BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia, sama seperti halnya dengan semua binatang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PEMBAHASAN. A. Rangkuman Hasil Penelitian. Subjek NA, ARW, dan ITM adalah beberapa dari mahasiswa

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat dikatakan stres ketika seseorang tersebut mengalami suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan selanjutnya (Potter & Perry,

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas agar dapat dimanfaatkan dan digunakan. mempertahankan eksistensi bangsa di era yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. seberapa jauh perubahan yang terjadi, perlu adanya penilaian. Penilaian

BAB I PENDAHULUAN. Tidur adalah bagian dari ritme biologis tubuh untuk mengembalikan stamina.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini melibatkan 70 orang responden yang merupakan

No: IDENTITAS RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat berfungsi secara normal. Pada kondisi istirahat dan tidur, tubuh melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar atau pasif yang ditandai

MASYARAKAT KINI. Penuh dengan individu yg merasa letih Senantiasa berjuang utk perlombaan hidup

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sleep is a very important aspect of life (Allison, n.d., Sleep Deprivation as a Tool in Military

BAB 1 PENDAHULUAN. Tidur sangat penting untuk menjaga kesehatan fisik, mental, dan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sel-sel baru, memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak, dan memberi

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow. Dimana seseorang memiliki

Bab I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I. Pendahuluan. melakukan pekerjaan tanpa memperdulikan kesehatan. Pekerjaan. hari dan berulang ulang akan mengakibatkan insomnia yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KECENDERUNGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BAKTI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negatif timbulnya gangguan perilaku seperti gangguan tidur atau insomnia.

BAB I PENDAHULUAN. orang permasalahan sulit tidur (insomnia) sering terjadi bersamaan dengan terjaga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adli Hakama, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan berdasarkan jenis kelamin yang sangat luas di semua Negara (Anker,

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hari. Kehidupan manusia seolah tidak mengenal waktu istirahat. Dalam

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DESA TAMBAK MERANG GIRIMARTO WONOGIRI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan gizi yang dialami Indonesia saat ini, baik gizi kurang

BAB 1 PENDAHULUAN. Synder, 2004). Menurut Potter & Perry (2005) tidur merupakan waktu dimana

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mahasiswa fakultas psikologi dan kesehatan yang sedang mengambil program

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. hingga berada dalam kondisi yang optimal (Guyton & Hall, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. stimulus (Anurogo & Usman, 2014, h. 66). Epilepsi adalah kelainan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

PEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI

Tidur dan Ritme Sirkadian


LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap orang pasti pernah mengalami masalah yang menjadi tekanan di

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perguruan tinggi di Bandung sudah sangat banyak, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. dewasa normal bervariasi antara 4-10 jam sehari dan rata-rata berkisar antara

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA INSOMNIA PADA LANJUT USIA (LANSIA) DI DESA GAYAM KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LAMPIRAN A. Lembar Item Skala Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

Kisi-kisi Mid pelayanan kesehatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Persiapan yang dilakukan sebagai berikut :

LAMPIRAN. 1. Jadwal Penelitian. Desember Februari Januari Persiapan. Pelaksanaan. Penyusunan Laporan Pengiriman Laporan

BAB II LANDASAN TEORI. diri, motivasi yang kuat untuk meneruskan sesuatu usaha, kegembiraan dan

Istirahat adalah suatu keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan emosional,dan bebas dari perasaan

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kesehatan di rumah sakit sangat bervariasi baik dari segi jenis

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari stres, masalahnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan organ tubuh tidak bisa bekerja dengan maksimal,

Insomnia merupakan gangguan tidur yang memiliki berbagai penyebab. Menurut Kaplan dan Sadock (1997), insomnia adalah kesukaran dalam memulai atau

Perpustakaan Unika LAMPIRAN 67

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan untuk mendongkrak kualitas pendidikan. Inovasi ini dimulai dari

#### SELAMAT MENGERJAKAN ####

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. istirahat bagi tubuh dan jiwa, atas kemauan dan kesadaran secara utuh atau

BAB 1 PENDAHULUAN. perawat adalah salah satu yang memberikan peranan penting dalam. menjalankan tugas sebagai perawat.

BAB 6 HASIL PENELITIAN

Tidur = keadaan bawah sadar dimana orang tsb dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya

MASYARAKAT KINI. Penuh dengan individu yg merasa letih Senantiasa berjuang utk perlombaan hidup

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu ilmu tentang mengantisipasi,

PENDAHULUAN. sebagai subjek yang menuntut ilmu di perguruan tinggi dituntut untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. Skripsi merupakan istilah yang digunakan di Indonesia untuk mengilustrasikan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa awal atau muda adalah masa transisi dari remaja ke dewasa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir sepertiga masa hidup kita dihabiskan dengan tidur (Kryger, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia melakukan pekerjaan yang berbeda setiap harinya,

BAB I PENDAHULUAN. Proses menua adalah proses alami yang dialami oleh mahluk hidup. Pada lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres.

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi lansia adalah tingkatkan kesehatan. Salah satu aspek utama dari peningkatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Lanjut usia (lansia) adalah perkembangan terakhir dari siklus kehidupan.

Terapi Kognitif dan Perilaku Untuk Penderita Hipomania dan Mania

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, berbagai kebutuhanpun semakin

LAMPIRAN 1 KUESIONER FAKTOR-FAKTOR PROKRASTINASI AKADEMIK SEBELUM UJI COBA. No. Pernyataan SS S N TS STS

BAB I PENDAHULUAN. fisik yang ada di tempat kerja yaitu penerangan. berkurangnya daya efisiensi kerja, kelelahan mental, keluhan-keluhan pegal

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reni Ratna Nurul Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. berpotensi mengalami kecelakaan kerja berupa kecelakaan lalu lintas (road. jalan serta cuaca turut berperan (Bustan, 2007).

PENGANTAR. Perkenalkan nama saya Putri Ayuningtyas, mahasiswi Fakultas Psikologi

C. Penyimpangan Tidur Kaji penyimpangan tidur seperti insomnia, somnambulisme, enuresis, narkolepsi, night terrors, mendengkur, dll

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia sangat diperlukan untuk menunjang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tidak tahu kehidupan macam apa yang akan dihadapi nanti (Rini, 2008). Masa

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan aktivitas, setiap individu membutuhkan jumlah yang berbeda untuk

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai

Perpustakaan Unika LAMPIRAN KUESIONER 30

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia, sama seperti halnya dengan semua binatang membutuhkan tidur, makan, air dan oksigen untuk bertahan hidup. Untuk manusia sendiri, tidur adalah suatu indikator kesehatan secara keseluruhan dan seseorang tidak bisa dibilang sehat jika waktu tidurnya kurang. Sebagian dari manusia mengetahui bahwa mendapatkan waktu tidur yang cukup itu sangat penting. Akan tetapi, hanya sedikit orangorang yang tidur selama delapan jam sehari atau lebih. Karena kurang tidur itulah, seseorang menjadi lupa bagaimana rasanya tidur dengan waktu yang cukup atau lebih (fully rested). Berdasarkan National Sleep Foundation, dewasa awal (18-25 tahun) membutuhkan waktu tidur selama 7-9 jam per hari (National Sleep Foundation, 2010). Kekurangan tidur (kurang dari tujuh jam per hari) bisa menyebabkan masalah pada kemampuan kognitif, mood, pekerjaan, dan kualitas hidup seseorang. Jika seseorang mengalami waktu tidur yang kurang, maka orang tersebut akan mendapatkan dampak dari kekurangan tidur itu pada keesokan harinya. Ditambah lagi, jika seseorang selama enam hari berturut-turut hanya tidur selama enam jam, maka hal tersebut dapat menyebabkan permasalahan pada fungsi metabolisme dan hormon (National Sleep Foundation, 2010). 1

2 National Sleep Foundation melakukan survei dimana kelompok usia 19-29 tahun mengaku tidak pernah atau jarang tidur pulas pada hari bekerja atau sekolah dengan prosentase sekitar 51%. Mereka mengatakan bahwa lebih dari sepertiga (36%) dewasa muda usia 18-29 dilaporkan mengalami kesulitan untuk bangun pagi (dibandingkan dengan 20% ada usia 30-64 tahun dan 9% di atas usia 65 tahun). Hampir seperempat dewasa muda (22%) sering terlambat masuk kelas atau bekerja karena sulit bangun (dibandingkan dengan 11% pada pekerja usia 30-64 tahun dan 5% di atas usia 65 tahun). Sebesar 40% dewasa muda juga mengeluhkan kantuk saat bekerja sekurangnya dua hari dalam seminggu atau lebih (dibandingkan dengan 23% pada usia 30-64 tahun dan 19% di atas usia 65 tahun) (National Sleep Foundation, 2010). Terdapat sebuah penelitian dimana seseorang mencoba untuk tidur selama lima jam per malam selama empat minggu. Setelah menjalani percobaan selama empat minggu, orang tersebut mendapat dampak positif dan dampak negatif dari kurang tidur itu. Untuk dampak positifnya, orang tersebut lebih banyak mempunyai waktu ekstra untuk melakukan kegiatannya. Untuk dampak negatifnya, orang tersebut menjadi mudah mengantuk pada siang hari. Agar orang tersebut dapat tetap terjaga pada siang hari, orang tersebut sengaja untuk menyibukkan dirinya sendiri dengan melakukan berbagai kegiatan. Kurang tidur juga mengakibatkan orang tersebut ingin tidur lebih cepat pada malam

3 harinya. Pada penelitian tersebut, orang tersebut menjadwalkan pukul 22.00 adalah waktu baginya untuk tidur. Namun karena orang tersebut mentargetkan hanya tidur selama lima jam per hari untuk penelitian tersebut, pada satu jam sebelum pukul 22.00, orang tersebut merasakan kantuk yang berlebihan sehingga membuatnya ingin cepat untuk pergi tidur. Untuk mengatasi rasa kantuknya, orang tersebut mencoba untuk melakukan aktifitas kecil seperti membaca buku sampai jadwal tidurnya tiba (Pinel, 2009). Tidur selama delapan jam atau lebih per malam berhubungan dengan kesehatan dan umur panjang. Namun fenomena tersebut tidak dapat menjadi acuan di Negara Jepang. Dalam buku milik Laura King, Tamakoshi dan Ohno mencoba untuk meneliti 104.010 subjek selama 10 tahun. Mereka meneliti tentang tingkat kematian pada jumlah ratarata seseorang tidur setiap malam. Dari hasil penelitian itu dapat diketahui orang-orang yang tidur selama delapan jam bukanlah hal ideal, untuk hidup sehat seperti yang diketahui banyak orang. Kematian paling sedikit dialami oleh orang-orang yang tidur antara lima sampai delapan jam per malam. Sebaliknya, kematian paling banyak terjadi pada orang-orang yang tidur selama tujuh sampai sepuluh jam lebih per malam. Namun penelitian tersebut belum bisa menjadi kebenaran karena belum ada pemeriksaan lebih lanjut tentang tingkat kematian yang lebih banyak pada orang-orang yang tidur lebih dari delapan jam (King, 2010).

4 Di dalam buku milik Sutiyono & Nasbori (2008), Carpenter dan Graham melakukan penelitian pada seseorang yang tidur larut dan bangun lebih siang. Hasil menunjukan adanya perubahan denyut jantung. Hal ini disebabkan oleh perubahan hormon yang dihasilkan oleh otak. Maser dan Kuo juga menemukan bahwa tidur yang tidak bagus berdampak pada kemampuan motorik dan kognitif, koordinasi tangan dan mata, ketepatan dalam memperkirakan sesuatu, serta kewaspadaan dan konsentrasi. Selain itu tidur yang tidak bagus juga berpengaruh terhadap kesehatan mental seseorang (Sutiyono & Nasbori, 2008, hal. 2). Pada buku milik King (2010), Habeck mengatakan, mengurangi tidur selama 60 menit hingga 90 menit me mdiabahayakan kemampuan seseorang dalam berfungsi pada hari berikutnya. Untuk meningkatkan kemampuan seseorang secara optimal, seseorang membutuhkan waktu tidur lebih dari delapan jam. Menurut Goh, tidur yang kurang dapat menyebabkan tubuh menjadi stres dan dapat mempengaruhi kinerja otak. Selain itu, kurangnya tidur dapat menyebabkan kesiagaan dan kemampuan kognitif menurun, dan tidak dapat fokus. Kurang tidur juga berpengaruh terhadap cara mengambil keputusan yang berhubungan dengan suatu rencana yang tidak terduga, kreatifitas seseorang, revisi dari suatu rencana, dan komunikasi yang dampaktif. Kurangnya tidur juga menjadi salah satu sumber seseorang mengambil keputusan yang

5 menyimpang dari norma dan melanggar prinsip pribadinya (King, 2010). Mahasiwa adalah sekelompok orang yang mempunyai aktivitas yang cukup padat. Saat pagi hari, sebagian besar dari mahasiswa sudah harus bangun awal untuk mempersiapkan kuliah. Mahasiswa tersebut dapat mengalami kesulitan jatuh tertidur sampai larut malam dan kemungkinan terbangun di pagi buta. Adanya beban tugas juga membuat mahasiswa untuk tetap terjaga hingga larut, bahkan sampai pagi hari karena harus segera menyelesaikan tugas yang diperoleh (Sulistiyani, 2012). Kurang tidur pada mahasiswa juga dapat disebabkan karena ada gangguan tidur seperti insomnia, mimpi buruk, teror malam, narkolepsi, apnea tidur, dan lain-lain. Orang-orang yang menderita gangguan tidur mungkin tidak dapat tertangani secara cepat, sehingga membuat mereka tidak bersemangat dan merasa lelah pada kemudian harinya (King, 2010, hal. 302). Fenomena kurang tidur masih dianggap sepele oleh sebagian orang. Padahal dampak dari kurang tidur itu sendiri seringkali merugikan seperti penurunan kinerja otak, permasalahan pada mood dan pekerjaan. Kurang tidur juga menyebabkan badan menjadi tidak fit dan mudah sakit. Hal ini dikarenakan sistem imun pada tubuh berkurang akibat proses tidur yang tidak cukup.

6 Pada tanggal 2 November 2015, penulis melakukan wawancara dengan salah satu mahasiswa Universitas Katolik Soegijapranata Semarang dengan program studi Desain Komunikasi Visual (DKV) Penulis mewawancarai Y, salah satu mahasiswa jurusan DKV. Y mengatakan pada saat Y mendapatkan banyak tugas kuliah, Y biasanya tidur selama tiga sampai lima jam sehari. Berbeda ceritanya bila Y sedang tidak banyak tugas, Y akan tidur selama delapan jam atau lebih. Setelah ditelusuri lebih lanjut, awal dari Y kurang tidur adalah pada saat Y menjalankan kegiatan Pembekalan Terpadu Mahasiswa Baru (PTMB), dimana Y harus bangun pagi untuk mengikuti acara PTMB, lalu pulang malam, dan sesampainya di rumah, Y mengerjakan tugas yang didapat dari PTMB itu. Tidak hanya pada saat PTMB saja Y kurang tidur, faktor jurusan yang Y pilih juga menjadikan hal tersebut menjadi faktor tambahan Y kurang tidur. Jika Y mendapat banyak tugas untuk esok hari, maka Y tidak akan tidur pada malam harinya. Y lebih memilih untuk tidur pada siang harinya selama kurang lebih tiga sampai empat jam karena malamnya Y akan begadang sampai pagi demi menyelesaikan tugasnya. Jika Y sedang tidak banyak tugas, Y bisa tidur lima sampai tujuh jam per hari. Selama Y kurang tidur, Y mendapatkan dampak jangka panjang dari kurang tidur itu sendiri. Seperti gampang stres dan depresi, penurunan kinerja otak seperti susah mengingat informasi yang baru

7 didapat, sulit untuk berkonsentrasi, tidur disela-sela kuliah, dan tubuh menjadi cepat letih (Y, 2015). Berbeda cerita dengan S, K, dan A yang merupakan para alumni dari Univeristas Katolik Soegijapranata Semarang, S sering tidur larut malam karena mengalami insomnia. S baru bisa tertidur pada pukul satu dini hari. Padahal pagi harinya, S harus mengikuti perkuliahan. Mau tidak mau S harus rela jam tidurnya terpotong karena insomnia tersebut. Dampak jangka pendek yang S rasakan seperti mengantuk berlebihan pada saat beraktifitas, kurang fokus, dan tidak bisa berpikir cepat. S tidak menggunakan obat atau pil tidur untuk membantu S tidur cepat karena S takut obat tersebut akan memiliki dampak samping untuk kedepannya. S mencoba untuk melakukan olah raga pagi seperti jogging supaya S bisa tidur dengan cepat. S mengatakan bahwa cara ini sedikit demi sedikit bisa membantu S untuk tidur cepat sehingga S terus memelihara kebiasaan tersebut sampai sekarang (S, 2015). Sementara itu, K mengatakan saat K tidur selama dua sampai tiga jam sehari, tubuhnya akan mengalami tindihan atau anggota tubuh yang tidak bisa digerakan sama sekali. Selain tindihan, K akan merasakan gejala seperti kepala pusing, lebih cepat marah, dan badan yang kurang fit seperti menggigil (K, 2015). Lalu, A mengatakan pada saat A tidur selama empat jam per hari, A merasakan gejala kurang tidur seperti badan terasa letih, kepala

8 pusing, mengantuk saat berada di kelas, adanya perasaan malas dalam menjalani aktivitas, badmood, dan mudah marah atau merasa sedih. Alasan A sering kurang tidur antara lain membuat tugas yang mengharuskan A untuk begadang sampai tugasnya selesai. Selain itu, pekerjaan part time yang A jalankan juga membuat A tidak bisa mendapat tidur yang cukup (A, 2015). Berdasarkan penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa manusia membutuhkan tidur paling sedikit selama tujuh sampai Sembilan jam sehari. Kekurangan tidur dapat menyebabkan menurunya performa kerja, kemampuan kognitif, dan mood yang cepat berubah. Kurang tidur juga mengakibatkan rasa kantuk yang besar pada siang hari. Mahasiswa bisa mengalami kurang tidur yang disebabkan oleh tugas yang didapat pada saat kuliah dan keharusan untuk kuliah pada pagi hari. Dari keempat subjek yang penulis dapatkan, rata-rata dari mereka yang kekurangan tidur sebagian besar memiliki dampak yang sama. Seperti susah mengingat, sulit berkonsentrasi, mengantuk berlebihan pada siang hari, tidak bisa berpikir cepat, dan kepala pusing. Penulis menyimpulkan bahwa berbeda orang, berbeda juga dampak yang dirasakan apabila sama-sama kekurangan tidur. Seperti hasil di atas, peneliti menjadi tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Faktor yang Memengaruhi dan Dampak Kurang Tidur

9 Pada Mahasiswa Jurusan Arsitektur Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. B. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja faktorfaktor yang menyebabkan mahasiswa kurang tidur dan dampak apa yang diterima saat mengalami kurang tidur pada mahasiswa arsitektur Unika Soegijapranata. C. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam bidang ilmu psikologi pada aspek psikologi kesehatan yang menunjuk pada dampak dari perilaku kurang tidur. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi bagi para mahasiswa dan masyarakat luas mengenai dampak-dampak yang akan diterima apabila seseorang kurang tidur.