DINAMIKA PERUBAHAN & RESOLUSI KONFLIK Resolusi dan Alternatif Resolusi Konflik (1) Dr. Teguh Kismantoroadji Dr. Eko Murdiyanto 1
Kompetensi Khusus: Mahasiswa mampu menentukan alternatif resolusi konflik 2
Konflik sebenarnya hanya masalah perasaan, jika tidak menganggapnya sebagai konflik maka konflik itu tidak akan ada (Mark Twain) 3
Levine (1998) : (1) tindakan mengurai suatu permasalahan, (2) pemecahan, (3) penghilangan permasalahan. Weitzman & Weitzman : sebuah tindakan pemecahan masalah bersama (solve a problem together). 4
Fisher (2001) : usaha menangani sebab-sebab konflik dan berusaha membangun hubungan baru yang bisa tahan lama diantara kelompok-kelompok yang berseteru. Mindes (2006) kemampuan untuk menyelesaikan perbedaan dengan yang lainnya 5
Kesimpulan : resolusi konflik adalah suatu cara individu/kelompok untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi dengan individu lain/kelompok lain secara sukarela. 6
1. Fokus pada situasi, isu, tingkah laku (bukan pada orang). 2. Jaga kepercayaan diri dan hargai orang lain. 3. Jaga hubungan yang konstruktif. 4. Berinisiatif untuk membuat sesuatu lebih baik. 5. Pimpin dengan memberi contoh dan berpikir kedepan. 6. Berpikir sebelum berreaksi, 7. mendengarkan dengan aktif, 8. jamin proses adil, 9. bidik masalah, 10. terima tanggungjawab, 11. gunakan komunikasi langsung, 12. pahami kepentingan, 13. fokus masa depan dan pilih yang saling menguntungkan. 7
Resolusi Konflik dapat dilakukan melalui: 1.Negosiasi 2.Mediasi 8
NEGOSIASI proses penetapan keputusan secara bersama dimana pihak-pihak yang terlibat memiliki preferensi yang berbeda. suatu cara untuk menetapkan keputusan yang dapat disepakati dan diterima oleh dua pihak dan menyetujui apa dan bagaimana tindakan yang akan dilakukan di masa mendatang. 9
Tujuan Negosiasi Tujuan agresif - berusaha memperoleh keuntungan dari kerugian (damage) pihak lawan. Tujuan kompetitif - berusaha memperoleh sesuatu yang lebih (getting more) dari pihak lawan Tujuan kooperatif - berusaha memperoleh kesepakatan yang saling menguntungkan (mutual gain) Tujuan pemusatan diri - berusaha memperoleh keuntungan tanpa memperhatikan penerimaan pihak lain Tujuan defensif - berusaha memperoleh hasil dengan menghindari yang negatif Tujuan kombinasi 10
Negotiation Triangle HEART yaitu karakter atau apa yang ada di dalam kita yang menjadi dasar dalam kita melakukan negosiasi HEAD yaitu metoda atau teknik-teknik yang kita gunakan dalam melakukan negosiasi HANDS yaitu kebiasaan-kebiasaan dan perilaku kita dalam melakukan negosiasi yang semakin menunjukkan jam terbang kita menuju keunggulan atau keahlian dalam bernegosiasi 11
Langkah-langkah Negosiasi 1. PERSIAPAN Dilakukan jauh hari sebelum negosiasi dilaksanakan, meliputi: a. Mengumpulkan sebanyak mungkin informasi berkaitan dengan pihak lain, misal sejarah, kebiasaan perilaku, interaksi sebelumnya, kesepakatan sebelumnya b. Mengindentifikasi harapan dan keinginan pihak sendiri c. Mempelajari situasi pada organisasi pesaing sebagai pembanding 12
2. EVALUASI ALTERNATIF Mengidenfikasi bargaining range, yaitu range dimana kedua belah pihak diperkirakan akan dapat mencapai kesepakatan. 13
3. IDENTIFIKASI KEPENTINGAN Kepentingan adalah yang mendasari terjadinya konflik. Kadang negosiator terfokus pada kepentingannya sendiri dan mengabaikan kepentingan pihak lain. 14
Mengidentifikasi Kepentingan 1. Cermati kepentingan, baik yang nyata maupun yang mendasarinya seperti reputasi, keadilan, preseden. 2. Kepentingan dapat memiliki nilai intrinsik atau instrumental. Sebagai contoh otonomi dapat diartikan sebagai nilai intrinsik, yaitu menghargai otonomi itu sendiri, atau sebagai nilai instrumental, yaitu sebagai jalan untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi yang lain. 3. Memahami bahwa kepentingan tergantung pada persepsi, jadi sangat subyektif. 4. Mencermati bahwa kepentingan dapat berubah secara sengaja atau tidak sengaja. 15
4. PEMBUKAAN Mengawali sebuah negosiasi tidaklah semudah yang kita bayangkan. Kita harus mampu menciptakan atmosfir atau suasana yang tepat sebelum proses negosiasi dimulai. Untuk mengawali sebuah negosiasi dengan baik dan benar, kita perlu memiliki rasa percaya diri, ketenangan, dan kejelasan dari tujuan kita melakukan negosiasi. 16
3 sikap yang perlu kita kembangkan dalam mengawali negosiasi yaitu: pleasant (menyenangkan), assertive (tegas, tidak plin-plan), dan firm (teguh dalam pendirian). Senyum juga salah satu hal yang kita perlukan dalam mengawali sebuah negosiasi, sehingga hal tersebut akan memberikan perasaan nyaman dan terbuka bagi kedua pihak. 17
Tahapan dalam mengawali sebuah negosiasi a. Jangan memegang apa pun di tangan kanan anda ketika memasuki ruangan negosiasi; b. Ulurkan tangan untuk berjabat tangan terlebih dulu; c. Jabat tangan dengan tegas dan singkat; d. Berikan senyum dan katakan sesuatu yang pas untuk mengawali pembicaraan. 18
5. MEMULAI PROSES NEGOSIASI Langkah pertama dalam memulai proses negosiasi adalah menyampaikan (proposing) apa yang menjadi keinginan atau tuntutan kita. 19
6. MENCIPTAKAN KESEPAKATAN YANG MENGUNTUNGKAN KEDUA BELAH PIHAK Hal-hal yang perlu dicamkan oleh para negosiator adalah bahwa negosiasi tidak memperebutkan kue yang besarnya tetap. Hindari meningkatnya konflik yang tidak rasional. Pusatkan perhatian pada pemikiran pihak lain. 20
7. MEMBANGUN KESEPAKATAN Ketika tercapai kesepakatan biasanya kedua pihak melakukan jabat tangan sebagai tanda bahwa kesepakatan (deal or agreement) telah dicapai dan kedua pihak memiliki komitmen untuk melaksanakannya. Kesepakatan harus dibangun dari keinginan atau niat dari kedua belah pihak, sehingga kita tidak bertepuk sebelah tangan.. 21
Oleh karena itu, penting sekali dalam awal-awal negosiasi kita memahami dan mengetahui sikap dari pihak lain, melalui apa yang disampaikan secara lisan, bahasa gerak tubuh maupun ekspresi wajah. Karena jika sejak awal salah satu pihak ada yang tidak memiliki niat atau keinginan untuk mencapai kesepakatan, maka hal tersebut berarti membuang waktu dan energi kita. 22
TAKTIK-TAKTIK NEGOSIASI 23
Taktik 1: Pemberian Informasi 1. Mampu merubah persepsi, harapan dan posisi 2. Informasi non verbal penting 3. Kesalahan-kesalahan ucap dapat diartikan sebagai suatu kebenaran 4. Menolak pemberian informasi, mungkin dapat memunculkan kesan tidak dapat dipercaya 5. Informasi yang berlebihan dapat digunakan untuk menutupi masalah pokok 24
Taktik 2: Penciptaan Fakta Baru Taktik ini dijalankan dengan menambah atau merubah fakta-fakta yang ada saat ini. Implementasi ini tidak boleh melibatkan ketidakjujuran dan kecurangan, namun dapat berupa ancaman-ancaman secara halus. 25
Taktik 3: Pencarian Informasi Mencari dan menemukan sumber informasi yang dapat dipercaya. Misalnya sumber informasi yang berasal dari pengalaman pribadi, pengalaman orang lain, sumber bacaan, konsultan atau ahli. Informasi melalui diskusi. Diskusi dapat menjadi sarana penting bertukar informasi. Dalam diskusi, emosi harus dikendalikan untuk menjaga agar informasi-informasi tertentu tidak ikut di disclose. 26
Kredibilitas Personal Kredibilitas personal adalah kemampuan seseorang untuk mendapatkan kepercayaan dan keyakinan diri dalam bernegosiasi guna mencapai kesepakatan. Semakin tinggi kredibilitas personal, semakin tinggi pengaruh positifnya terhadap negosiasi. Kredibilitas personal terjelek berupa reputasi ketidakjujuran (dishonesty). Kredibilitas personal menjadi permasalahan yang semakin kompleks jika bernegosiasi dengan orang dari kebudayaan yang berbeda. 27
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kredibilitas Personal 1. Kepercayaan diri 2. Kesiapan dan organisasi 3. Pengetahuan 4. Kejujuran 5. Ketegaran 28
Trust Memiliki sikap positif kepada pihak lawan Memperlihatkan kemauan kerja sama Berkemauan untuk membuat konsesi dan pemecahan masalah bersama Terbuka dan tidak mengancam Memahami keadaan pihak lawan 29
Sampai Jumpa 30