BAB I PENDAHULUAN. itu sendiri sehingga diperlukan pihak yang independen, dalam hal ini akuntan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kepentingan pribadi, sementara pihak ketiga, yaitu pihak eksternal selaku pemakai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan maupun pihak eksternal perusahaan. Pihak-pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak agen, yaitu manajemen sebagai pengelola perusahaan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. mereka kepada pihak-pihak yang membutuhkan. SFAC No 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik sangat dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Laporan ini sangat berpotensi dipengaruhi kepentingan pribadi, sedangkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kondisi finansial perusahaan yang dapat menggambarkan prospek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kantor akuntan publik merupakan kantor tempat akuntan menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. investor, kreditor dan pemerintah untuk menilai kinerja dan melihat kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Pengelola perusahaan go public sebagai manajemen yang wajib

BAB I PENDAHULUAN. (Bapepam). Namun semakin banyaknya Kantor Akuntan Publik ini juga. menimbulkan sebuah pilihan yang dilematis, karena Kantor Akuntan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengawas Pasar Modal (Bapepam) (Susan dan Trisnawati, 2011). Di dalam. mendapatkan laporan keuangan yang dapat dipercaya.

BAB I PENDAHULUAN. maupun pihak eksternal perusahaan. Pihak-pihak yang berkepentingan pada

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan sebagai suatu gambaran prestasi kerja mereka. Laporan ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keputusan ekonomi (IAI, 2012). Pengguna laporan keuangan dapat meliputi

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban manajemen kepada stakeholder, terutama kepada pemilik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya kebutuhan akan jasa akuntan publik disebabkan oleh keinginan

BAB I PENDAHULUAN. sarana untuk pengambilan keputusan baik pihak internal. eksternal (Jensen dan Meckling, 1976) dalam (Arsih dan

BAB I PENDAHULUAN. gambaran atas kinerja mereka selama suatu periode waktu. Selain itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan salah satu media terpenting dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kondisi keuangan perusahaan atau organisasi kepada pihak-pihak yang

BAB I. Pendahuluan. Laporan keuangan merupakan salah satu media terpenting dalam. perusahaan, investor, kreditur, pemerintah, dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. manajemen kepada stakeholder terutama terhadap pemilik perusahaan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang digunakan oleh beberapa pihak untuk mengambil keputusan,

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor. perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor

BAB I PENDAHULUAN. pemakainya sehingga memungkinkan kebutuhan masing-masing pengguna. laporan kauangan tersebut dapat terpenuhi.

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pemakai dalam pembuatan keputusan akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. Modal (BAPEPAM). Dengan semakin banyaknya perusahaan go public, pemakainya (Susan dan Trisnawati, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi dan aktivitas perusahaan yang dilakukan serta kebijakan-kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. disajikan oleh pihak manajemen perusahaan. Manajemen (dalam teori. keagenan disebut agen) dan pemegang saham (dalam teori keagenan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan perusahaan adalah salah satu sarana

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak agen, yaitu manajer sebagai pengelola keuangan peruahaan. Untuk. opini audit yang berkualitas bagi masyarakat luas.

BAB I PENDAHULUAN. kinerja sebuah perusahaan. Penyampaian laporan keuangan merupakan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. manajemen kepada pemakai kepentingan laporan keuangan itu sendiri, baik

BAB I PENDAHULUAN. relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manajemen suatu perusahaan dapat di tunjukkan melalui penyajian laporan

BAB I PENDAHULUAN. yang akan berguna tidak saja bagi dunia bisnis, tetapi juga masyarakat luas

BAB I PENDAHULUAN. masa lalu, saat ini maupun masa depan perusahaan. terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang Pengaruh Auditor Opinion, Auditor Tenure dan. membutuhkan Kajian Teori sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. menjembatani benturan kepentingan antara pihak principal (pemegang saham)

BAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak internal dan

BAB I PENDAHULUAN. Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik sangat dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. raksasa di Amerika Serikat pada tahun 2001 yaitu kasus Enron Corporation

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan dana dari pihak eksternal, dipihak lain pihak eksternal ingin

PENDAHULUAN. Dengan dibentuknya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun karena AEC mensyaratkan adanya penghapusan aturan-aturan yang

BAB I PENDAHULUAN. tentang keadaan perusahaan. Hassan & Ahmed (2012) menyatakan bahwa laporan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN. Penelitian ini meneliti pengaruh ukuran KAP, ukuran klien, pertumbuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasional perusahaan dan posisi keuangan perusahaan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah perusahaan yang telah listing di Bursa

BAB I PENDAHULUAN. kondisi keuangan dari suatu perusahaan atau organisasi kepada pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini dengan semakin berkembangnya perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi, sehingga auditor akan melaporkan apa yang ditemukannya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Akuntan publik adalah pihak independen yang dianggap mampu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham yang berisi tentang informasi akuntansi yang dapat digunakan

BAB I PENDAHULUAN. suatu keharusan bagi sebuah perusahaan, utamanya perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi perusahaan dalam mengungkapkan fakta-fakta yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. dikelompokkan di setiap akhir periode akuntansi perusahaan dan akhirnya menjadi sebuah

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kredibilitas yang berguna bagi pihak pihak pemakai laporan. serta kesesuaiannya dengan prinsip prinsip akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. selaku pengelola atas sumber daya yang telah dipercayakan perusahaan. Maka

BAB 1 PENDAHULUAN. mengaudit laporan keuangan yang di butuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat mempengaruhi tingkat independensi seorang auditor karena auditor

BAB I PENDAHULUAN. gambaran atas kinerja mereka selama suatu periode waktu. Selain itu

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi yang menunjang majunya suatu perusahaan,salah satu alat yang

BAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan faktor-faktor mengenai perusahaan dan sebagai dasar

NASKAH PUBLIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan. Menurut Robbitasari (2013), laporan keuangan suatu. pertimbangan dalam membuat keputusan yang tepat.

BAB 1 PENDAHULUAN. keharusan bagi sebuah perusahaan, utamanya perusahaan-perusahaan yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. akuntabilitas yang dijanjikan KAP kepada publik. Quality Control yang buruk

BAB I PENDAHULUAN. Makin banyaknya jumlah perusahaan yang go public menyebabkan arus

BAB V PENUTUP. Penelitian ini meneliti mengenai pengaruh pergantian dewan komisaris,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan go public. Dalam kepemilikannya, perusahan go public

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pihak yang independen untuk menengahi kedua pihak (agen dan. principal) dengan kepentingan berbeda tersebut, 1

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan jumlah perusahaan go public. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

% Transportasi 8 Lembaga Keuangan % 9 Perdagangan, Jasa, dan Investasi % Total % Sumber :Data sekunder yang diolah

BAB I PENDAHULUAN. melakukan auditor switch. Faktor ini bisa berasal dari auditor atau KAP dan bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak pihak menempatkan auditor sebagai pihak yang paling. mengeluarkan opini going concern. Auditor dalam mengeluarkan opini,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan yang go public mempunyai kewajiban untuk

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan menggambarkan hasil kinerja sebuah perusahaan. Laporan. Auditor bertugas untuk melakukan tugas, fungsi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki hubungan serta kepentingan terhadap perusahaan. Stakeholder

BAB I PENDAHULUAN. suatu pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor independen (Nabila, 2011).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada umumnya perkembangan perusahaan publik berpengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN. pemangku kebijakan dalam rangka pengambilan keputusan. Laporan ini berpotensi

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai izin dari peraturan perundang-undangan untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipercaya dan tidak menyesatkan sehingga kebutuhan masing-masing pihak

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan alasan penggunaan judul

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai perusahaan yang sudah Go public, perusahaan tentunya

BAB I PENDAHULUAN. saja bagi dunia bisnis tetapi juga masyarakat luas (Wibowo dan Hilda,2009).

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Laporan keuangan merupakan laporan yang dihasilkan dari proses akuntansi yang akan membantu semua pengguna untuk mengetahui kondisi keuangan suatu entitas serta membantu dalam membuat keputusan ekonomi. Laporan keuangan harus disajikan oleh manajemen sebagai gambaran kinerja manajemen. Laporan keuangan tersebut mempunyai kemungkinan untuk dicampuri kepentingan diluar kepentingan perusahaan dari pihak manajemen itu sendiri sehingga diperlukan pihak yang independen, dalam hal ini akuntan publik (auditor) untuk menengahi konflik kepentingan antara pemegang saham dengan manajemen. Independensi auditor adalah kunci utama dari profesi auditor, termasuk untuk menilai kewajaran laporan keuangan. Terdapat dua bentuk independensi auditor, yakni: independence in fact dan independence in appearance. Independence in fact menuntut auditor agar membentuk opini dalam laporan audit secara jujur, tidak berat sebelah. Independence in appearance menuntut auditor untuk menghindari situasi yang dapat membuat orang lain mengira bahwa dia tidak mempertahankan pola pikiran yang adil (Winarna, 2005). Nasser et al. (2006) berpendapat bahwa independensi akan hilang jika auditor terlibat dalam hubungan pribadi dengan klien, karena hal ini dapat mempengaruhi sikap mental dan opini mereka. Agar independensi auditor tetap terjaga dan kepercayaan stakeholder 1

2 terhadap kredibilitas laporan keuangan semakin tinggi maka auditor dalam menilai kewajaran laporan keuangan harus bersifat netral tidak memihak siapapun atau independen. Salah satu cara untuk menjaga independensi auditor adalah dengan cara melakukan rotasi Kantor Akuntan Publik (KAP). Rotasi audit merupakan kewajiban yang dilakukan oleh auditor untuk melaksanakan pergantian audit. Indonesia merupakan Negara yang menetapkan peraturan tentang pergantian kantor akuntan public (mandatory). Adanya pesan pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP) dilatarbelakangi oleh runtuhnya KAP Arthur Anderson di Amerika Serikat pada tahun 2001, sebagai salah satu KAP besar yang masuk dalam jajaran lima KAP terbesar di dunia atau Big 5 (Suparlan dan Andayani, 2010). KAP Arthur Anderson terlibat dalam kecurangan yang dilakukan oleh kliennya Enron sehingga gagal mempertahankan independensinya. Skandal ini melahirkan The Sarbanas Oxley Act (SOX) pada tahun 2002. Kemudian pesan ini digunakan oleh berbagai Negara untuk memperbaiki struktur pengawasan terhadap KAP dengan menerapkan rotasi wajib KAP dan auditor (Suparlan dan Andayani, 2010). Sampai saat ini banyak badan regulator dari berbagai negara yang telah menerapkan adanya rotasi wajib auditor tersebut. Myers et al. (2003) dalam Suparlan dan Andayani (2010) menyatakan kewajiban rotasi auditor itu penting jika kualitas laba dan kualitas audit perusahaan memburuk. Pengawasan auditor atas pengelolaan perusahaan selama satu periode akuntansi menjadi alat yang penting bagi investor untuk mendapatkan jaminan atas kewajaran laporan keuangan. Pergantian KAP diatur dalam

3 Peraturan Menteri Keuangan No:17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik yang merupakan perubahan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003. Pertama, pada Pasal 3 ayat 1 dalam peraturan tersebut menyatakan bahwa pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang auditor paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Kedua, KAP atau seorang auditor boleh menerima kembali penugasan setelah selama 1 (satu) tahun buku tidak memberikan jasa audit kepada klien yang bersangkutan (pasal 3 ayat 2 dan 3). Pada saat ini terjadi peningkatan kebutuhan jasa audit untuk melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan perusahaan. Sehingga peningkatan kebutuhan jasa audit tersebut berpengaruh terhadap perkembangan profesi akuntan publik di Indonesia. Dan pada akhirnya banyak Kantor Akuntan Publik (KAP) yang didirikan dan beroperasi di Indonesia, sehingga berakibat terjadinya persaingan antara KAP satu dengan KAP lainnya. Kantor Akuntan Publik dituntut untuk meningkatkan daya saing supaya tetap di percaya oleh para klien mereka. Lubis (2000) menyatakan bahwa bertambahnya KAP yang beroperasi menciptakan suatu pilihan/alternatif bagi perusahaan untuk memilih KAP. Fenomena ini sangat menarik untuk dikaji dikarenakan banyak faktor yang dapat mempengaruhi keputusan perusahaan untuk melakukan pergantian auditor atau Kantor Akuntan Publik di Indonesia idealnya dilakukan secara mandatory(wajib). Namun, kenyataannya fenomena

4 penggantian auditor di Indonesia menunjukkan adanya perusahaan yang melakukan pergantian auditor secara voluntary (suka rela). Menurut Febrianto (2009) pergantian auditor bisa terjadi secara voluntary (suka rela) atau mandatory (wajib), sehingga jika pergantian auditor terjadi secara voluntary, maka faktor-faktor penyebab dapat berasal dari sisi klien (misalanya kesulitan keuangan, manajemen yang gagal, perubahan ownership, Initial Public Offering, dan sebagainya) dan dari sisi auditor (misalnya fee audit, kualitas audit, dan sebagainya). Namun, jika sebaliknya pergantian terjadi secara mandatory maka hal itu terjadi karena adanya peraturan yang mewajibkan. Dalam perkembangannya, praktik pergantian KAP di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu yang mempengaruhi pergantian KAP adalah financial distress. Menurut Damayanti dan Made (2008) menyatakan bahwa perusahaan yang akan bangkrut akan lebih sering berpindah KAP dibandingkan dengan perusahaan yang tidak bangkrut. Reputasi auditor sangat menentukan kredibilitas ( kualitas, kapabilitas, atau kekuatan untuk menimbulkan kepercayaan) suatu laporan keuangan. Dalam riset ini KAP yang memiliki reputasi diproksikan dengan The Big 4. Memilih Kantor Akuntan Publik yang memiliki nama baik diharapkan nantinya dapat menciptakan ketertarikan bagi pihak-pihak yang ingin berinvestasi. Maka perusahaan yang sudah menggunakan KAP The Big 4, mereka cenderung enggan untuk berganti KAP. Menurut penelitian Praptitorini dan Januarti (2007), investor cenderung lebih percaya pada laporan keuangan auditan

5 yang dihasilkan oleh auditor yang bereputasi. The Big 4 adalah auditor bereputasi dan mempunyai keahlian yang lebih baik daripada auditor selain The Big 4. Faktor selanjutnya yang mempengaruhi pergantian KAP adalah Profitabilitas perusahaan. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penyerahan total aktiva maupun modal sendiri (Sartono, 2001:122). Pariding (2009) mengungkapkan bahwa perusahaan yang sedang laba atau profit akan mengganti KAP dengan KAP yang lebih besar karena mampu membayarnya. Masalah pergantian manajemen juga mempengaruhi perusahaan berganti KAP. Nagy (2005) menjelaskan bahwa pergantian manjemen perusahaan dapat diikuti oleh perubahan kebijakan dalam bidang akuntansi, keuangan dan pemilihan KAP. Perusahaan akan mencari KAP yang selaras dengan kebijakan dan pelaporan akuntansinya. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wilsya dan Andri (2009) menunjukkan bahwa tipe KAP dan pertumbuhan perusahan (yang diukur dengan total aset) berpengaruh secara signifikan terhadap kemungkinan pergantian KAP. Perusahaan dengan KAP Big 4 mempunyai kemungkinan yang lebih rendah untuk mengalami pergantian KAP dari pada non Big 4. Perusahaan yang sedang mengalami pertumbuhan juga mempunyai kemungkinan pergantian KAP lebih tinggi dari pada yang tidak mengalami pertumbuhan. Sedangkan ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan (yang diukur dengan perubahan sales, perubahan MVE dan perubahan income) dan masalah keuangan tidak berpengaruh signifikan

6 terhadap faktor-faktor yang mempe-ngaruhi pergantian auditor di Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh Pratitis (2012) menunjukkan bahwa ukuran KAP berpengaruh terhadap auditor switching. Ukuran klien dan financial distress tidak berpengaruh terhadap auditor switching. Hasil yang berbeda ditemukan pada penelitian yang dilakukan oleh Aprillia ( 2013) tentang auditor switching menunjukkan bahwa pergantian manajemen, kepemilikan public, financial distress dan ukuran KAP secara simultan berpengaruh positif terhadap auditor switching. Sementara itu ukuran KAP secara parsial berpengaruh positif terhadap auditor switching, sedangakan variable lain seperti pergantian manajemen, kepemilikan public, financial distress tidak berpengaruh secara parsial terhadap auditor switching. Fitriany dan Dadi (2013) melakukan penelitian tentang pergantian KAP secara Upgrade, Samegrade dan Downgrade pada perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2004-2011 menunjukkan bahwa perusahaan yang mengalami financial distress akan berganti KAP, baik ke KAP yang lebih besar maupun ke KAP yang lebih kecil, perusahaan yang berganti manajemen jugaakan berganti ke KAP yang lebih besar atau berkualitas sama. Tingkat profitabilitas yang tinggi akan membuat perusahaan berganti ke KAP yang lebih besar, sedangkan peruahaan yang menerima prior audit opinion selain WTP akan berganti ke KAP yang lebih kecil. Sabeni dan Titis (2013) melakukan penelitian tentang pergantian KAP dan memperoleh hasil bahwa kebijakan deviden berpengaruh negatif terhadap pergantian KAP dan audit tenure berpengaruh positif terhadap pergantian KAP. Sedangkan faktor-

7 faktor lain yaitu kepemilikan saham manajemen, financial distress, jumlah anggota dewan komisaris, pergantian manajemen, opini going concern, dan audit tenure terbukti tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP. Pada penelitian Suarjana dan Ni Luh (2015) yang meneliti pergantian KAP pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-2012 menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan perusahaan menunjukan pengaruh negatif terhadap terjadinya pergantian KAP. Reputasi auditor, ukuran perusahaan dan perubahan rentabilitas tidak menunjukan pengaruh terhadap terjadinya pergantian KAP. Penelitian yang dilakukan oleh Ketut dan Ni Made (2015), membuktikan bahwa audit delay, reputasi auditor dan pergantian manajemen berpengaruh signifikan, sedangkan opini audit tidak berpengaruh signifikan terhadap voluntary auditor switching Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang menunjukkan hasil yang berbeda terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pergantian KAP, maka peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian kembali. Peneliti mengembangkan penelitian dari Ketut dan Ni Made (2015) dan Fitriany dan Dadi (2013). Perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada populasi dan sampel yang digunakan, pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2009-2014. Penelitian ini menggunakan variabel independen berupa financial distress, profitabilitas dan pergantian manajemen yang bersumber dari Fitriany dan Dadi (2013) serta menambahkan variable reputasi audior yang bersumber dari Ketut dan Ni Made (2015). Alasan menambahkan variable reputasi auditor karena

8 investor cenderung lebih percaya pada laporan keuangan auditan yang dihasilkan oleh auditor yang bereputasi The Big 4. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis mengambil judul FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI INDONESIA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2014) B. RUMUSAN MASALAH Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Apakah Financial Distress mempengaruhi pergantian KAP pada perusahaan manufaktur di Indonesia? 2. Apakah Reputasi Auditor mempengaruhi pergantian KAP pada perusahaan manufaktur di Indonesia? 3. Apakah Profitabilitas mempengaruhi pergantian KAP pada perusahaan manufaktur di Indonesia? 4. Apakah Pergantian Manajemen mempengaruhi pergantian KAP pada perusahaan manufaktur di Indonesia? C. TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah 1. Untuk menguji secara empiris apakah Financial Distress berpengaruh terhadap pergantian KAP pada perusahaan manufaktur di Indonesia.

9 2. Untuk menguji secara empiris apakah Reputasi Auditor berpengaruh terhadap pergantian KAP pada perusahaan manufaktur di Indonesia. 3. Untuk menguji secara empiris apakah Profitabilitas berpengaruh terhadap pergantian KAP pada perusahaan manufaktur di Indonesia. 4. Untuk menguji secara empiris apakah Pergantian Manajemen berpengaruh terhadap pergantian KAP pada perusahaan manufaktur di Indonesia. D. MANFAAT PENELITIAN Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi Profesi Akuntan Publik, Regulator, Akademisi dan Peneliti Selanjutnya adalah sebagai berikut: 1. Bagi Profesi Akuntan Publik Menjadi bahan tambahan kontribusi tentang praktik bagi auditor dan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan klien melakukan pergantian KAPserta sebagai referensi agar auditor dapat selalu menjaga profesionalitas serta independensinya saat melakukan hubungan kerja dengan klien. 2. Bagi Regulator Menjadi salah satu sumber bagi pembuat regulasi yang berkenaan dengan praktek pergantian KAP oleh perusahaan go public yang sangat erat kaitannya dengan UUPT dan UUPM. 3. Bagi Akademisi Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan dan wawasan terhadap pengembangan pengauditan khususnya mengenai pergantian KAP.

10 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber referensi dan informasi untuk memungkinkan penelitian selanjutnya mengenai pembahasan pergantian KAP. E. SISTEMATIKA PENULISAN Penulisan skripsi ini disusun secara teratur dalam bab per bab yang masing-masing bab dibagi menjadi sub bab, dengan tujuan mempermudah pembahasan serta untuk mempermudah pembaca memahami garis besar penelitian ini. Isi dan bahasan ini disajikan dalam bentuk sistematika sebagai berikut : BAB I merupakan PENDAHULUAN. Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah yang berisi tentang masalah-masalah atau issue yang melandasi penelitian. Selanjutnya akan dibahas mengenai perumusan masalah yaitu masalah-masalah yang akan diteliti. Dalam bab ini juga dipaparkan tentang tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan skripsi. BAB II merupakan TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab inimembahas mengenai teori keagenan dan penjabaran dari variabel-variabel independennya yaitu financial distress, reputasi auditor, profitabilitas dan pergantian manajemen, kemudian pengertian dari variabel dependennya yaitu pergantian KAP. Selain itu, di dalamnya juga berisi penelitian terdahulu, hubungan antar variabel yang digambarkan dalam kerangka pemikiran dan hipotesis.

11 BAB III merupakan METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini berisi tentang jenis dan sumber data, populasi dan sampel penelitian, definisi operasional variabel dan pengukurannya serta metode analisis data yang terdiri dari uji kualitas data dan analisis data. BAB IV merupakan ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini peneliti mencoba menganalisa dan membahas berdasarkan financial distress, reputaasi auditor, profitabilitas dan pergantian manajemen dalam mempengaruhi pergantian KAP serta penjelasan mengenai hasil analisis data dan pembahasannya. BAB V merupakan PENUTUP. Dalam bab ini berisi tentang simpulan dan hasil penelitian yang dibahas pada bab-bab sebelumnya, keterbatasan dan saran-saran sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.