Simbol Pengelasan TEKNIK LAS BAB 2 SIMBOL PENGELASAN

dokumen-dokumen yang mirip
DASAR-DASAR PENGELASAN

FORMAT GAMBAR PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR ATA 2014/2015 LABORATURIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT UNIVERSITAS GUNADARMA

ANGKA UKUR. Angka ukur diletakan di tengah-tengah garis ukur. Angka ukur tidak boleh dipisahkan oleh garis gambar. Jadi boleh ditempatkan dipinggir.

12. LAS DAN PAKU KELING

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN

JOOB SHEET MENGELAS TINGKAT LANJUT DENGAN PROSES LAS BUSUR KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK PENGELASAN TINGKAT XII PENYUSUN : MUKHTAROM,S.T.

PEMBERIAN UKURAN DIMENSI

ELEMEN PENGIKAT SAMBUNGAN PERMANEN ( PENGELASAN & PENYOLDERAN )

Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : CIV 303. Sambungan Las.

BAB III PENELITIAN DAN ANALISA

BAB I LAS BUSUR LISTRIK

Konstruksi Baja. AR-2221 Struktur, Konstruksi dan Material

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak

BAB XX DEFORMASI PADA KONSTRUKSI LAS

Laporan Praktik Pengelasan Lanjut. Membuat rigi-rigi las posisi 3G dan Pengisian Posisi 3G. Membuat rigi-rigi las posisi 4G dan Pengisian Posisi 4G

a home base to excellence Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 Sambungan Las Pertemuan - 14

Proses pembentukan sambungan las

MEMBACA GAMBAR TEKNIK MESIN

LAS BUSUR LISTRIK ELEKTRODE TERBUNGKUS (SHIELDED METAL ARC WELDING = SMAW)

BAB III TEKNOLOGI PENGELASAN PIPA UNTUK PROSES SMAW. SMAW ( Shielded Metal Arc Welding ) salah satu jenis proses las busur

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Tumpuan Rol

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang sangat penting dalam rekayasa serta reparasi

RANCANG BANGUN SPESIMEN UNTUK KEBUTUHAN ULTRASONIC TEST BERUPA SAMBUNGAN LAS BENTUK T JOINT PIPA BAJA. *

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian rangka

MEMBERI UKURAN PADA GAMBAR KERJA

PENGELASAN Teknologi Pengelasan Pengelasan sebagai Kegiatan Komersial :

Gambar 1.7 Pengelasan busur plasma

BAB III PROSES PEMBUATAN STEAM JOINT STAND FOR BENDED TR

TEKNIK PENGELASAN KAPAL JILID 2

BAB 4 SAMBUNGAN LAS. Sambungan las (welding joint) merupakan jenis sambungan tetap. Sambungan las menghasilkan kekuatan sambungan yang besar.

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

I. PENDAHULUAN. selain jenisnya bervariasi, kuat, dan dapat diolah atau dibentuk menjadi berbagai

I. PENDAHULUAN. berperan dalam proses manufaktur komponen yang dilas, yaitu design,

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN

MACAM MACAM SAMBUNGAN

MODUL TUGAS BESAR MENGGAMBAR MESIN

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

HANDOUT GAMBAR TEKNIK

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A

BAB I PENDAHULUAN. Pengelasan berperan sangat penting dalam proses produksi, instalasi,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seperti diketahui bahwa, di dalam baja karbon terdapat ferrite, pearlite, dan

Analisa Pengaruh Variasi Derajat Kampuh Terhadap Distorsi Yang Dihasilkan Pada Posisi Pengelasan 3G SMAW Sambungan Butt-Joint

PERTEMUAN 13 TOLERANSI GEOMETRI DAN KONFIGURASI PERMUKAAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH MENGGAMBAR TEKNIK (T.INDUSTRI /S1) KODE / SKS KD /2 SKS

BAB II LANDASAN TEORI

DASAR-DASAR METROLOGI INDUSTRI Bab VI Pengukuran Kelurusan, Kesikuan, Keparalellan, Dan Kedataran BAB VI

MODUL TUGAS BESAR MENGGAMBAR MESIN

BAB IV PERUBAHAN BENTUK DALAM PENGELASAN. tambahan untuk cairan logam las diberikan oleh cairan flux atau slag yang terbentuk.

c. besar c. besar Figure 1

SOAL LATIHAN 6 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. No : PER. 02/MEN/1982 TENTANG KWALIFIKASI JURU LAS DI TEMPAT KERJA

ELEMEN MESIN (SAMBUNGAN)

C. RUANG LINGKUP Adapun rung lingkup dari penulisan praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Kerja las 2. Workshop produksi dan perancangan

MODUL 6 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGI KI R) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs.

A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin Perontok Padi 2.2 Rangka

BAB VI PROSES PENGELASAN

Spesifikasi anyaman kawat baja polos yang dilas untuk tulangan beton

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

commit to user BAB II DASAR TEORI

ALAT GAMBAR PERTEMUAN II

BAB III METODE PEMBUATAN

Joining Methods YUSRON SUGIARTO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERTEMUAN 7 ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN

PERANCANGAN MESIN POTONG LAS LINGKAR SEMI OTOMATIS DENGAN KETEBALAN MATERIAL POTONG 3-8 MM

MEMBERI UKURAN PADA GAMBAR KERJA

BAB V. ELEKTRODA (filler atau bahan isi)

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

MAKALAH PROSES PRODUKSI PEMBUATAN MEJA LIPAT

II. TINJAUAN PUSTAKA. seluruh kegiatan yang terdapat dalam proses perancangan. Kegiatankegiatan

ATURAN DASAR MEMBERI UKURAN

Paket Pembelajaran dan Penilaian

I. PENDAHULUAN. keling. Ruang lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam konstruksi. transportasi, rel, pipa saluran dan lain sebagainya.

PROSES BUBUT (Membubut Tirus, Ulir dan Alur)


4. VISUALISASI DAN GAMBAR SKET

DASAR-DASAR METROLOGI INDUSTRI Bab III Pengukuran Sudut

DASAR TEKNOLOGI PENGELASAN

PENGARUH POSISI PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TAKIK DAN KEKERASAN PADA SAMBUNGAN LAS PIPA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. identifikasi dari masing-masing komponen Mesin Pemoles pada casing

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Prinsip Statika Keseimbangan (Meriam& Kraige, 1986)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Dasar Mesin Pencacah Rumput

LAPORAN PRAKTIKUM LAS DAN TEMPA

B. Kegiatan Belajar. 1. Kegiatan Belajar 1 Menentukan Persyaratan Kerja

II-1 BAB II DASAR TEORI

Dosen: Haryono Putro, ST.,SE.,MT. Can be accessed on:

BAB II PENGELASAN SECARA UMUM. Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan

KARAKTERISTIK HASIL PENGELASAN PIPA DENGAN BEBERAPA VARIASI ARUS LAS BUSUR LISTRIK

Pembimbing: Prof.Dr.Ir Abdullah Shahab, MSc (Nip: )

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH

PERTEMUAN 15. Gambar Simbol

LAB LAS. Pengelasan SMAW

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dibeberapa tempat, sebagai berikut:

MENGGAMBAR DETAIL SECARA RINCI

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

Teknologi Dan Rekayasa TUNGSTEN INERT GAS WELDING (TIG / GTAW)

Oleh : Nurcahyo Irawan Priambodo Dosen Pembimbing : Ir.Soeweify M.eng

Transkripsi:

BAB 2 SIMBOL PENGELASAN Proses pengelasan merupakan proses penyambungan / pengabungan dua atau lebih bahan logam dengan menggunakan tekanan, panas, nyala atau busur listrik. Pada proses pengelasan, logam pengisi dan benda kerja dipanaskan sampai membentuk busur las dengan menggunakan busur listrik atau pembakaran gas. Pada umumnya proses pengelasan digunakan untuk memproduksi alat / komponen yang terbuat dari bahan logam, dengan hasil las sesuai kebutuhan. Untuk itu diperlukan syarat-syarat dalam pengelasan untuk menjamin mutu sambungan las. Agar syarat-syarat pengelasan dapat dipahami oleh juru las (welder) tentunya membutuhkan kesepakatan simbol las pada gambar konstruksi. Simbol las ini telah distandarkan oleh AWS, JIS, BS, DIN dan system standar lainnya. Oleh karena simbol las sangat penting sekali untuk dapat dimengerti oleh semua negera di dunia ini, maka diperlukan standarisasi simbol las oleh ISO. Pada umumnya didalam simbol las terdiri dari dua bagian yaitu simbol dasar las dan simbol pelengkap yang kedua-duanya di letakkan pada garis referensi. Untuk menjamin mutu las diperlukan simbol uji yang menjelaskan jenis pengujian yang harus dilakukan. Berdasarkan simbol las dasar, pengelasan dapat dibagi menjadi las alur, Fillet, Alur J, Alur bujur sangkar, Plug, Alur V terbuka, Alur tirus, Alur tirus terbuka, Alur U, Flens ganda, Alur V, Titik, Proyeksi, Klem. Sedang simbol las pelengkap digunakan untuk menjelaskan jenis penyelesaian, penampakan, dan lain sebagainya dari permukaan las yang tertulis pada garis referensi. Aturan penggunaan simbol las harus sesuai dengan standar pengelasan internasional. Menurut standar AWS, penggunaan simbol las harus mengikuti aturan sebagai berikut: 1. Simbol las harus menunjukkan jenis pengelasan dari bagian Yang disambung, kecuali pada proses las lapisan. 2. Simbol las harus ditempatkan pada garis referensi lengkap dengan ukurannya. 3. Garis referensi terdiri dari dua garis yaitu garis datar tempat simbol las dan garis penunjuk dengan panah yang menunjukkan bagian sambungan dan membentuk sudut 60o terhadap garis datar. 4. Simbol las dan ukurannya harus ditempatkan sedekat mungkin dengan garis referensi dan diletakkan di bawah garis referensi bila permukaan yang dilas adalah permukaan yang ditunjukkan oleh panah dan harus diletakkan diatas garis referensi bila yang dilas adalah permukaan sebaliknya. 5. Simbol pelengkap untuk pengelasan dilapangan harus diletakkan pada pertemuan dari garis datar dan garis penunjuk. 6. Simbol pengelasan khusus harus ditempatkan pada ujung akhir garis referensi. 13

Sambungan Tumpul (Butt Joint) Sambungan T (Tee Joint) Sambungan Tumpang (Lap joint) Sambungan Sudut (Corner Joint) Sambungan Sisi (Edge Joint) Gambar 2.1 Desain Dasar Sambungan Las 2.1 Dasar Sambungan Las Pada proses pengelasan terdapat lima jenis desain dasar sambungan las. Kelima jenis dasar sambungan tersebut adalah sambungan Tumpul (Butt), Sudut (Corner), T (Tee), Tumpang (Lap), dan Sisi (Edge), seperti terihat Gambar 2.1. Lima jenis dasar sambungan las dapat dibuat dalam empat posisi pengelasan yang berbeda, yaitu posisi flat, vertical, horizontal, dan diatas kepala seperti ditunjukkan pada gambar 2.2 Jenis Posisi Sambungan Sambungan Sambungan Tumpang T Tumpul (Lap Joint) (Tee Joint) (Butt Joint) Sambungan Sambungan Sudut Sisi (Corner (Edge Joint) joint) Flat Horisontal Vertikal di Atas Kepala Gambar 2.2 Posisi pengelasan pada kelima jenis dasar sambungan las 14

Pada proses pengelasan terdapat beberapa istilah yang umum digunakan seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.3. Ukuran las (Throat efektif) Jari kaki las (Toe of weld) Perm ukaan penguat (face reinforcem ent) Perm ukaan las Overlap Penetrasi Perm ukaan kaki (Root face) Bukaan kaki (Root Opening) Kaki penguat (Root reinforcement) Gambar 2.3 Istilah yang digunakan pada pengelasan Gambar 2.4 Muka alur (groove face), muka akar (root face) dan sisi akar (root edge) sambungan pengelasan. Sumber: www.aws.org 15

Gambar 2.5 Sudut tirus (Bevel angle), sudut alur (groove angle), alur radius (groove radius) dan bukaan akar (root opening) sambungan las. Sumber: www.aws.org Gambar 2.6 Bagian las alur (groove weld) dan las fillet (fillet weld) Sumber: www.aws.org 16

Gambar 2.7 Urutan lapisan (pass layer) pengelasan Sumber: www.aws.org Gambar 2.8 Lapisan ganda (multiple pass layer) Sumber: www.aws.org Pada proses pengelasan seringkali diperlukan proses penyiapan bagian sisi logam (logam dasar) yang akan di las dengan melakukan pemotongan, permesinan, atau penggerindaan. Persiapan ini dilakukan untuk menjamin proses pengelasan mencapai seluruh ketebalan logam dasar. Persiapan pada bagian sisi logam yang tebal dengan membuat area sambungan (gap). Hal ini dimaksudkan untuk memberi ruang yang cukup besar sehingga pengelasan mencapai bagian permukaan bawah sambungan. Sambungan jenis tumpul dapat dilakukan pengelasan dari atas, bawah atau keduanya. Sambungan tumpul dapat dilas dengan menggunakan salah satu dari jenis pengelasan, seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 2.9. Alur bujur sangkar (Square groove), alur tirus (Bevel groove), alur V (V groove), alur J (J groove), alur U (U groove), alur tirus terbuka (flare-bevel-groove), alur V terbuka (flare V groove), dan flens ganda (Edge Flange). Alur tirusl Alur tirus ganda Alur V Alur V ganda Alur J Alur J ganda Alur U Alur U ganda Las alur bujur sangkar Alur tirus Las alur V Las flens terbuka terbuka ganda Gambar 2.9 Metode persiapan pada sisi sambungan tumpul. 17

Sambungan sudut (corner) dapat dilakukan pengelasan baik dari dalam maupun dari luar sudut sambungan. Kadang-kadang sambungan sudut (corner) dapat dilakukan dari kedua sisi sambungan. Gambar 2.10 menunjukkan metode yang digunakan untuk menyiapkan pengelasan dari dalam maupun dari luar pada sambungan sudut. Alur ganda seringkali digunakan pada bahan logam yang tebal dan dilakukan pengelasan pada kedua sisinya. Biasanya pada bahan logam tersebut disambung dengan bentuk sambungan tirus terbuka, alur V terbuka, dan flens ganda. Las alur bujur sangkar Las Fillet pada sudut dalam (tanpa persiapan) pada sudut luar Alur V pada sudut luar Alur tirus pada sudut dalam Alur J pada sudut luar Alur U pada sudut luar Las alur tirus terbuka pada sudut dalam Las alur V terbuka pada sudut luar Alur tirus pada sudut luar Alur J pada sudut dalam Las alur flens ganda pada sudut luar Gambar 2.10 Metode penyiapan bagian sisi sambungan sudut. Pada bahan logam yang tebal biasanya menggunakan Tirus ganda dan alur J ganda. Disebut sambungan T, karena berkaitan dengan posisi penempatan logam dasar yang membentuk sambungan berbentuk huruf T, seperti yang terihat pada gambar 2.11. Alur bujur sangkar Alur tirus Alur J Alur tirus ganda Alur tirus terbuka Gambar 2.11 Metode penyiapan bagian sisi pada sambungan T 18

Gambar 2.11 menunjukkan metode penyiapan pada bagian sisi bahan logam untuk beberapa jenis pengelasan sambungan T. Untuk pengelasan sambungan tumpang biasanya jarang dilakukan persiapan. Beberapa metode penyiapan pengelasan sambungan sisi, seperti pada gambar 2.12. Alur bujur sangkar Alur tirus Alur V Alur J Alur U Alur flens ganda Gambar 2.12 Metode penyiapan pengelasan sambungan sisi 2.2 Standar internasional dalam penulisan simbol pengelasan mengacu pada simbol pengelasan yang diadopsi dari American Welding Society (AWS). penggunaan simbol ini diterapkan dalam bidang struktur, fabrikasi, jembatan, dan lain sebagainya. Dalam simbol pengelasan yang lengkap mencakup semua informasi tentang sambungan las. Simbol dasar las merupakan bagian dari Simbol lengkap pengelasan yang menunjukkan jenis las yang digunakan. Pada tabel 2.1 dan 2.2 menunjukkan simbol dasar pengelasan yang digunakan oleh AWS. Informasi pada beberapa gambar pengelasan, dengan menggunakan simbol pengelasan yang sesuai, ditunjukkan untuk memberikan berbagai informasi proses pengelasan, informasi ini terdapat pada area simbol las yang lengkap. Sisi pada sambungan las ditunjukkan dengan warna merah. Dan sebagaimana pada tahap persiapan sesuai dengan simbol pengelasannya. 19

Tabel 2.1 Simbol dasar pengelasan No Keterangan 1 Las Butt Flens ganda 2 Las Butt Bujur sangkar 3 Las Butt alur V tunggal 4 Las Butt tirus tunggal 5 Las Butt Alur V tunggal dengan broad root face 6 Las Butt tirus tunggal dengan broad root face 7 Las Butt Alur U tunggal (parallel) 8 Las Butt Alur J tunggal 9 Backing run atau Pendukung las 10 Las Fillet 11 Las Plug 12 Las Titik 13 Las Klem Sumber: Standard ISO 2553-1974 (E) 20 Ilustrasi Simbol

Sedangkan simbol tambahan sebagai berikut: Tabel 2.2 Simbol tambahan Bentuk permukaan las Simbol a. Datar b. Cembung c. Cekung Sumber: Standard ISO 2553-1974 (E) Gambar bagian yang dilas biasanya digambarkan sesuai dengan simbol yang ditunjukkan pada gambar 2.13. Setiap dua atau lebih bagian yang akan dilakukan pengelasan (weldment) ditempatkan bersama, permukaan dan sisinya membentuk sebuah sambungan. Gambar bagian yang dilas mengindikasikan bagaimana bagian tersebut di assembly dan apa jenis sambungan yang akan dibuat? Gambar 2.1 menunjukkan jenis sambungan las dan jenis pengelasan yang digunakan pada berbagai sambungan. Sudut alur Tanda penyelesaian Kontur las Celah akar Sisi lain Panjang manik las Jarak manik las Ukuran atau kekuatan Ukuran atau kekuatan Tanda pengerjaan dilapangan Garis penunjuk Spesifikasi proses atau lainnya Ekor Dasar simbol las atau detail Di las seluruh keliling Jumlah titik las Elemen selain area ini menunjukan ketika ekor dan anah panah dibalik Garis referensi Sisi anak panah Gambar 2.13 Simbol pengelasan Sumber: AWS A2.4-98 Simbol pengelasan yang lengkap akan menjelaskan pada juru las (welder) tentang bagaimana mempersiapkan logam dasar, proses pengelasan yang digunakan, metode penyelesaian (finishing), dan informasi lainnya mengenai masing-masing pengelasan. 21

Ukuran yang digunakan pada Simbol pengelasan dapat mengunakan satuan metrik SI. 2.3. Garis Referensi, Kepala Panah, dan Ekor Pada gambar 2.14 menunjukkan gambar sebuah garis referensi Anak panah (reference line), garis ini selalu Ekor digambar sebagai garis horisontal. Garis ini selalu ditempatkan pada gambar dekat sambungan bahan logam yang akan dilas. Semua informasi mengenai pengelasan bahan logam ditunjukkan di atas atau di bawah garis referensi horisontal pada simbol pengelasan. Semua informasi yang ditunjukkan pada simbol pengelasan lengkap Gambar 2.14. Simbol penge- selalu ditunjukkan dalam posisi yang lasan untuk garis referensi, sama seperti ditunjukkan dalam anak panah, dan ekor. gambar 2.13 dan dibaca dari kiri ke kanan. Anak panah (arrow) dapat digambar dari kedua ujung garis referensi. Simbol pengelasan tampak di dalam gambar proyeksi pengelasan. anak panah selalu menyentuh garis yang menunjukkan dimana posisi sambungan yang akan di las. Ekor (tail) digunakan sesuai dengan keperluan. Jika digunakan, simbol ini memberikan informasi mengenai spesifikasi, proses pengelasan yang digunakan, atau rincian lain yang diperlukan, tetapi tidak ditunjukkan pada simbol pengelasan. Sebagai contoh penggunaan nomor, misalnya 1, 2, atau 3, dan seterusnya dapat digunakan pada ekor tersebut. Hal ini untuk menunjukkan pada juru las (welder) sebagai catatan mengenai gambaran tersebut. Pembuat gambar baik perorangan atau perusahaan dapat menggunakan nomor kode atau huruf pada ekor tersebut untuk menunjukkan proses, prosedur, metode penyelesaian pengelasan, atau spesifikasi perusahaan. Jika dalam gambar simbol tidak ditemukan adanya gambar ekor, ini berarti bahwa pada informasi pada gambar tersebut sesuai dengan catatan khusus yang dibuat oleh si pembuat gambar kerja. seperti misalnya, Kecuali tidak dispesifikasikan, semua pengelasan dapat dilakukan sesuai dengan Spesifikasi No. XXXX. Garis referensi 2.4 Simbol Dasar Las Simbol dasar las yang ditunjukkan pada Simbol pengelasan lengkap menunjukkan jenis pengelasan yang dibuat pada sambungan las. Hal ini juga merupakan gambar miniatur berbagai tahap persiapan pada sisi 22

bahan logam yang diperlukan pada saat sebelum pengelasan dimulai. gambar 2.15 menunjukkan penggunaan beberapa jenis simbol las. Garis vertikal yang digunakan pada jenis pengelasan fillet, tirus, atau alur J selalu digambarkan di sebelah kiri. Simbol sambungan T Simbol sambungan tumpul bujur sangkar Sambungan T Sambungan tumpul bujur sangkar Gambar 2.15 Perbandingan simbol las dan hasil las. 2.5 Sisi Anak Panah Dan Sisi Lain Sisi lain Sisi anak panah Sisi lain Sisi anak panah Pada gambar bagian yang dilas, anak panah pada simbol pengelasan lain menyentuh garis yang dilas. Logam tersebut memiliki duasisisisi. Permukaan logam dimana yang disentuh anak panah disebut sisi anak Sisisisi anak panah anak panah panah. Sedangkan permukaan Sisi logam yang berlawanan dengan anak Sisi panah disebut sisianak lain. Pada beberapa bahan yang mampu dilas, karena Sisi lain posisi sambunganpanah tidak ada bagian yang disebut di dalam atau di luar sisi, ujung atau bawah, kiri atau kanan. Sehingga untuk Sisi menyederhanaanak panah Sisi lain kan lokasi pengelasan digunakan istilah sisi anak panah dan sisi lain. Pada Simbol pengelasan, informasi pengelasan pada sisi anak panah Gambar 2.16 Posisidipenempatan anak panah daninformasi sisi lain pengelasan selalu ditunjukkan bawah garissisi referensi. Sedang pada sisi lain selalu ditunjukkan di atas garis referensi. Terdapat kemungkinan tidak selalu menempatkan simbol pengelasan di sisi yang harus dilas. Kadang-kadang gambar tersebut terlalu ramai dan rumit. Gambar 2.16 menunjukkan contoh penggunaan sisi anak panah dan sisi lain pada Simbol pengelasan. Garis putus-putus tidak ditunjukkan pada Simbol dasar pengelasan. Tetapi, Simbol-Simbol yang digunakan di sini, untuk memberikan gambaran bahwa simbol dasar pengelasan adalah miniatur gambar pada persiapan sisi dan/atau jenis pengelasan yang digunakan. Garis vertikal pada simbol pengelasan alur bevel dan simbol fillet digambarkan di sebelah kiri. Bagian permukaan bahan logam yang disentuh oleh anak panah selalu disebut sisi anak panah. 23

Tabel 2.3 Posisi simbol las menurut proyeksi Amerika (cara A ) Ilustrasi Representasi Simbol Deskripsi posisi Simbol dibawah garis referensi. Jika permukaan las (weld face) terletak pada sisi anak panah pada sambungan Simbol diatas garis referensi. Jika permukaan las (weld face) terletak pada sisi lain pada sambungan Melintang garis referensi jika dalam kasus pengelasan yang dibuat pada tempat sambungan Sumber: Standard ISO 2553-1974 (E) 24

Tabel 2.4 Posisi simbol las menurut proyeksi Eropa (cara E ) Ilustrasi Representasi Simbol Deskripsi posisi Simbol diatas garis referensi. Jika permukaan las (weld face) terletak pada sisi anak panah pada sambungan Simbol dibawah garis referensi. Jika permukaan las (weld face) terletak pada sisi lain pada sambungan Melintang garis referensi jika dalam kasus pengelasan yang dibuat pada tempat sambungan Sumber: Standard ISO 2553-1974 (E) 25

Contoh Bila terdapat benda kerja yang akan dilas berbentuk sebagai berikut, bagaimana simbol pengelasan menurut proyeksi Eropa dan proyeksi Amerika : Ilustrasi benda kerja Proyeksi Eropa Proyeksi Amerika Tabel 2.3 dan 2.4 menunjukkan gambar proyeksi simbol. Sedangkan contoh penggunaan simbol dasar dengan kedua proyeksi, baik dengan proyeksi Amerika dan Proyeksi Eropa, seperti terlihat pada tabel 2.5. 26

Tabel 2.5 Contoh penggunaan simbol dasar pada proyeksi Eropa dan Amerika Proyeksi Eropa Proyeksi Amerika No. Simbol Ilustrasi Representasi simbol Representasi simbol 1 2 27

3 4 28

5 6 7 29

8 9 30

10 11 Sumber: Standard ISO 2553-1974 (E) 31

Untuk memudahkan pemahaman pembaca, simbol yang digunakan pada buku ini mengacu pada American Welding Society (AWS) sehingga menggunakan proyeksi Amerika atau proyeksi cara A. 2.6 Bukaan Akar dan Sudut alur Bukaan akar (Root Opening) merupakan ruang di antara logam yang terletak di bawah sambungan (akar). bukaan akar ini bisa dispesifikasikan pada gambar dalam satuan metrik, dalam pecahan inchi, atau satu angka dibelakang koma dalam inchi. Ukuran bukaan akar tampak di dalam simbol dasar las pada simbol lengkap pengelasan. Besarnya sudut pada alur las terletak di atas Simbol dasar pengelasan, seperti terlihat pada gambar 2.17. Dalam melakukan persiapan pada bagian sisi pengelasan, setengah dari sudut alur dipotong pada masing-masing bagian, sehingga ketika di gabungkan sudut yang ditunjukkan adalah sudut total. Ketika menggunakan jenis pengelasan bevel atau alur-j, hanya berdasarkan satu bagian bahan logam dipotong. Anak panah pada simbol pengelasan menempel pada titik bagian permukaan yang dipotong seperti terlihat pada gambar 2.17D, dan pada gambar 2.18A. o 60 1/6 Bukaan kaki 45 Sudut alur B A o 30 C 1/6 45 1/8 1/8 D E F o 45 Gambar 2.17. Bukaan akar dan sudut alur Pada gambar 2.17 terlihat bahwa gambar A dan D menunjukkan Simbol las untuk pengelasan alur. Sedang gambar B dan E menunjukkan potongan bagian dan setting untuk pengelasan. Gambar C dan F menunjukkan pengelasan yang telah lengkap. Terlihat bahwa anak panah menempel di titik D bagian sebelah kiri, yang artinya bahwa bagian ini harus dipotong atau dilakukan permesinan. 2.7 Kontur dan Simbol Penyelesaian Bentuk atau kontour pada manik-manik las ditunjukkan pada Simbol pengelasan sebagai garis lurus atau lengkung di antara Simbol dasar pengelasan dan Simbol finishing. Garis kontur lurus menunjukkan bahwa manik-manik las dapat dibuat sedatar mungkin. Garis contour lengkung 32

menunjukkan bentuk cembung atau cekung manik-manik las, seperti terlihat pada gambar 2.18. Simbol kontur Simbol finish 1/8 45 C C G A C Simbol kontur Simbol finish Kontur normal, Potongan permukaan Simbol finish kontur cembung, kemudian dipotong Kontur flat kemudian di gerinda B F Gambar 2.18. Kontour las dan Simbol penyelesaian Pada gambar 2.18 terlihat pada gambar A,C dan E menunjukkan simbol kontour dan penyelesaian pada Simbol pengelasan. Sedang gambar B, D, dan F menggambarkan bentuk dan penyelesaian pengelasan yang telah lengkap. Dalam standar American Welding Society (AWS) menggunakan symbol-simbol penyelesaian sebagai berikut: C (potong); G (gerinda); M (pemesinan); R (Pengerollan); H (tempa). 2.8 Ukuran (Kekuatan Las) dan Ukuran efektif Throat Ukuran las sangat penting. Ukuran las pada umumnya ditentukan dengan kode dan spesifikasi, insinyur las, atau dari pengalaman. Istilah Size Of Weld berbeda artinya untuk jenis pengelasan fillet dan pengelasan alur. Ukuran pada jenis pengelasan fillet berarti panjang pada bagian segi tiga yang terbentuk pada arah melintang pengelasan yang telah lengkap seperti yang terlihat pada gambar 2.19. E1 E2 A B a L2 L1 Gambar 2.19 Ukuran pada jenis pengelasan fillet dan throat yang efektif 33

Pada gambar 2.19 terlihat bahwa gambar A dan B menunjukkan pengelasan fillet telah dilas pada ukuran sama a. Ukuran segi tiga yang digambarkan pada kontour pengelasan A lebih kecil dibanding segitiga B. Pada hasil las A yang cekung, pengelasannya lebih kecil dibandingkan dengan pengelasan B yang cembung. Ukuran throat efektif E1 dan E2 sama pada kedua jenis pengelasan fillet. Ukuran pengelasan alur adalah sejauh mana kedalaman logam dasar dipotong atau sebagai dasar, seperti terlihat pada gambar 2.20 yang dimaksud dengan throat yang efektif pada pengelasan alur adalah kedalaman penetrasi pengelasan. Throat yang efektif tak pernah lebih besar dibandingkan dengan ketebalan logam. 1/4 A 1/5 1/4 (1/5) 1/2" B 5/8 3/4 5/8 (3/4) 5/8 5/8 (3/4) Gambar 2.20. Ukuran pengelasan alur dan throat yang efektif. 3/8 Pada gambar 2.20 terlihat bahwa: a) Ukuran las adalah 1/4 inchi dan throat efektif (penetrasi pengelasan) adalah 1/5 inchi. b) Jenis pengelasan adalah bevel ganda. Ukuran las adalah 5/8 inchi. Throat efektif masingmasing pengelasan 3/4 inchi. Tetapi, total efektif throat tidak boleh lebih besar dibandingkan dengan ketebalan bahan logam yaitu sebesar 1 inchi. Dimensi pada bentuk segitiga pada pengelasan fillet ditunjukkan di sebelah kiri Simbol dasar pengelasan. Ukuran pada A 3/8 B 3/8 C 3/8 D 1/2 Gambar 2.21 Ukuran las fillet 34

pengelasan fillet adalah panjang masing-masing kaki. Yang dimaksud panjang Kaki adalah ukuran pada arah vertikal dan horisontal sisi kanan (90o) segi tiga. Gambar 2.21 menunjukkan penemptan dimensi ukuran tersebut. Ukuran tersebut bisa digambarkan dalam bentuk pecahan atau desimal. Ukuran tersebut juga bisa digambar dalam satuan matrik SI. Panjang sisi segi tiga pengelasan filler yang khusus mempunyai panjang yang sama. Dengan demikian hanya satu dimensi yang digambarkan pada simbol pengelasan untuk pengelasan fillet yang khusus. Jika dimensi dua sisi segi tiga fillet tidak sama, maka dua dimensi akan digambar seperti ditunjukkan dalam Gambar 2.21, tampak pada gambar C dan D. Seandainya dimensi panjang sisi segitiga pada pengelasan fillet tidak sama, bentuk fillet bisa ditunjukkan pada gambar pengelasan. Bentuk pada gambar tersebut akan mengindikasikan pada pengelas sisi fillet mana yang merupakan dimensi panjang dan yang merupakan dimensi pendek. Throat efektif atau kedalaman deposit logam las juga ditunjukkan di sebelah kiri Simbol dasar pengelasan dan dinyatakan dalam kurung. Pada gambar 2.21 terlihat bahwa: A. satu ukuran 1/2 inchi. Hal ini mengindikasikan bahwa kedua sisi fillet segi tiga adalah 3/4 inchi, B. bentuk hasil akhir pengelasan pada A. C. jika dua dimensi berbeda. Ukuran masing-masing sisi fillet bisa ditunjukkan dengan ukuran relatifnya pada gambar pengelasan. D. bentuk hasil akhir pengelasan C. Bila ukuran throat efektif tidak ada berarti menunjukkan pengelasan B A (3/8) untuk alur tunggal dan alur ganda, o 60 1/6o serta dibutuhkan penetrasi yang 60 sempurna. Seperti terlihat pada 3/8 gambar 2.16 dan sebagai contoh 1/2 yang diberikan ukuran throat 1/6 efektif terlihat pada gambar 2.22..5(.6) Pada gambar 2.22 terlihat bahwa 45.6 throat efektif bisa ditunjukkan pada.8 A dan C. Gambar B menunjukkan D C.5 ukuran throat efektif lebih kecil dari ketebalan logam. Sedang pada gambar D, Ukuran throat efektif Gambar 2.22. Ukuran throat lebih besar dibandingkan dengan kedalaman alur. efektif 2.9 Panjang dan Jarak Bagi Las Pada beberapa bagian yang di las yang tidak memerlukan pengelasan terus-menerus dari satu ujung sambungan keujung sambungan yang lain. 35

Untuk menghemat waktu dan biaya, dimana kekuatan las tidak begitu dipentingkan.bagian las yang pendek las dapat ditempatkan pada seberang sambungan. Hal ini disebut dengan pengelasan intermittent (putus-putus).pada pengelasan intermittend, dimensi panjang digunakan untuk menandai panjang masing-masing las. Dimensi jarak bagi menunjukkan jarak dari titik tengah las yang ke titik tengah las berikutnya, seperti terlihat pada gambar 2.23. ukuran panjang dan jarak bagi selalu ditunjukkan di sebelah kanan dasar simbol las dasar pada simbol pengelasan.ketika melakukan pengelasan fillet putus-putus di perlukan sambungan las pada kedua sisi, kemungkinannya adalah salah satu dari dua jenis. Jenis pertama adalah las rantai putus-putus (chain intermittent weld), sedang jenis yang kedua adalah jenis las same titik. B A 1/8 4-8 4 4 4 2-4 2-4 C 4 2 2 D 2 8 8 4 2 4 2 Gambar 2.23. Ukuran panjang dan jarak bagi las Pada gambar A panjang (4) dan jarak bagi (8) pada simbol pengelasan. B Menunjukkan rangkaian panjang las 2 inchi, jarak antar titik tengah las ke titik las yang lain 4 inchi. C dan D menunjukkan gambar simbol fillet dan hasil las. Pengelasan kontinyu dan putus-putus bisa dibuat dalam sambungan yang sama. Dalam kasus itu, penggambaran akan menggunakan dimensi untuk menunjukkan di mana masing-masing efektifitas Simbol pengelasan dari mulai hingga akhir. Seperti terlihat pada gambar 2.20 A. Perbedaan spasi dari jarak bagi reguler bisa digunakan di antara akhir pengelasan kontinyu dan permulaan pengelasan putus-putus. Lihat dimensi 4 dalam Gambar 2.20 B. Spasi ini sama dengan jarak putusputus minus panjang satu pengelasan putus-putus. Spasi di antara pengelasan kontinyu dan putus-putus dalam Gambar 2.20 B, sama dengan jarak minus panjang, atau 8 4 = 4. 2.10 Simbol Pendukung Las dan Melt -Thru Sambungan las yang mempersyaratkan penetrasi lengkap bisa dilas dari kedua sisi. Stringer bead (satu pelepasan pengelasan tanpa gerakan bergelombang) mungkin memerlukan pendukung pada sisi berlawanan 36

pengelasan alur untuk menjamin sempurnanya penetrasi. Dalam kasus itu, diperlukan simbol pendukung las seperti terlihat pada gambar 2.25. Simbol burn-through digunakan ketika 100 persen dibutuhkan penetrasi pada salah satu sisi las. 16 1/4 2-6 12 1/4 A 4 12 4 2 12 1/4 2 12 B 6 Gambar 2.24. Pengelasan kontinyu dan putus-putus Pada gambar 2.24, penggunaan Dimensi pada batas atas gambar pengelasan ditunjukkan pada simbol pengelasan. Spasi diantara pengelasan continue dan putus-putus sama dengan jarak bagi dikurangi panjang satu las putus-putus. Simbol kontur 1/8 Ukuran A Simbol pendukung las (backing weld) Penetrasi lengkap Simbol atau burn-through burn-through 45 C B Backing weld D 1/8 Gambar 2.25. Simbol pendukung las dan burn-through Simbol burn-through digunakan pada pengelasan yang dilas hanya dari satu sisi dan yang memerlukan 100 persen penetrasi, seperti ditunjukkan pada gambar C dan D. Pendukung las bisa digunakan untuk memperoleh 100 persen penetrasi ketika memungkinkan pengelasan pada kedua sisi, 37

seperti ditunjukkan pada gambar A dan B. Simbol kontur dan ukuran bisa digunakan dengan seperti terlihat pada gambar A dan C. Ukuran 0.5 fillet pada gambar D dan E dilas dalam medan las. Medan tersebut dilas pada semua sudut baik depan maupun belakang. Simbol las penuh 1/4 Tampilan secara perspectif A B Simbol bidang las D Simbol las penuh 0.5 E 1/4 Fillet di las penuh C 0.5 fillet dilas pada bidang (lokasi) dan sepenuhnya (depan dan belakang) Gambar 2.26 Simbol las penuh dan medan las 2.11 Simbol Las Penuh dan Medan Las Arah yang diberikan pada Simbol pengelasan tidak lagi berarti ketika terjadi perubahan sambungan las pada sekeliling sudut. Jika terjadi perubahan arah sambungan harus menggunakan simbol pengelasan baru atau menggunakan simbol las penuh. Simbol las penuh digunakan ketika jenis sambungan las yang sama digunakan pada semua sisi kotak atau bagian silinder, seperti terlihat Gambar 2.26. Beberapa bagian disatukan dan dilas di bengkel. Hal ini seringkali diperlukan bagian dalam medan tersebut untuk penggabungan akhir dan pengelasan. Ketika pengelasan harus dibuat dalam medan yang jauh dari bengkel, Simbol medan las bisa digunakan, seperti terlihat pada Gambar 2.26 D. Jika pengelasan harus dibuat di bengkel, tidak menggunakan Simbol medan las seperti terlihat pada gambar 2.26. 38

2.12. Garis Referensi Ganda Jika membuat serangkaian operasi bisa mengunakan dua garis referensi atau lebih. Gambar 2.27 menggambarkan garis referensi, untuk garis referensi yang paling dekat dengan anak panah mengindikasikan operasi pertama. Operasi terakhir ditunjukan oleh garis referensi terjauh dari anak panah tersebut. A B Las kedua Las ketiga Las pertama A B Gambar 2.27 Penggunaan garis referensi ganda. Gambar A menunjukkan penggunaan tiga garis referensi. Garis pertama menunjukan pendukung las (backing weld). Garis kedua menunjukan las tirus (bevel). Sedangkan garis terakhir menunjukan kontur las fillet. Sedang gambar B menunjukkan sambungan las yang telah lengkap. Gambar 2.28. Pengelasan plug dan slot 2.13. Las Plug dan Slot Kadang-kadang perlu mengelas dua bagian bahan bersama di tempat yang jauh dari tepinya. Hal ini dilakukan dengan membuat lubang dalam satu bagian dan mengelas dua bagian bersama-sama melalui lubang ini seperti ditunjukkan dalam Gambar 2.28. Lubang tersebut mungkin bundar atau berbentuk lain (umumnya satu slot panjang). Lubang tersebut bisa dibuat dibor, potong, atau dilakukan pemesinan. Pada gambar A menunjukkan las plug dan slot sedang gambar B tampak depan. Gambar C Hasil pengelasan yang telah lengkap. 39

Las Plug digunakan jika lubangnya bulat. Las Slot digunakan jika lubangnya memanjang. Sisi lubang bisa disembunyikan. Simbol pengelasan yang digunakan untuk o 45 pengelasan plug ditunjukkan gambar 2.29 Ukuran pengelasan plug 0.8 ditunjukkan di sebelah kiri Simbol A 0.2 las. Sudut countersink ditunjukkan di bawah Simbol pengelasan (sisi anak panah las). Dalam Simbol las menunjukkan kedalaman las. Lokasi 0.8 0.2 B o las plug ditunjukkan di dalam 45 gambar assembly. Untuk las slot, panjang, lebar, sudut countersink, lokasi dan jarak slot tidak ditunjukkan pada Simbol las. Gambar 2.29 Simbol las plug Dimensi ini ditunjukkan pada gambar assembly. Kedalaman pengisian ditunjukkan pada Simbol pengelasan. Jika ada rangkaian las plug atau slot, jarak titik tengah ke tengah ditunjukkan di sebelah kanan Simbol las, seperti terlihat pada gambar 2.30. 2.14 Las Titik (Spot Welds) 1.5 Lihat detail B 6 6.5 Detail B 6 4 7 B A Gambar 2.30 Gambar las slot dan simbol pengelasannya Las titik bisa dibersihkan menggunakan las tahanan, las busur gas tungsten. Simbol las titik adalah lingkaran kecil. Lingkaran tersebut bisa berada pada kedua sisi garis referensi, atau bisa menumpang garis referensi. Jika las pada sisi anak panah, Simbol las seharusnya di bawah garis referensi seperti simbol las lainnya. Jika pengelasan dilakukan di kedua sisi, seperti dalam tahanan las titik, gambar lingkaran tersebut menumpang garis referensi. Lihat Gambar 2.31. 40

Proyeksi pengelasan adalah proses lain untuk menghasilkan las titik. Untuk menunjukkan di mana bagian yang memiliki proyeksi pengelasan, gambar lingkaran tersebut ditempatkan di atas atau di bawah garis referensi. Ukuran las ditunjukan di sebelah kiri Simbol las. Kekuatan pengelasan juga ditunjukkan di sebelah kiri simbol las dalam satuan pond atau newton per titik. Sedangkan jarak pengelasan diletakkan di sebelah kanan Simbol las ditemukan. Jumlah las dinyatakan dalam kurung dan terletak di atas atau di bawah Simbol las titik. EBW 2KN 3 3 mm A 0.2 600 RSW 0.2 B Gambar 2.31. Simbol las titik Gambar A) menunjukkan las titik dengan ukuran fusinya adalah 2.5 mm. Kekuatan yang diperlukannya adalah 1 kilonewton. Pengelasan tersebut dibuat dari sisi lain. Sedang gambar B) menunjukkan tempat resistensi las titik dengan ukuran fusi adalah 2/8 inchi, dan kekuatannya 600 pond. Pengelasan dilakukan dari kedua sisi dan simbolnya menumpang pada garis referensi. 41

Tabel 2.6 Simbol las berdasarkan posisi pengelasan Jenis dan posis las Kualifikasi Las fillet Las tumpul Pelat dan pipa Pelat dan las posisi Pipa (diameter >24 pipa Inch) 1G F F (*) F 2G F,H F,H(*) F,H 3G F,H,V F (*) F,V Pelat 4G F,H,O F (*) F,O tumpul 3G dan 4G semua F (*) F,H,O 2G,3G dan semua F,H(*) semua 4G 1F F (*) 2F F,H (*) Pelat fillet 3F F,H,V (*) 4F F,H,O (*) 3F dan 4F Semua (*) 1G F F F 2G F,H F,H F,V,O Pipa5G semua F,V,O semua tumpul 6G semua semua semua 2G dan 5G semua semua semua 1F F 2F F,H Pipa-Fillet 2FR F,H 4F F,H,O 5F semua Sumber: www.globalsecurity.org Keterangan Posisi pengelasan - F = flat (datar) V = Vertikal - H = horizontal O = Overhead (di atas kepala) (*) menunjukkan pipa dengan diameter luar lebih dari 2 7/8 inch. 42

Gambar 2.32 posisi las alur sambungan tumpul pada pelat Sumber: www.aws.org Gambar 2.33 Posisi las fillet pada pelat Sumber: www.aws.org Gambar 2.34 posisi las alur pada pipa Sumber: www.aws.org 43

Gambar 2.35 Posisi las fillet pada pipa Sumber: www.aws.org Tabel 2.7 Daftar posisi las alur Posisi Referensi gambar Flat / datar A Horisontal B Sudut inklinasi sumbu 0-15 0-15 Diatas kepala C 0-80 Vertikal D E 15-80 80-90 44 Rotasi muka/derajat 150-210 80-150 210-280 0-80 280-360 80-280 0-360

Gambar 2.36 Posisi referensi las alur Sumber: www.aws.org Table 2.8 Daftar posisi referensi las fillet Posisi Referensi Sudut inklinasi gambar sumbu Flat / datar A 0-15 Horisontal B 0-15 Diatas kepala C 0-80 Vertikal D E 15-80 80-90 Gambar 2.37 Posisi referensi las fillet Sumber: www.aws.org 45 Rotasi muka/derajat 150-210 80-150 210-280 0-80 280-360 80-280 0-360

Contoh 1. Gambarkan simbol sebuah konstruksi seperti terlihat pada gambar dibawah ini, a. b. Jawab a. b. 2.15 Latihan 1. Jelaskan arti dari simbol dibawah ini, dan buat sketsa benda yang di las? GTAW 3/4 46

2. Buatlah simbol pengelasan untuk las listrik dengan posisi a, b, dan c pada bagian benda kerja yang di tunjukkan oleh anak panah? c b a 3. Buatlah simbol pengelasan untuk las listrik dengan posisi a, b, dan c pada bagian benda kerja yang di tunjukkan oleh anak panah? b a 4. Bagaimana simbol pengelasan pada bagian yang ditunjukkan oleh anak panah (a) untuk konstruksi berikut ini, dan jelaskan arti dari simbol tersebut? 10 5 15 8 3 0 25 30 30 30 30 120 47 25 a 8 3 0

5. Gambarkan benda kerja hasil akhir las dan jelaskan arti dari simbol yang ada? 1,5(2) 100 40 4 48 GTAW 45