Pembuatan Model Quadcopter yang Dapat Mempertahankan Ketinggian Tertentu

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM KENDALI DAN MUATAN QUADCOPTER SEBAGAI SISTEM PENDUKUNG EVAKUASI BENCANA

BAB III PERANCANGAN ALAT. berasal dari motor. Selain kuat rangka juga harus ringan. Rangka terdiri dari beberapa bagian yaitu:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesawat tanpa awak atau pesawat nirawak (Unmanned Aerial Vehicle atau disingkat UAV), adalah sebuah mesin

Rancang Bangun Sistem Takeoff Unmanned Aerial Vehicle Quadrotor Berbasis Sensor Jarak Inframerah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

metode pengontrolan konvensional yaitu suatu metode yang dapat melakukan penalaan secara mandiri (Pogram, 2014). 1.2 Rumusan Masalah Dari latar

BAB III PERANCANGAN ALAT

Pengaturan Gerakan Hover dan Roll pada Quadcopter dengan Menggunakan Metode PI Ziegler-Nichols dan PID Tyreus-Luyben

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Internasional Batam

PERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID

PERANCANGAN SISTEM KESEIMBANGAN BALL AND BEAM DENGAN MENGGUNAKAN PENGENDALI PID BERBASIS ARDUINO UNO. Else Orlanda Merti Wijaya.

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Letak CoM dan poros putar robot pada sumbu kartesian.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISA. 4.1 Pengujian Fungsi Alih Tegangan (Duty Cycle) terhadap Motor

IMPLEMENTASI KONTROL PID PADA PERGERAKAN LARAS MORTIR 81MM SESUAI DENGAN HASIL PERHITUNGAN KOREKSI TEMBAKAN

Sistem Kontrol Altitude Pada UAV Model Quadcopter Dengan Metode PID

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM

Sistem Penghindar Halangan Otomatis dan Penahan Ketinggian Penerbangan pada Quadcopter

IMPLEMENTASI SISTEM KENDALI LEPAS LANDAS QUADROTOR MENGGUNAKAN PENGENDALI PROPORSIONAL-INTEGRAL-DERIVATIF (PID)

TUGAS AKHIR - TE

BAB 5. Pengujian Sistem Kontrol dan Analisis

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN

PERANCANGAN PENGENDALI PID UNTUK GERAKAN PITCH DAN ROLL PADA QUADCOPTER

SISTEM PENGATURAN MOTOR DC MENGGUNAKAN PROPOTIONAL IINTEGRAL DEREVATIVE (PID) KONTROLER

SISTEM PENGATURAN POSISI SUDUT PUTAR MOTOR DC PADA MODEL ROTARY PARKING MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS ARDUINO MEGA 2560

PERANCANGAN STABILISASI SUDUT ORIENTASI PITCH PADA REMOTELY OPERATED VEHICLE (ROV) DENGAN METODE KONTROL PROPORSIONAL INTEGRAL DERIVATIF

Kendali PID Training Kit ELABO TS 3400 Menggunakan Sensor Posisi

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

Purwarupa Sistem Peringatan Dini dan Kendali Pintu Air Bendungan dengan Kendali PID

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM. Gambar 3. 1 Diagram Blok Sistem Kecepatan Motor DC

FUZZY LOGIC UNTUK KONTROL MODUL PROSES KONTROL DAN TRANSDUSER TIPE DL2314 BERBASIS PLC

JURUSAN TEKNIK KOMPUTER POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 2014

Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC Pada Alat Penyiram Tanaman Menggunakan Kontoler PID

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. (secara hardware).hasil implementasi akan dievaluasi untuk mengetahui apakah

BAB IV PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS

DT-51 Application Note

Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC pada Alat Ektraktor Madu Menggunakan Kontroler PID

Perancangan Alat Fermentasi Kakao Otomatis Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno

BAB IV PERANCANGAN. 4.1 Flowchart

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Perancangan dan Implementasi Kontroler PID Gain Scheduling untuk Gerakan Lateral Way-to-Way Point pada UAVQuadcopter

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGONTROLAN MOTOR BRUSHLESS PADA QUADCOPTER MENGGUNAKAN ELECTRONIC SPEED CONTROL (ESC) LAPORAN AKHIR

SISTEM KENDALI POSISI MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam

KONTROL KESTABILAN QUADCOPTER DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR GYROSCOPE ITG 3205 LAPORAN AKHIR. oleh : NURMANSYAH

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

RIZKAR FEBRIAN. 1, SUWANDI 2, REZA FAUZI I. 3. Abstrak

SELF-STABILIZING 2-AXIS MENGGUNAKAN ACCELEROMETER ADXL345 BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir dilaksanakan mulai Agustus 2015

Penerapan Sistem Kendali PID untuk KestabilanTwin- Tiltrotor dengan Metode DCM

IMPLEMENTASI KONTROLER PID PADA TWO WHEELS SELF BALANCING ROBOT BERBASIS ARDUINO UNO

RANCANG BANGUN QUADCOPTER DENGAN KENDALI PID

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor Ultrasonik HCSR04. Gambar 2.2 Cara Kerja Sensor Ultrasonik.

SIMULATOR RESPON SISTEM UNTUK MENENTUKAN KONSTANTA KONTROLER PID PADA MEKANISME PENGENDALIAN TEKANAN

PERANCANGAN KONTROL NON-LINIER UNTUK KESTABILAN HOVER PADA UAV TRICOPTER DENGAN SLIDING MODE CONTROL

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM. didapat suatu sistem yang dapat mengendalikan mobile robot dengan PID

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

MAKALAH. Sistem Kendali. Implementasi Sistim Navigasi Wall Following. Mengguakan Kontrol PID. Dengan Metode Tuning Pada Robot Beroda

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

UJI PERFORMANSI PADA SISTEM KONTROL LEVEL AIR DENGAN VARIASI BEBAN MENGGUNAKAN KONTROLER PID

PENGENDALI LAJU KECEPATAN DAN SUDUT STEERING PADA MOBILE ROBOT DENGAN MENGGUNAKAN ACCELEROMETER PADA SMARTPHONE ANDROID

TUGAS AKHIR RESUME PID. Oleh: Nanda Perdana Putra MN / 2010 Teknik Elektro Industri Teknik Elektro. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Padang

Rancang Bangun Model Quadcopter Dengan Control PID (Proportional Integral Derivative)

Rancang Bangun Prototype Unmanned Aerial Vehicle (UAV) dengan Tiga Rotor

PENERAPAN ALGORITMA KENDALI PROPORTIONAL INTEGRAL DERIVATIVE PADA SISTEM REAL TIME UNTUK MEMPELAJARI TANGGAPAN TRANSIEN

PENGENDALIAN KECEPATAN PUTARAN GAS ENGINE

Pengendalian Gerak Robot Penghindar Halangan Menggunakan Citra dengan Kontrol PID

UNIVERSITAS DIPONEGORO TUGAS AKHIR ISWAN PRADIPTYA L2E FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan dan

Kendali Perancangan Kontroler PID dengan Metode Root Locus Mencari PD Kontroler Mencari PI dan PID kontroler...

Sudut VS Waktu Sampling (a=0.95)

SISTEM KENDALI POSISI DAN KETINGGIAN TERBANG PESAWAT QUADCOPTER A S R U L P

BAB III PERANCANGAN ALAT

(Dimasyqi Zulkha, Ir. Ya umar MT., Ir Purwadi Agus Darwito, MSC)

Perancangan Sistem Kontrol Posisi Miniatur Plant Crane dengan Kontrol PID Menggunakan PLC

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM

YONI WIDHI PRIHANA DOSEN PEMBIMBING Dr.Muhammad Rivai, ST, MT. Ir. Siti Halimah Baki, MT.

pengendali Konvensional Time invariant P Proportional Kp

III. METODOLOGI PENELITIAN. 1. Pembuatan rangkaian elektronika di Laboratorium Elektronika Jurusan

Purwarupa Sistem Otomasi Terbang Landas dan Mendarat Quadcopter

IV. PERANCANGAN SISTEM

Sistem Kendali dan Pemantauan Kursi Roda Elektrik

BAB III METODE PENELITIAN

SISTEM KAMERA DENGAN PAN-TILT TRIPOD OTOMATIS UNTUK APLIKASI FOTOGRAFI

BAB 1 PENDAHULUAN. pengujian nya, sebagai pengatur kecepatan menghasilkan steady state error yang

BAB III PERANCANGAN Sistem Kontrol Robot. Gambar 3.1. Blok Diagram Sistem

Root Locus A. Landasan Teori Karakteristik tanggapan transient sistem loop tertutup dapat ditentukan dari lokasi pole-pole (loop tertutupnya).

BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISA KONTROL GERAK SIRIP ELEVATOR

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

Pengendalian Kestabilan Ketinggian pada Penerbangan Quadrotor dengan Metode PID Fuzzy

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

Transkripsi:

Jurnal Teknik Elektro, Vol. 9, No. 2, September 26, 49-55 ISSN 4-87X Pembuatan Model Quadcopter yang Dapat Mempertahankan Ketinggian Tertentu DOI:.9744/jte.9.2.49-55 Wili Kumara Juang, Lauw Lim Un Tung Program Studi Teknik Elektro,Universitas Kristen Petra Jl.Siwalankerto 2-3, Surabaya 6236, Indonesia E-Mail: wilikumara@hotmail.com; tung@peter.petra.ac.id Abstrak - Quadcopter adalah salah satu topik pembelajaran yang akan dilakukan oleh Laboratorium Elektronika Universitas Kristen Petra. Karakterisitik kestabilan terbang pada Quadcopter serta pertahanan terbang yang dilakukannya menjadi bahan ajar yang baik saat ini. Quadcopter menggunakan PID controller untuk melakukan keseimbangan terbang melalui pembacaan sudut oleh sensor MPU65. Terdapat sensor SRF2 sebagai pendeteksi ketinggian yang juga menggunakan PID controller dalam mempertahankan ketinggian. Selain itu Quadcopter juga menggunakan remote control untuk keamanan operasional. Melalui pengujian MPU65 diperoleh error sudut oleh sumbu putar x (roll) yaitu 2 dan y (pitch) yaitu -3 yang dirata-rata dengan jumlah data dari take off, menjaga ketinggian, hingga landing. Pertahanan terbang mengalami osilasi namun tetap berada pada batas bawah toleransi. Pertambahan nilai RPM propeller dari kisaran 2 RPM hingga. RPM. Kata kunci : Arduino, MPU65, PID controller, Quadcopter, SRF2. Q I. PENDAHULUAN uadcopter dengan istilah formal unmanned aerial vehicle (UAV) merupakan salah satu dari berbagai macam robot terbang yang telah dikembangkan oleh berbagai pihak. Sebuah Quadcopter juga disebut helikopter quadmotor yang merupakan helikopter yang diangkat dan didorong oleh empat motor. Quadcopter membutuhkan kecepatan dan torsi yang sama pada masing-masing motor untuk memperoleh keseimbangan terbang. Akibat aerodinamika, keseimbangan terbang tidak didapatkan dengan cara yang sederhana, sehingga pada prosesnya dibutuhkan pendeteksi kemiringan sistem. Pengatur keseimbangan ini diperoleh dari pengontrolan perubahan sudut dari sumbu putar x dan y sedangkan sumbu putar z hanya menyesuaikan. Pengujian pembacaan sensor sonar SRF2 dengan alat ukur panjang yang bertujuan untuk memastikan kesesuaian jarak pembacaan sensor dan panjang aktual menggunakan alat ukur panjang (meteran). Pengujian perilaku konstanta PID controller pada sumbu putar x (roll dan y (pitch) terhadap kemiringan sudut dan keempat brushless motor untuk memperoleh grafik PID controller yang dibentuk. Pengujian perilaku sinyal brushless motor dengan kecepatan putar baling-baling menggunakan tachometer untuk mengetahui rotasi per menit (RPM) pada masing-masing motor untuk dengan kecepatan yang ditentukan. Pengujian terbang Quadcopter. Pengujian ini dilakukan untuk memperoleh data secara keseluruhan pada saat terbang, yang berguna untuk menyesuaikan dengan data uji yang sebelumnya. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pertahanan ketinggian yang dibaca oleh SRF2. 3. Penyajian Laporan: Hasil pengujian disajikan dalam bentuk laporan tugas akhir yang pada setiap tahap pembuatannya akan diperiksa oleh dosen pembimbing. III. PERANCANGAN SISTEM A. Gambaran Umum Sistem Sistem yang berkerja pada penerbangan Quadcopter melingkup input, proses dan output yang bekerja bersamaan saat penerbangan berlangsung. Input pada sistem penerbangan Quadcopter adalah sensor inersia yaitu MPU65, remote control 6 channel, dan sensor sonar SRF2. Pada proses terdapat microcontroller Arduino Pro Micro sedangkan pada output terdapat 4 ESC yang terhubung masing-masing pada brushless motor. II. METODE PENELITIAN Metodologi penelitian dan perancangan yang digunakan selama mengerjakan tugas akhir yaitu:. Desain sistem terbang Quadcopter: Mengumpulkan referensi untuk membuat Quadcopter, baik secara hardware maupun software. 2. Pengujian Quadcopter: Pengujian pembacaan sudut oleh sensor MPU65 dengan alat ukur busur yang bertujuan untuk memastikan kesesuaian besaran sudut yang bentuk oleh kemiringan terbang Quadcopter. Gambar.. Blok Diagram Sistem Input bertugas untuk memberikan masukkan yang selanjutnya diproses oleh microcontroller. Data kemiringan sudut diberikan oleh MPU65, data sinyal PWM yang diberikan oleh remote control, dan data 49

Jurnal Teknik Elektro, Vol. 9, No. 2, September 26: 49-55 ketinggian yang diberikan oleh SFR2 yang kemudian diproses untuk melakukan suatu kerja. Output diberikan perintah oleh microprocessor setelah membaca semua kondisi pada input. Sinyal yang diberikan pada ESC kemudian dieksekusi oleh brushless motor yang digunakan untuk memperoleh aerodinamika pada putaran propeller. Sinyal tersebut berupa sinyal PWM yang diterima oleh masing-masing ESC untuk menghasilkan 3 fasa sinyal pada input brushless motor. depan kanan terhubung pada pin D, brushless motor belakang kanan pada pin D9, pin D6 untuk brushless motor depan kiri dan pin D5 dihubungkan untuk brushless motor belakang kiri. Gambar. 3. Konfigurasi Pin Brushless Motor Gambar. 2. Cara Kerja Sumber: (Luukkonen, 2) Arah putar penghasil gaya (f) dan gaya 3 (f3) yaitu berlawanan arah putar jarum jam sedangkan arah putar penghasil gaya 2 (f2) dan gaya 4 (f4) searah putar jarum jam seperti pada gambar. Keempat gaya pada motor penggerak propeller tersebut menghasilkan gaya yang melawan arah gravitasi atau dengan kata lain gaya angkat. Salah satu metode untuk melakukan keseimbangan terbang adalah dengan menambahkan PID controller pada sistem. Rumusan sederhana untuk kesetabilan/keseimbangan terbang ini dapat dituliskan sebagai berikut: ( ) ( ) ( ) () ( ) ( ) ( ) ( ) (2) Dimana ( ) merupakan control input, ( ) adalah selisih antara kondisi yang diinginkan atau ( ) dan kondisi sekarang atau ( ). Nilai,, dan merupakan konstanta elemen proportional, integral dan derivative controller itu sendiri []. Masing-masing konstanta mengubah efektivitas stabilitas pada sistem. Umumnya ada tiga PID loop dengan konstanta PID masing-masing sumbu putar, sehingga harus mengatur nilai konstanta P, konstanta I dan konstanta D: Proportional Control (P) mempunyai efek untuk mengurangi rise time dan juga mempunyai efek untuk mengurangi steady state error. Integral Control (I) mempunyai efek untuk menghilangkan steady state error tetapi membuat response transient semakin buruk. Derivative Control (D) mempunyai efek untuk menambah kestabilan sistem, mengurangi overshoot dan memperbaiki respont transient. B. Perancangan Komponen Elektronika Hubungan antar komponen dilakukan dengan menghubungkan pin pada flight controller output ESC yang terhubung pada brushless motor menggunakan pin PWM pada pin D, D9, D6 dan D5. Brushless motor Gambar. 4. Rangkaian Elektronika Gambar. 5. Remote Control C. Desain Software Penyelesaian Quadcopter ini tidak seutuhnya dibangun dari nol, karena ada pihak pengembang flight controller telah menyediakan kemudahan bagi setiap orang yang ingin belajar sistem penerbangan pada Quadcopter. Salah satu pengembang bernama Alexander Dubus menerbitkan software yang digunakan untuk model multirotor yang disebut dengan Multiwii [2]. Berikut tahapan download firmware Flight Controller serta pengaturan pada Arduino IDE: Pastikan PC sudah ter-install Arduino IDE, atau sediakan dengan men-download software Arduino IDE pada http://arduino.cc/en/main/software. Firmware flight controller dapat diperoleh dengan membuka link dengan URL (Uniform Resource Identifier): https://code.google.com/p/multiwii/ MultiWii adalah perusahaan pengembang flight controller. Versi yang digunakan pada pembuatan Quadcopter ini adalah 2., karena versi sebelumnya tidak menyediakan konfigurasi board flight controller. Buka hasil download dengan mengekstraksi semua data yang ada pada compressed folder. Buka folder yang telah diekstraksi, kemudian klik pada folder MultiWii_2_ dan akhiri dengan membuka sketch Arduino dengan nama file MultiWii_2_. Tahap berikutnya adalah melakukan pengaturan pada Arduino IDE dengan klik Tools, setting board dengan memilih board Leonardo karena konfigurasi board flight controller telah disesuaikan dengan penggunaan board Arduino Leonardo. 5

Pembuatan Model Quadcopter yang Dapat Mempertahankan Ketinggian Tertentu [Juang et al.] Berikutnya adalah mengaturan port yang digunakan oleh flight controller dengan cara melakukan pengaturan pada Tools, kemudian arahkan pada port, dan pilih port yang bertuliskan port COM (Leonardo). Tahap berikutnya adalah melakukan inisialisasi kode program untuk memperoleh kesesuain dengan flight controller yang telah dibuat. Garis besar sistem yang digunakan pada konfigurasi model Quadx dengan menggunakan board Nanowii ini dapat dipahami dengan mencari setiap bagian yang didefinisikan sebelumnya. Untuk memperoleh gambaran besar sistem, tahapan yang dilakuan adalah melakukan penelusuran pada setiap bagian kode program yang terdapat pada tab Multiwii_2_ (tab awal). Caranya adalah dengan melakukan penelusuran pada void setup() dan void loop(). Gambar. 6. Flowchart Input MPU65 dan Output PWM Gambar. 8. Flowchart Sistem Keseluruhan D. Perancangan Komponen Elektronika dan Mekanik Model mekanik mengunakan frame kit milik Tarot FY45 harus dirakit terlebih dahulu hingga menjadi seperti pada gambar di bawah ini. Gambar. 9. Quadopter Keseluruhan IV. PENGUJIAN SISTEM Gambar. 7. Flowchart Receiver RC dan A. Pengujian Software Pembacaan Sudut Pada Sumbu Putar X dan Y Pengujian dilakukan untuk menguji kesesuaian sumbu pembacaan oleh MPU65 dengan pembanding berupa alat ukur sudut. 5

Jarak (milimeter) 27 539 88 77 346 65 884 253 2422 269 296 3229 3498 3767 436 435 4574 4843 52 85 3699 5548 7397 9246 95 2944 4793 6642 849 234 2289 2438 25887 27736 29585 3434 33283 3532 Jarak (milimeter) 27 539 88 77 346 65 884 253 2422 269 296 3229 3498 3767 436 435 4574 4843 52 733 3465 597 6929 866 393 225 3857 5589 732 953 2785 2257 24249 2598 2773 29445 377 3299 Jurnal Teknik Elektro, Vol. 9, No. 2, September 26: 49-55 Pengujian Sudut pada Sumbu Putar X (Roll) 5 Gambar. 2. Metode Pengujian Jarak Bacaan -5 - Pembacaan nilai panjang oleh meteran diperoleh dengan cara menggeser Quadcopter pada jarak yang ditentukan. Gambar.. Grafik Pembacaan Sudut Sensor MPU65 pada Sumbu Putar X Arah putar pengujian pertama yaitu berlawanan dengan arah jarum. Pada sudut kemiringan, sensor menujukkan pembacaan dengan nilai rata-rata sebesar -.4. Kemiringan 2 diperoleh nilai rata-rata sebesar 25.9. Pada pembacaan 4 sensor menujukkan nilai rata-rata pembacaan 48.8. Pengujian dengan kemiringan 6 pembacaan sensor menujukkan nilai rata-rata sebesar 76.2. Pembacaan sensor pada kemiringan -2 memiliki nilai rata-rata -2.6. Kemiringan -4 sensor menunjukkan data dengan rata-rata nilai -45.7. Pada pengujian kemiringan -6 pengamatan busur, sensor menunjukkan pembacaan dengan rata-rata nilai kemiringan sebesar -69.7. 5-5 - Pengujian Sudut pada Sumbu Putar Y (Pitch) Gambar.. Grafik Pembacaan Sudut Sensor MPU65 pada Sumbu Putar Y Pembacaan sensor pada grafik menunjukkan kecocokan dengan nilai sesungguhnya pada pembacaan busur. Nilai rata-rata yang diperoleh pada pembacaan sensor sudut adalah -.4. Pembacaan busur pada sudut 2 diperoleh pembacaan sensor dengan rata-rata 2.4. Pada pembacaan sensor untuk kemiringan 4 sensor menunjukkan nilai dengan rata-rata data yang diperoleh sebesar 44.9. Hasil pembacaan sensor untuk kemiringan 6 diperoleh rata-rata 69.7. Pengamatan busur pada sudut -2 diperoleh pembacaan sensor dengan rata-rata - 23.5. Pembacaan sensor pada pengukuran -4 menghasilkan nilai rata-rata -45.4. Pada sudut -6 pembacaan sensor menunjukkan nilai dengan rata-rata - 69.5. Pengujian Pembacaan Jarak Ketinggian Pengujian ini dilakukan untuk memastikan kesamaan ukur pembacaan sensor dengan pembanding alat ukur panjang (meteran). Pengambilan data dilakukan dengan metode seperti pada gambar di bawah ini: 2 5 5 Pembacaan Sensor () 3 mm 6 mm 94 mm 2 mm 5 mm Pada jarak uji 3 mm, pembacaan sensor SRF2 memperlihatkan kestabilan data pada kisaran yang sama dengan rata-rata nilai 298 mm. Pada jarak uji 6 mm, diperoleh nilai rata-rata yang sesuai yaitu 6 mm yang terlihat jelas dari garis warna merah. Pada jarak 9 mm, pembacaan sensor mengalami penurunan yang cukup signifikan pada akhir data, namun memiliki rata-rata nilai yang cukup baik yaitu 99 mm. Jarak 2 mm sensor menunjukkan konsistensi data yang cukup baik dengan nilai pembacaan rata-rata yang cocok yaitu 2 mm. Jarak pengujian 5 mm juga memiliki hasil yang cukup baik dengan nilai rata-rata 58 mm. 4 3 2 Gambar. 3. Pembacaan Sensor SRF2 Tahap Pembacaan Sensor (2) 8 mm 2 mm 24 mm 27 mm 3 mm Gambar. 4. Pembacaan Sensor SRF2 Tahap 2 Pembacaan sensor tahap dua ini memiliki perbedaan dengan pembacaan pada tahap satu. Pada pembacaan 8 mm dan 2 mm memperlihatkan grafik yang cocok dengan pembacaan nilai rata-rata 799 mm dan 294 mm. Berbeda halnya dengan pengujian pada jarak ukur 24 mm, 27 mm dan 3 mm, terdapat perubahan data yang cukup signifikan dan mempengaruhi bentuk grafik. Pada pembacaan sensor jarak 24 mm, nilai rata-rata yang diperoleh sebasar 2344 mm, pada jarak 27 mm 52

Jarak (milimeter) 345 689 33 377 72 265 249 2753 397 344 3785 429 4473 487 56 555 5849 693 6537 Pembuatan Model Quadcopter yang Dapat Mempertahankan Ketinggian Tertentu [Juang et al.] pembacaan sensor menunjukkan nilai rata-rata 2527 mm, dan pada jarak 3 mm menujukkan nilai rata-rata 2448 mm. Untuk memastikan pembacaan yang tidak sesuai karena data yang tidak stabil dilakukan pengujian ulang sebagai berikut: 4 3 2 Pembacaan pada jarak 24 mm diperoleh nilai ratarata 222 mm, pembacaan sensor pada jarak 2546 mm, sedangkan pada jarak 3 mm diperoleh pembacaan ratarata 2629 mm. Bentukan sinyal seperti ini tidak diijinkan pada sistem penerbangan, mengingat penerbangan ini membutuhkan kepresisian dan kestabilan. Pengujian terbang hanya dapat dilakukan pada range jarak minimal 5 mm hingga 2 mm saja. Pengujian Konstanta PID Controller Tujuan pengujian ini adalah memberikan keseimbangan terbang pada Quadcopter yaitu dengan mengembalikan posisi Quadcopter pada kemiringan dengan menggunakan PID controller. Setelah dilakukan pengujian dengan beberapa kombinasi konstanta PID, ditentukan kombinasi konstanta PID terbaik yang tergambar pada grafik di bawah ini: 5 4 3 2 - Pembacaan Sensor (3) Jumlah Data 24 mm 27 mm 3 mm Gambar. 5. Pembacaan Sensor SRF2 Tahap 3 PID Roll dengan kp = 4, ki = 6, dan kd = 4 2 4 6 8 2 Gambar. 6. PID Roll dengan kp = 4, ki = 6, dan kd = 4 Berdasarkan grafik, kombinasi konstanta PID ini menjadi kombinasi PID yang akan diimplementasikan langsung pada penerbangan. Kombinasi konstanta PID ini menunjukkan respon yang terbaik dari kombinasi konstanta sebelumnya. PID controller ini memiliki waktu untuk mencapai steady state error yang paling singkat sekitar milisekon meskipun dengan gangguan kemiringan mencapai 4 lebih. Dalam menentukan konstanta PID controller pada sumbu putar y, langkah yang dilakukan sama seperti saat menentukan kombinasi PID controller pada sumbu putar x. Sehingga saat dilakukan penentuan nilai konstanta PID dapat langsung menggunakan nilai konstanta yang juga digunakan pada sumbu putar x. 5 4 3 2 - -2 PID Pitch dengan kp = 4, ki = 6, dan kd = 4 2 4 6 8 Gambar. 7. PID Roll dengan kp = 4, ki = 6, dan kd = 4 Pada grafik PID ini, terlihat masih banyak amplitudo yang terbentuk. Pada pengujian ini, kombinasi konstanta yang diberikan kurang memberikan PID yang baik pada sistem. Kombinasi konstanta ini memiliki settling time yang masih terhitung lambat. Jumlah amplitudo dapat diredam dengan menambahkan nilai kd. Pengujian pada Gambar 6 merupakan hasil dari penambahan kd menjadi bernilai 6. 5 4 3 2 - -2 PID Pitch dengan kp = 4, ki = 6, dan kd = 6 2 4 6 8 Gambar. 8. PID Roll dengan kp = 4, ki = 6, dan kd = 4 Penentuan nilai konstanta PID ini tidak belum dikatakan berhasil jika belum dilakukan pengujian terbang. Harus dilakukan pengujian terbang untuk membuktikan kestabilannya. B. Pengujian Hardware Pengujian ini dilakukan untuk memperoleh perbandingan nilai kecepatan pada controller dengan pembacaan kecepatan RPM propeller menggunakan tachometer. Penentuan nilai perbandingan tersebut bertujuan untuk memprediksi kecepatan aktual propeller dalam RPM saat terbang. Tabel.. Nilai Rata-rata Pembacaan RPM Propeller Variabel Propeller Uji D D9 D6 D5 2639 278 2864 2856 5 3524 346 3785 366 2 434 4366 4625 4489 25 4874 486 529 4946 3 548 545 5792 579 35 5922 596 623 599 4 6746 664 79 6693 53

Ketinggian (milimeter) Ketinggian (milimetere) Ketinggian (milimeter) Ketinggian (milimeter) Jurnal Teknik Elektro, Vol. 9, No. 2, September 26: 49-55 Variabel uji pada aplikasi Quadcopter seperti yang dijelaskan sebelumnya memiliki range dari -2 µs. Grafik di atas memperlihatkan kenaikan variabel uji pada range -4 µs yang menghasilkan perubahan RPM dari kisaran 2 RPM hingga mencapai kisaran 6 RPM. Peningkatan variabel uji total dari sebesar 3 µs memperoleh peningkatan RPM sebesar 4 RPM, berarti jika variabel uji 7 µs, tiap propeller akan memiliki RPM sebesar. RPM. C. Pengujian Terbang Pengujian Keseimbangan Terbang ditentukan yaitu 2 mm batas bawah, dan 2 mm batas atas dari set point. Pertahanan Terbang Tanpa Gangguan Percobaan 2 6 4 2 2 3 4 Data Perubahan Sudut Saat Terbang 5-5 - 2 4 6 8 2 x y Gambar. 2. Pembacaan SRF2 Saat Terbang Tanpa Gangguan (2) Pembacaan sonar pada percobaan ini mengalami osilasi yang cenderung menurun. Selain itu pembacaan sonar ini menunjukkan bahwa set point tidak dicapai seperti pada percobaan pertama. Hal ini ini membuktikan bahwa Quadcopter terbang lebih stabil saat jarak terbang mendekati mencapai meter. Pengujian Pertahanan Terbang dengan Ganguan Gambar. 9. Pembacaan Nilai Sudut MPU65 Saat Terbang Grafik di atas menunjukan sampling data dari kedua sudut dari sumbu putar x dan y. Diperoleh grafik yang sesuai dengan hasil pengujian pemilihan kontanta PID. Pada kondisi terbang ini terlihat bahwa terjadi fluktuasi pada sumbu putar x yaitu sekitar sampai 5 dengan ratarata 2 kemiringan. Pada sumbu putar y terdapat fluktusi sebesar sampai (-5 ) dengan rata-rata -3 kemiringan. Hasil uji pada set point tidak terpenuhi, namun menyimpang dengan kemiringan 2 dan -3. Masalah penyimpangan set point ini dapat diatasi dengan menggunakan RC, yaitu mengatur offset masing-masing sumbu yang menyimpang. Jika penyimpangan terjadi pada sumbu putar x (roll), sebesar 3, offset roll pada RC ditambahkan dari nilai tengahnya hingga penerbangan Quadcopter tidak cenderung ke arah tertentu lagi. Pengujian Pertahanan Terbang Tanpa Ganguan Pertahanan Terbang Tanpa Gangguan Percobaan 5 5 Pertahanan Terbang dengan Gangguan Percobaan 5 2 3 4 Gambar. 22. Pembacaan SRF2 Saat Terbang dengan Gangguan () Pada percobaan pertama pertahanan terbang ini, set point yang ditentukan adalah pada ketinggian 75 mm. Pada percobaan pertama pertahanan terbang ini, gangguan diberikan sebanyak dua kali. Gangguan pertama yang diberikan pada Quadcopter menyebabkan sonar memberikan pembacaan ketinggian 67 mm selama detik. Gangguan kedua yang dilakukan menyebabkan Quadcopter memiliki ketinggian 5 mm. Pertahanan Terbang dengan Gangguan Percobaan 2 5 5 5 2 25 2 3 4 Gambar. 2. Pembacaan SRF2 Saat Terbang dengan Gangguan () Pada gambar 2 memperlihatkan bahwa saat set point atau ketingggian yang diinginkan yaitu 65 mm. Terjadi penurunan dari set point sebesar 58 mm karena osisilasi yang menurun tersebut. Data dari sonar kemudian menunjukkan lagi peningkatan dan penurunan ketinggian yang masih termasuk dalam toleransi ketinggian yang Gambar. 23. Pembacaan SRF2 Saat Terbang dengan Gangguan (2) Pada percobaan kedua pertahanan terbang dengan gangguan, set point yang ditentukan adalah 82 mm. Gangguan pertama menyebabkan Quadcopter memiliki ketinggian 298 mm selama kisaran detik sedangkan gangguan kedua menyebabkan Quadcopter terbang rendah pada ketinggian 63 mm. 54

Pembuatan Model Quadcopter yang Dapat Mempertahankan Ketinggian Tertentu [Juang et al.] Pengujian Kecepatan Rotasi Saat Terbang Pengambilan data RPM tidak dilakukan saat Quadcopter terbang. Pengujian ini dilakukan dengan memberikan kecepatan maksimal pada data RC throttle. Tabel. 2. Pengujian RPM dengan Nilai Maksimal dan Minimal RC Variabel RPM Aktual Propeller Kecepatan D D9 D6 D5 Hipotesis 2639 278 2864 2856 2 7 33 337 88 456 Variabel µs diperoleh dari pengujian sebelumnya, sedangkan 7 µs merupakan data rata-rata RC throttle saat terbang dipengujian sebelumnya. Tabel di atas digunakan untuk melakukan perkiraan pertambahan kecepatan hingga mencapai nilai maksimum µs 2 µs (skala data) pada flight controller dengan menggunakan baterai 2 cells (7.4 volt). Berdasarkan pengujian ini dapat disimpulkan bahwa hubungan peningkatan RPM dan variabel kecepatan saling keterkaitan. Pada ketinggian sekitar 475 mm, menggunakan perbandingan kecepatan di atas diperoleh perkiraan RPM propeller sebesar. RPM. V. KESIMPULAN Berdasarkan pengerjaan tugas akhir ini, diperoleh beberapa kesimpulan diantaranya sebagai berikut:. Quadcopter dapat melakukan penerbangan yang stabil dengan menggunakan kombinasi PID controller sebagai berikut: Konstanta PID controller pada sumbu putar x (roll) menggunakan: Konstanta Proportional = 4 Konstanta Integral = 4 Konstanta Derivative = 6 Pada kombinasi ini, Quadcopter memiliki settling time sekitar ms untuk mencapai steady state error meskipun dengan pemberian gangguan kemiringan lebih dari 4. Pada pengujian terbang diperoleh grafik perubahan sudut yang berfluktuasi dari sampai 5 dengan rata-rata 2 kemiringan. Konstanta PID controller pada sumbu putar y (pitch) menggunakan: Konstanta Proportional = 4 Konstanta Integral = 6 Konstanta Derivative = 6 Pemberian gangguan lebih dari kemiringan 4, kombinasi konstanta PID controller ini mampu meredam amplitudo penyimangan sudut hampir % dengan settling yang sangat singat. Pada saat terbang, terdapat fluktusi sebesar sampai (-5 ) dengan rata-rata -3 kemiringan. 2. Dalam mempertahankan ketinggian terbang digunakan PID controller dengan konstanta PID dua area atas dan bawah. Konstanta PID area bawah: Konstanta Proportional = 9/ Konstanta Integral = / Konstanta Derivative = 5 Konstanta PID area atas: Konstanta Proportional = / Konstanta Integral = / Konstanta Derivative = PID controller untuk mempertahankan ketinggian 85 mm berhasil mempertahankan set point. Pada ketinggian 485 mm terjadi osilasi serta penyimpangan set point sebesar 2 mm namun masih termasuk batas toleransi ketinggian yang ditentukan. Pada saat pemberian gangguan, osilasi juga terjadi namun sistem menunjukkan keberhasilan karena kedua set point saat diberikan gangguan masih menuju batas bawah toleransi set point. Pada ketinggian sekitar 475 mm, menggunakan perbandingan kecepatan antara variabel kecepatan dan kecepatan rotasi aktual diperoleh perkiraan RPM propeller sebesar. RPM. Jarak ketinggian tidak dapat menjadi acuan penentu dalam penambahan kecepatan motor akibat gaya berat yang menyebabkan penurunan jarak ketinggian. Hal tersebut terjadi karena pada kecepatan yang sama yaitu dengan kisaran. RPM, pembacaan sensor akhir menunjukkan ketinggian 2 mm. DAFTAR PUSTAKA [] Luukkonen, T. (2, August 22). Modelling and control of quadcopter. School of Science,. [2] Multiwii. (n.d.). Multiwii. Retrieved from multiwii.com: http://www.multiwii.com 55