denaturasi pada saat pemanasan dan mempertahankan bentuk pada produk akhir. Pati yang merupakan komponen utama dalam tepung (sekitar 67%) pada proses

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. A. Deskripsi dan Kedudukan Taksonomi Kluwih (Artocarpus communis)

TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT. Dr. Sri Handayani

I. PENDAHULUAN. Mie adalah produk makanan yang pada umumnya dibuat dari tepung terigu

LOGO BAKING TITIS SARI

HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan Adonan Kerupuk

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

4. PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Fisik Mi Kering Non Terigu Cooking Time

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

Deskripsi PROSES PRODUKSI DAN FORMULASI MI JAGUNG KERING YANG DISUBSTITUSI DENGAN TEPUNG JAGUNG TERMODIFIKASI

PEMBAHASAN 4.1.Karakteristik Fisik Mi Jagung Cooking loss

II. TINJAUAN PUSTAKA. Standar Nasional Indonesia mendefinisikan tepung terigu sebagai

BAB II LANDASAN TEORI

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

I PENDAHULUAN. Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

PENGARUH FORMULASI PENAMBAHAN TEPUNG SUKUN DALAM PEMBUATAN MIE KERING. Panggung, kec. Pelaihari, kab Tanah Laut, Kalimantan Selatan

TEKNOLOGI PENGOLAHAN MIE

INOVASI PRODUK OLAHAN BERBASIS UBI JALAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk mie yang dikeringkan hingga mencapai kadar air sekitar 8-10% (Mulyadi

PEMBUATAN MIE SUKUN (KAJIAN SUBTITUSI SUKUN KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR) SKRIPSI. Oleh : INDARTY WIJIANTI

PENGOLAHAN HASIL JAGUNG (MEMBUAT SUSU JAGUNG DAN MIE JAGUNG) Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si.

BAHAN MAKANAN SETENGAH JADI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

PROSES PRODUKSI ROTI MANIS DI VIRGIN CAKE & BAKERY SEMARANG

: Laila Wahyu R NIM :

repository.unimus.ac.id

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. diizinkan, berbentuk khas mie (Badan Standarisasi Nasional, 1992). Berdasarkan survey oleh USDA dalam Anonim A (2015) mengenai

Pengembangan Formulasi Mi Jagung Berbahan Baku Tepung Jagung Modifikasi. Development of Formulation Noodles Made from Raw Corn Starch Modified Corn

I. PENDAHULUAN. Mie merupakan salah satu bahan pangan yang bernilai ekonomis tinggi. Mie

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Syarbini ( 2013 : 15 ), tepung terigu adalah hasil dari

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan daerah penghasil ubi kayu terbesar di Indonesia.

KARAKTERISASI DAGING SINTETIS DARI PERLAKUAN KONSENTRAT KEDELAI, TEPUNG TERIGU DAN METODE PEMASAKAN

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan beras ditempatkan sebagai makanan pokok yang strategis.

I PENDAHULUAN. kandungan gizi yang cukup baik. Suryana (2004) melaporkan data statistik

KAJIAN PEMBUATAN MIE KERING DENGAN FORTIFIKASI TEPUNG KACANG HIJAU UNTUK PEMENUHAN ASAM FOLAT PENULISAN DAN SEMINAR ILMIAH

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tepung terigu merupakan tepung yang berasal dari bulir gandum. Tepung terigu

BAB I PENDAHULUAN. berupa lempengan tipis yang terbuat dari adonan dengan bahan utamanya pati

PENGARUH KONSENTRASI SENYAWA PHOSPAT DAN PERBANDINGAN AIR PEREBUSAN TERHADAP KARAKTERISTIK TEPUNG INSTAN HANJELI (Coix lacryma-jobi L.).

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2014 di Laboratorium Rekayasa

I. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM

Abstrak. Kata kunci : Mi, Jagung, Mi Jagung, Tepung Jagung. PENDAHULUAN

TEKNOLOGI PENGOLAHAN NUGGET

1. Menimbang Bahan Menimbang harus dilakukan dengan teliti dan tepat memilih alat Ssesuai dengan berat bahan yang akan ditimbang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tapioka. Kerupuk sudah banyak dimodifikasikan dengan berbagai cita rasa

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. yang telah mengalami pemanasan sampai setengah matang (precooked), kemudian

BAB II SPESIFIKASI BAHAN DAN PROSES PENGOLAHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I PENDAHULUAN. selain sebagai sumber karbohidrat jagung juga merupakan sumber protein yang

Bab 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I PENDAHULUAN. 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu dan Tempat Penelitian. keperluan. Berdasarkan penggolongannya tepung dibagi menjadi dua, yaitu

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian dan (1.7) Tempat dan Waktu Penelitian. Jamur tiram putih atau dalam bahasa latin disebut Plerotus

PEMANFAATAN PASTA SUKUN (ARTOCARPUS ALTILIS) PADA PEMBUATAN MI KERING THE USE OF BREADFRUIT (ARTOCARPUS ALTILIS) PASTA ON DRIED NOODLES PRODUCTION

III. BAHAN DAN METODE

PENGOLAHAN DAGING NUGGET. Materi 6b TATAP MUKA KE-6 Semester Genap

TUGAS CHARACTER BUILDING RESEP MAKANAN

EVALUASI MUTU MI INSTAN YANG DIBUAT DARI PATI SAGU LOKAL RIAU. Evaluation on the Quality of Instant Noodles Made From Riau Sago Starch

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

7. LAMPIRAN. selama 15 menit.

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Diversifikasi Pangan Pokok Selain Beras

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan terigu oleh masyarakat Indonesia terus meningkat. Berdasarkan data dari APTINDO (2014) dilaporkan bahwa konsumsi tepung

BAB III MATERI DAN METODE. putus, derajat kecerahan, kadar serat kasar dan sifat organoleptik dilaksanakan

I PENDAHULUAN. Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. daging dan tepung. Makanan ini biasanya disajikan dengan kuah dan mie.

I. PENDAHULUAN. dan dikenal dengan nama latin Cucurbita moschata (Prasbini et al., 2013). Labu

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Juli 2014 di

BAB I PENDAHULUAN. (APTINDO, 2013) konsumsi tepung terigu nasional meningkat 7% dari tahun

: 1. Mengetahui cara pembuatan roti standart dan roti wortel serta untuk. 2. Mengetahui volume adonan roti standart dan adonan roti wortel

BAB I PENDAHULUAN. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Proses Pembuatan Mie Basah Rasa Sayur Bayam Hijau

TINJAUAN PUSTAKA. Kerupuk merupakan makanan khas Indonesia dan sudah sangat dikenal. Kerupuk atau krupuk adalah makanan ringan yang dibuat dari adonan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jagung merupakan palawija sumber karbohidrat yang memegang peranan penting kedua setelah beras.

I. PENDAHULUAN. Tanaman nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.) adalah jenis tanaman

PENGOLAHAN TALAS. Ir. Sutrisno Koswara, MSi. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center IPB 2013

TINJAUAN PUSTAKA. terpenting, selain gandum dan padi. Jagung (Zea mays L.) adalah tanaman

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN 5.1. Sifat Fisikokimia Kadar Air

KAJIAN POTENSI MIE BERBAHAN BAKU JAGUNG

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW

I PENDAHULUAN. Bab ini membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi dua, yaitu zat gizi makro dan zat gizi mikro. Zat gizi yang

METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian Penelitian Pendahuluan

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerupuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Definisi Mie Basah dan Pembuatan Mie Basah.

SUB TOPIK PENGERTIAN TEORI PERALATAN PENGARUH PADA MAKANAN BAHAN DAN PROSES NILAI GIZI BREAD STALLING 3/21/2016 3

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan tepung-tepungan lokal atau non terigu saat ini telah menjadi

Resep Kue. Resep kue nastar

Transkripsi:

BAB III PEMBAHASAN Pembuatan mie kering umumnya hanya menggunakan bahan dasar tepung terigu namun saat ini mie kering dapat difortifikasi dengan tepung lain agar dapat menyeimbangkan kandung gizi yang dibutuhkan tubuh misalnya dengan difortifikasi dengan tepung kacang hijau. Kandungan nilai gizi dan asam folat yang terdapat dalam tepung kacang hijau lebih lengkap dibandingkan tepung terigu sehingga jika difortifikasi akan menghasilkan mie kering yang memiliki ciri khas dan nilai gizi yang tinggi. Tepung terigu adalah bahan pembentuk kerangka mie dan mempunyai komponen utama berupa pati. Tepung terigu juga mengandung sejumlah protein yang terdiri dari gliadin (40-50%) dan glutenin (30-40%). Gliadin dan glutenin ini apabila ditambahkan air akan mengabsorbsi air sehingga terbentuk gluten yang akan terkoagulasi oleh panas, sehingga pati akan tergelatinisasi selama proses pemanasan (Charley, 1982). Tepung terigu yang digunakan dalam pembuatan mie adalah tepung terigu berprotein tinggi yang terbuat dari gandum jenis hard wheat yang mempunyai kandungan protein berkisar antara 11,5-13% (Kent, 1983). Komponen utama yang penting dalam produk mie adalah pati dan protein (gliadin dan glutenin). Gliadin dan glutenin apabila bercampur dengan air akan terbentuk gluten, gluten ini memberikan sifat elastis pada adonan dan menyebabkan mie yang dihasilkan tidak mudah putus pada proses pencetakan dan pemasakan. Menurut Charley (1982), fraksi glutenin memberikan sifat elastis, sedangkan gliadin lebih memberikan sifat ekstensibel. Protein juga berfungsi membentuk struktur yang rigid pada mie, disebabkan oleh

denaturasi pada saat pemanasan dan mempertahankan bentuk pada produk akhir. Pati yang merupakan komponen utama dalam tepung (sekitar 67%) pada proses sheeting membantu pembentukan struktur yang lebih halus karena granula pati akan menggantikan O 2. Proses perebusan mie akan terjadi gelatinisasi pati yang mengakibatkan granula pati akan membengkak karena menyerap air yang diakibatkan adanya panas. Proses pembuatan mie pada dasarnya meliputi pencampuran, pemampatan adonan, resting, sheeting, dan cutting (pemotongan) (Miskelly, 1996). 1. Pencampuran Cara pembuatan dimulai dengan pencampuran bahan bahan penyusun untuk mengetahui jumlah air nanti yang akan ditambahkan, kemudian dicampur dengan tepung, air, garam NaCl, garam alkali (yang telah dilarutkan dengan sedikit air). Pencampuran bertujuan untuk mendapatkan adonan yang merata. Pencampuran ini awalnya dengan kecepatan yang paling rendah, kemudian ditingkatkan menjadi kecepatan yang lebih tinggi selama 3 menit. 2. Pemampatan adonan atau kompresi Adonan yang berbentuk crumble (serpihan), dimasukkan dalam kantong plastik untuk dimampatkan. Pemampatan adonan dilakukan dengan menekan adonan. Pemampatan adonan bertujuan agar air terdistribusi merata di dalam adonan sehingga hidrasi terjadi secara merata. 3. Resting Adonan didiamkan sejenak (resting) setelah dikompresi. Proses resting akan menghasilkan lembaran adonan yang lebih halus, lebih lembut, dan menjadi lebih ekstensibel.

4. Sheeting Sheeting merupakan proses penggilingan untuk membentuk lembaran lembaran tipis sesuai dengan tebal mie yang diinginkan. Sheeting dapat menghasilkan lembaran adonan yang panjang dan tidak mudah putus karena adanya sifat elastis dari gluten. 5. Pemotongan (Cutting) Adonan yang sudah dalam bentuk lembaran tipis, dipotong memanjang menggunakan roll pemotong sehingga diperoleh bentuk khas dari mie (pipih, panjang, dan bergelombang). 6. Perebusan (Boiling) Air dimasukkan ke dalam panci kemudian dimasak hingga mendidih. Mie dimasak selama 2 menit sambil diaduk perlahan, akan tetapi waktu perebuasan ini tidak mutlak harus 2 menit tergantung dari tebal dan tipisnya mie yang dihasilkan. Api yang digunakan untuk merebus mie harus besar supaya perebusan singkat. Tujuan dari perebusan adalah agar granulagranula pati penyusun mie mengalami proses gelatinisasi sempurna, sehingga mie dapat dimakan. Apabila perebusannya lama, maka mie akan menjadi lembek (Astawan, 2001). 7. Pendinginan Mie ditiriskan kemudian didinginkan dengan disiram air dingin untuk menimbulkan shock temperature. Pendinginan bertujuan agar pati dari tepung tidak akan keluar karena gelatinisasi yang tidak sempurna sehingga mie tidak menjadi lengket. Setelah pendinginan mie diberi edible oil untuk mencegah kelengketan antar pilinan mie. Pembuatan mie kering yang difortifikasi dengan tepung kacang hijau mampu menghasilkan kandungan asam folat yang tinggi sehingga dapat memenuhi kandungan asam folat yang dibutuhkan oleh tubuh. Asam folat merupakan suatu nutrisi yang penting bagi tubuh kita dan berfungsi

memperlancar aktivitas metabolisme dan membantu fungsi nutrisi esensial lainnya. Mie kering yang difortifikasi dengan tepung kacang hijau dapat memenuhi kandungan asam folat, karena setiap orang membutuhkan asam folat yang cukup dan kacang hijau memiliki kandungan asam folat yang tinggi sehingga dapat memenuhi kandungan asam folat yang dibutuhkan oleh tubuh. Proses pembuatan mie kering, tepung kacang hijau difortifikasi terlebih dahulu ke dalam tepung terigu agar fortifikasinya merata pada adonan mie kering. Menurut Syamsir (2008), pembuatan mie kering dapat dilakukan melalui beberapa tahapan proses sebagaimana tertera dengan Gambar 3.1. Tepung terigu:tepung kacang hijau (1:1) Pencampuran Pengeringan Pengepresan Pengirisan & Pembentukan gelombang Pengukusan Pendinginan Pengemasan Penyimpanan Mie Kering Pemotongan Gambar 3.1. Tahapan Proses Pembuatan Mie Kering

Pembuatan mie kering juga terdapat kriteria kualitas mie. Mie dikatakan berkualitas apabila mampu memenuhi selera maupun harapan konsumen terhadap produk mie tersebut. Kualitas mie kering dapat dilihat dengan melakukan evaluasi sensori mie. Proses pembuatan mie melalui beberapa tahap. Tahap pertama yaitu pencampuran. Dalam proses pencampuran ini, semua bahan di campur menjadi satu sampai terbentuk adonan hingga merata. Tahap berikutnya yaitu pengulenan adonan sampai terbentuk adonan yang kalis, licin dan transparan. Setelah itu adonan dibentuk atau dipotong dan dilakukan pengeringan serta pendinginan. Ada beberapa hal yang digunakan untuk menyatakan kualitas mie tersebut ideal. Menurut Syamsir (2008), kualitas mie yang ideal adalah kenyal, elastis, halus permukaannya, bersih dan tidak lengket sedangkan warna merupakan salah satu parameter mutu yang sangat diperhatikan dalam memilih mie. Zaman dahulu pengukuran terhadap warna mie dilakukan secara sensoris oleh panelis yang berpengalaman, namun sekarang pengukuran warna mie sudah menggunakan alat yang modern. Beberapa parameter kualitas fisik mie adalah cooking time, hidrasi, rasio pengembangan, cooking loss, daya putus dan daya patah. Cooking time adalah waktu yang dibutuhkan untuk memasakkan atau mematangkan mie. Secara fisik, mie kering memiliki tekstur yang lebih keras daripada mie instan sebelum dimasak (dalam keadaan kering), karena rongga-rongga di dalam adonan mie kering digantikan dengan udara akibat proses pengeringan, sedangkan pada mie instan rongga didalam adonan digantikan dengan minyak. Akibatnya mie instan memiliki tekstur yang lebih empuk. Gelatinisasi terjadi pada tahap pengukusan (steaming) pada pembuatan mie. Mie yang tergelatinisasi sempurna akan memiliki warna

bening mengkilat (transparan) dibagian dalam untaian mienya. Semakin tinggi derajat gelatinisasi maka mie akan memiliki waktu pemasakan yang lebih rendah (semakin instan). Mie kering yang telah melalui tahapan gelatinisasi memiliki waktu pemasakan lebih cepat. Hal ini disebabkan pati tergelatinisasi sehingga memiliki kemampuan untuk menyerap air kembali dengan jumlah yang sangat besar dan tingginya penyerapan air membuat waktu pemasakan semakin singkat. Mie kering yang sudah difortifikasi dengan tepung kacang hijau memiliki kenampakan yang sedikit berbeda (berwarna agak kehijauan) dibandingkan dengan mie kering yang dihasilkan dari tepung terigu saja. Mie kering yang difortifikasi dengan tepung kacang hijau memiliki perubahan kandungan gizi. Hal ini disebabkan kandungan gizi pada tepung terigu bertambah akibat adanya fortifikasi tepung kacang hijau sehingga kandungan gizi dari mie kering menjadi lebih lengkap dan pemenuhan asam folat yang dibutuhkan oleh tubuh dapat terpenuhi karena adanya kalori, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, vitamin B1, dan vitamin C yang terdapat pada tepung kacang hijau.