TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi Tanaman Pisang. Menurut Cronquist (1981) Klasifikasi tanaman pisang kepok adalah sebagai. berikut: : Plantae

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pisang merupakan tanaman yang banyak tumbuh di Indonesia. Indonesia

I. PENDAHULUAN. penghasil pisang terbesar yaitu ton buah pisang per tahun. Buah. dan B yang penting bagi tubuh (Anonim, 1999).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman pisang ambon yang diterima secara luas saat ini adalah

TINJAUAN PUSTAKA. dan kini sudah tersebar luas ke seluruh dunia termasuk Indonesia

I. PENDAHULUAN. Berbagai jenis pisang kepok selama ribuan tahun sudah ditanam di berbagai

(Prihatman,2000). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Amerika Tengah (Rabani, 2009; Swennen & Ortiz, 1997).

TINJAUAN PUSTAKA. Divisi : Spermatophyta ; Sub divisi : Angiospermae ; Kelas : Monocotyledoneae ;

II. TINJAUN PUSTAKA. penghasil pisang yang terkenal diantaranya Brasil, Filipina, Panama,

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim di

TINJAUAN PUSTAKA. m yang mempunyai batang di bawah tanah atau rhizom. Bonggol (Corm) mempunyai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman pisang kepok menurut Tjitrosoepomo (1991), adalah sebagai

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan salah satu tanaman yang cukup penting di Indonesia, yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

II. TINJAUAN PUSTAKA. sangat cocok diolah menjadi keripik, buah dalam sirup, aneka olahan tradisional,

bio.unsoed.ac.id I. PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA Pisang Raja Bulu

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

I. PENDAHULUAN. Produksi buah pisang di Lampung setiap tahunnya semakin meningkat. Lampung

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan buah yang tumbuh berkelompok. Tanaman dari famili

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman okra adalah sebagai berikut: Tanaman okra merupakan tanaman terna tahunan dengan batang yang tegak.

TINJAUAN PUSTAKA Botani Ubijalar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pisang adalah tanaman herba yang berasal dari kawasan Asia Tenggara

TINJAUAN PUSTAKA Botani Pisang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

I. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus L) tergolong dalam famili Iridaceae yang

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Bunga Matahari

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia buah pisang (Musa paradisiaca L.) merupakan salah satu hasil

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae

Tabel 1. Pola Respirasi Buah Klimakterik dan Non Klimakterik Jeruk (blanko: 24,5 ml) Warna Hijau kekuningan (+) Hijau kekuningan (++)

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tabel 1. Karakteristik Buah pada Beberapa Kultivar Pisang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Morfologi Tanaman Pisang ( Musa spp.) 2.2. Tanaman Pisang ( Musa spp.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorgum bicolor (L.) Moench) merupakan tanaman yang termasuk di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kentang(Solanum tuberosum L) merupakan tanaman umbi-umbian dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 489/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN PISANG KEPOK BANGUN SARI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Buah tomat mengandung zat pembangun jaringan tubuh dan zat yang

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja...

TINJAUAN PUSTAKA. diklasifikasikan sebagai berikut. Divisi: Spermatophyta; Subdivisi:

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan memiliki batang berbentuk segi empat. Batang dan daunnya berwarna hijau

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan tanaman dari famili Gramineae. Padi memiliki akar serabut

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika.

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan memiliki batang semu (pseudostem). Tanaman ini memiliki tinggi bervariasi,

5. PEMBAHASAN 5.1. Pengaruh waktu pemberian GA3 terhadap pertumbuhan tanaman leek

I. PENDAHULUAN. Jambu biji (Psidium guajava L.) Crystal merupakan salah satu buah jambu biji

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.))

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diklasifikasikan ke dalam Famili adalah Graminae, Genus adalah Oryza Linn, dan

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan

TINJAUAN PUSTAKA Botani Buah Naga

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA Buah Naga

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE GLUKOMANAN

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Beberapa ciri yang membedakan antara bahan baku agroindustri dengan bahan baku industri lain antara lain : bahan baku agroindustri bersifat musiman,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

TINJAUAN PUSTAKA Pisang Raja Bulu

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

Gambar 1. Beberapa varietas talas Bogor

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hermawan (2013), klasifikasi botani tanaman sorgum (Sorghum bicolor

I. PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan berbagai jenis buah yang memiliki potensi besar untuk

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jagung merupakan tanaman berumah satu, bunga jantan terbentuk pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistematika Ilmiah dan Botani Tanaman Krisan. Klasifikasi ilmiah tanaman krisan menurut Direktorat Jendral Hortikultura

ORGAN DAN SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN. Pertemuan Ke-5

Transkripsi:

10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Tanaman Pisang Menurut Cronquist (1981) Klasifikasi tanaman pisang kepok adalah sebagai berikut: Regnum Divisio Classis Ordo Familya Genus : Plantae : Magnoliophyta : Liliopsida : Zingiberales : Musaceae : Musa Species : Musa acuminata L. Ishak (1995), mengatakan pisang merupakan tumbuhan terna raksasa berdaun besar memanjang dari suku Musaceae. Pisang kepok menurut ahli sejarah berasal dari Asia Tenggara termasuk juga Indonesia. Pada umumnya tanaman

11 pisang memerlukan matahari penuh curah hujan bulan antara 200-220 mm dengan kondisi yang subur, gembur, kaya akan bahan organik, berdrainase baik, Ph antara 4-7,5 (Anonim, 1999). Pisang dapat ditanam di dataran rendah bersuhu 21-32 0 C dan beriklim lembab. Topografi yang dihendaki tanaman pisang berupa lahan datar dengan kemiringan 8 0. Lahan itu terletak di daerah tropis antara 16 0 LU-12 0 LS. Apabila suhu udara kurang dari 13 0 C atau lebih dari 38 0 C maka pisang akan berhenti tumbuh dan akhirnya mati ( Satuhu dan Supriyadi, 2008). Buah pisang kepok adalah buah yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat, karena mengandung senyawa yang disebut asam lemak rantai pendek yang memelihara lapisan sel jaringan dari usus kecil dan meningkatkan kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi. Menurut penelitian yang telah dilakukan buah pisang kepok matang sangat efektif dalam mengurangi keparahan klinis penyakit diare dan banyak mengandung vitamin, mineral, dan karbohidrat yang baik untuk dikonsumsi untuk tubuh.

12 B. Morfologi Tanaman buah pisang Kepok Secara morfologi tanaman pisang kepok mempunyai organ-organ penting seperti akar, batang, daun, bunga, dan buah. 1. Akar Menurut Tjahjadi (1991),Akar pohon pisang merupakan akar serabut yang berpangkal pada umbi batang yang sebagian terletak di bawah tanah. Akar akan tumbuh menjalar menuju ke bawah pusat bumi sampai kedalaman 75-150 cm untuk tumbuh kedalam tanah. Struktur anatomi akar tersusun atas jaringan epidermis, sistem jaringan dasar berupa korteks, endodermis, dan empelur, serta berkas pembuluh yang terdiri dari xylem dan floem yang tersusun berselang-seling. Morfologi akar pisang kepok dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Akar Pisang Kepok (Tjahjadi,1991)

13 2. Batang Nakasone (1998), mengatakan bahwa pisang merupakan tanaman berbatang semu yang terbentuk dari pelepah daun yang membesar di pangkalnya dan mengumpul membentuk struktur berselang-seling. Batang sejati tanaman pisang tersebut berupa umbi batang yang berada di dalam tanah. Batang sejati tanaman pisang bersifat keras dan memiliki titik tumbuh (mata tunas) yang menghasilkan daun dan bunga pisang. Morfologi batang pisang kepok dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Batang Pisang Kepok (Nakasone,1998) 3. Daun Daun tanaman pisang menurut Edison et al (2001), berbentuk lanset panjang yang memiliki tangkai panjang berkisar antara 30-40 cm. Tangkai daun tanaman pisang ini bersifat agak keras dan kuat serta banyak mengandung air. Daun pisang tidak mempunyai tulang-tulang pinggir yang menguatkan lembaran daun sehingga daun pisang mudah sekali

14 robek dan terkoyak hembusan angin. Permukaan bawah daun pisang dilapisi oleh suatu lapisan lilin tebal yang berfungsi menahan air agar tidak membasahi daun. Secara anatomi daun tumbuhan tersusun atas epidermis yang berkutikula dan terdapat setomota atau tirakoma. Morfologi daun pisang kepok dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Daun Pisang Kepok (Edison et al, 2001) 4. Bunga dan Buah Menurut Satuhu dan Supriyadi (2008), bunga pada tanaman pisang termasuk bunga berkelamin satu atau bertandan satu dalam tandan. Daun penumpu bunga berjejal dengan rapat tersusun spiral. Bunga tersusun dalam dua baris melintang. Bentuk bunga pada tanaman pisang berbentuk lonjong dengan bagian ujung meruncing, sedangkan buah tanaman pisang memiliki ukuran, warna kulit, rasa dan aroma yang beraneka ragam tergantung pada variatesnya. Bentuk buah pisang berbentuk bulat panjang,

15 bulat pendek, dan bulat agak persegi. Morfologi bunga pisang kepok dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6. Bunga pada Pisang Kepok (Satuhu dan Supriyadi, 2008). C. Proses Pematangan Buah Buah pisang merupakan jenis buah klimakterik seperti apel, pier, tomat, alpokat, dan yang lainnya. Kelas buah-buahan ini dicirikan oleh peningkatan yang besar dalam sintesis etilen pada awal pematangan. Proses pematangan buah pisang berlangsung dengan cepat. Seperti halnya buah-buahan klimakterik lainnya, proses pematangan buah pisang tidak dapat dihentikan tetapi dapat diperlambat sehingga daya simpan buah dapat diperpanjang (Giarno, 1991).

16 D. Tingkat Kematangan Buah Pisang Warna kulit buah digunakan untuk menentukan tingkat kematangan buah pisang. Commercial standart colour charts menunjukan ada tujuh tingkat kematangan buah pisang (Trape dan Jain,2012). Stage 1 Stage 2 Stage 3 Stage 4 Stage 5 Stage 6 Stage 7 = all green = green with trace of yellow = more green than yellow = more yellow than green = yellow with trace of green = full yellow = full yellow with brown spot Perubahan warna kulit buah pisang kepok pada setiap stage kematangan buah pisang kepok dapat dilihat pada Gambar 7 Gambar 7. Perubahan warna kulit buah pisang pada setiap stage kematangan (Sumber: Trape dan Jain, 2012).

17 Penelitian ini yang dilakukan Trape dan Jain (2012), tentang perubahan karakteristik fisik pada buah pisang pada berbagai tingkat kematangan menunjukkan bahwa pada stage 5 kulit berwarna kuning dengan ujung berwarna hijau, sedangkan daging buah berwarna putih. Pada stage 6 seluruhnya berwarna kuning dengan daging buah berwarna putih krim. Pada stage 7 kulit buah berwarna kuning dengan bintik-bintik coklat. E. Perubahan Kadar Air dan Mineral Selama Proses Pematangan Buah pisang merupakan sumber nutrisi yang seimbang yang mengandung garam-garam mineral, vitamin, dan karbohidrat yang tinggi dengan sedikit minyak dan protein (Ahenkora et al, 1997). Studi perubahan kandungan air dan mineral selama proses pematangan buah pisang kepok telah dilakukan oleh Adeyemi dan Oladji (2009). Kandungan air meningkat mencapai 77,19% pada buah yang matang (ripe) dan 79,2 % pada buah yang sangat matang (over ripe). Peningkatan kandungan air selama proses pematangan buah sangat mempengaruhi tekstur buah pisang, buah pisang menjadi lebih lunak dengan meningkatnya kandungan air. Selanjutnya, kandungan magnesium (Mg) mengalami penurunan pada buah yang matang dan buah yang sangat matang. Penurunan ini berkaitan dengan degradasi klorofil dan pembentukan pigmen karotenoid yang bertanggung

18 jawab bagi kareteristik warna kuning pada buah yang matang (Adeyemi dan Oldajii, 2009). Tabel 1. Kandungan uap air, kadar abu dan mineral pada buah pisang Pisang 1. Belum Matang 2 Matang 3. Sangat Matang Uap air 73,47 77,19 79,22 Abu 0,68 0,80 0.78 Zn 0,146 0,271 0.118 Mn 0,506 0,886 0,756 CO - - - Mg 337,18 326,70 299,48 F. Karbohidrat Terlarut dan Respirasi Klimaterik. Buah pisang mengakumulasi karbohidrat pada kondisi pasca panen dalam bentuk cadangan pati menjadi karbohidrat terlarut. Pati menyusun 20-24% dari berat segar buah pisang yang belum matang, dan hampir seluruhnya di konversi menjadi karbohidrat terlarut dengan 2-5% hilang sebagai CO2 dalam respirasi (Biale dan Young, 1981). Studi tentang perubahan gula terlarut selama proses pematangan buah pisang Cavendish telah dilakukan oleh Hubbard et al (1990). Pada awal proses pematangan gula yang dominan adalah sukrosa kemudian heksosa dan akhirnya melampaui level sukrosa.

19 Penelitian yang di lakukan oleh Hubbard et al (1990), pada pisang Cavendish menunjukan bahwa penurunan konsentrasi pati 4 hari pertama setelah perlakuan etilen diikuti dengan peningkatan konsentrasi gula terlarut yang didominasi oleh sukrosa. Selanjutnya terjadi penurunan kandungan sukrosa dan diikuti dengan peningkatan kandungan heksosa. Grafik perubahan kandungan pati, gula terlarut, sukrosa dan heksosa selama proses pematangan buah pisang Cavendish dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 8. A. Konsentrai pati dan gula pereduksi pada buah pisang B. Kandungan Sukrosa dan heksosa pada buah Pisang (sumber: Hubdard et al, 1990)

20 Selanjutnya Hubbard et al (1990), juga menjelaskan ada hubungan positif antara gula terlarut total dengan laju respirasi pada buah pisang Cavendish selama proses pematangan yaitu dengan persamaan garis y= 21,74+0,6045 (R 2 = 0,97). Laju respirasi dan produksi etilen buah klimakterik dapat dilihat pada Gambar 9 Gambar 9. Laju respirasi dan produksi etilen buah klimkaterik