BAB 1 PENDAHULUAN. disiapkan, namun tanpa sumber daya manusia yang professional semuanya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan karyawan dalam sebuah perusahaan dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. ilmu, pembangunan, dan teknologi. Oleh karena itu dalam era sekarang ini dimana

PENGARUH PENEMPATAN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. instansi tak dapat melaksanakan aktivitasnya. Dengan pegawai yang terampil dan

I. PENDAHULUAN. dimaksud adalah melancarkan kegiatan pelayanan publik, dan memberikan

2015 PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dengan ditempatkannya sumber daya manusia pada urutan pertama unsur-unsur

BAB I PENDAHULUAN. penggerak dan penentu jalannya suatu organisasi. Dari sudut pandang manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. kepadanya dengan baik dan benar sesuai peraturan yang berlaku.

2015 PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP LOYALITAS PEGAWAI DI KANTOR DINAS PENDIDIKAN KOTA BEKASI

PENGARUH PENILAIAN KINERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM DI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. penilaian justru lebih lengkap dan detail karena sifat-sifat yang berkaitan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. berhasil atau tidak tergantung dari faktor manusia yang berperan merencanakan,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai faktor penggeraknya. Dalam sumber daya manusia terdapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Galih Septian, 2014

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Sebagai salah satu unsur dari suatu organisasi, manusia tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. ada di daerahnya. Pembangunan daerah sebagai pembangunan yang dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang orang yang memiliki satu tujuan dengan dengan dirinya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

2016 PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Runtunuwu (2015)

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang akan menghadapi tantangan yang berat. Hal ini terjadi karena dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten sesuai dengan SK 345/KPTS/DIR/2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. moral dan mental yang baik, profesional, serta sadar akan tanggung jawabnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bernegara seperti organisasi pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. (Hariandja, 2002). Menurut Sumarsono (2003), Sumber Daya Manusia atau human

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai. Kesadaran Pegawai diperlukan dengan mematuhi peraturan-peraturan yang

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya, kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Kesuksesan suatu organisasi sangat ditentukan oleh seorang pemimpin

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji pada suatu intansi

BAB I PENDAHULUAN. yang dipilih secara khusus untuk melakukan tugas negara sebagai bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. dukungan dari pegawai yang kompeten dan terampil. maka kemungkinan untuk

I. PENDAHULUAN. Unsur terpenting dalam sebuah organisasi ialah manusia. Sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan, cara atau metode, material, mesin, uang dan beberapa sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. Kedudukan dan peranan Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur aparatur Negara

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi saat ini adalah berkaitan dengan kinerja karyawan. Dalam era globalisasi,

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif yang dapat menunjukan kelebihan atau keunggulan yang ada pada

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

2015 PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN INDRAMAYU

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

Menurut Rivai dalam bukunya yang berjudul manajemen sumber daya manusia untuk perusahaan (2009;2) menyatakan :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Tenaga kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan diklasifikasikan sebagai aset yang sangat vital. Potensinya dapat

BAB II KAJIAN TEORITIS. para pegawai. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang dapat memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI (GEOTEK LIPI) yang semula

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia pemerintahan, para aparatur pemerintah/pegawai

BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pengawasan Melekat terhadap Kedisiplinan PNS di Dinas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan Negara baik secara desentralisasi maupun secara otonomi

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu perusahaan maka akan dapat diketahui kesalahan-kesalahan dan

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. saja nilai komporatif tetapi juga nilai komperatitif-generatif-inovatif dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Nurwinda Endah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. sadar. Keberhasilan pencapaian tujuan organisasi sangat dipengaruhi oleh peran

BAB I PENDAHULUAN. Departemen yang berada dibawah Kementrian Agraria dan Tata Ruang dan

BAB 1 PENDAHULUAN. manusialah yang menjalankan fungsi-fungsi manajemen yaitu POAC ( Planning,

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 26 TAHUN 2O16 TENTANG

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Karyawan atau tenaga kerja merupakan asset utama dan sangat

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

I. PENDAHULUAN. pertama dari setiap masalah yang terjadi dalam suatu organisasi. Bahkan ada

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Disiplin Kerja Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja merupakan fungsi operatif keenam dari Manajemen

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 5 TAHUN 2O17 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Dinas daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah yang mempunyai

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. peraturan-peraturan perusahaan tersebut. Kedisiplinan suatu perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. aset utama dari suatu instansi maupun perusahaan. Setiap sistem organisasi baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Instansi Pemerintah adalah organisasi yang merupakan kumpulan orangorang

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum setiap perusahaan akan berusaha untuk memperoleh laba

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia. 1. Menurut Tulus dalam Suharyanto dan Hadna (2005:16);

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut dikarenakan para karyawan bahkan pimpinan kurang memiliki

BERITA NEGARA. Disiplin Kerja. Pegawai Negeri Sipil. BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN. REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yaitu dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintah maupun tugas

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia (SDM) saat ini semakin berperan besar bagi keberhasilan dan kesuksesan suatu

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kegiatan atau operasional sehari-hari dengan kata lain lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sebuah organisasi. Manajemen sumber daya manusia mempunyai

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 23 TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

MALINAU. Desi Natalena S 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi dan tata kerja Satuan Polisi Pamong Praja ditetapkan dengan Peraturan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kedisiplinan merupakansuatu hal yang menjadi tolak ukur untuk

BAB I PENDAHULUAN. Keith Davis ( 2007 ) mengemukakan bahwa : Dicipline is management action

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar,

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan asset organisasi yang sangat vital, karena itu peran dan fungsinya tidak bisa digantikan oleh sumber daya lainnya. Betapapun modern teknologi yang digunakan, atau seberapa banyak dana yang disiapkan, namun tanpa sumber daya manusia yang professional semuanya menjadi tidak bermakna (Tjutju,2008), dengan kata lain sumber daya manusia merupakan tenaga penggerak bagi suatu organisasi itu sendiri yang bersinergis dengan kemajuan teknologi sehingga akan mencapai tujuan dari organisasi yang tergantung pada sikap kerja dari pegawainya atau orang-orang yang terlibat dalam organisasi tersebut. Sikap kerja yang mendukung dalam pencapaian tujuan organisasi adalah sikap saling menghormati, menghargai dan mematuhi peraturanperaturan yang telah ditetapkan oleh organisasi, baik itu yang tertulis ataupun tidak tertulis serta mampu atau tidaknya dalam hal menjalankan ataupun mangkir dari sanksi-sanksi atas pelanggaran yang dilakukan oleh individu dalam organisasi. Sikap kerja demikian disebut dengan disiplin kerja pegawai. Setiap organisasi perlu memiliki ketentuan yang harus ditaati oleh para anggotanya. Disiplin merupakan tindakan manajemen untuk mendorong para anggota organisasi memenuhi tuntutan berbagai ketentuan tersebut. Pendisiplinan pegawai adalah suatu bentuk pelatihan yang berusaha Dian Yurita, 2012 Pengaruh Efektivitas Pengawasan... Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

2 memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap dan perilaku karyawan untuk bekerja secara kooperatif dengan para karyawan yang lain (Sondang P. Siagian, 2000 : 305). Disiplin yang baik tercermin dari besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas yang diberikan kepadanya. Maka peraturan sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan bagi pegawai dalam menciptakan tata tertib yang baik di dalam organisasi, sebab kedisiplinan suatu organisasi dikatakan baik jika sebagian pegawai menaati peraturan-peraturan yang ada (Malayu S.P Hasibuan, 2003 : 193-194). Maka dari itu sebuah organisasi ataupun instansi pasti selalu ingin dan berusaha supaya pegawainya memiliki disiplin kerja yang tinggi, tidak terkecuali dengan SETDA (Sekretariat Daerah) Kabupaten Lebak. Peningkatan disiplin kerja pegawai dimaksudkan untuk mencapai tujuan dari organisasi secara optimal. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sub Kepegawaian pada bagian atau unit kerja organisasi dan tata laksana di Sekretariat Daerah Kab. Lebak, terdapat temuan-temuan mengenai disiplin kerja di lingkungan Sekretariat Daerah Kab. Lebak, yaitu: 1. Masih terdapat pegawai yang terlambat masuk ke tempat kerja dan pulang kerja tidak sesuai dengan waktunya. Mengacu pada peraturan pemerintah no 53 tahun 2010 bab 2 pasal 3 ayat 11 tentang Kewajiban dan Larangan bahwa masuk kerja dan menaati jam kerja, untuk Sekretariat Daerah (SETDA), masuk pada pukul 07.00 WIB kemudian melakukan apel pagi tapi pada kenyataannya masih

3 banyak pegawai negeri sipil pada lingkungan Sekretariat Daerah yang datang terlambat, hal tersebut dapat dilihat dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini : Tabel 1. 1 Rekap Pegawai Sekretariat Daerah Kab. Lebak yang Datang Terlambat Tahun 2011 No. Bagian Jumlah Pegawai Jumlah ketidakhadiran (%) Jumlah kehadiran (%) Keterangan 1 Bag. Adm Pembangunan 46 84.72 15.28 Sangat Kurang 2 Bag. Adm Kesra 13 0.00 100.00 Sangat Baik 3 Bag. Humas dan Sangat 20 97.22 2.78 Komunikasi Kurang 4 Bag. Perlengkapan dan aset Daerah 15 63.19 36.81 Kurang 5 Bag. Keuangan 15 0.00 100.00 Sangat Baik 6 Bag. Perekonomian dan SDA 17 70.83 29.17 Kurang 7 Bag. Organisasi dan Tata Laksana 18 40.97 59.03 Cukup 8 Bag. Hukum dan Perundangundangan Kurang Sangat 10 99.31 0.69 9 Bag. Adm Pemerintahan dan Umum 10 19.44 80.56 Sangat Baik 10 Bag. Umum dan Protokol 12 8.33 91.67 Sangat Baik Jumlah Pegawai 176 Orang Sumber : Daftar Presensi Pegawai Sekretariat Daerah Kab. Lebak Tahun 2011 Pada tabel tersebut dapat dilihat hampir pada setiap bagian masuk pada kategori cukup dan kurang bahkan sangat kurang dan dapat dilihat pula banyaknya jumlah pegawai yang datang terlambat serta tidak melakukan apel pagi yang tersebar pada setiap bagian.

4 2. Masih tingginya tingkat absensi pegawai pada bagian tertentu yang dapat dilihat pada tabel 1.2 Tabel 1. 2 Rekap Absensi Pegawai Sekretariat Daerah Kab. Lebak Tahun 2011 No. Bagian Jumlah Pegawai Jumlah ketidakhadiran (%) Jumlah kehadiran (%) Keterangan 1 Bag. Adm Pembangunan 46 62.86 37.14 Kurang 2 Bag. Adm Kesra 13 2.45 97.55 Sangat Baik 3 Bag. Humas dan Komunikasi 20 86.53 13.47 Sangat Kurang 4 Bag. Perlengkapan dan aset Daerah 15 49.39 50.61 Cukup 5 Bag. Keuangan 15 0.41 99.59 Sangat Baik 6 Bag. Perekonomian dan SDA 17 47.35 52.65 Cukup 7 Bag. Organisasi dan Tata Laksana 18 25.31 74.69 Baik 8 Bag. Hukum dan Perundangundangan 10 71.43 28.57 Kurang 9 Bag. Adm Pemerintahan dan Umum 10 11.43 88.57 Sangat Baik 10 Bag. Umum dan Protokol 12 11.84 88.16 Sangat Baik Jumlah Pegawai 176 Orang Sumber : Daftar Presensi Pegawai Sekretariat Daerah Kab. Lebak Tahun 2011 Mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 Bab 2 Pasal 3 mengenai kewajiban dan larangan yaitu setiap pegawai harus masuk kerja dan menaati ketentuaan jam kerja tapi melihat pada data diatas masih terdapat bagian tertentu yang tergolong pada kategori sangat kurang. 3. Masih banyak terlihat pegawai yang keluyuran pada saat jam kerja sehingga waktu kerja menjadi tidak efektif serta pekerjaan menjadi tidak maksimal.

5 4. Masih terdapat pegawai yang lalai dalam mengerjakan tugas atau pekerjaaan nya sehingga tidak mampu untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan sesuai dengan waktunya (deadline) yang membuat pekerjaan semakin menumpuk dan semakin lama untuk terselesaikan. Hal ini terlihat dari data kinerja pada bulan Desember 2011 berikut ini:

No. Unit Kerja Bag. Hukum dan Perundang-undangan Jml. Minggu Tabel 1. 3 Data Kinerja Pegawai Sekretariat Daerah Per Desember 2011 Jumlah Pegawai Yang Wajib Menyampaikan Laporan Laporan Seharusnya Diterima Laporan Yang Diterima Jumlah Pegawai Yang Rutin Menyampaikan Laporan Jumlah Pegawai Yang Tidak Rutin Menyampaikan Laporan Jumlah Pegawai Yang Tidak Menyampaikan Laporan 1 Bag. Adm. Pembangunan 4 19 76 76 19 0 0 Tercapai 2 Bag. Adm. Kesra 4 14 56 56 14 0 0 Tercapai 3 Bag. Humas Dan Tidak 4 21 84 8 2 19 19 komunikasi Tecapai 4 Bag. Perlengkapan dan Tidak 4 16 64 31 5 7 4 Aset Daerah Tercapai 5 Bag. Keuangan 4 16 64 64 16 0 0 Tercapai 6 Bag. Perekonomian dan Tidak 4 18 72 25 3 15 2 SDA Tercapai 7 Bag. Organisasi dan Tata Tidak 4 13 52 52 13 0 0 Laksana Tercapai Tidak 8 4 11 44 40 10 1 1 Tecapai 9 Bag. Adm. Pemerintahan dan Umum 4 11 44 4 1 10 10 10 Bag. Umum dan Protokol 4 61 244 4 1 60 60 Sumber : Data Kinerja Pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak Per Desember 2011 Ket. Tidak Tercapai Tidak Tercapai 6

Berdasarkan pada data diatas dapat dilihat bahwa pegawai pada bagian-bagian tertentu terlihat masih banyak pegawai yang tidak melaksanakan pekerjaannya padahal sudah masuk jatuh tempo (deadline) sehingga target berupa laporan yang harus dilaporkan tidak dapat diselesaikan dengan tepat waktu dengan kata lain pekerjaan tidak dilaksanakan dengan optimal atau tingkat ketercapaian tidak tercapai. Untuk pengerjaan laporan bisa dikerjakan secara lembur tetapi tetap saja pada beberapan bagian kerja masi terlihat begitu besar pegawai yang tidak melaporkan hasil pekerjaannya. Menelisik pada uraian diatas maka masalah penurunan tingkat disiplin kerja pegawai ini harus segera dicarikan akar permasalahannya sehingga dapat dicarikan solusinya agar masalah tersebut dapat segera terselesaikan dengan baik. Karena apabila tidak dicarikan solusinya sesegera mungkin akan mengakibatkan penurunan kinerja dari pegawai itu sendiri dan berdampak pada penurunan produktivitas dari lembaga atau instansi pemerintah terkait. Pada dasarnya banyak faktor yang mempengaruhi tingkat disiplin kerja pegawai, diantaranya adalah : tujuan dan kemampuan, teladan pemimpin, balas jasa, keadilan, pengawasan melekat (waskat), sanksi hukum, ketegasan serta hubungan kemanusiaan (Hasibuan, 2003:194). Berdasarkan fenomena yang terjadi di lingkungan Sekretariat Daerah Kab. Lebak, salah satu isu masalah yang menarik untuk dikaji menjadi faktor penyebab dari rendahnya tingkat disiplin kerja pegawai adalah faktor

pengawasan atau disebut dengan istilah controlling. Pengawasan adalah proses pengamatan dari pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin supaya semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya dan apabila terjadi penyimpanganpenyimpangan dapat diambil tindakan koreksi atau evaluasi untuk mencapai tujuan dari organisasi itu sendiri. Pengawasan yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah pengawasan yang dilakukan oleh manajerial atau yang disebut dengan pengawasan melekat. Disebut dengan pengawasan melekat kerena pengawasan sebagai fungsi manajemen sepenuhnya adalah tanggung jawab pimpinan pada tingkat manapun (Lembaga Administrasi Negara, 1996:159). Artinya pengawasan memang sudah melekat dengan setiap pimpinan atau manajer sebagai tugas dan wewenangnya. Pengawasan melekat merupakan salah satu cara pengawasan yang paling strategis, karena jarak antara objek dengan subjek pengawasan adalah begitu dekat sehingga setiap gejala penyimpangan kerja pegawai akan lebih mudah dan lebih cepat terlihat. Oleh karena itu pengawasan melekat dapat berjalan baik jika terdapat peran aktif dari pimpinan. Sekretariat Daerah merupakan salah satu instansi pemerintah yang ada di kabupaten lebak. Sekretariat daerah ini memiliki 10 bagian yang dipimpin oleh kepala bagian masing-masing serta memiliki tugas pokok dan fungsi sebagai berikut :

Tugas 1. Membantu Sekretaris Daerah Melaksanakan kebijakan Tabel 1. 4 Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Bagian dalam mengkoordinasikan dan dinas daerah dan lembaga daerah. teknis 2. Membantu Sekretaris Daerah dalam menyelenggarakan administrasi Pembangunan Daerah. Fungsi 1. Pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah ; 2. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas dinas dan lembaga teknis dinas ; 3. Pemantauan/Pengendalian (controlling) dan pengevaluasian pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah ; 4. Pembinaan administrasi dan aparatur pemerintahan daerah ; 5. Pemantauan/Pengendalian (Controlling) terhadap pembinaan administrasi dan aparatur pemerintahan daerah; 6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya Sumber : Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No. 09 Tahun 2011 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat salah satu fungsi dari kepala bagian adalah pemantauan/pengendalian (Controlling) terhadap pembinaan administrasi dan aparatur pemerintahan daerah dalam lingkup bagian masingmasing, sehingga diharapkan pada bagian-bagian dalam lingkup sekretaris daerah dapat terawasi dan tujuan dari organisasi dalam hal ini sekretariat daerah kabupaten lebak. Dengan adanya pengawasan dari pimpinan secara tidak langsung akan memberikan motivasi tersendiri bagi pegawai untuk mampu melaksanakan segala tugas, pekerjaan serta kewajiban yang diberikan kepadanya dengan

sungguh-sungguh dan penuh rasa tanggung jawab. Proses pelaksanaan kegiatan pengawasan terdiri dari serangkaian proses agar suatu pekerjaan atau kegiatan bisa dikerjakan atau dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya, diantaranya yaitu membangun standar kerja, mengukur kinerja yang ada, membandingkan kinerja dengan standar kerja supaya bisa dilihat apakah ada penyimpangan-penyimpangan atau ketidak sesuaian antara rencana dengan pelaksanaan yang terjadi di lapangan. Tindakan evaluatif harus sesegera mungkin dilakukan oleh lembaga atau instansi jika terlihat penyimpangan-penyimpangan karena kesalahan walaupun sifatnya kecil tetapi ketika tidak ditindaklanjuti akan menjadi besar dan fatal. Berdasarkan data presensi serta wawancara dengan Kepala Bagian Organisasi dan Tata Laksana Sekretariat Daerah Kab. Lebak di ketahui bahwa sistem pengawasan yang diterapkan di Sekretariat Daerah yaitu Sistem Pengawasan Intern dan Sistem Pengawasan Ekstern. 1. Sistem pengawasan Intern Sistem pengawasan intern adalah pengawasan yang dilakukan oleh orang atau badan yang ada di dalam lingkungan unit organisasi yang bersangkutan. Sistem pengawasan dalam bentuk ini dapat dilakukan dengan cara pengawasan yang dilakukan oleh atasan langsung atau pengawasan melekat (built in control) atau pengawasan yang dilakukan secara rutin oleh pimpinan langsung dalam hal ini para kepala bagian yang nantinya akan dilaporkan kepada sekretariat

daerah pelaksanaan pengawasan tersebut dilakukan pada dua tahap yaitu: Tabel 1. 5 Tabel Pelaksanaan Pengawasan No. Jenis Kegiatan Yang Diawasi Pelaksanaan Pengawasan 1. Apel Pagi dan Sore 2. Presensi Pegawai 3. Kinerja Pegawai Satu minggu sekali pada akhir minggu Sebulan sekali pada akhir bulan Sebulan sekali pada akhir bulan Sumber : Hasil wawancara dengan Kepala Bagian Organisasi dan Tata Laksana Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak a. Untuk pengawasan pada saat apel pagi dilakukan setiap seminggu sekali pada akhir minggu dilakukan perhitungan frekuensi pegawai yang tidak mengikuti apel pagi dan apel sore selanjutnya dibuat laporan perminggu sebagai gambaran untuk para pimpinan langsung dalam hal ini kepala bagian (KABAG) agar bisa menentukan sikap atau tindakan terhadap pegawai yang tidak datang apel pagi. Guna diadakannya pengawasan apel pagi ini adalah dapat memonitoring siapa saja pegawai yang datang terlambat dan pegawai yang datang tepat waktu. Ketika teguran dari pimpinan langsung tidak di gubris maka akan ada pelaporan langsung kepada sekretaris daerah untuk selanjutnya diberikan tindakan berupa sanksi yang atas pelanggaran yang dilakukan

tentunya sanksi yang lebih berat dari sebelumnya untuk menimbulkan efek jera. b. Untuk pengawasan presensi dan kinerja dilaksanakan setiap satu bulan sekali pada akhir bulan. Proses pelaksanaannya sama seperti pengawasan apel pagi dan sore. 2. Sistem Pengawasan Ekstern Sistem pengawasan ekstern adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh unit pengawasan yang berada di luar unit organisasi yang diawasi dalam hal ini adalah Badan Kepegawaian Daerah (BKD). Untuk pengawasan dari BKD ini dilakukan situasional sehingga tidak ada jadwal yang tetap. (Sumber : Kepala Bagian Organisasi dan Tata Laksana Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak). Namun dalam pelaksanaannya masih terdapat kekurangan dalam kegiatan pengawasan tersebut, yaitu: 1. Frekuensi kehadiran kepala bagian yang kurang selaku pihak yang melakukan pengawasan membuat pemantauan kepada karyawan kurang berjalan optimal, hal ini dibuktikan pada grafik dibawah ini :

Rekapitulasi Kehadiran Kepala Bagian 80 60 45 65 75 76 75 77 65 65 55 55 55 54 Adm. Pembangunan Humas dan Komunikasi 40 Hukum dan Peundangundangan 20 0 September Oktober November Desember Sumber : Daftar Hadir Pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak Gambar 1. 1 Rekapitulasi Kehadiran Kepala Bagian Per September s/d Desember 2011 Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa hanya tiga bagian yang disoroti dari sepuluh bagian yang ada di Sekretariat Daerah Kabupaten lebak karena pada tiga bagian ini yaitu : (1) Adm. Pembangunan, (2) Humas dan Komunikasi serta (3) Hukum dan Perundang-Undangan bisa dilihat bahwa frekuensi kehadiran kepala bagian pada ketiga bagian ini rata-rata selama empat bulan terakhir ini hanya 55%. Ini berarti dalam proses pelaksanaan pengawasan secara langsung atau on the spot observation tidak berjalan optimal. 2. Kurang tegasnya pimpinan dalam mengatasi pegawai yang melakukan tindakan indisipliner sehingga membuat pegawai merasa bahwa walaupun dia melakukan tindakan indisipliner tidak akan berpengaruh

apa-apa kepadanya, hal ini dapat terlihat dari jumlah pegawai yang tidak melaksanakan apel pagi sehingga dapat diartikan ketika pegawai tidak melakukan apel pagi dipastikan pegawai tersebut kesiangan serta secara tidak langsung akan memperlambat pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya hal ini dapat terlihat dengan banyaknya pegawai pada bagian tertentu yang tidak menyampaikan laporan sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan. 120 Bag. Adm. Pembangunan 100 97,22 99,31 Bag. Adm. Kesra 80 60 84,72 63,19 70,83 Bag. Humas dan Komunikasi Bag. Perlengkapan dan Aset Daerah Bag. Keuangan 40 40,97 Bag. Perekonomian dan SDA 20 0 0 0 Tahun 2011 19,44 8,33 Bag. Organisasi dan Tata Laksana Bag. Hukum dan Per Undang-undangan Bag. Adm. Pemerintahan Sumber : Daftar Presensi Pegawai Sekretariat Daerah Kab. Lebak Tahun 2011 Gambar 1. 2 Rekap Frekuensi Absensi Apel Pegawai Sekretariat Daerah Tahun 2011

70 Pegawai Yang Tidak Menyampaikan Laporan Bag. Adm. Pembangunan 60 Bag. Adm. Kesra 50 40 Bag. Humas dan Komunikasi Bag. Perlengkapan dan Aset Daerah Bag. Keuangan 30 60 Bag. Perekonomian dan Sda 20 10 0 0 0 19 4 0 2 0 1 Tahun 2011 10 Bag. Organisasi dan Tata Laksana Bag. Hukum dan Perundangundangan Bag. Adm. Pemerintahan dan Umum Bag. Umum dan Protokol Sumber : Data Kinerja Pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak 2011 Gambar 1. 3 Rekapitulasi Pegawai Yang Tidak Menyampaikan Laporan Per Desember 2011 Berdasarkan gambar 1.2 diatas dapat dilihat untuk bagian tertentu jumlah tidakhadiran pegawai dalam satu tahun dapat mencapai 99.31%. secara tidak langsung dapat disimpulkan walaupun untuk presensi dilakukan pengawasan setiap satu bulan sekali tetap saja masih terlihat bagian-bagian yang jumlah frekuensi kehadirannya

sangat kurang sekali. Sedangkan pada gambar 1.3 dapat dilihat untuk bagian tertentu masih saja banyak pegawai yang tidak menyelesaikan pekerjaannya disana terlihat untuk umum dan protokol sebanyak 60 orang tidak menyelesaikan tugasnya dengan baik. 3. Tidak sesuainya pelaksanaan pengawasan dengan realisasi pengawasan sehingga banyak pegawai yang mengacuhkan atau tidak menghiraukan proses pengawasan tersebut. Pengawasan untuk apel pagi dilaksanakan setiap seminggu sekali berupa laporan dan pengawasan untuk presensi dan kinerja dilaksanakan setiap sebulan sekali tetapi pada realisasinya walaupun hal tersebut dilaksanakan masih banyak pegawai pada bagian tertentu yang mangkir atau tidak masuk kerja. 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 86,53 71,43 62,86 49,39 47,35 25,31 11,4311,84 2,45 0,41 2011 Bag. Adm. Pembangunan Bag. Adm. Kesra Bag. Humas dan Komunikasi Bag. Perlengkapan dan Aset Daerah Bag. Keuangan Bag. Perekonomian dan SDA Bag. Ortala Sumber : Rekap Presensi Pegawai Sekretariat Daerah Tahun 2011 Gambar 1. 4 Rekap Absensi Pegawai Sekretariat Daerah Kab. Lebak 2011

4. Proses birokrasi dalam pemberian hukuman yang cukup panjang sehinga membangun asumsi bagi para pegawai negeri bahwa seberapapun besar kesalahan yang dilakukan tidak akan langsung menerima hukuman harus ada beberapa tahapan sehingga tidak menimbulkan efek jera pada pegawai tersebut. Salah satu proses dasar dalam kegiatan pengawasan adalah dengan menetapkan standar alat ukur atau standar kerja, standar tersebut dijadikan sebagai patokan apakah pelaksanaan pekerjaan serta hasil yang dicapai baik atau tidak serta apakah sudah mencapai target dari rencana atau belum. Standar kerja tersebut dalam kaitannya dengan kegiatan pengawasan untuk menegakkan kedisiplinan pegawai adalah berupa aturan tertulis mengenai disiplin kerja beserta sanksinya. Peraturan berfungsi untuk memberikan rambu-rambu kepada pegawai dalam mengerjakan kegiatan atau pekerjaannya, selain itu apabila pegawai melakukan tindakan penyimpangan atau melanggar peraturan yang berlaku terdapat sanksi yang lebih tegas sehingga membuat pegawai menjadi jera dan tidak melakukan kesalahan untuk kesekian kalinya. Berdasarkan fenomena yang telah dipaparkan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul Pengaruh Efektivitas PengawasanKepala Bagian terhadap Tingkat Disiplin Kerja Pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak.

1.2 Identifikasi Dan Perumusan Masalah Fokus kajian dalam penelitian kali ini adalah masalah disiplin kerja pegawai yang masih kurang pada Sekretariat Daerah Kab. Lebak. Hal tersebut dirasa penting untuk dikaji dan di analisis apa penyebabnya sehingga bisa mencapai tujuan organisasi yang efektif dan efisien. Oleh karena itu perlu adanya suatu pendekatan tertentu terhadap pegawai dalam rangka mengurangi tindakan indisipliner yang dilakukan oleh pegawai. Banyak faktor yang mempengaruhi disiplin kerja pegawai, diantaranya motivasi, kompensasi yang di bayarkan, kepemimpinan, budaya kerja, pengawasan pimpinan dan sebagainya. Berdasarkan hasil kajian data empirik terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja pegawai pada Sekretariat Daerah Kab. Lebak, di duga faktor determinan yang paling berpengaruh terhadap disiplin kerja adalah pengawasan, oleh karena itu masalah disiplin kerja dalam penelitian ini akan dikaji dalam perspektif pengawasan. Masalah yang akan di pecahkan dalam penelitian ini dirumuskan dalam pernyataan masalah (problem statement) sebagai berikut : Pengawasan yang di lakukan oleh Kepala Bagian di Sekretariat Daerah Kab. Lebak belum optimal sehingga berdampak pada rendahnya tingkat disiplin kerja pegawai. Kondisi ini harus segera ditanggulangi mengingat bila tidak, akan berpengaruh terhadap citra dari pegawai pemerintahan yang cenderung negatif.

Berdasarkan pernyataan masalah (problem statement) di atas, masalah dalam penelitian ini secara spesifik dirumuskan dalam pernyataan penelitian (research question), sebagai berikut : 1. Bagaimanakah gambaran pengawasan Kepala Bagian di Sekretariat Daerah Kab. Lebak? 2. Bagaimanakah gambaran tingkat disiplin kerja di Sekretariat Daerah Kab. Lebak? 3. Adakah pengaruh pengawasan Kepala Bagian terhadap tingkat disiplin kerja pegawai Sekretariat Daerah Kab. Lebak? 1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data guna memecahkan permasalahan mengenai pengawasan kinerja dan disiplin kerja pegawai. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimanakah pengawasan Kepala Bagian di Sekretariat Daerah Kab. Lebak. 2. Untuk memperoleh gambaran dan menganalisis tingkat disiplin kerja pegawai di Sekretariat Daerah Kab. Lebak. 3. Untuk mengetahui adakah pengaruh pengawasan Kepala Bagian terhadap tingkat disiplin kerja pegawai Sekretariat Daerah Kab. Lebak.

1.4 Kegunaan Hasil Penelitian Jika tujuan dari penelitan di atas tercapai maka penelitian ini akan menghasilkan dua macam kegunaan yaitu kegunaan teoritik dan kegunaan praktis. 1.4.1 Kegunaan Teoritik Diharapkan dari hasil penelitian ini akan dapat memberikan masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang manajemen khususnya, bidang Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM). 1.4.2 Kegunaan Praktis 1. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini berguna sebagai wahana latihan pengembangan kemampuan dalam bidang penelitian dan penerapan yang di dapat di bangku kuliah, serta menambah pengetahuan peneliti berkaitan dengan pengawasan dan disiplin kerja. 2. Bagi Sekretariat Daerah Kab. Lebak Hasil penelitian ini dapat memberi masukan kepada pimpinan kantor Badan Kepegawaian Daerah kabupaten Lebak dalam rangka pembinaan disiplin pegawai negeri sipil. Dalam hal ini berkaitan dengan mengadakan pengawasan, sehingga pegawai dapat lebih bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Serta sebagai bahan perbandingan baik pada keadaan sebelumnya maupun yang akan datang mengenai disiplin kerja pegawai di lingkungan Sekretariat Kab. Lebak.

3. Bagi Perguruan Tinggi Sebagai lembaga pendidikan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pustaka atau referensi untuk penelitian selanjutnya.