Jurnal AGRI PEAT, Vol. 17 No. 2, September 2016 : ISSN :

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI ( Brassica juncea L ) TERHADAP PEMBERIAN URINE KELINCI DAN PUPUK GUANO

BAHAN METODE PENELITIAN

ISSN X Jurnal AGROTEK Vol 5, No 6 April 2017

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA MACAM BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) di POLYBAG

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

PENGARUH PUPUK NPK DGW COMPACTION DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI MERAH BESAR (Capsicum annuum L.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

THE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia, jagung (Zea mays L.) merupakan bahan pangan penting sebagai

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG SABRANG (Eleutherine americana Merr) TERHADAP PEMBELAHAN UMBI DAN PERBANDINGAN MEDIA TANAM ABSTRACT

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. (merah). Banyaknya vitamin A pada tanaman tomat adalah 2-3 kali. banyaknya vitamin A yang terkandung dalam buah semangka.

UJI EFEKTIVITAS PUPUK ORGANIK HAYATI (Bio organic fertilizer) UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomea reptans Poir)

HASIL DAN PEMBAHASAN

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH PADA APLIKASI DOSIS PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH BOKASHI SEKAM PADI TERHADAP HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays, L Sacharata) PADA TANAH ULTISOL

I. PENDAHULUAN. Tanah merupakan salah satu faktor yang sangat berperan penting dalam bidang

Respon Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) Terhadap Pemberian Pupuk Majemuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanah marginal merupakan tanah yang potensial untuk pertanian. Secara alami

Hadinnupan Panupesi, Respon Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Pemupukan NPK

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

SKRIPSI PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

PENGARUH CAMPURAN MEDIA TUMBUH DAN DOSIS PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PEMBIBITAN

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Tanah Ultisol mencakup 25% dari total daratan Indonesia. Penampang tanah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

JURNAL. FORMULA PEMBERIAN KAPUR DOLOMIT DAN KOMPOS KOTORAN KAMBING TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.

Respon Rumput Meksiko (Euchlaena mexicana) Terhadap Pemberian Kompos Rumen pada Tanah Berpasir

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Shella A.J.W., Kajian Pemberian Pupuk Hijau Eceng Gondok Pada Tanah Gambut Terhadap Pertumbuhan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil percobaan menujukkan bahwa pemberian sludge limbah tapioka dan pupuk

Pengaruh Jenis Media Tanam Dan Konsentrasi Nutrisi Terhadap Pertumbuhan Awal Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill) Pada Sistem Hidroponik

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

PENGARUH DOSIS PUPUK UREA DAN PUPUK HAYATI BIOTAMAX TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN GARUT

PEMBERIAN MIKORIZA DAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG (Zea mays)

II. TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan pengelolaan yang memperhatikan kendala yang ada. Beberapa kendala

PERTUMBUHAN DAN HASIL KAILAN (brassica alboglabra) PADA BERBAGAI DOSIS KOMPOS SOLID ABSTRAK

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.)

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KOTORAN AYAM DAN UREA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG DAUN PADA TANAH GAMBUT PEDALAMAN

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Ubikayu

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

Sukandar, Nelvia, Ardian Agrotechnology Department, Agriculture Faculty, Universitas of Riau

PENGARUH PUPUK DAUN GREEN-TAMA DAN ZPT ATONIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill) VARIETAS BERLIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Kotoran Ternak (Sapi, Ayam, dan Kambing) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria Humidicola

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

BAB I PENDAHULUAN. (Wibowo, 2009). Umbi bawang merah terbentuk dari lapisan-lapisan daun yang

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

Respon Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria decumbens Terhadap Pemberian Kompos Trichoderma sp

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

REHABILITASI LAHAN KERING ALANG ALANG DENGAN OLAH TANAH DAN AMANDEMEN KAPUR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

APLIKASI PUPUK N,P,K DAN MINERAL ZEOLIT PADA MEDIUM TUMBUH TANAMAN ROSELLA (Hibisccus sabdariffa, L) By Oki Riandi, Armaini and Edison Anom

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Permasalahan Tanah Ultisol dan Upaya Mengatasinya

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN:

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik

Magrobis Journal 10. RESPON CABAI BESAR (Capsicum annum L.) TERHADAP VARIASI WAKTU PENGENDALIAN GULMA. Oleh : Erwin Arief Rochyat *) ABSTRAK ABSTRACT

SIFAT KIMIA ULTISOLS BANTEN AKIBAT PENGOLAHAN TANAH DAN PEMBERIAN PUPUK KOMPOS. Oleh: 1) Dewi Firnia

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

PENGARUH PENGAPLIKASIAN ZEOLIT DAN PUPUK UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L. saccharata Sturt.)

HASIL PERCOBAAN. C N C/N P K Ca Mg ph Cu Zn Mn (%) (%) ppm Kompos 9,5 0,5 18,3 0,5 0,8 0,6 0,2 7,2 41,9 92,4 921,8 Kompos diperkaya

PENDAHULUAN. Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran luas,

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

Rahman, R., 1 Panupesi,H. 1, Syahid, A., 1. Telpon : Diterima : 27/11/2014 Disetujui : 17/03/2015

Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Dengan Pemberian Pupuk Kandang Sapi Dan Pupuk Fosfat

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN

ADAPTASI BEBERAPA GALUR TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) DI LAHAN MEDIUM BERIKLIM BASAH DI BALI DENGAN BUDIDAYA ORGANIK

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI Azolla pinnata TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.))

PENGARUH KOMBINASI DOSIS PUPUK KANDANG AYAM DAN SP 18 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN PADA ANDOSOL

Ainun Masfufah, Agus Supriyanto, Tini Surtiningsih Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya.

Pengaruh Populasi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan Jagung (Zea mays L.) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pada Sistem Pola Tumpang Sari

1.5. Hipotesis 3. Pemberian pupuk hayati berperan terhadap peningkatan pertumbuhan tanaman nilam. 4. Pemberian zeolit dengan dosis tertentu dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman cabai adalah 25-27º C pada siang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan pangan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut dilakukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

NISBAH BERAT DAUN DAN LUAS DAUN SPESIFIK TANAMAN SAWI AKIBAT PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DI TANAH GAMBUT KOTA PALANGKA RAYA DJOKO EKO HADI SUSILO

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

RESPONS TANAMAN TOMAT TERHADAP PEMBERIAN PUPUK BOKASHI DAN PENGATURAN JARAK TANAM

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. tanah, mengandung unsur-unsur hara untuk pertumbuhan tanaman. Akan

EFEKTIFITAS PUPUK HAYATI ECOFERT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG. Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

TANGGAPAN TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) TERHADAP PEMBERIAN BIOCHAR DAN PUPUK HAYATI PADA TANAH GAMBUT (Response of Tomato Plant (Lycopersicum esculentum Mill) to The Application of Biochar and Biofertilizer on Peat Soil.) Alianti, Y., 1 Zubaidah, S., 1 dan Saraswati, D. 1 1) Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya Telp. 081349669934 Email : sitizubaidah@agr.upr.ac.id Diterima : 20/9/2016 Disetujui : 25/11/2016 ABSTRAK This research was aimed to find out response of tomato crop s growth and yield due to application of biochar and biofertilizer on peat soil. This research utilized Completely Randomized Design with two factors. The first factor was the application of biochar (B) that was consisted of 4 levels : B 0 = control, B 1 = 2 t.ha -1, B 2 = 4 t.ha -1 and B 3 = 6 t.ha -1. The second factor was the application of biofertilizer (M) that was consisted of 3 levels : M 0 = control, M 1 = 1 t.ha -1, M 2 = 2 t.ha -1. Variables observed were crop height, number of leaf, dry weight of crop, number of fresh harvested fruit and weight of fresh harvested fruit. Results showed that there was an interaction between the application of biochar and biofertilizer that affected the number of leaf, the dry weight of crop, the number of fresh harvested fruit and the weight of fresh harvested fruit. Interaction between those treatments did not have any significant effect on crop height and it is only affected each single factor. Best response of tomato crop s growth and yield on peat soil was to the application of 6 t.ha -1 biochar and 2 t.ha -1 biofertilizer (B 3 M 2 ), in which the average weight of fresh harvested fruit was 734,6 g/plant. Keywords: tomato, biochar, Biofertilizer, Peat Soil ABSTRAK Tujuan penelitian untuk untuk mengetahui tanggapan pertumbuhan dan hasil tanaman tomat terhadap pemberian biochar dan pupuk hayati pada tanah gambut. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor perlakuan. Fa ktor pertama adalah pemberian biochar (B) yang terdiri dari 4 taraf, yaitu : B 0 = tanpa perlakuan, B 1 = 2 t.ha -1, B 2 = 4 t.ha -1 dan B 3 = 6 t.ha -1. Faktor kedua adalah pemberian pupuk hayati (M) yang terdiri dari 3 taraf, yaitu : M 0 = tanpa perlakuan, M 1 =1 t.ha -1 dan M 2 = 2 t.ha -1. Variabel yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, berat kering tanaman, jumlah buah segar dan bobot buah segar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh interaksi antara pemberian biochar dan pemberian pupuk hayati terhadap jumlah daun, berat kering tanaman, jumlah buah segar panen dan bobot buah segar panen. Interaksi perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, hanya berpengaruh pada masing-masing faktor tunggal. Tanggapan pertumbuhan dan hasil tanaman tomat yang terbaik pada tanah gambut adalah pada pemberian biochar 6 t.ha -1 dan pupuk hayati 2 t.ha -1 (B 3 M 2 ) dengan rata-rata bobot buah segar panen sebesar 734,6 g/tanaman. Kata kunci : tomat, biochar, pupuk hayati dan tanah gambut.. 115

Alianti, Y. Zubaidah, S., Saraswati, D. Tanggapan Tanaman Tomat Terhadap Pemberian. PENDAHULUAN Tomat merupakan salah satu komoditi yang multi guna. Tomat tidak hanya berfungsi sebagai sayuran dan buah saja, tomat juga sering dijadikan perlengkapan bumbu masak, minuman segar, sumber vitamin dan mineral, dan bahan pewarna alami. Tomat juga dapat digunakan sebagai bahan dasar kosmetik atau obat-obatan (Cahyono, 2008). Badan Pusat Statistik (2011), melaporkan nilai produksi dan produktivitas nasional tomat tahun 2010 sebesar 891.616 ton dan 14.58 t.ha -1. Permintaan tomat di Kalimantan Tengah khususnya kota Palangka Raya cukup tinggi. Berdasarkan hasil survei lapangan dari beberapa pedagang di pasar Kahayan, setiap hari pedagang tomat dapat menjual 10 sampai 15 kg/hari buah tomat segar/orang pedagang, dengan harga Rp 35.000 per/kg. Saat ini produksi tomat di Kalimantan Tengah cenderung turun, pada tahun 2011 produksi tomat sebesar 8.34 t.ha -1 dan pada tahun 2012 produksi tomat sebesar 6.10 ton/ ha. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan produksi tomat di Kalimantan Tengah rendah adalah penggunaan pupuk yang belum optimal, pola tanam yang belum tepat, kemasaman tanah gambut yang tinggi dan lahan pertanian yang kurang subur. Kalimantan Tengah mempunyai luasan tanah gambut sekitar 2,162 juta hektar, dari luasan tersebut hanya sebagian kecil saja yang dimanfaatkan untuk lahan pertanian (Salampak, 1999). Pemanfaatan tanah gambut untuk lahan pertanian memiliki beberapa kendala, yaitu buruknya sifat kimia tanah berupa rendahnya tingkat ketersediaan unsur hara, kapasitas tukar kation (KTK) tinggi, kejenuhan basa (KB) rendah dan bereaksi masam (ph rendah). Kondisi yang demikian menyebabkan ketersediaan unsur hara bagi tanaman relatif sedikit. Menurut Najiyati et al (2005), penambahan bahan yang mengandung Ca, Mg, K, dan Na akan meningkatkan KB, meningkatkan ph dan menetralisir senyawa asam organik. Berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman di lahan gambut, antara lain dengan penggunaan biochar dan pupuk hayati. Biochar atau yang biasa disebut arang hayati yang dihasilkan dari proses pirolisis (pembakaran minimum udara) yang dapat berfungsi sebagai amelioran yang mampu memperbaiki sifat fisik, kimia, maupun biologi tanah (BPTP NAD, 2011). Fungsi biochar bagi tanah, yaitu sebagai bahan amelioran tanah karena memiliki ph dan kapasitas tukar kation (KTK) relatif tinggi. Penelitian skala laboratorium yang dilakukan oleh Firmansyah (2010) menunjukkan bahwa biochar yang berbahan baku dari kayu, sekam padi, dan tempurung kelapa memiliki ph masing masing sebesar 8,94; 6,34; dan 9,49. Hasil ini menunjukkan bahwa biochar bagus untuk amelioran bagi tanah masam. Hasil penelitian Karlina (2012) menunjukkan bahwa pemberian biochar pada dosis 4 t.ha -1 dapat meningkatkan produksi mentimun sebesar 20%, dibandingkan dengan tanpa pemberian biochar Pupuk hayati ( biofertilizer) adalah pupuk yang mengandung mikroorganisme yang dapat membantu pertumbuhan tanaman dengan meningkatkan ketersediaan nutrisi tanaman (Anonim, 2011). Pupuk hayati merupakan alternatif bagi petani untuk memanfaatkan pasokan N2 udara yang cukup besar, disamping memanfaatkan bentuk P tak tersedia menjadi bentuk tersedia (Sutanto, 2002). Hasil penelitian Syahrianto (2011), menunjukkan bahwa pemberian pupuk hayati dengan dosis 2 t.ha -1 dapat meningkatkan produksi kedelai sebesar 6%, dibandingkan dengan tanpa pemberian pupuk hayati. Diharapkan dengan pemberian kombinasi biochar dan pupuk hayati dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah gambut yang berakibat dapat memberikan media yang baik bagi pertumbuhan tanaman tomat sehingga hasil tanaman tomat dapat ditingkatkan. 116

BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Jalan G.Obos 26, Kelurahan Kereng Bangkirai, Kecamatan Sebangau Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, pada bulan September - Desember 2014. Bahan yang digunakan adalah benih tomat varietas Victory, pupuk NPK, biochar tempurung kelapa, pupuk hayati (Mizaplus), dolomit dan tanah gambut. Alat yang digunakan adalah cangkul, parang, ember, timbangan analitik, tali rafia, penggaris, meteran, palu, paku, gergaji, papan, plibag, alat tulis dan kamera. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang disusun secara faktorial dengan 2 faktor perlakuan. Faktor pertama adalah pemberian Biochar (B) yang terdiri dari empat taraf, yaitu: B 0 = Tanpa Biochar (Kontrol), B 1 = Pemberian Biochar (2 t.ha -1 ) atau (17,8 g/polybag), B 2 = Pemberian Biochar (4 t.ha -1 ) atau (37,5 g/polybag), B 3 = Pemberian Biochar (6 t.ha -1 ) atau (53,5 g/polybag). Faktor kedua adalah pemberian pupuk hayati (M) yang terdiri dari ti ga taraf, yaitu: M 0 = Tanpa pupuk hayati (Kontrol), M 1 =Pemberian pupuk hayati (1 t.ha -1 ) atau (8,9g/polybag), M 2 = Pemberian pupuk hayati (2 t.ha -1 ) atau (17,8 g/polybag). Dari kedua taraf perlakuan sehingga terdapat 12 kombinasi perlakuan, masing-masing kombinasi diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 36 satuan percobaan, setiap satuan percobaan terdiri dari dua poybag. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam (Uji F) pada taraf 5% dan 1%, dan apabila berpengaruh nyata dan sangat nyata dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh interaksi antara pemberian biochar dan pupuk hayati terhadap jumlah daun, berat kering tanaman, jumlah buah segar, dan bobot buah segar, sedangkan pada tinggi tanaman tidak terdapat pengaruh interaksi. Tinggi Tanaman Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa interaksi antara pemberian biochar dengan pemberian pupuk hayati tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman tomat pada semua umur pengamatan. Namun, masing-masing faktor tunggal menunjukkan pengaruh sangat nyata. Rata-rata tinggi tanaman tomat umur 3 4, 5, 6, 7 dan 8 mst disajikan pada Tabel 1. Berdasarkan Tabel 1, pemberian biochar yang berpengaruh secara mandiri memperlihatkan bahwa seiring penambahan dosis pemberian dari 0 ke 2, 4 dan 6 ton ha -1 menunjukkan peningkatan tinggi tanaman secara nyata, hal ini terlihat dari awal pengamatan umur 3 MST, dan terus berlanjut pada umur berikutnya 4, 5, 6, 7 dan 8 MST. Pemberian biochar dosis yang lebih tinggi sebesar 6 ton ha -1 (B 3 ) menunjukkan tinggi tanaman tomat yang tertinggi yaitu rata-rata 77,3 cm (8 MST) dan ini berbeda nyata dibandingkan dosis yang lebih rendah 4 (B 2 ), 2 (B 1 ) dan 0 (B 0 ) ton ha -1 dengan rata-rata masing-masing yaitu 69,2 cm ; 65,9 cm dan 65,3 cm. Peningkatan pertumbuhan tinggi tanaman tomat yang lebih baik akibat pemberian biochar sampai dosis 6 t.ha -1 membuktikan bahwa biochar dapat berfungsi sebagai pembenah tanah yang baik dan mampu menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Santi dan Goenadi (2010) menyatakan bahwa biochar dapat berfungsi sebagai pembenah tanah, meningkatkan pertumbuhan tanaman dengan memasok sejumlah nutrisi yang berguna serta meningkatkan sifat fisik dan biologi tanah. Pemberian pupuk hayati berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman tomat. Pemberian dosis yang lebih tinggi, yaitu 2 t.ha -1 (M 2 ) memperlihatkan rata-rata tinggi tanaman tomat yang lebih tinggi, yaitu sebesar 71,7 cm dan ini berbeda nyata dibandingkan tanpa pemberian atau 0 t.ha -1 (M 0 ), dengan rata-rata yang lebih rendah, yaitu 66,0 cm tetapi tidak berbeda nyata terhadap pemberian 1 t.ha -1 (M 1 ) dengan ratarata yaitu 70,6 cm. 117

Alianti, Y. Zubaidah, S., Saraswati, D. Tanggapan Tanaman Tomat Terhadap Pemberian. Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman tomat (cm) umur 3, 4, 5, 6, 7 dan 8 mst Biochar (B) Pupuk hayati (M) (t.ha -1 ) (t.ha -1 ) M 0 (0) M 1 (1) M 2 (2) Rata-rata 3 MST B 0 (0) 6.7 7.3 7.7 7.2a B 1 (2) 8.7 10.0 10.7 9.8b B 2 (4) 11.7 12.3 13.3 12.4c B 3 (6) 14.3 15.3 17.3 15.7d Rata2 10.3a 11.3b 12.3c 11.3 BNJ 5% B = 1,0 ; M = 0,8 4 MST B 0 (0) 13.3 13.8 14.5 13.9a B 1 (2) 16.0 17.1 17.5 16.9b B 2 (4) 18.0 19.3 20.7 19.4c B 3 (6) 21.7 22.5 23.3 22.5d Rata2 17.3a 18.2b 19.0c 18.1 BNJ 5% B = 0,9 ; M = 0,7 5 MST B 0 (0) 24.7 25.2 27.0 25.6a B 1 (2) 28.5 29.3 30.4 29.4b B 2 (4) 31.8 33.7 36.0 33.8c B 3 (6) 37.7 38.7 42.0 39.5d Rata2 30.7a 31.7b 33.9c BNJ 5% B = 2,5 ; M = 2,0 6 MST B 0 (0) 40.3 41.7 43.3 41.8a B 1 (2) 44.4 46.0 46.7 45.7b B 2 (4) 46.5 49.7 50.8 49.0c B 3 (6) 50.7 54.7 55.0 53.5d Rata2 45.5a 48.0b 48.9b 47.5 BNJ 5% B = 2,5 ; M = 2,0 7 MST B 0 (0) 54.0 58.1 60.1 57.4a B 1 (2) 60.4 63.7 66.1 63.4b B 2 (4) 62.8 69.8 72.1 68.2c B 3 (6) 71.5 78.0 78.4 76.0d Rata2 62.2a 67.4b 69.2b 66.3 BNJ 5% B = 2,6 ; M = 2,0 8 MST B 0 (0) 61.7 65.5 68.8 65.3a B 1 (2) 63.9 68.0 65.7 65.9a B 2 (4) 63.9 70.8 73.0 69.2a B 3 (6) 74.5 78.0 79.4 77.3b Rata2 66.0a 70.6b 71.7b BNJ 5% B = 4,6 ; M = 3,6 Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris atau kolom dan umur yang sama, tidak berbeda nyata menurut uji BNJ 5 %. 118

Tabel 2. Rata-rata jumlah daun tanaman tomat (helai) umur 3, 4, 5, 6, 7 dan 8 mst Biochar (B) t.ha -1 Pupuk Hayati (M) (t.ha -1 ) ) M 0 (0) M 1 (1) M 2 (2) Rata-rata 3 MST B 0 (0) 3.0 3.3 4.0 3.4 a B 1 (2) 4.3 4.7 5.0 4.7 b B 2 (4) 5.7 6.0 7.0 6.2 c B 3 (6) 7.7 8.3 8.7 8.2 d Rata2 5.2 a 5.6 a 6.2 b 5.6 BNJ5% B = 0,6 ; M = 0,5 4 MST B 0 (0) 6.3 7.0 7.3 6.9 a B 1 (2) 8.0 8.3 9.0 8.4 b B 2 (4) 9.3 10.0 11.0 10.1 c B 3 (6) 11.0 11.7 12.0 11.6 d Rata2 8.7 a 9.3 b 9.8 c 9.3 BNJ5% B = 0,5 ; M = 0,4 5 MST B 0 (0) 8.7 9.0 9.3 9.0 a B 1 (2) 11.0 10.7 11.3 11.0 b B 2 (4) 11.7 12.3 13.7 12.6 c B 3 (6) 14.3 15.0 15.7 15.0 d Rata2 11.4 a 11.8 a 12.5 b 11.9 BNJ5% B = 0,8 ; M = 0,7 6 MST B 0 (0) 9.7 a 10.0 ab 10.7abc 10.1 B 1 (2) 11.7 abcd 12.3 bcde 12.7cdef 12.2 B 2 (4) 13.3 def 14.3 ef 16.0 gh 14.6 B 3 (6) 15.0 fgh 17.0 h 19.7 i 17.2 Rata2 12.4 13.4 14.8 13.5 BNJ5% BM = 2,5 7 MST B 0 (0) 10.7 a 11.0 ab 11.7abc 11.1 B 1 (2) 12.7 abcd 13.7 bcd 14.0cde 13.4 B 2 (4) 14.3 cde 14.7 def 17.3 fg 15.4 B 3 (6) 16.7 efg 18.0 g 21.0 h 18.6 Rata2 13.6 14.3 16.0 14.6 BNJ5% BM = 2,8 8 MST B 0 (0) 12.0 a 12.0 a 12.7 ab 12.2 B 1 (2) 13.7 abc 15.0 cd 15.3 cd 14.7 B 2 (4) 16.3 de 16.7 def 19.0 f 17.3 B 3 (6) 18.7 efg 20.3 g 23.3 h 20.8 Rata2 15.2 16.0 17.6 16.3 BNJ5% BM = 2,5 Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris dan atau kolom dan umur yang sama, tidak berbeda nyata menurut uji BNJ 5 %. 119

Alianti, Y. Zubaidah, S., Saraswati, D. Tanggapan Tanaman Tomat Terhadap Pemberian. Semakin tinggi dosis pupuk hayati yang diberikan sampai 2 t.ha -1 diduga akan semakin banyak pula kandungan mikroba yang dapat berperan merombak bahan organik pada tanah untuk menyediakan unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Menurut Anas (1997) pupuk hayati mengandung bakteri penambat N non simbiotik dan beberapa bakteri lainnya yang dapat memacu pertumbuhan tanaman. Nitrogen sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk masa pertumbuhan vegetatif seperti pembentukan akar, batang dan daun. Selain mengandung bakteri penambat N non simbiotik, pupuk hayati ini berbasis mikoriza arbuskula. Mikoriza memiliki peran yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, karena mikoriza dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara P pada akar tanaman melalui simbiosis mutualisme dimana mikoriza akan membebaskan P yang terikat di dalam tanah menjadi bentuk P tersedia yang dapat dimanfaatkan akar tanaman. Adanya P yang tersedia dalam tanah ini dimanfaatkan tanaman untuk melakukan proses fisiologis dan metabolisme dalam tubuh tanaman. Mikoriza juga dapat memperbaiki struktur tanah akibat ruang yang diberikan mikoriza pada saat melakukan proses penyerapan air dan pembebasan unsur hara P dalam tanah. Akibat adanya pergerakan mikoriza dalam tanah dapat menyebabkan struktur tanah lebih baik karena ruang pori udara dalam tanah lebih terbuka sehingga pergerakan akar akan lebih luas (Ikwan, 2012). Menurut Krismawati (2007 dalam Putra, 2012), tersedianya hara N, P, dan K dapat meningkatkan tinggi tanaman. Jumlah Daun Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa interaksi pemberian biochar dan pemberian pupuk hayati berpengaruh nyata terhadap jumlah daun tomat pada umur 6, 7 dan 8 MST, sedangkan pada umur 3, 4 dan 5MST tidak terjadi interaksi namun masing-masing faktor tunggal berpengaruh sangat nyata. Ratarata jumlah daun tomat umur 3 4, 5, 6, 7 dan 8 MST disajikan pada Tabel 2. Berdasarkan Tabel 2, interaksi antara pemberian biochar dengan pupuk hayati berpengaruh nyata terhadap jumlah daun tanaman tomat umur 6, 7 dan 8 MST. Kombinasi perlakuan biochar dosis 6 t.ha -1 dengan pupuk hayati 2 t.ha 1 (B 3 M 2 ) memperlihatkan rata-rata jumlah daun yang terbanyak pada setiap umur pengamatan. Pada umur 8 MST kombinasi perlakuan B 3 M 3 dengan jumlah daun terbanyak, yaitu 23,3 helai berbeda nyata dibandingkan kombinasi perlakuan lainnya dengan jumlah daun berkisar 12,00 20,3 helai. Jumlah daun paling banyak pada kombinasi perlakuan pemberian biochar dosis 6 t.ha -1 dengan pupuk hayati 2 t.ha -1. Hal ini menunjukkan perlakuan pada dosis tersebut mampu berinteraksi dengan baik sehingga tanah mampu menyediakan unsur hara, yaitu dengan kemampuan biochar sebagai pembenah tanah dan kemampuan pupuk hayati menyediakan mikroba-mikroba yang berperan dalam menyediakan unsur hara seperti nitrogen dan fosfor yang dibutuhkan tanaman dalam fase pertumbuhan vegetatif seperti pertumbuhan daun. Nurida et al., (2008), menyataka n bahwa penambahan biochar berperan sebagai pembenah tanah pada tanah-tanah pertanian, yaitu : (1) menambah ketersedian hara, (2) menambah retensi hara, dan (3) menambah retensi air, 4) menciptakan habitat yang baik untuk mikroorganisme simbiotik, 5) meningkatkan produksi tanaman pangan. Spokas et. al., (2012, dalam Nurida, et.al., 2008), menambahkan bahwa pemberian biochar berpengaruh positif terhadap sifat tanah dan produktivitas tanaman, khususnya pada tanah masam seperti halnya tanah gambut. Pengayaan pembenah tanah biochar yang dikombinasikan dengan pemberian pupuk hayati dapat memperkaya kehidupan mikroba dalam tanah yang berperan terhadap ketersediaan unsur hara dalam tanah. Menurut Suhartatik dan Sismiyati (2000, dalam Purba, 2015), mikroba yang terdapat di dalam pupuk hayati mampu melarutkan unsur hara, meningkatkan kemampuan tanaman dalam 120

menyerap unsur hara dan stabilitas agregat tanah secara umum meningkat dengan makin banyaknya jumlah mikroba dalam pupuk hayati. Meningkatnya kemampuan tanaman dalam menyerap unsur hara ini berakibat pertumbuhan jumlah daun juga akan meningkat. Berat Kering Tanaman Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pengaruh interaksi antara pemberian biochar dengan pemberian pupuk hayati berpengaruh nyata terhadap berat kering tomat tomat pada umur 8 MST. Rata-rata berat kering tanaman tomat umur 8 MST disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan pemberian biochar dosis 6 t.ha -1 dengan pemberian pupuk hayati 2 t.ha -1 (B 3 M 2 ) memperlihatkan rata-rata berat kering tertinggi, yaitu 27,18 g dan ini berbeda nyata dibandingkan kombinasi perlakuan lainnya dengan berat kering berkisar 16,43 24,11 g. Berat kering tanaman yang tertinggi diperlihatkan pada kombinasi perlakuan B 3 M 2, hal ini menunjukkan bahwa akumulasi berat kering tanaman yang tinggi berhubungan dengan pertumbuhan bagian-bagian organ tanaman yang lebih baik pula, seperti pertumbuhan tinggi tanaman dan jumlah daun yang lebih baik pada kombinasi B 3 M 2. Pertumbuhan yang lebih baik pada kombinasi perlakuan B 3 M 2 menunjukkan kedua faktor perlakuan tersebut mampu memperbaiki sifatsifat fisik, biologi dan kimia pada tanah gambut menjadi lebih baik, sehingga ketersediaan hara pada tanah tersebut menjadi lebih baik dan mampu mendukung pertumbuhan pada fase vegetatif yang lebih baik sehingga produksi biomassa (berat kering tanaman) menjadi lebih tinggi pula. Perbaikan sifat fisik tersebut diduga merupakan pengaruh tidak langsung dari meningkatnya ph tanah gambut dari 3,41 menjadi 5,96 akibat pemberian biochar dan ketersedian hara juga meningkat sehingga terjadi peningkatan populasi mikroba (Lehman et al. 2011, dalam Nurida et al., 2008). Gaskin et al. (2007, dalam Nurida et.al.,2008) menginformasikan bahwa terdapat korelasi antara perubahan ukuran pori dan sifat fisik lainnya dengan populasi mikroba pada tanah yang diberi biochar. Sifat fisik dan kimia tanah yang lebih baik akibat pemberian biochar didukung dengan pemberian pupuk hayati yang mengandung mikroba mikoriza. Menurut Haris (2005, dalam Wicaksono et. al., 2013) manfaat penambahan mikoriza antara lain pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik sehingga hasil yang didapat jauh lebih banyak. Hal ini karena mikoriza dapat meningkatkan luasan penyerapan hara oleh miselium eksternal. Mikoriza dapat meningkatkan lingkungan mikrorisosfer yang dapat merubah komposisi dan aktivitas mikroba tanah. Hal ini karena terjadi perubahan fisiologi akar dan produksi sekresi oleh mikroba. Mikoriza mempunyai peranan dalam hal pengendalian hama dan penyakit tanaman terhadap patogen langsung. Tabel 3. Rata-rata berat kering tanaman tomat (g) pada umur 8 mst Biochar (B) Pupuk hayati (M) (t.ha -1 ) (ton /ha) M 0 (0) M 1 (1) M 2 (2) Rata-rata B 0 (0) 14.71 a 16.43ab 17.46b 16.20 B 1 (2) 18.88bc 18.70bc 20.12cd 19.23 B 2 (4) 21.65 cd 21.22cd 22.04de 21.64 B 3 (6) 22.71 de 24.11 e 27.18 f 24.67 Rata2 19.49 20.12 21.70 20.43 BNJ 5% BM = 2,63 Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama, tidak berbeda nyata menurut uji BNJ 5 %. Hal ini karena mikoriza memanfaatkan karbohidrat akar sebelum dikeluarkan sehingga patogen tidak mendapatkan makanan yang dapat mengganggu siklus hidupnya, mikoriza 121

Alianti, Y. Zubaidah, S., Saraswati, D. Tanggapan Tanaman Tomat Terhadap Pemberian. juga mampu membentuk substansi antibiotik untuk menghambat patogen, di sekitar perakaran. Talanca dan Adnan (2005, dalam Kiswoyo et al., 2014) mengemukakan bahwa infeksi mikoriza dengan akar tanaman dapat memperluas bidang serapan akar sehingga dapat menyerap unsur hara seperti P, Ca, N, Cu,Mn, K, dan Mg dengan hifa eksternal yang tumbuh dan berkembang melalui bulu akar. Penyerapan unsur hara erat kaitannya dengan proses fotosintesis, dimana hasil dari proses fotosintesis tersebut akan disalurkan dari daun keseluruh bagian tanaman. Semakin tersedia unsur hara dan semakin bagus penyerapan unsur hara maka proses fisiologis akan semakin baik. Proses fisiologis yang membaik tersebut akan mempengaruhi berat tanaman secara keseluruhan (Howe et. al., 2012). Jumlah Buah Segar Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pengaruh interaksi pemberian biochar dengan pupuk hayati berpengaruh nyata terhadap jumlah buah segar tanaman tomat. Rata-rata jumlah buah segar hasil panen tomat disajikan pada Tabel 4. Tabel 4 menunjukkan bahwa pengaruh interaksi antara pemberian biochar dengan pupuk hayati berpengaruh nyata terhadap jumlah buah segar hasil panen tanaman tomat dan menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan pemberian biochar dosis 6 ton/ ha dan pemberian pupuk hayati 2 t.ha -1 (B 3 M 2 ) memperlihatkan rata-rata jumlah buah segar hasil panen yang terbanyak, yaitu 72,3 buah dan ini berbeda nyata dibandingkan kombinasi perlakuan lainnya terutama dengan kombinasi perlakuan B 0 M 0 dengan bobot buah segar yang terendah, yaitu 21,3 buah, demikian pula pada kombinasi perlakuan lainnya yang masih lebih rendah, yaitu berkisar 29,7-61,0 buah. Meningkatnya jumlah buah tomat yang terbaik pada kombinasi perlakuan pemberian biochar dosis 6 t.ha -1 dan pupuk hayati 2 t.ha -1, hal ini berhubungan dengan perbaikan sifat-sifat fisik, biologi dan kimia pada tanah gambut yang lebih baik. Selain dapat memasok sejumlah nutrisi, biochar mempunyai kemampuan dalam menahan air dan unsur yang lebih baik dalam tanah dibandingkan dengan bahan organik lainnya. Hasil Penelitian Santi dan Goenadi (2010), dibandingkan kompos dan gambut, biochar dari cangkang kelapa sawit memiliki keunggulan dalam hal Bulk density (BD), kerapatan partikel (PD), dan aerasi (ruang pori total/rpt) yang lebih baik dibandingkan kompos dan gambut sehingga hal ini sangat menentukan dalam penyimpanan atau menahan air dan unsur hara yang lebih tinggi. Senada dengan pendapat Lehman (2007, dalam Mawardiana et. al.,, 2013) semua bahan organik yang ditambahkan ke dalam tanah nyata meningkatkan berbagai fungsi tanah tak terkecuali retensi berbagai unsur hara esensial bagi pertumbuhan tanaman. Tabel 4. Rata-rata jumlah buah segar tanaman tomat (buah) dari tiga kali panen Biochar (B) Pupuk hayati (M) (t.ha -1 ) (t.ha -1 ) M 0 (0) M 1 (1) M 2 (2) Rata-rata B 0 (0) 21.3 a 29.7 b 34.0 bc 28.3 B 1 (2) 36.7bcd 38.0cde 40.7cdef 38.4 B 2 (4) 42.7def 45.7 ef 48.0 f 45.4 B 3 (6) 56.0 g 61.0 g 72.3 h 63.1 Rata2 39.2 43.6 48.8 43.8 BNJ 5% BM =7,67 Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama, tidak berbeda nyata menurut uji BNJ 5 %. Selain itu, pemberian biochar yang dikombinasikan dengan pemberian pupuk yang juga mampu menyediakan sejumlah mikroba yang berperan aktif menyediakan unsur hara 122

dalam tanah gambut, seperti mikoriza yang membantu tersedianya unsur hara P dan mikroba non simbiotik penambat N yang mampu menyediakan nitrogen pada tanah. Pemberian pupuk hayati mampu meningkatkan jumlah cabang. Hal ini terjadi karena pupuk hayati ini mengandung mikoriza dalam jumlah banyak yang mampu menginfeksi sistem perakaran sehingga membantu meningkatkan daya serap akar terhadap hara yang dibutuhkan oleh tanaman tomat khususnya nitrogen dan phosfor. Anas et al., (1997, dalam Ramince dan Zubaidah, 2015) mengemukakan bahwa tanaman yang bermikoriza tumbuh lebih baik dari tanaman yang tanpa mikoriza. Penyebab utama adalah mikoriza secara efektif dapat meningkatkan penyerapan unsur hara.selain itu, akar yang bermikoriza dapat menyerap unsur hara dalam bentuk terikat dan yang tidak tersedia bagi tanaman. Pada pembentukan cabang tanaman memerlukan unsur nitrogen, kekurangan nitrogen dapat menyebabkan pembentukan cabang tanaman menjadi terhambat dan produksinya akan rendah, makin banyak cabang yang dihasilkan makin banyak pula bunga, dan buah yang dihasilkan. Menurut Hardjowigeno (1993, dalam Ramince dan Zubaidah, 2015), nitrogen berperan penting dalam hal pembentukan cabang tanaman yang berguna untuk menghasilkan buah dan meningkatkan hasil tanaman. Bobot Buah Segar Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa interaksi pemberian biochar dan pemberian pupuk hayati berpengaruh nyata terhadap bobot buah segar hasil panen tomat. Rata-rata bobot buah segar hasil panen tomat disajikan pada Tabel 5. Interaksi pemberian biochar dengan pupuk hayati yang berpengaruh nyata terhadap bobot buah segar hasil panen tanaman tomat. Tabel 5 menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan pemberian biochar dosis 6 t.ha -1 dengan pemberian pupuk hayati 2 t.ha -1 (B 3 M 2 ) memperlihatkan rata-rata bobot buah segar hasil panen yang tertinggi, yaitu 734,6 g dan ini berbeda nyata dibandingkan kombinasi perlakuan lainnya utamanya dengan kombinasi perlakuan B 0 M 0 dengan bobot buah segar yang terendah, yaitu 253,3 g, demikian pula pada kombinasi perlakuan lainnya yang masih lebih rendah yaitu berkisar 350,3-621,8 g/ tanaman. Kombinasi perlakuan pemberian biochar dosis 6 t.ha -1 dengan pemberian pupuk hayati 2 t.ha -1 (B 3 M 2 ) ternyata memberikan pengaruh yang terbaik terhadap peningkatan hasil bobot buah segar tomat total panen yang merupakan komponen hasil dan kombinasi perlakuan ini berbeda nyata dibandingkan kombinasi perlakuan lainnya. Peningkatan ini diduga disebabkan oleh biochar yang diberikan dengan dosis (6 ton/ ha) mampu memperbaiki sifat-sifat tanah gambut pedalaman menjadi lebih baik, utamanya sifat fisik yang sangat mendukung ketersediaan air dan unsur hara menjadi lebih baik. Tabel 5. Rata-rata bobot (g) buah tanaman tomat dari tiga kali panen Biochar (B) Pupuk hayati (M) (t.ha -1 ) (t.ha -1 ) M 0 (0) M 1 (1) M 2 (2) Rata-rata B 0 (0) 253.3 a 350.3 386.5bc 330.0 B 1 (2) 415.2 bcd 420.9 bcd 448.4cd 428.2 B 2 (4) 468.8 cd 488.1 de 504.4 de 487.1 B 3 (6) 564.2 ef 621.8 f 734.6 g 640.2 Rata-rata 425.4 470.3 518.5 471.4 BNJ 5% BM = 91,98 Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama, tidak berbeda nyata menurut uji BNJ 5 %. Sesuai pernyataan Ogawa (1994, dalam untuk: (1) menambah ketersedian hara (sifat Nurida et.al., 2008), bahwa penambahan kimia), (2) menambah retensi hara (sifat fisik), biochar pada tanah-tanah pertanian berfungsi dan (3) menambah retensi air (sifat fisik) dan 4) 123

Alianti, Y. Zubaidah, S., Saraswati, D. Tanggapan Tanaman Tomat Terhadap Pemberian. menciptakan habitat yang baik untuk mikroorganisme simbiotik (sifat biologi). Peran biochar terhadap peningkatan produktivitas tanaman dipengaruhi oleh jumlah (dosis) yang ditambahkan (Gani, 2010 dalam Mawardiana et. al., 2013). Pemberian biochar yang dikombinasikan dengan pemberian pupuk hayati pada dosis 2 t.ha-1 akan menambah kecukupan suplai unsur hara bagi tanaman tomat yang diduga masih belum terpenuhi sepenuhnya dari tanah gambut pedalaman. Perlakuan terbaik pada pemberian pupuk hayati terdapat pada perlakuan M 2 (2 t.ha-1 ) menunjukkan bahwa kandungan mikoriza pada pemberian pupuk hayati dosis tersebut jumlahnya relatif banyak sehingga mampu menginfeksi akar tanaman dan membantu dalam penyerapan hara dalam tanah khususnya phosfor.karena unsur hara yang berperan dalam pembentukan dan perkembangan buah yaitu unsur phosfor. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Tisdale (1993, dalam Hapsoh, 2003), bahwa kemampuan intersepsi akar dalam pengambilan nutrisi dapat dipertinggi oleh mikoriza yang dapat menyerap unsur hara terutama phosfor, yang merupakan simbiosis antara jamur dan akar tanaman. Penelitian Hapsoh (2003), menyatakan bahwa fungsi mikoriza meningkatkan hasil tanaman, hal ini ditunjukkan dengan jumlah buah dan berat buah tanaman tomat. Kombinasi pemberian biochar tempurung kelapa 6 t.ha -1 dan pupuk hayati 2 t.ha -1 (B 3 M 2 ) mampu memperbaiki kesuburan tanah sehingga meningkatkan metabolisme tanaman yang lebih baik. Metabolisme tanaman yang berlangsung baik, maka menjamin tersedianya karbohidrat yang tinggi. Tersedianya karbohidrat yang tinggi akan berhubungan langsung terhadap pertumbuhan yang lebih baik dan pada akhirnya hasil tanaman juga lebih tinggi, hal ini dapat dibuktikan dari bobot segar tomat total hasil panen yang tertinggi pada kombinasi perlakuan B 3 M 2 KESIMPULAN 1. Interaksi antara pemberian biochar dengan pupuk hayati berpengaruh terhadap jumlah daun, berat kering tanaman, jumlah buah segar dan bobot buah segar tomat. 2. Pertumbuhan dan hasil tanaman tomat terbaik adalah pada pemberian biochar 6 t.ha -1 dengan pupuk hayati 2 t.ha -1 (B 3 M 2 ) dengan rata-rata jumlah daun 23,3 helai, berat kering tanaman 27,18 g, jumlah buah segar 72,3 buah dan bobot buah segar 734,6 g/tanaman. DAFTAR PUSTAKA Anas, I. 1997. Bioteknologi Tanah. Laboratorium Biologi Tanah. Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor. Anonimus. 2011. Tanah Arang: Lahan subur untuk pertanian berkelanjutan di Kalimantan. http://blog.cifor.org/ 10609/tanah-arang-lahan-subur-untukpertanian-berkelanjutan-dikalimantan/#.UISFbm8xrdl. (1 Oktober 2015). BPS (Badan Pusat Statistik) Provinsi Kalimantan Tengah, 2011.Kalimantan Tengah dalam angka 2011/2012. Palangka Raya. BPTP-NAD. 2011. Biochar sebagai bahan pembenah tanah. (http://pustaka.litbang.deptan.go.id/inov asi/k11106-ek77.pdf).(1 Oktober 2015). Cahyono, I. 2008. Tomat : Usaha Tani dan Penanganan Pasca Panen, Kanisius. Yogyakarta. Firmansyah, A. 2010. Biochar sebagai amelioran tanah marjinal lahan kering dan lahan pasaang surut untuk peningkatan produktivitas tanaman pangan di Kalimantan Tengah.Balai Pengkajian Teknologi pertanian (BPTP) Kalimantan Tengah. Howe, T., Wawan dan B. Nasrul. 2012. Pengaruh Pemberian Biochar dan Pupuk N, P, K Terhadap Tanaman 124

Cabai Merah ( Capsicum annum L.). Skripsi. Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Riau Hapsoh. 2003. Kompatibilitas MVA dan Beberapa Tanggap Kedelai Pada Berbagai Tingkat Cekaman Tanah. Tesis. Program Pasca sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. Karlina, E. 2012.Penggunaan sirsak tembakau dan biochar untuk menekan intensitas serangan hama Bactroceracu curbitaecoq. dan meningkatkan produksi tanaman mentimun (Cucumissativus L.) pada tanah gambut. Skripsi. Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian, Universitas Palangka Raya. Palangka Raya. Kiswoyo, H., S. Zubaidah dan W. Widyawati, 2014. Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit Pre Nursery Akibat Pemberian Pupuk Hayati dan Pupuk NPK pada Tanah Podsolik. J. Agripeat vol. 15. Nomor 2. Hal 99-107 Mawardiana., Sufardi., E. Husen., 2013. Pengaruh Residu Biochar Dan Pemupukan NPK Tehadap Sifat Kimia Tanah Dan Pertumbuhan Serta Hasil Tanaman Padi Musim Tanam Ketiga. Jurnal Konservasi Sumber Daya Lahan. Universitas Syiah Kuala.Banda Aceh. Vol 1. Nomor 1. Hal 16-23 Najiyati, S. Lili, M. dan Suryadiputra. 2005. Panduan Pengelolaan Lahan Gambut untuk Pertanian Berkelanjutan. Proyek Climate Change, Forest and Peatlands in Indonesia. Wetlands Internasional- Indonesia.Programme and Wildlife Habitat. Canada. Bogor. Indonesia. Nurida, N. L., A. Dariah, dan A. Rachman. 2008. Kualitas limbah pertanian sebagai bahan baku pembenah berupa biochar untuk rehabilitas lahan. Prosiding seminar nasional dan dialog sumberdaya lahan pertanian. 18 20 November 2008 di Bogor. Hal 209-215. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan Penelitian dan Pengem-bangan Pertanian, Departemen Pertanian. Purba, R. 2015. Kajian aplikasi pupuk hayati pada tanaman padi sawah di Banten.http://biodeversitas.mipa.uns.ac. id. (26 April 2016). Putra, S. 2012. Pengaruh Pupuk NPK Tunggal, Majemuk, dan Pupuk Daunterhadap Peningkatan Produksi Padi Gogo Varietas Situ Patenggang.Agrotro 2 (1): 55-61.www.portalgaruda.org. ( 2 Februari 2015). Ramince dan S. Zubaidah. 2015. Peningkatan pertumbuhan dan hasil cabai besar (Capsicum annum L) Melalui Pemberian Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit dan Pupuk Hayati pada Tanah podsolik. Agripeat. Vol 16 No 1.hal 20-27 Salampak. 2000. Beberapa sifat kimia tanah gambut Kalimantan Tengah berdasarkan lingkungan pembentuknya. Agripeat Vol 1 No 1, hal 8-14. Santi, L.P. dan D.H. Goenadi. 2010. Pemanfaatan Bio-char sebagai pembawa mikroba untuk pemantapan agregat tanah Ultisol dari taman Bogo- Lampung. Menara Perkebunan 78 (2) : 52-60. www.imbriec. Org. ( 10 Oktober 2015). Sutanto, R. 2002. Pertanian Organik. Menuju Pertanian Alternatif dan Berkelanjutan. Kanisius. Yogyakarta. Syahriyanto, N. 2011.Respon Kedelai Varietas Tanggamus Terhadap Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular dan kombinasi pupuk NPK pada Tanah gambut. Skripsi Universitas Palangka Raya. Palangka Raya. Wicaksono, M.I., M. Rahayu dan Samanhudi. 2013. Pengaruh Pemberian Mikoriza dan Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan Bawang Putih.http://download.portalgaruda.org. pdf. Caraka Tani-Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Vol XXIX No 1 hal 35 43 (diakses 26 April 2016). 125