BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 yang lalu tersebut

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang

BAB I PENDAHULUAN. sebutan Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) An-Nuur merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Bank merupakan lembaga keuangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank pada hakikatnya merupakan lembaga perantara (intermediary) yaitu. menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan perbankan syariah di Indonesia telah muncul pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. pada kegiatan ekonomi baik di negara maju maupun negara berkembang. Negara

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang sustainable. Dari sisi

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peran sebagai lembaga perantara antara unit-unit yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat; kedua, penyaluran dana (financing) merupakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah Mandiri merupakan salah satu perusahaan yang unggul dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan atau biasa disebut financial intermediary. Sebagai lembaga keuangan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan Islam pertama kali muncul di Mesir tanpa menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain untuk pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah),

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur dan jasa. Sedangkan sektor moneter ditumpukan pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. debitur. Namun dalam sistem bagi hasil pembayaran tetap selain pokok pinjaman

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga perbankan merupakan salah satu instrumen penting dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. biasa yang pola operasinya mengikuti prinsip-prinsip syariah. Menurut UU

III. METODE PENELITIAN. Indonesia ada dua macam yaitu bank konvensional dan bank syariah.

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. mendalam. Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, hasil, prinsip ujoh dan akad pelengkap (Karim 2004).

BAB I PENDAHULUAN. pinjaman pada dunia perbankan dan inilah yang terjadi pada perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, bank syariah telah muncul semenjak awal tahun 1990-an dengan

I. Pendahuluan. optimal dalam industri perbankan nasional. Paska terbitnya Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem

BAB I PENDAHULUAN. perbankan nasional. Bank Islam telah berkembang pesat pada dekade terakhir

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sistem keuangan dunia. perkembangan perekonomian dunia

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. didirikan pada tahun 1963 di Mesir, dengan namamitghamr Bank. Lembaga

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian pasti ada hubungannya dengan dunia keuangan dan

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan

BAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB I PENDAHULUAN. secara praktik operasionalnya. Dalam beberapa penelitian dan kajian, ekonomi islam

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana

BAB I PENDAHULUAN. ialah pihak manajemen, pemilik, pemerintah, karyawan dan investor.

BAB I PENDAHULUAN. perbankan sebagai dasar utamanya yang berupa kepercayaan sebagai agent. melalui kredit dan kemudahan proses pembayaran.

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk membiayai investasi perusahaan. 1 Di Indonesia terdapat dua jenis

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Gambaran Umum Perkembangan Perbankan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. Reputasi sebuah perusahaan khususnya industri jasa perbankan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah adalah bank yang didasarkan pada prinsip syariah yang

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini terlihat dari tindakan bank bank konvensional untuk membuka

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan ( financial. intermediaries) yang menyalurkan dana dari pihak kelebihan dana ( surplus

BAB I BAB V PENUTUP PENDAHULUAN. Bab ini merupakan bab penutup yang berisi. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1992, perbankan Indonesia menjadi maju dengan munculnya

BAB I PENDAHULUAN. ditengah kondisi perekonomian yang masih dalam tahap pemulihan, membuktikan

BAB I PENDAHULUAN. mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan biaya, akan dapat diperoleh hasil pengukuran

BAB I PENDAHULUAN. Islamic Banking atau juga disebut dengan interest-free-banking. dikembangkan sebagai suatu respon dari kelompok ekonom dan praktisi

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 tahun 2008 tentang

BAB I PENDAHULUAN. bidang keuangan, salah satunya adalah bank. Dalam al-qur an, istilah

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi keuangan (financial intermediary institution), yakni

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk bunga nol persen (zero interest). Hal ini terus berlangsung paling. bank-bank baru (Umam dan Utomo, 2016).

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tika Indah Kawuryan, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sebagai suatu hal yang merupakan tuntutan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan adalah semua badan usaha yang berada dibidang keuangan. terutama dalam memberikan biaya investasi pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi suatu negara. Hal ini dikarenakan pasar modal mempunyai fungsi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

Majalah Ilmiah UPI YPTK, Volume 18, No 2,Oktober 2011 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pertama kali yang berdiri di Indonesia yaitu Bank Muamalat dapat membuktikan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan Analisis Laporan Keuangan Sebagai Bahan Pertimbangan Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan bank syariah di dunia, baru dimulai di Mesir pada tahun

TINJAUAN PUSTAKA. memberikan jasa bank lainnya. (Kasmir, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan kegiatan operasionalnya dengan menghimpun dana dari. masyarakat dan kemudian menyalurkannya kembali kepada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dimulainya industri perbankan syariah di Indonesia. Namun hal ini dapat

2015 PENGARUH PEMBIAYAAN BAGI HASIL TERHADAP PROFITABILITAS

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama berdirinya sebuah perusahaan adalah untuk. dipastikan perusahaan beroperasi secara maksimal. Profitabilitas dapat

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi masyarakat yang adil dan sejahtera. Negara yang memiliki penduduk mayoritas muslim, maka hampir di segala aspek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kurangnya inisiatif perbankan. Perkembangan bank yang makin pesat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir masyarakat Indonesia mulai percaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank Islam (Islamic Bank) adalah bank yang pengoperasiannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perbankan syariah juga merupakan salah satu hal yang cukup berpengaruh

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak diperkenalkan pertama kali pada tahun 1992 di Indonesia sampai pada saat sekarang ini, bank syariah semakin menunjukkan eksistensinya ditengah-tengah lembaga keuangan lainnya. Eksistensinya telah membuktikan bahwa lembaga keuangan yang beroperasi dengan prinsip syariah mampu bertahan ditengah gelombang ekonomi yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 yang lalu. Bank syariah yang mampu bertahan ketika terjadinya gelombang ekonomi yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 yang lalu tersebut adalah Bank Muamalat Indonesia (BMI). BMI ini merupakan bank yang pertama kali murni syariah di Indonesia yang didirikan pada tahun 1992, hingga sampai saat sekarang ini BMI semakin menunjukkan eksistensinya ditengah-tengah lembaga keuangan lainnya. Hal ini terbukti dengan banyaknya penghargaan yang diterima oleh BMI, seperti: 1. Dalam perbankan syariah, BMI merupakan Best Islamic Bank in Indonesia dalam penghargaan di Kuala Lumpur oleh Islamic Finance News. 2. Dalam perbankan syariah, BMI merupakan Best Islamic Finance Institution in Indonesia di New York oleh Global Finance. 3. Dalam perbankan syariah BMI merupakan The Best Islamic Finance House in Indonesia di Hongkong oleh Alpha South East Asia.

Disamping itu juga dibuktikan dengan BMI mampu memberikan layanan kepada sekitar 3 juta nasabah melalui 442 kantor layanan yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Selain di Indonesia BMI merupakan satu-satunya bank syariah yang berekspansi keluar negeri dengan membuka kantor cabang di Kuala Lumpur, dan Malaysia. Dengan berbagai prestasi yang telah dicapai oleh BMI tersebut maka kami memilih BMI sebagai objek dalam penelitian kami ini. Bank syariah memiliki peranan sebagai perantara antara unit-unit ekonomi yang mengalami kelebihan dana dengan unit-unit lain yang mengalami kekurangan dana. Melalui bank kelebihan dana tersebut dapat disalurkan kepada pihak-pihak yang memerlukan sehingga memberikan manfaat kepada kedua belah pihak. Hubungan antara nasabah dengan bank dalam perbankan syariah bukan hanya sekedar kreditur dan debitur. Melainkan hubungan kemitraan antara penyandang dana (shahibul maal) dengan pengelola dana (mudharib), sehingga tingkat laba bank syariah tidak hanya saja berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil untuk para pemegang saham, tetapi juga berpengaruh terhadap bagi hasil yang dapat diberikan terhadap nasabah penyimpan dana. Pembiayaan yang dilakukan oleh perbankan syariah merupakan bagian dari aktivitas pendanaan yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman bank. Jenis produk pembiayaan yang dapat dilakukan oleh perbankan syariah antara lain adalah pembiayaan dengan prinsip jual beli, bagi hasil, sewa menyewa, dan prinsip pinjam meminjam berdasarkan akad al-qardh.

Dana untuk melakukan pembiayaan dalam bank syariah, sebagian besar berasal dari dana pihak ketiga (DPK) atau berasal dari masyarakat yang menjadi nasabah bank tersebut, posisi pembiayaan pada BMI pada umumnya mencapai 70% dari total aktiva. Oleh karena itu BMI harus benar-benar mempersiapkan strategi penggunaan dana-dananya agar tingkat penghasilan dari pembiayaan merupakan tingkat penghasilan terbesar. Sehingga bank syariah sebagai mudharib harus mampu memaksimalkan profit yang didapatkannya untuk memberikan return bagi nasabahnya. Tabel 1.1 Jumlah Aset, Perolehan DPK dan Pembiayaan (dalam miliaran rupiah) Indikator Utama Bank Muamalat Indonesia Periode 2009 2010 2011 2012 Aset 16.027,18 21.400,79 32.479,51 44.854,41 DPK 13.316,90 17.393,44 26.766,90 34.903,83 Pembiayaan 11.428,01 15.917,69 22.469,19 32.861,44 Sumber: Annual Report BMI tahun 2012 Tabel 1.1 di atas menunjukkan perkembangan BMI dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 bahwa perkembangan aset BMI meningkat setiap tahunnya, begitu juga dengan peningkatan penghimpunan dana dari pihak ketiga (DPK). Peningkatan aset dan penghimpunan dana tersebut secara tidak langsung akan meningkatkan pembiayaan yang dilakukan oleh BMI melalui berbagai produk, diantaranya pembiayaan dengan prinsip jual beli, bagi hasil, dan sewa-menyewa. Ketiga pembiayaan tersebut mempunyai karakteristik yang

berbeda sehingga membuat ketiga prinsip pembiayaan tersebut mempunyai nilai persentase yang berbeda pula. (dalam jutaan rupiah) Periode Pembiayaan dengan Prinsip Jual Beli Tabel 1.2 Produk-Produk Pembiayaan Pembiayaan dengan Prinsip Bagi Hasil Pembiayaan dengan Prinsip Sewa-menyewa Total 2009 4.589.489 (41,27%) 6.001.991 (53,97%) 530.260 (4,77%) 11.121.739 2010 6.596.291 (44,80%) 7.511.558 (51,02%) 614.423 (4,17%) 14.722.272 2011 10.272.914 (50,0%) 9.915.654 (48,34%) 325.803 (1,59%) 20.514.371 2012 16.345.280 (51,7%) 15.047.254 (47,6%) 177.452 (0,56%) 31.569.985 Sumber: Annual Report BMI Tahun 2009-2012, Diolah. Tabel 1.2 di atas menunjukkan bahwa pembiayaan yang dilakukan oleh BMI pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2010 dengan prinsip bagi hasil mendominasi jauh di atas pembiayaan dengan prinsip jual beli dan sewamenyewa, namun pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 didominasi oleh pembiayaan dengan prinsip jual beli. Kemudian juga menunjukkan bahwa pembiayaan yang dilakukan oleh BMI mengalami kenaikan setiap tahunnya, kecuali pada pembiayaan dengan prinsip sewa-menyewa pada tahun 2011 dan 2012 mengalami penurunan. Karena pembiayaan yang dilakukan oleh perbankan syariah memilki tingkat risiko yang berbeda. Sehingga dengan risiko yang ada pada masingmasing jenis pembiayaan tersebut akan berpengaruh terhadap profitabilitas yang dihasilkan oleh BMI dengan beban-beban yang harus ditanggungnya. Abdus Samad dan M. Khabir Hassan menilai profitabilitas dengan kriteria ROI (Return On Investment), ROE (Return On Equity) dimana kedua rasio ini menilai efisiensi

manajemen juga menggunakan PER (Profit Expense Ratio) yang menilai efisiensi biaya dimana menilai kemampuan bank menghasilkan profit tinggi dengan bebanbeban yang harus ditanggungnya. Tabel 1.3 Tingkat Profit, Expenses dan Profit Expense Ratio (dalam jutaan rupiah) Tahun Profit Total Expenses Tingkat PER 2009 64.761 753.089 0,0859938 2010 231.077 795.855 0,2903506 2011 371.670 1.018.602 0,3648825 2012 521.841 1.251.513 0,4169681 Sumber: Annual Report BMI Tahun 2009-2012, Diolah. Tabel 1.3 di atas menunjukkan bahwa kemampuan BMI menghasilkan profit disamping beban-beban yang harus ditanggungnya mengalami peningkatan setiap tahunnya, karena dalam Profit Expense Ratio mengindikasikan bahwa bila rasionya menunjukkan nilai yang tinggi, berarti bank telah menggunakan biaya secara efisien dan menghasilkan profit yang tinggi dengan beban-beban yang harus ditanggungnya. Namun dalam menilai kinerja bank syariah tidak hanya menitik beratkan pada kemampuan bank syariah dalam menghasilkan laba tetapi juga pada kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah dan tujuan bank syariah tersebut. Lebih lanjut A. Wirman Syafei mengutip pernyataan El-Ashker yang menyatakan bahwa tujuan bank syariah menggambarkan bahwa bank syariah dilarang untuk menghasilkan laba maksimum ( profit maximization). Tetapi bank syariah tetap didorong untuk menghasilkan laba tanpa harus melanggar prinsip syariah dan

tanpa harus meninggalkan kontribusinya dalam peningkatan kualitas perekonomian umat (masyarakat muslim). Beberapa penelitian mengenai pengaruh dari berbagai jenis pembiayaan terhadap profitabilitas telah dilakukan oleh Samad, dkk (1990), kemudian juga dilakukan oleh Sukamto (2010), meneliti tentang Peng aruh Tingkat Debt Financing dan Equity Financing Terhadap Profit Expense Ratio Perbankan Syariah. Data yang digunakan adalah laporan keuangan bank umum syariah dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Aris Sukamto tersebut menunjukkan bahwa pembiayaan dengan debt financing dan equity financing mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profit expense ratio (PER) pada Bank Umum Syariah. Namun dalam penelitian sebelumnya hanya menggunakan dua variabel independen, yaitu pembiayaan dengan prinsip jual beli (debt financing) dan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (equity financing). Berdasarkan saran dari peneliti sebelumnya agar mengikutsertakan variabel lainnya yang masih relevan dengan penelitian tersebut, maka dalam penelitian ini ditambahkan satu variabel independen yang masih relevan dengan penelitian sebelumnya yaitu pembiayaan dengan prinsip sewa-menyewa. Berdasarkan latar belakang masalah di atas serta untuk menghadapi kenyataan seperti itu maka dilakukan penelitian yang berjudul: PENGARUH PEMBIAYAAN DENGAN PRINSIP JUAL BELI, BAGI HASIL, DAN SEWA-MENYEWA TERHADAP PROFIT EXPENSE RATIO (PER) PADA BANK MUAMALAT INDONESIA.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dapat disusun rumusan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Apakah pembiayaan dengan prinsip jual beli berpengaruh terhadap Profit Expense Ratio (PER) pada BMI? 2. Apakah pembiayaan dengan prinsip bagi hasil berpengaruh terhadap Profit Expense Ratio (PER) pada BMI? 3. Apakah pembiayaan dengan prinsip sewa-menyewa berpengaruh terhadap Profit Expense Ratio (PER) pada BMI? 4. Apakah pembiayaan dengan prinsip jual beli, bagi hasil, dan sewa-menyewa secara simultan berpengaruh terhadap Profit Expense Ratio (PER) pada BMI? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka dapat ditetapkan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh pembiayaan dengan prinsip jual beli terhadap Profit Expense Ratio (PER) pada BMI. 2. Untuk mengetahui pengaruh pembiayaan dengan prinsip bagi hasil terhadap Profit Expense Ratio (PER) pada BMI. 3. Untuk mengetahui pengaruh pembiayaan dengan prinsip sewa-menyewa terhadap Profit Expense Ratio (PER) pada BMI.

4. Untuk mengetahui pengaruh pembiayaan dengan prinsip jual beli, bagi hasil, dan sewa-menyewa secara (simultan) terhadap Profit Expense Ratio (PER) pada BMI. Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini baik itu untuk akademis, maupun bagi praktik adalah sebagai berikut: 1. Bagi Akademis Temuan yang akan didapatkan dalam penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan di bidang teoritis maupun praktis yang berkaitan dengan perkembangan dunia perbankan syariah di Indonesia. 2. Bagi Praktik a. Sebagai sumber informasi untuk pengembangan bank syariah kedepan. b. Sebagai bahan pertimbangan untuk lebih memantapkan strategi yang telah digunakan oleh bank syariah selama ini. c. Sebagai bahan evaluasi atas kinerja bank syariah selama ini dalam menghadapi kompetisi dalam dunia perbankan nasional. D. Sistematika Penulisan Dalam penulisan penelitian ini, penulis membagi dalam enam bab, dimana antara bab memiliki kaitan satu sama lainnya yaitu: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab tinjauan pustaka ini berisikan tentang berbagai teori yang digunakan untuk mendekati permasalahan yang akan diteliti yaitu: bank syariah, rasio profitabilitas, jenis pembiayaan yang dilakukan dalam perbankan syariah serta manajemen risiko terhadap pembiayaan yang dilakukan oleh perbankan syariah. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini memuat tentang metode analisis yang digunakan dalam penelitian dan data yang digunakan beserta sumber data, teknik pengumpulan data, variabel penelitian dan operasional penelitian, dan analisis data yang digunakan. BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Pada bab ini menggambarkan sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi perusahaan serta aktifitas perusahaan. BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini membahas tentang uraian analisis hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. BAB VI : PENUTUP Pada bab ini mengemukakan kesimpulan yang diperoleh dari uraian pembahasan serta mengajukan saran-saran sebagai pertimbangan suatu permasalahan.