IV. METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
II. BAHAN DAN METODE. Bahan Pakan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2014 di

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas

III. BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE

SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG CACING TANAH DALAM PAKAN UNTUK PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN BAUNG (Mystus nemurus CV ABSTRAK

III. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Penelitian Bahan dan Alat Persiapan Wadah Pemeliharaan Ikan Uji Rancangan Pakan Perlakuan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50

3. METODE Waktu dan Tempat Penelitian Tahapan Penelitian Prosedur Penelitian a. Tahap I 1. Kultur bakteri Serratia marcescens

PEMANFAATAN FERMENTASI AMPAS TAHU DALAM PAKAN IKAN UNTUK PERTUMBUHAN IKAN GURAMI OSPHRONEMUS GOURAMY LAC

BAB 4. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama 40 hari pada bulan Agustus sampai dengan

3 METODE PENELITIAN A2B2 (37;11) A2B1 (37;9) A1B2 (33;11) Tepung ikan

BAB III BAHAN DAN METODE

3 METODE 3.1 Pakan Uji

III. BAHAN DAN METODE

PENGARUH TINGKAT SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG MAGGOT TERHADAP KOMPOSISI KIMIA PAKAN DAN TUBUH IKAN BANDENG (Chanos chanos Forsskal)

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2013 di Balai Benih Ikan (BBI)

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2015 selama 50

METODE PENELITIAN. bio.unsoed.ac.id

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

BAB III BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Alat dan Bahan 2.2 Tahap Penelitian

METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2

PEMANFAATAN TEPUNG ECENG GONDOK TERFERMENTASI SEBAGAI BAHAN BAKU DALAM PEMBUATAN PAKAN IKAN BAUNG (Mystus nemurus CV

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian Tahap 1: Uji Efektivitas Enzim Cairan Rumen Domba Terhadap Penurunan Kandungan Serat Kasar Bungkil Kelapa

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus

II. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2012 di Laboratorium

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian Jenis nutrien Kandungan (%) 2.2 Metode Penelitian Rancangan Penelitian

II. BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2014 bertempat

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Tahap Penelitian 2.2 Prosedur Kerja Penelitian Pendahuluan Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Selama Pemuasaan

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE

BAB 4. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember

Percobaan ini dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi Ikan, Balai Budidaya.Ail-

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli hingga Agustus 2011 yang bertempat di

II. BAHAN DAN METODE. Keterangan : Yij = Hasil pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = Nilai tengah

METODE PENELITIAN Persiapan Penelitian Penelitian Pendahuluan Tahap 1 Waktu dan Tempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.

II. METODE PENELITIAN

II. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan pada bulan September-Oktober 2013,

II. BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan gurami

BAB III BAHAN DAN METODE

II. METODELOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Alat dan Bahan 2.3 Tahap Penelitian

III. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Rancangan Percobaan 2.2 Prosedur Kerja Persiapan Wadah Ukuran dan Padat Tebar

METODOLOGI Waktu dan Tempat Ikan Uji Persiapan Bahan Baku Biji Karet Komposisi TBBK Tidak Diolah TBBK Diolah

II. BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi.

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

II. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli 2014, di Laboratorium Budidaya

II. METODOLOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Tahap Penelitian 2.3 Alat dan Bahan Alat dan Bahan untuk Penentuan Kemampuan Puasa Ikan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 2 Oktober sampai 10 November 2014,

PENGGUNAAN TEPUNG DAGING DAN TULANG SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PROTEIN HEWANI PADA PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

BAB III BAHAN DAN METODE

Tingkat Penggunaan Limbah Laju Pertumbuhan %

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Limbah Ikan Bandeng (Chanos

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga Februari 2013

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan selama 2 bulan pada bulan Februari-April 2015,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Januari April 2014 di Laboratarium Budidaya. Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

«K m^ BB EDD BE DF H6

PENGGUNAAN TEPUNG ONGGOK SINGKONG YANG DIFERMENTASI DENGAN Rhizopus sp. SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

SUBSTITUSI TEPUNG ONGGOK SINGKONG SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN PADA BUDIDAYA NILA (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada tanggal 26 Maret - 25 April 2012 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei sampai Juli 2014, di Laboratorium Budidaya

BAB III METODE PENELITIAN. konversi pakan ayam arab (Gallus turcicus) ini bersifat eksperimental dengan

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 2009, bertempat di Kecamatan Rajabasa, Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Februari sampai dengan 17

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Kelinci Peranakan New Zealand White Jantan Sumber : Dokumentasi penelitian (2011)

BAB III MATERI DAN METODE. dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak

LAMPIRAN. Lampiran 1. Skema kerja penyusunan formulasi pakan A. Pakan A (Protein 35% Energi 3,5 kkal/g)

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Prosedur Penelitian Isolasi dan Seleksi Bakteri Proteolitik Isolasi Bakteri Proteolitik

BAB III MATERI DAN METODE. Februari 2017 di kandang, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penambahan Kunyit dan Jahe Dalam

SIDANG TUGAS AKHIR SB

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

IV. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Budidj^a Ikan, Fakultas Perikanan dan Iknu Kelautan Umvendtas Riau, dari bulan Juli san^ai dengan Desember 2001. 4.1. Pakan Percobaan Pakan yang akan d^unakan dalam percobaan ini adalah pakan buatan yang diramu sendiri berupa pelet yang isonitrogenous (35 %). Bahan pakan yang digunakan adalah bahan-bahan praktis yang mudah didapa&an di pasaran. Sebagai sumber protein digunakan tepung ikan, tepung kepala teri, tepung kedelai, sebagai sumber karbohidrat digunakan dedak dan tepung terigu, sebagai sumber lemak digunakan minyak ikan dan minyak jagung serta sebagai sumber fosfor digunakan sodium monofosfat (Ogino et al., 1979 dalam Hepher 1990). Pakan percobaan tersebut terdiri atas delapan tingkat kadar fosfor (P) yaitu: 0,00, 0,25, 0,50, 0,75, 1,00, 1,25, 1,50 dan 1,75 %. Sebelum pakan dibuat, dilakukan analisis proksimat teriiadap bahan baku pakan, demikian pula dengan kandungan mineral fosfornya. Setelah pakan dibuat dilakukan lagi analisis proksimat dan kandungan mineral fosfornya. Komposisi pakan percobaan tertera pada Tabel 1, sedangkan hasil analisis disajikan dalam Tabel 2.

Tabel 1. Komposisi pakan percobaan 11 Bahan pakan Periakuan (%) K A B c D E F G Tepung ikan 25,00 25,00 25,00 25,00 25,12 25,12 25,12 25,12 Tepung kepala teri 23,50 23,50 23,50 23,50 24,50 24,53 24,53 24,53 Tepung kedelai 16,00 16,00 16,00 16,00 16,00 16,00 16,00 16,00 Dedak 14,00 14,00 14,00 14,00 14,00 14,00 14,00 14,00 Terigu 14,00 13,03 12,06 11,09 9,00 8,50 7,03 6,06 Minyak ikan 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 Minyak jagung 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 Vitamin mix' 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50 V50 Mineral mix tanpa Fosfor^ 3,00 3,00 3,00 3,00 3.00 3,00 3,00 3,00 Sodium monophospat 0,00 0.97 1,9-; 2,91 3,88 4,85 5,82 6,79 Keterangan 2 sumber Takeuchi (1988), lihat lampiran 1 dan 2. Tabel 2. Komposisi proksimat dan kandungan mineral P pakan percobaan Komposisi Pakan/Tingkat pemberian fosfor (%) proksimat (%kering) K(0,00) A(0,25) B(0,50) C(0,75) D(1,00) E(l,25) F(l,50) G(l,75) Protein 35,06 34,94 34,83 34,72 35,11 35,01 34,90 34,79 Lemak 11,43 11,41 11,39 11,37 11,39 11,37 11,35 11,33 Kadar abu 15,47 15,89 16,87 17,45 17,99 18,25 19,25 20,25 Serat kasar 3,39 3,49 3,75 3,98 4,08 4,39 4,79 4,95 BETN 29,75 28,92 28,08 27,25 25,48 24,62 23,79 22,95 Mineral P 0,163 0,267 0,558 0,779 1,171 1,338 1,719 1,955

12 4.2. Pelaksanaan Percobaan Dean yang akan digunakan dalam percobaan ini adalah benih ikan baung (Mystus nemurus C.V) berumur satu bulail Ikan tedebih dahulu dipelihara dan diadaptasikan teihadap kondisi Ungkungan percobaan dan pakan tanpa fosfor (kontrol) selama 2 minggu. Ikan kemudian diseleksi menurut ukuran beratnya. Ikan tersebut dipuasakan selama sam haii kemudian ditimbang untuk mengetahui bobot awal ikan. Scan yang telah terseleksi ini selanjutnya dimasukkan ke dalam akuarium kaca berbentuk persegi panjang benikuran 50x40x35 cm dengan tinggi air masing-masing 25 cm. Padat penebaran ikan dalam ac6ap wadah percobaan adalah 10 ekor. Penempatan ikan ke dalam akuaiiiim dilakukan secara acak (Steel dan T(»rie, 1993). Air yang digunakan sebagai media hidup ikan berasal dari air sumur yang sebelum digunakan teriebih dahulu diaerasi selama 48 jam. Pemberian pakan dilakukan sebanyak 10 % dari bobot biomasa ikan dengan frekwensi pemberian 3 kali sehari yaitu pukul 08.00; 13.00 dan 17.00 WIB. Banyaknya pakan yang diberikan selama percobaan dicatat untuk mengetahui tin^t konsumsi dan efisiensi pakan. Sebelum pemberian pakan dilakukan, feses ikan uji pada setiap akuarium disipon teriebih dahulu. Untuk menjaga agar kuautas air tetap baik, setiap pagi hari dilakukan penggantian air. Untuk mengetahui pertumbuhan ikan uji dilakuk?n penimbangan bobot tubuh ikan setiap 10 hari sekah. Selama penelitian beriangsxing, dilakukan juga pengukuran terhadap kualitas air.

13 4.3. Analisis Kimia Analisis proksimat tubuh ikan dan pakan seita kandungan mineral tubuh ikan dilakukan pada awal dan akhir percobaan. Analisis tersebut dilakukan di Laboratorium Nutrisi Ikan, Fakultas Perikanan dan Ihnu Kelautan Universitas Riau. Analisis proksimat untuk protein kasar dilakukan dengan metode Kjeldhal, (Takeuchi, 1988). Analisis fosfor dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer DMS 100 Varians. Analisis kandungan mineral ini dilakukan dengan menggunakan metode AOAC (1984). Analisis kimia air meliputi suhu yang diukur secara insitu dengan menggunakan termometer, oksigen teriarut dengan DO meter, ph air dengan ph meter dan amonia diiikur dengan menggunakan spektrofotometer. Pengambilan sampel untuk analisis kinua air dilakukan pada awal, pertengahan dan akhir percobaan. Analisis kimia air dilakukan di Laboratorium Kualitas Air, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. 4.4. Analisis Statistik Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan delapan periakuan dan tiga ulangan. Sebagai periakuan adalah berbagai tingkat pemberian fosfor yang dicampurican pada pakan ujl Parameter yang diuji secara statistik adalah laju pertumbuhan harian, efisiensi pakan, retensi protein, retensi fosfor dan kelangsungan hidup ikan. Untuk mengetahui pengaruh pakan uji terhadap setiap peubah yang diukur tersebut digunakan analisis rs^am (uji F). Jika terdapat perbedaan antar periakuan dilanjutkan dengan Uji Tukey

14 (Steel dan Toirie, 1993). Untuk melihat hubungan antar periakuan digunakan anausis regresi. 4.S Peubah Yang Diukur a. Laju Pertumbuhan Harian Wt = Wo(l + 0,01ay Keterangan : a = Laju pertumbuhan harian (%) Wo = Bobot rata-rata ikan pada awal percobaan (g) Wt = Bobot rata-rata ikan pada akhir percobaan (g) t = Waktu pemeliharaan (hari) Sumber: Huisman (1976) b. Efisiensi Pakan FE = (Bt + Bd) - Bo xloo Keterangan : FE = Efisiensi pakan (%) Bt = Biomasa ikan pada akhir percobaan (g) Bo = Biomasa ikan pada awal percobaan (g) Bd = Biomasa ikan yang mati selama percobaan (g) F = Jumlah pakan yang dikonsumsi selama percobaan (g) Sumber: Watanabe (1988) c. Retensi Protein (PR) dan Retensi fosfor (FR) Pertambahan bobot protein tubuh (g) PR = X 100 % Bobot total protein yang dikonsimisi (g) Pertambahan bobot fosfor tubuh (g) FR = X 100 % Bobot total fosfor yang dikonsumsi (g) Sumber: Watanabe (1988)

d. Tingkat Kelangsungan Hidup Nt SR = X 100 No Keterangan : SR = Tin^cat kelangsungan Mdup (%) Nt = Jumlah ikan yang ladixp pada aldur percobaan (ekor) No = Jumlah ikan yang iddap pada awal paxx>baan (ekor) Sumber: Effendie (1979) 15 e. Kadar Mineral Fosfor Perubahan kadar mineral fosfor pada tubuh dan tulang ikan dianalisis dengan cara membandingkannya dengan periakuan tanpa penambahan fosfor dalam pakan.