BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Proklamasi Kemerdekaan yang dikumandangkan oleh Soekarno Hatta pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Manfaat Penelitian, (5) Penegasan Istilah. kuatlah yang membawa bangsa ini mewujudkan cita-citanya. Peran serta

Sikap Kepahlawanan dan

Negara. Dengan belajar yang rajin dan tekun, merupakan contoh perwujudan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN I.1

AMANAT MENTERI SOSIAL RI PADA UPACARA PERINGATAN HARI PAHLAWAN 10 NOVEMBER 2015

BAB I PENDAHULUAN. dimatangkan oleh berbagai pergerakan yang bersifat nasional di daerah-daerah.

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan ilmu pendidikan dan sesuai dengan pokok bahasan. Salah

Sambutan Presiden RI pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Jakarta, 7 November 2012 Rabu, 07 November 2012

C. Semangat dan Komitmen Kebangsaan Para Pendiri Negara dalam Perumusan dan Penetapan Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. rela berkorban, serta kecintaan pada bangsa dan negara 1. yang akrab dengan perjuangan suatu bangsa atau seseorang yang

C. Peran Tokoh Perumus UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA AMANAT MENTERI SOSIAL RI PADA UPACARA PERINGATAN HARI PAHLAWAN 10 NOVEMBER 2015

B. Peran Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

A. Pengertian dan Kategori Nasionalisme

GUBERNUR JAWA TENGAH

AMANAT MENTERI SOSIAL RI PADA UPACARA PERINGATAN HARI PAHLAWAN 10 NOVEMBER 2O16

MENJADI PAHLAWAN Oleh: Janedjri M. Gaffar (Sekretaris Jenderal Mahkamah Kostitusi RI)

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat

BAB II IHWAL NILAI NASIONALISME DAN BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK SERTA SILABUS. Pada bab II akan dijelaskan tentang hal-hal dibawah ini.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sambutan Presiden RI Pd Pertemuan dg Veteran dan Pejuang Perang..., tgl 23 Mar 2014, di Bali Minggu, 23 Maret 2014

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

KONSTRUKSI WACANA NASONALISME DAN PATRIOTISME PADA FILM MERAH PUTIH (ANALISIS SEMIOTIK PADA FILM MERAH PUTIH)

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini adalah membuat game

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gerakan yang lahir dan mengakar di bumi Nusantara merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. ini berada dalam genggaman anak bangsa Indonesia sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa

Strategi Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Bangsa Barat Sebelum dan Setelah Abad 20

Waktu: 8 x 45 Menit (Keseluruhan KD) Standar Kompetensi: Memahami Hakikat Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

PEDOMAN PRAKTIKUM.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yanti Nurhayati, 2013

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERENGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

BAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain

5. Materi sejarah berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikap bertanggung jawab dalam memelihara keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup.

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Kebangsaan

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kemerdekaan sampai hingga era pengisian kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

PENANAMAN NILAI PATRIOTISME (Analisis Isi Film Merdeka atau Mati Soerabaia 45 Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)

BAB I PENDAHULUAN. mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur di medan juang.

SILABUS MATA PELAJARAN: SEJARAH INDONESIA (WAJIB)

Nyi Ageng Serang Tokoh Wanita Pejuang Bangsa. R. Soelistijanto FIPS IKIP Veteran Semarang

Edwin Mirza Chaerulsyah Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang

Salah satu faktor yang memengaruhi memudarnya sikap nasionalisme adalah kurangnya pemahaman siswa tentang sejarah nasional Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Senin, 7 Maret, Cecep Wijaya Sari.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi membuat dunia transparan seolah olah tidak mengenal batas antar Negara.

ACARA 100 TAHUN PERINGATAN KEBANGKITAN NASIONAL TAHUN 2008, DI ISTANA NEGARA JAKARTA, 20 MEI 2008 Rabu, 21 Mei 2008

PANCASILA DALAM SEJARAH PERJUANGAN BANGSA

Pancasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam Sejahtera bagi kita semua.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan nasional. Pendidikan nasional menuntut adanya sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat biasa adalah mahkluk yang lemah, harus di lindungi laki-laki,

BUPATI KULONPROGO SAMBUTAN PADA ACARA UPACARA BENDERA TANGGAL 17 AGUSTUS 2012 TINGKAT KABUPATEN KULONPROGO Wates, 17 Agustus 2012

Kegiatan. Kegiatan. A. Pancasila sebagai Dasar Negara. Tidak sulit menghafalkan atau melafalkan. hikmat kebijaksanaan dalam

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PROGRAM PENYEBARAN DAN PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH Dl PERSADA NUSANTARA

I. PENDAHULUAN. membuat negera kita aman, bahkan sampai saat ini ancaman dan gangguan

Diskusikan secara kelompok, apa akibat apabila Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diubah. Bagaimana sikap kalian terhadap hal ini?

Meneladani Sikap Pahlawan Kita, Yos Sudarso.

Oleh : Izza Akbarani*

PERATURAN DAERAH PROVlNSl KALIMANTAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan ku cabut Semeru dari akarnya. Berikan aku 10 pemuda maka akan ku guncang dunia -Ir.

Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini globalisasi berkembang begitu pesat, globalisasi mempengaruhi

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

BAB IV PENUTUP. identik dengan bacaan-bacaan liar dan cabul yang mempunyai corak realisme-sosialis.

BAB I PENDAHULUAN. para pendiri bangsa ini ketika merumuskan ide tersebut.

PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia pada periode merupakan sejarah yang menentukan

SAMBUTAN PADA UPACARA PERINGATAN HUT KE 71 KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA TOKOH SUTAN SJAHRIR DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA

SAMBUTAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA RI PADA ACARA PERINGATAN HARI SUMPAH PEMUDA KE-87 TAHUN 2015

PENDIDIKAN PANCASILA

Contoh Naskah Pidato Tema Persatuan dan Kesatuan Bangsa/Pemuda ini bisa digunakan disaat memperingati Hari Sumpah Pemuda, Hari Pahlawan atau Hari

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. yang terkandung dalam novel tersebut sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

PENANAMAN NILAI PATRIOTISME MELALUI TOKOH WAYANG BIMA PADA CERITA BRONTOYUDHO DALAM LAKON DURYUDONO GUGUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. fundamental bagi pengaturan serta penyelenggaraan Negara. Sejarah telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

SAMBUTAN GUBERNUR JAWA TENGAH PADA UPACARA PERINGATAN DETIK-DETIK PROKLAMASI KEMERDEKAAN KE-72 REPUBLIK INDONESIA TANGGAL, 17 AGUSTUS 2017

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. cerita pahlawan Indonesia melalui sebuah game dengan menggunakan kemampuan

WALIKOTA SALATIGA SAMBUTAN WALIKOTA SALATIGA PADA UPACARA BENDERA PERINGATAN HUT KE-71 KEMERDEKAAN RI TINGKAT KOTA SALATIGA TAHUN 2016

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah yang diungkapkan oleh Ir. Soekarno untuk mengenang dan menghargai jasa jasa para pahlawan karena perjuangan mereka yang tanpa pamrih dan selalu berpijak pada kepentingan bangsa dan negara Indonesia demi mencapai satu kata kemerdekaan. Para pejuang dengan semangat yang gigih merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Bangsa Indonesia memiliki banyak pahlawan dan pejuang daerah. Di Aceh kita mengenal Teuku Umar dan istrinya Cut Nyak Dien, di Jawa kita mengenal Pangeran Diponegoro serta ada Panglima Polim yang berjuang dengan gagah berani mengusir kolonial Belanda. Intrik intrik politik yang berujung kematian para pejuang juga mewarnai kehidupan bernegara kita. Kita mengetahui pahlawan revolusi, seperti A. H Nasution, Katamso, Piere Tendean, dan lain lain. Mereka diculik dan dibunuh untuk mempertahankan Dasar Negara Indonesia yaitu Pancasila. Masih banyak lagi tokoh tokoh pahlawan yang bisa kita teladani sikap dan prinsip hidup mereka terkait dengan rasa kecintaan mereka terhadap Tanah Air. Mereka rela memberikan apa yang mereka miliki demi negara. Hal yang patut kita tiru saat ini, ditengah tengah iklim globalisasi yang dapat membuka kemungkinan adanya penjajahan dalam bentuk baru. Sebagai bangsa yang besar, kita tidak perlu menciptakan tokoh tokoh fiktif semacam super hero untuk mendidik generasi penerus bangsa. Kita mempunyai banyak sekali tokoh perjuangan bangsa, baik dari era kerajaan sampai dengan era kolonial, bahkan setelah kemerdekaan sekalipun. Banyak sekali keteladanan yang dapat kita ambil dari mereka. Seperti Gajah Mada, Imam Bonjol, Pattimura, I Gusti Ngurah Rai, Cut Nyak Dien, Pangeran 1

Diponegoro dan sebagainya. Dimana tokoh tokoh tersebut berjuang untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Perjuangan untuk menegakkan kemerdekaan itu dilakukan melalui proses yang cukup panjang dan melelahkan fisik maupun pikiran, serta menuntut pengorbanan harta dan nyawa. (Suryo, 1996 : 1) Menurut Sukarno (1964 : 286): kemerdekaan adalah sjarat jang maha penting untuk menghilangkan kapitalisme dan imperialisme, sjarat yang penting untuk mendirikan masjarakat jang sempurna. Perjuangan Pangeran Diponegoro terlihat didalam Perang Diponegoro. Perang Diponegoro adalah perang besar dan menyeluruh berlangsung selama lima tahun (1825-1830) yang terjadi di Jawa antara pasukan Belanda di bawah pimpinan Jendral De Kock melawan penduduk pribumi Indonesia dibawah pimpinan Pangeran Diponegoro. Perang ini menewaskan sekitar 200.000 orang warga pribumi. Sementara korban tewas di pihak Belanda berjumlah 8.000. Perang Diponegoro merupakan salah satu pertempuran terbesar yang pernah dialami oleh Belanda selama masa pendudukannya di Nusantara. Peperangan ini terjadi secara menyeluruh wilayah Jawa, sehingga disebut Perang Jawa. (Marwati, 1984 : 206) Adapun medan peperangan Diponegoro itu adalah berlainan daripada daerah yang akan dimasukkan dalam rancangan perjuangan dalam abad ke-19. Memang orang berperang di tanah Jawa Tengah, tetapi yang dipertaruhkan dalam peperangan waktu itu bukan sekali sekali soal di sekeliling tanah Jawa. Ada dua barang yang dipertaruhkan dalam peperangan itu, yaitu nasib bangsa dan tanah air Indonesia: akan teruskah menjadi jajahan atau akan dapatkah mendirikan negeri baru di Indonesia, yang memang lebih tinggi dan lebih lebar daripada daerah perjuangan tersebut. ( Yamin, 1998:3 ) Tujuan peperangan Diponegoro selalu diarahkan kepada suatu negara merdeka dan suatu masyarakat baru. Untuk mendirikan susunan baru itu, maka keadaan dalam tahun 1825 tak dapat diubah dengan berangsur-angsur atau sedikit demi sedikit, karena penindasan dan 2

kesalahan telah mengenai dasar dan tiang masyarakat. Adapun peperangan Diponegoro itu pertama sekali ditujukan kepada kekuasaan pemerintah Belanda, dan kedua kepada segala kekuasaan yang sejalan dengan atau yang membantu pemerintah Belanda; jadi peperangan Diponegoro bukanlah peperangan saudara, atau peperangan karena dendam hati, melainkan peperangan kemerdekaan yang tentu tujuan dan dasarnya. ( Yamin, 1998: 33). Guna menjaga dan mempertahankan kemerdekaan yang telah dicapai maka diperlukan adanya kesadaran sejarah terutama dari generasi muda karena generasi muda inilah nantinya yang diharapkan sebagai generasi penerus bangsa yang akan mempertahankan dan mengisi kemerdekaan yang telah dicapai. Salah satu generasi muda yang diharapkan itu adalah mahasiswa karena mahasiswa merupakan bagian kecil dari komunitas di masyarakat yang memiliki potensi besar dalam memberikan kontribusi perubahan bagi bangsa dan negaranya. Terfokus pada permasalahan yang akan diteliti, maka dalam hal ini mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah hendaklah memiliki persepsi di dalam memaknai setiap peristiwa sejarah bangsanya karena dapat menumbuhkan kesadaran sejarah yang merupakan modal awal dalam membentuk patriotisme. Mahasiswa juga harus meneladani nilai-nilai perjuangan Pangeran Diponegoro seperti kejujurannya, kearifannya, kesederhanaannya, keadilannya, rela berkorban, egaliter (bersifat sederajat), professional, ksatria dan mencintai rakyat. Sikap ksatria dan rela berkorban yang dimiliki oleh Pangeran Diponegoro serta kearifan dan kejujurannya memang patut kita teladani. Meskipun tidak berhasil membawa Jawa menjadi sejahtera, perjuangannya bukan berarti sia-sia. Semangatnya menginspirasi generasi bangsa untuk terus melawan ketidakadilan. Semangat kepahlawanan yang telah diwujudkan oleh para pejuang merupakan amal perjuangan yang dipersembahkan kepada bangsa dan tanah air. Mereka berjuang berdasar jiwa dan semangat rela berkorban untuk bangsanya. Semangat juang yang menggelora, keberanian, rasa kesetiakawanan yang tinggi, strategi dan perhitungan yang tepat, rela 3

berkorban, sifat kegotongroyongan, cinta tanah air dan bangsa, tidak mengenal menyerah serta percaya pada kemampuan diri sendiri adalah nilai-nilai Kepahlawanan yang masih relevan dan patut menjadi suri teladan bagi generasi muda. Nilai-nilai Kepahlawanan perlu dijunjung tinggi dengan penuh kebanggaan dan diamalkan dalam berbagai kegiatan pembangunan serta kehidupan sehari-hari. Memang harus diakui bahwa nilai-nilai Kepahlawanan saat ini cenderung mengalami penurunan dalam pengamalannya. Oleh karena itu pengenalan nilai-nilai Kepahlawanan perlu dilakukan dan di sosialisasikan pada generasi muda. Dalam menumbuhkan semangat kebangsaan dalam diri mahasiswa melalui materi perkuliahan Sejarah Indonesia II tentang perlawanan rakyat rakyat di daerah khususnya perlawanan Pangeran Diponegoro, pendidik melakukan pembinaan nilai-nilai keteladanan Pangeran Diponegoro sebagai Pahlawan Nasional dalam diri mahasiswa agar mahasiswa dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa, berawal dari penanaman rasa nasionalisme, cinta kepada tanah air dan bangsanya. Sejarah lebih dari sekedar pengetahuan mengenai masa lalu. Sejarah tidak dapat digenggam dalam tangan kita dan tidak dapat disimpan dalam lemari buku perpustakaan.. Jacques Barzun dalam Same Wineburg menjelaskan bahwa: Perasaan sejarah tidak bersemayam di dalam seperangkat buku-buku tertentu. Perasaan sejarah bersemayam di dalam benak seseorang; dan perasaan itu, meski lahir dari rasa ingin tahu yang alami, harus dirawat dengan cara cara tertentu, dengan membaca sejarah yang sejati. Izinkan saya mengulangi kembali apa yang dipahami sejarawan yang telah diakui pemikirannya sebagai sejarah sejati: sejarah sejati adalah uraian yang memaparkan serangkaian motivasi, tindakan dan hasil. Urutan waktu-kronologi-harus jelas. Tanggal-tanggal penting artinya semata-mata untuk tujuan orientasi di dalam arus motivasi, tindakan dan hasil. Rangkaian ini tidak harus panjang...tetapi harus tebal, karena motivasi dan tindakan, karena berasal dari banyak orang, selalu berkaitan satu sama lain, dan hasil karena itu tidak dapat dipahami kecuali jika gambaran keseluruhan dari keterkaitan itu telah diberikan. (Sam, 2006:228) Dari kondisi diatas, peneliti akan mengkaji sejauh mana pengetahuan mahasiswa jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Medan, bagaimana persepsi mereka tentang 4

keteladanan para Pangeran Diponegoro dan diharapkan dari penelitian tersebut dapat berguna untuk meningkatkan semangat kebangsaan mahasiswa. Dalam penelitian ini diajukan judul Persepsi Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Medan Tentang Pangeran Diponegoro Sebagai Pahlawan Nasional B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dikembangkan suatu identifikasi masalah sebagai berikut : 1. Kriteria seseorang untuk menjadi seorang pahlawan 2. Tokoh-tokoh pahlawan dalam sejarah di Indonesia 3. Persepsi mahasiswa tentang Pangeran diponegoro sebagai pahlawan nasional C. Batasan Masalah Dari identifikasi di atas, maka masalah penelitian ini akan dibatasi pada: 1. Persepsi mahasiswa tentang Pangeran Diponegoro sebagai pahlawan nasional D. Rumusan Masalah Dari latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, rumusan masalah yang hendak dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana persepsi mahasiswa tentang Pangeran Diponegoro sebagai pahlawan nasional? E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan diatas, maka penelitian ini bertujuan, sebagai berikut : 5

1. Mengetahui persepsi mahasiswa tentang Pangeran Diponegoro sebagai pahlawan nasional. F. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoretis Secara teoretis penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi untuk penelitian lebih lanjut mengenai sejauh mana mahasiswa mengetahui nilai- nilai keteladanan Pangeran Diponegoro sebagai Pahlawan Nasional. Disamping itu, dapat diketahui bagaimana Pendidik dalam menyampaikan materi mengenai perlawanan rakyat di daerah daerah khususnya perlawanan Pangeran Diponegoro guna meningkatkan semangat kebangsaan siswa-siswi di Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Medan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Pendidik Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai: 1) Masukan kepada pendidik, dalam penyampaian materi agar selalu mengacu pada tujuan pembelajaran, dengan harapan mahasiswa dapat menguasai dan memahami materi perkuliahan sekaligus dapat membina nilai-nilai keteladanan pahlawan nasional sehingga para mahasiswa tahu arti penting nilai-nilai keteladanan yang harus diperjuangkan pada masa sekarang ini khususnya nilai-nilai keteladanan dari Pangeran Diponegoro. 2) Sumbangan informasi bagi Pendidik dalam melaksanakan proses belajar mengajar untuk pembinaan nilai-nilai keteladanan sebaik mungkin kepada mahasiswa sebagai generasi penerus yang tahu akan perjuangan masa lampau untuk dijadikan sebagai pedoman pada masa depan. 6

b. Bagi Mahasiswa 1) Dapat menumbuhkan semangat kebangsaan melalui nilai-nilai keteladanan Pangeran Diponegoro sebagai pahlawan nasional kepada mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa. 2) Dapat memberikan motivasi kepada mahasiswa agar mempunyai kesadaran untuk berbangsa dan bernegara. 3) Meningkatkan rasa kebanggaan dan rasa cinta tanah air kepada bangsa dan negara. 4) Agar mahasiswa lebih menghormati dan menghargai jasa-jasa para pejuang yang sudah berkorban demi tanah air. 5) Agar mahasiswa bisa lebih berkata jujur dalam perkataan maupun perbuatan. 6) Dapat mempererat kerukunan antar mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa. 7) Dapat mempererat gotong-royong antar mahasiswa sebagai pewaris bangsa. 7