PERPAJAKAN (SEBUAH PENGANTAR) Disampaikan oleh: Rr. Indah Mustikawati, M.Si., Ak.

dokumen-dokumen yang mirip
DASAR DASAR PERPAJAKAN. ARUMEGA ZAREFAR, SE.,M.Ak.,Akt.,CA

Sama seperti pajak, namun terdapat imbalan (kontra-prestasi) secara langsung yang dapat dirasakan oleh pembayar retribusi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk. membayar pengeluaran umum (Mardiasmo, 2011).

PENGANTAR PERPAJAKAN. Pengantar Pajak

FUNGSI PAJAK. 2.Fungsi Mengatur Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan berbagai kebijakan di bidang sosial dan ekonomi.

PENGANTAR PERPAJAKAN. Amanita Novi Yushita, M.Si

PERTEMUAN 2 DASAR-DASAR PERPAJAKAN

Perpajakan. Aryo Prasetyo, S.Kom., MMSI Vokasi Akuntansi UI, STIE Dewantara, IBI K-57. (Sesi 1)

DASAR-DASAR PERPAJAKAN

Pengantar Perpajakan MINGGU 1

OLEH: Yulazri M.Ak. CPA

BAB I DASAR-DASAR PERPAJAKAN

DASAR-DASAR PERPAJAKAN

Perpajakan I. Modul ke: 01FEB. Pengantar Perpajakan. Fakultas. Dra. Muti ah, M.Si. Program Studi AKUNTANSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan pengertian pajak menurut Marihot P. Siahaan (2010:7) adalah: 1. Yang berhak memungut pajak hanyalah negara.

BAB II LANDASAN TEORI. dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. ini pemungutnya dilaksakan oleh Pemerintah Pusat khususnya Depertemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. keempat atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 ketentuan Umum dan Tata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Pajak menurut beberapa ahli antara lain :

Dasar-dasar Perpajakan. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH.

BAB II LANDASAN TEORI. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-undang

DASAR-DASAR PERPAJAKAN

PERPAJAKAN PENGANTAR PERPAJAKAN. Riaty Handayani, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

Perpajakan, Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh. untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB II BAHAN RUJUKAN

TINJAUAN UMUM HUKUM PAJAK

Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. memberikan berbagai definisi tentang pajak yang berbeda-beda, tetapi pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pembangunan nasional yang berlangsung terus menerus dan

PENGGOLONGAN PAJAK, JENIS PAJAK, TARIF PAJAK, DAN SANKSI DALAM PAJAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Munawir Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undangundang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Di negara Indonesia pajak sangatlah penting untuk menambah

PERTEMUAN 1 DASAR DASAR PERPAJAKAN

Modul ke: Pengantar Perpajakan. 01Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Yusar Sagara, SE.,M.Si.,Ak.,CA. Program Studi Manajemen

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kontra-prestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran

Perpajakan 1. Pengantar, Pungutan Lain, Fungsi Pajak, Dasar Teori Pemungutan Pajak, Kedudukan Hukum Pajak, Hk. Pajak Materil dan Formil

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Definisi Pajak menurut undang-undang No.16 tahun 2009 tentang. perubahan keempat atas undang undang No. 6 tahun 1983 tentang

TITIS RONALITA RESMADEWI NIM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. langsung berhubungan dengan teori keahlian yang diterima diperkuliahan. Praktik

DASAR PERPAJAKAN. Oleh Iwan Sidharta, MM.

Modul ke: Perpajakan. Pengantar Perpajakan. Fakultas FAKULTAS EKONOMI & BISNIS. Yanti Verawati Bakara, SE, MSi, BKP. Program Studi MANAJEMEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. memenuhi pembangunan nasional secara merata, yang dapat meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Mardiasmo, 2009:21). digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

Iuran rakyat ke negara. berdasarkan UU (memaksa) kepentingan negara. penggunaan publik. tanpa timbal balik ( non kontraprestasi)

PENGERTIAN PAJAK FUNGSI PAJAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI. a. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H. ( Resmi, 2013) (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa timbal balik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi. Pajak mempunyai definisi yang berbeda-beda menurut sudut pandang yang

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi pajak menurut undang-undang dan pakar pajak sebagai berikut :

STELSEL PAJAK ASAS PEMUNGUTAN PAJAK PENGELOMPOKAN JENIS- JENIS PAJAK. Saiful Rahman Yuniarto, S.Sos, M.AB

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Pajak Pengertian Pajak Rochmat Soemitro (1990;5)

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian Pajak menurut Resmi (2013) adalah kontribusi wajib kepada negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tahun 2009 dalam pasal 1 angka 1, sebagai berikut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

ekonomi K-13 PERPAJAKAN K e l a s A. PENGERTIAN PAJAK Semester 1 Kelas XI SMA/MA K-13 Tujuan Pembelajaran

BAHAN MATERI MATA PELAJARAN EKONOMI DAN BISNIS KOMPETENSI DASAR KETENTUAN PERPAJAKAN KELAS XI AP TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam kajian pustaka ini, akan dijelaskan mengenai pengertian pajak, jenisjenis

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian Pajak sesuai dengan Undang-Undang Ketentuan Umum

BAB II LANDASAN TEORI. sudut pandang yang digunakan oleh masing-masing ahli pada saat merumuskan. Definisi pajak menurut para ahli sebagai berikut:

BAB II LANDASAN TEORI. tentang pajak, diantaranya pengertian pajak menurut Santoso (1991)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan Mandiri. yang semula dilakukan Cuma-Cuma dan sifatnya memaksa tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sendiri, menurut Rochmat Soemitro dalam bukunya Mardiasmo (2011 : 1) :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pajak secara umum adalah iuran wajib dari penduduk kepada negara

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. yang menyelenggarakan pemerintahan (Waluyo, 2007: 2) untuk memelihara kesejahteraan secara langsung.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA

BAB II LANDASAN TEORI. untuk pengeluran umum (Mardiasmo, 2011; 1). menutup pengeluaran-pengeluaran umum (Ilyas&Burton, 2010 ; 6).

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kini, kita tidak bisa bebas dari yang namanya pajak. Bahkan

BAB II LANDASAN TEORI. pajak berdasarkan Undang-Undang No.28 Tahun 2007 tentang. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, yaitu sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang sehingga

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pajak Pengertian Pajak Prof. Dr. Rochmat. Soemitro, SH Waluyo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. Menurut pasal 1 UU No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pengertian pajak adalah sebagai berikut :

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. pada sensus penduduk yang dilakukan pada 1 Mei 15 Juni 2010 tercatat paling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Tugas Akhir. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang paling potensial. Sejak

Transkripsi:

PERPAJAKAN (SEBUAH PENGANTAR) Disampaikan oleh: Rr. Indah Mustikawati, M.Si., Ak.

DEFINISI PAJAK: menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum

DEFINISI PAJAK: Kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undangundang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat Pasal 1 UU KUP

KARAKTER PAJAK PUNGUTAN NEGARA DAPAT DIPAKSAKAN DIATUR UNDANG-UNDANG TANPA IMBALAN LANGSUNG DARI NEGARA DIGUNAKAN UNTUK KEPERLUAN NEGARA BAGI SEBESAR-BESARNYA KEMAKMURAN RAKYAT

FUNGSI PAJAK: Fungsi Budgetair Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya Fungsi Regulerend pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi

Syarat Pemungutan Pajak 1. Pemungutan pajak harus adil 2. Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang 3. Tidak mengganggu perekonomian (syarat ekonomis) 4. Pemungutan pajak harus efisien (syarat finansial) 5. Sistem pemungutan pajak harus sederhana

Pemungutan pajak harus adil? Sesuai dengan tujuan hukum yaitu mencapai keadilan, maka pemungutan pajak harus adil dalam perundang-undangan, maupun adil dalam pelaksanaannya. Adil dalam perundang-undangan diantaranya mengenakan pajak secara adil dan merata, serta disesuaikan dengan kemampuan masing-masing Adil dalam pelaksanaan, yaitu memberikan hak bagi wajib pajak untuk mengajukan keberatan, penundaan dalam pembayaran dan mengajukan banding kepada Majelis Pertimbangan Pajak

Pemungutan pajak harus berdasarkan Undang-undang? (syarat yuridis) Hal ini untuk memberikan jaminan hukum untuk menyatakan keadilan, baik bagi negara maupun warganya.

Pemungutan pajak tidak menganggu perekonomian? (syarat ekonomis) Pemungutan pajak tidak boleh mengganggu kelancaran kegiatan produksi maupun perdagangan, sehingga tidak menimbulkan kelesuan perekonomian masyarakat

Pemungutan pajak harus efisien? (syarat finansial) Sesuai fungsi budgetair, biaya pemungutan pajak harus dapat ditekan sehingga lebih rendah dari hasil pemungutannya.

Sistem pemungutan pajak harus sederhana? Sistem pemungutan yang sederhana akan memudahkan dan mendorong masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Contoh: * Bea Meterai disederhanakan dari 167 tarif menjadi 2 macam tarif * Tarif PPN disederhanakan menjadi 1 macam tarif, yaitu 10% * Pajak Perseroan untuk badan, dan Pajak Pendapatan untuk perseorangan, disederhanakan menjadi Pajak Penghasilan (PPh) yang berlaku bagi badan maupun perseorangan

TEORI-TEORI YANG MENDUKUNG PEMUNGUTAN PAJAK 1. Teori Asuransi 2. Teori Kepentingan 3. Teori Daya Pikul 4. Teori Bakti 5. Teori Azas Daya Beli

TEORI ASURANSI Negara melindungi keselamatan jiwa, harta benda, dan hak-hak rakyatnya, oleh karena itu, rakyat harus membayar pajak yang diibaratkan sebagai suatu premi asuransi karena memperoleh jaminan perlindungan tersebut.

TEORI KEPENTINGAN Pembagian beban pajak kepada rakyat didasarkan kepada kepentingan masing-masing orang. Semakin besar kepentingan seseorang terhadap negara, makin tinggi pajak yang harus dibayar

TEORI DAYA PIKUL Beban pajak yang harus ditanggung oleh wajib pajak harus disesuaikan dengan daya pikul masing-masing. Untuk mengukur daya pikul, digunakan 2 pendekatan: 1. Unsur obyektif: melihat besarnya penghasilan atau kekayaan yang dimiliki 2. Unsur subyektif: melihat besarnya kebutuhan materiil yang harus dipenuhi

TEORI BAKTI Dasar keadilan pemungutan pajak terletak pada hubungan rakyat dengan negaranya. Sebagai warga negara yang berbakti, rakyat harus selalu meyadari bahwa pembayaran pajak adalah suatu kewajiban

TEORI AZAS DAYA BELI Dasar keadilan terletak pada akibat pemungutan pajak. Memungut pajak berarti menarik daya beli dari rumah tangga masyarakat ke rumah tangga negara. Selanjutnya negara akan menyalurkannya kembali ke masyarakat dalam bentuk pemeliharaan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian kepentingan seluruh masyarakat lebih diutamakan.

PENGELOMPOKAN PAJAK Menurut Golongannya: a. Pajak Langsung: pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh: Pajak Penghasilan b. Pajak tidak Langsung: pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai

PENGELOMPOKAN PAJAK Menurut sifatnya: a. Pajak Subyektif: pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subyeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh: Pajak Penghasilan b. Pajak Obyektif: pajak yang berpangkal pada obyeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh : PPN, dan PPnBM

PENGELOMPOKAN PAJAK Menurut Lembaga Pemungutnya: a. Pajak Pusat: pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Contoh: PPh, PPN, PPnBM, PBB, Bea Meterai b. Pajak Daerah: pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. * Pajak Propinsi: Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air, Pajak Bahan bakar Kendaraan Bermotor * Pajak Kabupaten/Kota: Pajak Hotel, Pajak restoran, Pajak Hiburan, Pajak reklame, dan pajak Penerangan Jalan

AZAS PEMUNGUTAN PAJAK AZAS DOMISILI/TEMPAT TINGGAL AZAS SUMBER AZAS KEBANGSAAN

AZAS DOMISILI/AZAS TEMPAT TINGGAL Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan wajib pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan yang berasal dari dalam maupun dari luar negeri. Azas ini berlaku untuk wajib pajak dalam negeri.

AZAS SUMBER Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal wajib pajak.

AZAS KEBANGSAAN Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara. Misalnya: pajak bangsa asing di Indonesia dikenakan pada setiap orang yang bukan berkebangsaan Indonesia yang bertempat tinggal di Indonesia. Azas ini berlaku untuk wajib pajak luar negeri.

SISTEM PERPAJAKAN OFFICIAL ASSESMENT (PBB) WITHHOLDING TAX ASSESMENT SELF ASSESMENT SYSTEM (Hitung, Setor/bayar sendiri)

OFFICIAL ASSESMENT SYSTEM Sistem Pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. Ciri: * Wewenang untuk menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada fiskus * Wajib pajak bersifat pasif * Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pjak oleh fiskus

SELF ASSESMENT SYSTEM Sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada wajib pajak untuk menghitung, menyetorkan, dan melaporkan besarnya pajak yang terutang Ciri: * Wewenang untuk menentukan besarnya pajak yang teruatan ada pada wajib pajak * Wajib pajak bersifat aktif * Fiskus tidak campur tangan, dan hanya mengawasi

WITH HOLDING SYSTEM Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.

TIMBULNYA UTANG PAJAK Ada 2 ajaran yang mengatur timbulnya utang pajak: AJARAN FORMIL Utang pajak timbul karena dikeluarkannya surat ketetapan pajak oleh fiskus. Ajaran ini ditetapkan pada official assesment system AJARAN MATERIIL Utang pajak timbul karena berlakunya undang-undang. Seseorang dikenakan pajak karena keadaan dan perbuatan. Ajaran ini ditetapkan pada self assesment system.

HAPUSNYA UTANG PAJAK Pembayaran Kompensasi Daluwarsa Pembebasan atau Penghapusan

HAMBATAN PEMUNGUTAN PAJAK PERLAWANAN PASIF Masyarakat enggan membayar pajak, antara lain karena: * perkembangan intelektual dan moral masyarakat * sistem perpajakan yang sulit dipahami * sistem kontrol tidak dapat dilakukan dengan baik PERLAWANAN AKTIF Semua usaha dan perbuatan yang secara langsung ditujukan kepada fiskus dengan tujuan untuk menghindari pajak. * Tax Avoidance (menghindari pajak tanpa melanggar UU) * Tax Evasion (menghindari pajak dengan melanggar UU)

TARIF PAJAK TARIF SEBANDING/PROPORSIONAL Tarif berupa persentase tetap terhadap berapapun jumlah yang dikenai pajak. TARIF TETAP Tarif berupa jumlah yang tetap terhadap berapapun jumlah yang dikenai pajak. TARIF PROGRESIF Persentase tarif semakin besar bila jumlah yang dikenai pajak semakin besar. TARIF DEGRESIF Persentase tarif semakin kecil bila jumlah yang dikenai pajak semakin besar.

THANKS FOR THE ATTENTION...