EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PENGUJIAN ANTIBIOTIK ISOLAT STREPTOMYCES DARI RIZOSFER FAMILIA POACEAE TERHADAP Escherichia coli

dokumen-dokumen yang mirip
H097 STREPTOMYCES SEBAGAI SUMBER ANTIBIOTIK BARU DI INDONESIA

ISOLASI STREPTOMYCES DARI RIZOSFER FAMILIA POACEAE YANG BERPOTENSI MENGHASILKAN ANTIBIOTIK TERHADAP Escherichia coli SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ISOLASI STREPTOMYCES DARI RIZOSFER FAMILIA POACEAE YANG BERPOTENSI MENGHASILKAN ANTIJAMUR TERHADAP Candida albicans SKRIPSI

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 100 genus Actinomycetes hidup di dalam tanah. tempat-tempat ekstrim seperti daerah bekas letusan gunung berapi.

ISOLASI ACTINOMYCETES DARI LALAT RUMAH (Musca domestica) YANG BERPOTENSI SEBAGAI ANTIBIOTIK TERHADAP Escherichia coli

BAB I PENDAHULUAN. Mikroorganisme terdapat dimana-mana, seperti di dalam tanah, atmosfer, dari puncak gunung dan di dasar lautpun mungkin dijumpai.

ISOLASI ACTINOMYCETES DARI LALAT RUMAH (Musca domestica) YANG BERPOTENSI SEBAGAI ANTIBIOTIK TERHADAP BAKTERI Staphyllococcus aureus

ISOLASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBIA DARI ISOLAT Streptomyces TERHADAP Escherichia coli DAN UJI BIOAUTOGRAFI SKRIPSI

ISOLASI STREPTOMYCES DARI RIZOSFER FAMILIA POACEAE YANG BERPOTENSI MENGHASILKAN ANTIBIOTIK TERHADAP Staphylococcus aureus SKRIPSI

ISOLASI RARE ACTINOMYCETES DARI PASIR PANTAI DEPOK YOGYAKARTA YANG BERPOTENSI MENGHASILKAN ANTIBIOTIK TERHADAP Escherichia coli MULTIRESISTEN SKRIPSI

tanah tersebut. Kata rare untuk jenis bakteri Actinomycetes yang

BAB I PENDAHULUAN. melanda peradaban manusia selama berabad-abad (Pelczar dan Chan, 2007).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme di Indonesia masih mengkhawatirkan kehidupan masyarakat.

ISOLASI RARE ACTINOMYCETES DARI PASIR PANTAI DEPOK DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA YANG BERPOTENSI ANTIBIOTIK TERHADAP Staphylococcus SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya berbagai macam penyakit infeksi yang membutuhkan antibiotik

3. HASIL PENELITIAN Acar Kubis Putih (Brassica oleracea)

I. PENDAHULUAN. Produk yang dihasilkan oleh itik yang bernilai ekonomis antara lain: telur, daging,

Telah dilakukan isolasi dari rizosfer rumput pangola (Digitaria decumbens)

BAB I PENDAHULUAN. dan non-bergerak bulat kecil berbentuk atau non-motil cocci. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ISOLASI RARE ACTINOMYCETES DARI PASIR PANTAI DEPOK DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA YANG BERPOTENSI ANTIBIOTIK TERHADAP Propionibacterium acne SKRIPSI

TINJAUAN PUSTAKA. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Lactobacillus plantarum 1A5 (a), 1B1 (b), 2B2 (c), dan 2C12 (d) Sumber : Firmansyah (2009)

UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK TANAMAN PUTRI MALU (Mimosa pudica) TERHADAP PERTUMBUHAN Shigella dysentriae

AKTIVITAS ANTIFUNGI ISOLAT ACTINOMYCETES DARI SAMPEL PASIR GUNUNG MERAPI DENGAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA TERHADAP Candida albicans

BAB I PENDAHULUAN. mikron atau lebih kecil lagi. Yang termasuk golongan ini adalah bakteri,

BAB I PENDAHULUAN. dan kandidiasis. Dermatomikosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan yang memiliki bunga banyak, serta daun dari bunga bakung ini memilki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jamur oportunistik yang sering terjadi pada rongga mulut, dan dapat menyebabkan

I,AIilLTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNTYERSITAS MTIHAMMADIYAH SURAKARTA 2AI3 \TULKANIK GUNUNG MERAPI ERUPSI TAHUN 2O1O TERHADAP NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Candida albicans merupakan jamur yang dapat menginfeksi bagian- bagian

aeruginosa ATCC secara in vitro Pembuatan filtrat Streptomyces sp... 25

ISOLASI RARE ACTINOMYCETES DARI PASIR PANTAI DEPOK DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA YANG BERPOTENSI ANTIFUNGI TERHADAP Candida albicans SKRIPSI

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berjuang menekan tingginya angka infeksi yang masih terjadi sampai pada saat

Bacillius cereus siap meracuni nasi anda

BAB I PENDAHULUAN. Mikroorganisme ada yang berupa bakteri, protozoa, virus ataupun cendawan,

BAB I PENDAHULUAN. terdapat sampai pada dasar laut yang paling dalam. Di dalam air, seperti air

I. PENDAHULUAN. hewan adalah bakteri. Mikroorganisme tersebut memiliki peranan yang positif

I. PENDAHULUAN. alam. Sebagai salah satu negara yang memiliki wilayah pantai terpanjang dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tanaman kayu manis (Cinnamomum burmanni). Kandungan kimia kayu. Minyak atsiri banyak terdapat di bagian kulit kayu manis.

BAB I PENDAHULUAN. Barat dan Jambi dan produknya dikenal sebagai cassia-vera atau Korinjii

TINJAUAN PUSTAKA Bakteri Asam Laktat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kaktus adalah nama yang diberikan untuk anggota tumbuhan berbunga family

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jamur merupakan salah satu penyebab infeksi terutama di negara beriklim

I. PENDAHULUAN. Mikroorganisme merupakan bagian dari kekayaan dan keragaman hayati

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah dalam bidang

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

Riset Informasi Kesehatan, Vol. 5, No. 2 Juni Isolasi dan penapisan aktinomiset penghasil senyawa antibakteri dari lingkungan ABSTRAK

bio.unsoed.ac.id I. PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kandidiasis adalah istilah yang dipakai untuk infeksi kulit dan selaput lendir

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semakin hari kebutuhan daging sapi semakin meningkat, untuk itu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ke-20. Kemampuannya dalam menghasilkan senyawa antibiotik dapat memberikan

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Colletotrichum capsici dan Fusarium oxysporum merupakan fungi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dialami oleh siapa saja dan dapat terjadi dimana saja baik dirumah, tempat

Apabila terdapat sepetak padi, 2 ekor ular, 10 ekor katak dan 20 ekor cacing dalam suatu ekosistem sawah. Maka 10 ekor katak disebut...

I. PENDAHULUAN. pangan, pakan, pertanian, kesehatan, biokimia, genetika, dan biologi molekuler

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. lumut. Tumbuhan lumut merupakan sekelompok tumbuhan non vascular yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tomat dapat dijadikan sebagai bahan dasar kosmetik atau obat-obatan. Selain

3. HASIL PENELITIAN Fermentasi Asinan Rebung

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. V.1 Seleksi aktinomisetes yang memiiiki aktivitas terhadap R. Solani

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit periodontal adalah penyakit yang umum terjadi dan dapat ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan Kemurnian Isolat Bakteri Asam Laktat dan Bakteri Patogen Indikator Morfologi Sel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh berbagai spesies mikroorganisme, yang dalam konsentrasi rendah. mampu menghambat pertumbuhan mikroorganisme lainnya.

PENDAHULUAN. terdiri atas penyakit bakterial dan mikotik. Contoh penyakit bakterial yaitu

BAB I PENDAHULUAN. (Mukarlina et al., 2010). Cabai merah (Capsicum annuum L.) menjadi komoditas

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Mencapai derajat sarjana S-1. Diajukan Oleh : Afini Rahmawati J Kepada : FAKULTAS KEDOKTERAN

I. PENDAHULUAN. makhluk hidup. Bakteri juga banyak terdapat pada saluran pencernaan ternak

BAB I PENDAHULUAN. antigen (bakteri, jamur, virus, dll.) melalui jalan hidung dan mulut. Antigen yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI TEKNIK KERJA DAN ASEPTIK; PEMINDAHBIAKAN

BAB I PENDAHULUAN. air besar) lebih dari biasanya atau tiga kali sehari (World Health

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dicampurkan dengan bahan-bahan lain seperti gula, garam, dan bumbu,

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Selain dilakukan uji bakteriologis dilakukan juga beberapa uji fisika dan

BAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25

4 Hasil dan Pembahasan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mikroorganisme dapat menyebabkan infeksi terhadap manusia. Infeksi

BAB I PENDAHULUAN. ikan budidaya pada air tawar adalah penyakit Motil Aeromonas Septicemia (MAS)

Transkripsi:

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PENGUJIAN ANTIBIOTIK ISOLAT STREPTOMYCES DARI RIZOSFER FAMILIA POACEAE TERHADAP Escherichia coli SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Biologi Diajukan oleh : Disusun oleh : YULI LISTARI A 420 050 099 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mikroorganisme terdapat di berbagai habitat, seperti dalam tanah, lingkungan akuatik dan atmosfer, selain itu juga terdapat di permukaan tubuh, di dalam sel pencernaan makanan, mulut, hidung dan bagian-bagian tubuh yang lain. Mikroorganisme dapat hidup jika pada kondisi yang sesuai, yaitu kecukupan mendapat makanan, kelembapan dan suhu. Mikroorganisme tidak dapat dipisahkan dengan lingkungan abiotik dan biotik dari suatu ekosistem karena peranannya sebagai pengurai. Mikrobia dapat menyebabkan banyak bahaya, karena dapat menginfeksi organisme lain mulai dari infeksi ringan sampai kepada kematian. Patogenesis infeksi bakteri meliputi permulaan awal dari proses infeksi hingga mekanisme timbulnya tanda dan gejala penyakit. Ciri- ciri bakteri patogen yaitu kemampuan untuk menularkan, melekat pada sel inang, menginvasi sel inang dan jaringan, mampu untuk meracuni serta mampu untuk menghindari dari sistem kekebalan inang. Beberapa infeksi disebabkan oleh bakteri yang secara umum dianggap patogen tidak menampakkan gejala (asimptomatik). Suatu penyakit terjadi jika bakteri atau reaksi imunologi yang ditimbulkannya menyebabkan suatu bahaya bagi seseorang. Maka untuk menghambat daya infeksi agar tidak berkelanjutan lebih tinggi, bahkan

kematian, perlu adanya antibakteri atau antibiotik sebagai obatnya (Jawetz et al.,2001). Sekarang ini telah banyak dikembangkan penelitian tentang antibiotik. Antibiotik yang berasal dari mikroorganisme salah satunya, yaitu Actinomycetes. Actinomycetes secara taksonomi dan morfologi dapat digolongkan sebagai fungi ataupun sebagai bakteri, tetapi pada akhir-akhir ini oleh beberapa ahli telah mengklasifikasikan Actinomycetes sebagai bakteri. Biasanya berwarna putih, kelabu, lembayung, merah, kuning, hijau, dan cokelat, hiphae pendek dan pucat (Sutedjo, 1991). Actinomycetes termasuk bakteri yang berbentuk batang, gram positif bersifat anaerobik atau fakultatif. Struktur Actinomycetes berupa filamen lembut yang sering disebut hyfa atau mycelia, sebagaimana yang terdapat pada fungi, memiliki konidia pada hifa yang menegak. Habitat Actinomycetes paling banyak di rizosfer (Rollin dan Joseph, 2000). Tanah rizosfer adalah tanah yang menempel pada perakaran tanaman yang banyak terdapat bakteri, jamur, Actinomycetes dibanding tanah non rizosfer. Banyak kandungan yang terdapat pada tanah tersebut yang merupakan sumber penting sebagai antibiotik (Rao, 1994). Streptomyces adalah salah satu genus dari kelas Actinomycetes yang mampu menghasilkan bermacam-macam antibiotik. Antibiotik dari jenis Streptomyces, yaitu (Bleomisin, Eritromisin, Josamisin, Kanamisin, Neomisin, Tetrasiklin) dan masih banyak lagi (Hasim, 2003). Streptomyces biasa berhabitat di tanah dan berfungsi sebagai pengurai sisa-sisa makhluk hidup.

Streptomyces juga berperan penting dalam kesehatan dan industri karena Streptomyces mensintesis antibiotik. Lebih dari 50 antibiotik diisolasi dari spesies Streptomyces (Aghighi et al., 2004). Pada akhir tahun 1972 bakteri dari genus Streptomyces telah menghasilkan 2.078 jenis antibiotik, lebih dari 90% antibiotik dihasilkan dari Streptomyces digunakan untuk terapi penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri (Hasim, 2003). Escherichia coli termasuk kelompok bakteri berbentuk batang aerob fakultatif gram negatif. Beberapa penelitian terdahulu menemukan bahwa 92,9 % E. coli yang mencemari bahan makanan berasal dari tinja manusia. Oleh karena itu keberadaannya pada bahan makanan atau ikan segar menunjukkan adanya ancaman kesehatan pada konsumen (manusia), sebab dapat diartikan bahwa bahan makanan atau ikan telah tercemar oleh tinja manusia. Hal itu yang menjadi alasan E. coli dipakai sebagai indikator pencemaran yang berbahaya bagi manusia (Buckle, dkk., 1990). Penelitian yang dilakukan Saputro (2006), bahwa pada penelitiannya telah diketahui potensi antifungi bakteri rizosfer rumput Pangola (Digetaria decumbens) terhadap Candida albicans dengan menggunakan metode sumuran. Metode sumuran termasuk pengujian antibiotik dengan cara membuat lubang pada media nutrien agar yang sudah diinokulasi jamur Candida albicans, kemudian diisi kultur cair isolat bakteri rizosfer rumput Pangola (Digitaria decumbens). Kelebihan metode sumuran yaitu lebih mudah mengukur luas zona hambat yang terbentuk karena isolat beraktivitas tidak hanya di permukaan atas nutrien agar tetapi juga sampai ke bawah.

Pengukuran aktivitas antimikroba dari strain Actinomycetes biasa menggunakan metode difusi dengan agar block (Moncheva et al., 2000). Metode agar block dilakukan dengan cara menempelkan isolat antibiotik pada media agar yang sudah diinokulasi dengan bakteri uji. Penelitian terbaru dari Retno (2009), pada uji potensi antibiotik hasil dari isolasi Streptomycetes yang menggunakan metode agar block, membuktikan efektivitas hambat Streptomycetes terhadap Escherichia coli ATCC 25922 dan Escherichia coli multiresisten. Tipe pertumbuhan bakteri Streptomyces lebih menyerupai jamur daripada struktur dari bakteri itu sendiri. Streptomyces berukuran kecil (berdiameter 1-10 mm), terpisah-pisah seperti lichen dan seperti kulit atau butirus (mempunyai konsistensi seperti mentega), mula-mula permukaannya relatif licin tetapi kemudian membentuk semacam tenunan miselium udara yang dapat menampakkan granularnya, seperti bubuk, beludru atau flokos, yang menghasilkan berbagai macam pigmen yang menimbulkan warna pada miselium vegetatif, miselium udara dan substrat. Metode penelitian uji Streptomyces yaitu metode agar block terhadap Candida albicans berpotensi sebagai antijamur dengan zona hambat (10-20 mm) kuat (Ariningsih, 2009). Pada metode sumuran dengan metode agar block memiliki efektivitas hambat terhadap pertumbuhan bakteri. Akan tetapi diantara kedua metode tersebut perlu diketahui lebih lanjut, metode mana yang lebih efektif untuk pengujian antibiotik dari isolat Streptomyces. Berdasarkan uraian di atas, untuk penelitian kali ini akan membuktikan dan memperkuat penelitian sebelumnya. Perlu adanya penelitian lagi, maka penelitian selanjutnya dengan

mengambil judul: Efektivitas Penggunaan Metode Pengujian Antibiotik Isolat Streptomyces Dari Rizosfer Familia Poaceae Terhadap Escherichia coli. B. Pembatasan Masalah 1. Bahan uji antibiotik yang digunakan dalam penelitian ini adalah isolat Streptomyces dari rizosfer familia Poaceae yaitu rumput alang-alang (Imperata cylindrica L.), rumput gajah (Pennisetum purpureum Schumach), dan rumput kembangan (Digitaria michrobachne (Presl.) Henr) dengan kode strain (KB 11, GJ 5, AL 27, AL 1 ). 2. Bakteri uji antibiotik yang digunakan adalah Escherichia coli sensitif dan multiresisten antibiotik. 3. Efektivitas pengujian antibiotik dengan menggunakan metode sumuran dan metode agar block. 4. Parameter penelitian ini adalah diameter zona penghambat dari isolat Streptomyces yang berpotensi sebagai antibiotik terhadap Escherichia coli. C. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Metode manakah yang lebih efektif untuk pengujian antibiotik dari isolat Streptomyces terhadap Escherichia coli?

D. Tujuan Penelitian Mengetahui metode yang lebih efektif untuk pengujian antibiotik dari isolat Streptomycetes terhadap Escherichia coli. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti, dapat mengetahui metode yang lebih efektif dalam pengujian antibiotik dari isolat Streptomyces terhadap Escherichia coli. 2. Bagi masyarakat, diharapkan dapat menambah pemahaman masyarakat bahwa Streptomyces berpotensi sebagai antibiotik. 3. Bagi Ilmu Pengetahuan, dapat menambah pengetahuan dibidang kesehatan terutama Streptomyces yang berpotensi sebagai antibiotik. 4. Bagi dunia pendidikan, terutama bidang studi Biologi, Streptomyces dapat dijadikan kajian pembelajaran mikrobiologi siswa-siswa sekolah.