HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN PERILAKU AMAN PEKERJA BAGIAN PRODUKSI DI PT ANEKA ADHILOGAM KARYA, CEPER, KLATEN

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN PERILAKU AMAN PEKERJA BAGIAN PRODUKSI DI PT ANEKA ADHILOGAM KARYA, CEPER, KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) memperkirakan setiap 15 detik

HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN

PERILAKU TIDAK AMAN (UNSAFE BEHAVIOUR) PADA PEKERJA DI UNIT MATERIAL PT. SANGO CERAMICS INDONESIA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. kesusilaan dan perlakuan yang sesuai harkat dan martabat manusia serta nilainilai

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. tepat akan dapat merugikan manusia itu sendiri. Penggunaan Teknologi

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA DI PT ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA DI UNIT KERJA PRODUKSI PENGECORAN LOGAM

PENERAPAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERILAKU SELAMAT DAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK GULA TASIKMADU KARANGANYAR

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan.

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : DESI RATNASARI J

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PETUGAS SAMPAH DI KELURAHAN SUMBER KOTA SURAKARTA

HUBUNGAN INTENSITAS PENCAHAYAAN DAN LAMA PAPARAN LAYAR MONITOR KOMPUTER DENGAN KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN BAA BAU DAN IT UMS

PENDAHULUAN Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko

Skripsi ini Disusun guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah. Disusun Oleh : DESI RATNASARI J

Fakultas Kesehatan Masyarakat*, Universitas Sam Ratulangi*

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Intensitas Kebisingan, Kelelahan Kerja, Tenaga Kerja Ground Handling

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA PEKERJA BAGIAN RING SPINNING

PENGARUH PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN LAMA KERJA DENGAN PENYAKIT DERMATITIS DI KAMPUNG KRAJAN KELURAHAN MOJOSONGO KECAMATAN JEBRES SURAKARTA

ABSTRAK. Simpulan : Ada hubungan pengetahuan APD masker dengan kedisiplinan penggunaannya. Kata Kunci : Pengetahuan APD, Kedisiplinan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER

HUBUNGAN ANTARA KELELAHAN KERJA DENGAN STRES KERJA KARYAWAN UNIT FILLING PT. INDO ACIDATAMA Tbk. KEMIRI, KEBAKKRAMAT, KARANGANYAR

Pengetahuan dan Sikap Pekerja dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Industri Informal Pengelasan di Desa Singajaya, Indramayu

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA DI UNIT KERJA PRODUKSI PENGECORAN LOGAM

Keywords: PPE; knowledge; attitude; comfort

BAB IV HASIL telah berubah lagi menjadi PT. Indo Acidatama Tbk. Indonesia di bawah supervisi dari Krup Industri Teknik GMBH Jerman Barat

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan traumatic injury. Secara keilmuan, keselamatan dan

HUBUNGAN TEKANAN PANAS DAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA WEAVING PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DAN MASA KERJA DENGAN STRES KERJA PEKERJA DI BAGIAN WINDING PT. BMSTI SRAGEN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN PT KUNANGGO JANTAN KOTA PADANG TAHUN 2016

RUHYANDI DAN EVI CANDRA

HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN PERILAKU AMAN PADA KARYAWAN BAGIAN MEKANIK PT. INDO ACIDATAMA Tbk, KEMIRI, KEBAKKRAMAT, KARANGANYAR

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PRAKTIK TENTANG STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE

Unnes Journal of Public Health

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : KHOIRUL MUNTIANA J

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SAFETY DRIVING PADA SUPIR BUS TRAYEK MANADO AMURANG DI TERMINAL MALALAYANG

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN SOSIAL DENGAN PERILAKU MEROKOK SISWA LAKI-LAKI DI SMA X KABUPATEN KUDUS

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAAN APD DENGAN KEPATUHAN PEMAKAIAN APD PEKERJA BAGIAN WEAVING PT ISKANDARTEX INDAH PRINTING TEXTILE SKRIPSI

SKRIPSI. Oleh Raditya Wahyu Hapsari NIM

The Relations of Knowledge and The Adherence to Use PPE in Medical Service Employees in PKU Muhammadiyah Gamping Hospital.

BAB III METODE PENELITIAN

Moch. Fatkhun Nizar Hartati Tuna Ningsih Dewi Sumaningrum Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Kata kunci: intensitas pencahayaan, usia, kelelahan mata, lux meter, flicker fusion

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

GAMBARAN BEBAN KERJA BERDASARKAN DENYUT JANTUNG PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT (TKBM) PELABUHAN SAMUDERA BITUNG.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bagian penting dalam proses produksi (Ramli, 2009). kematian sebanyak 2,2 juta serta kerugian finansial 1,25 Triliun USD.

HUBUNGAN PELAYANAN PASIEN DENGAN KOMITMEN PERAWAT TERHADAP PELAKSANAAN K3 DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAANNYA PADA PEKERJA BAGIAN WEAVING PT. TYFOUNTEX INDONESIA, SUKOHARJO

HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA PEMBUATAN BATU BATA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. KataKunci: Pengetahuan, sikap, penggunaan APD, petani pengguna pestisida.

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KARYAWAN TERHADAP PENERAPAN PROGRAM K3 DENGAN KOMITMEN KARYAWAN DI PT. PLN (PERSERO) AREA SURAKARTA TAHUN 2017

SKRIPSI. oleh Dita Dityas Hariyanto NIM

Unnes Journal of Public Health

PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP PENURUNAN DAYA DENGAR PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI DESA BANGUN ASRI KARANG MALANG SRAGEN

kejadian yang mengganggu proses kerja? (Jika tidak pernah lanjut ke pertanyaan C) 5. Apabila pernah, jenis kejadian apa yang anda alami?

HUBUNGAN KUALITAS KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PETUGAS DI PUSKESMAS TAMALANREA MAKASSAR

: Minor injury, knowledge, attitude, obedience, fatigue, PPE

HUBUNGAN POSTUR KERJA TIDAK ERGONOMIS DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN DENGAN MUSCOLOSKELETAL DISORDERS

TUGAS AKHIR. Oleh : Anto Maryadi R

Kata Kunci: pengetahuan, pendapatan, minyak jelantah

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PAPARAN DEBU DENGAN GANGGUAN FAAL PARU DI INDUSTRI PAKAN TERNAK PT.CHAROEN POKPHAND INDONESIA SEMARANG SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU TIDAK AMAN PADA PEKERJA DI DEPARTEMEN PRODUKSI PT. X

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA DIREKTORAT PENDIDIKAN Tim Pengembangan Jurnal Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya

SKRIPSI PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN PENGAWASAN TERHADAP PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. MIDAS MULTI INDUSTRY MEDAN OLEH

ABSTRACT

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS MANUAL HANDLING DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA PEMBUATAN BATU BATA

* Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNAAN MASKER DENGAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA MEBEL DI KELURAHAN HARAPAN JAYA, BANDAR LAMPUNG

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Keywords : Noise Intensity, Hearing Threshold Values, Ground Handling Labor

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta

KELELAHAN OTOT TANGAN PADA TENAGA KERJA ANGKUT DI GUDANG LOGISTIK SUB DIVRE BULOG KOTA MAKASSAR

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

BAB I PENDAHULUAN. dengan pekerjaan manual handling. Suatu hal yang sangat beralasan,

HUBUNGAN ANTARA KELEBIHAN BERAT BADAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA PEREMPUAN PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEKSTILE SURAKARTA SKRIPSI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

PENGARUH INTENSITAS PENERANGAN TERHADAP KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PELINTINGAN MANUAL DI PT. DJITOE INONESIA TOBAKO

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

SKRIPSI HUBUNGAN TEMPERATUR DAN KEBISINGAN DENGAN KELELAHAN SUBJEKTIF INDIVIDU DI PT X JAKARTA

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kerja. 3 K3 di tempat kerja harus dikelola dengan aspek lainnya seperti

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MEROKOK DENGAN PROFIL TEKANAN DARAH. di RT 03 RW1 Dusun Semambu Desa Paringan Jenangan Ponorogo

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat analitik dengan rancangan cross sectional untuk. peleburan besi baja PT. Gunung Gahapi Sakti Medan.

NURLAINIYAH KARTIKA SARI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PETUGAS LABORATORIUM KLINIK RSUD DR. IBNU SUTOWO BATURAJA

HUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN PENGGUNAAN MASKER DENGAN KAPASITAS FUNGSI PARU PADA SUKARELAWAN PENGATUR LALU LINTAS (SUPELTAS) SURAKARTA

BAB IV HASIL PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP KEDISIPLINAN PEMAKAIAN MASKER PADA PEKERJA BAGIAN WINDING

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Transkripsi:

HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN PERILAKU AMAN PEKERJA BAGIAN PRODUKSI DI PT ANEKA ADHILOGAM KARYA, CEPER, KLATEN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh: AYU PRIMA KARTIKA J410130086 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017 i

ii

iii

iv

HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN PERILAKU AMAN PEKERJA BAGIAN PRODUKSI DI PT ANEKA ADHILOGAM KARYA, CEPER, KLATEN Abstrak PT Aneka Adhilogam Karya, Ceper, Klaten adalah industri pengecoran logam yang memiliki risiko tinggi untuk terjadinya kecelakaan kerja, dan sudah menerapkan Instruksi Kerja (IK) kepada seluruh unit bagian kerja. Berdasarkan survei pendahuluan di PT Aneka Adhilogam Karya tingkat kepatuhan terhadap instruksi kerja sebesar 70% dan sebesar 80% pekerja berperilaku aman. Sebagian besar pekerja sudah mematuhi instruksi kerja dan berperilaku aman, namun masih terdapat pekerja yang tidak mematuhi instruksi kerja dan berperilaku tidak aman. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis hubungan kepatuhan instruksi kerja dengan perilaku aman pekerja bagian produksi di PT Aneka Adhilogam Karya, Ceper, Klaten. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif observasional dengan pendekatan cross sectional analitik yang mempelajari hubungan variabel independent dengan variabel dependent. Populasi penelitian sebanyak 74 orang dengan sampel yang digunakan mencakup semua tenaga kerja bagian produksi berjumlah 48 orang yang hadir bekerja saat penelitian. Hasil uji fisher s exact test menunjukan p value sebesar 0,03 < 0,05 yang berarti Ho ditolak sehingga ada hubungan antara kepatuhan instruksi kerja dengan perilaku aman pekerja bagian produksi di PT Aneka Adhilogam Karya, Ceper, Klaten. Simpulan dari penelitian adalah terdapat hubungan yang signifikan antara kepatuhan instruksi kerja dengan perilaku aman pekerja bagian produksi di PT Aneka Adhilogam Karya, Ceper, Klaten. Saran bagi perusahaan adalah agar dapat membentuk P2K3, melakukan inspeksi informal dan terencana. Kata kunci : Kepatuhan instruksi kerja, perilaku aman Abstract PT Aneka Adhilogam Karya, Ceper, Klaten is metal casting industry which is having high risk to work accidents and have applied work instruction (IK) to all unit working parts. Based on preliminary survey in PT Aneka Adhilogam Karya the level of obedience work instructions is 70% and 80% of workers behave safely. The majority of workers obedience work instructions and behave safely, but there are still workers did not obedience work instructions and behave unsafe. This study aimed to analyze the Relationship obedience work instructions with worker safe behavior of production section in PT Aneka Adhilogam Karya. The kind of research is quantitative observational with cross sectional analytic approach that studies the relationship independent variabel with dependent variabel. The research population is all labor production section in PT Aneka Adhilogam Karya many as 74 people with the sample many as 48 people has been present working on the research day. The results of the fisher s exact test showed (p=0,03) < 0,05 which means Ho rejected so that there was a correlation between obedience work instructions with worker safe behavior of production section in PT Aneka Adhilogam Karya. Conclusions of the study, that there is a significant relation exsist between obedience work instructions with worker safe 1

behavior. Advice for the company are to be able to establish P2K3, conduct informal and planned inspection. Keywords : obedience work instruction, safe behavior 1. PENDAHULUAN Perkembangan industrialisasi dan modernisasi yang semakin pesat mengakibatkan intensitas kerja operasional semakin meningkat, sehingga muncul berbagai dampak seperti kelelahan, kehilangan keseimbangan, kurang keterampilan, kurang pengetahuan mengenai sumber bahaya merupakan penyebab terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan (Tarwaka, 2014). Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Kependudukan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mencatat terjadi peningkatan data kecelakaan kerja tahun 2015 yaitu berjumlah 3.083 kecelakaan kerja dibandingkan tahun 2014 yang berjumlah 2.549 kecelakaan kerja (Disnakertransduk, 2016). Kejadian kecelakaan menurut Tarwaka (2012) dan Winarsunu (2008) berdasarkan data, fakta serta pengalaman merupakan sebuah rentetan kejadian karena adanya potensi bahaya yang saling berkaitan, kecelakaan kerja dapat disebabkan oleh kondisi kerja atau tindakan yang tidak aman seperti pengoperasian mesin tanpa pelindung, melanggar atau mengabaikan urutan-urutan, bekerja dalam ruangan dengan penerangan yang buruk dan lain sebagainya. Dalam berbagai kajian kecelakaan kerja perilaku berbahaya menjadi indikator penting. Penelitian Aisyah (2016) tentang hubungan kepatuhan instruksi kerja dengan perilaku aman pada karyawan bagian mekanik PT Indo Acidatama Tbk, Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan antara kepatuhan instruksi kerja dengan perilaku aman, korelasi nilai r hitung pearson product moment didapat nilai sebesar p value sebesar 0,01 < 0,05 yang menunjukan hubungan kepatuhan instruksi kerja dengan perilaku aman adalah sedang. PT Aneka Adhilogam Karya, Ceper, Klaten sudah menerapkan Instruksi Kerja (IK) kepada seluruh unit bagian kerja. Seluruh kegiatan dan tindakan proses kerja dilakukan sehari-hari berdasarkan instruksi kerja yang disingkat (IK) yang diawasi masing-masing kepala bagian. Berdasarkan hasil survei pendahuluan di bagian produksi PT Aneka Adhilogam Karya, Ceper, Klaten tingkat kepatuhan terhadap instruksi kerja sebesar 70% dan sebesar 80% pekerja berperilaku aman. 2

Sebagian besar pekerja patuh terhadap instruksi kerja dan bekerja dengan berperilaku aman, akan tetapi masih terdapat pekerja yang tidak mematuhi instruksi kerja dan berperilaku tidak aman. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan kepatuhan instruksi kerja dengan perilaku aman pekerja bagian produksi di PT Aneka Adhilogam Karya, Ceper, Klaten. 2. METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif observasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional analitik yang mempelajari hubungan variabel independent yaitu kepatuhan instruksi kerja dengan variabel dependent yaitu perilaku aman yang dinilai dan diukur secara bersamaan dalam satu saat. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 April 2017 di bagian produksi PT Aneka Adhilogam Karya, Ceper, Klaten. Populasi penelitian ini adalah semua tenaga kerja bagian produksi di PT Aneka Adhilogam Karya, Ceper, Klaten berjumlah 74 orang dengan jumlah sampel minimal sebesar 43 orang dan saat penelitian didapatkan sejumlah 48 orang pekerja yang hadir dan bersedia untuk diteliti. Variabel bebas yaitu kepatuhan instruksi kerja menggunakan kategori patuh mean dan < mean untuk kategori tidak patuh dan variabel terikat perilaku aman menggunakan kategori aman mean dan < mean untuk kategori tidak aman. Menggunakan analisis univariat dan bivariate dengan ketentuan uji chi-square, yaitu hipotesis nol (Ho). Jika p value < 0,05 maka Ho ditolak dan jika p value 0,05 maka Ho diterima. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Analisis Univariat 3.1.1.Karakteristik Responden Karakteristik responden meliputi usia, masa kerja, dan tingkat pendidikan dari pekerja di bagian produksi PT Aneka Adhilogam Karya ditampilkan pada tabel berikut ini: 3

Tabel 1. Karakteristik Responden Karakteristik Frekuensi % Usia Remaja Akhir 2 4,2 Dewasa Awal 14 29,2 Dewasa Akhir 12 25 Lansia Awal 16 33,3 Lansia Akhir 3 6,3 Manula 1 2,1 Masa Kerja Baru 14 29,2 Cukup Lama 11 22,9 Lama 5 10,4 Sangat Lama 18 37,5 Pendidikan Terakir Tidak Sekolah 1 2,1 Tamat SD 9 18,8 Tamat SMP 4 8,3 Tamat SMA 34 70,8 Berdasarkan tabel 1, pekerja bagian produksi di PT Aneka Adhilogam Karya sebagian besar berusia lansia awal yaitu sebesar 33,3 % dan hanya 2,1% pekerja yang manula. Menurut Tarwaka (2014) umur berbanding langsung dengan kapasitas fisik seseorang dan mencapai puncaknya pada umur 25 tahun, bertambahnya umur akan diikuti dengan dengan penurunan kapasitas fisik seperti ketajaman penglihatan, pendengaran, kecepatan membedakan sesuatu, membuat keputusan dan kemampuan mengingat. Pekerja bagian produksi di PT Aneka Adhilogam Karya hampir seluruhnya berusia produktif dan dapat bekerja dengan baik. Jumlah pekerja dengan masa kerja terbanyak bagian produksi di PT Aneka Adhilogam Karya pada masa kerja sangat lama sebesar 37,5% dan jumlah pekerja dengan masa kerja paling sedikit pada masa kerja lama sebesar 10,4%. menurut Badeni (2013) dan Fahmi (2016) berkorelasi positif dengan produktivitas yaitu dengan masa kerja yang lama bisa memberikan pengaruh pada pengalaman pekerja sehingga semakin lama masa kerja maka pengalaman yang dimiliki akan semakin banyak serta matang dan begitu pula sebaliknya. Pekerja di bagian produksi PT Aneka Adhilogam Karya sebagian besar memiliki masa kerja yang sangat lama sehingga memiliki pengalaman dan keterampilan yang baik yang dapat 4

menunjang kelancaran pekerjaan serta dapat menyelesaikan tugasnya dengan cepat dan tepat. Kemudian, diketahui sebagian besar pekerja berpendidikan Sekolah Menengah Atas atau sederajat sebesar 70,8%, dan hanya 2,1 % pekerja yang tidak sekolah atau tidak tamat SD. Tarwaka (2014) menjelaskan bahwa pendidikan hal yang penting dalam menghadapi perkembangan teknologi, agar pekerja dapat menggunakan dan memeliharanya bila terjadi kerusakan. Berdasarkan penelitian pekerja bagian produksi di PT Aneka Adhilogam Karya telah menguasai pekerjaan yang mereka lakukan, dengan lihai dan cekatan menggunakan peralatan, dan mengolah bahan seperti mencetak pasir tanpa cetakan, menuangkan cairan baja dalam proses produksi, dimana pendidikan diperlukan dalam hal ini karena ketepatan dalam perhitungan saat menuangkan cairan baja panas, membuat cetakan pasir harus terukur dengan benar. 3.1.2.Pengukuran Umur dengan Perilaku Berdasarkan hasil pengukuran umur dengan perilaku pekerja bagian produksi diperoleh data sebagai berikut: Tabel 2. Hasil Pengukuran Umur dengan Perilaku Perilaku Umur Aman Tidak Aman Total Jumlah % jumlah % jumlah % Remaja Akhir 2 4,2 0 0,0 2 4,2 Dewasa Awal 10 20,9 4 8,3 14 29,2 Dewasa Akhir 9 18,7 3 6,3 12 25,0 Lansia Awal 12 25 4 8,3 16 33,3 Lanisa Akhir 2 4,1 1 2,1 3 6,2 Manula 1 2,1 0 0,0 1 2,1 Total 36 75 12 25 48 100 Berdasarkan tabel 2, pekerja yang berperilaku aman sebagian besar berusia lansia awal yaitu sebesar 25%, dengan pekerja berusia lansia awal 5

yang berperilaku tidak aman sebesar 8,3%. Menurut Tarwaka (2014) umur berbanding langsung dengan kapasitas fisik seseorang dan mencapai puncaknya pada umur 25 tahun, bertambahnya umur akan diikuti dengan penurunan kapasitas fisik seperti ketajaman penglihatan, pendengaran, kecepatan membedakan sesuatu, membuat keputusan dan kemampuan mengingat. 3.1.3. Pengukuran Pendidikan dengan Perilaku Aman Berdasarkan hasil pengukuran pendidikan dengan perilaku pekerja bagian produksi diperoleh data sebagai berikut: Tabel 3. Hasil Pengukuran Pendidikan dengan Perilaku Aman Perilaku Pendidikan Aman Tidak Aman Total Jumlah % jumlah % jumlah % Tidak Sekolah 1 2,1 0 0,0 1 2,1 SD 7 14,6 2 4,2 9 18,8 SMP 3 6,22 1 2,08 4 8,3 SMA 25 52,06 9 18,74 34 70,8 Total 36 74,98 12 25,02 48 100 Berdasarkan tabel 3, diketahui Pekerja sebagian besar berpendidikan SMA yaitu 52,06% berperilaku aman namun masih terdapat pekerja yang tidak berperilaku aman walaupun berpendidikan SMA yaitu 18,74%. 3.1.4.Pengukuran Masa Kerja dengan Perilaku Aman Berdasarkan hasil pengukuran masa kerja dengan perilaku pekerja bagian produksi diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4. Hasil Pengukuran Masa Kerja dengan Perilaku Perilaku Masa Kerja Aman Tidak Aman Total Jumlah % jumlah % jumlah % Baru 10 20,86 4 8,34 14 29,2 Cukup Lama 8 16,65 3 6,25 11 22,9 Lama 4 8,32 1 2,08 5 10,4 Sangat Lama 13 27,08 5 10,42 18 37,5 Total 35 72,91 13 27,09 48 100 Pekerja yang berperilaku aman sebagian besar memasuki masa kerja sangat lama sebesar 27,08%, namun masih ada yang berperilaku tidak aman yaitu sebesar 10,42% walaupun sudah memasuki masa kerja sangat 6

lama. Menurut Fahmi (2016) semakin lama masa kerja seseorang maka pengalaman yang dimiliki juga semakin banyak dan matang namun masih terdapat yang tidak berperilaku aman hal tersebut karena sudah merasa berpengalaman dan terampil dalam melakukan pekerjaan. 3.1.5.Kondisi Kerja Kondisi Kerja diukur menggunakan checklist yang meliputi area kerja bebas dari sampah, tidak terdapat ceceran air, terdapat label barang, terdapat jalur evakuasi, peralatan dalam kondisi baik, barang dikumpulkan sesuai jenis, alat pelindung diri tersedia dalam kondisi baik, terdapat sarana kebersihan, terdapat kotak P3K yang di tampilkan dalam tabel dibawah ini: Tabel 5. Kondisi Kerja Bagian Produksi Variabel Frekuensi % Kondisi Kerja Aman 48 100 Berdasarkan tabel 5, kondisi kerja dibagian produksi PT Aneka Adhilogam Karya dapat diketahui bahwa 100% responden yang diobservasi bekerja dalam kondisi kerja yang aman. 3.1.6. Kepatuhan Instruksi Kerja Kepatuhan instruksi kerja diketahui menggunakan kuesioner, hasil kepatuhan instruksi kerja terhadap pekerja bagian produksi di PT Aneka Adhilogam Karya adalah sebagai berikut: Tabel 6. Kepatuhan Instruksi Kerja Variabel Frekuensi % Kepatuhan Patuh 34 71 Tidak Patuh 14 29 Berdasarkan tabel 6, diketahui kepatuhan instruksi kerja bagi tenaga kerja bagian produksi PT Aneka Adhilogam Karya, Ceper, Klaten sebesar 71% responden patuh terhadap instruksi kerja sedangkan 29% responden tidak patuh terhadap instruksi kerja yang diberikan perusahaan. Sebagian besar pekerja telah mematuhi instruksi kerja dengan baik walaupun tidak ada petugas yang mengawasi, seperti melakukan 7

pengecekan peralatan sebelum digunakan, menulis laporan pekerjaan yang telah selesai dilakukan, menggunakan alat pelindung diri yang diatur dalam instruksi kerja seperti kaca mata, penutup telinga, masker, baju pelindung, sarung tangan, sepatu. Mereka mengikuti instruksi kerja dengan benar karena memahami bahwa mereka bekerja dengan bahaya yang cukup besar, yaitu risiko untuk terkena lelehan dan percikan baja panas, namun masih terdapat pekerja yang tidak patuh seperti tidak mengecek terlebih dahulu peralatan yang akan digunakan, tidak menggunakan alat pelindung diri saat bekerja karena pekerja beralasan apabila menggunakan alat pelindung diri akan merasa tidak nyaman serta mengganggu aktivitas mereka yaitu menjadi tidak leluasa. 3.1.7. Perilaku Aman Perilaku aman diukur dengan menggunakan checklist, hasil pengukuran perilaku pekerja bagian produksi di PT Aneka Adhilogam Karya, Ceper, Klaten dapat diketahui melalui tabel berikut ini: Tabel 7. Perilaku Pekerja Bagian Produksi Variabel Frekuensi % Perilaku Aman 35 73 Tidak Aman 13 27 Berdasarkan tabel 7, diketahui perilaku aman pekerja bagian produksi PT Aneka Adhilogam Karya sebesar 73% pekerja berperilaku aman sedangkan 27% pekerja yang tidak berperilaku aman ketika bekerja. Pekerja berperilaku aman seperti menggunakan alat pelindung diri walau tanpa pengawasan, menggunakan peralatan sesuai fungsinya, tidak bersenda gurau saat bekerja, namun berdasarkan penelitian masih terdapat pekerja yang berperilaku tidak aman seperti merokok di area tempat kerja, pekerja bagian pasir hitam ada yang tidak menggunakan alat pelindung diri sama sekali, tidak menggunakan alat pelindung diri dengan lengkap yaitu menggunakan penutup telinga, sarung tangan namun tidak menggunakan kaca mata saat mengelas, posisi kerja yang tidak selamat seperti posisi kerja terlalu lama jongkok dan membungkuk saat membentuk pasir sehingga mengakibatkan nyeri punggung, terkena 8

percikan api saat proses induksi dan saat menuangkan cairan baja kedalam cetakan. 3.2 Analisis Bivariat Berdasarkan hasil pengukuran kepatuhan instruksi kerja dengan perilaku aman terhadap pekerja bagian produksi diperoleh data sebagai berikut: Tabel 8. Hasil Uji Hubungan Kepatuhan Instruksi Kerja dengan Perilaku Aman Pekerja Bagian Produksi Kepatuhan Perilaku Aman Total P Aman Tidak Aman value Jumlah % jumlah % jumlah % r Patuh 25 52,08 9 18,75 34 70,83 Tidak Patuh 10 20,83 4 8,34 14 29,17 0,03 0,298 Total 35 72,91 13 27,09 48 100 Berdasarkan tabel 8, hasil uji statistik chi-square diketahui penggunaan uji chi-square tidak terpenuhi karena ada nilai expeted < 5 sehingga menggunakan nilai fisher s exact test, hasil uji fisher s exact test menunjukan p value sebesar 0,03 < 0,05 yang berarti Ho ditolak sehingga ada hubungan antara kepatuhan instruksi kerja dengan perilaku aman pekerja bagian produksi di PT Aneka Adhilogam Karya, Ceper, Klaten. Hasil uji statistik, korelasi antara kepatuhan instruksi kerja dengan perilaku aman menghasilkan angka sebesar 0,298, angka tersebut menurut Sugiyono (2014) menunjukan tingkat korelasi hubungan rendah. Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa pekerja bagian produksi di PT Aneka Adhilogam Karya yang di observasi, pekerja yang mematuhi instruksi kerja dan berperilaku aman sebesar 52,08%, pekerja yang tidak patuh instruksi kerja tetapi berperilaku aman sebanyak 20,83%, pekerja yang patuh instruksi kerja tetapi tidak berperilaku aman sebanyak 18,75%, pekerja yang tidak mematuhi instruksi kerja dan tidak berperilaku aman sebanyak 8,34%. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Aisyah (2016) bahwa ada hubungan kepatuhan instruksi kerja dengan perilaku aman pada karyawan bagian mekanik PT Indo Acidatama Tbk, Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar dengan didapat nilai p value sebesar 0,01 < 0,05. Penelitian Wijayanti (2014) 9

ada hubungan antara praktik penerapan SOP dengan kejadian kecelakaan kerja dan praktik perawat dengan didapat nilai p value sebesar 0,002. Diketahui dari uji statistik adalah semakin patuh terhadap instruksi kerja maka pekerja cenderung berperilaku aman ditempat kerja. Pekerja di PT Aneka Adhilogam Karya yang patuh terhadap instruksi kerja menyadari bahwa pentingnya instruksi kerja untuk dipahami dan ditaati karena mengetahui mereka bekerja di tempat yang berisiko tinggi untuk terjadinya kecelakaan dan dengan berperilaku aman seperti menggunakan alat pelindung diri dengan benar yaitu menggunakan kaca mata, penutup telinga, masker, baju pelindung, sarung tangan, sepatu dengan begitu dapat melindungi mereka saat bekerja. Namun masih terdapat pekerja yang tidak patuh terhadap instruksi kerja karena sudah merasa terbiasa dengan pekerjaan yang dilakukan seperti tidak memeriksa peralatan yang akan digunakan, tidak menggunkan alat pelindung diri, kemudian berperilaku tidak aman seperti merokok diarea kerja karena tidak ada sanksi secara langsung yang diberikan, tidak menggunakan alat pelindung diri berdasarkan penelitian pekerja beralasan risih dan merasa ribet ketika harus menggunakan alat pelindung diri dan mereka menggunakan alat pelindung diri dengan lengkap hanya ketika ada kunjungan. 4. PENUTUP 4.1 Simpulan 4.1.2. Pekerja bagian produksi di PT Aneka Adhilogam Karya sebagian besar berusia lansia awal yaitu sebesar 33,3%. Masa kerja pekerja bagian produksi kebanyakan telah memasuki masa kerja sangat lama sebesar 37,5%. Pekerja sebagian besar berpendidikan Sekolah Menengah Atas atau sederajat sebesar 70,8%. 4.1.3. Kondisi Kerja 100% aman yaitu area kerja bebas dari sampah, tidak terdapat ceceran air di lantai, terdapat label barang, peralatan yang digunakan dalam kondisi baik, alat pelindung diri tersedia dalam kondisi baik, terdapat sarana kebersihan, serta terdapat kotak P3K disetiap bagian kerja. 10

4.1.4. Pekerja yang patuh terhadap instruksi kerja berdasarkan hasil penelitian yaitu sebesar 71%. 4.1.5. Pekerja yang berperilaku aman berdasarkan hasil penelitian yaitu sebesar 73%. 4.1.6. Terdapat hubungan yang signifikan antara kepatuhan instruksi kerja dengan perilaku aman pekerja bagian produksi di PT Aneka Adhilogam Karya, Ceper, Klaten. 4.2 Saran 4.2.1. Bagi Pekerja 4.2.1.1. Pekerja diharapkan tetap menjaga kebersihan dan merawat peralatan kerja maupun alat pelindung diri yang sudah disediakan agar selalu dalam kondisi yang baik sehingga tercipta kondisi kerja yang selalu aman. Dan saling memotivasi antar pekerja untuk tetap menjaga lingkungan kerja aman. 4.2.1.2. Pekerja meningkatkan kepatuhan terhadap instruksi kerja seperti menggunakan alat pelindung diri yang sesuai dengan pekerjaannya. 4.2.1.3. Pekerja berperilaku secara aman dengan cara mematuhi instruksi kerja dengan sungguh-sungguh karena instruksi kerja di buat untuk menjaga keselamatan pekerja. 4.2.1.4. Pekerja diharapkan lebih mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja agar terhindar dari risiko kecelakaan kerja. 4.2.2. Bagi Perusahaan 4.2.2.1 Perusahaan diharapkan dapat membentuk Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) untuk meningkatkan standar keselamatan dan kesehatan kerja (K3) serta menjamin kinerja K3 di perusahaan. 4.2.2.2 Perusahaan diharapkan melakukan pemeriksan rutin lingkungan kerja dan peralatan yang digunakan pekerja seperti melakukan inspeksi informal yang dapat dilakukan setiap hari dan inspeksi terencana yang dapat dilakukan setiap satu bulan sekali dilakukan pada tempat kerja yang tidak berisiko tinggi, namun pada tempat 11

yang memiliki risiko tinggi terhadap timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja inspeksi harus lebih sering dilakukan. 4.2.2.3 Perusahaan diharapkan dapat memberikan safety talk kepada pekerja saat akan memulai pekerjaan agar pekerja termotivasi dan berhati-hati dalam bekerja 4.2.2.4 Perusahaan diharapkan dapat memberikan teguran dan sanksi tegas bagi pekerja yang tidak berperilaku aman seperti tidak menggunakan alat pelindung diri dengan benar, merokok di area tempat kerja dan lain sebagainya. DAFTAR PUSTAKA Aisyah, S.N. (2016). Hubungan Kepatuhan Instruksi Kerja dengan Perilaku Aman pada Karyawan Bagian Mekanik PT. Indo Acidatama Tbk, Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar. [Tesis Ilmiah]. Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Badeni. (2013). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Bandung: Alfabeta. Dinas Ketenagakerjaan Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Tengah. (2016). Data Pengawasan Tenaga Kerja. Maret 12, 2017. http://nakertransduk.jatengprov.go.id/index.php/page/details/page1462172869/d ata-pengawasan-tenaga-kerja-2013-2015.html. Fahmi, I. (2016). Perilaku Organisasi (Teori, Aplikasi, dan Kasus). Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta. Tarwaka. (2012). Dasar Dasar Keselamatan Kerja Serta Pencegahan Kecelakaan di Tempat Kerja. Surakarta: Harapan Press. Tarwaka. (2014). Keselamatan dan Kesehatan Kerja Manajemen dan Implementasi K3 di Tempat Kerja (Edisi 2). Surakarta: Harapan Press. Wijayanti, K. (2014). Hubungan Praktik Penerapan Standart Operating Prosedure (SOP) dan Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) dengan Kejadian Kecelakaan Kerja Pada Perawat Unit Perinatologi di RSUD Tugurejo Semarang. [Tesis Ilmiah]. Semarang: Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang Winarsunu, T. (2008). Psikologi Keselamatan Kerja. Malang: UMM Press. 12