PRODUKTIVITAS DAN DAMPAK INTEGRASI TERNAK DOMBA EKOR GEMUK TERHADAP PENDAPATAN PETANI DALAM SISTEM USAHA SAYURAN DI LAHAN MARJINAL

dokumen-dokumen yang mirip
PROFIL USAHATANI KERBAU DI PROPINSI BANTEN

MANAJEMEN PEMELIHARAAN DOMBA PETERNAK DOMBA DI KAWASAN PERKEBUNAN TEBU PG JATITUJUH MAJALENGKA

PRODUKTIVITAS KAMBING KACANG PADA KONDISI DI KANDANGKAN: 1. BOBOT LAHIR, BOBOT SAPIH, JUMLAH ANAK SEKELAHIRAN DAN DAYA HIDUP ANAK PRASAPIH

Reny Debora Tambunan, Reli Hevrizen dan Akhmad Prabowo. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung ABSTRAK

Lokakarya Nasional Pengembangan Jejaring Litkaji Sistem Integrasi Tanaman - Ternak bawah pengawasan pemiliknya. Peran ternak domba di lokasi tersebut

EFISIENSI REPRODUKSI INDUK KAMBING PERANAKAN ETAWAH YANG DIPELIHARA DI PEDESAAN

PENGEMBANGAN SISTEM USAHATANI TERNAK TANAMAN PANGAN BERBASIS KAMBING DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR NUSA TENGGARA BARAT

KELAYAKAN USAHA TERNAK KERBAU UNTUK PENGHASIL BIBIT DAN DAGING DI BEBERAPA AGROEKOSISTEM

UPAYA MEWUJUDKAN KETAHANAN PAKAN TERNAK BERKELANJUTAN MELALUI KEGIATAN USAHA KONSERVASI LAHAN DAN AIR

PERTUMBUHAN ANAK KAMBING KOSTA SELAMA PERIODE PRASAPIH PADA INDUK YANG BERUMUR LEBIH DARI 4 TAHUN

STRUKTUR CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN PETERNAK

ADOPSI TEKNOLOGI POLA INTEGRASI TERNAK KAMBING DAN TANAMAN PERKEBUNAN DI KABUPATEN ENDE, NUSA TENGGARA TIMUR

X. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO

ANALISIS FINANSIAL USAHA TERNAK DOMBA JANTAN MENJELANG HARI RAYA IDUL ADHA

Tennr Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006 Skala usaha penggemukan berkisar antara 5-10 ekor dengan lama penggemukan 7-10 bulan. Pakan yan

KEBUTUHAN INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN UNTUK PETANI DI KABUPATEN ENDE, NUSA TENGGARA TIMUR. Isbandi¹ dan Debora Kana Hau² 1)

EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL USAHA PEMELIHARAAN KERBAU DI TINGKAT PETERNAK DI KABUPATEN BOGOR

I. PENDAHULUAN. terpadu dan melanggar kaidah pelestarian lahan dan lingkungan. Eksploitasi lahan

ANALISIS PENDAPATAN USAHA TERNAK DOMBA TRADISIONAL DI KABUPATEN SUKABUMI

PROGRAM PEMBIBITAN ITIK MA DI BPTU PELAIHARI KALIMANTAN SELATAN: SELEKSI PADA POPULASI BIBIT INDUK ITIK ALABIO

ANALISA USAHA POLA INTEGRASI TANAMAN TERNAK KAMBING DI LAHAN KERING DESA BUANA SAKTI LAMPUNG TIMUR

PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI DESA MASDA MAKMUR, RAMBAH SAMO RIAU DARI PEMBUATAN KOMPOS ASAL KOTORAN SAPI PADA SISTEM INTEGRASI TANAMAN TERNAK

PENAMPILAN DOMBA EKOR TIPIS ( Ovis aries) JANTAN YANG DIGEMUKKAN DENGAN BEBERAPA IMBANGAN KONSENTRAT DAN RUMPUT GAJAH ( Pennisetum purpureum)

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI

PERFORMAN EKONOMI KAMBING KABOER DAN KAMBING KACANG PADA KONDISI STASIUN PENELITIAN CILEBUT

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

RESPON JERAMI PADI FERMENTASI SEBAGAI PAKAN PADA USAHA PENGGEMUKAN TERNAK SAPI

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBIBITAN TERNAK KERBAU DI PROVINSI BANTEN

KAJIAN RAGAM SUMBER PENDAPATAN RUMAH TANGGA PEDESAAN (STUDI KASUS DESA PRIMA TANI KABUPATEN PROBOLINGGO, JAWA TIMUR)

PERTUMBUHAN PRA-SAPIH KAMBING PERANAKAN ETAWAH ANAK YANG DIBERI SUSU PENGGANTI

PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA SAPI POTONG DI NUSA TENGGARA BARAT

PROFITABILITAS PENGGEMUKAN SAPI PO PADA DAERAH BERBASIS USAHATANI PADI DI KABUPATEN SUBANG

LAPORAN AKHIR PENYULUHAN DAN PENYEBARAN INFORMASI HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN TEMU INFORMASI TEKNOLOGI TERAPAN

POTENSI LIMBAH KULIT KOPI SEBAGAI PAKAN AYAM

ANALISIS POLA USAHA PEMBIBITAN SAPI BALI YANG DIPELIHARA SECARA EKSTENSIF DAN SEMI INTENSIF

Lokakarya Nasional Pengembangan Jejaring Litkaji Sistem Integrasi Tanaman - Ternak komoditas ekspor. Untuk dapat memanfaatkan sumberdaya tersebut seca

PEMELIHARAAN TERNAK KERBAU DALAM SISTEM USAHATANI TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA DI KECAMATAN CIEMAS, KABUPATEN SUKABUMI

ANALISIS EKONOMI PENGGEMUKAN KAMBING KACANG BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL. Oleh : M. Jakfar dan Irwan* ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

DIVERSIFIKASI TANAMAN PERKEBUNAN DAN TERNAK KAMBING DI LAHAN MARGINAL KABUPATEN ENDE, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PROFIL DAN ANALISA USAHA TERNAK KERBAU DI DESA DANGDANG KECAMATAN CISAUK KABUPATEN TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya mata pencaharian penduduk Indonesia bergerak pada sektor

SUMBANGAN SUBSEKTOR USAHATERNAK DOMBA DALAM MENDUKUNG EKONOMI RUMAH TANGGA DI DESA PASIRIPIS DAN TEGALSARI, JAWA BARAT

PEMANFAATAN KULIT KAKAO SEBAGAI PAKAN TERNAK KAMBING PE DI PERKEBUNAN RAKYAT PROPINSI LAMPUNG

PEMANFAATAN PAKAN MURAH UNTUK PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI LOKASI PRIMA TANI KABUPATEN TULANG BAWANG

PERBAIKAN TATALAKSANA PEMELIHARAAN TERNAK KAMBING KACANG DI LAHAN KERING DESA BUANA SAKTI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

DOE PRODUCTIVITY AND KID CROP OF ETAWAH GRADE DOES KEPT UNDER INDIVIDUAL AND GROUP HOUSING IN TURI SUB DISTRICT, SLEMAN DISTRICT - DIY PROVINCE

Sukar 1 Wuryantoro 2. dan 2 adalah Dosen Fakultas Pertanian Universitas Merdeka Madiun

KETERSEDIAAN BIOMASA TANAMAN JAGUNG DI DESA SUKAJADI (P-6) KARANG AGUNG TENGAH, SUMATERA SELATAN

PENGARUH PEMBERIAN LEGUMINOSA TERHADAP BOBOT LAHIR DOMBA EKOR GEMUK (DEG) YANG DIPELIHARA SECARA SEMI INTENSIF

FLUKTUASI BOBOT HIDUP KAMBING KACANG INDUK YANG DIKAWINKAN DENGAN PEJANTAN BOER DARI KAWIN SAMPAI ANAK LEPAS SAPIH

PENGGUNAAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI DI LAHAN SAWAH IRIGASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Integrasi Tanaman Jeruk dengan Ternak Kambing

PENAMPILAN BUDIDAYA KERBAU DAN PELUANG PENGEMBANGANNYA MELALUI PERBAIKAN MANAJEMEN (KASUS DESA HARKATJAYA KECAMATAN SUKAJAYA)

Analisis Risiko Usahatani Kedelai Di Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten Sambas. Abstract

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK SAPI POTONG DAN SAPI BAKALAN KARAPAN DI PULAU SAPUDI KABUPATEN SUMENEP

PRODUKTIVITAS INDUK DALAM USAHA TERNAK KAMBING PADA KONDISI PEDESAAN

PENGARUH UMUR TERHADAP PERFORMA REPRODUKSI INDUK DOMBA LOKAL YANG DIGEMBALAKAN DI UP3 JONGGOL SKRIPSI AHMAD SALEH HARAHAP

PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG, KACANG HIJAU DAN SAPI DALAM MODEL KELEMBAGAAN PETANI, PERMODALAN DAN PEMASARAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

FINANCIAL FEASIBILITY ANALYSIS TECHNOLOGY FARMING SOYBEAN AFTER RICE FIELDS IN THE WAEKASAR VILLAGE MOKO DISTRICT, BURU DISTRICT

TEKNIK BUDIDAYA LADA INTEGRASI BERTERNAK KAMBING

Kontribusi Usahatani Padi dan Usaha Sapi Potong Terhadap Pendapatan Keluarga Petani di Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan Provinsi Jawa Tengah

KAJIAN PROFIL SOSIAL EKONOMI USAHA KAMBING DI KECAMATAN KRADENAN KABUPATEN GROBOGAN

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

KERAGAAN PRODUKSI TELUR PADA SENTRA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KOMODITAS UNGGULAN (SPAKU) ITIK ALABIO DI KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA, KALIMANTAN SELATAN

PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA SAPI POTONG DI BENGKULU DALAM MENDUKUNG AGRIBISNIS YANG BERDAYA SAING

DAMPAK PEMANFAATAN LIMBAH BUAH SEMU METE TERFERMENTASI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI DESA JUNTAL KECAMATAN KUBU KARANGASEM

NILAI EKONOMI TATANIAGA KERBAU DARI KABUPATEN PANDEGLANG DAN KABUPATEN LEBAK PROVINSI BANTEN

Lingkup Kegiatan Adapun ruang lingkup dari kegiatan ini yaitu :

FUNGSI DAN PERANAN KERBAU DALAM SISTEM USAHATANI DI PROPINSI BANTEN

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2005

TEMU INFORMASI TEKNOLOGI LAHAN KERING MENDUKUNG INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN DAN DISEMINASI

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI BAWANG MERAH DI KECAMATAN ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG

POTENSI DAN PROSPEK PENGGUNAAN LIMBAH JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI DI LAHAN KERING KABUPATEN TANAH LAUT, KALIMANTAN SELATAN

PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAPI PADA KAWASAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI PROVINSI JAMBI

ANALISIS EFISIENSI USAHA TERNAK KERBAU

PRODUKTIVITAS TERNAK DOMBA GARUT PADA STASIUN PERCOBAAN CILEBUT BOGOR

STUDY POTENSI DAN PEMANFAATAN CACING TANAH UNTUK PAKAN UNGGAS

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENAMPILAN REPRODUKSI INDUK KAMBING PERANAKAN ETAWAH (PE) YANG DIBERI PAKAN JERAMI PADI FERMENTASI: PERKEMBANGAN BOBOT HIDUP ANAK SAMPAI PRASAPIH

SISTEM INTEGRASI SAPI DI PERKEBUNAN SAWIT PELUANG DAN TANTANGANNYA

TERNAK KELINCI. Jenis kelinci budidaya

Sistem Usahatani Integrasi Tanaman Pangan dengan Kerbau Lumpur (Bubalus bubalus) di Kabupaten Brebes

PEMANFAATAN JERAMI JAGUNG FERMENTASI PADA SAPI DARA BALI (SISTEM INTEGRASI JAGUNG SAPI)

UPAYA PENINGKATAN EFISIENSI REPRODUKSI TERNAK DOMBA DI TINGKAT PETAN TERNAK

DUKUNGAN TEKNOLOGI PENYEDIAAN PRODUK PANGAN PETERNAKAN BERMUTU, AMAN DAN HALAL

Analisis Pemasaran Domba dari Tingkat Peternak Sampai Penjual Sate di Kabupaten Sleman

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

PENGARUH PENGGUNAAN IKAN PIRIK (LEIOGNATHIDAE) KERING DAN SEGAR TERHADAP PRODUKSI TELUR ITIK TEGAL PADA PEMELIHARAAN INTENSIF

PENDAHULUAN. potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan

Penampilan Produksi Anak Ayam Buras yang Dipelihara pada Kandang Lantai Bambu dan Litter

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan kerja, dan peningkatan pendapatan masyarakat. Sektor pertanian

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

RANGKUMAN HASIL PENGKAJIAN AYAM BURAS DI KABUPATEN BENGKULU UTARA

RESPON PETANI ATAS PROGRES PENGGEMUKAN TERNAK SAPI DI DESA TOBU, KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN

Transkripsi:

PRODUKTIVITAS DAN DAMPAK INTEGRASI TERNAK DOMBA EKOR GEMUK TERHADAP PENDAPATAN PETANI DALAM SISTEM USAHA SAYURAN DI LAHAN MARJINAL (Productivity and Effect of The Integration of Fat-Tailled Sheep on Farmer s Income in Vegetable Farming System at Marginal Land) UKA KUSNADI, E. JUARINI, SAJIMIN dan ISBANDI Balai Penelitian Ternak, PO Box 221, Bogor 16002 ABSTRACT Canggal village of sub-district Kledung, Temanggung Regency Central Java is one of the poor village with marginal agricultural farming system, based on biophysics, land typology, and also caused by the intensively vegetable farming system. This condition reflecting a low land fertility and also low farmer income. A study was conducted to study the productivity of the fat-tailled sheep introduced and the impact to farmer income in marginal area. 17 farmers were selected as cooperators, each of them own 0.5 ha respectively. The farmer divided into 2 groups : group A : 5 farmers owning adult fat-tailled sheep (2 ewes and 1 ram) and to take care of traditional farming system, group B : 12 farmers receiving fat-tailled sheep (4 ewes and 1 ram) kept in a group of animal shade (pen). All of the sheep was fed with introduced grass, agriculture waste and 0.2 kg/day/head of concentrate. The data collected were productivity and input output data over 15 month. The result indicated that lamb rate in the group B was higher than that of group A (132% VS 120%). The average of birth weight of the lamb in-group B was 1.68 kg and in-group A was 1.54 kg. The average of the weaning weight of the lamb in-group B was 9.8 kg. Whereas in-group A was 8.7 kg. The impact of the integration to farmer income in group B was higher than that of group A (50.5 vs 26%). It is concluded that the productivity of the fat-tailled sheep was suited for marginal farm and give positive impact on farmer income. Key Words: Sheep, Production, Income, Marginal Land ABSTRAK Desa Canggal kecamatan Kledung Kabupaten Temanggung Jawa Tengah, termasuk salah satu desa miskin yang memiliki lahan pertanian marjinal ditinjau dari keadaan biofisik, tipologi lahan, intensifnya pola tanam sayuran, sehingga kesuburan tanah menurun serta rendahnya tingkat pendapatan. Atas dasar pertimbangan dan kondisi pertanian tersebut telah dilakukan introduksi ternak domba Ekor Gemuk dengan tujuan untuk melihat produktivitas dan reproduktivitas domba Ekor Gemuk serta dampaknya terhadap pendapatan petani sayuran di lahan marjinal. Jumlah petani yang terlibat sebanyak 17 orang yang memiliki lahan garapan masing-masing 0,5 ha yang terdiri dari dua Kelompok yaitu: Kelompok A = 5 orang petani sayuran yang memiliki ternak domba Ekor Gemuk dewasa rata-rata 2 ekor induk dan 1 ekor pejantan yang dipelihara secara individu tradisional (eksisting). Kelompok B = 12 orang petani sayuran yang diintroduksi ternak domba Ekor Gemuk dewasa masingmasing 4 ekor induk dan satu ekor pejantan, yang dipelihara dalam kandang secara berkelompok. Selain hijauan rumput kultur dan limbah pertanian diberikan pakan konsentrat sebanyak 0,2 kg/ ekor induk atau pejantan per hari. Data yang dikumpulkan meliputi produktivitas dan reproduktivitas domba, tanaman serta input-output usaha selama 15 bulan pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah anak yang dilahirkan paling banyak diperoleh petani Kelompok B yaitu 132%, sedangkan petani Kelompok A hanya 120%, Laju Pertumbuhan Anak (LPA) pada Kelompok B sebesar 124% dan pada Kelompok A 110%. Rata-rata berat lahir dan berat sapih pada Kelompok B 1,68 kg dan 9,8 kg, sedangkan pada petani Kelompok A yaitu hanya mencapai 1,54 kg berat lahir dan 8,7 kg berat sapih. Dampak integrasi ternak domba terhadap total pendapatan petani pada Kelompok B mencapai 50,53% (Rp. 1.125.000) sedangkan pada Kelompok A hanya mencapai 26% (Rp. 320.000). Dari kondisi ini dapat disimpulkan bahwa produktivitas dan reproduktivitas domba Ekor Gemuk cocok untuk lahan marjinal dan memberikan dampak positip terhadap pertambahan pendapatan petani. Kata Kunci: Domba, Produksi, Pendapatan. Marjinal 419

PENDAHULUAN Kabupaten Temanggung merupakan salah satu Kabupaten yang dipilih oleh Proyek Peningkatan Pendapatan Petani Miskin Melalui Inovasi (P4MI) Badan Litbang. Sebagai basis sector Pertanian untuk pengembangan sistem usahatani di lahan Marjinal (DIMYATI 2004). Sistem usahatani di lahan marjinal pada umumnya ditandai oleh kurang suburnya lahan, sempitnya lahan usaha, rendahnya penggunaan teknologi dan sistem usaha yang belum berorientasi pada pasar, serta belum mampu memanfaatkan kesempatan/peluang dan potensi dari sumberdaya komoditas lain selain tanaman. Kesemua itu berakibat pada tingkat pendapatan yang masih rendah (KUSNADI et al 2005). Sistem usahatani tanaman yang terintegrasi ternak telah banyak dilakukan oleh petani diberbagai agroekosistem seperti lahan kering, lahan sawah, lahan pasang surut dan Daerah Aliran Sungai. Sistem usahatani tanaman yang terintegrasi dengan ternak memberikan hasil yang positif terhadap kenaikan pendapatan petani (KNIPSCHEER dan HARWOOD, 1989; KUSNADI 2004). Hal ini disebabkan karena kehadiran ternak dalam sistem usahatani tanaman selain dapat memberikan tambahan pendapatan, petani dapat memperoleh pupuk kandang/ kompos yang baik untuk tanaman, dengan mudah dan murah. Disamping itu ternak dapat memanfaatkan limbah pertanian sebagai pakan. Dalam kaitan inilah penelitian produktivitas dan dampak integrasi ternak domba Ekor Gemuk terhadap pendapatan petani dalam sistem usahatani sayuran di lahan marjinal Kabupaten Temanggung dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat produktivitas ternak domba dan dampaknya terhadap pendapatan petani. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pedoman dasar dalam pengembangan ternak dalam sistem usahatani khususnya di lahan marjinal. MATERI DAN METODE Penelitian ini dilakukan di Desa Canggal Kecamatan Kledung Kabupaten Temanggung yang termasuk desa marjinal yang merupakan salah satu lokasi kegiatan P4MI Badan Litbang Pertanian. Jumlah petani sampel yang terlibat dalam kegiatan penelitian ini sebanyak 17 orang petani yang memiliki lahan garapan masingmasing 0,5 ha yang terdiri dari dua Kelompok yaitu : 1. Kelompok A = 5 orang petani sayuran dengan memiliki ternak domba Ekor Gemuk dewasa rata-rata 2 ekor betina dan 1 ekor jantan, yang dipelihara secara tradisional (eksisting). 2. Kelompok B = 12 orang petani sayuran yang diintroduksi ternak domba Ekor Gemuk dewasa masing-masing 4 ekor betina dan 1 ekor jantan, yang dipelihara dalam kandang secara berkelompok. Selain rumput kultur dan limbah pertanian diberikan juga pakan konsentrat sebanyak 0,2 kg/ekor induk atau pejantan. Data primer yang dikumpulkan meliputi produksi dan reproduksi ternak domba, inputoutput usahatani baik ternak domba maupun tanaman serta data sekunder dari Dinas dan Instansi terkait di Daerah. Data primer dikumpulkan dengan cara pengukuran lansung setiap bulan selama 15 bulan melalui Farm Record Keeping (MANWAN dan OKA 1996). Data yang diperoleh dianalisa secara kualitatif (tabulasi) dan kualitatif (deskriptif). Dalam mendukung hasil analisa kuantitatif untuk menghitung pendapatan petani dilakukan dengan cara menjumlah semua penerimaan dikurangi semua pengeluaran dari masing-masing kegiatan usaha. Sementara itu, untuk mengukur dampak usaha ternak domba terhadap total pendapatan petani dengan rumus: TP-(Ptn + P off) DU = x 100% TP. DU = Dampak usaha ternak domba Ptn = Pendapatan usaha tanaman P. off = Pendapatan diluar usahatani TP = Total pendapatan Sumber: KUSNADI, 2004; GRAY et al., 1996) Sementara itu, untuk mengukur efisiensi usaha dalam penggunaan investasi atau biaya operasional digunakan BC. Ratio (GRAY et al., 1996). 420

HASIL DAN PEMBAHASAN Produktivitas dan reproduktivitas ternak domba Hasil pengamatan dan pengukuran data performans ternak domba Ekor Gemuk selama 15 bulan dapat dilihat pada Tabel 1., bahwa prestasi reproduksi domba Ekor Gemuk yang diintroduksi pada petani Kelompok (B) menunjukkan angka-angka yang lebih baik dari domba yang dipelihara petani tradisional. Hal ini diperlihatkan dari angka kelahiran mencapai 132%, dan Laju Pertambahan Anak (LPA) 124%. Sementara itu, pada petani tradisional (Kelompok A), kelahirkan hanya mencapai jumlah 120% dengan LPA 110%. Angka-angka reproduksi domba pada Kelompok B ini masih lebih baik dari hasil penelitian PRASETYO et al. (1998) di lahan kering Jawa Tengah yang hanya mencapai jumlah anak yang dilahirkan sebesar 122%. Namun angka LPA masih jauh dibawah domba Garut yang pada umumnya mempunyai LPA sekitar 180 200% (SETIADI, 2002). Begitu pula prestasi produksi domba yang dipelihara petani kooperator (Kelompok B) menunjukkan angka-angka yang lebih baik yaitu kematian 6,1%, berat lahir 1,68 kg dan berat sapih 9,8 kg dengan LPBS mencapai 483,3%. Sementara itu, pada petani tradisional (Kelompok A) angka kematian mencapai 8,3%, berat lahir 1,54 kg dan berat sapih 8,7 kg dengan LPBS sebesar 463%. Ditinjau dari LPBS dan angka kematian anak sebelum sapih kelihatannya domba Ekor Gemuk ini lebih baik dari domba Priangan murni yang hanya mencapai LPBS 427% dan kematian mencapai 13,6%, kecuali angka berat lahir domba Priangan lebih baik yaitu rata-rata 1,72 kg. (NATASASMITA et al., 1979). Namun demikian bahwa domba Ekor Gemuk ini cocok untuk dipelihara di lahan marjinal. Pendapatan usaha ternak domba Dalam usaha pengembangan ternak domba di lahan marjinal dihadapkan pada kendala utama yaitu ketersediaan modal dan tenaga Tabel 1. Performance produksi dan reproduksi ternak domba Ekor Gemuk di lahan marjinal Uraian Reproduksi A Kelompok petani Jumlah domba awal (ekor) 15 60 Induk (ekor) 10 48 Pejantan (ekor) 5 12 Jumlah kelahiran (kali) 10 50 Jumlah anak/kelahiran (ekor) 1,2 1,32 Jumlah anak lahir (ekor) 12 66 Angka kelahiran (%) 120 132 LPA (%) 110 124 Betina melahirkan kembar (ekor) 2 16 Betina melahirkan tunggal (ekor) 8 34 Produksi Kematian sampai sapih (ekor) 1 (8,3%) 4 (6,1%) Anak hidup sampai sapih (ekor) 11(91,7%) 62 (93,9%) Berat lahir (kg) 1,54 1,68 Berat sapih (kg) 8,7 9,8 LPBS (%) 1,54 1,68 LPA = Laju Pertambahan Anak LPBS = Laju Pertambahan Bobot sampai Sapih B 421

kerja sehingga skala pemilikan domba per petani selalu rendah yaitu sekitar 1 3 ekor dan akibatnya tingkat pendapatan dari usaha ternak domba selalu rendah (KUSNADI et al., 2005; PRANADJI dan SYAHBUDDIN 1999). Berdasarkan hasil pengamatan selama 15 bulan, pendapatan petani dari usaha ternak domba adalah sebesar Rp. 1.125.000 pada Kelompok B, jauh lebih tinggi dari pada Kelompok A yang hanya mencapai Rp. 320.000 (Tabel 2). Pendapatan pada Kelompok B ini juga lebih tinggi dari pada hasil penelitian KUSNADI (2004) yang hanya mencapai Rp. 425.000 dengan pemilikan yang sama. Ditinjau dari pendapatan per ekor domba, usaha ternak domba yang dilakukan secara berkelompok (Kelompok B) ternyata lebih efisien. Hal ini terlihat juga dari besarnya BCR (Benafit Cost Ratio) yang mencapai angka 1,39, sedangkan pada Kelompok A hanya mencapai 1,2. menurut GRAY et al. (1996) untuk usaha yang menguntungkan dan berkelanjutan harus bisa menyisihkan keuntungan untuk memperbesar usaha, sehingga nilai BCR ini harus lebih besar dari 1,2. Dampak integrasi ternak domba terhadap total pendapatan Pada umumnya petani di Desa Canggal Kecamatan Kledung Kabupaten Temanggung mempunyai mata pencaharian pokok sebagai petani sayuran. Jenis tanaman yang diusahakan terutama kentang, cabe, kubis dan kacang merah. Pola tanam yang dilakukan monokultur atau tumpangsari dari beberapa jenis sayuran dan tergantung permintaan pasar. Namun tidak selamanya usaha tanaman ini menguntungkan, bahkan sering mengalami gagal panen. Oleh karena itu ada sebagian petani yang berusaha diluar usahatani (off farm) atau memelihara ternak untuk menambah pendapatan. Berdasarkan hasil pengamatan selama 15 bulan tingkat pendapatan petani dapat dilihat pada Tabel 3. Total pendapatan petani Kelompok B lebih tinggi daripada Kelompok A Tabel 2. Biaya, penerimaan dan pendapatan usaha ternak domba pada lahan marjinal selama 15 bulan (Rp. 000) Uraian Kelompok petani Kelompok petani A B Jumlah petani (orang) 5 12 Jumlah domba bibit awal (ekor) 15 60 Biaya (pengeluaran) Nilai bibit domba 6.000 24.000 Perbaikan kandang 300 1.200 Pakan 1.350 8.100 Nilai tenaga kerja 225 900 Jumlah I 7.875 34.200 Penerimaan Nilai bibit domba 6.375 27.000 Nilai penambahan domba 2.750 17.050 Nilai pupuk kandang 350 3.650 Jumlah II 9.475 47.700 Pendapatan Total pendapatan (II I) 1.600 13.500 Pendapatan per petani 320 1.125 Pendapatan per ekori 106,67 225 BC Ratio 1,2 1,39 422

Tabel 3. Struktur pendapatan petani sayuran di lahan marjinal selama 15 bulan Uraian Kelompok petani A B Tanaman (kentang, cabe, kubis) 849.230 1.012.500 Off farm (dagang, kuli bangunan) 61.539 88.816 Usaha ternak domba 320.000 1.125.00 Total pendapatan 1.230.769 2.226.316 DU = Dampak Usaha ternak domba terhadap total pendapatan (%) 26 50,53 yaitu Rp. 2.226.316 per 15 bulan atau Rp. 148.421 per bulan. Sementara itu, pada Kelompok A sebesar Rp. 1.230.769 per 15 bulan atau Rp. 82.051 per bulan. Besarnya pendapatan ini merupakan dampak dari usaha ternak domba sebesar 26% pada kelompok A dan 50,53%, pada Kelompok B. Hasil PRA (Partisipatif Rural Appraisal) BPTP Jawa Tengah (2004) bahwa tingkat pendapatan petani sayuran di Desa Canggal Kecamatan Kledung Kabupaten Temanggung termasuk rendah yaitu sebesar Rp. 61.500 per bulan. Oleh karena itu di Desa Canggal tergolong desa miskin yang diprioritaskan untuk diberdayakan melalui inovasi teknologi oleh P4MI (ANANTO 2004). Besarnya dampak integrasi ternak domba tehadap pendapatan ini sebenarnya masih dapat ditingkatkan lagi dengan menambah skala pemilikan. Menurut hasil penelitian KUSNADI et al. (2005) petani dan keluarganya mampu memelihaa ternak domba atau kambing sebanyak 10 30 ekor sebagai cabang usaha dari usaha pokoknya sebagai petani tanaman. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Domba Ekor Gemuk dapat berkembang di lahan marjinal. Hal ini dapat dilihat dari prestasi reproduksi yang menunjukkan jumlah anak yang dilahirkan dapat mencapai 132%, dengan laju pertambahan anak 124%. Begitu juga prestasi produksi keturunannya dengan berat lahir rata-rata 1,68 kg, berat sapih 9,8 kg dan laju pertambahan berat badan sampai sapih mencapai 483,3%. 2. Usaha domba Ekor Gemuk yang dipelihara secara berkelompok lebih menguntungkan dari pada secara individu. Dengan memelihara 4 ekor betina dan 1 ekor jantan dapat memberikan keuntungan sebesar Rp. 1.125.000. 3. Dampak integrasi ternak domba Ekor Gemuk terhadap pendapatan petani dalam sistem usahatani sayuran dapat memberikan tambahan pendapatan sebesar 26 50,5% tergantung skala pemilikan, semakin tinggi skala pemilikan semakin besar dampak terhadap total pendapatan petani. 4. Disarankan untuk peningkatan pendapatan petani di daerah marjinal (miskin) dapat diintroduksi ternak domba dengan skala pemilikan 10 20 ekor per petani. DAFTAR PUSTAKA ANANTO, E. 2004. Strategi pencapaian sasaran pengembangan dan diseminasi inovasi teknologi pertanian pada wilayah miskin sumberdaya alam. Makalah Workshop Pengembangan Pertanian Lahan Marjinal P4MI/PFI3P. Badan Litbang Pertanian. BPTP JAWA TENGAH. 2004. Studi Pemahaman Desa Miskin Secara Partisipatif di Kabupaten Temanggung. Laporan Kegiatan. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah. DIMYATI, A. 2004. Panduan perencanaan penelitian dan pengkajian Pengembangan inovasi Pertanian di Lahan Marjinal PFI3P Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian. GRAY, C., LIEN, K. SABUR, P. SIMANJUTAK dan P.F.L. MASDAITELLA. 1996. Pengantar Evaluasi Proyek. PT GRAMEDIA Jakarta. 423

KNIPSCHERR, H.C. and R.R. HARWOOD. 1998. On station versus on-farm research. alocation of resources. Proc. Int. Workshop AARD. Jakarta. KUSNADI, U. 2004. Kontribusi ternak domba dalam meningkatkan pendapatan petani di lahan marjinal Kabupaten Tangerang. Propinsi Banten. J. Pengembangan Peternakan Tropis Special Edition October 2004. Seminar Nasional Ruminasia, Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro Semarang. hlm. 17 22. KUSNADI, U., B. SYAMSUL, K. DIWYANTO. 2005, Pengembangan sistem usahatani ternak tanaman pangan berbasis kambing di Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat. Pros. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor, 12 13 September 2005. Puslitbang Peternakan, Bogor. hlm. 685 692. MANWAN, I. dan MADE OKA. 1996. Konsep Penelitian Usahatani dan Penelitian Pengembangan Puslitbang Tanaman Pangan. NATASASMITA. A., N. SUGANA dan M. DULDJAMAN. 1979. Pengaruh penggunaan pejantan Suffolk terhadap prestasi produksi domba Priangan betina dan prospeknya bagi pengembangan peternakan domba rakyat. Pros. Seminar Penelitian dan Penunjang Pengembangan Peternakan. Lembaga Penelitian Peternakan. hlm. 246 252. PRANADJI, T. dan Z. SYAHBUDDIN. 1999. Menempatkan kambing dan domba sebagai alternatif pengurangan tingkat kemiskinan di pedesaan Pros. Sarasehan Usaha ternak kambing dan domba menyongsong ERA PJPT II. hlm. 134 140. PRASETYO, T., UKA KUSNADI dan SUBIHARTA. 1998. Analisa keragaan produksi dan reproduksi domba di DAS Jratunseluna, Risalah Lokakarya Hasil Penelitian Pertanian Lahan Kering dan Konservasi di Daerah Aliran Sungai, Proyek Penelitian Penyelamatan Hutan Tanah dan Air, Badan Litbang Pertanian. SETIADI, B. 2002. Pengembangan Peternakan Ruminansia Kecil di Kabupaten Kampar Propinsi Riau. Laporan Kegiatan. Puslitbang Peternakan, Bogor. DISKUSI Pertanyaan: Usahatani sayuran apa yang dimaksud? Jawaban: Sayuran yang dimaksud adalah kol, cabe dan kentang. 424