BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
INTEGRASI RUANG DAN ALAM SEBAGAI PENUNJANG PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK

sebelum mereka memulai pendidikan primer ke jenjang berikutnya 1. Tujuan dari adanya taman kanak-kanak ini adalah sebagai tempat di mana anak-anak dap

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) khususnya pada jalur formal di Taman

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia baik dari segi spiritual,

BAB I PENDAHULUAN. manusia sepanjang hidupnya dan dapat terjadi kapan di mana saja, proses

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pada masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini merupakan penjabaran dari sebuah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN. dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perhatian, minat, dan kemampuan dalam belajar. Segala yang ia lihat, ia

BAB I PENDAHULUAN. memadukan secara sistematis dan berkesinambungan suatu kegiatan.

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN. hal yang penting untuk diberikan sejak usia dini. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sepanjang hayat (long life learning). Kegiatan membaca

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan usia dini (Early childhood education) adalah pendidikan

PERSPEKTI Tentang PAUD DAN PENDIDIKAN DASAR

BAB I PENDAHULUAN. terselesaikan apabila manusia tersebut mempunyai kemampuan. (

Tabel 1. 1 Target Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia Tahun ,7 Juta (61,8%) 5,85 Juta (19,37%) 12,85 Juta (42,43%)

Pendidikan TPA/ KB. Eka Sapti C

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan agar pribadi anak berkembang secara optimal. Tertunda atau

BAB 1 PENDAHULUAN. dewasa, anak juga memiliki harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya,

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN JAM PINTAR DI TAMAN KANAK - KANAK PEMBINA KEC. BARANGIN SAWAHLUNTO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wiwih,2013

BAB I PENDAHULUAN. potensi baik psikis maupun fisik yang meliputi moral dan nilai agama, sosial,

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

1. PENDAHULUAN. lanjut, pendidikan dimulai dari sejak dini hingga akhir kelak. Dalam hal ini

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. dan berlangsung seumur hidup. Oleh karena itu, pendidikan. sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan dasar yang diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan manusia dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

Peran Guru dalam Menumbuhkan Rasa Tanggung Jawab Anak pada Pendidikan Anak Usia Dini Yanuarita Niken P. I Pendahuluan Pendidikan Anak

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dapat dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu: Pendidikan formal,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tahun-tahun pertama kehidupan anak atau yang sering dikenal dengan

PERANCANGAN DESAIN INTERIOR TK ISLAM BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. yang di selenggarakan di lingkungan keluarga.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Di jaman yang mengangkat emansipasi wanita kini, banyak wanita atau ibuibu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Molly Novianti, 2013

PENDIDIKAN TPA & KB. Martha Christianti

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SURAKARTAA. SKRIPSI persyaratan. Sarjana S-1. Disusun Oleh : DWI A USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. dimana seorang anak akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. mendefiniskan pendidikan anak usia dini sebagai. boleh terpisah karena ketiganya saling berkaitan. Aspek kognitif berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BERMAIN SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. PLAY GROUP DAN TPA DI YOGYAKARTA Berdasarkan pada nilai-nilai kebudayaan Jawa

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ( diakses 2 Maret 2015) ( diakses 2 Maret 2015)

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

UPAYA PENGEMBANGAN KECERDASAN VISUAL SPASIAL ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK DI TK RA GUPPI MANDAN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Komunikasi telah menjadi suatu kebutuhan dan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. atau usia dini dimana pada masa ini adalah masa penentuan. karakter usia dini yang salah satunya adalah masa berkelompok anakanak

BAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai pihak yaitu pemerintah, masyarakat, dan steakholder yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. paling pesat, baik fisik maupun mental (Suyanto, 2005:5). Maka tepatlah bila

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA KELOMPOK B DI TK AL-KHAIRAAT LOLU

BAB I PENDAHULUAAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang. sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Ayat (3) menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Penerapan Metode Bermain Balok untuk Meningkatkan Kreatifitas Anak di PAUD Negeri Pembina Palu Utara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DARI KARDUS BEKAS DI TK GESI I, SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. datang. Anak dilahirkan dengan potensi dan kecerdasannya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. begitu saja terjadi sendiri secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Melda, 2013

BAB I PENDAHULUAN. (Kepmendikbud Nomor 0486/U/1992, Bab II Pasal 3 ayat (1)). Pasal 31 ayat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai anak usia prasekolah. Perkembangan kecerdasan pada masa ini

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM

Bab 5. Simpulan, Diskusi dan Saran

PENDAHULUAN. I.1. Batasan Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Hal ini sesuai dengan undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bahasan yang menarik dalam dunia pendidikan. Karena Sistem

SURAT EDARAN Nomor: 1839/C.C2/TU/2009

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN BOLA ANGKA DI TK SAMUDERA SATU ATAP PARIAMAN

BAB II KAJIAN TEORI. A. Landasan Teori. 1. Proses Pembelajaran. Belajar adalah suatu kegiatan untuk menambah pengetahuan.

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak-anak merupakan generasi penerus bangsa di masa mendatang yang merupakan sumber dari pembangnan berkelanjutan dunia. Usia dini anak-anak merupakan tahap yang penting bukan hanya untuk semata demi kesehatan individu maupun fisik tapi juga untuk perkembangan kognitif yang berpengaruh pada kecerdasan anak dalam menganalisa dan sosial-emosional anak yang berpengaruh pada mental mereka. UNICEF secara langsung menyatakan bahwa, Kejadian selama usia dini adalah formatif dan memainkan peran penting untuk membangun sumber daya manusia, memutus siklus kemiskinan, menyebarkan produktivitas ekonomi, dan menghilangkan perbedaan ras serta ketidakadilan. Dalam UN-Habitat yang membahas tentang Enviromentally sustainable, healthy and livable human settlemens menjelaskan bahwa untuk mensosialisasikan lingkungan sehat yang dapat mendukung tempat yang layak huni untuk semua dan kehidupan manusia yang berkelanjutan untuk generasi masa kini dan mendatang adalah dengan cara memastikan bahwa anak-anak memiliki akses ke dunia alam di kehidupan seharihari mereka dengan cara bermain secara bebas di ruang luar dan menyusun program pendidikan untuk menlong anak-anak meneliti lingkungan di sekitar mereka termasuk ekosistem alami di dalamnya. Telah banyak pakar yang meneliti tentang dampak positif alam terhadap perkembangan kecerdasan dan kepribadian anak-anak. Dalam era dimana anak-anak sekarang menghabiskan waktu di lingkungan sekolah sekitar 40-50 jam per minggu, disana ada kesempatan masyarakat untuk menghubungkan kembali anak-anak dengan dunia alam dan menghasilakan generasi penerus bangsa yang berharga dan memelihara alam (Malone, 2003). Penelitian juga membuktikan bahwa hubungan positif anak-anak dengan alam dapat membangun sebuah etika lingkungan (Wilson, Honoring Children's Way of Knowing, Early Childhood News, 1997). Memisahkan anak-anak dengan dunia luar akan memberi dampak buruk terhadap kebribadian mereka kelak. Saat beranjak dewasa mereka tidak lagi memandang alam sebagai suatu bagian dari mereka, namun hanyalah sebagai hal yang hidup berdampingan dengan mereka. Oleh karena itu, 1

2 selama masa kecil lah dimana pengalaman anak-anak dengan alam dapat membentuk dan membangun sebuah nilai, prilaku, dan tujuan dasar menuju dunia yang harus mereka jaga selama hidup mereka (Wilson, North American Association for Enviromental Education, 1994) Psikolog lingkungan dan perkembangan dari Universitas Cornell, Gary Evans telah melakukan berbagai studi penelitian tentang dampak lingkungan pada kesejahteraan anak-anak. Dalam penelitiannya bersama dengan kelompok-kelompoknya, Gary Evans mengindikasikan bahwa lingkungan fisik dapat mempengaruhi anak-anak dalam berprestasi maupun dalam perkembangan kognitif, sosial dan emosional termasuk prilaku orang tua terhadap mereka. Randy White, seorang direktur dan penggagas dari White Hutchinson Leisure & Learning Group yang telah berdiri selama 25 tahun, menuliskan dalam jurnalnya yang berjudul Young Children s Relationship with Nature: Its Importance to Children Developmet & the Earth s Future bahwa dewasa ini kehidupan anak-anak telah terputus dari alam, pengalaman mereka sebagian besar didominasi oleh media, bahasa yang tertulis dan gambar visual (Chawla, 1994). Dunia maya mengganti kenyataan dengan cara menayangkan bahwa alam yang indah terletak pada belahan dunia yang jauh dari tempat mereka berada dan tidak dapat dicapai. Anak-anak kehilangan akal bahwa alam sebenarnya bisa terdapat di halaman rumah mereka dan di lingkungan sekitar mereka yang jika semakin tidak disadakan akan berdampak pada hilangnya pengetahuan dan rasa menghargai mereka terhadap alam. Dalam jurnalnya tersebut Randy White juga menyebutkan keuntungan lingkungan alami terhadap anak yang ia kutip dari beberapa pakar yang telah meneliti hubungan anak-anak dengan alam itu sendiri. Ia menuliskan tentang apa yang diyakini oleh Piaget (1962) bahwa anak-anak belajar dengan cara membangun pengetahuan mereka tentang dunia, bukan menghafal kenyataan yang terjadi. Adapun beberapa manfaat anak-anak berada dalam lingkungan bermain yang alami menurut beberapa peneliti. a. Anak-anak dengan penyakit Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) dapat berkonsentrasi lebih baik setelah berinteraksi dengan alam (Faber Taylor, Environment and Behaviour, 2001)

3 b. Anak-anak yang memiliki pemandangan dan interaksi dengan alam mempunyai nilai yang lebih tinggi dalam konsentrasi dan kedisiplinan (Faber Taylor, Journal of Enviroment Physycology, 2002) c. Anak-anak yang terbiasa main di lingkungan alami menunjukkan psikomotorik yang lebih baik, termasuk koordinasi, keseimbangan dan kelincahan, dan mereka lebih jarang sakit (Fjortof, 2000) d. Bermain di lingkungan alami membuat permainan anak-anak lebih beragam dengan imajinasi dan kekreatifan mereka yang menumbuhkan kecerdasan bahasa dan kemampuan berkolaborasi (Fjortof, 2000) e. Keterbukaan terhadap lingkungan alami dapat mengimprovisasi kemampuan kognitif anak dengan meningkatkan kepedulian, analisa dan kemampuan observasi mereka (Pyle, 2002) f. Alam menyangga anak-anak dari tekanan kehidupan dan menolong mereka untuk menghadapi kesulitan. Semakin terbuka anak-anak pada alam semakin banyak dampak positif yang didapatkan (Wells, 2003) g. Bermain di lingkungan alam yang mengandung perbedaan dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan prilaku anti sosial seperti kekerasan, penindasan, vandalism, membuang sampah sembarangan dan lari dari permasalahan (Malone, 2003) h. Alam menolong anak-anak membangun kekuatan dalam mengobservasi dan membangun kreatifitas serta menanamkan arti kedamain dan menjadi satu dengan dunia (Crain, 2001) i. Pengalaman dini dengan dunia alami dapat memberi hubungan baik untuk mengembangkan imajinasi dan rasa ingin tahu yang penting sebagai motivasi belajar (Wilson, Honoring Children's Way of Knowing, Early Childhood News, 1997) j. Anak-anak yang main di alam lebih memiliki perasaan positif terhadap sesama (Moore, 1996) k. Berkurangnya waktu bermain anak-anak di lingkungan luar dapat meningkatkan kerabunan pada anak (Nowak, 2004) l. Alam dapat menstimulasi interaksi sosial antar anak-anak (Bixler, 2002)

4 m. Lingkungan luar penting pembangunan rasa kemandirian dan kebebasan anak-anak (Bartlet, 1996) Anita Rui Olds, seorang ahli dalam bidang pendidikan anak-anak dalam bukunya yang berjudul Child care design guide juga menegaskan bahwa anak-anak membutuhkan sebuah lingkungan yang dapat membuat mereka nyaman. Alam memberikan hal tersebut untuk anak-anak secara cuma-cuma dengan sendirinya. Secara langsung Olds mengatakan bahwa. Rasa tenang yang berasal dari keindahan alam disebabkan karena ritme perubahan alam mirip dengan ritme fisiologis manusia itu sendiri. Maka dari itu anak-anak membutuhkan aktivitas luar ruang yang dekat dengan alam untuk memberi mereka ruang berkembang yang nyaman. Lingkungan sosial pertama yang salah satunya dimasuki oleh anak usia dini adalah Taman Kanak-kanak. Dalam NSPK yang berjudul Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Taman Kanak-kanak yang dikeluarkan oleh Kementertian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tahun 2013, Taman Kanak-kanak adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur formal yang menyelenggarakan pendidikan bagi anak usia empat sampai enam tahun dan secara terminologi, usia empat sampai enam tahun disebut sebagai masa usia prasekolah. Dalam NSPK tersebut juga terdapat penjelasan mengenai tata cara penyelenggaran sebuah Taman Kanak-kanak dilihat dari sisi kurikulum dan sistem pendidikan yang diatur dalam Undang-undang, Peraturan Pemerintah maupun Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. Selain itu juga terdapat standar tentang sarana dan prasarana sebuah Taman Kanak-kanak, namun hanya sekedar standarisasi lahan dan ruang yang harus tersedia. Di Indonesia, pendidikan anak usia dini masih sangat jarang memiliki perhatian khusus. Dari aspek mutu masih banyak Taman Kanak-kanak yang belum sesuai standar NSPK dan belum adanya pemerataan lembaga pendidikan anak usia dini di beberapa daerah. 1.2 Perumusan Masalah 1. Bagaimana ruang-ruang dalam Taman Kanak-kanak dapat menjadi ruang bermain dan belajar yang dapat mendukung perkembangan anak? 2. Bagaimana menciptakan konsep ruang yang menyatu dengan alam agar dapat mendukung perkembangan anak secara maksimal?

5 1.3 Tujuan Penelitian 1. Menciptakan ruang bermain dan belajar yang dapat mendukung perkembangan anak 2. Menciptakan konsep ruang yang menyatu dengan alam agar dapat mendukung perkembangan anak 1.4 Ruang Lingkup 1.4.1 Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang-ruang yang dibutuhkan dalam Taman Kanak-kanak yang memenuhi standar Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Taman Kanak-kanak di Indonesia 2. Taman bermain dan edukasi yang mendukung aktivitas dan perkembangan anak sesuai dengan teori Shaw 1.4.2 Ruang Lingkup Tapak Pemilihan site untuk penelitian ini didasarkan oleh kurangnya lembaga pendidikan anak usia dini di Jakarta Selatan yang merupakan daerah perumahan padat penduduk. Kurangnya lembaga pendidikan anak usia dini di kecamatan Cilandak ini didasarkan oleh rasio perbandingan antara jumlah sekolah, murid dan guru yang tersedia. Gambar 1 Jumlah TK Negeri di Jakarta Selatan Sumber: Jakarta Selatan dalam Angka 2014

6 Gambar 2 Jumlah TK Swasta di Jakarta Selatan Sumber: Jakarta Selatan dalam Angka 2014 Berdasarkan gambar 1 dan 2, rasio perbandingan antara murid dan guru pada Taman Kanak-kanak negeri di Jakarta Selatan adalah 1:10 dan untuk Taman Kanakkanak swasta 1:24. Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2008 pasal 17 rasio perbandingan antara murid dan guru pada jenjang Taman Kanak-kanak adalah 1:15. Penambahan fasilitas Taman Kanak-kanak di Jakarta Selatan ini diharapkan dapat memenuhi target rasio perbandingan antara guru dan murid agar kualitas pendidikan yang diberikan dapat disampaikan secara maksimal untuk mendukung perkembangan anak. Lokasi site yang dipilih berada di kecamatan Cilandak yang berada di lingkungan perumahan menengah ke atas. Kecamatan cilandak mempunyai rasio perbandingan antara murid dan guru yang paling tinggi dibandingkan kecamatan lain di Jakarta Selatan, yaitu 1:28. Berdasarkan data di atas, maka TK yang masih dibutuhkan adalah Taman Kanak-kanak jenis swasta.

7 Gambar 3 Peta zonasi RDTR tapak Sumber: www.sosialisasirdtrdkijakarta.com Gambar 4 Lokasi Site Sumber: www.maps.google.com 1.5 State of the Art Dengan didukung oleh beberapa jurnal tersebut, penelitian ini meneliti tentang lingkungan dimana hubungan alam sebagai lingkungan fisik dapat berperan dalam mendukung perkembangan anak-anak. Dengan menggunakan metode kualitatif dari studi kasus yang telah ada, penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan sebuah konsep bahwa dunia bermain dan belajar anak, terutama di Jakarta bukan hanya di dalam ruang seperti kebanyakan Taman Kanak-kanak pada umumnya saat ini yang tidak memperhatikan aspek lingkungan dan alam sebagai media bermain dan belajar anakanak.

8