PEMBELAJARAN MENYIMAK BERITA DI KELAS VII SMP LKIA PONTIANAK

dokumen-dokumen yang mirip
KEMAMPUAN MENYIMAK WAWANCARA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SEKAMPUNG. Oleh

BAB 3 METODE PENELITIAN. (PTK). PTK merupakan suatu bentuk penelitian reflektif diri yang secara kolektif

KEMAMPUAN MENYIMAK BERITA SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 13 BATAM TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENYIMAK. PADA SISWA KELAS VII SEMESTER I MTsN SINTANG ARTIKEL PENELITIAN OLEH DESSY RATNA SARI F

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA DENGAN METODE DRILLPADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1KALIBAWANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

KEMAHIRAN MENYIMAK BERITA PADAMEDIA ELEKTRONIK SISWA KELAS VIII MADRASAH TSANAWIYAH MADANI CERUK IJUK BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK INFORMASI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE NHT SISWA SMA NEGERI 10 PONTIANAK OLEH SUCI PRASTIWI F

KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MENGGUNAKAN AUDIO VISUAL DI SDN 29KELAS III PONTIANAK UTARA

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI SMP NEGERI 13 PONTIANAK

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA DENGAN MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES PADA SISWA KELAS VIIISMP NEGERI 37 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTATIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS X

HUBUNGAN KEMAMPUAN MENYIMAK BERITA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS BERITA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 BATUSANGKAR ARTIKEL ILMIAH

PEMAHAMAN TEKS DISKUSI OLEH SISWA SMP NEGERI 2 PONTIANAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Semester : 1 Materi Pelajaran : Berita : 2 jam pelajaran

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK DI SEKOLAH DASAR

KEMAMPUAN MENENTUKAN FAKTA DAN OPINI DALAM TAJUK RENCANA DENGAN TEKNIK INKUIRI SISWA KELAS XI SMAN 1 SUNGAI RUMBAI KABUPATEN DHARMASRAYA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 31 PURWOREJO TAHUN AJARAN 2012/2013

HUBUNGAN KEBIASAAN MEMBACA KARYA SASTRA DENGAN KEMAMPUAN SISWA MENGAPRESIASI CERPEN DI SMP

HUBUNGAN KEMAMPUAN MENYIMAK PARAGRAF EKSPOSISI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA TAMANSISWA PADANG ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN KEBIASAAN MEMBACA KARYA SASTRA DENGAN KEMAMPUAN SISWA MENGAPRESIASI CERPEN DI SMP

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK BERITA SISWA KELAS VIII SMPN 1 TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN ABSTRACT

Jurnal Ilmiah INTEGRITAS Vol. 3 No. 2 Desember 2017

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK SISWA KELAS V SDN BULAK 1 BENDO MAGETAN. Cerianing Putri Pratiwi 1

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sarana interaksi sosial karena memiliki peran sentral dalam

KEMAHIRAN MENYIMAK CERPEN MELALUI MEDIA AUDIO SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS N 2 MORO

BAB I PENDAHULUAN. dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) ke Kurikulum Tingkat Satuan

[JURNAL PENDIDIKAN UNSIKA] ISSN

KEMAHIRAN MENYIMAK BERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 11 BINTAN

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENINGKATAN MINAT DAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA KELAS IV MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SD KARTIKA I-11 PADANG

Mulyati (2007 : 10) menyatakan ada empat aspek keterampilan berbahasa,

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER

KEMAMPUAN MENULIS KEMBALI BERITA YANG DIPERDENGARKAN MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS VII SMP N 1 SITIUNG KABUPATEN DHARMASRAYA

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELASV IIIA SEMESTER II SMP TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang

KEMAMPUAN MEMBACA BERITA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK INKUIRI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 28 PADANG

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FOTO ESAI

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SEKILAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM READING

Keywords: Audiovisual media, writing skills, folklore

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif yang akan. baik dalam perkembangan pengetahuan, penguasaan keterampilan, dan

Keyword: Effectiveness, Guided Note Taking strategy, and News

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING

PENGGUNAAN METODE PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SISWA SMP

KONTRIBUSI KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS BERITA

Abstrak. Kata Kunci : menyimak wawancara, model think pair share, penerapan model think pair share, peningkatan kemampuan menyimak wawancara.

Kata kunci: metode Storytelling, keterampilan menyimak, dongeng. 1) Mahasiswa Program Studi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Program Studi PGSD FKIP UNS

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF MELALUI MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS III SDN GRENDEN 02 PUGER JEMBER

KEMAMPUAN MENULIS TANGGAPAN DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMPN I WAY JEPARA

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA KELAS VII.B DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY

BAB I PENDAHULUAN. sarana untuk berkomunikasi. Setiap anggota masyarakat dan komunitas tertentu

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK MELALUI PENERAPAN MODEL PERMAINAN SISWA KELAS VIII

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI SMP

BAB 1 PENDAHULUAN. Dwi Sukmalanita, 2013 Keefektifan Teknik Kelompok Investigasi Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB III METODE PENELITIAN. data penelitiannya (Arikunto, 2013: 203). Dalam metode penelitian terdapat halhal

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan dan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL DI SMAN 1 ANJONGAN

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN DENGAN MEDIA AUDIO PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 JATIPURO KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2008/ 2009

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG. Oleh

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) November, 2013 PEMBELAJARAN MENULIS PETUNJUK MELAKUKAN SESUATU DI KELAS VIII SMP NEGERI 02 KOTAGAJAH

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak adalah

Peningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Dengan Model Cooperative Think Pair Sahre Pada Siswa Kelas XI Ipa 3 MAN Model Singkawang

BAB I PENDAHULUAN. Inti dari pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. potensi, kecakapan dan karakteristik pribadi peserta didik. Kegiatan

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS V SDN 1 BLUNYAHAN BANTUL

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI ANAK MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE BERBANTUAN MEDIA GAMBAR BERSERI DI SEKOLAH DASAR

Joyful Learning Journal

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS SURAT DINAS MENGGUNAKAN METODE INKUIRI SMP NEGERI 1 SELIMBAU

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL TWO STAY TWO STRAY TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PAINAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

PERBANDINGAN PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

KEMAMPUAN MENAMUKAN IDE POKOK PARAGRAF SISWA KELAS X SMAN 2 PRINGSEWU 2013/2014. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menyimak merupakan keterampilan berbahasa yang pertama kali dikuasai

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN ISI BACAAN

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh NICKY VIDIA MARLYNE NIM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGEMBANGKAN PARAGRAF DENGAN METODE STAD PADA SISWA SMK PGRI PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. (2005:3-4), Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang

1. Mahasiswa PGSD FKIP UNS 2, 3 Dosen PGSD FKIP UNS

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MENGGUNAKAN METODE BERMAIN PERAN PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SD ARTIKEL PENELITIAN.

KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP MAITREYAWIRA TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014. Oleh ARTIKEL E-JOURNAL

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA PENDEK. Widayati

PENERAPAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN BERCERITA DI KELAS IV SD INPRES 1 TANAMODINDI

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. lain. Untuk menjalin hubungan tersebut diperlukan suatu alat komunikasi. Alat

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA MENGGUNAKAN TIPE COOPERATIVE SCRIPT DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA SASTRA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LUBUK BASUNG

PENINGKATAN MOTIVASI DAN KETERAMPILAN MENULIS MELALUI TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUNGAI SARIAK KABUPATEN PADANG PARIAMAN.

MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE SCRIPT SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG SISWA SMP

KEMAMPUAN MENYIMAK KHOTBAH BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SIMAK RANGKUM SISWA KELAS XI SMA PERTIWI 2 PADANG ARTIKEL ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMAHAMI BACAAN MENGGUNAKAN METODE KWL PADA SISWA KELAS XI IPS

Bunga Lestari Dr. Wisman Hadi, M.Hum. ABSTRAK

Transkripsi:

PEMBELAJARAN MENYIMAK BERITA DI KELAS VII SMP LKIA PONTIANAK Nurhayati, Syambasril, Deden Ramdani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untan Email: Dzakira.azahra93@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran menyimak berita di kelas VII SMP LKIA Pontianak tahun pelajaran 2015/2016. Secara lebih khusus penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan menentukan pokok-pokok berita, menarik kesimpulan isi berita, penggunaan media, penilaian pembelajaran, dan hasil pembelajaran menyimak berita di kelas VII SMP LKIA Pontianak. Metode dan bentuk yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah guru mata pelajaran bahasa Indonesia dan siswa kelas VII sebanyak 34 siswa. Hasil yang dicapai siswa dalam pembelajaran menyimak berita sudah cukup baik, karena terdapat 18 siswa yang sudah mencapai nilai KKM > 75, sedangkan siswa yang tidak mencapai nilai KKM <75 sebanyak 16 siswa. Kata Kunci: Pembelajaran, Menyimak, Berita Abstrack: This research had a purpose to describe of listening news of seventh grade students at SMP LKIA Pontianak in a academic year 2015/2016. Specifically, this research was aimed to describe in determining the headline news, drawing the conclusion of the content news, media usage, learning assessment, and the learning outcomes of the news listening instruction to the seventh grade students of SMP LKIA Pontianak. The method and the shape that was used in this research was descriptive qualitative. The source of the data in this research was the Indonesian language teacher and the seventh grade students were about 34 students. The result that was achieved by the students in learning the listening news were enough well, because there were 18 students had achieved KKM score >75, meanwhile the student did not achieved KKM score <75 almost 16 students. Keywords: Learning, Listening, News K eterampilan menyimak adalah satu di antara aspek yang sangat penting dalam keterampilan berbahasa terutama dalam proses pembelajaran. Keterampilan berbahasa yang pertama harus dikuasai oleh siswa adalah keterampilan menyimak, karena sebagian besar waktu siswa di sekolah digunakan untuk menyimak informasi yang disampaikan oleh guru, terutama dalam proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran menyimak yaitu agar siswa dapat memahami pesanpesan atau informasi yang disampaikan secara lisan. Dalam memahami pesan- 1

pesan atau informasi tersebut dimaksudkan agar pemahaman terhadap informasi yang disampaikan dapat tercapai. Selain itu, dalam keterampilan menyimak, siswa tidak hanya menyimak berita yang didengarnya. Akan tetapi, siswa juga diharapkan dapat memahami isi yang terkandung di dalam wacana yang disimaknya. Menyimak berita merupakan komponen yang dipelajari dalam suatu kegiatan belajar mengajar terutama di tingkat SMP. Oleh karena itu, penelitian ini difokuskan pada pembelajaran menyimak berita di kelas VII SMP LKIA Pontianak tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian ini dilakukan di kelas VII karena berdasarkan KTSP materi mengenai pembelajaran menyimak berita hanya terdapat di kelas VII dalam KD 1.1 Menyimpulkan isi berita yang dibacakan dalam beberapa kalimat, sedangkan indikatornya ialah mampu menunjukkan pokok-pokok berita yang didengarkan, mampu menyarikan pokok-pokok berita menjadi isi berita, dan mampu menyimpulkan isi berita dalam satu alinea. Penulis memilih kelas VII sebagai objek penelitian ini karena kelas VII merupakan kelas awal dalam jenjang pendidikan menengah tingkat pertama. Penulis ingin mengetahui bagaimana cara guru bahasa Indonesia melatih siswa agar memiliki keterampilan menyimak. Hal ini dimaksudkan agar siswa memiliki keterampilan menyimak dengan baik hingga ke jenjang sekolah yang lebih tinggi. Alasan penulis memilih SMP LKIA Pontianak sebagai objek penelitian dikarenakan penulis pernah melakukan Praktik Pengalaman Lapangan di SMP LKIA Pontianak, sehingga penulis sudah mengetahui keadaan lingkungan sekolah tersebut. Penulis sudah mengenal guru mata pelajaran bahasa Indonesia, respon yang diberikan oleh kepala sekolah terhadap skripsi ini sangat positif. Selain itu, di SMP LKIA Pontianak belum pernah dilakukan penelitian tentang pembelajaran menyimak berita. Menyimak sangat dekat maknanya dengan mendengarkan. Namun, kalau dipelajari lebih jauh kedua kata itu memiliki perbedaan pengertian. Mendengarkan memiliki arti mendengar sesuatu dengan sungguh-sungguh, atau lebih tepat dikatakan memasang telinga baik-baik untuk mendengar. Ini bearti ada unsure kesengajaan dalam perbuatan itu. Anderson (dalam Tarigan, 2008:30) menyatakan, Menyimak adalah proses mendengarkan, mengenal, serta menginterpretasikan lambang-lambang lisan. Menyimak merupakan kegiatan mendengarkan dan memahami pesan atau informasi yang disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Menyimak adalah suatu kegiatan mendengarkan bunyi yang dilakukan dengan sengaja dengan penuh perhatian dan pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap pesan atau isi serta memahami makna yang terkandung di dalamnya. Menyimak adalah suatu kegiatan yang merupakan suatu proses. Menurut Tarigan (2008:63) Proses menyimak terdapat tahap-tahap, yaitu tahap mendengar, tahap memahami, tahap menginterpretasi, tahap mengevaluasi, tahap menanggapi. Menurut Sutari (1972:58) Proses menyimak dapat dimulai dari penerimaan oleh alat dengar, perhatian dan penyeleksian, dan berlanjut pada pemaknaan pesan. 2

Menurut Sutari (1997:79), Kesimpulan (implikasi) adalah data yang tak disampaikan dalam pembicaraan melainkan hanya diimplikasikan saja. Dikatakan implikasi karena data tidak terlalu banyak dibicarakan melainkan penafsiran data murni dari penyimak atas pembicaraan yang didengarnya. Menurut Sutari (1997:80) langkah-langkah penting dalam menarik kesimpulan, sebagai berikut. 1. Pahamilah secara keseluruhan gagasan-gagasan yang disampaikan. 2. Berikan alasan atas gagasan-gagasan yang telah disimpulkan. 3. Tentukan/aturlah sedemikian rupa sehingga diperoleh kecocokan antar gagasan-gagasan yang disimpulkan. 4. Pusatkan/letakkan dasar pemikiran atau alasan-alasan pada gagasan yang dinyatakan oleh pembicara, jangan dikacaukan dengan opini, perasaan, anggapan pribadi. Sutari (1997:22) mengatakan bahwa tujuan menyimak yaitu mendapatkan fakta, menganalisis fakta, mengevaluasi fakta, mendapatkan inspirasi, mendapatkan hiburan, memperbaiki kemampuan berbicara. Menurut Tarigan (2008:60), terdapat beberapa tujuan menyimak yaitu menyimak untuk memperoleh pengetahuan, menyimak untuk menilai sesuatu yang disimak, menyimak untuk menikmati serta menghargai sesuatu yang disimak, menyimak untuk mengkomunikasikan ide-ide kepada orang lain dengan lancar dan tepat, menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi dengan tepat, menyimak untuk memecahkan masalah secara kreatif dan analisis, menyimak untuk meyakinkan diri terhadap suatu masalah. Menurut Sutari (1997:42) terdapat unsur-unsur dasar menyimak, yaitu pembicara, penyimak, bahan simakan, bahasa lisan. Sutari (1997:54) mengatakan bahwa Penyimak yang baik yaitu penyimak yang memiliki kondisi fisik yang sehat, kondisi mental yang baik, perhatian, motivasi, konsentrasi, dan kritis. Menurut Djiwandono (2008:117) terdapat beberapa aspek yang harus dinilai dalam keterampilan menyimak, yaitu memahami arti kata-kata sesuai dengan isi wacana, mengenali susunan organisasi wacana, mengenali pokok-pokok pikiran dalam berita, mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya terdapat dalam wacana, mampu menarik inferensi tentang isi wacana. Berita adalah laporan tentang fakta peristiwa atau pendapat yang aktual, menarik, berguna dan dipublikasikan melalui media massa. Menurut Eric C. Hepwood (dalam Harahap 2006:3) menyatakan bahwa Berita adalah laporan pertama dari kejadian yang penting sehingga dapat menarik perhatian umum. Menurut harahap (2006:28) di dalam berita terdapat unsur-unsur berita yang dikenal dengan 5W+1H, yang pertama what yaitu membahas apa yang terjadi, who yaitu membahas siapa yang terlibat dalam kejadian, why yaitu membahas mengapa peristiwa itu terjadi, where yaitu membahas dimana kejadian itu, when yaitu membahas kapan terjadinya peristiwa itu, how yaitu membahas bagaimana peristiwa itu terjadi. Media merupakan alat yang harus ada apabila kita ingin memudahkan sesuatu dalam pekerjaan. Media merupakan alat bantu yang dapat memudahkan pekerjaan. Menurut Soeparno (1988:1) Media adalah suatu alat yang dipakai 3

sebagai saluran (channel) untuk menyampaikan suatu pesan atau informasi dari suatu sumber kepada penerimanya. Menurut Soeparno (1987:8) terdapat beberapa alasan memilih media dalam proses belajar mengajar yaitu, ada berbagai macam media yang mempunyai kemungkinan dapat kita pakai di dalam proses belajar mengajar, ada media yang mempunyai kecocokan untuk menyampaikan informasi tertentu, ada perbedaan karakteristik setiap media, ada perbedaan pemakai media tersebut, ada perbedaan situasi dan kondisi tempat media dipergunakan. Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa sehingga mendorong terciptanya proses belajar pada diri siswa. Menurut Hamdani (2011:246) media pembelajaran memiliki beberapa fungsi yaitu, menyaksikan peristiwa yang terjadi, mengamati peristiwa yang sukar dikunjungi, mengamati peristiwa yang jarang terjadi, melihat ringkasan dari suatu rangkaian pengamatan yang panjang, dapat menjangkau audien yang besar jumlahnya dan mengamati suatu objek secara serempak. Menurut Hamdani (2011:249) terdapat beberapa peran media yaitu dapat mewujudkan situasi belajar mengajar yang lebih efektif, dapat menciptakan situasi belajar yang diharapkan, dalam menggunakan media harus relevan dengan tujuan dan isi pembelajaran, bukan sebagai hiburan hanya untuk memancing perhatian siswa, dapat mempercepat proses belajar, dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar, dapat mengurangi terjadinya penyakit verbalisme. Arsyad (2011:131) mengatakan bahwa terdapat ciri-ciri utama teknologi media audio visual, yaitu bersifat liniear, menyajikan visual yang dinamis, digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya, merupakan representasi fisik dari gagasan abstrak, dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan kognitif, berorientasi kepada guru. Media audio visual dapat digunakan untuk mengembangkan keterampilan menyimak, mempersiapkan diskusi, menjadikan model yang akan ditiru oleh siswa, menyiapkan variasi yang menarik. Djamarah (2010:136), mengatakan bahwa terdapat enam langkah dalam menggunakan media, yaitu merumuskan tujuan pengajaran dengan memanfaatkan media, persiapan guru, persiapan kelas, langkah penyajian pelajaran dan pemanfaatan media, langkah evaluasi pengajaran. METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penggunaan metode deskriptif adalah untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai pembelajaran menyimak berita. Bentuk penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Bentuk penelitian kualitatif digunakan karena data yang digunakan berupa kata-kata yang didapat dari hasil pengamatan langsung di lapangan dalam pendeskripsian proses pembelajaran menyimak berita. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII yang berjumlah 34 orang dan guru bahasa Indonesia kelas VII SMP LKIA Pontianak yang bernama 4

Sri Daryanti, S.Pd. Data dalam penelitian ini akan diperoleh dari submasalah, sebagai berikut. 1. Pembelajaran menyimak berita di kelas VII SMP LKIA Pontianak tahun pelajaran 2015/2016 dalam menentukan pokok-pokok berita. 2. Pembelajaran menyimak berita di kelas VII SMP LKIA Pontianak tahun pelajaran 2015/2016 dalam menarik kesimpulan isi berita. 3. Penggunaan media dalam pembelajaran menyimak berita di kelas VII SMP LKIA Pontianak tahun pelajaran 2015/2016. 4. Penilaian dalam pembelajaran menyimak berita di kelas VII SMP LKIA Pontianak tahun pelajaran 2015/2016. 5. Hasil pembelajaran menyimak berita di kelas VII SMP LKIA Pontianak tahun pelajaran 2015/2016. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini mencakup; (1) observasi, (2) tes, dan (3) dokumentasi. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah lembar observasi, butir soal, alat perekam. Data perlu diuji terlebih dahulu keabsahannya, hal ini dimaksudkan agar penulis mendapat hasil yang objektif. Ada tiga cara yang digunakan, yaitu yang pertama ketekunan pengamatan, kedua triangulasi penyidik dan teori, dan ketiga menggunakan bahan referensi. Data yang diperoleh dianalisis dengan langkah-langkah (1) Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya, dan membuang hal-hal yang tidak perlu. Dalam penelitian ini, penulis membuat kategorisasi dari hasil data yang dikumpulkan. Data pelaksanaan pembelajaran dikelompokkan berdasarkan masalah yang akan diteliti. (2) pada tahap penyajian data, penulis menganalisis dan menginterpretasi berdasarkan masalah yang akan diteliti. (3) langkah terakhir adalah simpulan. Membuat simpulan dari hasil analisis data pada proses pelaksanaan dan hasil pembelajaran menyimak berita di kelas VII SMP LKIA Pontianak. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII SMP LKIA Pontianak. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui proses atau pelaksanaan, dan hasil pembalajaran. Penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Pelaksanaan pembelajaran pertemuan pertama, guru memulai dengan kegiatan awal, kegiatan inti yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan inti, ada satu kegiatan yang tidak diterapkan oleh guru yaitu kegiatan eksplorasi. Pada pertemuan pertama, guru tidak memberikan penugasan kepada siswa setelah proses pembelajaran berlangsung. Hal ini, dikarenakan alokasi waktu yang tidak memadai. Pelaksanaan pembelajaran pertemuan kedua, tugas yang diberikan guru sudah sesuai dengan tugas yang terdapat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu pertanyaan dalam bentuk uraian. Dalam RPP guru hanya membuat satu pertanyaan namun pada proses pembelajaran guru memberikan penugasan 5

kepada siswa terdapat tiga pertanyaan karena pada pertemuan pertama guru tidak memberikan penugasan, sehingga penugasan pada pertemuan pertama digabungkan dengan penugasan pada pertemuan kedua. Guru mengarahkan siswa kelas VII yang berjumlah 34 siswa untuk menjawab pertanyan berupa uraian yang terdiri dari 3 soal dan dikerjakan secara individu. Adapun hasil analisis dapat disajikan pada tabel 1 berikut ini. Tabel 1 Deskripsi Hasil Analisis Pertemuan Kedua Keterangan Nilai Jumlah Nilai 2385 Rata-Rata Nilai 70 Nilai Tertinggi 90 Nilai Terendah 30 Jumlah Siswa Tuntas 18 Jumlah Siswa Tidak Tuntas 16 Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa ada 18 siswa yang mendapat nilai >75 dan 16 siswa yang mendapat nilai <75. Terkait hal ini pelaksanaan yang dilakukan guru sudah dikatakan cukup berhasil karena sebagian siswa sudah mampu memahami materi yang disampaikan oleh guru sehingga berdampak terhadap hasil pembelajaran yang diperoleh siswa. Guru dan penulis member penilaian dari hasil siswa sesuai dengan pedoman penilaian yang terdapat dalam perangkat pembelajaran (RPP) yang sudah dibuat oleh guru. Soal yang diberikan adalah yang pertama, menuliskan pokok berita berdasarkan 5W+1H yang terdapat dalam rekaman berita memiliki skor maksimum 60. Kedua, menuliskan simpulan isi berita ke dalam satu alinea memiliki skor maksimum 20. Ketiga, melaporkan secara tertulis memiliki skor maksimum 20. Pembahasan Penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Penelitian ini dilakukan di kelas VII karena kelas VII merupakan kelas awal dalam jenjang pendidikan menengah tingkat pertama. Sesuai penjelasan tersebut, penulis mengamati pelaksanaan yang dilakukan oleh guru dalam mengajarkan materi menentukan pokok-pokok berita, menarik kesimpulan isi berita, menggunakan media pembelajaran, menilai dalam pembelajaran, dan hasil yang diperoleh siswa dalam proses pembelajaran. Pada pertemuan pertama, penulis melakukan penelitian yang berlangsung pada hari Rabu, 2 September 2015 pukul 08.50-11.00. Hasil pengamatan pada pertemuan pertama, penulis menganalisis pelaksanaan pembelajaran yang 6

dilakukan oleh guru yang sesuai dengan rambu-rambu KTSP, terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti (eksplorasi, elaborasi, eksposisi), kegiatan penutup. Pada kegiatan eksplorasi, guru sudah menyampaikan materi dengan baik. Hal ini dapat dilihat pada saat guru mengajarkan menentukan pokok-pokok berita dengan menjelaskan secara rinci unsur-unsur berita yang berupa apa, dimana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana (5W + 1H). Menentukan pokok-pokok berita dapat dicari berdasarkan unsur-unsur berita (5W + 1H) yang pertama what yaitu membahas apa yang menjadi pokok permasalahan dalam berita, kedua where yaitu membahas dimana peristiwanya dan menjadi inti pembicaraan, ketiga when yaitu membahas kapan terjadinya peristiwa dalam pemberitaan, keempat who yaitu membahas siapa orang-orang dalam peristiwa itu, kelima why yaitu membahas mengapa peristiwa itu terjadi, dan yang terakhir how yaitu membahas bagaimana peristiwa itu terjadi. Selanjutnya, pada saat mengajarkan menarik kesimpulan isi berita guru juga sudah melakukan dengan baik. Guru mengajarkan materi menarik kesimpulan isi berita dengan menjelaskan maksud dari kesimpulan isi berita yaitu hasil dari inti sari apa yang disampaikan oleh pembicara. Hanya saja, guru dalam menjelaskan materi menarik kesimpulan isi berita terlalu singkat, hal ini akan berdampak pada pemahaman siswa. Pertemuan kedua, penulis melakukan penelitian yang berlangsung pada hari Senin, 7 September 2015 pukul 08.20-09.40. berdasarkan proses pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan kedua guru belum melakukan secara maksimal. Hal ini terlihat dari guru tidak membahas kembali materi pada pertemuan yang pertama, guru hanya menjelaskan materi langkah-langkah dalam menyimak yaitu mencatat pokok-pokok berita, mencatat hal-hal penting, menyimpulkan, membuat laporan. Hal ini akan berdampak pada tingkat pemahaman siswa pada saat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Selanjutnya, media pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran menyimak berita di kelas VII SMP LKIA Pontianak tahun pelajaran 2015/2016 yaitu media audio visual. Guru sudah menerapkan metode DLA dalam menggunakan media pembelajaran guna membangun minat siswa dalam menyimak. Selama pengamatan yang dilakukan peneliti dalam proses pembelajaran di kelas, guru menggunakan media audio visual pada pertemuan kedua. Guru menggunakan media audio visual pada saat memberikan penugasan kepada siswa, guru sudah terlihat terampil dalam menggunakan media pembelajaran. Sebelum memutarkan video berita guru mempersiapkan terlebih dahulu perlengkapan untuk memutarkan video berita seperti laptop dan spiker. Selanjutnya guru memilih satu contoh berita yang sesuai dengan materi pembelajaran kemudian guru memutarkan video berita tersebut yang berjudul Jembatan Roboh Siswa Berjuang Menyeberang Sungai Demi Bersekolah. Kegiatan selanjutnya ialah guru melibatkan siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran dengan siswa mendengarkan contoh video berita tersebut secara seksama dan penuh konsentrasi, dengan tujuan untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis pada pertemuan kedua guru sudah menggunakan media audio visual dengan baik karena dengan 7

menggunakan media audio visual dapat menarik perhatian siswa dan memudahkan guru dalam pemberian tugas. Media audio visual yang digunakan guru dalam pembelajaran sesuai dengan media yang dituliskan dalam RPP. Pada tahap selanjutnya adalah penilaian pembelajaran menyimak. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis, pada pertemuan pertama guru tidak memberikan penugasan dalam proses pembelajaran, sedangkan pada pertemuan kedua guru sudah memberikan penugasan dalam proses pembelajaran. Akan tetapi, guru belum memberikan penugasan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari tugas yang diberikan guru. Tugas yang diberikan kepada siswa, sebagai berikut ini. 1. Tuliskan pokok berita berdasarkan 5W+1H yang terdapat dalam rekaman berita yang dibacakan/didengarkan! 2. Tuliskan simpulan isi berita yang kamu dengarkan ke dalam satu alinea / satu paragraf! 3. Laporkan secara tertulis! Guru seharusnya memberikan penugasan dengan lebih baik lagi, agar dapat mengetahui hasil pembelajaran siswa terhadap pembelajaran yang diberikan oleh guru. Aspek yang seharusnya dinilai oleh guru dalam pembelajaran menyimak, sebagai berikut ini. 1. Memahami arti kata-kata sesuai penggunaan dalam wacana. 2. Mengenali susunan organisasi wacana dan antar hubungan bagian-bagiannya. 3. Mengenali pokok-pokok pikiran yang terungkapkan dalam wacana 4. Mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya secara eksplisit terdapat dalam wacana. 5. Mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya terdapat dalam wacana meskipun diungkapkan dengan kata-kata yang berbeda 6. Mampu menarik inferensi tentang isi wacana. Penilaian selanjutnya, yaitu penilaian sikap. Penilaian terhadap aktivitas siswa mengikuti pembelajaran dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Penilaian tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran menyimak berita, hal-hal yang di nilai adalah segala sesuatu yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Terdapat 10 aspek yang harus dinilai oleh guru untuk mengetahui aktivitas siswa dalam proses pembelajaran menyimak berita, sebagai berikut. 1. Siswa memperhatikan materi pelajaran. 2. Siswa serius dalam menyimak. 3. Keantusiasan siswa dalam merespon pertanyaan guru. 4. Keaktifan siswa dikelas. 5. Siswa bersemangat dalam mengerjakan tes. 6. Siswa meremehkan kegiatan menyimak. 7. Siswa berbicara sendiri atau dengan temannya saat proses belajar mengajar berlangsung. 8. Siswa mengganggu temannya. 9. Siswa terganggu lingkungan. 10. Siswa bertanya tentang materi menyimak berita. 8

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh penulis, pada pertemuan pertama, terdapat 23 siswa yang memperhatikan materi pelajaran. Pada aspek kedua, tidak ada siswa yang serius dalam menyimak karena pada pertemuan ini siswa tidak melakukan kegiatan menyimak. Pada aspek ketiga, terdapat 7 siswa yang mempunyai keantusiasan dalam merespon pertanyaan guru. Pada aspek keempat, terdapat 14 siswa yang aktif dikelas. Pada aspek kelima, tidak ada siswa yang bersemangat dalam mengerjakan tes karena pada pertemuan ini guru tidak memberikan tes kepada siswa. Pada aspek keenam, tidak ada siswa yang meremehkan kegiatan menyimak karena pada pertemuan ini siswa tidak melakukan kegiatan menyimak. Pada aspek ketujuh, terdapat 11 siswa yang berbicara sendiri atau dengan temannya saat proses belajar mengajar berlangsung. Pada aspek kedelapan, terdapat 11 siswa yang mengganggu temannya. Pada aspek kesembilan, terdapat 10 siswa yang terganggu lingkungan. Pada aspek kesepuluh, terdapat 8 siswa yang bertanya tentang materi menyimak berita. Pada pertemuan kedua, terdapat 25 siswa yang memperhatikan materi pelajaran. Pada aspek kedua, terdapat 25 siswa yang serius dalam menyimak. Pada aspek ketiga, terdapat 12 siswa yang mempunyai keantusiasan dalam merespon pertanyaan guru. Pada aspek keempat, terdapat 18 siswa yang aktif dikelas. Pada aspek kelima, terdapat 16 siswa yang bersemangat dalam mengerjakan tes. Pada aspek keenam, terdapat 9 siswa yang meremehkan kegiatan menyimak. Pada aspek ketujuh, terdapat 9 siswa yang berbicara sendiri atau dengan temannya saat proses belajar mengajar berlangsung. Pada aspek kedelapan, terdapat 9 siswa yang mengganggu temannya. Pada aspek kesembilan, terdapat 11 siswa yang terganggu lingkungan. Pada aspek kesepuluh, terdapat 6 siswa yang bertanya tentang materi menyimak berita. Berdasarkan hasil pengamatan, penulis menyimpulkan bahwa siswa masih banyak yang belum termotivasi dalam kegiatan pembelajaran. Belum termotivasinya siswa dalam kegiatan pembelajaran disebabkan oleh guru yang belum maksimal dalam memotivasi siswa, dan masih banyak siswa yang bergurau disaat pembelajaran berlangsung sehingga masih banyak siswa yang belum terfokus dalam memperhatikan materi. Guru seharusnya lebih maksimal lagi dalam mengkoordinasikan kelas dengan baik, agar tidak banyak siswa yang bergurau disaat pembelajaran berlangsung. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa guru sudah menjelaskan dengan baik materi pokok-pokok berita yang berupa 5W + 1H. Hanya saja, pada saat guru menyampaikan materi menarik kesimpulan isi berita terlalu singkat. Guru menggunakan media audio visual pada saat memberikan penugasan kepada siswa. Guru melakukan penilaian dengan memberikan penugasan kepada siswa berupa soal uraian yang terdiri dari 3 soal dan dikerjakan secara individu. Hasil perolehan siswa terhadap pelaksanaan 9

pembelajaran yang telah dilakukan sudah cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil siswa pada pertemuan kedua terdapat 18 siswa yang sudah mencapai nilai KKM >75 dan 16 siswa yang belum mencapai nilai KKM <75. Terkait hal ini pelaksanaan yang dilakukan guru sudah dikatakan cukup berhasil karena sebagian siswa sudah mampu memahami materi yang disampaikan oleh guru sehingga berdampak terhadap hasil pembelajaran yang diperoleh siswa. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut: (1) Guru sebaiknya menggunakan metode selain ceramah, tanya jawab, penugasan agar kegiatan belajar mengajar menjadi lebih baik dan menyenangkan bagi siswa. (2) Guru diharapkan dapat mengefisienkan waktu dengan lebih baik lagi agar beberapa kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik. (3) Siswa harus lebih aktif dalam proses pembelajaran, agar interaksi antara siswa dengan guru dapat terjalin dengan baik. DAFTAR RUJUKAN Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Djiwandono, Soenardi. 2008. Tes Bahasa Pegangan Bagi Pengajar Bahasa. Malang: PT Macanan Jaya Cemerlang. Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Renika Cipta. Harahap, Arifin S. 2006. Jurnalistik Televisi Teknik Memburu dan Menulis Berita. Bogor: PT Indeks. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Soeparno. 1988. Media Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: PT Intan Pariwara. Sutari, Ice, dkk. 1997. Menyimak. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. 10