IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 DI SMK N 2 DEPOK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MESIN

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA PELAKSANAAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BERORIENTASI KTSP DI SMKN 2 PENGASIH

ANALISIS PERSEPSI SISWA UNTUK MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN TEKNIK LAS BUSUR MANUAL DI SMKN 1 SEDAYU

PENERAPAN TEAM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN AUTOCAD DI SMKN 1 MAGELANG

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN KEJURUAN PAKET KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SMK N 1 PURWOREJO

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN INTERAKTIF GAMBAR TEKNIK UNTUK SISWA TEKNIK PEMESINAN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN ALAT PERAGA PADA SISTEM STARTER MOBIL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK CIPTA KARYA PREMBUN

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN MODUL TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI MEMBUAT POLA DASAR DI SMK N 4 YOGYAKARTA

Wiwik Andriyani 1), Dr.H. Suratno, M.Pd 2), Rosmiati, S.Pd, M.Pd 3)

HUBUNGAN KINERJA GURU DAN FASILITAS BENGKEL PRAKTIK DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X TEKNIK PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. rinci (Nana Syaodih, 2007:287). Penelitian ini menggunakan pendekatan

PENGARUH PENGELOLAAN PERALATAN PRAKTIKUM DAN PERAN TEKNISI TERHADAP PRESTASI MEMBUBUT

Keywords: Learning Interest, Basic Gastronomy Subject.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Kaliwungu yang beralamat di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal pada

FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MEKANIKA TEKNIK DI JURUSAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 SEYEGAN

HUBUNGAN PRESTASI MEMBACA GAMBAR DAN PRAKTIK MENGGAMBAR MANUAL TERHADAP PRESTASI MATA PELAJARAN CAD

PERSEPSI SISWA KELAS VIII TERHADAP PEMBELAJARAN AKTIVITAS AIR DI SMP NEGERI 2 KLATEN

ANALISIS HAMBATAN BELAJAR TEKNOLOGI MEKANIK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA

PENGARUH REWARD DAN MINAT SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNOLOGI MEKANIK

PENGEMBANGAN VIDEO TUTORIAL UNTUK PEMBELAJARAN GAMBAR MANUFAKTUR SMK KELAS XI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PEMAHAMAN WORK PREPARATION SHEET TERHADAP HASIL BELAJAR KERJA BUBUT SISWA SMK N 2 WONOSARI

DRAPING DITINJAU JURUSAN FAKULTAS

KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MEKANIKA TEKNIK DAN ELEMEN MESIN DI SMK N 2 WONOSARI

JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 1, No 1, JULI 2014 Halaman e-issn :

IMPLEMENTASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU IPS SMP/MTs DI KECAMATAN PANDAK JURNAL SKRIPSI

HUBUNGAN CARA BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT STATIKA SISWA KELAS X KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN DI SMKN 5 PADANG

PERSEPSI GURU PEMBIMBING TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN MAHASISWA PRAKTIK KKN-PPL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DI SMK PIRI 1 YOGYAKARTA

STUDI KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA BENGKEL PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

STUDI KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA BENGKEL PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

PENGARUH KEDISIPLINAN DAN INTERAKSI SISWA DENGAN GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR PRAKTIK PENGELASAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

EVALUASI IMPLEMENTASI STANDAR PENILAIAN PADA PEMBELAJARAN BATIK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. Syaodih Sukmadinata (2009: 72) menyatakan bahwa metode penelitian deskriptif

MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PEMANGKASAN RAMBUT DASAR KOMPETENSI KEAHLIAN TATA KECANTIKAN RAMBUT SMK N 3 PAYAKUMBUH

MINAT SISWA DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI 2 TEMPEL KAB. SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. yang ada. Data yang terkumpul diwujudkan dalam bentuk angka-angka. akan menunjukkan sejauh mana dua hal saling berhubungan.

PERSEPSI SISWA KELAS X TKJ TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN IPPK DI SMK TAMANSISWA JETIS YOGYAKARTA. Oleh : Resti Kurnia Yulianti

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR AKUNTANSI

Kinerja Guru dalam... (Reni Tiana) 1

PENGARUH KEAKTIFAN DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DAN OSIS TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN KEDISIPLINAN DALAM BEKERJA TERHADAP KOMPETENSI PRAKTIK PENGELASAN SISWA

TINGKAT PEMAHAMAN AKTIVITAS RENANG PADA SISWA KELASXI SMAN 1 JOGONALAN KABUPATEN KLATEN T.A 2016/2017

STUDI KEMAMPUAN MENGENAL POLA ABCD-ABCD PADA ANAK KELOMPOK B DI TK SE-GUGUS 3 KECAMATAN KASIHAN

TINGKAT PEMAHAMAN GURU PENJASORKES PADA PELAKSANAAN EVALUASI HASIL BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SLEMAN BERDASARKAN KURIKULUM 2013

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MEKANIKA TEKNIK DAN ELEMEN MESIN KELAS X TEKNIK PEMESINAN SMK

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

PERSEPSI GURU PEMBIMBING TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN MAHASISWA PPL UNY DI SMK KOTA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN PJOK MATERI BELADIRI DI SLTA SE-KECAMATAN SRAGEN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan analisis data dan penyajian secara kuantitatif/statistik.

PERILAKU PEDULI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN SANITASI HYGIENE SISWA DI LABORATORIUM TPHP SMK NEGERI 1 PANDAK

EFEKTIVITAS PENERAPAN KURIKULUM 2013 TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK MA ARIF 1 KEBUMEN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian yang telah dilakukan meliputi

IN PRAMBANAN STATE SENIOR HIGH SCHOOL KLATEN

TANGGAPAN PESERTA DIDIK TERHADAP PEMBELAJARAN KEBUGARAN JASMANI DI KURIKULUM 2013 KELAS X SMK N 1 DEPOK SLEMAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan metode eksperimen semu (quasi eksperimen). Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Minat dan Pengetahuan Dasar Pemesinan serta satu variabel terikat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. BMT KUBE Sejahtera Sleman. Selain itu penelitian ini juga berusaha. usaha nasabah setelah adanya pembiayaan.

PENGARUH MINAT DAN PENGETAHUAN PEMESINAN TERHADAP PRESTASI CNC KELAS XI SMK NEGERI 1 PURWOREJO

PENDAHULUAN. : Puput Kartika Pratiwi (Universitas Negeri Yogyakarta)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI SOSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS IX SEMESTER I SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH OLEH

PENGARUH MOTIVASI PRAKTIK DAN KELAYAKAN FASILITAS BENGKEL PEMESINAN TERHADAP PRESTASI PRAKTIK PEMBUBUTAN

GRUP FACEBOOK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK KELAS X DI SMK KRISTEN PEDAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Deskripsi dari variabel penelitian didasarkan pada jumlah skor rata-rata jawaban

Faktor-faktor yang mempengaruhi... (Sinta Armalita) 1

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATA PELAJARAN PKN

OLEH : CHANDRA EKKI PRATAMA NPM:

PENGARUH METODE SYNERGETIC TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PENGGUNAAN ALAT UKUR PRESISI DI SMK DR SUTOMO TEMANGGUNG

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PEMANFAATAN INTERNET SEBAGAI SALAH SATU SUMBER BELAJAR SISWA DAN GURU DI JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA

LAMPIRAN III PERHITUNGAN MEAN, MEDIAN, MODUS STANDAR DEVIASI DAN DISTRIBUSIFREKUENSI

BAB III METODE PENELITIAN. kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Penelitian survei ini

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PENDIDIKAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN MENGHIAS BUSANA DI SMKN 2 GODEAN

PENGARUH JOBSHEET BERWARNA TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM PRAKTIK GAMBAR TEKNIK MESIN

EVALUASI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PRAKTIK BENGKEL DI BALAI LATIHAN PENDIDIKAN TEKNIK (BLPT) YOGYAKARTA

SILUET Jurnal Pendidikan Tata Busana Page 48

HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGI DAN PROFESIONAL GURU DENGAN KEPUASAN SISWA KELAS X SMK NASIONAL BERBAH JURUSAN TEKNIK PEMESINAN TAHUN AJARAN 2016/2017

MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS 3 JURUSAN TATA BUSANA DI SMK NEGERI 3 SUNGAI PENUH SRI DEFI MUSTIKA

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BOGA DASAR DI SMK NEGERI 1 KALASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Selatan dengan berjumlah siswa 30 orang, terdiri dari laki-laki. berjumlah 13 orang dan perempuan berjumlah 17 orang.

PENGEMBANGAN MEDIA KARTU GAMBAR PEMBELAJARAN BOLA VOLI KELAS V SEKOLAH DASAR

Pendidikan Menengah Kejuruan

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MEMBUAT GAUN BAYI DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DI SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN MORAL KERJA GURU DI SMK NEGERI 2 BUKITTINGGI

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melalui penyebaran angket adalah melakukan perhitungan menggunakan

JPTM. Volume 05 Nomor 02 Tahun 2016, 56-61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian yang telah diperoleh melalui angket, selanjutnya diolah

BAB III METODE PENELITIAN

Hubungan Antara Praktek Otomotif Dengan Kesiapan. Praktek Kerja Industri Siswa

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJARSISWA PADA MATA PELAJARAN MEMELIHARA BATERAI DI SMKN 1 WADASLINTANG

Kata Kunci : Layanan Informasi Karir, Pemilihan Karir

Oleh : Dimas Wicaksono, Universitas Negeri Yogyakarta, : Kompetensi kerja aspek keterampilan dan sikap, kesiapan kerja

HUBUNGAN LINGKUNGAN SEKOLAH, KELUARGA, DAN MASYARAKAT TERHADAP KARAKTER SISWA SMK NEGERI KELOMPOK TEKNOLOGI SE-KABUPATEN SLEMAN JURNAL SKRIPSI

STUDI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DITINJAU DARI KEGIATAN PEMBELAJARAN PADA PAKET KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN PADA SMK KOTA MALANG

Kata kunci : kesulitan, kompetensi, pembuatan desain blus. Keywords : Difficulties, competency, make a design blouse

Oleh. Komang Wahyu Sugiarsa, NIM Jurusan Pendidikan Teknik Informatika ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 WATES TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLABASKET

Abstrak. Oleh: jodhi pratama, pendidikan teknik elektronika fakultas teknik universitas negeri yogyakarta,

Transkripsi:

Implementasi Pembelajaran Kurikulum (Rolannirki Rumahorbo) 361 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KURIKULUM 213 DI SMK N 2 DEPOK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MESIN IMPLEMENTATION OF 213 LEARNING CURRICULUM AT SMK N 2 DEPOK MECHANICAL ENGINEERING PROGRAM Oleh: Rolannirki Rumahorbo, Prodi Pendidikan Teknik MesinFakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Email: rolannirki@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran Kurikulum 213 ditinjau dari empat aspek yaitu, kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, kegiatan penutup, dan evaluasi penilaian. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Objek penelitian ini adalah siswa kelas X dan XI Program Keahlian Teknik Mesin di SMK N 2 Depok. Data dikumpulkan dengan angket. Analisis data dilakukan dengan analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran termasuk dalam kategori cukup baik, dengan presentase pencapaian skor 77,26%. Empat aspek pelaksanaan menunjukkan bahwa, kegiatan pendahuluan termasuk dalam kategori baik, dengan presentase pencapaian skor 76,67%, kegiatan inti termasuk dalam kategori cukup baik, dengan presentase pencapaian skor 77,28%, kegiatan penutup termasuk dalam kategori cukup baik, dengan presentase pencapaian skor 77,71%, dan evaluasi penilaian termasuk dalam kategori cukup baik, dengan presentase pencapaian skor 77,71%. Kata kunci: implementasi pembelajaran, kurikulum 213, Teknik mesin Abstract The purpose of this research is to study the implementation of the 213 learning curriculum in terms of four aspects, namely initiating activity, main activity, concluding activity, and evaluation. This research is a descriptive research with quantitative approach. The object of this research are the students of class X and XI of Mechanical Engineering Program at SMK N 2 Depok. The data were collected using questionnaire and were analyzed using descriptive statistical analysis. The results of the research show that the learning implementation is in the category of satisfactory, with a percentage of 77.26%. Four aspects of the implementation show that for initiating activity is in the category of good (scoring 76.67%), for the main activity is in the category of good (scoring 77.28%), concludin activity is in the category of good (scoring 77.71%), and evaluation is in the category of good (scoring 77.71%). Keywords: learning implementation, 213 curriculum, mechanical engineering PENDAHULUAN Menurut UU No. 2 Tahun 23, kurikulum adalah seperangkat rencana dan penagaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu Kurikulum SMK yang sedang digunakan saat ini adalah Kurikulum 213 pengembangan dari kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum 26 atau yang disebut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum 213 mengundang berbagai pendapat dari berbagai belah pihak. Pihak yang kurang sependapat dengan perubahan kurikulum tersebut mengggap perubahan terkesan terlalu tergesa-gesa. Evaluasi penerapan kurikulum KTSP penting lebih dahulu dilakukan agar dapat menjadi panduan menyusun serta implementasi kurikulum baru. Fakta di sekolah menunjukan banyak guru yang belum sepenuhnya mengimplementasikan KTSP sehingga siswa belum mengerti sepenuhnya mengenai kurikulum KTSP, namun sekarang harus mengimplementasikan pembelajaran Kurikulum 213 yang memiliki prinsip mengintegrasi banyak materi. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan ditemukan banyak guru yang belum mengenal mengenai pembelajaran kurikulum baru. Sebagian besar guru mengetahui perubahan pembelajaran kurikulum justru dari

362 E-Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Volume 3, Nomor 5, Tahun 215 media masa atau media online. Kurangnya keterlibatan guru dalam sosialisasi model pembelajaran Kurikulum 213 membuat berbagai pihak menganggap implementasi pembelajaran Kurikulum 213 tidak akan berjalan mulus. Disisi lain, pihak yang mendukung perubahan model pembelajaran kurikulum menganggap perubahan tersebut perlu guna memenuhi tantangan perkembangan zaman dan teknologi. Bila kurikulum tidak diubah, lulusan yang dihasilkan adalah lulusan usang yang tidak terserap di dunia kerja (Kemendikbud 212). Berdasarkan hasil uji publik yang dilakukan 29 November - Desember 212 menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyetujui implementasi kurikulum 213. Sebanyak 71 % responden menunjukan setuju terhadap justifikasi dan SKL kurikulum 213. Selain itu sebanyak 81 % responden menyetujui mengenai penyiapan guru dalam implementasi pembelajaran kurikulum 213 (Kemendikbud 212). Kurikulum 213 diterapkan pada sekolahsekolah di Indonesia pada pertengahan Juli 213. Sebagian SMK di Yogyakarta telah menerapkannya, salah satunya diterapkan pada SMK N 2 Depok program keahlian teknik pemesinan. Akan tetapi dalam pelaksanaannya baru diterapkan pada semester awal di tahun 214 pada kelas X dan kelas XI. Terkait dengan pelaksanaan Kurikulum 213 pada mata pelajaran produktif maupun normatif paket keahlian teknik pemesinan adalah pelaksanaan pembelajaran yang juga menjadi aspek terpenting bagi siswa dalam meningkatkan dan menguasai kemampuan siswa. Menurut Oemar Hamalik (213:57), Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Seperti yang dikemukakan Sanjaya (28) bahwa kurikulum dan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Jika dilihat dari konsep dan strategi pembelajaran dalam kurikulum 213 SMK. Peranan guru SMK sangatlah penting dalam menerapkan pembelajaran yang mengaktifkan siswa, baik pada mata pelajaran kelompok produktif maupun mata pelajaran kelompok normatif. Bagaimana cara/metode pembelajaran yang diterapkan guru akan berdampak pada tingkat pemahaman siswa, apakah siswa akan mudah menerima materimateri pelajaran, sehingga dapat mengaplikasikan secara langsung dalam kehidupannya? Ataukah siswa akan bosan dan lambat menerima materimateri pelajaran yang diajarkan? Ketrampilan dan kreatifitas guru sangatlah diperlukan dalam pelasanaan metode pembelajaran yang tepat. Pelaksanaan pembelajaran merupakaan hal penting guna mengukur keberhasilan suatu proses pembelajaran. Karena sebaik apapun kurikulum yang dibuat, jika guru tidak melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang ada dengan baik, maka kurikulum tersebut tidak akan berjalan dengan baik, sebab kurikulum dan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak terpisahkan, meski berada pada posisi yang berbeda. Tanpa kurikulum sebagai rencana, maka pembelajaran atau pengajaran tidak akan efektif, demikian juga sebaliknya tanpa pembelajaran dan pengajaran sebagai implementasi sebuah rencana, maka kurikulum tidak akan memiliki arti apa-apa. Selain itu di dalam kurikulum mencakup komponen-komponen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Seperti komponen tujuan, pengalaman belajar, strategi pencapaian tujuan, dan evaluasi. Hal ini lah komponen penting yang dibutuhkan dalam pengajaran pada proses pembelajran, agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu, pertanyaannya adalah Bagaimana pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan di lapangan apakah sudah sesuai dengan karateristik pembelajaran Kurikulum 213? Dalam penelitian ini, penulis membahas pada pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran kelompok produktif maupun mata pelajaran kelompok normatif Program Keahlian Teknik Pemesinan di SMKN 2 Depok. Berdasarkan wawancara awal peneliti dengan salah satu guru di SMKN 2 Depok, pelaksanaan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan pemahaman guru terhadap Kurikulum 213.

Implementasi Pembelajaran Kurikulum (Rolannirki Rumahorbo) 363 Keberhasilan melaksanakan kegiatan pembelajaran akan bergantung pada guru dan siswa sebagai pelaku utama dalam kegiatan pembelajaran. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu suatu bentuk penelitian yang paling dasar yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia (Sukmadinata, 21:72). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 212: 7). Waktu dan Tempat Penelitian Penlitian ini dilaksanakan di SMK N 2 Depok yang beralamat di Mrican, Caturtunggal, Depok, Sleman mulai tanggal 18 Maret 215 sampai dengan tanggal Mei 215. Target/Subjek Penelitian Subjek penelitian penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X dan XI Program Keahlian Teknik Pemesinan tahun ajaran 214/215 sebanyak 118 siswa dengan terdiri 2 kelas di setiap tingkatannya. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Proportionate Stratified Random Sampling, yaitu teknik pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara proposional dengan memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 213:82). Penentuan ukuran sampel menggunakan rumus dari Issac dan Michael dengan taraf kesalahan 5%, dan didapat jumlah sampel sebesar 96 siswa. Prosedur Prosedur penelitian yang dilakukan meliputi persiapan penelitian, yaitu; 1) melaksanakan observasi awal, 2) menentukan subjek penelitian dan sampel penelitian, 3) menyusun isntrumen, dan 4) memvalidasi instrumen penelitian. Peneliti membagikan kuesioner kepada siswa yang menjadi sampel penlitian dan pengambilan kesimpulan berdasarkan hasil penelitian secara deskriptif dari analisis data hasil kuesioner Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini menggunakan data kuantitatif atau angka. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan satu cara berupa angket yang dibagikan keapada siswa-siswi. Teknik Analisis Data Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya (Sugiyono, 27). Data penelitian yang diperoleh selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan histogram. Alat analisis yang digunakan terdiri dari Tendensi Sentral yaitu ; mean (ratarata), median (nilai tengah), modus, dan Standar deviasi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data penelitian ini berupa satu variabel yang terdiri dari empat aspek, yaitu variabel pelaksanaan, terdiri atas; 1) kegiatan pendahuluan, 2) kegiatan inti, 3) kegiatan penutup, dan 4) evaluasi penilaian. Pelaksanaan Pembelajaran Berdasarkan data terhadap pelaksanaan pembelajaran sebanyak 96, diperoleh skor tertinggi sebesar 294 dan skor terendah 196.

Frekeunsi 364 E-Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Volume 3, Nomor 5, Tahun 215 Harga mean (M) 234,86, median (Me) 235,5, modus (Mo) 226, standar deviasi (SD) 19,14, rerata kriteria (Mi) sebesar 245, dan simpangan baku kriteria (SDi) sebesar 16,33. Penyebaran data variabel pelaksanaan pembelajaran dapat disajikan kedalam daftar distribusi frekuensi pada Gambar 1. 3 2 15 1 5 8 15 23 26 16 6 1 1 Dari Tabel 1 terlihat bahwa frekuensi tertinggi dalam distribusi kecenderungan skor pelaksanaan pembelajaran pada kategori cukup baik yaitu sejumlah 29 siswa. Kegiatan Pendahuluan Berdasarkan data terhadap kegiatan pendahuluan sebanyak 96, diperoleh skor tertinggi sebesar 28 dan skor terendah 13. Harga mean (M) 21,46, median (Me) 21, modus (Mo) 21, standar deviasi (SD) 2,42, rerata kriteria (Mi) sebesar 2,5, dan simpangan baku kriteria (SDi) sebesar 2,5. Penyebaran data sub variabel kegiatan pendahuluan dapat disajikan kedalam daftar distribusi frekuensi pada Gambar 2. 196-28 29-221 222-234 235-247 248-26 261-273 274-287 - 286 299 kelas interval 35 31 Gambar 1. Distribusi Variabel Pelaksanaan Pembelajaran 3 24 Dari Gambar 1 dapat disimpulkan bahwa frekuensi tertinggi skor variabel untuk pelaksanaan pembelajaran pada nilai 235-247 dengan jumlah 26 siswa. Untuk dapat mengklasifikasikan kategori kecenderungan skor variabel, maka ditentukan dengan distribusi kecenderungan menjadi lima kategori dan tampak dalam Tabel 1. 2 15 1 5 1 13-14 15-16 7 17-18 19-2 21-22 kelas interval 23-24 6-26 2 27-28 Tabel 1. Distribusi Kecenderungan Skor Variabel Pelaksanaan Pembelajaran No Rentang Skor Kategori 1 269,5 (F) F (%) 2 2% 2 3,167 s/d 269,33 15 16% 3 236,99 s/d 3,3 4 22,66 s/d 236,83 5 22,5 Cukup Tidak Tidak 29 3% 27 28% 23 24% Gambar 2. Distribusi Sub Variabel Kegiatan Pendahuluan Dari Gambar 2 dapat disimpulkan bahwa frekuensi tertinggi skor variabel untuk kegiatan pendahuluan pada nilai 21-22 dengan jumlah 31 siswa. Untuk dapat mengklasifikasikan kategori kecenderungan skor variabel, maka ditentukan dengan distribusi kecenderungan menjadi lima kategori dan tampak dalam Tabel 2.

frekuensi Implementasi Pembelajaran Kurikulum (Rolannirki Rumahorbo) 365 Tabel 2. Distribusi Kecenderungan Skor Variabel Kegiatan Pendahuluan No Rentang Skor Kategori Dari Tabel 2 terlihat bahwa frekuensi tertinggi dalam distribusi kecenderungan skor kegiatan pendauluan pada kategori baik yaitu sejumlah 37 siswa. Kegiatan Inti 2 15 1 5 7 11-17 13 18-114 19 115-121 22 23 122-128 129-135 kelas interval 7 136-142 (F) Berdasarkan data terhadap kegiatan inti sebanyak 96, diperoleh skor tertinggi sebesar 115 dan skor terendah 11. Harga mean (M) 123,64, median (Me) 124, modus (Mo) 111, standar deviasi (SD) 1,93, rerata kriteria (Mi) sebesar 128, dan simpangan baku kriteria (SDi) sebesar 9. Penyebaran data variabel kegiatan inti dapat disajikan kedalam daftar distribusi frekuensi pada Gambar 3. 4 1 143-15 - 149 156 Gambar 3. Distribusi Sub Variabel Kegiatan Inti F (%) 1 24, 8 8% 2 3 4 21,75 s/d 24,2 19,275 s/d 21,73 16,775 s/d 19, 5 16,75 37 39% Cukup 28 29% Tidak 22 23% Tidak 1 1% Dari Gambar 3 dapat disimpulkan bahwa frekuensi tertinggi skor variabel untuk kegiatan inti pada nilai 129-135 dengan jumlah 23 siswa. Untuk dapat mengklasifikasikan kategori kecenderungan skor variabel, maka ditentukan dengan distribusi kecenderungan menjadi lima kategori dan tampak dalam Tabel 3. Tabel 3. Distribusi Kecenderungan Skor Variabel Kegiatan Inti No Rentang Skor Kategori F (F) (%) 1 42 16 17% 2 38,67 s/d 41,97 17 18% 3 35,37 s/d 39,12 Cukup 31 32% 4 32,3 s/d 35,33 Tidak 26 27% 5 32 Tidak 6 6% Dari Tabel 3 terlihat bahwa frekuensi tertinggi dalam distribusi kecenderungan skor kegiatan inti pada kategori cukup baik yaitu sejumlah 29 siswa. Kegiatan Penutup Berdasarkan data terhadap kegiatan penutup sebanyak 96, diperoleh skor tertinggi sebesar 47 dan skor terendah 27. Harga mean (M) 37, median (Me) 37, modus (Mo) 34, standar deviasi (SD) 3,7, rerata kriteria (Mi) sebesar 37, dan simpangan baku kriteria (SDi) sebesar 3,33. Penyebaran data sub variabel kegiatan penutup dapat disajikan kedalam daftar distribusi frekuensi pada Gambar 4. 35 3 2 15 1 5 1 27-29 6 3-32 33-35 31 36-38 17 39-41 kelas interval 13 42-44 3 45-47 48-5 Gambar 4. Distribusi Sub Variabel Kegiatan Penutup Dari Gambar 4 dapat disimpulkan bahwa frekuensi tertinggi skor variabel untuk kegiatan penutup pada nilai 36-38 dengan jumlah 31

frekuensi 366 E-Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Volume 3, Nomor 5, Tahun 215 siswa. Untuk dapat mengklasifikasikan kategori kecenderungan skor variabel, maka ditentukan dengan distribusi kecenderungan menjadi lima kategori dan tampak dalam Tabel 4. Tabel 4. Distribusi Kecenderungan Skor Variabel Pelaksanaan Pembelajaran No Rentang Skor Kategori Dari Tabel 4 terlihat bahwa frekuensi tertinggi dalam distribusi kecenderungan skor sub varibel kegiatan penutup pada kategori cukup baik yaitu sejumlah 31 siswa. Evaluasi Penilaian Berdasarkan data terhadap evaluasi penilaian sebanyak 96, diperoleh skor tertinggi sebesar 65 dan skor terendah 37. Harga mean (M) 52,48, median (Me) 52, modus (Mo) 51, standar deviasi (SD) 5,11, rerata kriteria (Mi) sebesar 51, dan simpangan baku kriteria (SDi) sebesar 4,67. Penyebaran data variabel pelaksanaan pembelajaran dapat disajikan kedalam daftar distribusi frekuensi pada Gambar 5. 4 3 2 1 1 1 37-4 41-44 18 45-48 Gambar 5. Distribusi Variabel Evaluasi Penilaian Dari Gambar 5 dapat disimpulkan bahwa frekuensi tertinggi skor sub variabel untuk 34 49-52 22 53-56 kelas interval 16 57-6 (F) 2 2 61-64 65-68 F (%) 1 141,5 5 5% 2 132,5 s/d 141,41 16 17% 3 123,59 s/d 132,41 Cukup 29 3% 4 114,59 s/d 123,5 Tidak 26 27% 5 114,5 Tidak 2 21% evaluasi penialain pada nilai 49-52 dengan jumlah 34 siswa. Untuk dapat mengklasifikasikan kategori kecenderungan skor variabel, maka ditentukan dengan distribusi kecenderungan menjadi lima kategori dan tampak dalam Tabel 5. Tabel 5. Distribusi Kecenderungan Skor Variabel Evluasi Penilaian No Rentang Skor Kategori 1 58 (F) F (%) 18 19% 2 53,33 s/d 57,97 19 2% 3 48,71 s/d 53,287 Cukup 39 41% 4 44,47 s/d 48,67 Tidak 18 19% 5 44 Tidak 2 2% Dari Tabel 5 terlihat bahwa frekuensi tertinggi dalam distribusi kecenderungan skor evaluasi penilaian pada kategori cukup baik yaitu sejumlah 39 siswa. Implementasi Pelasanaan Pembelajaran Kurikulum 213 Berdasarkan hasil penelitian pelakasanaan pembelajaran menunjukan dalam kategori cukup baik. Pelaksanaan proses pembelajaran secara keseluruhan pada kategori sangat baik sebanyak 2%, kategori baik sebanyak 16 %, kategori cukup baik sebanyak 3%, kategori tidak baik sebanyak 28%, dan kategori sangat tidak baik sebanyak 24%. Dari uraian tersebut didapatkan gambaran pelaksanaan pembelajaran implementasi pembelajaran kurikulum 213 cukup berhasil. Secara keseluruhan pelaksanaan pembelajaran kulikulum 213 masih banyak dibawah kategori cukup baik dikarenakan presentase kegiatan dalam pelaksanaan pembelajaran yang masih banyak dibawah presentase rata-rata keseluruhan kegiatan pelaksanaan pembelajaran. Hal ini disebabkan karena banyaknya guru yang masih menerapkan metode belajar mengajar kurikulum lama atau KTSP dan banyak guru yang masih kurang paham tetang bagaimana pelaksanaan

Implementasi Pembelajaran Kurikulum (Rolannirki Rumahorbo) 367 pembelajaran yang sesuai menurut kurikulum 213. Komponen-komponen yang harus dicapai dalam pembelajaran tidak dipenuhi bahkan tidak terlaksana. Akan tetapi tidak hanya guru yang menjadi penyebab kecenderungan pelaksanaan kurikulum 213 hanya dalam taraf cukup baik melainkan siswa juga ikut ambil bagian dalam berhasilnya pelaksanaan kurikulum 213 karena bila gurunya sudah baik tapi siswanya tidak baik juga sama saja, pelaksanaan kurikulum 213 tidak dapat berjalan dengan baik. Implementasi Pelasanaan Kurikulum 213 dalam Kegiatan Inti Hasil penelitian menyatakan kegiatan pendahuluan termasuk dalam kategori baik. Hasil penelitian kegiatan pendahuluan pada kategori sangat baik sebanyak 8%, kategori baik sebanyak 39%, kategori cukup baik sebanyak 29%, kategori tidak baik sebanyak 23%, dan kategori sangat tidak baik sebanyak 1%. Kegiatan pendahuluan masih tergolong dalam kategori baik, hal ini disebabkan presentase indikator kegiatan penadahuluan dari tujuh indikator terdapat empat indakator tergolong dalam presentase diatas rata-rata presentase kegiatan pendahuluan, sedangkan tiga diantaranya masih dibawah rata-rata pelaksanaan kegiatan pendahluan. Adapun pelaksanaan kegiatan dalam presentase tertinggi adalah kegiatan guru menjelaskan pokok-pokok pelajaran yang akan dipelajari. Sedangkan presentase pelaksanaan kegiatan paling rendah adalah kegiatan guru menggunakan materi belajar yang menarik dan disukai siswa. Akibatnya dari guru menggunakan materi belajar yang menarik dan disukai siswa rendah adalah siswa kurang antusias untuk meperhatikan materi yang disampaikan oleh guru saat proses belajar mengajar berlangsung. Kurangnya memperhatikan minat peserta didik dan mengemukakan ide yang bertentangan dengan tujuan untuk memotivasi peserta didik disertai gaya mengajar yang kurang menarik dan pola interaksi yang tidak bervariasi masih mendominasi sebagian guru dalam mebuka pelajaran. Selain itu, sikap guru yang penuh kehangatan dan antusias memudahkan terjadinya komunikasi dengan peserta didik serta mengungkapkan hal-hal yang menimbulkan rasa keingintahuan peserta didik mampu membuat ketertarikan dan memotivasi peserta didik. Implementasi Pelasanaan Kurikulum 213 dalam Kegiatan Inti Hasil penelitian menyatakan kegiatan inti termasuk dalam kategori cukup baik. Hasil penelitian kegiatan inti keseluruhan pada kategori sangat baik sebanyak 5%, kategori baik sebanyak 17%, kategori cukup baik sebanyak 29%, kategori tidak baik sebanyak 27%, dan kategori sangat tidak baik sebanyak 21%. Presentase kegiatan inti termasuk dalam kategori dibawah cukup baik masih tergolong tinggi dikarenakan presentase pelaksanaan kegiatan dari 4 pelaksanakan kegiatan, 23 pelaksanaan kegiatan masih dibawah rata-rata presentase pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan presentase dalam kegiatan inti. Sedangkan 17 pelaksanaan kegiatan lainnya sudah diatas rata-rata presentase pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan presentase dalam kegiatan inti. Selain itu kegiatan inti lainnya seperti kegiatan pembelajaran dengan metode scientific yaitu pembelajaran yang mendorong siswa lebih mampu dalam mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data, mengasosiasi/menalar, dan mengkomunikasikan secara rata-rata sudah berjalan dengan baik menurut persepsi siswa dalam kegiatan inti proses pembelajaran. Implementasi Pelasanaan Kurikulum 213 dalam Kegiatan Penutup Hasil penelitian kegiatan penutup termasuk dalam kategori cukup baik. Hasil penelitian kegiatan penutup secara keseluruhan menurut persepsi siswa dalam kategori sangat baik sebanyak 17%, kategori baik sebanyak 18%, kategori cukup baik sebanyak 32%, kategori tidak baik sebanyak 27%, dan kategori sangat tidak baik sebanyak 6%. Presentase kegiatan penutup

368 E-Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Volume 3, Nomor 5, Tahun 215 yang termasuk kategori dibawah cukup baik masih cukup tinggi dikarenakan presentase pelaksanaan kegiatan penutup dari dua belas kegiatan enam diantaranya dalam kategori dibawah rata-rata presentase kegiatan penutup secara keseluruhan. Sedangkan enam lainnya diatas rata-rata presentase keseluruhan pelaksanaan kegiatan penutup. Walupun sama-sama antara banyaknya jumlah presentase dibawah rata-rata kegiatan penutup dengan banyaknya presentase diatas ratarata kegiatan penutup akan tetapi jumlah presentase yang dibawah rata-rata kegiatan penutup lebih kecil dibanding jumlah yang diatas rata-tara kegiatan penutup. Implementasi Pelasanaan Kurikulum 213 dalam Evaluasi Penilaian Hasil penelitian menyatakan evaluasi penilaian termasuk dalam kategori cukup baik. Hasil penelitian tentang evaluasi penilaian keseluruhan pada kategori sangat baik sebanyak 19%, kategori baik sebanyak 2 %, kategori cukup baik sebanyak 41%, kategori tidak baik sebanyak 19%, dan kategori sangat tidak baik sebanyak 2%. Presentase evaluasi penilaian masih tergolong dalam kategori cukup baik, hal ini dikarenakan dari 17 pelaksanaan kegiatan dalam evaluasi penilaian 1 pelaksanaan kegiatan diantaranya dalam kategori dibawah rata-rata presentase kegiatan secara keseluruhan dalam evalausi penialaian. Sedangkan 7 lainnya diatas rata-rata presentase secara keseluruhan kegiatan dalam evaluasi penilaian. Penyebab banyaknya kegiatan dalam kategori dibawah rata-rata presentase secara keseluruhan kegiatan dalam evalausi penilaian adalah masih banyak guru yang tidak melaksanakan penilaian menurut standar evaluasi penilaian dalam kurikulum 213. Banyak guru yang masih menerapkan penilaian menggunakan metode lama atau ktsp. Sekian banyak evaluasi penilain menurut standar penilain pendidikan kurikulum 213 hanya sebagian saja yang dilaksanakan oleh sebagian banyak guru. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Pelaksanaan pembelajaran termasuk dalam kategori cukup baik, dengan presentase pencapaian skor 77,26%. Empat aspek pelaksanaan pembelajaran adalah; 1. Pembelajaran kegiatan pendahuluan termasuk dalam kategori baik, dengan presentase pencapaian skor 76,67%. 2. Pembelajaran kegiatan inti termasuk dalam kategori cukup baik, dengan presentase pencapaian skor 77,28%. 3. Pembelajaran kegiatan penutup termasuk dalam kategori cukup baik, dengan presentase pencapaian skor 77,71%. 4. Pembelajaran evaluasi penilaian termasuk dalam kategori cukup baik, dengan presentase pencapaian skor 77,71%. Saran 1. Kegiatan pendahuluan, materi belajar yang digunakan guru harus lebih mewujudkan suasana belajar sesuai dengan keinginan siswa, menggunakan materi belajar yang menarik dan disukai siswa, dan tidak membuat siswa merasa bosan. Selain itu penyampaian materi belajar lebih diperjelas lagi. 2. Kegiatan Inti, siswa harus lebih giat lagi dalam belajar di rumah, paling tidak belajar sehari sebelum materi pelajaran tersebut dipelajari dan guru harus lebih banyak menggunakan berbagai macam cara pembelajaran yang membuat siswa tertarik dalam melaksanakan pembelajaran dan mewujudkan suasana belajar sesuai dengan keinginan siswa. 3. Kegiatan penutup, guru harus mengadakan penilain harian lebih diperbanyak dalam pelaksanaan pembelajaran karena merupakan salah satu penentuan nilai siswa dan guru diakhir pertemuan harus tidak lupa untuk menyampaikan simpulan materi belajar yang sedang dipelajari. 4. Evaluasi penilain, dalam melakasanakan penilaian diri yaitu memberikan siswa daftar cek penilain diri setelah kegiatan belajar selesai maupun memberikan kesempatan siswa

untuk menilai kemampuan yang dimilikinya lebih diperbanyak lagi dan guru harus lebih diperbanyak dalam meberikan tugas secara tertulis berupa laporan maupun menulis karangan siswa. Implementasi Pembelajaran Kurikulum (Rolannirki Rumahorbo) 369 DAFTAR PUSTAKA Oemar Hamalik. (213). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Kemendikbud. (212). Bahan Uji Publik Kurikulum 213. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Nana Syaodih Sukmadinata. (21). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sugiyono. (27). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kualitatif, Kuantitif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (212). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kualitatif, Kuantitif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (213). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kualitatif, Kuantitif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. Undang-Undang Dasar No. 2 Tahun 23 Pasal 1 Ayat (19) tentang Sistem Pendidkan Nasional. Wina Sanjaya. (28). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media.

37 E-Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Volume 3, Nomor 5, Tahun 215