BAB 2 LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kredit

BAB I PENDAHULUAN. dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat perekonomian

BAB II Kajian Pustaka. mampu diserap dari masyarakat dan disalurkan kembali kepada masyarakat yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Prosedur adalah rangkaian atau langkah-langkah yang dilakukan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kemudian menyalurkan kembali ke masyarakat, serta memberikan jasa-jasa bank

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

By : Angga Hapsila, SE.MM

BAB II LANDASAN TEORI

KAJIAN PUSTAKA. dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. atau account dimana artinya sama. Dengan memiliki simpanan atau

KERANGKA PEMIKIRAN III.

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan

II. LANDASAN TEORI. atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. uang (Kasmir, 2002:23). Bank adalah merupakan salah satu badan usaha

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan)

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian bank menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pembiayaan atau pembayaran baik dalam menghimpun dana maupun lembaga. yang melancarkan arus uang dari masyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank selain sebagai tempat menyimpan uang juga dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia sebagaimana yang tertuang dalam. Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. perekonomian suatu negara.anggapan ini ternyata tidak sepenuhnya salah karena. bank sebagai lembaga keuangan yang sangat vital.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. usahanya. Sejalan dengan perkembangan perekonomian nasional maupun. dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat banyak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DILARANG MENGUTIP SEBAHAGIAN ATAU KESELURUHAN ISI JURNAL INI TANPA SEIZIN REDAKSI

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. beberapa orang dalam suatu departemen. Prosedur ini dibuat untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan

ANALISIS PELAKSANAAN PENGAWASAN PINJAMAN MODAL KERJA GUNA MEMINIMALISIR PINJAMAN MACET (Studi Pada KUD BATU )

PENGALOKASIAN DANA BANK

SEKTOR MONETER, PERBANKAN DAN PEMBIAYAAN BY : DIANA MA RIFAH

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN BANK & LEMBAGA KEUANGAN 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

kemudian hari bagi bank dalam arti luas;

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang nomor 10 tahun 1998 bahwa yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam. terutama guna membiayai investasi perusahaan.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Analisis Pemberian Kredit Dengan Metode Sliding Rate Dan Flat Rate Pada Bank Rakyat Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical),

BAB II LANDASAN TEORI. sebagian masyarakat mengenai pengertian bank. dalam lalu lintas pembayaran. singkat adalah sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan bahasa latin kredit berarti credere yang artinya percaya. Maksud dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keberadaan lembaga perantara keuangan (financial intermediary institution)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehari-hari yang menuntut masyarakat untuk menggunakan jasa-jasa bank. Para

BAB I PENDAHULUAN. perbankan, juga tidak lepas dari pengaruh perkembangan di luar dunia bank,

BAB I PENDAHULUAN. pada bank umum, pinjaman disebut kredit atau loan, sedangkan pada bank syariah

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank 2.2. Unsur-unsur dan Tujuan Kredit

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Kasmir (2010:11) Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan. kemasyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.

BAB II LANDASAN TEORI. 10 November 1998 tentang perbankan, menyatakan bahwa yang dimaksud

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KREDIT. bank secara keseluruhan. Kredit berperan sebagai faktor pendorong dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kabupaten kota. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1993 Pasal 1

sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan (tanggal dan bulan tertentu). pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. Artinya jumlah kewajiban

BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN BERMASALAH DAN PENANGANANNYA DI KOSPIN JASA LAYANAN SYARIAH PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

III KERANGKA PEMIKIRAN

II. LANDASAN TEORI. Berdasarkan Undang Undang RI No 10 tahun 1998 tentang perbankan, jenisjenis

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002:75).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. transaksi dapat terjadi berulang kali dan dilaksanakan secara seragam.

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Data, Informasi dan Sistem Informasi. Menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini (2011 : 13) data dapat

BAB I PENDAHULUAN. usahanya mengingat modal yang dimiliki perusahaan atau perorangan biasanya tidak

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ayat 2 dijelaskan bahwa, bank adalah badan usaha yang menghimpun

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengertian kredit berkembang lebihluas lagi seperti berikut ini :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat (1) menyatakan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/ 19 /PBI/2003 TENTANG PERLAKUAN KHUSUS TERHADAP KREDIT ATAU PEMBIAYAAN BANK PERKREDITAN RAKYAT PASCA TRAGEDI BALI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Bank berasal dari kata Italia Banco yang artinya bangku.bangku inilah yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pengelolaan Pembiayaan Murabahah Bermasalah Di BPRS. 1. Penerapan Pembiayaan Murabahah

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan mempunyai peranan penting dalam menjalankan. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan diatur bahwa:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu dan mendorong kegiatan ekonomi. Jasa yang diberikan bank. atau pinjaman uang untuk usaha kecil dan yang dijalankan.

BAB II LANDASAN TEORI. Bank berasal dari bahasa itali yaitu banca yang berarti suatu bangku tempat

Transkripsi:

5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank Sebagai lembaga keuangan yang dipercaya masyarakat, Bank merupakan badan usaha yang sangat penting yang dapat menunjang keseluruhan program pembiayaan atau pembayaran baik dalam menghimpun dana maupun lembaga yang melancarkan arus uang dari masyarakat. Menurut Undang-Undang RI No. 10 Tahun 1998 yang di kutip oleh Sembiring (2008:2), pengertian Bank adalah Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Menurut (Kasmir, 2002;2) dalam bukunya Dasar-Dasar Perbankan, dijelaskan bahwa Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dan dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat, serta memberikan jasa-jasa bank lainnya. Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat dimpulkan bahwa bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menghimpundanadari masyarakat kemudian menyalurkan kembali kepada masyarakat. 2.1.2Jenis Bank Dalam kegiatan perbankan dibedakan sesuai jenis-jenis bank. Setiap jenisjenis bank memiliki ciri dan tugas tersendiri dalam melakukan kegiatannya, maka jenis-jenis bank terbagi menjadi berbagai macam. Menurut Ramly dan Rustan (2005:15), jenis-jenis bank dapat ditinjau dari berbagai segi, yaitu: 5

6 a) Bank Umum Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank umum dapat memberikan seluruh jasa bank yang ada dan wilayah operasinya dapat dilakukan di seluruh wilayah. b) Bank Perkreditan Rakyat Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konversional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatan tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran serta wilayah operasionalnya terbatas. Berdasarkan definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa jenis bank terbagi menjadi dua yaitu bank umum dan bank perkreditan rakyat yang di mana kegiatan usaha secara konversional atas berdasarkan prinsip syariah dan kelebihan dari bank umum adalah memberikan seluruh jasa bank yang ada serta wilayah oprasionalnya sangat luas. 2.1.3 Fungsi Bank Fungsi perbankan yaitu sebagai penghimpun, penyalur dan melayani jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang di masyarakat yang bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional, dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. Menurut Susilo, Triandaru dan Budisantoso (2005:9), fungsi bank terdiri dari : 1. Agent of Trust Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan, baik dalam hal menghimpun danamaupun meyalurkan dana. Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsur kepercayaan. 2. Agent of Development Kegiatan sektor moneter dan sektor riil dalam perekonomian tidak dapat dipisahkan.kedua sektor tersebut berinteraksi saling mempengaruhi satu

7 samalainnya. Sektor riil tidak akan dapat berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. 3. Agent of Services Di samping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa-jasa perbankan lain kepada masyarakat. Menurut Undang-undang Pasal 3 No. 7 tahun 1992 yang dikutip oleh Sembiring (2008:87), mengenai fungsi perbankan adalah: 1) Bank sebagai lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat atau penerima dana. 2) Bank sebagai penyalur dana kepada masyarakat atau sebagai lembaga pemberi kredit. 3) Bank sebagai lembaga yang melancarkan transaksi perdagangan dan pembayaran. Ketiga fungsi bank diatas diharapkan dapat memberikan gambaran yang menyeluruh dan lengkap mengenai fungsi bank dalam perekonomian.dengan demikian bank tidak hanya dapat diartikan sebagai lembaga perantara keuangan atau financial intermediary institution. 2.1.4 Tujuan Bank Menurut Undang-undang No 10 tahun 1998 (Pasal 1) yang dikutip oleh Sembiring (2008:7), tujuan bank adalah: Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan dalam meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. Menurut Kuswandi (2000:5), tujuan bank adalah: Perbankan bertujuan untuk membantu pelaksanaan program pemerintah seperti pelaksanaan pembangunan, menunjang pertumbuhan perekonomian dalam peningkatan kesejahteraan rakyat.

8 2.2 Kredit 2.2.1 Pengertian Kredit Dana yang diperoleh bank dalam simpanan disalurkan kembali dalam bentuk kredit kepada masyarakat yang memerlukannya. Bank memperoleh keuntungan dari selisih bunga yang diberikan kepada masyarakat. Kata kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu Credere yang artinya kepercayaan, sehingga seseorang atau badan usaha diberikan pinjaman, diyakini dapat mengembalikan karena orang atau badan usaha percaya bahwa dana yang diberikan akan kembali. Menurut Veithzal (2005;3) kredit adalah penyerahan, barang, jasa atau uang dari satu pihak (kreditur/atau pemberi pinjaman) atas dasar kepercayaan kepada pihak lain (nasabah atau pengutang/borrower) dengan janji membayara dari penerima kredit kepada pemberi kredit pada tanggal yang telah disepakati kedua belah pihak. Beberapa pengertian kredit menurut Undang-Undang Republik Indonesia, yaitu: a) Pengertian kredit menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.10 tahun 1998 tentang Perbankan pasal 1 ayat (11) adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. b) Pengertian kredit menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 tahun 1998 tentang pokok-pokok Perbankan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan meminjam antara bank dengan pihak lain dalam hal mana peminjam berkewajiban melunasi utangnya setelah jangka waktu dengan jumlah bunga yang ditetapkan. 2.2.2 Tujuan Kredit Secara ekonomis tujuan kredit yaitu untuk mendapatkn keuntungan, maka bank akan hanya memberikan kredit jika betul-betul merasa yakin bahwa penerima kredit mampu atau mau mengembalikan kredit.

9 Menurut Kasmir (2006:96), tujuan pemberian kredit antara lain : 1. Mencari keuntungan Tujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tesebut.hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sehingga balas jasa dan biya administrsi kredit yang dibebankan kepada nasabah. 2. Membantu usaha dari nasabah Tujuan lainnya untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. 3. Membantu pemerintah Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor, seperti peneriman pajak, membuka kesempatan kerja, menghemat devisa negara dan meningkatkan devisa Negara. Dari ketiga tujuan kredit di atas maka dapat memberikan gambaran yang menyeluruh dan lengkap mengenai tujuan kredit dalam membantu perekonomian negara. Dengan demikian tujuan kredit adalah membantu masyarakat dalammemenuhi kebutuhan dana yang diperlukan dan untuk mensejahterakan masyarkat. 2.2.3 Fungsi Kredit Fungsi kredit kehidupan perekonomian menurut Kasmir (2006:96), adalah sebagai berikut : 1. Untuk meningkatkan daya guna uang. Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang maksudnya adalah uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan diberikannya kredit uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang dan jasa oleh penerima kredit. 2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.

10 Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu wilayah lainnya, sehingga suatu daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya. 3. Untuk meningkatkan daya guna barang. Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh debitur untuk memperoleh barang yang tidak berguna menjadi berguna dan bermanfaat. 4. Untuk meningkatkan peredaran barang. Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari wilayah ke wilayah lainnya, sehingga jumlah barang yang beredar bertambah. 5. Sebagai alat stabilitas ekonomi. Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai stabilitas ekonomi karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat. 6. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha. Bagi penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegairahan berusaha, apalagi bagi nasabah yang memang modalnya pas-pasan. 7. Untuk meningkatkan penerapan pendapatan. Semakin banyak kredit yang diberikan maka akan semakin baik terutama dalam hal meningkatkan pendapatan. 8. Untuk meningkatkan hubungan internasional. Pinjaman internasional dapat meningkatkanhubungan antara Negara karena merasa saling membutuhkan antara penerima kredit dengan pemberi kredit. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa fungsi kredit terdiri dari meningkatkan daya guna dan barang, peredaran dan lalu lintas uang, sebagai alat stabilitas ekonomi, meningkatkan kegairahan berusaha, meningkatkan pendapatan, dan meningkatkan hubungan Internasional.Hal ini merupakan fungsi penggunaan kredit bagi masyarakat.

11 2.2.4 Jenis Jenis Kredit Pada prinsipnya kredit itu cuma satu macam saja yaitu uang bank yang dipinjamkan kepada nasabah dan akan dikembalikan pasa suatu waktu tertentu dimasa mendatang, disertai dengan suatu kontrak prestasi berupa bunga. Tetapi berdasarkan berbagai keperluan usaha serta berbagai unsur ekonomi yang mempengaruhi bidang usaha para nasabah. Jenis-jenis kredit menurut Rivai dan Veithzal (2005:28), adalah : 1. Jenis kredit menurut bentuknya. a) Cash Loan Cash loan adalah pinjaman uang tunai yang diberikan bank kepada nasabahnya sehingga dengan pemberian fasilitas cash loan ini, bank telah menyediakan dana (fresh money) yang dapat digunakan oleh nasabah berdasarkan ketentuan yang ada dalam perjanjian kreditnya. b) Non-Cash Loan Non-Cash Loan adalah fasilitas yang diberikan bank kepada nasabhnya, tetapi atas fasilitas tersebut bank belum mengeluarkan uang tunai. Dalam fasilitas yang diberikan ini bank baru menyatakn kesanggupan untuk menjamin pembayaran kewajiban nasabah kepada pihak lain/pihak ketga, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam surat jaminan yang dikeluarkan oleh bank. 2. Jenis kredit menurut jangka waktu. a) Kredit jangka pendek. Kredit yang berjangka waktu maksimum satu tahun. b) Kredit jangka menengah. Kredit yang jangka waktu antara satu sampai dengan tiga tahun. c) Kredit jangka panjang. Kredit yang jangka waktunya lebih dari tiga tahun. d) Demand Loan atau Call loan Kredit yang setiap waktu dapat diminta kembali.

12 3. Jenis menurut kegunaannya. a) Kredit modal kerja. Kredit yang diberikan dengan tujuan untuk modal kerja perusahaan dalam rangka pembiayaan aktiva lancer perusahaan, seperti pembelian bahan baku/mentah, bahan penolong atau pembantu, barang dagangan, biaya eksploitasi barang modal, piutang, dan lain-lain. b) Kredit investasi. Kredit investasi adalah kredit (berjangka enengah atau panjang) yang diberikan untuk membiayai investasi suatu usaha guna merahabilitasi, modernisasi, perluasan, ataupun pendirian model proyek baru, misalnya kredit untuk membangun pabrik, membeli mesin dan pembangunan infrastruktur lainnya. c) Kredit konsumtif. Kredit yang diberikan bank kepada pihak ketiga/perorangan untuk keperluan konsumsi berupa barang atau jasa dengan cara membeli, menyewa, atau dengan cara lain. 2.2.5 Analisa Kredit Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan maka bank harus merasa yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali, keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian kredit oleh bank dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk mendapatkan keyakinan tentang nasabahnya seperti melalui prosedur penilaian yang benar. Biasanya kriteria yang harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar benar menguntungkan dilakukan dengan analisis 5C dan 7P. Menurut Kasmir (2007:104), analisis 5C adalah : 1. Character Pengertian character adalah sifat atau watak seseorang dalam hal ini calon debitur.tujuannya adalah untuk memberikan keyakinan kepada bank

13 bahwa, sifat atau watak dari orang-orang yang memberikan kredit benarbenar dapat dipercaya. 2. Capacity (Capability) Untuk melihat kemampuan nasabah dalam membayar kredit yangdihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta kemampuannya mencari laba. 3. Capital Bank tidak akan bersedia untuk membiayai suatu usaha 100%. Artinya setiap nasabah yang mengajukan permohonan kredit harus pula menyediakan dana dari sumber lainnya atau modal sendiri dengan kata lain capital adalah untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank. 4. Colleteral Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik.jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. 5. Condition Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang danuntuk masa yang akan datang sesuai dengan sektor masing-masing. Sedangkan penilaian kredit dengan metode analisis 7P menuut Kasmir (2007:106), adalah sebagai berikut : 1. Personality Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya.personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah. 2. Party Yaitu mengklarifikasi nasabah kedalam klasifikasi tertentu atau golongangolongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. 3. Perpose Yaitu mengengetahui tujuan nasabah dalam pengambilan kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat

14 bermacam-macam apakah tujuan untuk konsumtif atau untuk tujuan produktif atau untuk tujuan perdagangan. 4. Prospect Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang apakah menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. 5. Payment Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit yang diperolehnya. 6. Profitability Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.profitability diukur dari peiode ke periode apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya dari bank. 7. Protection Tujuannya adalah bagaimana menjaga kredit yang dikucurkan oleh bank namunmelalui suatu perlindungan.perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi. Berdasarkan penjelasan diatas maka analisis kredit adalah penilaian yang diberikan kepada nasabah dalam pengajuan kredit.analisis 5C dan 7P yang terdiri dari analisis kualitatif dan kuantitatif.analisa kualitatif dilakukan terhadap kualitas dan stabilitas usaha dengan mempertimbangkan dengan posisi pasar dengan pesaingan,prospek usaha, karakter pemohon, latar belakang dan kualitas manajemennya. Analisa kuantitatif dilakukan dengan cara menganalisis kondisi keuangan nasabah mengetahui usulan kredit yang dapat diterima atau ditolak. 2.2.6 Penggolongan Kredit Dalam memberikan kredit, pihak bank pasti memperhatikan asas-asas pemberian kredit yang sehat. Hal ini dilakukan agar dimasa yang akan datang, nasabah dapat menunjukan performa yang bagus dengan selalu mengikuti perjanjian

15 yang sudah disetujui bersama sebelumnya. Meskipun pihak bank sudah memperhatikan asas-asas pemberian kredit yang sehat namun, pada kenyataannya masih ada nasabah yang tidak mengikuti perjanjian yang ada sehingga membuat performa bank menjadi terganggu. Agar performa bank tidak terganggu maka bank memerlukan suatu cara agar resiko kredit dapat diminimalisir, salah satunya dengan menggolongkan kredit menurut performanya. Menurut Ismail (2011:122), Bank melakukan penggolongan kredit menjadi dua golongan, yaitu kredit performing dan non-performing. Kredit performing disebut juga dengan kredit yang tidak bermasalah dibedakan menjadi dua ketegori, yaitu: a. Kredit dengan kualitas lancar Kredit lancar merupakan kredit yang diberikan kepada nasabah dan tidak terjadi tunggakan, baik tunggakan pokok dan bunga.debitur melakukan pembayaran angsuran tepat waktu sesuai perjanjian kredit. b. Kredit dengan kualitas dalam perhatian khusus Kredit dalam perhatian khusus merupakan kredit yang masih digolongkan lancar, akan tetapi mulai ada tunggakan. Ditinjau dari segi kemampuan membayar, yang tergolong dalam kredit dalam perhatian khusus apabila terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga yang sampai dengan 90 hari. Kredit non-performing merupakan kredit yang sudah dikategorikan kredit bermasalah, karena sudah terdapat tunggakan. Kredit non-performing disebut juga dengan kredit bermasalah, dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: a) Kredit kurang lancar Kredit kurang lancar merupakan kredit yang telah mengalami tunggakan. Yang tergolong kredit kurang lancar apabila: 1. Pengembalian pokok pinjaman dan bunganya telah mengalami penundaan pembayarannya melampaui 90 hari sampai dengan kurang dari 180 hari. 2. Pada kondisi ini hubungan debitur dengan bank memburuk. 3. Informasi keuangan debitur tidak dapat diyakini oleh pihak bank.

16 b) Kredit diragukan Kredit diragukan merupakan kredit yang mengalami penundaan pembayaran pokok dan/atau bunga. Yang tergolong kredit diragukan apabila: 1. Penundaan pembayaran pokok dan/atau bunga antara 180 hingga 270 hari. 2. Pada kondisi ini hubungan debitur dengan bank memburuk. 3. Informasi keuangan debitur sudah tidak dapat dipercaya c) Kredit macet Kredit macet merupakan kredit yang menunggak melampaui 270 hari atau lebih. Bank akan mengalami kerugian atas kredit macet tersebut. 2.3 Kredit Bermasalah 2.3.1 Pengertian Kredit Bermasalah Pengertian kredit bermasalah adalah keadaan dimana nasabah sudah tidak sanggup membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada bank seperti yang telah diperjanjikannya.(kuncoro dan Suhardjono, 2000; 462). Sedangkan kredit bermasalah menurut Rivai dan Veithzal (2007:398), adalah sebagai berikut : 1. Kredit yang didalam pelaksanaannya belum mencapai/ memenuhi target yang diinginkan oleh pihak bank. 2. Kredit yang memiliki kemungkinan timbulnya risiko dikemudian hari bagi bank dalam arti luas 3. Mengalami kesulitan didalam penyelesaian kewajiban-kewajibannya, baik dalam bentuk pembayaran kembali pokoknya dan/atau pembayaran bunga, denda keterlambatan serta ongkos-ongkos bank yang menjadi beban debitur yang bersangkutan. 4. Kredit dimana pembayaran kembalinya dalam bahaya, terutama apabila sumber-sumber pembayaran kembali yang diharapkan diperkirakan tidak cukup untuk membayar kembali kredit, sehingga belum mencapai/memenuhi target yang diinginkan oleh bank.

17 Bagi bank semakin dini menganggap kredit yang diberikan menjadi bermasalah, semakin baik karena berdampak semakin dini pula dalam upaya penyelamatnannya sehingga tidak terlanjur parah yang berakibat semakin sulit penyelesaiannya. (Rivai dan Veithzal, 2005;398) 2.3.2 Penyebab Kredit Bermasalah Kasmir (2007:126) mengemukakan penyebab kredit bermasalah terdiri dari dua unsur sebagai berikut : a. Dari pihak perbankan. Artinya dalam melakukan analisisnya, pihak analisis kurang teliti sehingga apa yang seharusnya terjadi, tidak diprediksi sebelumnya. Dapat pula terjadi akibat kolusi dari pihak analis kredit dengan pihak debitur sehingga dalam analisisnya dilakukan secara subyektif. b. Dari pihak nasabah. Dari pihak nasabah kredit bermasalah atau kredit macet diakibatkan dua hal, yaitu: 1) Adanya unsur kesengajaan. Dalam hal ini nasabah sengaja untuk tidak bermaksud membayar kewajibannya kepada bank. 2) Adanya unsur tidak sengaja. Artinya, debitur mau membayar, tetapi tidak mampu. 2.3.3 Upaya Penyelesaian Kredit Bermasalah Penyelesaian kredit bermasalah dilakukan melalui perundingan kembali antara kreditur dan debitur dengan memperingan syarat-syarat pengembalian kredit sehigga dengan memperingan syarat-syarat kredit tersebut diharapkan debitur memiliki kemampuan untuk menyelesaikan kredit tersebut. Ismail (2011:126-130) mengemukakan rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan dalam upaya penyelamatan kredit bermasalah adalah dengan cara sebagai berikut: 1. Rescheduling Rescheduling merupakan upaya yang dilakukan bank untuk menangani kredit bermasalah dengan membuat penjadwalan kembali. Beberapa alternatif

18 rescheduling yang dapat diberikan bank antara lain: a) Perpanjangan jangka waktu kredit b) Jadwal angsuran bulanan diubah menjadi triwulan c) Memperkecil angsuran pokok dengan jangka waktu lebih lama 2. Recoditioning Reconditioning merupakan upaya bank dalam menyelamatkan kredit dengan mengubah sebagian atau seluruh perjanjian yang telah dilakukan oleh bank dengan nasabah.beberapa alternatif reconditioning yang dapat diberikan bank antara lain: a) Penurunan suku bunga b) Pembebasan sebagian atau seluruh bunga yang tertunggak, sehingga nasabah pada periode berikutnya hanya membayar pokok pinjaman beserta bunga berjalan. c) Kapitalisasi bunga, yaitu bunga yang tertunggak dijadikan satu dengan pokok pinjaman. d) Penundaan pembayaran bunga, yaitu pembayran kredit oleh nasabah dibebankan sebagai pembayaran poko pinjaman sampai dengan jangka waktu tertentu, kemudian pembayaran bunga dilakukan saat nasabah sudah mampu. 3. Restructuring Restructuring merupakan upaya yang dilakukan oleh bank dalam menyelamatkan kredit bermasalah dengan cara mengubah struktur pembiayaan yang mendasari pemberian kredit. Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh bank dalam reksturisasi antara lain: a) Bank dapat memberikan tambahan kredit b) Tambahan dana tersebut berasal dari modal debitur c) Kombinasi antara bank dan nasabah 4. Kombinasi Upaya yang dilakukan bank dengan cara kombinasi antara lain: a) Rescheduling dan Restructuring Upaya gabungan anatara rescheduling dan restructuringdilakukan misalnya, bank memperpanjang jangka waktu kredit dan menambah

19 jumlah kredit. b) Rescheduling dan Reconditioning Bank dapat melakukan kmbinasi dengan da cara yaitu dengan memperpajang jangka waktu dan meringankan bunga. c) Restructuring dan Reconditioning Upaya penambahan kredit diikuti dengan keringanan bunga atau pembebasan tuggakan bunga akan dapat mendorong pertumbuhan usaha bank. d) Rescheduling, Restructuring dan Reconditioning Upaya gabungan ketiga cara tersebut merupaakn upaya maksimal yang dilakukan oleh bank mislanya jangka waktu diperpanjang, kredit ditambah, dan tunggakan bunga dibebaskan. 5. Eksekusi Eksekusi merupakan alternative terakhir yang dapat dilakukan olehbank untuk menyelamatkan kredit bermasalah. Eksekusi merupakan penjualan angunan yang dimiliki oleh bank.asil penjualan agunan yang dimiliki oleh bank. Hasil penjualan agunan diperlukan untuk melunasi seluruh kewajiban debitur baik kewajiban atas pinjaman pokok, maupun bunga.