TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan salah satu komoditas strategis baik secara ekonomi, sosial

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO 2 1 MENINGKATKAN HASIL GABAH. Oleh : Drh. Saiful Helmy

ANALISIS KOMPARASI USAHATANI PADI SAWAH MELALUI SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO DENGAN SISTEM TANAM NON JAJAR LEGOWO

SISTEM TANAM PADI JAJAR LEGOWO

KEUNTUNGAN DAN KELEBIHAN SISTEM JARAK TANAM JAJAR LEGOWO PADI SAWAH

I. PENDAHULUAN. pertanian sebagai sumber pendapatan bagi sebagian besar penduduknya.

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. padi merupakan komoditas utama dalam menyokong pangan masyarakat.

I. PENDAHULUAN. jumlah areal penanaman padi makin menyempit. Selain itu, pengendalian hama

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan

I. PENDAHULUAN. Tanaman pangan adalah segala jenis tanaman yang di dalamnya terdapat

TINJAUAN PUSTAKA. komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai penopang pembangunan. Sektor pertanian meliputi subsektor

PENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi...

Asda Rauf; Amelia Murtisari Jurusan Agribisnis Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian Universitas Negeri Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah di Jakarta

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Badan Litbang Pertanian telah melepas lebih dari 200 varietas padi sejak

I. PENDAHULUAN. Komoditas tanaman pangan yang sangat penting dan strategis kedudukannya

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Oleh: Ibrahim Danuwikarsa

BAB I. PENDAHULUAN. manusia untuk meningkatkan dan pemerataan taraf hidup semua anggota

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan komoditas tanaman pangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI GOGO DAN PENDAPATAN PETANI LAHAN KERING MELALUI PERUBAHAN PENERAPAN SISTEM TANAM TANAM DI KABUPATEN BANJARNEGARA

II. TINJAUAN PUSTAKA

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. pembangunan pertanian dan sebagai makanan utama sebagian besar masyarakat

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

I. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan

IBM KELOMPOK TANI PADI RAKYAT (PENERAPAN VARIETAS UNGGUL HIBRIDA BARU DAN TEKNIK JAJAR LEGOWO)

I. PENDAHULUAN. berkaitan dengan sektor-sektor lain karena sektor pertanian merupakan sektor

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. pola bertanam yang berselang-seling antara dua atau lebih (biasanya dua atau

Nila Suryati Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Musi Rawas ABSTRAK

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sektor pertanian dalam tatanan pembangunan nasional memegang peranan

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGGUNAAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Kata kunci : sistem tanam, produktivitas dan padi sawah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul. Abstrak

TINJAUAN PUSTAKA. secara hayati. Mikroba penambat nitrogen hidup bebas pada tanah sawah

BUDIDAYA PADI RATUN. Marhaenis Budi Santoso

I. PENDAHULUAN. dan sumber devisa negara, pendorong pengembangan wilayah dan sekaligus

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio).

1) Dosen Fakultas Pertanian Unswagati Cirebon 2) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Kuningan

MINAT PETANI TERHADAP KOMPONEN PTT PADI SAWAH PENDAHULUAN

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul)

PENDUGAAN FAKTOR PENENTU PRODUKSI PADI SAWAH SISTEM TANAM LEGOWO DI KELURAHAN DUSUN BESAR KECAMATAN GADING CEMPAKA KOTA BENGKULU

TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari 3 golongan ecogeographic yaitu Indica, Japonica, dan Javanica.

SKRIPSI KASEH LESTARI

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani (Suprihono, 2003).

BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI

PENANAMAN TANAMAN JAGUNG/ System JARWO

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan peningkatan ketahanan pangan nasional. Hasil Sensus Pertanian 1993

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, khususnya tanaman pangan bertujuan untuk meningkatkan

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PENGARUH PERBAIKAN PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN TABA PENANJUNG KABUPATEN BENGKULU TENGAH ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. sumber pangan utama penduduk Indonesia. Jumlah penduduk yang semakin

I. PENDAHULUAN. dan jasa menjadi kompetitif, baik untuk memenuhi kebutuhan pasar nasional. kerja bagi rakyatnya secara adil dan berkesinambungan.

KERAGAAN TANAMAN PADI BERDASARKAN POSISI TANAMAN TERHADAP KOMPONEN HASIL PADA SISTEM TANAM LEGOWO 4:1 ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah salah satu negara yang terletak di zona

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha di Indonesia Tahun (Persentase)

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. ilmu usahatani merupakan ilmu yang mempelajari cara-cara petani menentukan,

PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA JAGUNG BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PENANAMAN JAGUNG BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

I. PENDAHULUAN. penting bagi masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan karena produk yang di

DAYA HASIL DAN POTENSI LIMBAH UNTUK PAKAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU (VUB) PADA SISTEM TANAM LEGOWO 2:1. I NYOMAN ADIJAYA dan I MADE RAI YASA

KAJIAN PADI VARIETAS UNGGUL BARU DENGAN CARA TANAM SISTEM JAJAR LEGOWO

KERANGKA PENDEKATAN TEORI

MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan sumber bahan makanan ketiga setelah padi dan jagung.

I. PENDAHULUAN. yang semakin meningkat menyebabkan konsumsi beras perkapita per tahun

MENINGKATKAN PROUKSI PADI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI HEMAT AIR

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. mereka berniat meningkatkan produksi padi semaksimal mungkin menuju

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. nama pejabat yang memperkenalkan cara tanam ini. Sistem tanam jajar legowo

I. PENDAHULUAN. Adalah penting bagi Indonesia untuk dapat mewujudkan ketahanan pangan

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT

PERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia di samping kebutuhan

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. sepanjang tahun dan memiliki potensi komersial yang cenderung semakin

I. TINJAUAN PUSTAKA A. Padi

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. bermata pencarian sebagai petani (padi, jagung, ubi dan sayur-sayuran ). Sektor

Pengaruh Beberapa Jarak Tanam terhadap Produktivitas Jagung Bima 20 di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat

59 ZIRAA AH, Volume 43 Nomor 1, Pebruari 2018 Halaman ISSN ELEKTRONIK

KAJIAN POLA TANAM TUMPANGSARI PADI GOGO (Oryza sativa L.) DENGAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. seperti industri, jasa, pemasaran termasuk pertanian. Menurut Rogers (1983),

I. PENDAHULUAN. bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Komoditi jagung memiliki peranan cukup penting dan strategis dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN. menjadi suatu keharusan, agar produksi dapat menunjang permintaan pangan yang

Transkripsi:

TINJAUAN PUSTAKA Padi merupakan salah satu komoditas strategis baik secara ekonomi, sosial maupun politik. Pada umumnya usahatani padi masih merupakan tulang punggung perekonomian keluarga tani dan perekonomian desa. Sejak tahun awal 2007 pemerintah telah bertekad untuk meningkatkan produksi beras 2 juta ton pada tahun 2007 dan selanjutnya meningkat 5% per tahun hingga tahun 2009. Untuk mencapai target atau sasaran tesebut maka diluncurkan Program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) dengan mengimplementasikan 4 (empat) strategi program yaitu: 1. Peningkatan produktivitas; antara lain dengan menggunakan bibit varietas yang bermutu, 2. Perluasan areal; tanam diutamakan pada wilayah yang pernah menjadi sentra produksi padi, 3. Pengamanan produksi; dengan memberikan bantuan sarana pascapanen, dan 4. Kelembagaan dan pembiayaan serta peningkatan koordinasi; dengan menguatkan peran gabungan kelompok yani dan kemitraan (Badan Litbang Pertanian, 2007a; Purwanto, 2008). Ini sesuai dengan visi-visi pembangunan pertanian nasional tahun 2010-2014 yaitu terwujudnya pertanian industrial unggul berkelanjutan yang berbasis sumber daya lokal untuk meningkatkan kemandirian pangan, nilai tambah dan ekspor serta kesejahteraan petani.

Soekartawi (1995) menjelaskan bahwa pendapatan adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya dalam usahatani. Dimana penerimaan usahatani merupakan perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Dalam hal usaha tani, modal sangat diperlukan sebab dengan adanya modal petani dapat membeli semua keperluan yang dibutuhkan untuk lahan sawahnya misalnya beli bibit unggul, pupuk, pestisida, membayar upah buruh tani dan lain sebagainya. Untuk itulah modal memiliki peran penting dalam menentukan produksi serta produktivitas. Jumlah pendapatan yang besar menunjukkan besarnya modal yang dimiliki untuk mengelola usahataninya sedangkan jumlah pendapatan yang kecil menunjukkan investasi yang menurun sehingga berdampak buruk terhadap usahataninya (Soekartawi, 1993). Landasan Teori Sebagaimana telah diketahui pada umumnya petani masih mengalami kesulitan dalam usaha meningkatkan taraf hidupnya. Hambatan-hambatan yang dihadapi oleh petani dalam usaha meningkatkan kesejahteraan hidupnya dapat berupa lemahnya modal, rendahnya tingkat pendidikan, dan minimnya ketrampilan serta lemahnya pengetahuan yang dimiliki oleh petani itu sendiri. Fasilitas yang dapat diberikan untuk petani itu sendiri dapat berupa sarana produksi pertanian seperti varietas bibit unggul, pupuk, obat-obatan, pembasmi hama dan lain sebagainya (Soekartawi, 1998). Penelitian Mosher (1997), menyebutkan bahwa lahan pertanian sebagai aset penting yang dimiliki petani sangat menentukan peluang berusaha bagi

dirinya. Aset ini berpengaruh terhadap besarnya pendapatan yang mereka peroleh dari pengelolaan lahan tersebut. Lahan sempit tentu saja hasil yang diperoleh juga tidak memadai, pendapatan yang mereka peroleh juga rendah. Menurut Sembiring (2008) keberhasilan peningkatan produksi padi lebih banyak disumbangkan oleh peningkatan produktivitas dibandingkan dengan peningkatan luas panen. Pada periode 1971-2006 peningkatan produktivitas memberikan kontribusi sekitar 56,1%, sedangkan peningkatan luas panen dan interaksi keduanya memberikan kontribusi masing-masing 26,3% dan 17,5% terhadap peningkatan produksi padi. Menurut Soeharsono (1989), menyatakan bahwa usaha tani yang bagus sebagai usahatani yang produktif dan efisien yang sudah sering dibicarakan sehari-hari. Usahatani yang produktif berarti usahatani yang produktivitasnya tinggi. Maksud dari produktivitas ini sebenarnya merupakan penggabungan antara konsepsi efisiensi usaha (fisik) dengan kapasitas tanah. Efisiensi fisik mengukur banyaknya hasil produksi (output) yang dapat diperoleh dari satu kesatuan (input). Sedangkan kapasitas dari sebidang tanah tertentu menggambarkan kemampuan tanah itu untuk menyerap tenaga dan modal sehingga memberikan hasil produksi bruto yang sebesar-besarnya pada tingkatan teknologi tertentu. Oleh karena itu, secara teknis produktivitas merupakan perkalian antara efisiensi (usaha) dan kapasitas (tanah). Menurut Soeharsono (1989), menyatakan bahwa kualitas manusia (pendidikan, ketrampilan, dan keahlian) yang rendah mengakibatkan rendahnya pemanfaatan teknologi dan inovasi dalam proses produksi, tidak hanya kemampuan produksi akan rendah, tetapi juga produktivitas dalam produksi pun

akan rendah. Dengan rendahnya tingkat kualitas sumber daya manusia, kemampuan dalam pengembangan teknologi punakan semakin rendah pula. Hal ini disimpulkan dengan adanya perbedaan perkembangan kondisi wilayah maupun kondisi masyarakatnya. Keberhasilan penyuluh pertanian pada suatu desa dapat mendorong perubahan karakteristik masyarakat, dimana dapat mempengaruhi produktivitas kerja petani dalam menerapkan inovasi-inovasi baru. Penyebab semakin berkurangnya produktivitas padi sawah antara lain ketidakterpaduannya pengelolaan lahan dan kurangnya perhatian terhadap upaya pelestarian lahan dan lingkungan. Di sisi lain, terabaikannya penggunaan bahan organik dan intensifnya pemberian pupuk kimia untuk mengejar hasil tinggi telah menurunkan bahan organik tanah dan unsur hara. Akibat lebih lanjut dari kondisi ini adalah menurunnya kemampuan tanah menyimpan dan melepaskan unsur hara dan air bagi tanaman-tanaman, sehingga dapat mengurangi efisiensi penggunaan pupuk dan air irigasi. Berbagai upaya untuk meningkatkan produksi tanaman padi telah dilakukan oleh petani-petani, baik dengan penggunaan bibit unggul, pemupukan yang tepat, pengairan yang cukup, pengendalian hama penyakit dan lain sebagainya (BPTP Deli Serdang, 2004).

Sistem Tanam Jajar Legowo Gambar 1. Sistem Tanam jajar legowo Legowo menurut bahasa Jawa berasal dari kata Lego yang berarti luas dan dowo yang berarti panjang. Pada prinsipnya sistem tanam jajar legowo adalah meningkatkan populasi dengan cara mengatur jarak tanam. Selain itu sistem ini juga memanipulasi lokasi tanaman sehingga seolah-olah tanaman padi dibuat menjadi taping (tanaman pinggir) lebih banyak. Seperti kita ketahui tanaman padi yang berada dipinggir akan menghasilkan produksi lebih tinggi dan kualitas gabah yang lebih baik, hal ini disebabkan karena tanaman tepi akan mendapatkan sinar matahari yang lebih banyak (Anonimus, 2001). Legowo merupakan rekayasa teknik tanam dengan mengatur jarak tanam antar rumpun maupun antar barisan, sehingga terjadi pemadatan rumpun padi didalam barisan dan memperlebar jarak antar barisan. Pada sistem jajar legowo dua baris semua rumpun padi berada di barisan pinggir dari pertanaman. Akibatnya semua rumpun padi tersebut memperoleh manfaat dari pengaruh pinggir (border effect). Permana (1995) melaporkan bahwa rumpun padi yang

berada di barisan pinggir hasilnya 1,5 2 kali lipat lebih tinggi dari produksi pada yang berada di bagian dalam. Disamping itu sistem Legowo yang memberikan ruang yang luas (lorong) sangat cocok dikombinasikan dengan pemeliharaan ikan (minapadi Legowo). Keuntungan Sistem Tanam Jajar Legowo 1. Masa pemeliharaan ikan dapat lebih lama, yaitu 70-75 hari. Dibandingkan dengan cara tandur jajar biasa yang hanya 45 hari, 2. Jumlah rumpun padi meningkat sampai 33% /ha. Semua barisan rumpun tanaman berada pada bagian pinggir yang biasanya memberikan hasil lebih tinggi (efek tanaman pinggir), 3. Memudahkan pemeliharaan tanaman, 4. Hasil ikan yang diperoleh dapat menutupi sebagian biaya usaha tani, 5. Dapat meningkatkan pendapatan usahatani antara 30-50%, 6. Pengendalian hama, penyakit, dan gulma lebih mudah, 7. Penyediaan ruang kosong untuk pengaturan air, saluran pengumpul keong mas,dan 8. Penggunaan pupuk lebih berdaya guna. Perspektif sistem usahatani padi-ikan dalam meningkatkan pendapatan petani adalah jika hasil padi telah mencapai tingkat maksimum sampai batas potensi genetik varietas dan daya dukung lingkungan (carrying capacity), maka sasaran program intensifikasi adalah mempertahankan tingkat produktivitas padi dan meningkatkan pendapatan petani. Rekayasa teknik tanam padi dengan cara tanam jajar legowo 2:1 atau 4:1, berdasarkan hasil penelitian terbukti dapat

meningkatkan produksi padi sebesar 12-22%. Disamping itu sistem legowo yang memberikan ruang yang luas (lorong) sangat cocok dikombinasikan dengan pemeliharaan ikan (minapadi legowo). Hasil ikan yang diperoleh mampu menutup sebagian biaya usahatani (Pelita Karawang Online, 2010). Tipe Sistem Tanam Jajar Legowo 1. Jajar legowo 2:1. Setiap dua baris diseling satu barisan kosong dengan lebar dua kali jarak dalam barisan. Namun jarak tanam dalam barisan yang memanjang dipersempit menjadi setengah jarak tanam dalam barisan. Dengan demikian, jarak tanam pada tipe jajar legowo 2:1 adalah 20cm (antar barisan) 10cm (barisan pinggir) 40cm (barisan kosong). Gambar 2. Jajar Legowo 2:1 2. Jajar legowo 3:1. Setiap tiga baris tanaman padi diselingi satu barisan kosong dengan lebar dua kali jarak dalam barisan. Jarak tanam tanaman padi yang dipinggir di rapatkan dua kali dengan jarak tanam yang ditengah.dengan

demikian, jarak tanam legowo tipe 3:1 adalah 25 cm (jarak antar barisan) x 15 cm (jarak dalam barisan) x 50 cm (jarak lorong). Umumnya, bila jarak antar barisan adalah 25 cm maka jarak dalam barisan adalah 15 cm sedangkan bila jarak antar barisannya adalah 20 cm maka jarak dalam barisan adalah 10 cm. Modifikasi jarak antar barisan dan dalam barisan disesuaikan untuk tujuan peningkatan populasi tanaman padi dan penciptaan iklim mikro yang tidak mengundang timbulnya hama dan penyakit. Gambar 3. Jajar Legowo 3:1 3. Jajar legowo 4:1. Setiap tiga baris tanaman padi diselingi satu barisan kosong dengan lebar dua kali jarak dalam barisan, demikian seterusnya. Jarak tanam yang dipinggir setengah dari jarak tanam yang di tengah. Dengan demikian, jarak tanam pada tipe legowo 4:1 adalah 20cm (antar barisan tengah dan pada barisan tengah) 10cm (barisan pinggir) 40cm (barisan kosong). Menurut Sekarmadjapahit (2012) tipe sistem tanam jajar legowo (4:1) dipilih sebagai anjuran kepada petani untuk diterapkan dalam rangka peningkatan produksi padi karena berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan melihat

serta mempertimbangkan tingkat efisiensi dan efektifitas biaya produksi dalam penggunaan puppuk dan benih serta pengaruhnya terhadap hasil produksi tanaman padi. Gambar 4. Jajar Legowo 4:1 Jarak tanam pada cara tanam legowo bisa dimodifikasi dengan berbagai pertimbangan. Secara umum, jarak tanam yang dipakai adalah 20 cm dan bisa dimodifikasi menjadi 22,5 cm atau 25 cm sesuai pertimbangan varietas padi yang akan ditanam atau tingkat kesuburan tanahnya. Demikian juga pada tanah yang kurang subur cukup digunakan jarak tanam 20 cm x 20 cm, sedangkan pada tanah yang lebih subur perlu diberi jarak tanam yang lebih lebar 22 cm x 22 cm atau pada tanah yang sangat subur jarak tanamnya 25 cm x 25 cm. Pemilihan ukuran jarak tanam bertujuan agar dapat mendapatkan hasil yang lebih optimal.

Manfaat Sistem Tanam Jajar Legowo 1. Memanfaatkan sinar matahari bagi tanaman yang berada pada bagian pinggir barisan. Semakin banyak sinar matahari yang mengenai tanaman, maka proses fotosintesis oleh daun tanaman akan semakin tinggi sehingga akan mendapatkan bobot buah yang lebih berat. 2. Mengurangi kemungkinan serangan hama, terutama tikus. Pada lahan yang relatif terbuka, hama tikus kurg suka tinggal didalamnya. 3. Menekan serangan penyakit. Pada lahan yang relatif terbuka, kelembaban akan semakkin berkurang, sehingga serangan penyakit juga akan berkurang. 4. Mempermudah pelaksanaan pemupukan dan pengendalian hama/ penyakit. Posisi orang yang melaksanakan pemupukan dan pengendalian hama/penyakit bisa leluasa pada barisan kosong di antara 2 barisan legowo. 5. Menambah populasi tanaman, sehingga juga dapat meningkatkan produksi tanaman padi. 6. Memperbaiki kualitas gabah dengan semakin banyaknya tanaman pinggir. 7. Menambah jumlah tanaman padi (Anonimus, 2011). Kelemahan sistem tanam jajar legowo antara lain: 1. Membutuhkan tenaga kerja untuk tanaman yang lebih banyak dan waktu tanam yang lebih lama pula, karena cara tanamnya satu per satu. 2. Membutuhkan benih yang lebih banyak dengan semakin banyaknya populasi, 3. Biasanya pada legowonya akan lebih banyak ditumbuhi rumput. 4. Menurut penelitian yang saya lakukan cara penerapannya lebih rumit dibandingkan sistem tanam tegel (PPL, 2012).

Kerangka Pemikiran Petani adalah individu yang melakukan usahatani. Usahatani yang dimaksud yaitu berupa usaha yang dilakukan oleh petani pemilik, penggarap atau penyewa lahan pada sebidang tanah yang dikuasainya, tempat petani mengelola input produksi yang tersedia dengan segala pengetahuan dan kemampuannya untuk memperoleh hasil.di desa Sukamandi Hilir ini menggunakan dua sistem tanam yang berbeda, yaitu yang menggunakan sistem tanam jajar legowo dan sistem tanam non jajar legowo. Penyebab rendahnya produktivitas petani dikarenakan berbagai faktor, salah satunya yaitu pengaturan jarak tanam yang salah. Jarak tanam yang digunakan mempengaruhi tinggi rendahnya produksi dan produktivitas. Jumlah produksi dan produktivitas dapat diketahui setelah adanya hasil yang dicapai yaitu melalui panen berikutnya, dimana antara perbedaan pendapatan yang diterima oleh petani dapat dilihat dari pendapatan yang diperoleh setelah menghitung biaya-biaya produksi yang telah dikeluarkan selama dalam proses produksi.

Petani Padi Menggunakan Teknologi Tanam Jajar Legowo Produksi Tidak Menggunakan Teknologi Tanam Jajar Legowo Produksi Produktivitas Produktivitas Pendapatan Pendapatan Keterangan : : Adanya hubungan : Membandingkan Gambar 5. Kerangka Pemikiran Hipotesis Penelitian 1. Ada perbedaan produktivitas dan pendapatan petani yang nyata yang menggunakan sistem tanam jajar legowo dengan yang menggunakan sistem tanam non jajar legowo. 2. Ada perbedaan pendapatan petani dimasing-masing strata luas lahan.