I. PENDAHULUAN. retrospektif ditetapkan sebagai saat menopause (Kuncara, 2008).

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. menopause (Kuncara, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. vasokongesti sampai berakhirnya aktifitas seksual (Chandra, 2005). Pada Diagnostic

BAB I PENDAHULUAN. Disfungsi seksual secara luas didefinisikan oleh DSM-IV sebagai

I. PENDAHULUAN. wilayah pesisir yang sangat ter-marginal-kan, kesulitan mengatasi masalah

I. PENDAHULUAN. seperti Indonesia, adalah ledakan penduduk. Pertumbuhan penduduk di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan pendekatan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober tahun 2014.

I. PENDAHULUAN. metode kontrasepsi tersebut adalah Intra Uterine Device (IUD), implant, kondom, suntik, metode operatif untuk wanita (MOW), metode

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

The Prevalence of Sexual Dysfunction in Mothers Contraceptive Implant Users at Urban Villages Seputih Gunung Sugih Central Lampung 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah muncul keluhan vasomotorik atau keluhan sindrom prahaid. Dari

I. PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronis yang masih

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada pertemuan International Conference on Population

PERSEPSI IBU MENOPAUSE TERHADAP AKTIVITAS SEKSUALITAS PADA MASA MENOPAUSE DI DESA JAGALAN KECAMATAN TAWANGMANGU KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menopause merupakan suatu tahap kehidupan yang dialami. wanita yang masih dipengaruhi oleh hormon reproduksi

HUBUNGAN IMT PADA DM TIPE II DENGAN KEJADIAN DISFUNGSI SEKSUAL PADA WANITA USIA SUBUR (15-49 TAHUN) DI PUSKESMAS BROMO MEDAN

BAB 1 PENDAHULUAN. besar perilaku seksual yaitu, Heteroseksual, Homoseksual dan Biseksual (Lis,

BAB 1 PENDAHULUAN. usia harapan hidup penduduk. Semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kebutuhan. Terpenuhinya fungsi-fungsi keluarga dapat membantu keluarga untuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB I PENDAHULUAN. biologis atau fisiologis yang disengaja. Menopause dialami oleh wanita-wanita

BAB 1 PENDAHULUAN. dan ini dapat dijadikan petunjuk terjadinya menopause. Ada 3 periode menopause,

BAB I PENDAHULUAN. (Maryam, 2008). Secara umum kondisi fisik seseorang yang telah memasuki usia lanjut

BAB I. yang pasti dihadapi dan harus dilalui dalam perjalanan hidup normal. seorang wanita dan suatu proses alamiah. Berdasarkan hasil studi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan progesteron dalam ovarium. Menopause alami ditegakkan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Menopause bukanlah suatu penyakit ataupun kelainan dan terjadi pada akhir siklus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang menakutkan. Hal ini mungkin berasal dari suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menjadi perhatian individu (Moustafa, 2015). Kualitas hidup yang di

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan. Seseorang yang usia lanjut akan mengalami adanya perubahan yang. pada remaja, menstruasi dan menopause pada wanita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SEKSUAL WANITA MENOPAUSE DI DUSUN CANDI WINANGUN SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada permulaan hidup perubahan itu kearah pertumbuhan dan

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan suatu metode analitik-korelasi dengan pendekatan

STRATEGI COPING UNTUK MEMPERTAHANKAN PERKAWINAN PADA WANITA YANG SUAMINYA MENGALAMI DISFUNGSI SEKSUAL

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami masa menopause yang salah satu dampaknya adalah menurunnya. yang belum siap dalam menghadapi masa menopause.

I. PENDAHULUAN. perempuan menopause (Rachmawati, 2006). usia. Seorang wanita yang sudah menopause akan mengalami berhentinya

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak pada konsekuensi kesehatan baik fisik maupun psikis

BAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. yang menawarkan berbagai tindakan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Rentang kehidupan manusia terbagi menjadi sepuluh tahapan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup bangsa Indonesia diperkirakan mencapai 70 tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Disfungsi seksual merujuk pada masalah yang. terjadi selama siklus respons seksual yang menghambat

PERUBAHAN PSIKOSOSIAL DAN SEKSUALITAS PADA LANSIA

BAB 1 PENDAHULUAN. jiwa. Berdasarkan statistik, jumlah penduduk Indonesia di tahun 2020 akan

The Comparison of the Incidence of Sexual Dysfunction According to the FSFI Scoring on IUD and Hormonal Acceptor at Puskesmas Rajabasa Bandar Lampung

Analisis Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Hormonal dengan Disfungsi Seksual pada Wanita

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap suatu objek tertentu yaitu melalui penginderaan yaitu : penglihatan,

BAB I PENDAHULUAN. urutan ke-5 sebagai negara berpenduduk terbanyak dengan estimasi jumlah

BAB I PENDAHULUAN. cantik, tidak lagi bugar dan tidak lagi produktif. Padahal masa tua

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) (1970, dalam Suratun, 2008)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Secara alamiah, proses penuaan merupakan sesuatu yang pasti terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di seluruh negara-negara industri stroke merupakan. problem kesehatan besar. Penyakit ini masih merupakan

Fase Penuaan KESEHATAN REPRODUKSI LANJUT USIA. Fase Subklinis (25-35 tahun) Fase Transisi (35-45 tahun) Fase Klinis ( > 45 tahun)

BAB II LANDASAN TEORI. mengeluarkan hormon estrogen (Manuaba, 2008). Menarche terjadi di

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini di seluruh dunia jumlah lansia di perkirakan lebih dari 629 juta jiwa

GIZI DAUR HIDUP: Gizi dan Reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. (FSH) dan penurunan sirkulasi inhibin terjadi secara bersamaan. Akhir periode

EFEKTIVITAS SENAM KEGEL PADA IBU TERHADAP TINGKAT NYERI SAAT MELAKUKAN HUBUNGAN SEKSUAL

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran masyarakatakan hidup sehat. menyebabkan jumlah usia lanjut menjadi semakin banyak, tak terkecuali di

BAB I PENDAHULUAN. disabilitas atau disertai peningkatan resiko kematian yang. kebebasan (American Psychiatric Association, 1994).

BAB I PENDAHULUAN. keluarnya hasil konsepsi dari dalam rahim. Kehamilan membawa perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. wanita pasti akan mengalami masa menopause. Seiring dengan bertambahnya umur,

BAB I PENDAHULUAN. Diagnosis menopause dibuat setelah terdapat amenorea sekurang kurangnya satu

HUBUNGAN STRESS PASCAMENOPAUSE DENGAN PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL DI MASYARAKAT PADA IBU-IBU DI DESA TANJUNG KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Kekhawatiran ini berawal dari pemikiran bahwa dirinya akan menjadi tidak sehat,

BAB 1 PENDAHULUAN. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran bahwa dirinya akan menjadi tua, tidak sehat, dan tidak cantik lagi.

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan (AM.Keb)

BAB I PENDAHULUAN. adalah datangnya menopause. Menopause merupakan keadaan biologis yang

FUNGSI SEXUAL PEREMPUAN PADA MASA MENOPAUSE DI WILAYAH KECAMATAN NGAMPEL KABUPATEN KENDAL JAWA TENGAH

HUBUNGAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN DENGAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA WANITA POST MENOPAUSE

BAB I PENDAHULUAN. usia sekitar 40 tahun sampai 50 tahun (Rostiana, 2009 dalam

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Peningkatan usia harapan hidup bangsa Indonesia diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit pada wanita lebih banyak dihubungkan dengan fungsi dan

PERUBAHAN FISIK, PERILAKU SEKSUAL, DAN PSIKOLOGIS PADA WANITA YANG MENGALAMI MENOPAUSE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Namun selama kehamilan terjadi perubahan-perubahan yang dikombinasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. progresteron berkurang (Siswono, 2004). menyikapi perubahan itu secara negatif karena mereka tidak terima dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pre menopause syndrome merupakan masalah yang timbul akibat pre

BAB I PENDAHULUAN. hanya menyangkut kehamilan dan persalinan, namun lebih luas dari itu yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. organ, khususnya mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah (America

I. PENDAHULUAN. Andropause merupakan sindrom pada pria separuh baya atau lansia dimana

PENGARUH PENGGUNAAN LUBRIKAN TERHADAP PENINGKATAN FUNGSI SEKSUAL PADA WANITA MENOPAUSE DI RW 01 DESA PAKUHAJI KECAMATAN NGAMPRAH

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh gangguan hormonal, kelainan organik genetalia dan kontak

BAB I PENDAHULUAN. umur. Pada saat terjadi menopause, indung telur (ovarium) tidak berespon

BAB I PENDAHULUAN. biak dan ekosistem di vagina terganggu sehingga menimbulkan bau tidak sedap

HUBUNGAN PERUBAHAN FUNGSI SEKSUAL TERHADAP FREKUENSI HUBUNGAN SEKSUAL PADA WANITA MENOPAUSE

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal atau muda merupakan salah satu tahap dari siklus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menopause merupakan berhentinya masa menstruasi

BAB 1 PENDAHULUAN. (tua) yang terjadi akibat menurunnya fungsi generatif maupun endokrinologik dari

BAB I PENDAHULUAN. membangun seluruh masyarakat Indonesia menuju masyarakat adil dan makmur

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kehamilan. Alat kontrasepsi non hormonal artinya tidak mengandung

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan seksual merupakan kebutuhan manusia sejalan dengan tingkat pertumbuhan

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menoupase didefinisikan oleh WHO sebagai penghentian menstruasi secara permanen akibat hilangnya aktivitas folikular ovarium. Setelah 12 bulan amenorea berturut-turut, periode menstruasi terakhir secara retrospektif ditetapkan sebagai saat menopause (Kuncara, 2008). Menurut Manuaba (2009), fase menopause pada wanita merupakan waktu terhentinya menstruasi dengan perubahan dan keluhan psikologis dan fisik makin menonjol yang berlangsung sekitar 3-4 tahun pada usia antara 56-60 tahun. Wanita mengalami perubahan-perubahan hormon utama yang berasosiasi dengan menopause, satu diantaranya adalah penurunan nyata dalam estrogen. Untuk fungsi seksual, dampak besar pengurangan estrogen adalah keringnya vagina yang membuat aktivitas seksual tidak nyaman. Banyak wanita juga melaporkan berkurangnya dorongan seksual yang mengiringi menopause (McKhann, 2010). Angka harapan hidup di Indonesia pada tahun 2004 sebesar 68,55 tahun, lalu semakin meningkat pada tahun 2009 menjadi 69,93 tahun, hingga

2 mencapai angka 70,61 tahun pada tahun 2012. Peningkatan angka harapan hidup menunjukkan adanya peningkatan kehidupan dan kesejahteraan bangsa Indonesia serta menunjukkan adanya peningkatan pasangan usia lanjut, sehingga kesejahteraan dan kesehatannya menjadi penting. Adanya peningkatan usia harapan hidup meningkatkan jumlah wanita menopause di Indonesia dengan berbagai masalah kesehatan yang dihadapinya. Pada tahun 2000 jumlah wanita dengan usia diatas 50 tahun yang diperkirakan telah menopause mencapai 7,6% dari total penduduk (Baziad, 2003). Disfungsi seksual merupakan penurunan libido atau hasrat seksual pada seseorang atau lawan jenisnya, baik pria maupun wanita. Gangguan ini dapat terjadi karena berbagai hal, baik secara medis maupun psikologis, serta memberikan efek yang kurang baik terhadap keharmonisan hubungan suami istri (Manan, 2013). Wanita dapat kesulitan dengan aktivitas seksual, penurunan hasrat, ketidakmampuan mencapai orgasme, atau rasa nyeri dalam bersenggama. Insiden disfungsi seksual wanita postmenopause mencapai 80%, dari 833 wanita menopause usia 45-60 tahun ditemukan 38% wanita mengalami disfungsi seksual (Ambler, 2012). Dari 370 wanita usia 40-65 tahun didapatkan 67% mengalami disfungsi seksual dan wanita pascamenopause memiliki risiko 2,1 kali lebih besar untuk mengalami disfungsi seksual daripada wanita premenopause (Cabral, 2014). Menurut Sari (2009), persentasi kejadian disfungsi seksual setelah menopause adalah 30,53%.

3 Fungsi seksual merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam kehidupan perkawinan. Berfungsi secara optimal atau tidaknya hubungan seksual dalam perkawinan dapat mempengaruhi fungsi-fungsi lain yang kemudian dapat mempengaruhi pula kualitas hidup pasangan suami-istri (Elvira, 2006). Kebutuhan seksual merupakan kebutuhan manusia dalam hidupnya, begitu juga pada lanjut usia. Walaupun pada lanjut usia sudah memasuki masa menopause, namun kebutuhan seksual masih ada. Kehidupan seksual merupakan bagian dari kehidupan manusia, sehingga kualitas kehidupan seksual ikut menentukan kualitas hidup seseorang. Female Sexual Function Index (FSFI) merupakan alat ukur yang valid dan akurat terhadap disfungsi seksual wanita. FSFI telah dirangkai sebagai instrumen penilaian uji klinik terhadap disfungsi seksual wanita yang terdiri dari 19 pertanyaan dan terbagi dalam enam domain fungsi seksual yaitu minat, birahi, orgasme, lubrikasi, kepuasan, dan rasa nyeri (Rosen, 2000). Menurut Northrup (2006), wanita pada masa menopause akan mengalami penurunan gairah seksual. Faktor usia berhubungan dengan penurunan aktivitas dan fungsi seksual pada wanita usia lanjut, pada fase postmenopause terjadi penurunan hasrat dalam melakukan aktivitas seksual dan frekuensi aktivitas seksual (Hastuti, 2008). Sementara Jaafarpour (2013) menemukan bahwa prevalensi kejadian disfungsi seksual memiliki korelasi yang positif dengan usia seorang wanita, dengan

angka kejadian disfungsi seksual yang signifikan pada usia lebih dari 40 tahun dan frekuensi hubungan seksual kurang dari tiga kali seminggu. 4 Setelah melewati masa menopause, wanita akan terus hidup tanpa estrogen dari ovarium. Meskipun estrogen dapat diperoleh dari konversi estron yang diperoleh dari konversi perifer androstenedion, kadar estrogen hasil konversi tidak dapat mencapai kadar estrogen sebelum menopause, ditambah lagi produksi androstenedion dan kontribusi adrenal akan menurun seiring dengan penuaan (Fritz, 2010). Menopause akan terus berlangsung seiring dengan waktu, sehingga lama menopause akan dipengaruhi oleh penurunan kadar estrogen yang terus berlangsung. Hastuti (2008) menemukan bahwa kejadian disfungsi seksual pada wanita usia lanjut sebesar 45,20% dan 61,48% wanita tidak lagi melakukan aktivitas seksual dengan hanya 11,35% wanita yang masih aktif melakukan aktivitas seksual satu kali atau lebih dalam seminggu. Menurut Jaafarpour (2013), 75,7% wanita usia 40-50 tahun mengalami disfungsi seksual dan terdapat perbandingan yang signifikan antara frekuensi seksual wanita dengan disfungsi seksual dan tanpa disfungsi seksual yaitu 30,2% wanita disfungsi seksual dan 69,7% wanita tanpa disfungsi seksual memiliki frekuensi hubungan seksual kurang dari 3 kali per minggu. Menurut Wahdi (2003), wanita yang mengalami menopause lebih lama mempunyai kadar estradiol serum lebih rendah.

5 Berdasarkan fenomena tersebut, terlihat bahwa prevalensi kejadian disfungsi seksual pada wanita menopause meningkat sehingga menurunkan aktivitas seksual dalam hidupnya. Berbagai studi pada wanita menopause maupun usia lanjut telah dilakukan untuk mengidentifikasi kejadian disfungsi seksual wanita, namun belum ada penelitian yang menghubungkan lama waktu seorang wanita telah menopause dengan kejadian disfungsi seksual, padahal fungsi seksual merupakan hal penting dalam kehidupan seksual wanita yang telah melewati masa menopause. Dengan demikian, perlu dilakukan penelitian antara hubungan lama menopause dengan kejadian disfungsi seksual pada wanita menopause. Puskesmas Panjang terletak di kecamatan Panjang kota Bandar Lampung. Wilayah kerja terdiri dari 8 kelurahan dengan 8 posyandu lansia (lanjut usia). Posyandu lansia ini terdiri dari pra-lansia (45-59 tahun) dan lansia (>60 tahun). Pelayanan posyandu lansia dilakukan setiap bulan dan diikuti secara aktif oleh peserta dengan berbagai kegiatan, termasuk pemeriksaan kesehatan dan penyuluhan kesehatan. Berdasarkan hasil survei prapenelitian yang dilakukan oleh peneliti, peserta posyandu lansia mencapai 165 orang dengan sebagian besar peserta posyandu lansia merupakan wanita usia lebih dari 45 tahun yang masih bersuami dengan berbagai keluhan kesehatan yang salah satunya adalah keluhan menopause. Wanita menopause di posyandu lansia ini juga belum menggunakan terapi hormon pengganti estrogen seperti yang dilakukan oleh wanita menopause pada wilayah kerja puskesmas lain. Oleh karena itulah, wilayah kerja

puskesmas Panjang dipilih sebagai objek penelitian hubungan lama menopause dengan kejadian disfungsi seksual pada wanita menopause. 6 1.2 Perumusan Masalah Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan sebuah masalah yaitu bagaimana hubungan antara lama menopause dengan kejadian disfungsi seksual pada wanita menopause di posyandu lansia wilayah kerja puskesmas Panjang kota Bandar Lampung? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Tujuan umum Untuk mengetahui hubungan lama menopause dengan kejadian disfungsi seksual pada wanita menopuase di posyandu lansia wilayah kerja puskesmas Panjang kota Bandar Lampung. 2. Tujuan khusus a. Mengetahui karakteristik lama menopause pada wanita yang telah mengalami menopause di posyandu lansia wilayah kerja puskesmas Panjang kota Bandar Lampung. b. Mengetahui angka kejadian disfungsi seksual pada wanita menopause di posyandu lansia wilayah kerja puskesmas Panjang kota Bandar Lampung.

7 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi peneliti, untuk meningkatkan kemampuan peneliti tentang kejadian disfungsi seksual pada wanita menopause. 2. Bagi institusi pendidikan, untuk menambah pengetahuan dan menambah bahan kepustakaan dalam lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. 3. Bagi masyarakat, untuk menambah pengetahuan khususnya wanita menopause dan pihak terkait untuk meningkatkan kesehatan dalam bidang seksual pada masa menopause. 4. Bagi ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang penting bagi ilmu pengetahuan mengenai kejadian disfungsi seksual pada wanita menopause dan berguna sebagai referensi penelitian selanjutnya. 1.5 Kerangka Teori Menopause adalah suatu fase dari kehidupan wanita yang ditandai dengan berakhirnya menstruasi dan berhentinya fungsi reproduksi. Produksi testosteron turun sekitar 25% pascamenopause, produksi estrogen oleh ovarium tidak berlanjut setelah menopause. Namun, kadar estrogen tetap

bermakna terutama karena konversi ekstraglandular dari testosteron menjadi estrogen (Prawirohardjo, 2008). 8 Gejala-gejala dari menopause disebabkan oleh perubahan kadar estrogen dan progesteron. Berkurangnya kadar estrogen secara bertahap menyebabkan perubahan fisik pada fungsi reproduksi seorang wanita. Gejala pada vagina muncul akibat dari perubahan yang terjadi pada lapisan dinding vagina. Vagina menjadi kering dan kurang elastis. Selain itu muncul rasa gatal pada vagina dan rasa sakit saat berhubungan seksual akibat dari penurunan lubrikasi pada vagina (Wijayanti, 2009). Gejalagejala ini merupakan gejala klinis disfungsi seksual yang terbagi menjadi gangguan gairah, gangguan perangsangan, gangguan lubrikasi, gangguan orgasme dan nyeri seksual (Elvira, 2006). Dari hasil penelitian pada wanita usia lanjut dengan usia >50 tahun didapatkan angka kejadian disfungsi seksual sebesar 45,20% (Hastuti, 2008), sedangkan pada penelitian oleh Jaafarpour (2013) ditemukan angka kejadian disfungsi seksual sebesar 75,7% pada wanita usia 40-50 tahun. Pada tahun 2014, ditemukan bahwa 45,5% wanita menopause pada usia 40-65 tahun memiliki angka kejadian disfungsi seksual sebesar 67% (Cabral, 2014).

9 Menurut Pangkahila (2006) disfungsi seksual yang dialami wanita dapat disebabkan oleh : 1. Faktor fisik Gangguan organik atau fisik dapat terjadi pada organ, bagian-bagian badan tertentu atau fisik secara umum. Bagian tubuh yang sedang terganggu dapat menyebabkan disfungsi seksual dalam berbagai tingkat (Tobing, 2006). Faktor fisik yang sering mengganggu seks pada usia tua sebagian karena penyakit-penyakit kronis yang tidak jelas gejalanya. Levitra (2003) mengungkapkan bahwa gangguan fisik yang dapat menimbulkan disfungsi seksual : i. Penyakit sistemik seperti diabetes melitus. ii. Gangguan neurologis seperti penyakit stroke. iii. Gangguan hormonal, menurunnya hormon estrogen seperti yang terjadi saat menopause. iv. Obat-obatan dan kontrasepsi hormonal, serta alkohol. 2. Faktor psikologi Faktor psikologi adalah semua faktor kejiwaan yang terganggu dalam diri penderita, termasuk gangguan jiwa seperti depresi dan kecemasan yang menyebabkan disfungsi seksual (Tobing, 2006). Masalah psikologis meliputi perasaan bersalah, trauma hubungan seksual, kurangnya pengetahuan tentang seks, dan keluarga tidak harmonis (Pangkahila, 2006).

10 FAKTOR FISIK FAKTOR PSIKOLOGIS PENYAKIT SISTEMIK GANGGUAN NEUROLOGIS OBAT-OBATAN DAN KONTRASEPSI GANGGUAN HORMONAL : MENOPAUSE PRODUKSI HORMON ESTROGEN VAGINA KERING ELASTISITAS LUBRIKASI NYERI SEKSUAL DISFUNGSI SEKSUAL Gambar 1. Kerangka teori kejadian disfungsi seksual pada wanita menopause. 1.6 Kerangka Konsep LAMA MENOPAUSE DISFUNGSI SEKSUAL VARIABEL INDEPENDEN VARIABEL DEPENDEN Gambar 2. Kerangka konsep hubungan lama menopause dengan kejadian disfungsi seksual menurut skoring FSFI.

11 1.7 Hipotesis Terdapat hubungan antara lama menopause dengan kejadian disfungsi seksual pada wanita menopause di posyandu lansia wilayah kerja puskesmas Panjang Bandar Lampung dengan arah korelasi positif.