%, kadar air 50%, karbon 47%, hydrogen 6.5%, oksigen 44%, protein kasar 2.5% dan serat kasar 43-52%. Kulit pisang mengandung karbohidrat 18.5%, kadar air 68.9%, protein 0.32%, kalsium 715 mg, fosfor 117 mg, zat besi 1.6 mg, vitamin B 0.12 mg dan vitamin C 17.5 mg. Efisiensi penyerapan mineral tersebut berpengaruh terhadap metabolisme jamur tiram tersebut (Winarno dalam Hermanto, 2005). Sesuai hasil penelitian yang dilakukan oleh Suryani (2007), menyatakan bahwa komposisi medium ampas tebu 15 % + serbuk gergaji kayu sengon 85 % berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil

GRAM jamur tiram abu-abu terbaik. Selain itu hasil penelitian Wijiyono (2007), menyatakan bahwa konsentrasi ampas tebu 400 g pada media tanam berpengaruh terhadap panjang masa panen jamur tiram putih dan hasil jamur akan semakin besar, karena didalam ampas tebu masih mengandung gula (sukrosa). Jumlah tubuh buah terendah pada perlakuan A0 (serbuk gergaji 955 g, tanpa ampas tebu dan kulit pisang) sebanyak 5.33 buah pada panen I dan 4.33 buah pada panen II. Hal ini dikarenakan lebih sedikitnya nutrisi yang terdapat didalam media tanam. Hasil jumlah tubuh buah pada panen II lebih rendah dari panen I, hal ini dikarenakan nutrisi yang terdapat dalam baglog sudah berkurang. c. Berat Segar Tubuh Buah Jamur Tiram Putih Perbedaan berat segar jamur tiram putih setiap perlakuan pada panen I dan panen II dapat dilihat dari histogram 4.3 dibawah ini. 120 100 80 60 40 20 BERAT SEGAR TUBUH BUAH JAMUR TIRAM PUTIH (...gram) 103.33 80.00 80.00 60.00 106.67 86.67 100.00 73.33 73.33 56.67 0 A1 A2 A3 A4 A0 PANEN I PERLAKUAN PANEN II Histogram 4.3 Berat segar tubuh buah jamur tiram putih Berat segar tubuh buah jamur tiram putih tertinggi pada perlakuan A3 (serbuk gergaji 915 g, ampas tebu 25 g dan kulit pisang 15 g) sebesar 106.67 g pada panen I dan 86.67 g pada panen II. Hal ini

dikarenakan adanya tambahan ampas tebu dan kulit pisang yang lebih tinggi (serbuk gergaji 915 g, ampas tebu 25 g dan kulit pisang 15 g). Ampas tebu mengandung selulosa 40.3%, hemiselulosa 33.2%, lignin 11.2%, kadar air 50%, karbon 47%, hydrogen 6.5%, oksigen 44%, protein kasar 2.5% dan serat kasar 43-52%. Kulit pisang mengandung karbohidrat 18.5%, kadar air 68.9%, protein 0.32%, kalsium 715 mg, fosfor 117 mg, zat besi 1.6 mg, vitamin B 0.12 mg dan vitamin C 17.5 mg. Sesuai dengan hasil penelitian Sutarja (2010), menyatakan bahwa produksi jamur tiram tertinggi pada media campuran serbuk gergaji dengan bekatul 30%. Hasil penelitian Darlina (2008), menyatakan bahwa dedak 25% memberikan pengaruh terbaik terhadap bobot tubuh buah dengan nilai BER 41.51%/berat media 800 g. Berat segar tubuh buah jamur tiram putih terendah pada perlakuan A0 (serbuk gergaji 955 g, tanpa ampas tebu dan kulit pisang) sebesar 80.00 g pada panen I dan 70.00 g pada panen II. Hal ini dikarenakan lebih sedikitnya nutrisi yang terdapat didalam media tanam. Hasil berat segar jamur pada panen II lebih rendah dari panen I, hal ini dikarenakan nutrisi yang terdapat dalam baglog sudah berkurang. D. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penelitian ini dapat disimpulkan bahwa komposisi media tanam, serbuk gergaji, ampas tebu, dan kulit pisang berpengaruh paling nyata pada perlakuan A3 (serbuk gergaji 915 g, ampas tebu 25 g dan kulit pisang 15 g) yaitu lama waktu pertumbuhan miselium jamur tiram putih (29 hari), hasil jumlah tubuh buah jamur tiram putih (10.67 buah pada panen I dan 10.33 buah pada panen II) dan hasil berat segar tubuh buah jamur tiram putih (106.67 g pada panen I dan 86.67 g pada panen II) terbaik. Berdasarkan hasil uji Post Hoc Test dapat disimpulkan bahwa perlakuan yang paling

menunjukkan perbedaan nyata antara jumlah tubuh buah dan berat segar tubuh buah jamur tiram putih adalah perlakuan A3 dengan perlakuan A0. E. DAFTAR PUSTAKA Christiyanto, M dan A. Subrata. 2005. Perlakuan Fisik dan Biologis Pada Limbah Industri Pertanian Terhadap Komposisi Serat. Laporan Kegiatan. Pusat Studi Agibisnis dan Agoindustri. Lembaga Penelitian. Semarang: Universitas Diponegoro. Darlina, Elly dan Ina Darliana. 2008. Pengaruh Dosis Dedak Dalam Media Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jamur Tiram Putih (Pleurotus floridae). Jurnal Pertanian. UNWIM Jatinagor Sumedang. Djarijah. Nunung Marlina dan Abbas Siregar Djarijah. 2001. Jamur Tiram. Yogyakarta. Penerbit Kanisius. Hermanto, Sandra dan Irawan Sugoro. 2005. Pengaruh Konsentrasi Tapioka Serapan Mineral Jamur Tiram Putih. Jurnal Kimia. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Indah, SY dan Bagus Supriyanto. 2013. Keajaiban Kulit Buah. Surabaya. Tibbun Media. Soenanto, Hardi. 2000. Jamur Tiram Budidaya dan Peluang Usaha. Semarang. CV Aneka Ilmu. Suryani, Titik. 2007. Kajian Komposisi Medium Tumbuh pada Pertumbuhan dan Hasil Dua Varietas Jamur Tiram. Laporan Penelitian. Universitas Warga Manggala. Yogyakarta. Sutarja. 2010. Produksi Jamur Tiram (Pleorotus ostreatus) pada Media Campuran Serbuk Gergaji dengan Berbagai Komposisi Tepung Jagung dan Bekatul. Tesis. Surakarta: Progam Pasca Sarjana, Universitas Sebelas Maret. Wijiyono, Miftah Muhaimina Eka. 2007. Pemanfaatan Serbuk Kayu dan Ampas Tebu Sebagai Media Pertumbuhan Jamur Tiram Putih (Plerotus ostreatus). Skripsi. FKIP Biologi, UMS, Surakarta.