PERBANDINGAN METODE MENGAJAR ELEMENTER DENGAN METODE GLOBAL TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR TENDANGAN DEPAN PENCAK SILAT.

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani yang diberikan di sekolah-sekolah merupakan landasan dasar

RIZQI DAHLIA A. LASANDRE HENDRO KUSWORO SURIYADI DATAU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERKELOMPOK DAN MODEL PEMBELAJARAN PERSEORANGAN TERHADAP GERAK DASAR TENDANGAN DEPAN PENCAK SILAT.

PENGARUH PELATIHAN LADDER PUSH UP TERHADAP KEMAMPUAN PASSING ATAS PERMAINAN BOLA VOLI PADA SISWA KELAS OLAHRAGA SMP NEGERI 1 TELAGA

Automotive Science and Education Journal

PENGARUH LATIHAN SPLIT JUMP TERHADAP POWER TUNGKAI PADA KARATEKA DI SMP NEGERI 3 GORONTALO NI WAYAN SUMIASIH AHMAD LAMUSU MARSA LIE TUMBAL

PERBANDINGAN METODE BAGIAN DENGAN METODE KESELURUHAN TERHADAP FOREHAND DRIVE TENIS MEJA. Jurnal. Oleh ADITYA WIGUNA

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MACROMEDIA FLASH 8 TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PENGARUH METODE PART AND WHOLE TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR SERVIS BAWAH BOLAVOLI PADA EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI DI SMP N 4 PACITAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN TEKNIK SHOOTING MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TAKTIS DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN PASSING DAN STOPING

JURNAL HUBUNGAN OTOT TUNGKAI, POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN T DALAM PENCAK SILAT TERHADAP SISWA KELAS VIII SMPN 7 KEDIRI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. nilai dengan teknik yang telah disusun ke dalam lima indikator tes kecepatan

PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC SINGLE LEG BOUND

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN BERPASANGAN DAN BERKELOMPOK TERHADAP KETERAMPILAN OLAHRAGA SENAM. Jurnal. Oleh RICKY PUTRA ALIT

BAB III METEDOLOGI PENELELITIAN. Yang dilaksanakan selama 16 kali pertemuan dengan frekuensi 4 kali seminggu

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

Journal of Mechanical Engineering Learning

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN PERORANGAN DAN KELOMPOK TERHADAP GERAK RENANG GAYA DADA. Jurnal. Oleh OKVIAN ERI ANGGRADINTA

PENGARUH METODE LATIHAN PLYOMETRIC

Journal of Sport Sciences and Fitness

I. PENDAHULUAN. Pencak silat adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal dari Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENT HAVE (QSH) PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 5 TASIKMALAYA JURNAL

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Oleh WAGA AFRIAN EFENDI

PENGEMBANGAN MODEL SENAM BERBASIS PENCAK SILAT. Widiastuti Pendidikan Olahraga, Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH GAYA STRADLE TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN DWI HURIGI PADA BELADIRI TAEKWONDO JURNAL. Oleh ZIKO FAJAR RAMADHAN

Idris Mohamad mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga ; Drs. Ahmad Lamusu, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan dan

BAB I PENDAHULUAN. selain sebagai seni kebudayaan juga sebagai pertahanan diri, banyak manfaat dari

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya,

III. METODE PENELITIAN. dihadapi. Menurut Suharsimi Arikunto (1998:3) penelitian eksperimen adalah

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA ANTARA MENGGUNAKAN MEDIA FILM DAN PANEL PERAGA PADA KOMPETENSI SISTEM PENERANGAN SEPEDA MOTOR

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

OTOT TUNGKAI DENGAN KECEPATAN TENDANGAN SABIT PADA ATLET PENCAK SILAT UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

PENGARUH LATIHAN HOLLOW SPRINT TERHADAP HASIL LARI SPRINT 50 METER PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 KOTA JAMBI

PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN LURUS DEPAN PADA SISWA PUTRA EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT DI SMP N 44 PALEMBANG

PENGARUH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH LATIHAN LEG PRESS TERHADAP PENINNGKATAN POWER OTOT TUNGKAI PADA ATLET PENCAK SILAT PBSS KUNINGAN CLUB TAHUN 2016

PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI JURNAL. Oleh RULIYADI S

PERBANDINGAN METODE PEMBELAJARAN BAGIAN DAN KESELURUHAN TERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR LOB BULUTANGKIS. Jurnal. Oleh.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

I. PENDAHULUAN. kemampuan yang dilakukan di dalam maupun di luar sekolah yang. berlangsung seumur hidup. Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR ANTARA METODE BAGIAN DAN PENUGASAN TERHADAP KEMAMPUAN MENENDANG DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA PADA SISWA SDN IT ALAMY SUBANG

PENGARUH LATIHAN PANTULAN KEDINDING TERHADAP KETERAMPILAN PASSING ATAS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA SISWA SMA NEGERI 1 SURULANGUN RAWAS

PENGARUH METODE PRAKTIKUM DAN MEDIA KOMIK TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT PADA SISWA KELAS X SMAN 6 MATARAM

II. TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN. aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2, No.1 : 81 85, Agustus 2016

Journal of Mechanical Engineering Learning

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi ISSN Vol. 3, No.1, Hal , Juni 2017

Afif Yuli Candra Prasetya dan Suliyanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh DEBI GUSMALISA

III. METODELOGI PENELITIAN. Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. seminggu dan dilaksanakan sesuai dengan dikeluarkannya SK penelitian.

PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PART PRACTICE DAN WHOLE PRACTICE TERHADAP HASIL BELAJAR MAEGERI PADA SISWA SMP NEGERI 6 PONTIANAK

ABSTRACT EFFECT OF LEARNING PAIKEM LEARNING ON THE PASSING OF VOLLEYBALL

HUBUNGAN MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL KETERAMPILAN SEPAKBOLA. Jurnal. Oleh NOVI SUSANTI

Oleh Hikmah Lestari Universitas PGRI Palembang

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian. Berdasarkan pengertian di atas, maka populasi merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. meja menjadi populer pada tahun 1920-an dan klub-klub bermunculan di. Tenis meja adalah cabang olahraga yang sangat mengandalkan

Journal of Mechanical Engineering Learning

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN

PENGARUH LATIHAN VARIASI SPEED LADDER DRILL TERHADAP HASIL LARI SPRINT 60 METER PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 6 KOTA JAMBI

PENGARUH METODE LATIHAN TERHADAP MINAT MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 DONOROJO KECAMATAN DONOROJO

KONTRIBUSI KEKUATAN LENGAN, KEKUATAN TUNGKAI, KEKUATAN PERUT, DAN PUNGGUNG TERHADAP KEMAMPUAN HANDSTAND. Jurnal. Oleh.

PENGARUH PERBEDAAN LATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH BOLA VOLI. Slamet Riyadi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP UNS Surakarta

Rahayu Siti Fatonah, Purwati Kuswarini Suprapto, Romy Faisal Mustofa

SKRIPSI. Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK. Oleh : ARDITYA PRADANA

APPLIED BUZZ GROUP METHOD FOR STUDENT ACHIEVMENT LEARNING ON THE SUBJECT COLLOID CLASS XI SMA PGRI PEKANBARU

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI TERHADAP KCEPATAN TENDANGAN PENALTI JURNAL. Oleh SINGGIH PRADITO

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN RENANG GAYA PUNGGUNG MENGGUNAKAN ALAT BANTU PAPAN PELUNCUR STEROFOM JURNAL. Oleh DESRIKA REDI SANJAYA

III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. wadah yang di sebut IPSI ( Ikatan Pencak Silat Sealuruh Indonesia ).

III. METODOLOGI PENELITIAN. aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan

PENGARUH METODE LATIHAN TEKNIK DISTRIBUSI TERHADAP KETERAMPILAN DRIBBLING ZIG ZAG PERMAINAN FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN. beladiri yang beragam. Beladiri asli dan yang paling tua di Indonesia adalah

PENGARUH MODEL SUGESTI-IMAJINASI TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT

PENGARUH METODE BERMAIN TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING SEPAK BOLA MENGGUNAKAN KAKI BAGIAN DALAM

Oleh YUDHA BAYU ARIANTO

Siva Fauziah, Purwati Kuswarini Suprapto, Endang Surahman

SURVEI TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP NEGERI 1 PANGGANG GUNUNGKIDUL

Journal of Sport Sciences and Fitness

PENERAPAN MEDIA BENDA SEBENARNYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA KOMPETENSI DASAR MENJELASKAN CARA PENGGUNAAN ALAT UKUR MEKANIK PRESISI

Program studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

PERBEDAAN PENGGUNAAN METODE JARIMATIKA DAN METODE EKSPOSITORY TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MELALUI MEDIA ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR ANTARA METODE SNOWBALL DRILLING DAN METODE DISKUSI

III. METODOLOGI PENELITIAN. perlakuan atau treatment. Hal ini sesuai pendapat Surakhmad (1982) bahwa

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA MANIPULATIF TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK DI SD

III. METODOLOGI PENELITIAN. tujuan dengan sebaik mungkin dari usaha penelitian itu sendiri (Surachmad,

PENGARUH METODE RESIPROKAL DAN LATIHAN DRILL TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN TEKNIK DASAR BOLAVOLI

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU ANTARA MEDIA AUDIO-VISUAL DENGAN MEDIA GRAFIS (JURNAL) Oleh LUSIANA SIMAMORA

BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN

Automotive Science and Education Journal

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

70 Dewantara Vol. III, Januari-Juni 2017 PERBANDINGAN METODE MENGAJAR ELEMENTER DENGAN METODE GLOBAL TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR TENDANGAN DEPAN PENCAK SILAT Yudha Ranto HB * Abstract Method used in this study is an experimental method to test the initial and final test. Samples taken as many as 30 students were then divided into two groups and each group totaled 15 students. The measure that is used to start the learning success used assessment guidelines jury assessors match referee commission and test engineering assessment rate increase, ratings (tester) is a coach which has been certified branches or regions (warrior) and has extensive experience in the field of martial arts. Data analysis techniques are used to test the hypothesis with t test at significance level = 0,05. It be concluded that teaching methods elementar (parts per part) better and more effective methods of teaching global (overall) in learning the basic techniques of front kick in pencak silat on vocational students. Keywords: Elementary Methods, Global Method, Kicking Home Pencak Silat * Mahasiswa S3 Pendidikan Olahraga Universitas Negeri Semarang dan merupakan guru mata pelajaran Olahraga di SMA Negeri 5 Kota Metro- Lampung.

Dewantara Vol. III, Januari-Juni 2017 71 Pendahuluan Pembinaan olahraga harus dilakukan sedini mungkin dan sistem pembinaanya secara berkesinambungan. Hal ini disebabkan karena disadari bahwa prestasi olahraga tidak akan tercipta dalam waktu yang singkat, melainkan harus melalui proses yang panjang serta perlu adanya program pengajaran yang baik dan sistematis, juga perlu adanya dukungan dari semua pihak yang terlibat di dalamnya, salah satunya adalah guru. Guru memegang peran utama yang menyalurkan pengetahuan dan keterampilan kepada anak didiknya. Guru pendidikan jasmani haruslah orang yang benar-benar berkopenten dalam bidangnya dan dapat memberikan pelajaran kepada anak didiknya secara baik dengan menggunakan metode pengajaran yang efektif agar bahan pelajaran yang disampaikan dapat dipahami oleh anak didik. Dalam pendidikan jasmani, untuk memperoleh prestasi yang baik perlu diajarkan gerakan yang benar dengan menggunakan metode yang tepat. Kebutuhan tersebut dapat dipenuhi apabila diketahui unsur-unsur pokok pada struktur gerak dari cabang olahraga yang diajarkan seperti juga halnya dengan olahraga bela diri pencak silat. Di SMK, beberapa tugas gerak dalam materi pencak silat masih menjadi tugas gerak yang kompleks bagi anak, termasuk teknik dasar tendangan depan. Padahal gerakan tersebut termasuk dalam kategori gerak dasar tendangan pada pencak silat. Namun apabila dianalisis lebih jauh lagi mengenai karakteristik gerakannya, gerakan tersebut memerlukan koordinasi gerakan yang kompleks dari seluruh anggota tubuh, mulai dari lengan, tungkai, serta keseimbangan badan. Berkaitan dengan proses tersebut, maka untuk mencapai prestasi dan tujuan pembelajaran pencak silat, yaitu keterampilan melakukan teknik dasar tendangan depan pencak silat perlu dicari dan diterapkan metode yang diduga memeiliki tingkat efektifitas yang lebih baik, yaitu dengan melakukan penelitian mengenai efektifitas metode belajar dalam Yudha Ranto HB

72 Dewantara Vol. III, Januari-Juni 2017 mengajarkan gerak dasar dengan tugas gerak teknik dasar tendangan depan. Dalam proses kegiatan belajar mengajar teknik tendangan ini, diketahui dua cara yang sering digunakan oleh para guru atau pelatih, yaitu metode pengajaran secara baian per bagian (elementer) dan metode pengajaran secara keseluruhan (global). Pertimbangan mengunakan kedua metode tersebut didasarkan atas kompleksitas gerak dan keeratan hubungan antar unsur gerak. Berdasarkan pertimbangan tersebut, apabila semakin kompleks gerakan atau semakin banyak dan rumit unsur rangkaian gerak, sebaiknya cenderung ke arah penggunaan metode elementer atau bagian per bagian. Sedangkan semakin erat hubungan antar unsur gerak, sebaiknya cenderung ke arah penggunaan metode mengajar global. Pembahasan Hakikat Metode Mengajar Belajar dimaknai sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antar individu dengan lingkungan. Tingkah laku itu mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap (Husdarta dan Saputra, 2002: 2). Untuk mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan, guru harus menguasai metode mengajar dengan baik. Metode yang baik merupakan jalan yang efektif dalam mencapai tujuan. Mengajar juga dapat diartikan sebagai berikut: Mengajar adalah menyampaikan dan menanamkan pengetahuan kepada siswa; Mengajar adalah memperagakan sikap-sikap dan keterampilan pada siswa; dan Mengajar adalah suatu pengelolaan dan pengorganisasian di kelas dengan mengatur lingkungan serta menghubungkan siswa sehingga terjadi proses pembelajaran. Seorang guru yang baik tidak hanya mengenal dan menguasai satu metode mengajar, ia hendaknya menguasai dan menerapkan berbagai macam metode mengajar dan berbagai macam cara untuk mengatur murid-muridnya dalam kegiatan belajar yang disesuaikan dengan sifat-sifat bahan pelajaran dan keadaan kelas yang dihadapi.

Dewantara Vol. III, Januari-Juni 2017 73 Semakin baik metode itu, maka makin efektif pencapaian tujuan. Untuk menetapkan lebih dahulu apakah suatu metode dapat disebut baik, perlu patokan yang bersumber dari beberapa faktor, faktor utama yang menetukan adalah tujuan yang akan dicapai (Winamo Surakhmad, 1980: 7). Hakikat Metode Mengajar Elementer Metode mengajar elementer disebut juga metode bagian per bagian, adalah metode mengajar dengan cara penyampaiannya secara bertahap atau dengan kata lain membagi-bagi bahan yang akan diajarkan. Metode bagian adalah cara mengajar yang dimulai dengan mengajarkan bagian urut terkecil dari suatu bentuk keterampilan (Supardi dan Seba, 1983: 38). Apabila bagian tersebut sudah dikuasai dengan sempurna, barulah digabungkan menjadi satu kesatuan. Bagian-bagian yang dimaksud adalah bagian-bagian gerakan yang disusun secara sistematis dan bertahap dari tingkat sederhana ke gerakan yang sempurna. Bila kita belajar sesuatu, maka kita pelajari dulu bagian pertama sampai kita kuasai, kemudian kita beralih mempelajari bagian kedua. Setelah bagian kedua kita pelajari dan kita kuasai, kita beralih kebagian tiga dan setelah dikuasai kita pindah ke bagian berikutnya. Demikian seterusnya sampai semua pelajaran itu kita kuasai sepenuhnya (E.P. Hutabarat, 1985: 33). Metode elementer atau bagian perbagian dapat membantu siswa sebagai orang yang belajar melihat dengan jelas kemajuan yang telah dicapai karena dengan metode ini harus dikuasai dulu satu bagian baru dipelajari bagian berikutnya. Jadi dapat diketahui dengan nyata bagaimana yang telah dikuasai, sehingga keberhasilan mengajar dapat dikuasai dengan baik (Amatembun, 1973: 29). Dalam mengajarkan keterampilan teknik dasar gerakan dapat diberikan secara bagian per bagian. Hal ini akan mempermudah untuk menguasai teknik dasar gerakan tersebut. Jadi tiap-tiap gerakan diajarkan secara bertahap kemudian digabungkan secara keseluruhan (S. Nasution, 1982: 77). Yudha Ranto HB

74 Dewantara Vol. III, Januari-Juni 2017 Melatih keterampilan (skill) dan teknik harus dilakukan secara bagian per bagian (part by part) kemudian koreksi dengan ulangan-ulangan yang cukup banyak pada bagian itu. Tiap aspek dipecah dan di drill sebelum digabungkan menjadi satu skill secara keseluruhan (Woeryanto, 1984: 2). Hakikat Metode Mengajar Global Metode mengajar global merupakan suatu cara pengajaran yang bersifat umum dan keseluruhan, di mana bahan pelajaran yang disampaikan secara keseluruhan atau utuh. Metode keseluruhan disebut juga metode global atau whole method, merupakan suatu cara mengajar yang beranjak dari yang umum ke yang khusus (Laurent Seba, 1983: 14). Metode mengajar global didasari oleh teori menurut ilmu jiwa Gestalt, yang berpendapat bahwa keseluruhan lebih penting dari bagian-bagian atau unsur, sebab keberadaannya keseluruhan itu lebih dulu, sehingga dalam kegiatan belajar bermula dari suatu pengamatan itu penting dilakukan secara menyeluruh. Hal ini juga dinyatakan oleh teori Kurt Lewin, yaitu mempelajari suatu kecakapan hendaknya dalam konteks yang secara keseluruhan, sehingga lebih mudah difahami, diingat dan ditransferkan. Anak dibebaskan untuk memilih sendiri pengetahuan yang baru dipelajari. Teknik Dasar Tendangan Depan Teknik tendangan depan merupakan salah satu nama teknik tendangan dasar dalam olahraga beladiri pencak silat, yang disebut juga tendangan lurus yang arah sasarannya adalah daerah perut dan ulu hati. Tendangan depan adakah serangan yang menggunakan sebelah kaki dan tungkai, dengan lintasan ke arah depan dengan posisi badan menghadap ke depan dengan kenaan pangkal jarijari kaki bagian dalam, dengan sasaran ulu hati dan dagu (Johansyah Lubis, 2003: 26).

Dewantara Vol. III, Januari-Juni 2017 75 Dasar-dasar atau teknik dasar tendangan depan pencak silat adalah sebagai berikut: a. Dari posisi kuda-kuda tengah, kaki diangkat sedemikian rupa sehingga lutut berada di depan perut dan tungkai bawah menggantung b. Tendang ke depan dengan lintasan kaki dihentakkan (ditendang) ke depan agak ke atas atau tergantung sasaran c. Arah perkenaan adalah ulu hati lawan d. Perkenaan pada kaki yang menendang adalah pada tumit atau ujung kaki e. Metode mengajar elementer teknik dasar tendangan depan (Agus Nurkholid, 2004: 130). Metode Mengajar Elementer Teknik Tendangan Depan Dalam pemberian pelajaran teknik dasar tendangan depan dengan metode mengajar elementer ini, yaitu pelaksanaannya dibagi menjadi bagian per bagian. Pertama guru memberikan penjelasan tentang tahap-tahap gerakan teknik dasar tendangan depan yang akan diajarkan, serta memberi contoh dengan gerakan yang benar. Tahap kedua siswa melaksanakan gerakan yang telah dijelaskan dan dicontohkan sesuai dengan tahap-tahapnya, yaitu: a. Sikap posisi awal atau kuda-kuda b. Sikap kaki, paha dan badan c. Saat melepaskan tendangan dan sesudah melepaskan tendangan d. Sikap kuda-kuda akhir Tiap-tiap gerakan diajarkan secara terperinci satu persatu, kemudian digabung ke dalam keseluruhan gerakan teknik dasar tendangan depan tersebut. Setelah akhir pelajaran dibuat evaluasi dari teknik gerakan tersebut, untuk melaksanakan gerakan selanjutnya. Metode Mengajar Global Teknik Tendangan Depan Metode mengajar global, pelajaran diberikan langsung secara keseluruhan. Perama guru menerangkan dan Yudha Ranto HB

76 Dewantara Vol. III, Januari-Juni 2017 mencontohkan dengan jelas gerakan tendangan depan yang akan dilaksanakan secara keseluruhan atau meyeluruh kepada siswa. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dari gerakan teknik dasar tendangan depan secara keseluruhan. Kemudian siswa melaksanakan gerakan tendangan depan secara keseluruhan sesuai dengan penjelasan dan contoh yang telah diberikan. Jangka waktu pelaksanaan metode mengajar global sama seperti dalam pelaksanaan metode mengajar elementer. Pada metode global siswa mencoba langsung melakukan gerakan tendangan depan. Setelah akhir pelajaran siswa dievaluasi. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode eksperimen perbandingan, yaitu untuk mengetahui pengaruh setiap variabel bebas terhadap variabel terikat. Penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan (Arikunto, 1998: 3). Penelitian dilaksanakan di SMK selama dua bulan dengan pertemuan sebanyak 12 kali dengan jumlah frekuensi latihan 2 kali seminggu, yaitu pada hari selasa dan sabtu. Pengambilan sampel dilakukan secara acak dan sampel yang diteliti adalah seluruh siswa yang mengikuti ekstrakulikuler pencak silat SMK dengan jumlah 30 orang. Jumlah tersebut dibagi menjadi dua kelompok, masing-masing kelompok berjumlah 15 orang dan penentuan kelompok dilakukan secara acak. Sebelum data dianalisa, data diolah terlebih dahulu melalui tahap pengukuran yang baik, yang memiliki validitas dan reabilitas. Data yang diperoleh kemudian dianalisa dengan menggunakan analisa kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dipergunakan untuk menjelaskan, menggambarkan, dan untuk menafsirkan hasil penelitian dengan menggunakan susunan kata dan kalimat sebagai jawaban atas permasalahan yang diteliti. Sedangkan analisis kuantitatif dipergunakan untuk menggambarkan angka (prosentase) secara kuantitatif atau jumlah.

Dewantara Vol. III, Januari-Juni 2017 77 Berikut hasil test dan post test metode mengajar elementer dan global: Data L hitung L tabel Kesimpulan Pre test metode latihan elementer Pre test metode latihan global Post test metode latihan elementer Post test metode latihan global 0,132 0,257 Normal 0,217 0,257 Normal 0,131 0,220 Normal 0,170 0,220 Normal Pada data pre test dan post test dengan metode elementer diperoleh L hitung sebesar 0,132 dan 0,217 serta nilai L tabel sebesar 0,257 dan 0,220 sehingga dapat disimpulkan bahwa data pre test dan post test dengan metode mengajar elementer tersebut normal. Sedangkan pada pre test dan post test dengan metode mengajar global diperoleh nilai L hitung dan L tabel sebesar 0,217 dan 0,170 serta niali t tabel sebesar 0,257 dan 0,220 sehingga dapat disimpulkan data tersebut berkriteria normal. Pada tabel juga terlihat seluruh data hasil pengukuran pre test dan post test, kedua metode mengajar memiliki nilai L hitung < L tabel. Dengan demikian seluruh data berdistribusi normal. Uji homogenitas untuk melihat apakah kedua kelompok memiliki varians yang sama, dilakukan dengan cara membandingkan varians terbesar dan varians terkecil dari masing-masing kelompok, sehingga diperoleh nilai F hitung dengan kriteria uji, jika F hitung < F tabel, maka kedua data berdistribusi sama atau bersifat homogen. Yudha Ranto HB

78 Dewantara Vol. III, Januari-Juni 2017 Tabel data uji homogenitas disajikan sebagai berikut: Data Pre test dan post test kelompok metode latihan elementer Pre test dan post test kelompok metode latihan global F hitung F tabel Kesimpulan 2,05 2,48 Homogen 1,07 2,48 Homogen Pada hasil pre test dan post test dengan menggunakan metode elementer diperoleh F hitung 2,05 dan F tabel 2,48 sehingga dapat disimpulkan data tersebut homogen. Sedangkan hasil pre test dan post test dengan menggunakan metode mengajar global diperoleh nilai F hitung 1,07 dan F tabel 2,48 sehingga ata tersebut disimpulkan homogen. Pada tabel tersebut terlihat bahwa kelompok pre test dan post test kelompok metode mengajar elementer dan pre test dan post test kelompok metode mengajar global memiliki nilai F hitung < F tabel, dengan demikian kedua kelompok memiliki varians yang sama (homogen). Berdasarkan hasil uji normalitas dan uji homogenitas pada kedua kelompok sampel baik pre test maupun post test, maka dilakukan uji t untuk mengetahui pengaruh dan perbedaan perlakuan pada kedua kelompok sampel terhadap keterampilan melakukan teknik dasar tendangan depan pencak silat.

Dewantara Vol. III, Januari-Juni 2017 79 Hasil analisis uji t dapat dilihat dalam tabel berikut: Data t hitung t tabel Pre test dan post test kelompok latihan tendangan depan dengan metode mengajar elementer Pre test dan post test kelompok latihan tendangan depan dengan metode mengajar global 2,71 1,76 11,80 1,76 Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung untuk pre test dan post test kelompok latihan tendangan depan dengan metode mangajar elementer sebesar 2,71. Bila dibandingkan dengan nilai t tabel sebesar 1,76, maka nilai t hitung > t tabel. Ini berarti pada pre test dan post test ada perbedaan keterampilan melakukan teknik dasar tendangan depan pada taraf nyata 0,01. Sedangkan Pre test dan post test kelompok latihan tendangan depan dengan metode mengajar global diperoleh nilai t hitung untuk pre test dan post test sebesar 11,80 bila dibandingkan dengan nilai t tabel sebesar 1,76, maka nilai t hitung > t tabel. Dari hasilperhitungan pre test dan post test tersebut terdapat perbedaan keterampilan melakukan teknik dasar tendangan depan pada taraf kepercayaan 0,01. Pengujian Hipotesis a. Perbandingan nilai pre test dan post test dengan menggunakan metode mengajar elementer terhadap hasil belajar teknik dasar tendangan depan. Hasil analisis diperoleh nilai t hitung 2,71 dengan t tabel 1,76 karena t hitung > t tabel, maka tolak Ho, artinya ada perbedaan metode mengajar Yudha Ranto HB

80 Dewantara Vol. III, Januari-Juni 2017 elementer terhadap hasil belajar teknik dasar tendangan depan pada taraf kepercayaan 95%. b. Perbandingan nilai pre test dan post test dengan menggunakan metode mengajar global terhadap hasil belajar teknik dasar tendangan depan. Hasil analisis diperoleh nilai t hitung 11,80 dengan t tabel 1,76 karena t hitung > t tabel, maka tolak Ho, artinya ada perbedaan metode mengajar global terhadap hasil belajar teknik dasar tendangan depan pada taraf kepercayaan 95%. c. Perbedaan nilai pre test dan post test dengan menggunakan metode mengajar elementer dan global terhadap hasil belajar teknik dasar tendangan depan. Hasil analisis diperoleh nilai t hitung 2,45 dengan t tabel 1,76 karena t hitung > t tabel, maka tolak Ho, artinya ada perbedaan metode mengajar elementer dan global terhadap hasil belajar teknik dasar tendangan depan pada taraf kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil penelitian dan kegiatan selama penelitian di SMK yang mengacu pada kegiatan paket kegiatan, tetapi sebelum diberikan perlakuan, peneliti melakukan test awal pada tiap-tiap kelompok. Setelah itu diberikan perlakuan selama 2 bulan dengan pertemuan 2 kali seminggu. Untuk kelompok metode mengajar elementer dan global mengalami peningkatan. Hasil yang diperoleh dari kedua metode mengajar tersebut diperoleh metode mengajar elementer hasilnya lebih besar dari metode mengajar global. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan hasil peningkatan keterampilan teknik dasar tendangan depan pada pencak silat dengan metode mengajar elementer dan metode mengajar global. Perbedaan ini dapat di lihat pada rata-rata kemampuan hasil keterampilan melakukan gerakan teknik dasar tendangan depan pencak silat dengan menggunakan metode mengajar elementer dan metode mengajar global. Pada kelompok yang menggunakan metode mengajar elementer terhadap hasil belajar teknik dasar tendangan depan pencak silat adalah nilainya lebih besar dari pada menggunakan metode mengajar global karena dalam metode mengajar

Dewantara Vol. III, Januari-Juni 2017 81 elementer pengajaran dilakukan secara bertahap dari gerakan awal setelah dipahami barulah melakukan gerakan selanjutnya begitu pula seterusnya sehingga dibutuhkan persiapan, kosentrasi, daya serap yang baik sehingga gerakan teknik dasar yang diberikan dapat dilakukan dengan biak dan benar. Sedangkan metode mengajar global cara penyampaian materinya secara keseluruhan. Guru mencontohkan gerakan teknik dasar tendangan depan pencak silat secara keseluruhan tanpa dipilah pilah dari gerakan satu ke gerakan berikutnya. Simpulan Dari hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan adalah sebagai berikut: a. Dalam penelitian yang dipermasalahkan adalah perbandinganmengajar teknik dasar tendangan depan antara metode mengajar bagian per bagian dan metode mengajar keseluruhan. Kedua bentuk metode mengajar tersebut dibandingkan terhadap hasil belajar teknik dasar tendangan depan. b. Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa metode mengajar elementer lebih efektif dari metode mengajar global dalam kegiatan belajar teknik dasar tendangan depan pencak silat pada siswa SMK. Daftar Pustaka Amatembun. 1973. Metode Pengajaran Berprogram. Bandung: IKIP Bandung, Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Depdiknas. 2004. Kurikulum Pendidikan Jasmani. Jakarta Depdikbud. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Gastalt. 1990. Kinesiologi. Jakarta: FPOK IKIP Jakarta Husdarta dan Saputra. 2002. Teori Belajar Mengajar Motorik. Diktat Fak. Pendidikan Olahraga Kesehatan, IKIP Bandung Yudha Ranto HB

82 Dewantara Vol. III, Januari-Juni 2017 Lubis, Johansyah. 2004. Panduan Praktis Pencak Silat. Jakarta: Raja Grafindo Persada Matakupan. 1992. Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Dinas Pendidikan dan Pengajaran Nasution. 1982. Dedaktik Azas-Azas Mengajar. Bandung: Jammars Nugroho, Agung. 2004. Pencak Silat Komparasi, Implementasi, dan Manajemen. Yogyakarta: FIK UNY Nurkholid, Agus. 2004. Pendidikan Jasmani Kelas I SMA. Jakarta: Yudistira