NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pendidikan Anak Usia Dini

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

UPAYA MENGEMBANGKAN KREATIFITAS ANAK MELALUI BERMAIN BALOK DI TK. PGRI 1 KANDANGSAPI, JENAR, SRAGEN TAHUN 2014 / 2015 NASKAH PUBLIKASI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS. Warjiatun

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Pra Tindakan

NASKAH PUBLIKASI MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA KELOMPOK B TK DAWUNGAN I MASARAN SRAGEN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI PERMAINAN MELIPAT KERTAS PADA ANAK KLAS B TK ABA MERBUNG KLATEN SELATAN TAHUN AJARAN 2012/2013

SKRIPSI Diajukan Untuk Sebagian Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD OLEH :

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Disusun oleh : WINDITA FITRI ILHAMI A

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhi Sebagian Syarat Guna MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S.Pd) PadaProgram Studi PG-PAUD

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM IRAMA DI TAMAN KANAK-KANAK BINA UMMAT PESISIR SELATAN

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENIRU GARIS PADA ANAK KELAS A TK ABA MERBUNG KLATEN SELATAN TAHUN AJARAN 2013/2014

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGUNTING GAMBAR PADA KELOMPOK B TK PERINTIS MONGKRONG WONOSEGORO

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN PLASTISIN PADA ANAK PLAYGROUP DI PAUD NUR ROHMAH PLUPUH SRAGEN TAHUN AJARAN 2013/2014

Pengembangan Keterampilan Motorik Halus melalui Menjahit Untuk Anak Usia Dini *

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KREATIVITAS DAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN ORIGAMI PADA ANAK KELOMPOK B BA AISYIYAH NGALAS II

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN AFEKSI SOSIAL EMOSIONAL MELALUI STRATEGI SALING TUKAR ALAT MAINAN PADA ANAK KELOMPOK A. TK AISYIYAH DEMANGAN SAMBI BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah

NASKAH PUBLIKASI PENGEMBANGAN TANGGUNG JAWAB MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI WANGLU TRUCUK KLATEN TAHUN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala. kemampuan anak sedang berkembang cepat.

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, motorik dan sosio emosional. Berdasarkan Pemerdiknas No. 58. Standar Pencapaian perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk anak usia 0-6 tahun. Aspek yang dikembangkan dalam

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK AISYIYAH PARIGI

ARTIKEL PENELITIHAN OLEH: PENI REJEKI NPM:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kognitif saja tetapi juga tidak mengesampingkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. usia enam tahun menurut Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan untuk anak

I. PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, rohani (moral atau spritual), motorik, akal pikiran, emosional, sosial dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan anak usia dini (PAUD) menurut Hasan (2011: 15), adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK KASAR ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA KELOMPOK B TK AL-HIDAYAH TALISE PALU UTARA

I. PENDAHULUAN. merupakan harta yang tak ternilai harganya. Pada usia dini di mana anak berada

Al-Hikmah Jurnal Kependidikan dan Syariah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

PERMAINAN GEOMETRI DAPAT MENINGKATKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA SEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK A RA AL ISLAM KADIPIRO SAMBIREJO SRAGEN TAHUN AJARAN

NASKAH PUBLIKASI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBUATGARIS TEGAK, DATAR, MIRING, LENGKUNG DENGAN MENGGUNTING MELALUI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah aktivitas motorik yang melibatkan aktivitas otot-otot kecil yang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERCOBAAN SAINS SEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK B2 TK GAMALIEL PALU

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI LAYANG-LAYANG DI TAMAN KANAK-KANAK PRESIDEN 2 PADANG

Jurnal Pesona PAUD, Vol. I. No.1.Wani

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI ALAT BERMAIN BALOK PADA KELOMPOK B DI TK KEMBANG JAYA OMU

BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PG PAUD FKIP UNP KEDIRI.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM. Azwinar

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA KELOMPOK B DI TK AL-KHAIRAAT LOLU

BAB II LANDASAN TEORI. manusia yaitu kebutuhan untuk berdiri sendiri (need for autonomy) dan. kebutuhan untuk bergantung (needs for deference).

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 PAUD

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru PAUD

NASKAH PUBLIKASI UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA KELOMPOK B TK PERTIWI 1

BAB I PENDAHULUAN. untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MERONCE DENGAN MEDIA MANIK-MANIK DI KELOMPOK B TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL BROMO MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KREATIVITAS MELALUI KEGIATAN PENCAMPURAN WARNA PADA ANAK KELOMPOK BTK AISYIYAH GONDANG TAHUN AJARAN 2013/2014

Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik identik denga

Artikel Skripsi. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PG-PAUD.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Roslinawati Nur Hamidah, 2013

DEMA YULIANTO, TITIS AWALIA

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI MEDIA BUBUR KERTAS PADA ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI BEKU TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Ea Siti Julaeha, 2014 Meningkatkan keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatip (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil

MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK ALKHAIRAAT MAKU KEC. DOLO

NURAINI RAHARJANTI A53B111047

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI KREASI DI TAMAN KANAK-KANAK MELATI KABUPATEN SOLOK SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE DARI BAHAN BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH SIMPANG IV AGAM.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGANYAM DI KELOMPOK B TK ABA II PANTOLOAN

UPAYA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA SISWA KELOMPOK A TK ISLAM MARDI SIWI PAJANG LAWEYAN SURAKARTA TAHUN AJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN SAINS ANAK MELALUI EKSPLORASI ALAM (SAWAH) DI TAMAN KANAK-KANAK HARAPAN BUNDA KABUPATEN SOLOK SELATAN

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

BAB I PENDAHULUAN. memadukan secara sistematis dan berkesinambungan suatu kegiatan.

perkembangan anak. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

NASKAH PUBLIKASI MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK PADA ANAK KELOMPOK A TK PERTIWI SUMBER TRUCUK KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S- 1 Pendidikan Anak Usia Dini. Oleh : WAHYUNI A53H111012

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM FANTASI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG. Martini ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Anak Usia Dini dimulai masa usia 0 6 tahun. Masa ini

Transkripsi:

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DALAM KEGIATAN MERONCE DENGAN MEDIA BAHAN ALAM DI KELOMPOK B TK PERTIWI 2 PLUMBON KECAMATAN SAMBUNGMACAN KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pendidikan Anak Usia Dini Disusun oleh : NUR ROHMAH A53H111005 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADYAH SURAKARTA TAHUN 2014

ABSTRAK UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DALAM KEGIATAN MERONCE DENGAN MEDIA BAHAN ALAM DI KELOMPOK B TK PERTIWI 2 PLUMBON KECAMATAN SAMBUNGMACAN KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Nur Rohmah, A53H111005, Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan kemampuan motorik halus melalui kegiatan meronce. Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah pembelajaran meronce masih belum tercapainya target sesuai dengan kriteria ketuntasan pembelajaran 80 % disebabkan oleh pembelajaran yang kurang menarik minat belajar anak. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian menggunakan penelitian tindakan kelas dengan 3 siklus yang masing-masing siklus dilaksanakan 3 kali pertemuan. Setiap pertemuan ada 4 langkah kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Hasil dari penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran motorik halus dengan meronce menggunakan media alam dapat memotivasi dan meningkatkan hasil belajar anak di Kelompok B TK Pertiwi 2 Plumbon Kabupaten Sragen. Hal ini dapat dilihat dalam Prasiklus, hasil yang dicapai anak yang Anak mampu mengerjakan sendiri tanpa bantuan guru (Tuntas) 8%, sedang anak yang Anak mampu mengerjakan sendiri dengan sedikit bantuan guru (Cukup) 12%, Anak dalam mengerjakan selalu meminta bantuan guru / anak yang tidak mau mengerjakan tugas (Belum Tuntas) 80%. Siklus I dengan hasil yang dicapai anak yang Anak mampu mengerjakan sendiri tanpa bantuan guru (Tuntas) 16%, sedang anak yang Anak mampu mengerjakan sendiri dengan sedikit bantuan guru (Cukup) 36%, Anak dalam mengerjakan selalu meminta bantuan guru / anak yang tidak mau mengerjakan tugas (Belum Tuntas) 48%. Dalam siklus II peneliti menggunakan bahan alam berupa pelepah daun singkong, hasilnya dapat dilihat bahwa kemampuan belajar anak yang meningkat secara signifikan hasil belajar anak dari siklus I terhadap siklus II, anak anak yang anak mampu mengerjakan sendiri tanpa bantuan guru (Tuntas) 80%, sedang anak yang mampu mengerjakan sendiri dengan sedikit bantuan guru (Cukup) 8%, Anak dalam mengerjakan selalu meminta bantuan guru / anak yang tidak mau mengerjakan tugas (Belum Tuntas) menjadi 12 %. Kata kunci : Motorik halus, meronce, media alam.

PENDAHULUAN Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan tahap awal di jenjang formal karena anak-anak belajar sambil bermain. Guru adalah orang yang paling dipercaya oleh anak-anak sehingga di dalam pembelajaran diharapkan guru menggunakan media yang nyata dan mudah dipahami oleh anak-anak dalam mengajar. Guru diharapkan mampu untuk berkreasi dalam mengembangkan imajinasi serta kreatif yang dimilikinya. Pembelajaran di Taman Kanak-kanak memiliki bermacam-macam tema yang akan diajarkan kepada anak, yang tertuang dalam RKM dan RKH. Pendidikan Taman Kanak-kanak bertujuan untuk membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap,pengetahuan, keterampilan, daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya. Pendidikan dini bagi anak usia 4-6 tahun merupakan masa peka bagi anak. Anak mulai sensitif untuk menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensinya. Masa peka adalah masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Anak memiliki kesempatan untuk bereksplorasi menemukan, mengekspresikan perasaan berkreasi, dan belajar secara menyenangkan. Kemampuan motorik halus Anak Melalui Anak Melalui Metode Pemberian Tugas dalam kegiatan Meronce Dengan Media Bahan Alam Di TK Pertiwi 2 Plumbon Kecamatan Sambung Macan Kabupaten Sragen pada anak merupakan salah satu aspek psikis manusia yang sangat penting untuk dipupuk dan dikembangkan karena dengan motorik halus siswa dapat menemukan cara-cara menilai sesuatu dengan tepat dan dapat menghadapi, mengolah serta mengawasi stimulasi sesuai dengan tuntutan jaman. Menurut Permendiknas No 58 Tahun 2009, pendidikan belajar sambil bermain sangatlah penting untuk meningkatkan motorik halus anak di dalam belajar. Melalui belajar dan bermain diharapkan dapat mengembangkan segenap potensi yang dimiliki anak-anak yaitu moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional, dan kemandirian, berbahasa, kognitif, fisik/motorik dan seni. Mengingat perkembangan emosi anak sangat pesat pada usia dini, maka perkembangan motorik anak melalui bermain dengan berbagai macam permainan dapat mengembangkan kemampuan dasar motorik halus pada anak. Kegiatan pembelajaran yang optimal adalah situasi ketika anak-anak dapat berinteraksi antara satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan memahami bagaimana siswa belajar, apakah 1

perilaku belajar telah berlangsung pada diri anak. Metode pemberian tugas melalui kegiatan meronce merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak. Pemberian tugas merupakan pekerjaan tertentu yang sengaja harus dikerjakan oleh anak yang mendapat tugas. Metode pemberian tugas berbantuan media bahan alam merupakan salah satu upaya yang dapat diterapkan untuk meningkatkan motorik halus anak. Anak dapat belajar kreatif, melatih kelenturan serta keterampilan tangan, ketelitian, kerapian yang dihubungkan dengan koordinasi pusat pusat syaraf otot dan mata. Selain itu melalui metode pemberian tugas ini anak dapat melatih ketepatan atau keterampilan, melatih ingatan serta melatih penalaran anak. Melihat manfaat yang diberikan inilah sehingga metode pemberian tugas merupakan metode yang tepat digunakan dengan begitu apa yang menjadi daya ciptanya akan terwujud sekaligus secara tidak sengaja terjadi peningkatan motorik halus. Berdasarkan observasi di TK Pertiwi 2 Plumbon Kecamatan Sambung Macan Kabupaten Sragen diketahui bahwa dalam kegiatan meronce anak-anak kurang semangat dalam menyusun media manik-manik, pipet, dan bahan roncean yang disediakan oleh guru. Anak-anak terlihat hanya sekedar menyusun saja tanpa memperhatikan pola maupun warna yang mereka susun, mereka hanya menyusun sesuka hatinya asalkan sudah tersusun saja tanpa peduli hasil karyanya tersebut rapi atau tidak asalkan media yang diberikan oleh gurunya sudah habis tersusun dan mereka akan segera menyerahkan kepada guru, sehingga hasil roncean kurang menarik dan tidak sesuai dengan harapan guru. Begitu pula dalam kegiatan mengenal sama tidak sama, anak kurang tertarik dan atusias dengan media yang kurang menarik.berangkat dari permasalahan di atas, maka anak akan merasa jika kegiatan meronce merupakan kegiatan yang sulit dan ditakuti anak. Seharusnya guru harus mampu memilih metode agar menikmati dan menyelesaikan kegiatan yang diberikan. Melalui metode pemberian tugas siswa langsung terlibat dalam kegiatan-kegiatan sesuai dengan pengajaran yang disajikan dapat diukur sampai dimana kemampuan mereka dalam mengerjakan tugas yang diberikan sesuai dengan tugas yang diharapkan.tujuan metode pemberian tugas adalah agar guru dapat memberi batasan-batasan tegas terhadap anak didik sesuai dengan kemampuan yang diharapkan tercapai. Pada kegiatan dengan tujuan meningkatkan kreativitas meronce bahan yang digunakan adalah bahan-bahan alam/alami. Alat yang digunakan pada saat pelaksanaan kegiatan kreativitas meronce yaitu, benang, gunting, jarum. Meronce dikatakan sebagai salah satu contoh permainan imajinatif, dimana anak akan mampu menghasilkan karya 2

yang baru dan mampu membuat sesuatu yang berbentuk hasil karya, pada intinya kegiatan ini dilakukan oleh anak-anak dengan cara bermain sambil belajar. Kondisi saat ini di Kelompok B TK Pertiwi Plumbon adalah kurangnya minat dan pengembangan kegiatan meronce. Metode yang digunakan selama ini masih konvensional dengan cara penjelasan satu arah oleh guru kepada murid. Sehingga siswa kurang berperan aktif untuk mengikuti proes pembelajaran khususnya meronce. Oleh karena itu melalui penelitian ini bermaksud mengkaji dengen metode baru meronce menggunakan bahan alam diharakan mampu meningkatkan kreativitas dan peran aktif anak dalam kegiatan meronce. Mengingat masalah tersebut sangat penting, maka tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui peningkatan kreativitas meronce setelah penerapan metode pemberian tugas berbantuan media bahan alam pada anak kelompok B Tk Pertiwi 2 Plumbon Kecamatan Sambung Macan Kabupaten Sragen. Dari latar belakang di atas peneliti ingin mengetahui apakah terdapat peningkatkan kemampuan Motorik halus anak melalui metode pemberian tugas dalam kegiatan meronce dengan media alam di TK Pertiwi 2 Plumbon Kecamatan Sambung Macan Kabupaten Sragen? Secara khusus, penelitian ini bertujuan mengetahui peningkatkan kemampuan Motorik halus anak melalui metode pemberian tugas dalam kegiatan meronce dengan media alam di TK Pertiwi 2 Plumbon Kecamatan Sambung Macan Kabupaten Sragen Tahun ajaran 2014-2015. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi anak, guru dan sekolah. Motorik halus adalah pengorganisasian penggunaan otot-otot kecil seperti jarijemari dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan koordinasi mata dan tangan. Indikator Perkembangan Motorik Halus dalam penelitian ini antara lain : a. dapat menghibur dirinya dan pemperoleh perasaan senang, seperti anak merasa senang dengan memiliki keterampilan memainkan boneka, melempar dan menangkap bola, atau memainkan alat-alat mainan lainnya. b. dapat beranjak dari kondisi helpessness (tidak berbahaya), pada bulan-bulan pertama kehidupannya, ke kondisi yang indepence (bebas dan tidak bergantung) anak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat yang lainnya dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya, kondisi ini akan dapat menunjang perkembangan self confidence ( rasa percaya diri). 3

c. dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah (school adjustment), pada usia pra sekolah (taman kanak-kanak) atau usia kelas awal sekolah dasar, anak sudah dapat dilatih menggambar, melukis, baris- berbaris, dan persiapan menulis. Faktor-faktor yang mempengaruhi motorik halus tidak lepas dari sifat dasar genetik serta keadaan pasca lahir yang berhubungan dengan pola perilaku yang diberikan kepada anak serta faktor internal dan eksternal yang ada di sekeliling anak dan pemberian gizi yang cukup serta kondisi mental lemah dapat menjadi hambatan belajar perkembangan motorik halus, kondisi lingkungan sosial negatif yang dapat merugikan anak, sehingga kurang dorongan, rangsangan, kesempatan belajar dan pengajaran yang tidak sesuai dengan kondisi siswa yang terhambat perkembangannya. Meronce merupakan suatu kegiatan untuk dapat merangkai manik-manik menjadi kesatuan berdasarkan kriteria tertentu, seperti berdasarkan warna, bentuk manik-manik, atau jumlahnya. Meronce juga bisa merangsang motorik halus, saat meronce aneka bentuk anak dapat melatih untuk berpikir, memahami dan melihat bagaimana sebuah tali dapat masuk kelubang yang kecil. Media bahan alam yaitu bahan bahan yang ada di lingkungan sekitar yang paling mudah dicari, ditemui dan paling dekat dengan lingkungan sekitar dalam kehidupan kita sehari-hari. ciri media bahan alam yaitu mudah dibuat dan bahannya mudah didapat. Bahan dan alat yang digunakan dalam meronce mempunyai peranan penting dalam pembuatan suatu karya, bahan-bahan yang dapat digunakan meronce ada bahan-bahan alam atau alami dan non alam. Bahan-bahan alam atau alami yang dimaksud ada dua jenis diantaranya bahan alami padat kering dan bahan alami yang lunak tetapi padat. Bahan alami padat kering kasar yaitu kayu, cabang, buah kering, serta daun kering seperti dahan bunga, bunga kamboja, bunga gemitir sedangkan bahan alami yang lunak tetapi padat yaitu buah dan sayur segar seperti batang kangkung, batang singkong, wortel, kacang panjang, dan buah jali-jali. Bahan-bahan non alami yang dimaksud ada dua jenis pula diantaranya bahan yang keras dan bahan yang lunak. Bahan yang keras yaitu batu yang dibentuk, kayu yang dibentuk yang terbuat dari bahan besi, fiberglass serta formika seperti manik-manik, merjan, dan sedotan minuman, sedangkan bahan yang lunak padat yaitu lilin, kue jajanan melalui pemanasan, perebusan, pengopenan maupun pengorengan (Montolalu, 2005: 11) Penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan dan diteliti yaitu penelitian I Wayan Dharmayana (2011), yang hasil penelitiannya adalah melalui teknik montase mempunyai peningkatan yang 4

signifikan terhadap meningkatkan motorik halus anak usia dini. Susilowati, (2012), yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak menggunakan kreasi kirigami. Nursidah, M. Thamrin (2012), melalui mengisi pola gambar menggunakan kertas berwarna dalam peningkatan kemampuan motorik halus anak dapat meningkat sangat baik. Metode Penelitian Penelitian tindakan kelas ini mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Suyanto (2007 : 18), penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan. Pertama, tahap perencanaan. Pada tahap ini dilakukan menyamakan persepsi dengan guru tentang kemampuan anak, dalam meningkatkan kreativitas, menyiapkan materi, menyusun rencana kegiatan harian (RKH), menyiapkan media bahan alam, dan menyiapkan instrumen penelitian. Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah mengajak anak untuk melakukan kegiatan meronce dengan menggunakan media bahan alam. Diharapkan akan dapat meningkatkan kemampuan motorik halus dan interaksi sosial dalam melakukan proses pelajaran meronce di TK Pertiwi 2 Plumbon Kecamatan Sambung Macan Kabupaten Sragen. Penelitian yang dilakukan pada anak TK Pertiwi 2 Plumbon Kecamatan Sambung Macan Kabupaten Sragen pada Bulan September, Oktober, November 2014 yang subjek penelitian ini adalah TK Pertiwi 2 Plumbon Desa Plumbon, Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen. TK ini mempunyai 1 kelas yaitu kelompok yang terdiri 14 anak laki-laki dan 11 anak perempuan Dalam penelitian ini metode yang digunakan pengamatan berpartisipasi, wawancara mendalam, dan analisis dokumentasi. Adapun Tahapan tindakan kelas adalah : 1). Perencanaan, difokuskan pada perbendaharaan kata dalam susunan tata bahasa yang benar yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas sekaligus guru mempersiapkan tema untuk pembelajaran di dalam keluarga. 2).Implementasi Tindakan, Rencana pelaksanaan penelitian yang telah disusun sebelumnya harus dilaksanakan sesuai dengan sarana dan prasarana yang ada di TK Pertiwi 2 Plumbon Sambung Macan. 3). Observasi dan Implementasi, Observasi ini dilakukan untuk melihat pelaksanaan apakah semua rencana yang telah dibuat dengan baik tidak ada penyimpangan-penyimpangan yang dapat memberikan hasil yang kurang maksimal pada peningkatan kemampuan motorik halus dalam meronce pada anak TK 5

Pertiwi 2 Plumbon Sambung Macan. Observasi dilakukan oleh teman sejawat dalam satu tim. 4). Analisis dan refleksi, Hasil kegiatan pengajaran peningkatan kemampuan motorik halus dalam meronce pada anak didik TK Pertiwi 2 Plumbon Sambung Macan dianalisis untuk mengetahui kesalahan yang dialami oleh praktikan dan kemudian didiskusikan dengan sesama guru untuk mencari penyelesaian yang efektif pada bermain tahap berikutnya. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum melakukan penelitian peneliti melakukan observasi di Taman Kanak- Kanak Pertiwi 2 Plumbon. Kesimpulannya bahwa kondisi awal anak didik dalam mengikuti pembelajaran meronce hasilnya sangat kurang dari indikator yang diharapkan. Kurangnya perhatian maupun konsentrasi untuk memperhatikan penjelasan guru maupun dalam melaksanakan tugas meronce sangatlah berpengaruh terhadap hasil yang dicapai. Setelah mengetahui hal tersebut peneliti bersama-sama guru melakukan observasi guna mengetahui penyebab terjadinya keadaan tersebut di atas. Dengan melihat data di atas bahwa pembelajaran meronce dengan metode pembelajaran bahan alam dapat meningkatkan kemampuan anak dalam meronce bentuk. Secara lengkap kemampuan anak dalam meronce sebelum dan sesudah penelitian melalui 2 siklus sebagai berikut: Tabel Kemampuan Anak Sebelum dan Sesudah Penelitian Melalui 2 Siklus Indikator Hasil Belajar Anak (%) Keberhasilan Pra Siklus Siklus I Siklus II Keterangan 1. Anak mampu 8% 16% 80% Kemampuan anak mampu mengerjakan sendiri tanpa meronce dari pra siklus ke siklus I meningkat 8%, dari bantuan guru siklus I ke siklus II meningkat (baik). 74% dari 16% menjadi 80%. 2. Anak mampu 12% 36% 8% Kemampuan anak cukup mengerjakan mampu meronce dari pra sendiri dengan siklus ke siklus I meningkat sedikit bantuan 24%, dari siklus I ke siklus II guru (Cukup) turun 28% dari 36% menjadi 8% 3. Anak dalam 80% 48% 12% Kemampuan anak belum mengerjakan mampu meronce dari pra selalu meminta siklus ke siklus I turun 32%, bantuan guru / dari siklus I ke siklus II turun anak yang tidak kembali 36% dari 48% mau mengerjakan menjadi 12% tugas (Kurang) 6

KESIMPULAN Kesimpulan penelitian tindakan kelas yang dihasilkan yaitu: Penerapan pembelajaran Motorik halus anak dengan menggunakan metode meronce pada anak kelompok B di Taman Kanak-Kanak Pertiwi 2 Plumbon Kabupaten Sragen dapat meningkatkan kemampuan Motorik halus. Hal ini dibuktikan dari hasil observasi yaitu kemampuan Motorik halus kurang dari siklus I ke siklus II turun 36% dari 48% menjadi 12% sedangkan ketuntasan belajar anak (Baik dan Cukup) yaitu dari siklus I 52% naik menjadi 88% pada siklus II. 7

DAFTAR PUSTAKA Childrengarden, 2010. Meronce untuk Menumbuhkembangkan Kreativitas Anak. Jakarta Depdiknas. 2007. Melatih Motorik Halus Pada Anak Usia Dini. Jakarta. Elizabeth B. Hurlock. 1998. Perkembangan Fisik Motorik Pada Anak Usia Dini. Yogyakarta : Gajah Mada Pres. I Wayan Dharmayana, 2011. Upaya Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus melalui Meronce di kelompok B1 TK Aisyiyah 1 Kota Bengkulu. Skripsi Kartini Kartono. 2005. Memahami Motorik Halus Pada Anak Usia Dini dan Pengembangannya. Jakarta. M. Yahya. 2014. Model Penyusunan Proposal PTK-PAUD. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Montolalu. 2005. Media Bahan Alam Sebagai Sarana Menunjang Kreativitas. Jakarta : Balai Pustaka Nursidah, M. Thamrin. 2012. Peningkatan Kemampuan Motorik Halusmelalui Kegiatan Mengisi Pola Gambar Dengan Sobekan Kertas Berwarna Pada Anak Usia 5-6 Tahun. Skripsi Poerwanti, Endang. 2005. Mengoptimalkan Potensi pada Anak. Jakarta. Rumini. 2004. Faktor Penjunjang Perkembangan Motorik Halus Pada Anak. Jakarta. Sanjaya, Wina. 2009. Teknik Pengumpulan Data Observasi. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia Saputra, Yudha M. 2005. Menumbuhkembangkan Motorik Halus Pada Anak Melalui Permainan Sederhana. Jakarta Suyanto, Agus. 2007. Psokologi Kepribadian. Jakarta : Aksara Baru Susilowati. 2012. Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini Menggunakan Kreasi Kirigami Pada Anak Kelompok B2TK ABA Gendol Tempel Sleman. S1 THESIS, Universitas Negeri Yogyakarta Yeni, Widiastuti. 2010. Karakter dan Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta 8