PERAN MASJID DALAM PENDIDIKAN ISLAM BERBASIS MASYARAKAT

dokumen-dokumen yang mirip
PERAN MASJID BAGI WARGA MUHAMMADIYAH SEBAGAI SARANA PENINGKATAN PENDIDIKAN ISLAM. (Studi Kasus di Ranting Muhammadiyah Randu,

PERAN MASJID DALAM PENDIDIKAN ISLAM BERBASIS MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat di kota-kota sampai ke pelosok-pelosok desa. Masjid mudah

PERAN MASJID DALAM MENINGKATKAN KUALITASPENDIDIKAN ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas manusia 1. Pendidikan sebagai usaha membentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. dikemukakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

PENDAHULUAN. Keadaan masjid mencerminkan keadaan umat Islam. Makmur dan. ditandai batas-batasnya, beratapkan ranting dan dahan kering, hanya di

BAB I PENDAHULUAN. peranannya di masa yang akan datang (Sudjana, 2004: 1). Pendidikan di Indonesia menurut UU No. 2 Tahun 1989 dan PP No.

A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. yang diperoleh dari hasil wawancara (interview), observasi dan data

BAB I PENDAHULUAN. SWT. Kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai salah satu rahmat yang tak

BAB I PENDAHULUAN. mahdah shalat dan i`tikaf. Selain itu masjid juga memiliki fungsi lain seperti

KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN FIQIH DALAM MEMOTIVASI SISWA UNTUK MENINGKATKAN AMALAN IBADAH SHALAT FARDHU (STUDI EMPIRIS DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. terhadap perubahan ataupun kemajuan masyarakat.

FUNGSI DAN PERAN MASJID

BAB V PEMBAHASAN. 1. Perencanaan pembelajaran PAI dalam meningkatkan kesadaran. meningkatkan kesadaran beribadah siswa di ke dua SMP tersebut yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

PERAN MASJID BAGI WARGA MUHAMMADIYAH SEBAGAI SARANA PENINGKATAN PENDIDIKAN ISLAM

BAB IV ANALISIS PERSEPSI REMAJA TERHADAP URGENSI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA DI DESA PEGUNDAN KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB I PENDAHULUAN. kebaikan. Salah satunya nilai-nilai normatif yang berisi tentang petunjukpetunjuk. dalam menghadapi perkembangan zaman.

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN FUNGSI MANAJEMEN DAKWAH DALAM MENINGKATKAN KEAGAMAAN JAMAAH DI MASJID JAMI DARUS SYUKUR NGALIYAN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. menjamin kesejahteraan hidup material dan spiritual, dunia, dan ukhrawi. Agama Islam yaitu agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW

BAB I PENDAHULUAN. manusia tentang dirinya sendiri, dan tentang dunia dimana mereka hidup.

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP SALMAN AL-FARISI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik berarti memberikan,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, PT Remaja Rosdakarya : Bandung, 2008, hlm.1. 2

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar dan merupakan kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. menyebarluaskan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat. Dalam mengajak umat

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja hanya satu kali dalam kehidupan, jika seorang remaja merasa

BAB I PENDAHULUAN. Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Sinar Baru, Surabaya, 1997, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. 2005, Hlm, 28

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERAN PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN ISLAM DI KABUPATEN SUMBAWA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam, Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2009, hal.

BAB I PENDAHULUAN. Rosdakarya, Bandung, 2011, hlm Diah Harianti, Model dan Contoh Pengembangan Diri Sekolah Menengah Pertama,

BAB I PENDAHULUAN. Desember Diakses pada tanggal 17

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan pengajaran. Dan hal itu tidak saja untuk diri pribadi para. nabi, tetapi juga diwariskan kepada seluruh umatnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Zakiyah Darajat, Ilmu Fiqih, PT Dana Bhakti Wakaf, Yogyakarta, 1995, hlm 2.

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, masjid kampus dan lain sebagainya. Masjid didirikan untuk. hidup dan energi kehidupan umat Islam.

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4.

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Dengan melaksanakan shalat,

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2000, hlm 38 2 Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesioanalisme

BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Demikian juga dalam kehidupan sehari-hari, agama adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 17 2

BAB I PENDAHULUAN. belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan Era pasar bebas terus

BAB IV ANALISIS TERHADAP PERANAN MADRASAH DINIYAH AL HIKMAH DALAM MORALITAS REMAJA DI BOYONG SARI KELURAHAN PANJANG BARU PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. agama. Minat terhadap agama pada remaja tampak dari aktivitas mereka dalam

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan para remaja dan seringnya terjadi tawuran, mabuk-mabukan, para remaja khususnya dalam membentuk akhlak.

BAB I PENDAHULUAN. mempertanggungjawabkan semua perilaku selama hidupnya. Idealnya,

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. pengetahuan, kemampuan akhlak, juga seluruh pribadinya. 1

BAB IV PERANAN MAJELIS TAKLIM AL-HAQ WAL HAŻ DALAM MEMBINA MORAL REMAJA PONCOL

BAB I PENDAHULUAN. sebuah masyarakat adalah aqidah, khususnya aqidah Islam. Maka tugas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Amzah, 2007), hlm. 55. Pemikiran dan Kepribadian Muslim, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 150.

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah merupakan gerakan Islam, da wah amar ma rūf nahī

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I. masyarakat yang maju, adil dan makmur, serta memungkinkan warganya. berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai tempat ibadah, masjid juga berfungsi sebagai pusat pengajaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB III METODE PENELITIAN. mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan dalam penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 13. hlm Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, PT Rineka Cipta, Jakarta, Cet ke-1, 2002,

RUMUSAN MASALAH A. Apa pengertian ilmu dalwah? B. Bagaimana hubungan ilmu dakwah dengan ilmu lain?

BAB I PENDAHULUAN. 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm Undang-undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No.

PERAN CABANG MUHAMMADIYAH TULUNG KLATEN DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN MASYARAKAT TULUNG TAHUN

BAB I. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 pasal 3. 2

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan


PROFIL KADER MUHAMMADIYAH. Majelis Pendidikan Kader Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

BAB III METODE PENELITIAN

MEMAHAMI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TINGKAT PUSAT DAN DAERAH BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI 03 BANGSRI KECAMATAN KARANGPANDAN TAHUN

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. bangsa diantaranya yang paling meresahkan adalah penyalahgunaan. narkoba dan bahkan sampai menjerumus kepada seks bebas.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA 6 SEKOLAH DASAR LUAR BIASA (SDLB) TUNA LARAS BHINA PUTERA BANJARSARI SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB III METODE PENELITIAN. kepustakaan (Library Research) dan penelitian lapangan (field research).

Transkripsi:

PERAN MASJID DALAM PENDIDIKAN ISLAM BERBASIS MASYARAKAT (Di Masjid Jami Syarif Saripan Kelurahan Makamhaji Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo 2014/2015) SKRIPSI SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Oleh: Burhanuddin NIM: G000110105 NIRM: 11/X/02.2. 1/0970 FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

ABSTRAK Pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat (warga) atau yang lebih dikenal dengan pendidikan nonformal salah satunya dapat berupa pendidikan keluarga dan pendidikan melalui masjid. Masjid sebagai tempat duduk atau tempat yang dipergunakan untuk beribadah, pada hakekatnya masjid merupakan tempat melaksanakan shalat berjamah dan tempat melakukan aktivitas yang berkaitan dengan kepatuhan kepada Allah SWT. Yang berfungsi sebagai penyempurna pendidikan dalam keluarga. Permasalahan yang dikaji adalah bagaimana peran masjid Jami Syarif dalam pendidikan Islam berbasis masyarakat dan faktor pendukung dan penghambat dalam pendidika Islam berbasis masyarakat di masji Jami Syarif Saripan Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui dan mendeskripsikan peran masjid Jami Syarif serta mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pendidikan Islam berbasis masyarakat di masjid Jami Syarif Saripan Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo. Jenis Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Metode yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Metode analisis data menggunakan deskriftif kualitatif yang dilakukan dengan memberikan makna terhadap data yang sudah terkumpul, dan dari makan itulah ditarik kesimpulan dengan pola pikir induktif. Sedangkan yang dijadikan subyek penelitian adalah ketua takmir masjid, jama ah, tenaga pengajar/ustads dan semua yang terkait dengan bagian masjid. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa peran masjid Jami Syarif telah berjalan dengan baik. Hal ini terlihat dari berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan meliputi dua peran ganda sebagai pencerdasan dibidang pendidikan melalui pengkajian tentang keislaman yaitu, pengajian Ibu-ibu, pengajian rutin yang dihadiri oleh Bapak-bapak dan Ibu-ibu, pengajian remaja, tadarusan pada bulan ramadhan serta adanya Taman Penidikan al-qur an dan Madrasah Awaliayah Diniyah. Pencerdasan dibidang sosial: pengumpulan dan penyaluran beras/ zakat fitrah, adanya pelayanan kesehatan dan donor darah. Takmir masjid Jami Syarif telah berusaha mengoptimalkan peran sebagaimana mestinya, disamping sebagai tempat ibadah, tempat menuntut ilmu, pusat dakwa dan kebudayaan dan tempat kaderisasi umat. Dengan terselenggaranya beberapa kegiatankegiatan tersebut, mampu menciptakan manusia yang berakhlak, berjiwa tauhid, takwa kepada Allah, rajin beribadah dan beramal shaleh dan memiliki akhlak karimah, dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Faktor pendukung: adanya masjid sebagai sarana pendidikan yang cukup baik dilengkapai dengan sarana dan prasarana penunjan pendidikan, adanya kegiatan yang tersusun, adanya madrasah diniyah awaliyah, pelayanan kesehatan, tersedia dana yang memadai, remaja masjid sebagai generasi penerus dang pengganti kaum tua. Faktor penghambat: sumber daya manusia dan kurang komunikasi dan kesibukan pengurus. Kata konci: peran masjid, pendidikan Islam, berbasis masyarakat.

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah duduk atau tempat yang dipergunakan untuk beribadah 2. Pendidikan diartikan Pada dasarnya masjid mempunyai sebagai upaya untuk memanusiakan manusia, melalui pendidikan ini dapat tumbuh dan berkembang secara wajar dan sempurna sehingga dapat melaksankan tugas-tugasnya sebagai khlafah Allah SWT. Pendidikan dapat mengubah manusia dari tidak baik menjadi baik 1. pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat (warga) atau yang lebih dikenal dengan pendidikan nonformal salah satunya dapat berupa pendidikan keluarga dan pendidikan melalui masjid. Masjid mengandung arti sebagai tempat fungsi yang tidak lepas dari kehidupan keluarga. Sebagai lembaga pendidikan yang berfungsi sebagai penyempurna pendidikan dalam keluarga 3. Masyarakat dalam suatu wilayah tidak akan lepas dengan adanya peranan masjid dalam kehidupan sehari-hari. Seperti halnya warga Saripan Makamhaji, masyarakat yang memerankan masjid sebagai pusat sarana peningkatan pendidikan Islam yang berbasis masyarakat. Dengan melakukan kegiatankegiatan tentang pendidikan Islam. Diantaranya baca tulis alqur an, ilmu 1 Heri Jauhar Muchtar, Fikih Pendidikan Islam ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), hlm.1 2 Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia Lintas Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan. ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1999), hlm.131. 3 Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia Lintas Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan. ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1999), hlm.133. 33

aqidah, ilmu tafsir dan pengkajian secara rutin, bulanan dan tahunan. Rumusan Masalah Masalah adalah pokok yang hendak diteliti dan dibahas. Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah yang mendasar yang akan dikaji adalah: 1. Bagaimana peran masjid Jami Syarif dalam pendidikan Islam berbasis masyarakat di Saripan kelurahan makamhaji? 2. Apa faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pendidikan Islam berbasisis masayarakat di masjid Jami Syarif Saripan kelurahan makamhaji? Tujuan Penelitian a. Untuk mendiskripsikan peran masjid Jami Syarif dalam pendidikan Islam berbasis b. Untuk mendiskripsikan faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pendidikan Islam berbasisis masayarakat di Saripan kelurahan makamhaji Manfaat Penelitian a. Secara teoritik atau akademi, dengan hasil penelitian ini dapat memberikan dan menambah khazanah keilmuan tentang pendidikan, khususnya tentang peningkatan pendidikan melalui pendidikan nonformal melalui peran masjid. b. Secara praktis, sebagai tambahan informasi dan mampu memberikan masukan, penambahan pemikiran dalam mengembangkan pendidikan melalui pendidikan nonformal. Tinjauan Pustaka masyarakat di Saripan kelurahan makamhaji.

Adapun penelitian yang serupa dan pernah ditulis oleh peneliti sebelumnya antara lain adalah: 1. Skripsi Muhtadun (UMS, 2013) Peran masjid bagi warga muhammadiyah sebagai sarana peningkatan pendidikan Islam (Studi Kasus di Ranting Muhammadiyah Randu, Kec. Pecalungan, Kab. Batang). Menyimpulkan bahwa peran masjid tidak hanya tempat ibadah kepada Allah SWT tetapi sebagai tempat untuk melakukan kegiatan sosial lainnya seperti tempat menuntut ilmu, diskusi, pusat perkaderan. 2. Skripsi Adi Hermawan (UMS, 2012) Peran masjid sebagai pusat pendidikan Islam dalam pembentukan akhlak remaja tahun ajaran 2011/2012. Menyimpulkan bahwa peran masjid sebagai pusat pendidikan Islam. Sebagai mobilisator, wadah pengembangan sumber daya manusia khususnya generasi remaja dan tempat pembinaan jama ah. Dalam aktivitasnya kegaiatan-kegiatan yang didukung oleh masyarakat adalah: mengadakan kajian-kajian intensif keislaman yang diadakan secara rutin setiap hari dan bersifat umum. 3. Skripsi Lina Silfa (UMS, 2013) Peran masjid dalam meningkatkan kualitas pendidikan islam tahun ajaran 2013/2014. Menyimpulkan bahwa peran masjid At-Taqwa telah berjalan dengan lancar dan baik. Hal ini dilihat dari berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan, seperti Majelis taklim yaitu berbagai pengajian yang diikuti oleh seluruh masyarakat Ngeras, adanya Taman Pendidikan Al-Qur an dan tadarus pada bulan ramadhan.

Tinjauan Teoritik a. Pengertian Masjid Masjid merupakan tempat bersujud. Secara termenologi masjid diartikan sebagai tempat beribadah umat Islam, khususnya dalam melaksanakan shalat 4. b. Fungsi dan Peran Masjid Fungsi utamanya sebagai tempat untuk menegakkan ibadah shalat berjamaah, namun masjid bukanlah hanya tempat untuk melaksanakan shalat saja. Masjid pada masa Rasulullah selain dipergunakan untuk shalat, berdzikir dan beritikaf bisa dipergunakan untuk kepentingan sosial. Misalnya sebagai tempat belajar dana mengerjakan kebajikan ( menuntut ilmu), merawat orang sakit. a. Tempat Beribadah Sebagai tempat ibadah shalat. Sebagaimana diketahui bahwa 4 Siswanto, Panduan Praktis Organisasi Remaja Masjid (Jakarta: Pustaka Alkausar, 2005), hlm.23 makna ibadah dalam di dalam Islam adalah luas yang menyangkut dengan segala aktivitas kehidupan yang ditunjukan untuk memperoleh ridha Allah SWT. b. Tempat Menuntut Ilmu. Sebagai tempat untuk belajar mengajar, khususnya ilmu agama yang merupakan fadhu ain bagi umat Islam. Disamping itu juga ilmu-ilmu lain, baik ilmu alam, sosial, keterampilan. c. Tempat Pembinaan Jamaah Dengan adanya umat Islam, masjid perlu mengaktualkan peran dalam mengkoordinir jamaahnya, baik untuk shalat berjamaah maupun aktivitas lainnya 5. d. Pusat Dakwah dan Kebudayaan Masjid merupakan jantung kehidupan umat Islam, yang selalu 5 Siswanto, Panduan Praktis Organisasi Remaja Masjid (Jakarta: Pustaka Alkausar, 2005), hlm 27.

berdenyut untuk menyebarluaskan dakwah Islamiyah dan budaya islami, di masjid pula seharusnya direncanakan. e. Pusat Kaderisasi Umat Pembinaan kader perlu dipersiapakan dan dipusatkan di masjid sejak mereka kecil sampai dewasa 6. c. Pengertian Pendidikan Islam pendidikan Islam adalah sebagai usaha untuk mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya atau dalam kehidupan kemasyarakatannya dan kehidupan dalam alam sekitarnya melalui proses kependidikan 7. Tujuan Pendidikan Islam. 1) Berjiwa Tauhid Yakin bahwa ilmu yang dimiliki demikian tetap rendah hati dan semakin yakin akan Kebesaran Allah SWT. 2) Takwa Kepada Allah SWT Mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah merupakan tujuan pendidikan Islam. 3) Rajin Beribadah dan Beramal Shalih Apapun aktivitas dalam hidup ini harus didasarkan untuk beribadah kepada Allah, karena tujuan Allah menciptakan manusia di muka bumi ini adalah untuk beramal shalih (berbuat baik) kepada sesama manusia dan semua makhluk. 4) Berakhlak Karimah Pendidikan dalam Islam tidak hanya mencetak manusia yang hanya memiliki kecerdasan saja, tapi adalah bersumber dari Allah, dengan 6 Ibid, hlm. 28. 7 Muhammad Fathurahman, Meretas Pendidikan Berkwalitas dalam Pendidikan Islam. (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 16.

berusaha mencetak manusia yang berakhlak mulia 8. Fungsi Pendidikan Islam 1) Pendidikan sebagai pengembangan potensi Fungsi pendidikan Islam ini merupakan realisasi dari pengertian tarbiyah al-insya (menumbuhkan atau mengaktualisasikan potensi) 9. 2) Pendidikan Sebagai Pewarisan Budaya Manusia secara potensial mempunyai potensi dasar yang harus diaktualkan dan dilengkapi dengan peradaban dan kebudayaan Islam 10. Prinsip Pendidikan Islam 1) Berlangsung Seumur Hidup Menuntut ilmu atau pendidikan itu berlangsung seumur hidup, yakni sejak dilahirkan sampai meninggal. 2) Tidak Dibatasi Ruang dan Jarak Tugas pendidikan Islam ini Pendidikan dalam Islam bisa sebagai realisasi dari pengertian tarbiyah at-tabligh (menyampaikan atau transformasi kebudayaan). Tugas pendidikan selanjutnya adalah mewariskan nilai-nilai budaya Islami. 3) Interaksi Antara Potensi dan Budaya. dilaksanakan di mana saja. Tidak hanya di ruang kelas tetapi di alam terbuka juga bisa. 3) Bersungguh-sungguh dan Rajin Setiap pengalaman ibadah dalam Islam (termasuk pendidikan) haruslah dilaksanakan dengan bersungguh-sungguh. 8 Heri Jauhar Muchtar, Fikih Pendidikan Islam, ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 130. 9 Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta: Amzah, 2010), Hlm. 69 4) Harus Diamalkan 10 Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam ( Jakarta: Amzah, 2010), Hlm. 79-81.

Setiap ilmu yang dimiliki, dipahami dan diyakini kebenarannya haruslah diamalkan. 5) Mewujudkan Kemaslahatan/Kebaikan Hidup Selain harus diamalakan juga harus membawa manfaat, baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain 11. Metode Pendidikan Islam. 1) Metode ceramah Merupakan penuturan bahan pelajaran secara lisan. 2) Metode Tanya Jawab Merupakan metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic 3) Metode diskusi Adalah suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui wahana tukar pendapat 12. 11 Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam ( Jakarta: Amzah, 2010), Hlm. 131-133 4) Metode keteladanan (Uswah Hasanah) Metode ini dilakukan oleh pendidik dengan menampilkan prilaku yang baik di depan peserta didik 13. Pendidikan Berbasis Masyarakat a. Pengertian Pendidikan Berbasis Masyarakat Pendidikan berbasis masyarakat adalah pendidikan yang berprinsip dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat. 14 b. Konsep Pendidikan Berbasis Masyarakat Pendidikan berbasis masyarakat merupakan perwujudan dari pendidikan melalui perluasan pelayanan pendidikan untuk kepentingan masyarakat. Pendidikan berbasis masyarakat menjadi sebuah 12 Nana sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT. Sinar Baru Algensindo, 2000), hlm. 77-80 13 Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam ( Jakarta: Amzah, 2010), hlm 190. 14 Zubaidi, Pendidikan Berbasis Masyarakat, Problem Sosial (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 131.

gerakan penyadaran masyarakat untuk terus belajar sepanjang hayat dalam mengatasi tantangan kehidupan yang terus berubah-ubah dan semakin berat 15. pengembangan masyarakat secara menyeluruh. 4) Pembelajaran Seumur Hidup Kesempatan pembelajaran formal dan nonformal harus tersedia bagi Prinsip-Prinsip Berbasis Masyarakat Pendidikan anggota masyarakat untuk semua umur dalam berbagai jenis latar 1) Menentukan Sendiri Semua anggota masyarakat memiliki hak dan tanggung jawab untuk terlibat dalam menentukan kebutuhan masyarakat. 2) Menolong diri Sendiri Anggota masyarakat dilayani dengan baik ketika kemampuan mereka untuk menolong diri mereka sendiri telah didorong dan dikembangkan. 3) Menerima Perbedaan Menghindari pemisahan masyarakat berdasarkan usia, pendapatan, kelas belakang masyarakat 16. METODE PENELITIAN Jenis dan Pendekatan Penelitian Metode penelitian ini adalan penelitian lapangan (field research), yaitu kegiatan penelitian yang dilakukan dilingkungan masyarakat tertentu, baik di lembaga dan organisasi kemasyarakatan maupun lemabaga pemerintah 17. Adapun jenis pendekatan yang digunakan bersifat kualitatif (Qualitative Research) adalah sosial, jenis kelamin, ras, agama atau keadaan yang menghalangi 15 Zubaidi, Pendidikan Berbasis Masyarakat, Problem Sosial (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 132 16 Zubaidi, Pendidikan Berbasis Masyarakat, Problem Sosial (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 137-139 17 Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Pustaka setia, 2010), hlm.31

penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktifitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individu atau atas pertanyaan itu. 19 Metode Observasi. Observasi adalah tindakan atau proses dalam pengambilan informasi melalui media pengamatan terhadap kegiatan yang kelompok 18. Penelitian ini bersifat berlangsung. 20 Dokumentasi Adalah deskriptif karena penelitian ini mengumpulkan data dengan melihat berusaha menggambarkan atau mencatat suatu laporan yang kenyataan-kenyataan tentang peran masjid dalam pendidikan Islam berbasis masyarakat di masjid Jami Syarif Saripan Makamhaji Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Metode Pengumpulan Data Metode Wawancara Wawancara dapat diartikan pertemuan secara langsung yang direncanakan antara pewawancara dan yang sudah tersedia. Dokumen sebagai metode pengumpulan data adalah setiap pernyataan tertulis yang di susun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa. 21 Metode Analisis Data. Analisis data kualitatif adalah analisis yang bersifat induktif yaitu analisis berdasarkan data yang diperoleh. Yakni sebelum memasuki diwawancarai untuk memberikan pertanyaan dan memberikan jawaban 18 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), hlm.60 19 Sukardi, Penelitian Kualitatif dan Naturalistik dalam Pendidikan ( Yogyakarta: Usaha Keluarga, 2006 ), hlm. 53. 20 Ibid. Hlm.49 21 Ahmad Tanzeh. Metodologi Penelitian Praktis ( Yogyakarta: Teras, 2011 ), hlm. 92-93.

lapangan, selama berada di lapangan dan selesai di lapangan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. 22 Namun dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersama dengan pengumpulan data. Setelah semua dapat terkumpul, baik melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi maka akan dianalisis secara kualitatif dengan ciri khasnya memperlakukan obyek penelitian yang bertumpu latar belakang alamiah (paradigma narulistik) dan berfikir induktif, yaitu berangkat dari fakta khusus kongkrit, kemudian dari fakta atau peristiwa yang khusus konkrit tersebut digeneralisasikan menjadi yang bersifat umum. Peran Masjid Dalam Pendidikan Islam Berbasis Masyarakat Di Masjid Jami Syarif Saripan Makamhaji. 1. Sebagai Tempat Ibadah Sesuai dengan namanya masjid adalah tempat bersujud, maka fungsi yang paling utama adalah sebagai tempat ibadah shalat. Sebagaimana diketahui, bahwa makna ibadah di dalam Islam adalah luas yang menyangkut dengan segala aktivitas kehidupan yang ditunjukan untuk memperoleh ridha Allah SWT 23. Masjid Jami Syarif Saripan selalu digunakan untuk shalat berjama ah oleh masyarakat sekitar dengan jumlah jama ah yang banyak pada setiap hari. 2. Tempat Menuntut Ilmu. Bahwa masjid bukan hanya tempat mengerjakan shalat lima waktu dan tempat berwuduh saja. Namun, sebagai tempat melaksanakan segala 22 Ibid. Hlm.71 23 Lihat Bab II, hlm. 7.

aktivitas umat muslimin yang berkaitan dengan kepatuhan kepada Allah SWT. Masjid berfungsi Sebagai tempat untuk belajar mengajar, khususnya ilmu agama yang merupakan fadhu ain bagi umat menyebarluaskan dakwah Islamiyah dan budaya Islami, di masjid pula seharusnya direncanakan, dikaji, dilaksanakan dan dikembangkan dakwah dan kebudayaan Islam yang menyahuti kebutuhan masyarakat 26. Islam 24. Masjid Jami Syarif bagi Dalam berdakwa hendaknya tidak warga Saripan sangat berperan penting dalam hal meningkatkan pendidikan Islam yang berbasis masyarakat. Terbukti sekali dengan adanya kegiatan-kegiatan yang telah diselenggarakan seperti pengajian harus selalu dilakukan dengan menyampaikan ilmu-ilmu agama saja. Dakwah dapat dilakukan dengan melakukan kegiatan-kegiatan penunjang lainnya seperti halnya pelatihan leadership (kepemimpinan) ibu-ibu yang dilaksanakan satu kali yang diadakan oleh remaja masjid dalam sebulan, pengajian rutin ibuibu dan bapak-bapak yang di laksanakan satu kali dalam seminggu dan pengajian remaja 25. 3. Pusat Dakwa dan Kebudayaan. Masjid merupakan jantung kehidupan umat Islam, yang selalu berdenyut untuk 24 Ibid, hlm. 7. 25 Lihab Bab IV, hlm. 26. Jami Syarif 27. 4. Pusat Kaderisasi Umat. Pembinaan kader perlu dipersiapakan dan dipusatkan di masjid sejak mereka kecil sampai dewasa 28. Pemuda merupakan generasi penerus bagi kaum tua dengan adanya kajian yang dilaksanakan oleh remaja 26 Lihat bab II, hlm. 7. 27 Lihab Bab IV, hlm. 27. 28 Lihat bab II, hlm. 8.

masjid (RAMSYIF) diharapkan mampu untuk menyambung generasi yang lebih baik dan bermamfaat bagi masyarakat. Remaja masjid mengadakan kajian rutin setiap minggu dan bimbingan membaca al- Qur an 29. Sebagi bentuk kepedulian terhadap pendidikan agama pada anak warga Saripan menyiapkan generasi selanjutnya dengan Taman Pendidikan al-qur an (TPA) dan Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) 5. Pencerdasan di Bidang Kepedulian Sosial. Berkenaan dengan konsep masjid dalam pendidikan Islam yang berbasis masyarakat yaitu dari, oleh dan untuk sebagai fasilitator dan mediator untuk menjembatani antara masyarakat punya dan tidak punya dan semua ini berlandaskan atas dasar ketakwaan kepada Allah SWT semata. Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh lembaga masjid dalam mencerdaskan masyarakat dalam bidang kepedulian sosial yaitu; pertama pengumpulan dan penyaluran beras/ zakat fitrah, kedua adanya pelayanan kesehatan dan donor darah 31. Dari kegiatan tersebut bertujuan untuk memberdayakan (jama ah) masyarakat di Saripan Kelurahan Makamhaji Kartasura. Faktor Pendukung Dan masyarakat, yang memegang prinsip Penghambat Dalam Pendidikan menentukan sendiri, tolong menolong dan menerima perbedaan) 30. Sehingga dengan prinsip ini, masjid dapat dikatakan Islam Berbasis Masyarakat. 1. Faktor Pendukung. a. Adanya Masjid Masjid sebagai tempat untuk belajar 29 Lihat bab IV, hlm. 28. 30 Lihat bab II, hlm. 14. 31 Lihat bab IV, hlm. 30.

mengajar, yang berkaitan dengan ilmu agama yang merupakan fardhu ain bagi umat Islam. b. Adanya Kegiatan Yang Tersususn c. Adanya Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) d. Adanya Pelayanan Kesehatan e. Adanya kegiatan donor darah f. Komunikasi dan Kerja Sama 32. dalam pendidikan Islam berbasis masyarkat tentu terdapat kendalakendala yang menghambat pelaksanaan tersebut, yaitu kurangnya sumber daya manusia (SDM) dan kurang komunikasi/kesibukan pengurus 33. Meskipun kurang sumber daya manusia dan kurangnya komunikasi pengurus masjid kegiatan yang sudah dijadwalkan tetap berjalan. 2. Faktor Penghambat/Kendalakendala Yang Dihadapi. Masjid Jami Syarif mempunyai peran ganda yang harus bisa dijalankan secara seimbang yaitu peran sebagai pusat beribadah kepada Allah SWT dan sebagai pusat kegiatan sosial kemasyarakatan yang mampu mencerminkan penghambaan diri kepada Allah SWT. Oleh karena itu, dalam meningkatkan peran masjid 32 Lihab BabIV, hlm. 31. 33 Lihab Bab IV, hlm. 32.

Kesimpulan Dan Saran-Saran 1. Peran masjid Jami Syarif sebagai pusat pendidikan Islam yang berbasis masyarakat yang bersifat nonformal telah berjalan dengan baik. Hal ini terlihat dari berbagai mengoptimalkan peran sebagai mestinya, yaitu di samping sebagai tempat ibadah, tempat menuntut ilmu, pusat dakwah dan kebudayaan dan tempat kaderisasi umat. Dengan terselenggaranya beberapa kegiatan- kegiatan yang telah diselenggarakan. Pendidikan yang dikembangkan kegiatan pengajian seperti pengajian Ibu-ibu, rutin yang dihadiri oleh secara menyeluruh untuk berbagai jenjang usia. Yaitu sebagai tempat beribadah kepada Allah SWT, pusat dakwah dan kebudayaan, pusat kaderisasi umat, dan masjid Jami Ibu-ibu dan Bapak-bapak, pengajian remaja, tadarusan pada bulan Ramadhan serta adanya Taman Pendidikan al-qur an (TPA) dan Madrasah Diniyah Awaliyah Syarif Syarif Saripan selalu dijadikan (MDA). Sehingga mampu menjadi tempat ibadah Hari Besar Islam seperti shalat idul fitri dan shalat idul Adha. Di bidang pencerdasan kepedulian sosial pengurus masjid memberi pelayanan pengobatan gratis kepada jama ah (masyarakat) dan kegiatan donor darah. 2. Takmir masjid Jami Syarif telah berusaha dalam manusia yang berakhlak, berjiwa tauhid, takwa kepada Allah, rajin beribadah dan beramal shaleh dan memiliki akhlak karimah. 3. Faktor pengdukung dan penghambat dalam peningkatan pendidikan Islam yang berbasis masyarakat di masjid Jami Syarif Saripan Makamhaji. Faktor 46

47 pendukung adanya masjid, adanya menambah materi-materi yang kegiatan tersusun, adanya Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA), adanya pelayanan kesehatan, adanya kegiatan donor darah, komunikasi dan kerja sama, adanya remaja masjid. sedangkan faktor mengarah pada perkembangan keilmuan yang lebih diorientasikan pada kebutuhan-kebutuhan jama ah (masyarakat) disesuaikan dengan perkembangan zaman sekarang. c. Menjalin hubungan penghambat kurangnya sumber daya komunikasi antar pengurus masjid, manusia (SDM) sebagai pengganti dari kaum muda dan kurang serta warga dalam setiap melaksanakan kegiatan, sehingga komunikasi/kesibukan Saran-Saran Pengurus Masjid pengurus. kegiatan yang dilaksanakan dapat berjalan dengan baik. 1. Jamaah/Warga Saripan a. Memberikan motivasi kepada warga Saripan supaya lebih giat dalam mengikuti kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh pengurus masjid. Khususnya kaum muda. Makamhaji a. Hendaknya warga Saripan lebih aktif dalam mengikuti kegiatan yang telah diagendakan. b. Diharapkan warga Saripan b. Kepada pengurus masjid dan sekitarnya mampu menghadiri Jami Syarif Keluarahan Makamhaji dalam rangka meningkatkan peran masjid dalam pendidikan Islam yang berbasis masyarakat hendaknya lebih kajian tepat waktu yang sudah ditentukan. c. Diharapkan kepada warga muda Saripan dapat terlibat terhadap

48 semua kegiatan di masjid sehingga tidak ada kesanjangan antara kaum tua dan kaum muda. Supaya kegiatan yang sudah di jadwalkan oleh pengurus masjid dapat berjalan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA Azwar. Saifuddin. 2013. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bukhari Umar, 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Amzah. Fathurahman, Muhammad. 2012. Meretas Pendidikan Berkwalitas dalam Pendidikan Islam. Yogyakarta: Teras. Hasbullah. 1999. Sejarah Pendidikan Islam di IndonesiaLintas Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. pendidikan. Yogyakarta: Usaha Keluarga. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Tanzeh, Ahmad. 2011. Metodologi Penelitian Praktis. Yogyakarta: Teras. Zubaidi. 2006. Pendidikan Berbasis Masyarakat Upaya Menawarkan Solusi Terhadap Berbagai Problem Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet. 3. Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia. Muchtar, Heri Jauhari. 2005. fikih pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Siswanto. 2005. Panduan Praktis Organisasi remaja Masjid. Jakarta: Pustaka Alkausar. Sudjana, Nana. 2000. Dasar-dasar proses belajar mengajar. Bandung: PT. Sinar Baru Algensindo. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sukardi. 2006. penelitian kualitatif & naturalistik dalam