PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERKELOMPOK DAN MODEL PEMBELAJARAN PERSEORANGAN TERHADAP GERAK DASAR TENDANGAN DEPAN PENCAK SILAT.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERKELOMPOK DAN MODEL PEMBELAJARAN PERSEORANGAN TERHADAP GERAK DASAR TENDANGAN DEPAN PENCAK SILAT."

Transkripsi

1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERKELOMPOK DAN MODEL PEMBELAJARAN PERSEORANGAN TERHADAP GERAK DASAR TENDANGAN DEPAN PENCAK SILAT ( Jurnal ) Oleh : Sony Meidiansyah FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENJASKESREK UNIVERSITAS LAMPUNG 2014

2 ABSTRACT THE EFFECT OF GROUPS LEARNING MODEL AND INDIVIDUAL LEARNING MODELS BASED ON PENCAK SILAT FRONT KICK MOTION By Sony Meidiansyah Mentor Drs. Adam Usman, M.Pd. Drs. Wiyono, M.Pd. The purpose of this study aims to determine and obtain empirical data on the effect of group and individual learning model of learning outcomes movement front kick in Pencak Silat study at YP UNILA hight school student academic year 2012/2013. The research metodology is experimental. The population of this study is grade X YP UNILA high school students, the samples take, totaling 26 students with a random sampling technique. Techniques used on data collecting formating is the skill to performing a front kick and rated by 0-1. While the data analysis techniques using differences t-test and influence t-test. The results of the study showed the difference between the front kick basic movement skills of Pencak silat betwen the students who are taught using a model of group learning model and with individual learning model. The average value of the final test basic motor skills on pencak silat front kick students who are taught by individual learning model avarage is better than pencak silat basic front kick motion skills taught by using a group learning model which is avarage Based on the analysis results,it shows that the individual learning model is very appropriate for improving basic movement skills of Pencak silat front kick. Keywords : Learning Model, Group, Individual, Front Kick

3 ABSTRAK PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERKELOMPOK DAN MODEL PEMBELAJARAN PERSEORANGAN TERHADAP GERAK DASAR TENDANGAN DEPAN PENCAK SILAT Oleh Sony Meidiansyah Pembimbing Drs. Usman Adam, M.Pd. Drs. Wiyono, M.Pd. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendapatkan data secara empiris mengenai pengaruh model pembelajaran berkelompok dan perseorangan terhadap hasil belajar gerak dasar tendangan depan pencak silat pada siswa kelas X SMA YP UNILA tahun ajaran 2012/2013. Metodologi penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Dengan populasi adalah siswa kelas X SMA YP UNILA, dan diambil sampel berjumlah 26 siswa dengan teknik random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan format penilaian kemampuan tendangan depan yang diberi nilai dengan bobot 0-1. Sedangkan teknik analisis data menggunakan uji-t perbedaan dan uji-t pengaruh. Hasil penelitian menunjukan adanya perbedaan antara keterampilan gerak dasar tendangan depan pencak silat antara siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran berkelompok dengan model pembelajaran perseorangan. Rata-rata nilai tes akhir keterampilan gerak dasar tendangan depan pencak silat pada siswa yang diajar dengan model pembelajaran perseorangan 83,16 lebih baik dibandingkan dengan keterampilan Gerak dasar tendangan depan pencak silat yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran berkelompok yaitu 72,63. Berdasarkan hasil analisis tersebut, menunjukan bahwa model pembelajaran perseorangan sangat tepat untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar tendangan depan pencak silat Kata kunci: Mode pembelajaran, Berkelompok, Peseorangan, Tendangan depan

4 I. PENDAHULUAN Latar Belakang Pendidikan jasmani yang diberikan di sekolah-sekolah merupakan landasan dasar yang diharapkan dapat menunjang prestasi olahaga nasional, karena sekolah adalah tempat persemaian yang strategis untuk pertumbuhan bibit olahraga. Sekolah merupakan gudang bibit olahragawan nasional untuk beberapa cabang olahraga tertentu yang tidak ada habis-habisnya apabila program pendidikan di sekolah dapat dilaksanakan secara keseluruhan dengan baik. Dengan demikian dalam pembinaan olahraga harus dilaksanakan sedini mungkin Dan dalam sistem pembinaan yang berkesinambungan. Hal ini karena disadari bahwa prestasi olahraga tidak akan tercipta dalam waktu yang singkat, melainkan harus dengan proses yang panjang serta perlu adanya model pembelajaran yang baik dan sistematis, juga perlu adanya dukungan dari semua pihak yang terlibat di dalamnya, salah satunya adalah guru, karena guru adalah seseorang yang memegang peran utama yang menyalurkan pengetahuan dan keterampilannya kepada anak didiknya. Guru pendidikan jasmani haruslah orang yang benar-benar berkompeten dalam bidangnya dan dapat memberikan pelajaran kepada anak didiknya secara baik dan menggunakan model pembelajaran yang efektif, agar murid lebih dapat memahami. Dalam pendidikan jasmani, untuk memperoleh prestasi yang baik perlu diajarkan gerakan yang benar dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat. Kebutuhan tersebut dapat terpenuhi apabila unsur-unsur pokok pada struktur gerak dari cabang olahraga yang diajarkan dan seperti halnya juga dengan olahraga beladiri pencak silat. Pencak silat merupakan salah satu cabang olahraga yang termasuk dalam materi pokok pendidikan jasmani. Banyak manfaat yang bisa didapat dengan beladiri pencak silat yang diantaranya dapat membentuk sikap tubuh yang baik, kesehatan dan kemampuan jasmani. Manfaat bagi rohani yaitu kejiwaan, kepribadian dan karakter akan tumbuh ke arah yang sesuai dengan tuntunan masyarakat. Pembelajaran Pendidikan Jasmani disekolah seperti pencak silat dapat dilakukan dalam kegiatan intrakulikuler dan ekstrakulilkuler,pencak silat merupakan salah satu materi yang dipelajari dalam upaya mencapai tujuan pendidikan jasmani. Pembelajaran pencak silat pada kurikulum pendidikan jasmani pada Sekolah Menengah Atas kelas X terdapat pada semester dua. Beberapa tugas gerak dalam materi pencak silat, masih menjadi tugas gerak yang kompleks bagi anak, salah satunya adalah tekhnik dasar tendangan depan. Padahal gerak tersebut termasuk dalam katagori gerak dasar tendangan pada pencak silat. Namun bila dianalisis lebih jauh lagi mengenai katakteristik gerakannya, gerak tersebut memerlukan koordinasi gerakan yang kompleks dari

5 seluruh anggota tubuh mulai dari lengan, tungkai serta keseimbangan badan. Berkaitan dengan proses di atas, maka untuk mencapai prestasi dan tujuan pembelajaran pencak silat yaitu keterampilan melakukan tekhnik dasar tendangan depan pencak silat perlu dicari dan diterapkan yang diduga memiliki tingkat efektifitas yang lebih baik yaitu dengan melakukan penelitian mengenai efektifitas metode belajar dalam mengajarkan gerak dasar dengan tugas gerak dasar tendangan depan. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti pada saat proses pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan di SMA YP UNILA Bandar Lampung, peneliti melihat hal-hal yang menyebabkan rendahnya kemampuan siswa kelas X dalam melakukan gerak tendangan depan pencak silat. Adapun hal-hal yang menyebabkan rendahnya kemampuan siswa dalam melakukan gerak tendangan depan pencak silat adalah sebagai berikut: (a)kompleksitas gerak, dan (b)keeratan hubungan antar unsur gerak. Bertitik tolak dari latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti bermaksud untuk mengadakan penelitian tentang Pengaruh Model Pembelajaran Berkelompok Dengan Model Pembelajaran Perseorangan Terhadap Hasil Belajar Gerak Dasar Tendangan Depan Pencak Silat Pada Siswa Kelas X SMA YP UNILA Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian diatas, indentifikasi masalah penelitian ini adalah sebagai berikut yaitu: Kurangnya pengetahuan tentang pencak silat, terutama pada gerak Tendangan Depan Pencak Silat. Rasa takut akan cedera yang akan dialami dalam kegiatan pencak silat sehingga siswa tidak menyukai kegiatan belajar pencak silat. Ketidakseriusan siswa dalam melakukan pemanasan untuk latihan kelentukan tubuh dan kegiatan yang bersifat melatih dan mengasah kemampuan anak. Rendahnya hasil belajar gerak tendangan depan pencak silat siswa karena kurangnya pengalaman gerak yang diberikan, karena itu perlu diberikan model pembelajaran berkelompok dan model pembelajaran perseorangan untuk meningkatkan hasil belajar gerak tendangan depan pencak silat pada siswa. Batasan Masalah Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan di atas, untuk memudahkan peneliti perlu pembatasan yang berdasarkan tujuan dari penelitian ini. Adapun pembatasan masalah tersebut adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kelompok dan model pembelajaran perseorangan terhadap hasil belajar gerak dasar tendangan depan pencak silat kelas X SMA YP UNILA tahun ajaran 2012/ Rumusan Masalah 1. Apakah model pembelajaran berkelompok memberikan pengaruh terhadap hasil belajar gerak dasar tendangan depan pencak silat pada siswa kelas X SMA YP UNILA Bandar Lampung? 2. Apakah model pembelajaran perseorangan memberikan pengaruh terhadap hasil belajar gerak dasar tendangan depan pencak silat pada siswa kelas X SMA YP UNILA Bandar Lampung? 3. Apakah model pembelajaran berkelompok berpengaruh lebih baik dibandingkan model pembelajaran perseorangan terhadap hasil belajar gerak dasar tendangan depan pencak silat pada siswa kelas X SMA YP UNILA Bandar Lampung? 5

6 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar gerak dasar tendangan depan pencak silat dengan model pembelajaran berkelompok pada siswa kelas X SMA YP UNILA Bandar Lampung. 2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar gerak dasar tendangan depan pencak silat dengan model pembelajaran perseorangan pada siswa kelas X SMA YP UNILA Bandar Lampung. 3. Untuk mengetahui perbandingan peningkatan hasil belajar gerak dasar tendangan depan pencak silat dengan model pembelajaran berkelompok dan model pembelajaran perseorangan pada siswa kelas X SMA YP UNILA Bandar Lampung. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Bagi Siswa Sebagai pembelajaran dan meningkatkan pengetahuan tentang kebudayaan leluhur tentang pencak silat. 2. Bagi Guru Pendidikan Jasmani Sebagai bahan pertimbangan dalam mengajar, bahwa banyak alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan dalam berbagai pembelajaran pada cabang olahraga lainnya. 3. Bagi Peneliti lain Ingin mengetahui model pembelajaran manakah yang lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar pencak silat pada siswa SMA YP Unila. 4. Bagi Program Studi Penjaskes Sebagai alternatif pilihan untuk menerapkan berbagai model pembelajaran pada mata kuliah lain. Ruang Lingkup Penelitian Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah : 1. Tempat penelitian dilaksanakan di lapangan SMA YP UNILA Bandar Lampung. 2. Objek penelitian yang diamati adalah pengaruh model pembelajaran berkelompok dengan model pembelajaran perseorangan terhadap hasil belajar gerak dasar tendangan depan pencak silat. 3. Subjek penelitian yang diamati adalah siswa kelas X SMA YP UNILA Bandar Lampung. II. Tinjauan Pustaka A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran 1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Pendidikan di Indonesia baik di sekolah maupun di luar sekolah selalu mengarah kepada tujuan nasional, seperti yang tercantum dalam UU No.20/2003, tentang sistem pendidikan nasional berbunyi: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan pendidikan nasional yang tercamtum di atas dapat terwujud apabila tersedianya suatu perlakuan demi mendukung terwujutnya tujuan yang ingin dicapai. Khususnya pada upaya pembinaan peserta didik melalui pendidikan jasmani sebagai bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas, emosional, keterampilan social, penalaran dan tindakan moral memlalui kegiatan jasmani. 6

7 Menurut Burton (2001:28) belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Dimana tingkah laku dalam arti luas ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan. Sedangkan menurut Husdarta dan Saputra (2002:2) belajar dimaknai dengan proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antar individu dengan lingkungan. Tingkah laku itu mencakup aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan. Pengetahuan sikap dan keterampilan yang dimiliki oleh siswa dapat diukur penampilannya. Menurut pendapat Dimyati dan Mudjiono (1999:9) belajar dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang komplek. Hasil belajar berupa kemampuan, setelah belajar orang dapat memiliki pengetahuan, sikap, dan nilai. Jadi menurut pengertian diatas berarti belajar merupakan seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulus (rangsangan) lingkungan, melewati pengolahan, menjadi kapabilitas baru. 2. Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran Banyak teori dan prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh para ahli yang satu dengan para ahli yang lainnya yang memiliki persamaan dan perbedaan. Menurut Dimyati dan Mudjiono ( 1999:42-50 ) membagi prinsip- prinsip belajar dalam 7 katagori, antara lain : 1) Perhatian dan Motivasi, 2) Keaktifan, 3) Keterlibatan Langsung atau Berpengalaman, 4) Pengulangan, 5) Tantangan, 6) Balikan atau Penguatan, 7) Perbedaan Individu. a. Metode Menurut Dumadi dan Kasiyo (1992) bahwa metode adalah cara atau jalan yang ditempuh oleh guru pada waktu menyajikan bahan ajar agar dapat diterima dengan mudah oleh siswa. Lebih lanjut Surakhmad (1982) menjelaskan bahwa metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan latihan. Pendapat ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Supandi (1991) bahwa kegiatan yang paling strategis dalam proses belajar mengajar adalah pemilihan dan penetapan metode pembelajaran sebelum proses tersebut dilaksanakan. Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa metode merupakan suatu prosedur yang dilaksanankan untuk mempermudah pencapaian tujuan latihan. Dalam pelaksanaan latihan ada berbagai macam metode yang dapat digunakan, di antaranya metode bagian dan metode global. Metode bagian Sugiyanto dan Mahendra (1998) mengemukakan : Metode bagian adalah suatu cara mengajar yang membagi keterampilan menjadi bagian-bagian. Caranya dimulai dengan mengajarkan unit-unit terkecil dari suatu keterampilan dan pada akhirnya digabungkan menjadi suatu keterampilan yang utuh. Jadi metode bagian adalah pengajaran yang dimulai dengan mengajarkan unitunit terkecil dari suatu keterampilan dan pada akhirnya yang utuh. Misalnya ada berberapa keterampilan yang terdiri dari beberapa gerakan yang kompleks, untuk mempelajari hal tersebut dimungkinkan untuk membagi-bagi unsur gerakan terlebih dahulu, kemudian disatukan setelah semua bagian terkuasai agar siswa memilki keterampilan yang utuh. b. Model Pembelajaran Menurut Mills (1989:4), model adalah bentuk reprensentasi akurat, sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu. Dengan demikian, suatu model dapat ditinjau dari aspek mana kita memfokuskan suatu pemecahan permasalahannya. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasi pengalaman 7

8 belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan mengajar. Proses dan produk pembelajaran yang semula berorientasi pada guru (teacher centred) berubah menjadi berpusat pada siswa (student centred). Oleh karena itu Mosston dalam Lutan dan Toho (1996/1997) mengklasifikasi model pembelajaran Pendidikan Jasmani antara lain; (1) model komando, (2) pembelajaran tugas, (3) pembelajaran perseorangan, (4) pembelajaran berpasangan, (5) pembelajaran kelompok, (6) penemuan terbimbing, dan (7) pemecahan masalah. Dari ketujuh model tersebut dua di antaranya yaitu model pembelajaran berkelompok dan model pembelajaran perseorangan lebih sesuai untuk digunakan. 1.1 Model Pembelajaran Perseorangan Pembelajaran perseorangan adalah kegiatan mengajar pembelajaran yang menitik beratkan bantuan dan bimbingan belajar kepada masing-masing individual. Pengajaran perseorangan tidak berarti pengajaran harus berdasarkan atas jalannya satu orang guru dengan satu orang murid akan tetapi pengajaran berjalan secara bersama dan guru harus memberikan pelayanan yang berbeda setiap anak sesuai dengan perbedaanperbedaan perseorangan siswa. Pembelajaran perseorangan merupakan suatu siasat (strategi) untuk mengatur kegiatan belajar mengajar sedemikian rupa sehingga setiap siswa memperoleh perhatian lebih banyak dari pada yang dapat diberikan dalam rangka pengelolaan kegiatan belajar mengajar dalam kelompok siswa yang besar. Dalam buku Konsep dan Makna Pembelajaran disebutkan ada empat bentuk-bentuk belajar mandiri yaitu: (1) self instruction semacam modul; (2) independent study; (3) individualized prescribed instruction, dan (4) self pacet learning. Untuk itu belajar meningatkan kemampuan kognitif dan psikomotorik lebih banyak ditempuh dengan belajar mandiri. Pada model pembelajaran secara perseorangan, guru memberikan bantuan belajar kepada masing-masing pribadi peserta didik sesuai mata pelajaran yang diajarkan oleh guru yang bersangkutan. Prilaku pembelajaran perseorangan ini guru akan memberikan kesempatan dan keleluasaan masing-masing individu untuk dapat belajar sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing. Istilah pembelajaran perseorangan atau pembelajaran perseorangan (Perseorangan Instruction) merupakan suatu siasat (strategi) untuk mengatur kegiatan belajar mengajar sedemikian rupa sehingga setiap siswa memperoleh perhatian lebih banyak dari pada yang dapat diberikan dalam rangka pengelolaankegiatanbelajar mengajar dalam kelompok siswa yang besar. Menurut Duane (1973) pengajaran perseorangan merupakan suatu cara pengaturan program belajar dalam setiap mata pelajaran, disusun dalam suatu cara tertentu yang disediakan bagi tiap siswa agar dapat memacu kecepatan belajarnya di bawah bimbingan guru. Model pembelajaran perseorangan pada dasarnya model pembelajaran yang bepusat siswa. Siswa diberi kesempatan untuk menilai dirinya sendiri, menentukan kekurangannya sendiri dan mencoba untuk memperbaiki. Latar belakang timbulnya pengajaran perseorangan menurut Duane (dalam Mbulu, 2001:4) dengan sebuah ungkapan sebagai berikut. 1. Memiliki tingkat prestasi belajar yang sama 2. Mencapai taraf prestasi belajar dengan menggunakan cara belajar yang sama 3. Memecahkan masalah yang sama dengan cara yang sama pula 4. Memiliki pola tingkah laku dan minat yang sama 5. Dimotivasi untuk mencapai prestasi belajar pada taraf yang sama 6. Mencapai tujuan belajar yang sama 7. Siap untuk belajar pada waktu yang sama 8. Mempunyai kemampuan yang sama untuk belajar Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran perseorangan adalah pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang berpusat pada siswa dan siswa tersebut diberi kesempatan 8

9 untuk menilai kekuranganya sendiri dan mencoba untuk memperbaikinya Model pembelajaran juga memperhatikan perbedaan perseorang anak. Model pembelajaran perseorangan adalah pembelajaran yang dilakukan oleh siswa itu sendiri tanpa bantuan teman tetapi masih di awasi oleh guru. Sedangkan model pembelajaran perseorangan dalam pelaksanaan pembelajaran gerak dasar tendangan depan yaitu berlatih sendiri gerak dasar tendangan depan pada dinding atau cermin dan alat bantu lainnya. 2.2 Model Pembelajaran Kelompok Pembelajaran kelompok mengacu pada model pengajaran, siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil saling membantu dalam belajar (Nur dan Wikandari, 2000). Eggen dan Kauchak (1993) mendefinisikan pembelajaran kelompok sebagai sekumpulan strategi mengajar yang digunakan guru agar siswa saling membantu dalam mempelajari sesuatu. Model pembelajaran kelompok adalah pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan cara berkelompok. Sedangkan model pembelajaran kelompok dalam pelaksanaan pembelajaran keterampilan gerak dasar tendangan depan yaitu berinteraksi dengan teman dalam kelompok-kelompok kecil. Model pembelajaran kelompok memiliki kelebihan sebagai berikut : a) dapat memupuk rasa kerjasama,b) latihan lebih menyenangkan karena dilakukan bersama, c) adanya persaingan yang sehat, d) tidak memerlukan alat-alat yang banyak. Model pembelajaran kelompok juga memiliki kelemahan sebagai berikut: a) adanya sifatsifat pribadi yang ingin menonjolkan diri, b) bila kecakapan tiap anggota tidak seimbang, akan menghambat latihan atau didominasi oleh seseorang, c) dalam kelompok ini siswa mendapat porsi yang sedikit dalam pembelajaran, d) memerlukan ruang yang cukup luas. B. Teknik Dasar Tendangan Depan Tendangan depan merupakan salah satu bentuk tendangan dalam olahraga beladiri pencak silat, yang disebut juga tendangan lurus yang arah sasarannya adalah daerah perut dan uluhati. Menurut Johansyah Lubis (2003:26) tendangan depan adalah serangan pada lawan dengan menggunakan salah satu kaki dengan lintasan ke arah depan dengan posisi badan menghadap ke depan, dengan kenaan pangkal jari-jari kaki bagian dalam, dengan sasaran uluhati dan dagu. Tendangan depan merupakan tendangan lurus yang sesuai jika sasaran berposisi lurus ke depan ataupun meyamping dan biasanya tendangan ini menggunakan ujung kaki atau dengan sebelah kaki atau tungkai. Tendangan ini dilaksanakan dari posisi sehadap (sikap tanding) atau kuda-kuda tengah. Dasar-dasar atau langkah bentuk dasar tendangan depan pencak silat menurut Agung Nugroho (2004:27) adalah sebagai berikut : 1. Dari posisi kuda-kuda tengah, kaki diangkat sedemikian rupa hingga lutut berada di depan perut dan tungkai bawah mengganung. 2. Tendangan ke depan dengan lintasan kaki dihentakan (ditendang) ke depan agak ke atas atau tergantung sasaran. 3. Arah perkenaan adalah uluhati lawan. E. Kerangka Pikir Berdasarkan uraian landasan teori yang telah di kemukakan dapat diungkapkan tentang penting beberapa faktor dalam pencapaian tujuan pengajaran. Faktor itu adalah metode, model atau bahan pembelajaran dan siswa itu sendiri. Penggunaan metode yang tepat merupakan suatu masalah yang harus dipecahkan guna mempermudah tujuan pembelajaran. Seperti halnya dalam proses pembelajaran, bentuk dasar tendangan depan bisa digunakan dua bentuk metode pengajaran yaitu metode pengajaran berkelompok dan metode pengajaran perseorangan. Bila siswa dapat melakukan gerak dasar tendangan depan dengan baik menggunakan model pembelajaran perseorangan ataupun 9

10 model pembelajaran kelompok dapat meningkatkan hasil belajar gerak dasar tendangan depan, maka dengan demikian model pembelajaran tersebut dapat dibandingkan model manakah yang lebih baik digunakan untuk meningkatkan gerak dasar tendangan depan pencak silat pada siswa kelas X SMA YP UNILA Bandar Lampung. K. HIPOTESIS Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap maslah penelitiann yang kebenaranya masih harus di uji secara empiris (Sumadi S, 1983). Dari pendapat tersebut artinya hipotesis merupakan anggapan sementara yang kemungkinan benar, tetapi masih perlu dibuktikan kebenarnya melalui penelitian lapangan. Pada penelitian ini digunakan dua jenis model pembelajaran, gerak tendangan depan pencak silat dengan menggunakan model pembelajaran berkelompok dan perseorangan, kedua model pembelajaran gerak tendangan depan pencak silat pada siswa SMA YP Unila Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis yang diajukan dalan penelitian ini adalah sebagai berikut : : Model pembelajaran berkelompok memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar gerak dasar tendangan depan pencak silat pada siswa kelas X SMA YP UNILA Bandar Lampung. : Model pembelajaran perseorangan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar gerak dasar tendangan depan pencak silat pada siswa kelas X SMA YP UNILA Bandar Lampung. :Model pembelajaran perseorangan memberikan pengaruh yang lebih besar daripada model pembelajaran berkelompok terhadap hasil belajar gerak dasar tendangan depan pencak silat. III.Metodologi Penelitian Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Metode eksperimen bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh akibat dari suatu perlakuan atau treatment. Menurut Arikunto (2006:3) bahwa eksperimen adalah suatuu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kuasal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengelimir atau mengurangi atau menyisihkan faktor lain yang bisa mengganggu. Dari pendapat di atas, jelas sekali bahwa metode penelitian eksperimen digunakan utuk mengetahui adanya pengaruh atau perubahan atau peningkatan yang disebabkan adanya pemberian perlakuan (treatment). Dalam penelitian ini sebagai perlakuannya adalah pembelajaran gerak tendangan depan pencak silat yang dilakukan melalui model perseorangan dan pembelajaran gerak tendangan depan pencak silat melalui model pembelajaran berkelompok. A. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian Suharsimi, (1998:99). Sedangkan menurut Ibnu (1996:56) variabel penelitian dapat diartikan sebagai objek pengamatan yang menjadi titik perhadaan dalam sutu penelitian. Dalam penelitian ini ditetapkan dua macam variabel. Adupun variabel yang diteliti adalah : a. Variabel bebas ( X ) - Model pembelajaran berkelompok(x1) - Model pembelajaran perseorangan (X2) b. Variabel terikat ( Y ) - Hasil Belajar Gerak Tendangan Depan Pencak Silat (Y) B. Populasi Arikunto (1993:130) menyatakan populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Sementara Sudjana (1986:6) bahwa populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif mengenai karakteristik tertentu 10

11 dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Jadi populasi dalam penelitian adalah siswa kelas X SMA YP UNILA Bandar Lampung. C. Sampel Sampel adalah sebagian individu yang diambil dari populasi (Sudjana, 2005:6). Suharsimi Arikunto (2005:131) berpendapat bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dari kedua pendapat tersebut diatas, maka yang dimaksud dengan sampel adalah wakil dari anggota populasi yang akan diteliti. Terkait dengan penentuan jumlah sampel penelitian, Suharsimi Arikunto (2006:131, menyatakan bahwa sebagai persiapan dalam pengambilan sampel apabila subjeknya kecil, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih tergantung kemampuan peneliti. Mengacu dari pendapat tersebut maka dalam penelitian ini diambil 26 siswa putra. Jadi sampel berjumlah 26 siswa. D. Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian berlangsung selama tiga bulan dengan tahapan sebagai berikut : a. Tahap Persiapan Seluruh sampel terlebih dahulu melakukan pengambilan nilai gerak tendangan depan pencak silat, kegiatan tes ini merupakan tes awal. Hasil penilaian disusun berdasarkan dari hasil terbesar sampai hasil terkecil, kemudian dibagi ke dalam dua kelompok menggunakan teknik ordinal pairing. Pada akhirnya terbagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok I sebagai kelompok eksperimen yang diberi perlakuan model pembelajaran berkelompok, kelompok II sebagai kelompok eksperimen yang diberi model pembelajaran perseorangan. b. Tahap Pelaksanaan Kegiatan Tahap ini merupakan inti dari pelaksanaan penelitian secara keseluruhan, karena itu kedua kelompok eksperimen masing-masing diberi perlakuan yang beda dengan beban latihan sama, seperti berikut ini, Waktu penelitian : 12 minggu G. Frekuensi Set : 2 X seminggu : 2 x 45 menit c. Tahap Mengambilan Data Setelah 12 minggu dari masing-masing kelompok perlakuan selanjutnya dilakukan tes kembali sebagai tes akhir yang dilaksanakan seperti pada tes awal. E. Rancangan Penelitian Adapun rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-test post-test group design, yaitu rancangan penelitian yang berdasarkan pembagian kelompok, diawali dan diakhiri dengan melakukan tes pada masing-masing kelompok. F. Instrumen Penelitian Instrumen untuk pengambilan data, penulis menggunakan materi tes keterampilan melakukan teknik dasar tendangan depan pada pencak silat. Adapun untuk mendapatkan data penelitian ini, ditetapkan sebagai berikut : a. Materi yang dituju adalah keterampilan melakukan teknik dasar tendangan depan pada pencak silat. b. Penilaian (tester) agar penilaian objektif, maka pemberi nilai adalah pelatih dan dewan guru yang telah memiliki sertifikat nasional dan telah berpengalaman dalam dunia pencak silat c. Instrument penilaian gerak tekhnik dasar tendangan depan. 1. sikap posisi awal kuda-kuda, 2. bentuk tendangan, 3. keseimbangan tendangan (Balance), 4. ketetapan tendangan (Acuracy), 5. kekuatan tendangan (power), 6. kembali kekuda-kuda awal. IV. Hasil dan Pembahasan A. Deskripsi Data Deskripsi data merupakan gambaran jenis data yang diperlukan untuk menganalisa data. Jenis data yang terdiri dari jumlah, rata-rata, standar deviasi dan varians pada masing-masing kelompok eksperimen yaitu kelompok model pembelajaran berkelompok dan model pembelajaran perseorangan. Jenis data tersebut digunakan untuk menganalisa normalitas, 11

12 homogenitas dan uji t perbedaan maupun uji t pengaruh. Berdasarkan hasil penelitian pada siswa kelas X SMA YP UNILA Bandar Lampung dengan memberikan dua jenis perlakuan yang berbeda yaitu model pembelajaran berkelompok dan model pembelajaran perseorangan, B. Hasil Penelitian 1. Analisis Uji Coba Instrumen a. Uji Validitas Hasil tes uji coba instrumen diperoleh t hitung pada setiap faktor deskriptor keterampilan gerak dasar tendangan depan memiliki harga t hitung yang lebih besar dari harga t tabel dengan uji satu pihak untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = 26-2 = 24, didapat nilai t tabel = 1,689 maka dapat disimpulkan bahwa instrumen adalah valid b. Uji Reliabilitas Sebelum digunakan sebagai tes dalam penelitian ini, tes tersebut dicari reliabilitasnya menggunakan metode retest atau tes ulang. 2. Uji Prasyarat a. Uji Normalitas Uji Normalitas data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan uji liliefors dengan kriteria uji jika nilai L hitung < L tabel maka data berdistribusi normal. belajar gerak tendangan depan pencak silat pada kelompok model pembelajaran berkelompok maupun kelompok model pembelajaran perseorangan dengan taraf signifikan 0,05 dan memiliki nilai L hitung yang lebih kecil daripada L tabel, Sehingga dapat disimpulkan bahwa distribusi data untuk semua variabel adalah normal. b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh informasi apakah kedua kelompok sampel memiliki varians yang homogen atau tidak, dilakukan dengan cara membandingkan varians terbesar dan varians terkecil dari masingmasing kelompok, sehingga diperoleh nilai F hitung dengan kriteria uji, jika nilai F hitung < F tabel maka kedua data berdisribusi homogen. Tes awal dan tes akhir hasil belajar gerak dasar tendangan depan pencak silat pada kelompok model pembelajaran berkelompok dan kelompok model pembelajaran perseorangan memiliki nilai F hitung < F tabel, artinya kedua kelompok tersebut memiliki varians yang sama (homogen). 3. Pengujian Hipotesis a. Uji t Perbedaan Uji t-perbedaan dilakukan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar gerak dasar tendangan depan pencak silat siswa kelas X pada tes awal sehingga pembagian dua kelompok eksperimen mempunyai kemampuan yang hampir sama, sehingga jika pada tes akhir terdapat perbedaan maka hal tersebut akibat dari tindakan yang diberikan pada masing-masing kelompok. Dengan kaidah pengujian jika - t tabel t hitung + t tabel maka H 0 diterima, H a ditolak. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada tes awal tidak terdapat perbedaan hasil hasil belajar gerak dasar tendangan depan pencak silat antara kelompok model pembelajaran berkelompok dan kelompok model pembelajaran perseorangan dengan perolehan nilai - t hitung = -1,446 - t tabel = -2,029 pada taraf signifikan 0,05. b. Uji t Pengaruh Uji pengaruh adalah untuk mengetahui pengaruh yang diberikan pada kelompok sampel terhadap hasil belajar gerak dasar tendangan depan pencak silat. Hasil analisis pengaruh model pembelajaran berkelompok terhadap hasil belajar gerak dasar tendangan depan pencak silat diperoleh jumlah selisih rata-rata sebesar 260 poin, nilai rata-rata ( B ) 20, nilai standar deviasi 14.1 dan nilai varians 200. Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai t hitung sebesar 6,091dan nilai t tabel sebesar 2,101. Jika - t tabel t hitung + t tabel maka H 0 diterima, H a ditolak. Karena t hitung =6,091 > t tabel = 12

13 2,101 artinya ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran berkelompok terhadap hasil belajar gerak dasar tendangan depan pencak silat. Hasil analisis model pembelajaran perseorangan terhadap hasil belajar gerak dasar tendangan depan pencak silat diperoleh jumlah selisih rata-rata 440 poin, nilai rata-rata ( B ) 12,6, nilai standar deviasi 12,6 dan nilai varians 159. Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai t hitung = 8,054 dan nilai t tabel = 2,101. Jika t tabel t hitung + t tabel maka H 0 diterima, H a ditolak. Karena t hitung = 8,054 > t tabel = 2,101 artinya ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran perseorangan terhadap hasil belajar gerak dasar tendangan depan pencak silat. Dari pengaruh hasil selisih rata-rata kedua kelompok yaitu kelompok model pembelajaran berkelompok dan kelompok model pembelajaran perseorangan dapat diketahui bahwa model pembelajaran perseorangan menunjukkan nilai uji t yang lebih tinggi daripada model pembelajaran berkelompok dengan penjabaran hasil pengaruh sebagai berikut: berdasarkan jumlah selisih rata-rata, model pembelajaran perseorangan memiliki jumlah rata-rata lebih besar dari jumlah rata-rata model pembelajaran berkelompok yaitu 440 berbanding 260. Berdasarkan nilai rata-rata, model pembelajaran perseorangan memiliki rata-rata lebih besar dari model pembelajaran berkelompok yaitu 12,6 berbanding 17,9. Berdasarkan nilai standar deviasi, model pembelajaran perseorangan memilik nilai yang lebih besar dari model pembelajaran berkelompok yaitu 12,6 berbanding Nilai varians model pembelajaran perseorangan memiliki nilai yang lebih besar dari model pembelajaran berkelompok yaitu 159 berbanding 200. Kemudian t hitung model pembelajaran perseorangan memiliki nilai yang lebih besar dari C. Pembahasan model pembelajaran berkelompok yaitu 8,054 berbanding 6,091, artinya kedua jenis model pembelajaran ini sama-sama memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan hasil belajar gerak dasar tendangan depan pencak silat tetapi hasil belajar dari model pembelajaran perseorangan lebih berpengaruh dibandingkan hasil latihan model pembelajaran berkelompok. Berdasarkan hasil penelitian dan kegiatan selama penelitian pada siswa kelas X SMA YP UNILA Bandar Lampung, sebelum diberikan perlakuan peneliti melakukan tes awal, merangking, membagi menjadi dua kelompok dengan menggunakan Ordinal Pairing. Setelah itu kelompok A mendapat model pembelajaran berkelompok dan kelompok B mendapat model pembelajaran perseorangan. Pemilihan yang tepat akan sangat membantu dalam tercapainya tujuan latihan yang diharapkan. Pada penelitian ini, peneliti memilih menggunakan dua model pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar tendangan depan pencak silat. Kedua tersebut ialah model pembelajaran berkelompok dimana pembelajaran yang diberikan oleh guru kepada sejumlah siswa untuk belajar bersama-sama secara berkelompok. Pelaksanaan pembelajaran tendangan depan secara berkelompok yaitu, pertama-tama dijelaskan mengenai gerak dasar tendangan depan yang baik dan benar meliputi sikap awal, pelaksanaan, dan sikap akhir. Bagianbagian gerakan tendangan depan dijelaskan kemudian guru akan mendemonstrasikan. Diberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, selanjutnya siswa akan melakukan tendangan depan secara berkelompok, ataupun dengan bermain dan guru mengawasi secara umum. Jika terlihat ada siswa yang melakukan kesalahan, maka guru akan memberikan evaluasi secara keseluruhan, kemudian kelompok kedua diberi tindakan dengan model pembelajaran perseorangan, yaitu kegiatan mengajar 13

14 pembelajaran yang menitik beratkan bantuan dan bimbingan belajar kepada masing-masing siswa. Pengajaran perseorangan tidak berarti pengajaran harus berdasarkan atas jalannya satu orang guru dengan satu orang murid akan tetapi pengajaran berjalan secara bersama dan guru harus memberikan pelayanan yang berbeda setiap anak sesuai dengan perbedaan-perbedaan individual siswa.. Pelaksanaan pembelajaran tendangan depan dengan model pembelajaran perseorangan dilakukan oleh guru yang berpusat pada siswa dan siswa tersebut diberi kesempatan untuk menilai kekuranganya sendiri dan mencoba untuk memperbaikinya. Beberapa contoh pembelajaran tendangan depan dalam model perseorangan yang dilakukan peneliti dalam penelitian : melakukan gerak dasar tendangan depan dengan alat bantu cermin atau di dinding dengan gerakan bayangan tubuhnya. Hasil penelitian pada siswa kelas X SMA YP UNILA Bandar Lampung, untuk kelompok model pembelajaran berkelompok dan model pembelajaran perseorangan mengalami peningkatan yang signifikan, hasil yang diperoleh dari kedua kelompok tersebut, diperoleh kelompok model pembelajaran perseorangan hasilnya lebih baik dari kelompok model pembelajaran berkelompok. Sebenarnya kedua kelompok tersebut, baik model pembelajaran berkelompok maupun kelompok model pembelajaran perseorangan memiliki pengaruh besar terhadap peningkatan kemampuan gerak dasar tendangan depan. Berdasarkan hasil penghitungan uji pengaruh yang dilakukan antara tes awal pada kelompok model pembelajaran berkelompok dan kelompok model pembelajaran perseorangan diperoleh nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel yang berarti hipotesis nol diterima. Dengan demikian kelompok eksperimen pembelajaran berkelompok dan kelompok pembelajaran perseorangan sebelum diberi perlakuan dalam keadaan seimbang. Yang berarti apabila setelah diberi perlakuan terdapat perbedaan, hal itu semata-mata karena adanya perbedaan perlakuan yang diberikan selama penelitian. Dari pengaruh hasil selisih peningkatan rata-rata setiap individu pada kedua kelompok yaitu kelompok pembelajaran berkelompok dan pembelajaran perseorangan dapat diketahui bahwa kelompok model pembelajaran perseorangan menunjukkan nilai uji t yang lebih tinggi daripada model pembelajaran berkelompok danmodel pembelajaran perseorangan memiliki pengaruh yang positif dalam peningkatan hasil belajar tendangan depan pencak silat. V. Simpulan dan Saran A. Kesimpulan Berdasarkan analasis dan pembahasan dari hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Model pembelajaran berkelompok memberikan pengaruh terhadap hasil belajar gerak dasar tendangan depan pencak silat pada siswa kelas X. SMA YP UNILA Bandar Lampung. 2. Model pembelajaran perseorangan memberikan pengaruh terhadap hasil belajar gerak dasar tendangan depan pencak silat pada siswa kelas X SMA YP UNILA Bandar Lampung. 3. Model pembelajaran perseorangan memberikan pengaruh lebih baik daripada model pembelajaran berkelompok terhadap hasil belajar gerak dasar tendangan depan pencak silat untuk meningkatkan hasil belajar gerak dasar tendangan depan pencak silat pada siswa kelas X. SMA YP UNILA Bandar Lampung. B. Saran 1. Untuk guru Pendidikan Jasmani bahwa model pembelajaran perseorangan dapat menjadi bahan acuan dalam upaya meningkatkan hasil belajar gerak dasar tendangan depan dan dapat memilih model pembelajaran yang tepat. 2. Pada Program Studi Penjaskes diharapkan dapat dijadikan salah satu untuk mengembangkan Pendidikan Jasmani terutama yang berkaitan dengan pemilihan model belajar yang tepat. 14

15 3. Bagi siswa dengan penelitian ini diharapkan adanya peningkatan keterampilan gerak tendangan depan pencak silat. 4. Bagi peneliti lain sebagai bahan referensi penelitian sejenis. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta: Rineka Cipta. Burton Archive of Situasi Belajar. ( Diakses tanggal 12 Agustus 2011 Devi Asmaul Khusna Model pembelajaran Individu. ( com/content/model-pembelajaranindividu.html). Diakses tanggal 10 Desember Dewi M dan Agung H Model pembelajaran Individu. ( com/content/model-pembelajaranindividu.html). Diakses tanggal 10 Desember Dimyati, dan Mudjiono,1999. Belajar dan Pembelajaran. PT Rineka Cipta. Jakarta Dumadi dan Kasiyo Dwijowinoto. 1992, Renang, Materi Metode Penilaian. Depdikbud. Jakarta. Husdarta dan Yuda M. Saputra, Belajar dan pembelajaran. PT Raja Grafindo. Jakarta. Lubis, Johansyah Pencak Silat : Panduan Praktis. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Mills Model Pembelajaran. ( Id html). Diakses tanggal 2 Januari MUNAS IPSI Pedoman Formulir Pertandingan Pencak Silat. Jakarta: Pengurus Besar IPSI Nugroho, Agung Comparas, Implementasi dan Manajemen Pencak Silat. Yogyakarta: FIK UNY. Nur dan Wikandari Macam-Macam Model Pembelajaran. ( Diakses tanggal 10 Desember Ridwan Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru- Karyawan dan Peneliti Pemula. Alfabeta. Bandung. Sardiman Belajar dan Pembelajaran. Jakarta Sugiyanto dan Agus Mahendra Dasar- Dasar Belajar Gerak. Depdikbud. Jakarta. Sumandi S Metodologi Penelitian. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Supandi Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jamani. Dirjen Dikti Depdikbud. Jakarta. Surakhmad, Winarno Pengantar Pendidikan Ilmiah Dasar Metode dan Teknik. Tarsito. Bandung. Surisman Penilaian Hasil Pembelajaran. Universitas Lampung. Unila, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Bandar Lampung: Universitas Lampung. Lutan, Rusli. 1998, Belajar Keterampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode. Depdikbud. Jakarta. Lutan, Rusli dan Toho Cholik M, 1996/1997. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Dirjen Dikti. Jakarta. 15

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani yang diberikan di sekolah-sekolah merupakan landasan dasar

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani yang diberikan di sekolah-sekolah merupakan landasan dasar 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani yang diberikan di sekolah-sekolah merupakan landasan dasar yang diharapkan dapat menunjang prestasi olahaga nasional, karena sekolah adalah tempat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran 1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Pendidikan di Indonesia baik di sekolah maupun di luar sekolah selalu mengarah kepada tujuan nasional,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN PERORANGAN DAN KELOMPOK TERHADAP GERAK RENANG GAYA DADA. Jurnal. Oleh OKVIAN ERI ANGGRADINTA

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN PERORANGAN DAN KELOMPOK TERHADAP GERAK RENANG GAYA DADA. Jurnal. Oleh OKVIAN ERI ANGGRADINTA PERBANDINGAN PEMBELAJARAN PERORANGAN DAN KELOMPOK TERHADAP GERAK RENANG GAYA DADA Jurnal Oleh OKVIAN ERI ANGGRADINTA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2013 1 PERBANDINGAN

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE MENGAJAR ELEMENTER DENGAN METODE GLOBAL TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR TENDANGAN DEPAN PENCAK SILAT.

PERBANDINGAN METODE MENGAJAR ELEMENTER DENGAN METODE GLOBAL TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR TENDANGAN DEPAN PENCAK SILAT. 70 Dewantara Vol. III, Januari-Juni 2017 PERBANDINGAN METODE MENGAJAR ELEMENTER DENGAN METODE GLOBAL TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR TENDANGAN DEPAN PENCAK SILAT Yudha Ranto HB * Abstract Method used

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN BERPASANGAN DAN BERKELOMPOK TERHADAP KETERAMPILAN OLAHRAGA SENAM. Jurnal. Oleh RICKY PUTRA ALIT

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN BERPASANGAN DAN BERKELOMPOK TERHADAP KETERAMPILAN OLAHRAGA SENAM. Jurnal. Oleh RICKY PUTRA ALIT PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN BERPASANGAN DAN BERKELOMPOK TERHADAP KETERAMPILAN OLAHRAGA SENAM Jurnal Oleh RICKY PUTRA ALIT FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2013

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KLASIKAL DENGAN INDIVIDU TERHADAP HASIL BELAJAR LAY UP. (Jurnal) Oleh I PUTU WISNU OCTAVERNANDA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KLASIKAL DENGAN INDIVIDU TERHADAP HASIL BELAJAR LAY UP. (Jurnal) Oleh I PUTU WISNU OCTAVERNANDA PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KLASIKAL DENGAN INDIVIDU TERHADAP HASIL BELAJAR LAY UP (Jurnal) Oleh I PUTU WISNU OCTAVERNANDA PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN JUMP SHOOT. (Jurnal) Oleh REDIE SETIAWAN

PERBANDINGAN METODE PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN JUMP SHOOT. (Jurnal) Oleh REDIE SETIAWAN PERBANDINGAN METODE PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN JUMP SHOOT (Jurnal) Oleh REDIE SETIAWAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN TUNGKAI DENGAN GERAK DASAR RENANG GAYA DADA. (Jurnal) Oleh ALMAS AQMARINA PUTRI

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN TUNGKAI DENGAN GERAK DASAR RENANG GAYA DADA. (Jurnal) Oleh ALMAS AQMARINA PUTRI HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN TUNGKAI DENGAN GERAK DASAR RENANG GAYA DADA (Jurnal) Oleh ALMAS AQMARINA PUTRI PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

Lebih terperinci

PENGARUH ALAT BANTU TERHADAP GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA MELENTING. (Jurnal Skripsi) Oleh YULI SUPRIHATIN

PENGARUH ALAT BANTU TERHADAP GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA MELENTING. (Jurnal Skripsi) Oleh YULI SUPRIHATIN 1 PENGARUH ALAT BANTU TERHADAP GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA MELENTING (Jurnal Skripsi) Oleh YULI SUPRIHATIN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2013 2 ABSTRACT THE

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh DEBI GUSMALISA

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh DEBI GUSMALISA 1 PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI (Jurnal) Oleh DEBI GUSMALISA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA Pitri Oktaviani H. A. (1), Nurhanurawati (2), M. Coesamin (3) Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN BOLA VOLI SISWA DI SMPN 1 BATU BERSURAT

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN BOLA VOLI SISWA DI SMPN 1 BATU BERSURAT 78 PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN BOLA VOLI SISWA DI SMPN 1 BATU BERSURAT mimiyulianti15@yahoo.com Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi FKIP

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KELOMPOK DAN BERPASANGAN TERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SERVIS SEPAKTAKRAW. Jurnal. Oleh AGUS YUDIANSYAH

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KELOMPOK DAN BERPASANGAN TERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SERVIS SEPAKTAKRAW. Jurnal. Oleh AGUS YUDIANSYAH PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KELOMPOK DAN BERPASANGAN TERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SERVIS SEPAKTAKRAW Jurnal Oleh AGUS YUDIANSYAH PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. layak dan sejahtera, hal ini menuntut manusia untuk bekerja keras demi mencapai

I. PENDAHULUAN. layak dan sejahtera, hal ini menuntut manusia untuk bekerja keras demi mencapai I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Era globalisasi mengakibatkan peningkatan pemenuhan kebutuhan hidup yang layak dan sejahtera, hal ini menuntut manusia untuk bekerja keras demi mencapai cita-cita. Oleh

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL Ditulis untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) OLEH: ZUMRATUN

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V ARTIKEL PENELITIAN Oleh FRIENDA WIMADWI PERMASTYA NIM F37011002 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KELOMPOK DAN BERPASANGAN TERHADAP GERAK DASAR SEPAKSILA PERAIMAINAN SEPAKTAKRAW JURNAL. Oleh.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KELOMPOK DAN BERPASANGAN TERHADAP GERAK DASAR SEPAKSILA PERAIMAINAN SEPAKTAKRAW JURNAL. Oleh. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KELOMPOK DAN BERPASANGAN TERHADAP GERAK DASAR SEPAKSILA PERAIMAINAN SEPAKTAKRAW JURNAL Oleh Yandri Arif PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V Frienda Wimadwi Permastya, K.Y. Margiati, Nurhadi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA Marthina 1), Pentatito Gunowibowo 2), Arnelis Djalil 2) marthinajayasironi@yahoo.com 1 Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kemampuan yang dilakukan di dalam maupun di luar sekolah yang. berlangsung seumur hidup. Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral

I. PENDAHULUAN. kemampuan yang dilakukan di dalam maupun di luar sekolah yang. berlangsung seumur hidup. Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan yang dilakukan di dalam maupun di luar sekolah yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BAWAH BOLAVOLI DI SMPN 14 PONTIANAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BAWAH BOLAVOLI DI SMPN 14 PONTIANAK PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BAWAH BOLAVOLI DI SMPN 14 PONTIANAK Nikolas Citro Pianus, Eka Supriatna, Edi Purnomo FKIP, PJKR, UNIVERSITAS TANJUNGPURA

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI JURNAL. Oleh RULIYADI S

PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI JURNAL. Oleh RULIYADI S PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI JURNAL Oleh RULIYADI S. 1113051071 PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2015 2 PENGARUH

Lebih terperinci

(The Differences of Students Learning Outcomes Between The Use Of Audio- Visual Media and Interactive Multimedia in Subject Ecology)

(The Differences of Students Learning Outcomes Between The Use Of Audio- Visual Media and Interactive Multimedia in Subject Ecology) PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK YANG MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO-VISUAL DENGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATERI EKOLOGI (Studi Eksperimen di Semester Genap Kelas X MIPA SMA Negeri 2 Tasikmalaya

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang di anut dalam

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang di anut dalam 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan strategi umum yang di anut dalam pengumpulan data dan analisis data yang diperlukan, guna menjawab persoalan yang dihadapi.

Lebih terperinci

PENDEKATAN TAKTIS UNTUK MENINGKAT KEMAMPUAN SHOOTING KE GAWANG PADA CABANG OLAHRAGA SEPAKBOLA JURNAL. Oleh GATOT WIDYA ANGGARA

PENDEKATAN TAKTIS UNTUK MENINGKAT KEMAMPUAN SHOOTING KE GAWANG PADA CABANG OLAHRAGA SEPAKBOLA JURNAL. Oleh GATOT WIDYA ANGGARA PENDEKATAN TAKTIS UNTUK MENINGKAT KEMAMPUAN SHOOTING KE GAWANG PADA CABANG OLAHRAGA SEPAKBOLA JURNAL Oleh GATOT WIDYA ANGGARA PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ABSTRACT EFFECT OF LEARNING PAIKEM LEARNING ON THE PASSING OF VOLLEYBALL

ABSTRACT EFFECT OF LEARNING PAIKEM LEARNING ON THE PASSING OF VOLLEYBALL 1 ABSTRACT EFFECT OF LEARNING PAIKEM LEARNING ON THE PASSING OF VOLLEYBALL BY NOVIKA CANDRA KASIH Mentor: Drs. Herman Tarin. M, Pd. Drs. Suranto. M, KES. This study aims to improve students' skills in

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN SMARTPHONE (KASUS : SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 2 PAINAN)

PERBEDAAN HASIL PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN SMARTPHONE (KASUS : SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 2 PAINAN) PERBEDAAN HASIL PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN SMARTPHONE (KASUS : SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 2 PAINAN) ARTIKEL Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN MENGOPER BOLA KE TEMBOK DAN BERPASANGAN TERHADAP KETERAMPILAN CHEST PASS. Jurnal. Oleh ROHIMA

PENGARUH LATIHAN MENGOPER BOLA KE TEMBOK DAN BERPASANGAN TERHADAP KETERAMPILAN CHEST PASS. Jurnal. Oleh ROHIMA 1 PENGARUH LATIHAN MENGOPER BOLA KE TEMBOK DAN BERPASANGAN TERHADAP KETERAMPILAN CHEST PASS Jurnal Oleh ROHIMA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015 2 ABSTRACT EFFECT

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS TEKS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS TEKS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS TEKS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA Sri Mahidar Kanjun SD Negeri 054931 Batu Melenggang, kab. Langkat Abstract: This study aims to determine the improvement

Lebih terperinci

ABSTRAK

ABSTRAK Application of Cooperative Learning Model Type two stay two stray (TSTS) and Effect on Student Learning Outcomes Biology Class X SMA Negeri 4 baseboards Bengkalis Riau Province 1) Putri Jhonevia 2) Drs.

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL 0 HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE CLASS CONCERN DENGAN PEMBELAJARAN METODE KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS X SMK KARTIKA 1-2 PADANG Oleh: Nama

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui. aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui. aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh.

Lebih terperinci

Bravo s Jurnal Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan STKIP PGRI Jombang ISSN:

Bravo s Jurnal Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan STKIP PGRI Jombang ISSN: Bravo s Jurnal ISSN: 2337-7674 PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN TEACHING GAMES FOR UNDERSTANDING (TGFU) TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLAVOLI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 JOMBANG TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan hal penting dalam keberlangsungan dan perkembangan hidup manusia, karena di dalam proses pendidikan setiap orang akan mendapatkan pengetahuan,

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN PADA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VII SMP NEGERI 32 PADANG ARTIKEL. Oleh : FRESTY YUMERISA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN PADA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VII SMP NEGERI 32 PADANG ARTIKEL. Oleh : FRESTY YUMERISA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN PADA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VII SMP NEGERI 32 PADANG ARTIKEL Oleh : FRESTY YUMERISA NPM : 0910013221059 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SYNERGETIC TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SYNERGETIC TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SYNERGETIC TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen di Kelas VII SMPN 1 Cikoneng Tahun Ajaran 2015/2016) THE EFFECT

Lebih terperinci

Oleh : Reny Antasi A

Oleh : Reny Antasi A HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS VII DITINJAU DARI METODE SNOWBALL THROWING DAN THINK TALK WRITE DI SMP 2 MUHAMMADIYAH KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2015 / 2016 PUBLIKASI

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING YANG DIPADUKAN DENGAN TEKNIK CATATAN TULIS DAN SUSUN TERHADAP HASIL BELAJAR MENERAPKAN DASAR-DASAR KELISTRIKAN DAN ELEKTRONIKA KELAS X JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. perlakuan atau treatment. Hal ini sesuai pendapat Surakhmad (1982) bahwa

III. METODOLOGI PENELITIAN. perlakuan atau treatment. Hal ini sesuai pendapat Surakhmad (1982) bahwa 66 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Metode eksperimen bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh akibat dari suatu perlakuan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA Febri Irawan 1, Rini Asnawati 2, Pentatito Gunowibowo 2 febri.irawan22@gmail.com 1 Mahasiswa Pendidikan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen menurut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. maupun sebagai anggota kelompok yang dilakukan secara sadar dan. kemampuan, keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan

I. PENDAHULUAN. maupun sebagai anggota kelompok yang dilakukan secara sadar dan. kemampuan, keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani adalah proses mendidik seseorang sebagai perseorangan maupun sebagai anggota kelompok yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA REALIA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA JURNAL. Oleh NUR INDAH KURNIAWATI NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M TARUNA

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA REALIA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA JURNAL. Oleh NUR INDAH KURNIAWATI NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M TARUNA 1 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA REALIA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA JURNAL Oleh NUR INDAH KURNIAWATI NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M TARUNA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI SISWA MELALUI PENDIDIKAN JASMANI ARTIKEL PENELITIAN RUSADI PARYANTO NIM : F

UPAYA MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI SISWA MELALUI PENDIDIKAN JASMANI ARTIKEL PENELITIAN RUSADI PARYANTO NIM : F UPAYA MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI SISWA MELALUI PENDIDIKAN JASMANI ARTIKEL PENELITIAN OLEH RUSADI PARYANTO NIM : F38008021 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN ILMU KEOLAHRAGAAN

Lebih terperinci

HASIL BELAJAR IPS TERPADU MODEL TPS DAN TGT DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI BERPRESTASI

HASIL BELAJAR IPS TERPADU MODEL TPS DAN TGT DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI BERPRESTASI HASIL BELAJAR IPS TERPADU MODEL TPS DAN TGT DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI BERPRESTASI Rinda Doni Febriani Pujiati dan Nurdin Pendidikan Ekonomi P.IPS FKIP Unila Jalan Prof. Dr.Soemantri Brojonegoro No.

Lebih terperinci

ANALISIS LINGKUNGAN SEKOLAH DAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS MAN 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017

ANALISIS LINGKUNGAN SEKOLAH DAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS MAN 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017 ANALISIS LINGKUNGAN SEKOLAH DAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS MAN 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL KOOPERATIF SCAFFOLDING DAN PBI MEMPERHATIKAN CARA BERPIKIR. (Artikel Skripsi)

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL KOOPERATIF SCAFFOLDING DAN PBI MEMPERHATIKAN CARA BERPIKIR. (Artikel Skripsi) PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL KOOPERATIF SCAFFOLDING DAN PBI MEMPERHATIKAN CARA BERPIKIR (Artikel Skripsi) Oleh CHINDY PERMATA SARI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK PROBING-PROMPTING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK PROBING-PROMPTING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK PROBING-PROMPTING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS Mega Oktaviana, Nurhanurawati, Arnelis Djalil Pendidikan Matematika, Universitas Lampung megao@rocketmail.com

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh REMILDA TRINORA RISWANDI ERNI MUSTAKIM

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh REMILDA TRINORA RISWANDI ERNI MUSTAKIM 1 HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL Oleh REMILDA TRINORA RISWANDI ERNI MUSTAKIM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015 2 HALAMAN PENGESAHAN

Lebih terperinci

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TAKTIS DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN PASSING DAN STOPING

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TAKTIS DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN PASSING DAN STOPING 35 PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TAKTIS DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN PASSING DAN STOPING fernandoricky@edu.uir.ac.id, kamarudin@edu.uir.ac.id Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan maju apabila pendidikannya berkualitas. Bangsa yang memiliki pendidikan yang berkualitas

Lebih terperinci

Afif Yuli Candra Prasetya dan Suliyanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

Afif Yuli Candra Prasetya dan Suliyanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya PENGARUH PENERAPAN METODE EKSPERIMEN DENGAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X PADA MATERI PERPINDAHAN KALOR DI SMA NEGERI 1 KEDUNGADEM BOJONEGORO Afif

Lebih terperinci

VETRI YANTI ZAINAL STKIP PGRI

VETRI YANTI ZAINAL STKIP PGRI TINGGAL DUA TAMU (TWO STAY TWO STRAY) TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 19 BANDAR LAMPUNG TAHUN VETRI YANTI ZAINAL STKIP PGRI Bandar Lampung ABSTRACT In the

Lebih terperinci

Kata kunci : Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Matematika Siswa

Kata kunci : Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Matematika Siswa PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA Jurusan pendidikan matematika Fakultas Matematika dan IPA Universitas Negeri Gorontalo 2014 ABSTRAK Ayu Amelia Dunggio

Lebih terperinci

Automotive Science and Education Journal

Automotive Science and Education Journal ASEJ 2 (1) (2013) Automotive Science and Education Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/asej PERBAIKAN JOB SHEET UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI PERBAIKAN/SERVIS ENGINE

Lebih terperinci

Rahayu Siti Fatonah, Purwati Kuswarini Suprapto, Romy Faisal Mustofa

Rahayu Siti Fatonah, Purwati Kuswarini Suprapto, Romy Faisal Mustofa Perbedaan Hasil Belajar Peserta Didik yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions dan Tipe Teams Games Tournament pada Konsep Ekosistem (Studi Eksperimen

Lebih terperinci

HASIL BELAJAR EKONOMI MENGGUNAKAN MODEL PICTURE AND PICTURE DAN STAD MEMPERHATIKAN MOTIVASI

HASIL BELAJAR EKONOMI MENGGUNAKAN MODEL PICTURE AND PICTURE DAN STAD MEMPERHATIKAN MOTIVASI HASIL BELAJAR EKONOMI MENGGUNAKAN MODEL PICTURE AND PICTURE DAN STAD MEMPERHATIKAN MOTIVASI Isra Selvy Rolina, Pujiati, Nurdin Pendidikan Ekonomi P.IPS FKIP Unila Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving Berbantuan Maple II Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving Berbantuan Maple II Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving Berbantuan Maple II Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Muhamad Syazali IAIN Raden Intan Lampung; dzheeng@yahoo.com Submitted : 15-03-2015,

Lebih terperinci

PENGARUH NAIK TURUN BANGKU DAN TANGGA TERHADAP KETERAMPILAN RENANG GAYA BEBAS. (Jurnal) Oleh I GEDE GUNAWAN

PENGARUH NAIK TURUN BANGKU DAN TANGGA TERHADAP KETERAMPILAN RENANG GAYA BEBAS. (Jurnal) Oleh I GEDE GUNAWAN 1 PENGARUH NAIK TURUN BANGKU DAN TANGGA TERHADAP KETERAMPILAN RENANG GAYA BEBAS (Jurnal) Oleh I GEDE GUNAWAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2014 2 ABSTRACT THE

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penggunaan metode yang tepat dalam suatu penelitian ilmiah sangat menentukan tercapainya tujuan pemecahan masalah dalam penelitian. Oleh karena itu diperlukan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MACROMEDIA FLASH 8 TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MACROMEDIA FLASH 8 TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA 30 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif Edisi XIV, Nomor 2, Tahun 2016 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MACROMEDIA FLASH 8 TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA INFLUENCE OF LEARNING INTERACTIVE

Lebih terperinci

PENGARUH LONCAT KATAK DAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH. Jurnal. Oleh JODIEKA PERMADI

PENGARUH LONCAT KATAK DAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH. Jurnal. Oleh JODIEKA PERMADI 1 PENGARUH LONCAT KATAK DAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH Jurnal Oleh JODIEKA PERMADI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015 2 ABSTRACT EFFECT

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE BAGIAN DENGAN METODE KESELURUHAN TERHADAP FOREHAND DRIVE TENIS MEJA. Jurnal. Oleh ADITYA WIGUNA

PERBANDINGAN METODE BAGIAN DENGAN METODE KESELURUHAN TERHADAP FOREHAND DRIVE TENIS MEJA. Jurnal. Oleh ADITYA WIGUNA 1 PERBANDINGAN METODE BAGIAN DENGAN METODE KESELURUHAN TERHADAP FOREHAND DRIVE TENIS MEJA Jurnal Oleh ADITYA WIGUNA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015 2 ABSTRACT

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DAN MOTIVASI DENGAN KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAKBOLA. Jurnal. Oleh YUDHA PURNAMA PUTRA

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DAN MOTIVASI DENGAN KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAKBOLA. Jurnal. Oleh YUDHA PURNAMA PUTRA HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DAN MOTIVASI DENGAN KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAKBOLA Jurnal Oleh YUDHA PURNAMA PUTRA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 013 1 HUBUNGAN

Lebih terperinci

PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI II NAWANGAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI II NAWANGAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI II NAWANGAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK (RECIPROCAL TEACHING) MENGGUNAKAN BUKU SAKU TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII MTs USB SAGULUNG BATAM

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK (RECIPROCAL TEACHING) MENGGUNAKAN BUKU SAKU TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII MTs USB SAGULUNG BATAM PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK (RECIPROCAL TEACHING) MENGGUNAKAN BUKU SAKU TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII MTs USB SAGULUNG BATAM THE INFLUENCE OF LEARNING MODEL OF THE REVERSE (RECIPROCAL

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN Karya Sinulingga dan Amelia Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan amels_heart@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PRESTASI BELAJAR IPA

PRESTASI BELAJAR IPA PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA Lastian Dwi Hastuti Disusun bersama: Drs. Veator Renyaan, M.Pd. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sarjawiyata Tamansiswa

Lebih terperinci

Ai Dina, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani

Ai Dina, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Melalui Pendekatan Ekspositori dan Proses (Studi Eksperimen pada Konsep Sistem

Lebih terperinci

PENGARUH METODE LATIHAN PLYOMETRIC

PENGARUH METODE LATIHAN PLYOMETRIC PENGARUH METODE LATIHAN PLYOMETRIC TERHADAP KEMAMPUAN JUMPING SMASH BOLA VOLI SISWA EKSTRAKURIKULER SMPN 1 BERMANI ILIR KABUPATEN KEPAHIANG EDWAN edwan2796@gmail.com Ari Sutisyana Bogy Restu Ilahi Abstrak

Lebih terperinci

AYUNI DIANA Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP Mataram

AYUNI DIANA Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP Mataram PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MEDIA PUZZLE TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA MATERI POKOK KUBUS DAN BALOK SMPN 9 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2012/2013 AYUNI DIANA

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk

III. METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk 30 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang dipergunakan untuk pemecahan masalah dengan teknik dan cara tertentu sehingga diperoleh hasil yang sesuai dengan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERBANDINGAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 PRINGSEWU. STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERBANDINGAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 PRINGSEWU. STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERBANDINGAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 PRINGSEWU 1 Hidayatulloh, 2 Dian Suci Rizkinanti 1, 2 STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Email: 1 dayat_feb@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. hasil yang sesuai dengan tujuan penelitian. ajaran-ajaran mengenai metode-metode yang dipergunakan di dalam proses

III. METODE PENELITIAN. hasil yang sesuai dengan tujuan penelitian. ajaran-ajaran mengenai metode-metode yang dipergunakan di dalam proses III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang di pergunakan untuk pemecahan masalah dengan teknik dan cara tertentu sehingga diperoleh untuk memperoleh hasil yang

Lebih terperinci

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TS-TS) DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA Monif Maulana 1),

Lebih terperinci

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya,

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya, STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN BANTUAN LKS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI KELAS X AKUNTANSI Sriningsih Program

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X ANTARA MENGGUNAKAN POST-TEST DAN TIDAK DI SMA N 1 RUMBIA. Martini*, Yarmaidi**, Rosana***

PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X ANTARA MENGGUNAKAN POST-TEST DAN TIDAK DI SMA N 1 RUMBIA. Martini*, Yarmaidi**, Rosana*** PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X ANTARA MENGGUNAKAN POST-TEST DAN TIDAK DI SMA N 1 RUMBIA Martini*, Yarmaidi**, Rosana*** Abstract: This research aimed to know a comparison of students

Lebih terperinci

RIZQI DAHLIA A. LASANDRE HENDRO KUSWORO SURIYADI DATAU

RIZQI DAHLIA A. LASANDRE HENDRO KUSWORO SURIYADI DATAU PENGARUH LATIHAN KOMBINASI LOMPAT, LARI DAN TEKNIK MENENDANG TERHADAP FREKUENSI TENDANGAN LURUS PADA PESILAT REMAJA DI PERGURUAN TAPAK SUCI KOTA GORONTALO RIZQI DAHLIA A. LASANDRE HENDRO KUSWORO SURIYADI

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA GRAFIS TERHADAP HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh DEWI RENITA SARI ALBEN AMBARITA YULINAHAMDAN

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA GRAFIS TERHADAP HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh DEWI RENITA SARI ALBEN AMBARITA YULINAHAMDAN PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA GRAFIS TERHADAP HASIL BELAJAR JURNAL Oleh DEWI RENITA SARI ALBEN AMBARITA YULINAHAMDAN FAKULTAS KEGURUANDAN ILMUPENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan

III. METODOLOGI PENELITIAN. aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan 35 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan permasalahan

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TRUE OR FALSE

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TRUE OR FALSE PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TRUE OR FALSE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON DI KELAS X SMA NEGERI 6 PEKANBARU Asti Nur Arifah*, Herdini**, dan Jimmi Copriady***

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. dan mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggung jawabkan

METODE PENELITIAN. dan mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggung jawabkan 41 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada suatu penelitian penggunaan metode yang harus di pakai harus tepat dan mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: TRI SANDI ADI PANGESTU NPM: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

SKRIPSI. Oleh: TRI SANDI ADI PANGESTU NPM: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI Artikel Skripsi PENGARUH METODE PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLAVOLI PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 TULAKAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER BERBANTUAN GEOGEBRA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

PENGARUH MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER BERBANTUAN GEOGEBRA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS Jurnal e-dumath Volume No., Agustus 016 Hlm. 10-17 PENGARUH MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER BERBANTUAN GEOGEBRA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS Siti Koyumah 1), Rukmono Budi Utomo ) 1) Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Metode merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 Penelitian merupakan usaha untuk mencari sesuatu

Lebih terperinci

Diajukan Oleh: WINDA ASTUTI A

Diajukan Oleh: WINDA ASTUTI A STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN TERBUKA DAN TERTUTUP SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PLUPUH TAHUN AJARAN 2015/2016 PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRI DAN PROBLEM-BASED LEARNING PADA SISWA KELAS VII SMP N 3 SINGGALANG

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRI DAN PROBLEM-BASED LEARNING PADA SISWA KELAS VII SMP N 3 SINGGALANG PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRI DAN PROBLEM-BASED LEARNING PADA SISWA KELAS VII SMP N 3 SINGGALANG Resti Andayani ¹), Erman Har²), dan Azrita²) ¹)Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENGARUH PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR PENGARUH PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN Oleh MARIA LENI NIM F37010006 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah suatu

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN ARCS

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN ARCS PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) BERBANTUAN MEDIA INTERAKTIF BERBASIS ANIMASI KARTUN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk

III. METODELOGI PENELITIAN. Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan keanekaragaman. Terdapat beberapa kunci yang perlu diperhatikan

Lebih terperinci

Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LISTENING TEAM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN LARUTAN ASAM DAN BASA DI KELAS XI IPA SMA NEGRI 5 PEKANBARU Intan Juliana Tombeg *,

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN STRATEGI BELAJAR AKTIF HOLLYWOOD SQUARES

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN STRATEGI BELAJAR AKTIF HOLLYWOOD SQUARES PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN STRATEGI BELAJAR AKTIF HOLLYWOOD SQUARES DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATAPELAJARAN PENGUKURAN LISTRIK DI SMK NEGERI 5 PADANG Arif Mardani PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakekatnya merupakan syarat mutlak bagi pengembangan sumber daya manusia dalam menuju masa depan yang lebih baik. Melalui pendidikan dapat dibentuk

Lebih terperinci

PENGARUH LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN SENDANGADI 1

PENGARUH LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN SENDANGADI 1 Pengaruh Learning Cycle... (Zuli Utami) 265 PENGARUH LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN SENDANGADI 1 THE EFFECT OF LEARNING CYCLE 5E TO SCIENCE LEARNING ACHIEVEMENT IN 4 TH

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA. Bahrudin 1, Rini Asnawati 2, Pentatito Gunowibowo 2

PENGARUH METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA. Bahrudin 1, Rini Asnawati 2, Pentatito Gunowibowo 2 PENGARUH METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA Bahrudin 1, Rini Asnawati 2, Pentatito Gunowibowo 2 Bahrudin90@gmail.com 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika 2 Dosen

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA 1 Weny Atika (1), Tina Yunarti (2), Pentatito Gunowibowo (3) Pendidikan Matematika, Universitas Lampung atikaweny@yahoo.com

Lebih terperinci

Arinil Haq, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani ABSTRACT

Arinil Haq, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani ABSTRACT PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE SCRIPT DENGAN TIPE PAIR CHECKS (Studi Eksperimen pada Konsep Pencernaan Makanan pada

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. tujuan dengan sebaik mungkin dari usaha penelitian itu sendiri (Surachmad,

III. METODOLOGI PENELITIAN. tujuan dengan sebaik mungkin dari usaha penelitian itu sendiri (Surachmad, 60 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara berfikir dan berbuat, yang dipersiapkan dengan baik untuk mengadakan suatu penelitian dan untuk mencapai suatu tujuan

Lebih terperinci