MENGAPA SULIT TERUS TERANG DALAM FORMASI? Rohani, April 2013, hal Paul Suparno, S.J.

dokumen-dokumen yang mirip
DAYA TAHAN LEMAH: TANTANGAN KAUL DARI DIRI SENDIRI Rohani, Oktober 2013, hal Paul Suparno, S.J.

SALING TIDAK PERCAYA DALAM HIDUP BERKOMUNITAS Rohani, Februari 2012, hal Paul Suparno, S.J.

KESENDIRIAN & KESEPIAN DALAM MASA TUA Rohani, Februari 2013, hal Paul Suparno, S.J.

GOSIP DALAM BIARA Rohani, Mei 2013, hal Paul Suparno, S.J.

BUDAYA MENJATUHKAN TEMAN DALAM KONGREGASI Rohani, Juli 2012, hal Paul Suparno, S.J.

ANAK MAS DI BIARA SEBAGAI UNGKAPAN SEKSUALITAS Rohani, April 2012, hal Paul Suparno, S.J.

MENJADI TUA DAN BAHAGIA

BUNDA MARIA IBU BIARAWAN-BIARAWATI Rohani, Oktober 2012, hal Paul Suparno, S.J.

PERAYAAN HARI HIDUP BAKTI SEDUNIA Rohani, Maret 2012, hal Paul Suparno, S.J.

KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1

KEPEMIMPINAN SEBAGAI GEMBALA DAN PENGURUS DI BIARA Rohani, Juli 2013, hal Paul Suparno, S.J.

SPIRITUALITAS STUDI: KESUNGGUHAN BELAJAR Rohani, September 2012, hal Paul Suparno, S.J.

BELAJAR DAYA TAHAN SEJAK FORMASI AWAL Rohani, Maret 2013, hal Paul Suparno, S.J.

MEMBERI ITU MEMBAHAGIAKAN DAN MENYEHATKAN Rohani, Agustus 2013, hal Paul Suparno, S.J.

RELIGIUS SEBAGAI MISTIK DAN NABI DI TENGAH MASYARAKAT Rohani, Juni 2012, hal Paul Suparno, S.J.

TANTANGAN RELIGIUS DALAM MEWARTAKAN KABAR GEMBIRA DI ZAMAN GADGET

NAFSU: TANTANGAN KAUL DARI DALAM BIARA KITA Rohani, September 2013, hal Paul Suparno, S.J.

SPIRITUAL QUOTIENT (SQ) DALAM HIDUP MEMBIARA Rohani, Januari 2013, hal Paul Suparno, S.J.

SERATUS PERSEN RELIGIUS DAN SERATUS PERSEN INDONESIA Rohani, Agustus 2012, hal Paul Suparno, S.J.

KETIDAKPERCAYAAN DALAM BIARA Rohani, Januari 2012, hal Paul Suparno, S.J.

C. Hubungan pimpinan dan anggota Dalam pendampingan dan kepemimpinan, relasi yang diharapkan adalah:

Tabel validitas alat ukur kompetensi interpersonal

EVANGELISASI BARU. Rohani, Desember 2012, hal Paul Suparno, S.J.

KEPEMIMPINAN KRISTIANI SEBAGAI PELAYAN DI BIARA Rohani, Juni 2013, hal Paul Suparno, S.J.

SKALA MINAT MEMBACA. A. Aspek Kesadaran Aspek yang mengungkap seberapa jauh subyek menyadari, mengetahui dan memahami manfaat membaca buku.

SPIRITUALITAS MISTIK DAN KENABIAN DALAM PRAKSIS PENDIDIKAN SEKOLAH KATOLIK Pertemuan MABRI, Muntilan 22 Maret 2014 Paul Suparno, S.J.

BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS

OPTIMALISASI PPR UNTUK PENGEMBANGAN KECERDASAN DAN PEMBINAAN KARAKTER 1

KADO NATAL DI BIARA Rohani, Desember 2011, hal Paul Suparno, S.J.

1 Yohanes. 1 1 Kami memberitakan kepadamu tentang. 2 1 Anak-anakku, aku menuliskan ini. Yesus Pembela Kita

HIGHER SCHOOL CERTIFICATE EXAMINATION. Indonesian Beginners. ( Section I Listening) Transcript

BE AMAZING TEACHERS. Lokakarya Yayasan Suaka Insan Suster SPC Jl. Danau Agung 13, Sunter, Jakarta, 22 Juli 2015 Paul Suparno, S.J.

ALAT UKUR. Pengantar

Di Unduh dari : Bukupaket.com

: PETUNJUK PENGISIAN SKALA

Menyumbang Kepada Masyarakat Saudara

BAB II RINGKASAN CERITA. sakit dan mengantarkan adik-adiknya ke sekolah. Karena sejak kecil Lina

Kecerdasan Emosional. Adaptasi dari James D.A Parker et al,2011. Kelas :. Umur :...

PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKSI (PPR) DI SEKOLAH Serviam, educating, enhacing and caring, Januari 2012, hal Paul Suparno, S.J.

WAJAH ISLAM YANG SEBENARNYA

penumpang krl commuter line tujuan Bogor.

"Ya ampun ini anak pikirannya makan terus. Hahahaha," jawab Ricky "Yah keliatan kali dari pipi Ki. Hahaha," timpal Cella Persahabatan yang nyaris

-AKTIVITAS-AKTIVITAS

LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

Hubungan Interpersonal Antara Petugas Pajak dan Wajib Pajak. Sumber: Djamaludin Ancok, Psikologi Terapan, Yogyakarta, Darussalam, 2004

KARAKTERISTIK GURU SEBAGAI PEMBIMBING DI TAMAN KANAK-KANAK

Yoh. 13: Pdt. Andi Halim, S.Th.

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Analisis tentang bentuk-bentuk Disharmoni Keluarga yang terjadi di. Desa Mojorejo Pungging Mojokerto

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Daud Sang Raja (Bagian 1)

Markus: Aku perhatikan dalam cerita Budi bahwa Budi bilang Yakub tidak bertanggung jawab. Tidak baik untuk menjelekkan orang begitu.

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Daud Sang Raja (Bagian 1)

KUESIONER CALON SISWA SEMINARI MENENGAH CADAS HIKMAT

Pssst... Ada Bahaya di Sekitar Kita

MENYIKAPI PROGRAM STUDI YANG TIDAK LAKU Educare, April 2012, hal Paul Suparno, S.J.

Sukacita kita dalam doa

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam

Bab 6. Persahabatan. M e n u U t a m a. Peta Konsep. M e n u T a m b a h a n. Persahabatan. Memahami cerita dan teks drama. Bertelepon dan bercerita

Dahulukan Hal yang Harus Didahulukan. 10/28/2013 Softskills 1

INSTRUMEN PENELITIAN PROFIL PROAKTIVITAS PESERTA DIDIK SMP PETUNJUK PENGISIAN

1 Tesalonika. 1 1 Dari Paulus, Silas, dan Timotius. 2 1 Saudara-saudara, kamu tahu bahwa

Anda yang Berbelaskasih

(Matius 28:18-20, Kisah 1:8b)


Injil Maria Magdalena. (The Gospel of Mary)

Pdt Gerry CJ Takaria

Judul diatas bukan maksud untuk mengajak Anda untuk berpikir bahwa menjadi

Liana adalah kawan baik Seno sejak mereka duduk di bangku Sekolah Dasar, mereka selalu

BAB I PENDAHULUAN. satu dengan individu lainnya dimana individu sebagai komunikator. memperlakukan komunikannya secara manusiawi dan menciptakan suatu

Bab 7 Memilih dan Belajar Bahasa

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam Pembangunan

Kecakapan Antar Personal

Yesus menenangkan Badai

Level 2 Pelajaran 13

YUNUS. 1 7/15/15 Yunus 1. Yunus menolak perintah Allah untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe

(3) Melalui sosok Paulus kita melihat bagaimana sifat-sifat Pembawa Kabar Baik itu:

: Item dan Norma Tipe Kepribadian Ekstrovert Dan Introvert. Introvert 1b, 2a, 3a, 4a, 5a, 6b, 7b, 8b.

Selamat Mengerjakan!!!

Tidak Ada Ajahn Chan. Kelahiran dan Kematian

Skala Kecemasan Anak Perempuan Pada Masa. Pubertas Menghadapi Perubahan Fisik

Setiap Orang Bisa Menjadi Pengajar

RAJA ISRAEL YANG PERTAMA

Angket 1 No Pernyataan SS S TS STS

Daud Sang Raja (Bagian 1)

Pssst... Ada Bahaya di Sekitar Kita

TAHUN AYIN ALEPH. Minggu I. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

RELASI GURU-MURID-BIDANG STUDI BAGI GURU SEJATI

LITURGI SABDA. Tahun C Minggu Paskah III. Bacaan Pertama Kis. 5:27b b-41. Kami adalah saksi dari segala sesuatu: kami dan Roh Kudus.

Sahabat:"Dua orang yang saling mengasihi, dipertemukan karena ALLAH dan berpisah karena ALLAH

Karya Kreatif Tanah Air Beta. Karya ini diciptakan untuk menuturkan isi hati Mama Tatiana di dalam buku hariannya. Karya

YUNUS. 1 Yunus 1. Yunus menolak perintah ALLAH untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe

LAMPIRAN 1. Angket Pola Asuh Orangtua. 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan 4. Kelas : 5. Pendidikan Orangtua :

Pendahuluan. Komunikasi Allah dan Manusia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sepanjang rentang kehidupannya memiliki tahap-tahap

LAMPIRAN 1 KUESIONER KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DAN PERILAKU MENCONTEK

BAB I PENDAHULUAN. Katolik, Hindu, dan Budha. Negara menjamin kebebasan bagi setiap umat bergama untuk

BAB III SINTESIS MAKNA TEKSTURAL DAN STRUKTURAL. selanjutnya dalam studi fenomenologi adalah penggabungan secara intuitif

BAB I PENDAHULUAN. mandiri dalam proses belajarnya. Mulai tahun 2009 jumlah dalam 1 kelas 25

BAB II GAMBARAN UMUM RESPONDEN HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON FTV BERTEMAKAN CINTA DAN INTENSITAS

DAFTAR ANGKET BIMBINGAN ORANG TUA DALAM MENCEGAH KENAKALAN REMAJA

Transkripsi:

1 MENGAPA SULIT TERUS TERANG DALAM FORMASI? Rohani, April 2013, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Suster Iziniata suatu hari minta izin kepada pikonya untuk menjumpai sahabatnya di suatu tempat, katanya ingin membicarakan hal yang penting. Tetapi piko tidak mengizinkannnya. Ia diminta untuk belajar saja di rumah. Oleh karena kalau minta izin baik-baik sering tidak pernah diperbolehkan, maka suster Iziniata mulai berpikir kreatif. Ia tidak minta izin lagi, tetapi langsung bertemu dengan sahabatnya itu di perpustakaan kampus. Sejak itu ia tidak pernah minta izin bila mau menemui sahabat-sahabatnya karena toh tidak akan pernah diperbolehkan. Dan ia merasa bahwa dengan tidak minta izin, malah niatnya kesapaian dan semuanya berjalan lancar. Bruder Tilpinus suatu hari minta izin pada pimpinannya untuk menggunakan tilpon karena mau menghubungi saudaranya yang jauh. Ia mau mengecek apakah betul saudaranya sedang sakit atau tidak karena ia baru dengar dari salah satu teman bahwa saudaranya sedang sakit. Pimpinannya tidak memperbolehkan. Ia katakan, Tidak perlu. Kalau betul saudaramu sakit pasti nanti salah satu dari saudaramu akan menghubungi kamu. Oleh karena dorongan hatinya untuk tilpon sangat kuat, maka bruder Tilpinus lalu pergi ke tempat tetangga dan meminjam tilpon disitu. Sejak itu kalau ia ingin tahu kabar penting dari keluarganya, ia selalu pinjam tilpon dari tetangga atau teman lain. Frater Fileminus mempunyai pengalaman yang sama dengan dua teman di atas. Waktu ada film yang bagus di gedung bioskop, ia minta izin untuk menonton bersama dengan teman sekomunitas, tetapi tidak diizinkan. Jawaban pimpinannya, Besok saja kalau videonya sudah ada kita nonton bareng di komunitas. Karena darah orang muda yang kepingin cepat menonton, maka ia tanpa memberitahukan pada pimpinan, pergi menonton sendiri bersama teman di luar. Ia tilpon teman yang dekat dan minta ditraktir nonton. Suster Takusia lama sekali memendam kisah pedih yang telah dialaminya. Di satu sisi ia merasa tidak tenang dengan menyembunyikan pengalaman hidupnya yang memang mengganggu dalam menjalani masa formasi. Tetapi di satu sisi, dengan pengalamannya yang tidak dekat pada pimpinanya, ia tidak berani bercerita. Apalagi ia merasakan bahwa pimpinannya agak keras

2 terhadapnya dalam kehidupan sehari-hari, maka ia semakin tidak mau bercerita. Akibatnya berbulan-bulan ia hidup dalam keterombangan-ambingan. Ia hidup dalam ketidaktenangan batin yang mengganggu kemajuan hidupnya. Bruder Keluarius juga mempunyai ketakutan untuk bercerita selama dalam formasi dasar. Ia tahu bahwa demi kemajuan hidup panggilannya ia harus terbuka kepada formatornya. Tetapi di balik batinnya ada rasa ketakutan bila akan terbuka. Yang muncul dalam batinnya adalah, kalau aku bercerita tentang hidupku yang lalu, yang jelek, jangan-jangan aku dikeluarkan. Ketakutan itu membelenggu dia berbulan-bulan dan baru terbuka setelah hampir 6 bulan. Keterbukaannya terjadi karena sewaktu ia sedang di rumah hanya berdua dengan formatornya, formatornya berkisah tentang pengalaman hidupnya dulu selama formasi, yaitu ketakutan dengan pembimbing dan bagaimana ia mengatasinya. Beberapa teman kita di atas mengambil keputusan tidak lagi bicara dengan pimpinannya dalam hal yang sebenarnya penting karena merasa tidak akan didengarkan lagi atau ditolak. Maka demi keinginnanya tercapai mereka berusaha sendiri di luar jalur resmi yang diperbolehkan. Beberapa teman takut bercerita dan membuka isi hatinya karena merasa tidak dekat dan akan terancam hidupnya bila berberita. Bagaimana persoalan keterbukaan ini dapat dipecahkan dan dikembangkan? Mengapa formandi takut berterus terang? Dari kisah di atas kita dapat melihat beberapa alasan mengapa formandi kurang terbuka atau takut berterus terang kepda formator atau pendamping mereka. Beberapa alasan dapat kita lihat yaitu: Takut bila terbuka malah akibatnya jelek bagi hidupnya. Misalnya, takut kalau terbuka nantinya dikeluarkan, dianggap tidak serius, atau disalahkan. Takut terbuka lagi karena pernah punya pengalaman terbuka dan hasilnya malah dilarang dan keinginannya tidak tercapai. Orang tidak merasa aman bila terbuka kepada pembimbingnya. Orang belum berani terbuka karena masih mengalami perang batin dalam dirinya, antara ingin terbuka agar terbantu dan ketakutan bila terbuka. Ia belum siap.

3 Pengalaman sejak kecil yang selalu tertutup pada orang tuanya, karena orang tuanya keras dan tidak pernah mendengarkan keinginannya. Pengalaman hidup dalam tekanan dan penindasan orang lain, yang tidak memungkinkan mengungkapkan gagasan dan perasaannya pada orang itu. Adanya hanya harus menurut saja. Pribadinya lebih introvert dan kurang ada keberanian membuka diri keluar. Apa-apa dipikirkan sendiri. Kesombongan bahwa akan dapat mengatasi persoalannya sendirian; maka sulit untuk minta tolong atau terbuka pada orang lain. Tidak punya pengalaman bahwa terbuka itu indah dan menghidupkan. Tidak adanya keterbukaan antara formandi dan formator, sehingga tidak saling mengerti satu dengan yang lain. Formandi dan formator tidak dekat, jauh dan berelasi lebih fungsional bukan sebagai satu saudara yang saling mengasihi. Perbedaan pandangan anggota dan pimpinan Kadang teerjadi perbedaan pandangan antara formandi dan formator atau pimpinan. Perbedaan itu yang sering menjadikan pimpinan dengan mudah tidak mengizinkan seseorang formandi menuruti kehendaknya. Sebagai akibatnya anggota lalu mencari jalan alternatif sendiri dengan meninggalkan keterbukaan yang ada. Pimpinan kadang melihat persoalan dari segi aturan, hukum, idealisme semangat kongregasi. Maka ada kecenderungan lebih tradisional, kolot, dan lebih cenderung dalam banyak hal melarang. Pimpinan karena mengerti secara menyeluruh system pembinaan yang ada, dan demi aman dalam pendampingan, maka sering mudah melarang ini atau itu. Apalagi bila yang minta izin itu adalah anggota yang sudah dinilainya kurang baik, maka kecenderungan menolak lebih besar. Beberapa pimpinan karena sibuk maka juga tidak sempat untuk menanyakan maksud yang terdalam dari anggotanya, sehingga dengan mudah melarang saja. Anggota yang sedang berkebutuhan cenderung meyakini bahwa apa yang diinginkan adalah baik dan sangat berguna bagi kemajuan hidup mereka. Mereka juga berpandangan bahwa apa yang mereka minta harus diinjinkan. Mereka melihat dari segi kesenangan, kebutuhan, dan

4 juga kemendesakan. Maka kalau ternyata dengan cara terus terang, dengan minta izin tidak dikabulkan, mereka membuat jalan lain, jalan alternatif yang membuatnya berhasil. Kadang antara keduanya tidak ada persamaan persepsi dan tidak ada komunikasi yang baik. Pimpinan kurang mau mendengarkan anggota, demikian juga anggota kurang mau mendengarkan apa yang diomongkan pimpinan. Mereka kadang jarang duduk dengan keterbukan hati untuk saling mendengarkan apa yang sungguh dibutuhkan dalam proses pembinaan itu. Mereka kurang terbuka untuk mendahulukan dan mendengarkan apa yang diinginkan pihak lain. Dalam banyak pengalaman, meski ada perbedaan pendapat tentang suatu hal, bila keduanya ada keterbukaan dan ada keinginan untuk mendengarkan pihak yang lain lebih dulu agar mengerti apa yang sesungguhnya dimaksudkan, biasanya ada jalan yang dapat disetujui berdua. Dan dengan keterbukaan mereka dapat saling mengerti lebih dalam dan saling membantu. Usaha membangun keterbukaan di formasi Kita semua tahu bahwa keterbukaan menjadi salah satu kunci penting dalam formasi calon biarawan biarawati. Tanpa keterbukaan formandi kepada formator, maka mereka akan sulit diketahui keadaanya yang sesungguhnya dan sulit untuk dicarikan bantuan supaya maju. Maka meski kadang masih banyak yang tertutup, formator perlu mencari jalan bagaimana dapat membantu mereka sehingga pelan-pelan mereka semakin terbuka dalam bimbingan dan kehidupan. Beberapa cara berikut dapat dicoba antara lain: Dari pihak formator Pembimbing perlu dekat dengan formandi. Pembimbing perlu menciptakan suasana dekat. Salah satunya adalah sering menyatu dalam melakukan tugas bersama dengan formandi, seperti rekreasi, membersihkan refter, atau kegiatan lain. Dengan sering bersama diharapkan formandi tidak takut lagi. Pembimbing sering bicara relax dan bercerita kepada formandi dalam hidup seharian. Dalam makan bersama sering memancing pembicaraan dengan cerita atau sharing hidupnya dulu.

5 Bermain bersama secara relax dapat juga membuat lebih akrab dan tidak takut. Main gaple, main sepak bola bersama, volley, dll. Formandi yang kelihatan menjauh atau takut-takut, perlu didekati khusus, kadang dimintai tolong agar sering datang kepadanya dan menjadi tidak takut lagi. Formandi yang agak takut-takut dicoba dipercayai melakukan sesuatu, sehingga merasa dekat. Formator tidak boleh terlalu mudah menggunakan apa yang dialami dengan formandi untuk penilaian, terutama penilaian baik buruknya pribadi. Formator belajar menghargai siapapun formandinya, setiap pribadi, dan tidak boleh menganakmaskan seseorang dan menganaktirikan seseorang. Formator bersikap percaya kepada setiap formandi; tidak sebaliknya mencurigai. Formator berani mendahului menyapa, mendahului mengingatkan bila formandi lupa. Formator juga terbuka pada formandi, berani sharing tentang pergulatan hidupnya. Dari pihak formandi Perlu menyadari bahwa keterbukaan itu sangat penting agar dapat dibantu lebih maju dalam perjalanan panggilan. Perlu sadar bahwa dengan terbuka ia tidak akan dikeluarkan atau dimarahi saja. Maka perlu berani terbuka. Perlu sadar bahwa kalau suatu hari ditolak usulannya, tidak berhenti untuk datang kembali dan minta izin. Marilah kita ciptakan suasana saling terbuka dalam proses formasi, sehingga kita dapat saling membantu satu sama lain! Pertanyaan refleksi 1. Apakah selama dalam formasi aku mengalami ketakutan terbuka pada pembimbingku? Mengapa demikian? 2. Apakah dengan ketertutupan itu membantu perkembanganku dalam formasi? Atau sebaliknya?

6 3. Apa yang perlu aku usahakan untuk membangun keterbukaan? 4. Bila aku formator, apakah para formandi mudah terbuka padaku atau takut? Mengapa demikian? 5. Sebagai formator, apa yang telah aku lakukan untuk membantu agar formandi mudah terbuka?