PENGARUH KONSENTRASI AKTIVATOR ZnCl 2 TERHADAP KUALITAS KARBON AKTIF DARI KULIT UBI KAYU UNTUK PENYERAPAN LOGAM BERAT

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH AKTIVATOR KIMIA TERHADAP KUALITAS KARBON AKTIF DARI KULIT SINGKONG SEBAGAI BAHAN PENYERAP LOGAM BERAT

PENGARUH WAKTU IRADIASI GELOMBANG MIKRO TERHADAP KUALITAS KARBON AKTIF DARI KAYU EUCALYPTUS PELLITA SEBAGAI ADSORBEN. Fitri, Rakhmawati Farma

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 7. Hasil Analisis Karakterisasi Arang Aktif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH WAKTU PENGARANGAN TERHADAP KUALITAS KARBON AKTIF DARI CANGKANG KETAPANG SEBAGAI ADSORBEN DENGAN BANTUAN IRADIASI GELOMBANG MIKRO

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH WAKTU IRADIASI GELOMBANG MIKRO TERHADAP KUALITAS KARBON AKTIF DARI CANGKANG BUAH KETAPANG SEBAGAI ADSORBEN. Al Annur 1, Awitdrus 2

PENGARUH WAKTU PERENDAMAN DALAM PEMBUATAN KARBON AKTIF CANGKANG BUAH KETAPANG DENGAN PENGAKTIFAN KIMIA BERBANTUAN IRADIASI GELOMBANG MIKRO

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KARBON AKTIF LIMBAH FILTER ROKOK SEBAGAI ADSORBEN MENGGUNAKAN AKTIVATOR KOH DAN IRADIASI GELOMBANG MIKRO

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 2 (2013), Hal ISSN :

KARAKTERISASI SEMI KOKAS DAN ANALISA BILANGAN IODIN PADA PEMBUATAN KARBON AKTIF TANAH GAMBUT MENGGUNAKAN AKTIVASI H 2 0

HASIL DAN PEMBAHASAN. = AA diimpregnasi ZnCl 2 5% selama 24 jam. AZT2.5 = AA diimpregnasi ZnCl 2 5% selama 24 jam +

PENGARUH PERLAKUAN SUHU PADA PEMBUATAN GREEN CARBON PAPER (GCP) TANPA PEREKAT MENGGUNAKAN KULIT PISANG LILIN

Pemanfaatan Kulit Singkong Sebagai Bahan Baku Karbon Aktif

EFEK PENAMBAHAN PARTIKEL MAGNETIK Fe 3 O 4 TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN KARBON AKTIF SERBUK GERGAJI KAYU PADA LOGAM BERAT BESI (Fe)

PENGARUH VARIASI UKURAN KARBON AKTIF TEMPURUNG KELAPA DENGAN AKTIVASI KOH 3 M TERHADAP KELEMBABAN DALAM RUANG UJI SKALA LABORATORIUM

PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI KULIT KACANG TANAH (Arachis hypogaea) DENGAN AKTIVATOR ASAM SULFAT

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Pengaruh Temperatur terhadap Adsorbsi Karbon Aktif Berbentuk Pelet Untuk Aplikasi Filter Air

ANALISIS FASA KARBON PADA PROSES PEMANASAN TEMPURUNG KELAPA

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. coba untuk penentuan daya serap dari arang aktif. Sampel buatan adalah larutan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

Keywords : activated charcoal, rice hurks, cadmium metal.

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMBUATAAN ARANG AKTIF DARI KULIT PISANG DENGAN AKTIVATOR KOH DAN APLIKASINYA TERHADAP ADSORPSI LOGAM Fe

SINTESIS KARBON AKTIF DARI KULIT DURIAN UNTUK PEMURNIAN AIR GAMBUT

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini akan dibahas tentang sintesis katalis Pt/Zr-MMT dan

PENGARUH BAHAN AKTIVATOR PADA PEMBUATAN KARBON AKTIF TEMPURUNG KELAPA

HASIL DAN PEMBAHASAN. Analisis Struktur. Identifikasi Gugus Fungsi pada Serbuk Gergaji Kayu Campuran

ITM-05: PENGARUH TEMPERATUR PENGERINGAN PADA AKTIVASI ARANG TEMPURUNG KELAPA DENGAN ASAM KLORIDA DAN ASAM FOSFAT UNTUK PENYARINGAN AIR KERUH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Analisis Pengaruh Ukuran Pori Terhadap Sifat Listrik Karbon Aktif Dari Limbah Tandan Sawit Pada Prototipe Baterai

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Hafnida Hasni Harahap, Usman Malik, Rahmi Dewi

PGRI. Oleh: Efri Grcsinta, M.ptt.Si (030610g701) MIPA FAKULTAS TEKNIK, MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JAKARTA LAPORAN PENBLITIAN

PENGARUH SUHU AKTIVASI TERHADAP DAYA SERAP KARBON AKTIF KULIT KEMIRI

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG KEPOK (MUSA ACUMINATE L) SEBAGAI KARBON AKTIF YANG TERAKTIVASI H 2 SO 4

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN NaOH PADA KARBON AKTIF TEMPURUNG KELAPA UNTUK ADSORPSI LOGAM Cu 2+

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Preparasi Awal Bahan Dasar Karbon Aktif dari Tempurung Kelapa dan Batu Bara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol. 2 No. 1, Februari 2014, 15-20

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP PEMBENTUKAN PORI-PORI ARANG KARBON AKTIF AMPAS TEBU. Usman Malik Jurusan Fisika FMIPA Univ.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG BAB I

ADSORPSI Pb 2+ OLEH ARANG AKTIF SABUT SIWALAN (Borassus flabellifer)

KARAKTERISASI KARBON AKTIF KULIT SINGKONG (Manihot utilissima) DENGAN VARIASI JENIS AKTIVATOR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hampir semua orang mengenal alpukat karena buah ini dapat ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis proses preparasi, aktivasi dan modifikasi terhadap zeolit

PEMBUATAN DAN KUALITAS ARANG AKTIF DARI SERBUK GERGAJIAN KAYU JATI

III. METODOLOGI PENELITIAN. analisis komposisi unsur (EDX) dilakukan di. Laboratorium Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN) Batan Serpong,

STUDI PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI TIGA JENIS ARANG PRODUK AGROFORESTRY DESA NGLANGGERAN, PATUK, GUNUNG KIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PENDAHULUAN

ANALISA SERAPAN LOGAM BERAT Fe PADA KARBON AKTIF YANG DICAMPURKAN DENGAN NANO Fe 3 O 4 DAN POLYVINYLIDENE FLUORIDE (PVDF)

PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KELAPA SAWIT DENGAN METODE AKTIVASI KIMIA

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KARBON AKTIF MONOLIT DARI KAYU KARET DENGAN VARIASI KONSENTRASI KOH UNTUK APLIKASI SUPERKAPASITOR

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu kebutuhan air tidak pernah berhenti (Subarnas, 2007). Data

PENGARUH VARIASI WAKTU AKTIVASI TERHADAP TINGKAT PENYERAPAN KARBON AKTIF DARI KAYU EUCALYPTUS PELLITA. Iis Sumiati*, Rakhmawati Farma

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)

BAB III METODE PENELITIAN

PEMANFAATAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT UNTUK PRODUKSI KARBON AKTIF DENGAN AKTIVASI KIMIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

JURNAL REKAYASA PROSES. Kinetika Adsorpsi Nikel (II) dalam Larutan Aqueous dengan Karbon Aktif Arang Tempurung Kelapa

Karakterisasi Biobriket Campuran Kulit Kemiri Dan Cangkang Kemiri

PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI CANGKANG BUAH KARET UNTUK ADSORPSI ION BESI (II) DALAM LARUTAN

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN: X

BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Metode Penelitian Pembuatan zeolit dari abu terbang batu bara (Musyoka et a l 2009).

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI LIMBAH KULIT SINGKONG DENGAN MENGGUNAKAN FURNACE

KAJIAN AKTIVASI ARANG AKTIF BIJI ASAM JAWA (Tamarindus indica Linn.) MENGGUNAKAN AKTIVATOR H 3 PO 4 PADA PENYERAPAN LOGAM TIMBAL

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI SIFAT FISIS ELEKTRODA KARBON DARI BUNGA RUMPUT GAJAH DITINJAU DARI PERBEDAAN UKURAN PARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4 Hasil dan Pembahasan

Tabel 3.1 Efisiensi proses kalsinasi cangkang telur ayam pada suhu 1000 o C selama 5 jam Massa cangkang telur ayam. Sesudah kalsinasi (g)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JKK, Tahun 2015, Volume 4(1), halaman ISSN ADSORPSI FENOL MENGGUNAKAN ADSORBEN KARBON AKTIF DENGAN METODE KOLOM

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Diagram konsumsi energi final per jenis (Sumber: Outlook energi Indonesia, 2013)

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN

ADSORPSI FENOL MENGGUNAKAN ADSORBEN KARBON AKTIF DENGAN METODE KOLOM

DAYA SERAP DAN KARAKTERISASI ARANG AKTIF TULANG SAPI YANG TERAKTIVASI NATRIUM KARBONAT TERHADAP LOGAM TEMBAGA

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PERCOBAAN

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 di

ADSORPSI KARBON AKTIF DARI TONGKOL JAGUNG SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM Cu 2+

Bab III Metodologi Penelitian

POTENSI ARANG AKTIF DARI TULANG SAPI SEBAGAI ADSORBEN ION BESI, TEMBAGA, SULFAT DAN SIANIDA DALAM LARUTAN

HASIL DAN PEMBAHASAN y = x R 2 = Absorban

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pori

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KELUWAK (Pangium edule) DENGAN AKTIVATOR H 3 PO 4

Bab III Metodologi Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

PENGARUH SUHU, KONSENTRASI ZAT AKTIVATOR DAN WAKTU AKTIVASI TERHADAP DAYA SERAP KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KEMIRI

Transkripsi:

PENGARUH KONSENTRASI AKTIVATOR ZnCl 2 TERHADAP KUALITAS KARBON AKTIF DARI KULIT UBI KAYU UNTUK PENYERAPAN LOGAM BERAT Ellis Fitriyani 1, Rakhmawati Farma 2 Mahasiswa Program Studi S1 Fisika 1 Dosen Bidang Material Jurusan Fisika 2 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru, 28293, Indonesia ellisfitriyani@yahoo.com ABSTRACT Activated carbon from cassava peel has been produced using chemical activation with Zinc Cloride (ZnCl 2 ) as activator assisted by microwave irradiation with the output power 630 watt for 20 minutes. Concentration of ZnCl 2 was varied 1M, 2M and 3M. The aim of this study to is determine the morphological characteristics, microstructure, contents of elements and the adsorption of activated carbon to the metal Fe, Pb and Cu. As whole, the result of calculating and analyzing the activated carbon showed that the activator consentration influenced the quality of activated carbon. aktivated carbon with concentration of ZnCl 2 3M showed the best result with adsorption of activated carbon to Fe, Pb and Cu were 70,70%, 70,90% and 69,61% respectively. Keywords : activated carbon, cassava leathers, chemical activation, zinc cloride, microwave irradiation. ABSTRAK Karbon aktif dari kulit ubi kayu telah dibuat menggunakan aktivasi kimia dengan Seng Klorida (ZnCl 2 ) sebagai aktivator dibantu iradiasi gelombang mikro dengan daya 360 Watt selama 20 menit. Konsentrasi ZnCl 2 divariasikan yaitu 1M, 2M, dan 3M. penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik morfologi, struktur mikro, kandungan unsur dan daya serap karbon aktif terhadap logam berat Fe, Pb, dan Cu. Secara keseluruhan hasil perhitungan dan analisis karbon aktif yang diperoleh menunjukkan bahwa konsentrasi aktivator mempengaruhi kualitas dari karbon aktif yang dihasilkan. karbon aktif dengan konsentrasi ZnCl 2 3M menunjukkan hasil terbaik dengan daya serap karbon aktif terhadap Fe, Pb dan Cu masing-masing adalah 70,70%, 70,90% dan 69,61%. Kata kunci : karbon aktif, kulit ubi kayu, aktivasi kimia, seng klorida, iradiasi gelombang mikro. 1

PENDAHULUAN Ubi kayu (Manihot utilisima Pohl) merupakan pohon tahunan tropika dan subtropika. Secara umum pemanfaatan ubi kayu lebih dititikberatkan pada umbi, daun, dan batang, sedangkan kulit ubi kayunya hanya menjadi limbah yang terbuang. Kulit ubi kayu dapat dijadikan bahan baku pembuatan karbon aktif. Karbon aktif dapat dibuat dari berbagai bahan yang mempunyai kandungan karbon tinggi seperti batubara, tempurung kelapa, limbah industri, kayu, biji aprikot, kulit ubi kayu, dan kulit kemiri (Suhendra dan Gunawan 2010). Karbon aktif merupakan senyawa karbon amorf yang dapat dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon atau dari karbon yang diproses aktivasi dengan menghilangkan hidrogen, gas-gas, air, atau senyawa lain dari permukaan karbon sehingga terjadi perubahan fisik untuk mendapatkan permukaan yang lebih luas atau besar. Karbon aktif terdiri atas 85-95% karbon dan sisanya berupa hidrogen, oksigen, sulfur, dan nitrogen serta senyawa-senyawa lain yang terbentuk dari proses pembuatan (Chand dan meenakshi, 2005). Sifat dari karbon aktif adalah adsorben atau sebagai penyerap, daya serap dari karbon aktif ditentukan oleh luas permukaan karbon aktif. Karbon aktif dapat mengadsorpsi gas dan senyawa-senyawa kimia tertentu atau sifat adsorpsinya selektif, tergantung pada volume pori-pori dan luas permukaan. Daya serap karbon aktif sangat besar, yaitu 25% -1000% terhadap berat karbon aktif (Sembiring dkk, 2003). Pembuatan karbon aktif ada beberapa proses yaitu pengeringan, proses pengeringan bertujuan untuk menghilangkan kandungan air yang terkandung pada bahan baku. Kemudian dilanjutkan dengan proses prakarbonisasi, yaitu suatu proses pemanasan pada suhu tertentu dari bahan-bahan organik dengan jumlah oksigen sangat terbatas, biasanya dilakukan di dalam furnance atau oven, dan proses aktivasi, aktivasi dilakukan dengan cara memecahkan ikatan hidrokarbon atau mengoksidasi molekul-molekul yang telah dikarbonisasi sehingga permukaan karbon akan mengalami perubahan sifat, baik fisika ataupun kimia, akibatnya luas permukaan karbon akan bertambah besar dan terbentuk poripori baru sehingga mempengaruhi terhadap daya adsorpsi (Sembiring dkk, 2003). METODE PENELITIAN Proses pembuatan karbon aktif, sampel ubi kayu dikarbonisasi di dalam oven selama 3 jam dengan suhu 200ᵒC. Sampel selanjutnya diaktivasi menggunakan aktivator kimia ZnCl 2 dengan konsentrasi 1M, 2M, 3M, dan diiradiasi menggunakan gelombang mikro dengan daya 630 Watt selama 20 menit. Sampel selanjutnya dicuci dengan menggunakan air suling hingga netral (ph~7) dan terakhir sampel dikeringkan dengan suhu 100ᵒC selama ± 60 jam. Yield karbon aktif dihitung dengan persamaan (1) H (%) = m f m o 100% (1) di mana H adalah hasil karbon aktif, m f adalah massa karbon aktif setelah diaktivasi dan m o adalah massa karbon aktif sebelum diaktivasi. Sampel karbon aktif kemudian dikarakterisasi untuk mengetahui 2

Yield Karbon Aktif (%) morfologi permukaan karbon aktif dengan menggunakan Scanning Electron Microscopy (SEM), struktur mikro menggunakan X-Ray Diffraction (XRD) dan uji daya serap terhadap logam berat Fe, Pb dan Cu dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Penyusutan Massa Sampel sebelum dan setelah proses pra-karbonisasi ditimbang untuk mengetahui penyusutan massa setelah proses pra-karbonisasi. Data persentase penyusutan massa setelah proses prakarbonisasi dapat dilihat pada Tabel 1 di mana terdapat tiga kali prakarbonisasi yang masing-masing dilabelkan dengan sampel A, B dan C. Tabel 1. Persentase penyusutan massa karbon setelah proses prakarbonisasi. Tabel 1 menunjukkan terjadinya penyusutan massa pada sampel sebelum dan setelah pra-karbonisasi. Nilai rata-rata penyusutan massa pada sampel adalah 39,98%. Menurut Fauziah (2009) zat volatile sebagian besar telah dilepaskan saat prakarbonisasi berlangsung pada suhu 200 500. 2. Yield Karbon Aktif Karbon aktif sebelum dan setelah iradiasi gelombang mikro ditimbang untuk mendapatkan yield karbon aktif. Yield karbon aktif untuk semua variasi konsentrasi aktivator ZnCl 2 dihitung dengan menggunakan persamaan (1). Data hasil perhitungan yield karbon aktif dapat dilihat pada Gambar 1. Karbon aktif dengan variasi konsentrasi aktivasi ZnCl 2 1M, 2M dan 3M dilabelkan dengan KA1M, KA2M dan KA3M. 35 30 25 20 15 10 5 0 30.23 20.37 14,00 KA1M KA2M KA3M Gambar 1. Yield karbon aktif Gambar 1 menunjukkan semakin tinggi konsentrasi yang diberikan maka yield karbon aktif yang dihasilkan semakin berkurang. Sampel KA1M menghasilkan yield karbon aktif sebesar 30,23%, sampel KA2M menghasilkan yield karbon aktif sebesar 20,37%, sampel KA3M menghasilkan yield karbon aktif sebesar 14,00%. Proses aktivasi menyebabkan kotoran-kotoran yang menutupi pori-pori karbon ikut terlepas atau teruapkan dan terbentuklah pori baru yang kemudian akan menghasilkan mikropori dan mesopori (Apriani dkk, 2013). 3. Morfologi Permukaan Karbon Aktif Morfologi permukaan karbon aktif dilakukan dengan menggunakan 3

Kandungan Atom (%) uji Scanning Electron Microscopy (SEM). SEM digunakan untuk mengetahui struktur mikro suatu material meliputi tekstur, morfologi, komposisi, dan informasi kristalografi permukaan partikel. Morfologi yang diamati berupa bentuk, ukuran, dan susunan partikel permukaan (Schweitzer, 2010). Gambar 2 menunjukkan mikrograf SEM sampel KA1M, KA2M, dan KA3M dengan perbesaran 1000x. 4. Analisa Energi Dispersif Sinar-X Karakterisasi energi dispersif sinar- X (EDX) digunakan untuk menganalisa unsur kimia yang terkandung pada karbon aktif. Hasil dari uji sinar-x ini ditunjukkan pada Gambar 3. 100 80 60 40 20 0 74.9976.98 83.71 25.01 23.02 16.29 C O Gambar 2. mikrograf karbon aktif (a) KA1M, (b) KA2M, (C) KA3M. Sampel KA3M memiliki pori-pori yang lebih teratur dan paling banyak dibandingkan pori-pori yang terbentuk pada sampel KA1M dan sampel KA2M. Hasil SEM pada penelitian ini menunjukkan sampel dengan konsentrasi aktivator tertinggi yang memiliki pori-pori terbanyak. Morfologi dan pori-pori yang terbentuk pada karbon aktif ini merupakan akibat dari proses karbonisasi yang dapat menghilangkan komponen selain karbon serta proses aktivasi dan iradiasi yang dapat menghilangkan zat-zat yang menutupi pori. Proses aktivasi pada karbon aktif menyebabkan pori-pori karbon aktif semakin lebar dikarenakan hilangnya sebagian rongga yang tertutup didalam partikel karbon (Marsh dan Reinoso, 2006). Gambar 3. Kandungan atom karbon aktif Gambar 3 menunjukkan hasil dari EDX yang terdiri dari karbon dan oksigen. Persentase karbon dan oksigen terendah pada sampel KA1M dengan kandungan karbon sebesar 74,98% dan oksigen 25,01%, sampel KA2M persentase karbonya sebesar 76,98% dan oksigen sebesar 23,02% sedangkan persentase karbon dan oksigen tertinggi pada sampel KA3M yaitu sebesar 83,71% dan 16,29%. Kandungan unsur dalam karbon aktif pada penelitian ini telah memenuhi standar mutu berdasarkan SNI-06-3730-1995 (BSN 1995) yaitu minimal 65%. 5. Struktur Mikro Karbon Aktif Karakterisasi difraksi sinar-x digunakan untuk mengetahui jarak antar bidang, dimensi mikrokistalin yaitu tinggi timbunan L c dan lebar timbunan L a, dan jumlah lapisan. 4

mikro dengan daya 630 Watt dalam waktu 20 menit dengan menggunakan Persamaan (2) dan persamaan (3): nλ = 2d sin θ (2) L c,a = K λ β c,a cos θ (3) Gambar 4. Pola difraksi sinar-x Gambar 4 merupakan difraktogram XRD karbon aktif untuk sampel KA1M, KA2M dan KA3M. Sampel KA1M memiliki 2 puncak yaitu puncak (002) pada sudut 2θ=21,466 dan puncak (100) pada sudut 2θ=43,497. Sampel KA2M puncak (002) pada sudut 2θ=21,201 dan puncak (100) pada sudut 2θ=43,396, sedangkan untuk sampel KA3M puncak (002) pada sudut 2θ=21,760 dan puncak (100) pada sudut 2θ=43,733. Pergeseran puncak difraksi yang terjadi menunjukkan adanya perubahan jarak antar atom pada sampel yang menyebabkan perubahan pada jarak antar bidang. Nilai L c dan L a diperoleh dengan menggunakan software microcal origin. Metode fitting menggunakan microcal origin juga berfungsi untuk memperbaiki susunan data sehingga mempermudah proses pengolahan data. Jarak antara bidang (d 002 dan d 100 ), dimensi mikrokristalin tinggi timbunan (L c ) dan lebar timbunan (L a ) dihitung dari data difraksi sinar-x yang berhubungan dengan intensitas masing-masing puncak difraksi (002) dan (100) dari karbon aktif dengan variasi konsentarsi ZnCl 2 yaitu, 1M, 2M, 3M dan diiradiasi menggunakan gelombang Parameter jarak antara bidang dan dimensi mikro kristalin diperoleh dari hasil fitting menggunakan software Microcal Origin dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini. Tabel 2. Jarak antar bidang dan bidang dimensi mikrokristalin 6. Daya Serap Karbon Aktif Terhadap Logam Berat Kandungan logam berat pada air sungai Siak sebelum dicampur dengan karbon aktif adalah, logam Fe sebesar 0,925 ppm, logam Pb 5,259 ppm dan logam Cu 0,260 ppm. Tabel 3 menunjukkan data penyerapan karbon aktif dari kulit ubi kayu sebagai penyerap logam berat Fe, Pb dan Cu yang dihitung dengan menggunakan persamaan (4). Daya serap = S o S f S o x 100% (4) di mana S o adalah konsentrasi awal dan S f adalah konsentrasi akhir dari logam berat. 5

Tabel 3. Daya serap karbon aktif terhadap logam berat Menurut Marsh dan Reinoso (2006) karbon aktif yang menggunakan aktivator ZnCl 2 menghasilkan ukuran karbon mikropori yang lebar dan mesopori yang kecil. Ukuran mikropori karbon aktif yaitu di bawah 2 nm atau sama dengan di bawah 20 Å. Ukuran pori karbon aktif lebih besar dari ion logam berat sehingga karbon aktif mampu menyerap ion logam berat. Persentase daya serap karbon aktif terhadap logam berat Pb lebih besar dibandingkan dengan logam berat Fe dan Cu dikarenakan pada logam berat Pb memiliki diameter ion sebesar 0,76 Å lebih besar dari ukuran ion dari logam Fe sebesar 0,74 Å dan ion logam Cu sebesar 0,73 Å. Menurut Apriani (2010) bahwa polaritas ion logam yang lebih besar mengakibatkan logam Pb lebih mudah melakukan ikatan dengan molekul pada adsorben yang bersifat polar. Semakin besar ion logam berat semakin mudah berikatan dengan molekul yang adsorbennya bersifat polar. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian karbon aktif dari kulit ubi kayu yang telah dilakukan antara lain adalah sebagai berikut: 1. Karbon aktif dari kulit ubi kayu telah berhasil dibuat dengan variasi konsentrasi aktivator ZnCl 2, berdasarkan Yield karbon aktif yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ZnCl 2 yang diberikan maka nilai yield karbon aktif yang dihasilkan semakin rendah. 2. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat dilihat dari data dan hasil perhitungan yang diperoleh bahwa semakin tinggi konsentrasi aktivator yang diberikan, maka daya serap karbon aktif yang diperoleh semakin tinggi. 3. Berdasarkan karakterisasi yang dilakukan terhadap karbon aktif diperoleh: Hasil SEM dan EDX pada karbon aktif dengan sampel KA3M yang memiliki struktur pori yang lebih teratur dan paling banyak serta kandungan atom tertinggi yaitu dengan unsur karbon sebesar 83,71% dan oksigen sebesar 16,29%. Hasil karakterisasi XRD menunjukkan karbon aktif dengan sampel KA3M memiliki L c yang tinggi yaitu 1,5307, sedangkan nilai L a yang kecil yaitu 0,8981. Daya serap karbon aktif terhadap logam berat Fe, Pb dan Cu yang terbaik yaitu pada sampel KA3M yaitu mempunyai daya serap terhadap logam Fe sebesar 70,70%, logam Pb sebesar 70,90% dan logam Cu sebesar 69,61%. Daya serap terendah terdapat pada sampel prakarbonisasi yaitu dengan daya serap terhadap logam Fe 6

sebesar 28,32%, terhadap logam Pb sebesar 33,69% dan terhadap logam Cu sebesar 16,15%. DAFTAR PUSTAKA Apriani, R., Faryuni, I.D., Wahyuni, D. 2013. Pengaruh konsentrasi aktivator kalium hidroksida (KOH) terhadap kualitas karbon aktif kulit durian sebagai adsorben logam Fe pada air gambut. Prisma Fisika, 1 (2) : 82-86. Batang Jagung Menggunakan Aktivator Asam Sulfat dan Penggunaanya pada Penyerapan Ion Tembaga (II), Penerbit Universitas Mataram, Mataram. Marsh, H., Rodriguez.-Reinoso, F. 2006. Activated Carbon. Netherlands: Elsevier Sciences and Technology Books. Chand B, Roop, dan Meenakshi Goyal., 2005, Activated Carbon Adsorption. Lewis Publisher, United States of America. Fauziah, N. 2009. Pembuatan Arang Aktif Secara Langsung dari Kulit Acacia Mangium Wild dengan Aktivasi Fisika dan Aplikasinya Sebagai Adsorben. Skrpsi. Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, IPB. Schweitzer, J. 2010. Scanning Electron Microscope. Purdue University, West Lafayette. Sembiring, Meiliata Tryana dan Tuti Sarma, S, (2003). Arang Aktif (Pengenalan dan Proses Pembuatannya). USU Digital Library, Indonesia, hal 1-9. [BSN] Badan Standarisasi Nasional. 1995. Arang aktif teknis. Jakarta: BSN. (SNI 06-3730- 95). Jakarta. Suhendra, D dan Gunawan, E,R. 2010. Pembuatan Arang Aktif dari 7