Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. penuhi. Alasan yang menerangkan pernyataan tersebut adalah ASI merupakan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk. meningkatkan pembangunan di bidang kesehatan.

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

Karya Tulis Ilmiah. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi. Disusun Oleh: MUJI RAHAYU J.

Widi Apriani Putri 1) Ai Sri Kosnayani, dan Lilik Hidayanti 2)

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. American

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

PENDAHULUAN Latar Belakang

HUBUNGAN KETERTARIKAN IKLAN SUSU FORMULA DENGAN PEMBERIAN ASI EKKSLUSIF DI POSYANDU DESA KEMUDO PRAMBANAN KLATEN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN MOTIVASI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA USIA 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS CANDI LAMA KECAMATAN CANDISARI KOTA SEMARANG

GAMBARAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DI SURADADI TAHUN

Kata Kunci : Pengetahuan, Pemberian ASI, ASI Eksklusif.

HUBUNGAN KEBIASAAN MENYUSUI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI DESA LOLONG KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. bahwa terdapat perbedaan yang mencolok Angka Kematian Balita (AKB)

Dukungan Suami dengan Kemauan Ibu Hamil dalam Pemberian ASI Eksklusif 62

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. saja sampai usia 6 bulan yang disebut sebagai ASI esklusif (DepKes, 2005). bulan telah ditetapkan dalam SK Menteri Kesehatan No.

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN PEMBERIAN ASI PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN DI BPM KUSNI SRI MAWARTI DESA TERONG II KEC.

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI DI KELURAHAN GONDORIYO NGALIYAN SEMARANG

HUBUNGAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR

JURNAL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Menyelesaikan Pendidikan Program D IV Kebidanan U Budiyah Banda Aceh

Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, Volume 2, Nomor 2, September 2016 ISSN X

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA BALUN KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.2 Agustus2012

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa variabel. Dengan teknik korelasi dapat diketahui hubungan variasi

BAB I PENDAHULUAN. dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita. World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi proses pertumbuhan fisik dan perkembangan yang sangat pesat.

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA

Disusun Oleh: Wiwiningsih

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA BAYI DI KELURAHAN WARNASARI KECAMATAN CITANGKIL KOTA CILEGON

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

BAB I PENDAHULUAN. bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG ASI EKSKLUSIF PADA IBU BEKERJA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BINTUHAN KABUPATEN KAUR

Selvina Ismalia Assegaf 2, Fitria Siswi Utami 3 INTISARI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Makanan yang terbaik untuk bayi usia 0-6 bulan adalah ASI. Air susu ibu (ASI) merupakan sumber energi

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi

Mahasiswa Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang 2

ANALISA HUBUNGAN PENGARUH CARA MENYUSUI DENGAN KEJADIAN PAYUDARA BENGKAK PADA IBU POST PARTUM

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0 6 BULAN Di Desa Karangan Kecamatan Badegan Kabupaten Ponorogo

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

Kata Kunci: Sikap Ibu, Dukungan Suami, Pemberian ASI Eksklusif

Suci Trisnawaty Djunu, Dian Saraswati, Vik Salamanja 1 Jurusan S1 Keperawatan Universitas Negeri Gorontalo

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.1. Januari 2012

BAB I PENDAHULUAN. termasuk anak, remaja, ibu hamil dan ibu menyusui dengan kegiatan pokok

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. balita di Indonesia perlu mendapat perhatian serius yaitu dengan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. otak dimulai dalam kandungan sampai dengan usia 7 tahun (Menteri Negara

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, ASI juga dapat melindungi kesehatan Ibu mengurangi

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN PALEBON KECAMATAN PEDURUNGAN KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan

Nisa khoiriah INTISARI

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI DI KELURAHAN LALANG WILAYAH KERJA PUSKESMAS DESA LALANG KECAMATAN MEDAN SUNGGAL

PERBEDAAN BERAT BADAN BAYI PENGGUNA ASI EKSLUSIF DENGAN ASI TIDAK EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN

Volume 08 No. 02. November 2015 ISSN :

BAB 1 : PENDAHULUAN. Eksklusif, ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI PADA IBU NIFAS UNTUK MENYUSUI BAYINYA DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI (Studi Di BPS Yuliana, Amd. Keb. Kabupaten Lamongan 2016)

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN PROSES PERSALINAN DI RUANG BERSALIN BLUD RUMAH SAKIT KABUPATEN KONAWE

HUBUNGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PROSES PENGELUARAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BANDA ACEH

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA. Kata Kunci: Peran, ibu balita, gizi, status gizi.

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS NORMAL 1-3 HARI TENTANG PEMBERIAN KOLOSTRUM DI RUANG NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. dinilai memberikan hasil yang lebih baik. Keputusan Menteri Kesehatan. eksklusif pada bayi sampai usia 6 bulan (Riksani, 2012).

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

serta suami sangat dibutuhkan. Karena pikiran pikiran negatif atau rasa kurang

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG BREAST CARE DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB l PENDAHULUAN. pada angka 26 kematian per kelahiran hidup (WHO, 2014). Beberapa

Correspondence : Siti Rochimatul Lailiyah.,S.SiT.,MKes.*)Jl. R.E. Martadinata Bangkalan, Indonesia.

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD) DENGAN SIKAP TERHADAP ABORSI DI KELURAHAN NGEMPLAK SIMONGAN KOTA SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI, DURASI MENYUSUI DENGAN BERAT BADAN BAYI DI POLIKLINIK BERSALIN MARIANI MEDAN

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KEBEN KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN. M. Masykur*, Dian Nurafifah**...ABSTRAK...

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang sehat dan berkualitas. Upaya dari United Nation untuk

BAB I PENDAHULUAN. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) (Kementrian Kesehatan RI, juga mengacu kepada Resolusi World Health Assembly (WHA),

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Pemberian ASI berarti memberikan zat-zat gizi yang bernilai gizi tinggi yang

BAB I PENDAHULUAN. terbaik yang bersifat alamiah. Menurut World Health Organization (WHO),

BAB I PENDAHULUAN. internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama

PENGARUH IMPLEMENTASI 10 LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN ASI PADA BAYI USIA 0-3 BULAN

Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah Kec. Cidadap Kel. Ciumbuleuit Kota Bandung

Transkripsi:

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DALAM PROSES LAKTASI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA SEMARANG Siti Nadzifah Lingga Kurniati*) *) Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang Korespondensi : lingga_mid04@yahoo.com ABSTRAK ASI adalah makanan terbaik dan alamiah untuk bayi. Menyusui merupakan suatu proses alamiah, namun sering ibu-ibu tidak berhasil menyusui atau menghentikan menyusui lebih dini dari yang semestinya. Oleh karena itu ibu-ibu memerlukan bantuan agar proses menyusui berhasil. Banyak alasan yang dikemukakan ibu-ibu antara lain ibu merasa ASI-nya tidak cukup, atau ASI tidak keluar pada hari-hari pertama kelahiran bayi. Sesungguhnya hal itu disebabkan karena ibu tidak memproduksi ASI yang cukup, melainkan karena ibu tidak percaya diri bahwa ASI-nya cukup untuk bayinya (Depkes RI, 2005). Hasil penelitian terhadap 900 ibu di sekitar ibu kota (2005) diperoleh fakta bahwa yang dapat memberikan ASI eksklusif selama 4 bulan hanya sekitar 8%, dari total ibu menyusui. Didapat juga bahwa 38,9% dari ibu- ibu tersebut tidak pernah mendapatkan informasi khusus tentang ASI, sedangkan 71,4% ibu tidak pernah mendengarkan informasi tentang ASI eksklusif (Kodrat, 2010 : 20). Jenis penelitian yang digunakan adalah retrospektif uji analisa univariat dan bivariat dengan pendekatan penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 152 ibu yang mempunyai bayi umur 6-12 bulan pada bulan Desember 2010 di Puskesmas Padangsari Banyumanik Semarang. Sedangkan sampel sebanyak 34 dengan tekhnik pengambilan sampel purposive sampling. Data yang diperoleh dengan cara kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memperoleh dukungan emosional sebanyak 17 responden (50,0%), instrumental sebanyak 17 responde n (50,00%), informasional sebanyak 15 responden (44,1%), dukungan penilaian sebanyak 18 responden (52,3%).Responden dengan tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak 22 responden (64,7%). Hubungan antara dukungan emosional suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif, didapatkan p value sebesar 0,002. Hubungan antara dukungan instrumental suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi didapat p value sebesar 0,004. Hubungan antara dukungan informasional dari suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi didapatkan p value sebesar 0,009. Hubungan antara dukungan penialain suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi didapatkan p value sebesar 0,001. Saran yang dapat diberikan kepada pemerintah meningkatkan fasilitas pelayanan kesehatan agar program pemberian ASI eksklusif bisa berhasil. Kata kunci : Dukungan suami, pemberian ASI eksklusif. PENDAHULUAN Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia pada tahun 2003, diketahui bahwa angka pemberian ASI eksklusif turun dari 49% menjadi 39%, 1

sedangkan penggunaan susu formula meningkat tiga kali lipat. Informasi tersebut disampaikan oleh Ketua Badan Kerja Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (BKPP-ASI), dr. Dien Sanyoto Besar, Sp.A (Prasetyono, 2009). World Health Organization (WHO), UNICEF, dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui SK Menkes No. 450/Men. Kes/SK/ IV/2004 tanggal 7 April 2004 telah menetapkan rekomendasi pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan, yang menjelaskan bahwa untuk mencapai pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan yang optimal, bayi harus diberi ASI eksklusif selama 6 bulan pertama. Selanjutnya, demi tercukupinya nutrisi bayi, maka ibu mulai memberikan makanan pendamping ASI dan ASI hingga bayi berusia 2 tahun atau lebih (Prasetyono, 2009). Menurut Rosita (2008 : 36) masalah dari berbagai penelitian baik di Indonesia maupun di luar negeri, diketahui banyak suami yang merasa tidak nyaman melihat kegiatan menyusui. Bahwa murka bila istri lebih memilih merawat bayinya ketika suami membutuhkan bantuan. Menurut penelitian yang telah dilakukan di Rumah Sakit hanya 44% ibu yang menyusui bayi saat di Rumah Sakit dan angka ini menurun manjadi 13% setelah 6 bulan persalinan. Sejumlah 36% ibu menyatakan suaminya merasa tidak nyaman melihat istri memberikan ASI di muka umum. Di samping itu, ada rasa cemburu terhadap hubungan yang begitu intim dan istimewa antara ibu dan bayi saat bayi diberi ASI. Ada juga suami yang berpendapat ia kehilangan intim bersama istri. Dari survei yang dilaksanakan pada tahun 2002 oleh Nutrition & Health Surveillance kerja sama dengan Bangkitbangkes dan Helen Keller International di 4 perkotaan (Jakarta, Surabaya, Semarang, Makasar) dan 8 pedesaan (Sumbar, Lampung, Banten, Jabar, Jateng, Jatim, NTB, Sulsel) menunjukkan bahwa cakupan 2

ASI eksklusif 4 5 bulan di perkotaan antara 14% 21%, sedangkan di pedesaan 14% 26%. Pencapaian ASI eksklusif 5 6 bulan di perkotaan berkisar antara 3% 18% sedangkan di pedesaan 6% 19% (Kodrat, 2010). Hasil penelitian terhadap 900 ibu di sekitar ibu kota (2005) diperoleh fakta bahwa yang dapat memberikan ASI eksklusif selama 4 bulan hanya sekitar 8%, dari total ibu menyusui. Didapat juga bahwa 38,9% dari ibu- ibu tersebut tidak pernah mendapatkan informasi khusus tentang ASI, sedangkan 71,4% ibu tidak pernah mendengarkan informasi tentang ASI eksklusif. Pada sebuah lembaga survei kesehatan tahun 2007 cakupan ASI eksklusif masih 53,5%, pemberian ASI kepada bayi satu jam pasca persalinan hanya 9%, sedangkan pemberian ASI kepada bayi pada hari pertama setelah kelahirannya adalah 51,7%. Rendahnya tingkat pemberian ASI eksklusif ini menjadi salah satu pemicu rendahnya status gizi bayi dan balita di Indonesia (Kodrat, 2010). Berdasarkan pemantauan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2008 pencapaian target ASI eksklusif yaitu mencapai 80% namun saat ini pemberian ASI esklusif hanya berjumlah 28,69%.Dari target Provinsi Jawa Tengah maka di wilayah Kota Semarang pada tahun 2009 target yang dicapai sangatlah jauh dari sasaran yaitu 24,6%. Dari jumlah presentase ASI eksklusif di Kota Semarang cakupan ASI eksklusif terendah adalah di Puskesmas Padangsari pada tahun 2009 sebanyak 1,6% dari semua jumlah ibu menyusui (Puskesmas Padangsari : 2009). Dari hasil studi pendahuluan bulan Desember di Puskesmas Padangsari Banyumanik Semarang pada 10 ibu yang mempunyai bayi berumur 6 12 bulan dengan metode kuesioner terdapat 2 ibu (20%) yang mendapatkan dukungan suami dengan baik sehingga ibu memberikan ASI eksklusif pada bayinya, sedangkan 4 ibu (40%) mend apatkan dukungan sedang dan 4 3

ibu (40%) kurang mendapatkan dukungan suami sehingga mempengaruhi ibu untuk tidak memberikan ASI eksklusif. Dalam hal ini dukungan atau support dari orang lain atau orang terdekat, sangatlah berperan dalam sukses tidaknya menyusui. Semakin besar dukungan yang didapatkan untuk terus menyusui maka akan semakin besar pula kemampuan untuk dapat bertahan terus untuk menyusui. Dalam hal ini suami atau keluarga sangat besar pengaruhnya. Apabila kurang yakin maka carilah bantuan dukungan karena akan sangat membantu membangkitkan kepercayaan diri demi keberhasilan menyusui terutama ASI eksklusif (Proverawati, 2010). Berdasarkan data dan latar belakang tersebut di atas maka penulis ingin meneliti Hubungan dukungan suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Padangsari Banyumanik Semarang METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Padangsari Banyumanik Semarang. Dilakukan pada bulan Maret- April 2011. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional yaitu rancangan penelitian yang dalam melakukan pengukuran variabel independen yakni dukungan suami sedangkan variabel dependen pemberian ASI eksklusif pada bayi, yang mana keduanya diukur pada waktu yang bersamaan. Jenis penelitian yang digunakan adalah retrospektif yaitu penelitian yang berusaha melihat ke belakang, artinya pengumpulan data dimulai dari efek atau akibat yang terjadi (Notoatmodjo, 2002). 4

Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 152 ibu yang mempunyai anak usia 6 12 bulan pada bulan Desember 2010 di Puskesmas Padangsari Banyumanik Semarang. Jumlah sampel yaitu 34 responden, dengan menggunakan sampel acak atau random, yaitu menggunakan sebagian dari jumlah ibu yang mempunyai bayi umur 6 12 bulan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Univariat a. Dukungan Emosional Distribusi frekuensi responden berdasarkan dukungan emosional dapat dirangkum dalam tabel berikut ini. Tabel. 1 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Dukungan Emosional Dukungan Emosional Jumlah % Kurang 2 5,9 Sedang 15 44,1 Baik 17 50,0 Total 34 100 Mencermati tabel 1 di atas diperoleh informasi bahwa sebagian besar responden memporoleh dukungan emosional dari suami yang termasuk dalam kategori baik sebanyak 17 responden (50%). b. Dukungan Instrumental Distribusi frekuensi responden berdasarkan dukungan instrumental dari suami dapat dirangkum dalam tabel berikut ini. 5

Tabel. 2 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Dukungan Instrumental Dukungan Instrumental Jumlah % Kurang 4 11,8 Sedang 17 50,0 Baik 13 38,2 Total 34 100 Mencermati tabel 2 di atas diperoleh informasi bahwa sebagian besar responden dengan dukungan instrumental dari suami dalam hal pemberian ASI eksklusif yang sedang sebanyak 17 responden (50,00%). c. Dukungan Informasional Distribusi frekuensi responden berdasarkan dukungan informasional dapat dirangkum dalam tabel berikut ini. Tabel. 3 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Dukungan Informasional Dukungan Informasional Jumlah % Kurang 5 14,7 Sedang 15 44,1 Baik 14 41,2 Total 34 100 Mencermati tabel 3 di atas diperoleh informasi bahwa sebagian besar responden dengan dukungan informasional yang sedang sebanyak 15 responden (44,1%). 6

d. Dukungan Penilaian Distribusi frekuensi responden berdasarkan dukungan penilaian dapat dirangkum dalam tabel berikut ini. Tabel. 4 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Dukungan Penilaian Dukungan Penilaian Jumlah % Kurang 4 11,8 Sedang 18 52,9 Baik 12 35,3 Total 34 100 Mencermati tabel di atas diperoleh informasi bahwa sebagian besar responden dengan dukungan penilaian yang sedang sebanyak 18 responden (52,3%). e. Pemberian ASI Eksklusif Distribusi frekuensi responden berdasarkan pemberian ASI eksklusif dapat dirangkum dalam tabel berikut ini. Tabel. 5 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pemberian ASI Eksklusif Pemberian ASI Eksklusif Jumlah % Tidak 22 64,7 Ya 12 35,3 Total 34 100 7

Mencermati tabel di atas diperoleh informasi bahwa sebagian besar responden dengan tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak 22 responden (64,7%). 2. Analisis Bivariat Berdasarkan hasil tabulasi silang hubungan dukungan suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskemas Padangsari Banyumanik Semarang diperoleh hasil sebagai berikut. 1. Hubungan antara Dukungan Emosional Suami dalam Proses Laktasi dengan Pemberian ASI Eksklusif pada bayi Tabel 6 Hubungan antara Dukungan Pemberian ASI Eksklusif pada bayi Emosional Suami dalam Proses Laktasi dengan Pemberian ASI Eksklusif Total Dukungan Tidak Ya n % Emosional N % n % Kurang 2 100 0 0,0 2 100 Sedang 14 93,3 1 6,7 15 100 Baik 6 35,3 11 64,7 17 100 Total 22 64,7 12 35,3 34 100 Chi square = 12,913, dk = 2 p value = 0,002 Tabel 6 menunjukkan bahwa bahwa sebanyak 2 responden dengan dukungan emosional dari dukungan suami yang kurang, sebanyak 100% responden tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi. Responden yang mendapatkan dukungan sedang sebanyak 15 responden, yang tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi 93,3% dan yang memberikan ASI eksklusif pada bayi 6,7%. Responden yang mendapatkan dukungan baik sebanyak 17 responden, 8

sebanyak 64,7% memberikan ASI eksklusif pada bayi sedangkan yang 35,3% tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi. Uji Chi square yang dilakukan terhadap silang hubungan antara dukungan emosional suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskemas Padangsari Banyumanik Semarang, didapatkan Chi square sebesar 12,913 dengan p value sebesar 0,002. Nilai p value lebih kecil dari 0,05 (0,002 < 0,05), sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa ada hubungan antara dukungan emosional suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskemas Padangsari Banyumanik Semarang. 2. Hubungan antara Dukungan Instrumental Suami dalam Proses Laktasi dengan Pemberian ASI Eksklusif pada bayi Tabel 7 Hubungan antara Dukungan Instrumental Suami dalam Proses Laktasi dengan Pemberian ASI Eksklusif pada bayi Pemberian ASI Eksklusif Total Dukungan Tidak Ya n % Instrumental N % n % Kurang 4 100 0 0,0 4 100 Sedang 14 82,4 3 17,6 17 100 Baik 4 30,8 9 69,2 13 100 Total 22 64,7 12 35,3 34 100 Chi square = 11,056, dk = 2 p value = 0,004 Tabel 7 menunjukkan bahwa bahwa sebanyak 4 responden dengan dukungan instrumental dari suami yang kurang, sebanyak 100% responden tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi. Responden mendapatkan dukungan sedang sebanyak 17 responden, sebanyak 82,4% tidak memberikan ASI eksklusif pada 9

bayi dan hanya 17,6% yang memberikan ASI eksklusif pada bayi. Responden yang mendapatkan dukungan baik sebanyak 13 responden, sebanyak 69,2% memberikan ASI eksklusif pada bayi sedangkan yang 30,8% tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi. Uji Chi square yang dilakukan terhadap silang hubungan antara dukungan instrumental suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskemas Padangsari Banyumanik Semarang, didapatkan Chi square sebesar 11,056 dengan p value sebesar 0,004. Nilai p value lebih kecil dari 0,05 (0,004 < 0,05), sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa ada hubungan antara dukungan instrumental suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskemas Padangsari Banyumanik Semarang 3. Hubungan antara Dukungan Informasional Suami dalam Proses Laktasi dengan Pemberian ASI Eksklusif pada bayi Tabel 8 Hubungan antara Dukungan informasional Suami dalam Proses Laktasi dengan Pemberian ASI Eksklusif pada bayi Pemberian ASI Eksklusif Total Dukungan Tidak Ya n % Informasional N % n % Kurang 5 100 0 0,0 5 100 Sedang 12 80,0 3 20,0 15 100 Baik 5 35,7 9 64,3 14 100 Total 22 64,7 12 35,3 34 100 Chi square = 9,416, dk = 2 p value = 0,009 10

Tabel 8 menunjukkan bahwa bahwa sebanyak 5 responden dengan dukungan informasional dari suami yang kurang, sebanyak 100% responden tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi. Responden yang mendapatkan dukungan sedang sebanyak 15 responden, sebanyak 80,0% tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi dan hanya 20,0% yang memberikan ASI eksklusif pada bayi. Responden yang mendapatkan dukungan baik sebanyak 14 responden, sebanyak 64,3% memberikan ASI eksklusif pada bayi sedangkan yang 35,7% tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi. Uji Chi square yang dilakukan terhadap silang hubungan antara dukungan informasional dari suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskemas Padangsari Banyumanik Semarang, didapatkan Chi square sebesar 9,416 dengan p value sebesar 0,009. Nilai p value lebih kecil dari 0,05 (0,009 < 0,05), sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa ada hubungan antara dukungan informasional suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskemas Padangsari Banyumanik Semarang. 4. Hubungan antara Dukungan Penilaian dari Suami dalam Proses Laktasi dengan Pemberian ASI Eksklusif pada bayi Tabel 9 Hubungan antara DukunganPenilaian dari Suami dalam Proses Laktasi dengan Pemberian ASI Eksklusif pada bayi Pemberian ASI Eksklusif Total Dukungan Tidak Ya N % Penilaian N % n % Kurang 4 100 0 0,0 4 100 Sedang 15 83,3 3 16,7 18 100 Baik 3 25,0 9 75,0 12 100 11

Total 22 64,7 12 35,3 34 100 Chi square = 13,201, dk = 2 p value = 0,001 Tabel 9 menunjukkan bahwa bahwa sebanyak 4 responden dengan dukungan penilaian dari suami yang kurang, sebanyak 100% responden tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi. Responden yang mendapatkan dukungan sedang sebanyak 18 responden, sebanyak 83,3% tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi dan hanya 16,7% yang memberikan ASI eksklusif pada bayi. Responden yang mendapatkan dukungan baik sebanyak 12 responden, sebanyak 75,0% memberikan ASI eksklusif pada bayi sedangkan yang 25% tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi. Uji Chi square yang dilakukan terhadap silang hubungan antara dukungan penialain suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskemas Padangsari Banyumanik Semarang, didapatkan Chi square sebesar 13,201 dengan p value sebesar 0,001. Nilai p value lebih kecil dari 0,05 (0,001 < 0,05), sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa ada hubungan antara dukungan penilaian dari suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskemas Padangsari Banyumanik Semarang. Pembahasan 1. Dukungan Emosional Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden memporoleh dukungan emosional dari suami yang termasuk dalam kategori baik sebanyak 17 responden atau 50,0%. Dengan dukungan yang baik tersebut 12

memberikan gambaran bahwa suami dapat melindungi dan mengayomi istri dalam pemberian ASI eksklusif pada bayinya. 2. Dukungan Instumental Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden dengan dukungan instrumental dari suami dalam hal pemberian ASI Eksklusif yang sedang sebanyak 17 responden atau 50,00%. Hal ini memberikan gambaran dukungan suami dalam hal pemberian dukungan instrumental masih dalam kategori sedang. Fungsi keluarga sebagai sumber pertolongan pertama pada istri sudah dapat berjalan dengan baik. 3. Dukungan Informasional Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden dengan dukungan penilaian yang sedang sebanyak 15 responden atau 41,1%. Hal ini memberikan gambaran bahwa dukungan suami dalam proses laktasi pemberian ASI Eksklusif pada bayi memberikan dukungan baik sedang. Keluarga sebagai salah satu kesatuan dinama perlu adanya komunikasi yang baik terutama dalam hal saling nasehat nasehati antara satu dengan lain lain jika terjadi sebuah kesalahan sangat diperlukan. 4. Dukungan Penilaian Aspek ini terdiri atas dukungan peran sosial yang meliputi umpan balik, perbandingan sosial, dan afirmasi (persetujuan) (Suhita, 2005). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden dengan dukungan penilaian yang sedang sebanyak 18 responden atau 52,3%.Hal ini memberikan gambaran bahwa dukungan suami dalam hal penilaian 13

sudah dapat berjalan dengan cukup baik. Dukungan suami dalam hal penilaian sangat diperlukan oleh seorang istri, karena jika istri mengalami sebuah masalah, maka peran suami sebagai penilaian sangat diperlukan terutama dalam hal pemberian ASI eksklusif bagi bayinya. Peran suami sebagai penialain yang cukup baik tersebut akan menjadikan proses laktasi pemberian ASI eksklusif pada bayi juga akan dapat berjalan dengan baik pula. 5. Pemberian ASI Eksksluif Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden dengan tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak 22 responden atau 64,7% dibandingkan yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 12 responden atau 35,3%. Hal ini memebrikan gambaran bahwa masih banyaknya para ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Dimana sebenarnya dengan pemberian ASI eksklusif tersebut akan banyak diperoleh manfaat-manfaat yang tidak bisa ditemukan pada makanan atau minuman lain selain ASI. 6. Laktasi dengan Pemberian ASI Eksklusif pada bayi. Berdasarkan hasil analisis bivariat diperoleh hasil bahwa ada hubungan antara dukungan emosional suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskemas Padangsari Banyumanik Semarang, didapatkan Chi square sebesar 12,913 dengan p value sebesar 0,002. Nilai p value lebih kecil dari 0,05 (0,0 02 < 0,05), sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa ada hubungan antara dukungan emosional suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskemas Padangsari Banyumanik Semarang. 14

Bahwa dukungan atau suport dari orang lain atau orang terdekat khususnya suami, sangat berperan dalam sukses tidaknya menyusui. Dalam hal ini dukungan suami maupun keluarga sangat besar pengaruhnya, seorang ibu kurang mendapat dukungan suami, adik atau bahkan ditakut-takuti, dipengaruhi untuk untuk beralih ke susu formula. 7. Hubungan antara Dukungan Instrumental dari Suami dalam Proses Laktasi dengan Pemberian ASI Eksklusif pada bayi. Berdasarkan hasil analisis bivariat diperoleh hasil bahwa ada hubungan antara dukungan instrumental suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskemas Padangsari Banyumanik Semarang, didapatkan Chi square sebesar 22,056 dengan p value sebesar 0,004. Nilai p value lebih kecil dari 0,05 (0,0 04 < 0,05), sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa ada hubungan antara dukungan emosional suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskemas Padangsari Banyumanik Semarang.. Pada responden dengan dukungan isntrumental suami yang termasuk dalam kategori kurang secara keseluruhan responden tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi, responden dengan dukungan instrumental dari suami yang sedang sebagian besar tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi sedangkan pada responden dengan dukungan instrumental dari suami yang baik sebagian besar memberikan ASI eksklusif pada bayi. 15

8. Hubungan antara Dukungan Informasional dari Suami dalam Proses Laktasi dengan Pemberian ASI Eksklusif pada bayi. Berdasarkan hasil analisis bivariat diperoleh hasil bahwa ada hubungan antara dukungan informasional suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskemas Padangsari Banyumanik Semarang, didapatkan Chi square sebesar 9,416 dengan p value sebesar 0,009. Nilai p value lebih kecil dari 0,05 (0,0 09 < 0,05), sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa ada hubungan antara dukungan informasional suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskemas Padangsari Banyumanik Semarang.. Pada responden dengan dukungan informasional suami yang termasuk dalam kategori kurang secara keseluruhan responden tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi, responden dengan dukungan informasional dari suami yang sedang sebagian besar tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi sedangkan pada responden dengan dukungan informasional dari suami yang baik sebagian besar memberikan ASI eksklusif pada bayi.. 9. Hubungan antara Dukungan Penilaian dari Suami dalam Proses Laktasi dengan Pemberian ASI Eksklusif pada bayi. Berdasarkan hasil analisis bivariat diperoleh hasil bahwa ada hubungan antara dukungan penilaian suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskemas Padangsari Banyumanik Semarang, didapatkan Chi square sebesar 13,203 dengan p value sebesar 0,001. Nilai p value 16

lebih kecil dari 0,05 (0,0 01 < 0,05), sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa ada hubungan antara dukungan penilaian suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskemas Padangsari Banyumanik Semarang. Pada responden dengan dukungan penilaian dari suami yang termasuk dalam kategori kurang secara keseluruhan responden tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi, responden dengan dukungan penilaian dari suami yang sedang sebagian besar tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi sedangkan pada responden dengan dukungan penilaian dari suami yang baik sebagian besar memberikan ASI eksklusif pada bayi. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Padangsari Banyumanik Semarang diperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1. Sebagian besar responden memporoleh dukungan emosional dari suami yang termasuk dalam kategori baik sebanyak 17 responden (50,0%). 2. Sebagian besar responden dengan dukungan instrumental dari suami dalam hal pemberian ASI Eksklusif yang sedang sebanyak 17 responden (50,00%). 3. Sebagian besar responden dengan dukungan informasional yang sedang sebanyak 15 responden (44,1%). 4. Sebagian besar responden dengan dukungan penilaian yang sedang sebanyak 18 responden (52,3%). 5. Sebagian besar responden dengan tidak memberikan ASI Eksklusif sebanyak 22 responden (64,7%). 17

6. Ada hubungan antara dukungan emosional suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskemas Padangsari Banyumanik Semarang, didapatkan Chi square sebesar 12,913 dengan p value sebesar < 0,05. 7. Ada hubungan antara dukungan instrumental suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Padangsari Banyumanik Semarang, didapatkan Chi square sebesar 11,056 dengan p value < 0,05. 8. Ada hubungan antara dukungan informasional dari suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Padangsari Banyumanik Semarang, didapatkan Chi square sebesar 9,416 dengan p value < 0,05. 9. Ada hubungan antara dukungan penilaian suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskemas Padangsari Banyumanik Semarang, didapatkan Chi square sebesar 13,201 dengan p value > 0,05. KEPUSTAKAAN Alimul Hidayat, A. 2009. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedure Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Anggraini, S. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta : Pustaka Rihana. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2009. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008. Semarang. Hidayat, Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika. Kodrat Laksono. 2010. Dahsyatnya ASI dan Laktasi. Yogyakarta : Media Baca. Notoatmodjo, S. 2005. Pendidikan dan Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. 18

, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Nursalam, Siti P. 2003. Pendekatan Praktis Metode Riset Keperawatan. Jakarta : Infomedika. Prasetyono Sunar. 2009. ASI Eksklusif. Jogyakarta : DIVA Press. Proverawati, Rahmawati. 2010. ASI dan Menyusui. Yogyakarta : Nuha Medika. Roesli, Utami, 2008. Inisiasi Menyusu Dini. Nuhamedia. Jogjakarta. Rosita, Syarifah. 2008. ASI Untuk Kecerdasan Bayi. Yogyakarta : Ayyana. Sujiati, Nurjanah, Kurniati. 2010. Asuhan Ibu Nifas ASKEB III.Yogyakarta : Cyrillus Publisher. Syasya Azisyah. 2010. Sukses Menyusui Walaupun Bekerja. Jakarta : Gema Insani Press. Apakah itu dukungan (2003): http:// www.//k:\ dukungan internet.html. 2003 Tim KTI Abdi Husada Semarang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Akbid Abdi Husada Semarang. 19