PERAN KELUARGA DALAM PELAKSANAAN REHABILITASI MEDIK PADA PASIEN STROKE. Oleh Pipit Festy Bagian Komunitas Prodi DIII Keperawatan

dokumen-dokumen yang mirip
PERAN KELUARGA DALAM PELAKSANAAN REHABILITASI MEDIK PADA PASIEN STROKE

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. Asia, khususnya di Indonesia, setiap tahun diperkirakan 500 ribu orang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Jalan Wirosaban No. 1 Yogyakarta. Rumah Sakit Jogja mempunyai visi

PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENYAKIT GASTRITIS DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran / polusi

STUDI DESKRIPTIF DUKUNGAN KELUARGA PADA PASIEN STROKE DALAM MENJALANI REHABILITASI STROKE DI RSUD BENDAN PEKALONGAN TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke iskemik) atau

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSYARAFAN STROKE NON HEMORAGIK (SNH) DI RUANG SINDORO RSUD BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. ke bagian otak sehingga mengakibatkan hilangnya fungsi otak (Smeltzer &

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam suatu sistem sosial (Friedman, 2010). Setiap individu

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (2001) stroke adalah tanda tanda klinis mengenai gangguan

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah kebagian otak (Baughman, C Diane.dkk, 2000). Menurut europen

Pengaruh Pendidikan Kesehatan 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN

TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI SERANGAN STROKE DI RUANG STROKE RUMAH SAKIT FAISAL MAKASSAR

TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DAN KESIAPAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENDERITA STROKE DI DESA KEBAKKRAMAT KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke dalam bahasa inggris berarti pukulan. Ada

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Gangguan pembuluh darah otak (GPDO) adalah salah satu gangguan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan,

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 e-issn : p-issn :

..., Yang membuat pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB 1 PENDAHULUAN. karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan sistem simbol (Wilkinson, 2012) keseluruhan terhenti. Hal ini disebabkan oleh aterosklerosis yaitu

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. mortalitas dan morbiditas penduduk dengan prevalensi yang cukup tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

BAB 1 PENDAHULUAN. kelemahan dan kematian sel-sel jantung (Yahya, 2010). Fenomena yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4).

BAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang

STROKE Penuntun untuk memahami Stroke

BAB I PENDAHULUAN. Status sehat sakit para anggota keluarga dan keluarga saling

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau

BAB 1 PENDAHULUAN. juga perlu, seperti halnya di Negara berkembang seperti Indonesia banyak orang yang

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

SATUAN ACARA PENYULUHAN MASALAH KESEHATAN PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM)

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit

STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET BESI DI POLINDES BENDUNG JETIS MOJOKERTO.

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih. Kelumpuhan adalah cacat paling umum dialami oleh penderita stroke.

HUBUNGAN RIWAYAT HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN STROKE DI RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR 2012

- Seluruh perilaku, gerak dan aktivitas kita dikontrol oleh otak, yang terdiri dari bermilyard-milyard sel otak.

dan komplikasinya (Kuratif), upaya pengembalian fungsi tubuh

TINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTENSION KELAS X

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah dan oksigen ke otak (Smeltzer et al, 2002). Menurut World

BAB VI HASIL PENELITIAN. analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan karakteristik masing masing

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh adanya penyempitan arteri koroner, penurunan aliran darah

BAB 1 PENDAHULUAN. penyembuhan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara

Gejala Awal Stroke. Link Terkait: Penyumbatan Pembuluh Darah

Kuesioner Penelitian Gambaran Perilaku Keluarga Terhadap Penderita Pasca Stroke

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

SAMSUL BAHRI. :Tingkat Pengetahuan, Diabetes Millitus, Kepatuhan Diet rendah glukosa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

BAB 1 PENDAHULUAN. proses transportasi bahan-bahan energi tubuh, suplai oksigen dan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. penyebab yang mendasari timbulnya penyakit penyakit tersebut. Mulai dari

MEMAHAMI STROKE. Berdasarkan Pengalamanku

Jurnal Kesehatan Kartika 7

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

BAB I PENDAHULUAN. ini dituangkan menjadi 4 misi yaitu Meningkatkan derajat kesehatan. tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan

LEAF. Book Bacaan ringkas & terpercaya. & apa yang harus anda ketahui untuk mencegah STROKE

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yaitu penyakit Diabetes Melitus. Diabetes Melitus (DM) merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

DUKUNGAN DENGAN BEBAN KELUARGA MENGIKUTI REGIMEN TERAPEUTIK ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HALUSINASI

BAB I PENDAHULUAN. adalah diabetes melitus (DM). Diabetes melitus ditandai oleh adanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ternyata tidak di ikuti oleh meningkatnya kesadaran akan kesehatan. Temuan

Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berlangsung lebih dari 24 jam (kecuali ada intervensi bedah atau membawa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. No.13 tahun 1998 pasal 1 ayat 2 tentang kesejahteraan lanjut usia dinyatakan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. otak yang terganggu ( World Health Organization, 2005). Penyakit stroke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

Transkripsi:

1 PERAN KELUARGA DALAM PELAKSANAAN REHABILITASI MEDIK PADA PASIEN STROKE Oleh Pipit Festy Bagian Komunitas Prodi DIII Keperawatan 1

ABSTRAK Stroke adalah kerusakan jaringan otak yang disebabkan oleh karena terhentinya suplai darah secara tiba-tiba. Sehingga pasien akan mengalami kelumpuhan dalam jangka waktu lama. Untuk mengurangi dampak kecacatan, maka dibutuhkan program Rehabilitasi Medik. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari peran keluarga dalam pelaksanaan Rehabilitasi Medik di Rumah Sakit Al.Irsyad Surabaya tahun 2009.Desain penelitian adalah deskriptif dengan jumlah sampel 23 responden dari 23 orang populasi. Analisa data dengan menggunakan tabel Distribusi Frekwensi. Hasil penelitian didapatkan bahwa peran keluarga sebagai motivator adalah baik (78%), peran keluarga sebagai Educator masih sangat kurang (39%), dan peran keluarga sebagai perawat keluarga sudah cukup (65%).Kesimpulan, semakin baik peran yang dimainkan oleh keluarga dalam pelaksanaan program Rehabilitasi Medik pada pasien stroke, maka semakin baik pula hasil yang akan dicapai. 1. Latar Belakang Stroke adalah kerusakan jaringan otak yang disebabkan oleh karena berkurangnya atau terhentinya suplai darah secara tiba-tiba (Depkes RI, 1996). Jaringan otak yang mengalami hal ini akan mati dan tidak dapat berfungsi lagi sehingga berakibat fatal atau bahkan dapat membatasi pasien selama bertahun-tahun sebagai orang cacat. (www.google.co.id.2009). Dan oleh karena kecacatan merupakan masalah yang luas dan komplek, maka dalam penatalaksanannya memerlukan pelayanan secara khusus yaitu program Rehabilitasi Medik. Disinilah peran dan fungsi keluarga sangatlah penting disaat salah satu anggota keluarganya mengalami masalah kesehatan (stroke). Adapun peran itu sendiri merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang diberikan (Marilyn. M. Friedman, 1998; 39

2 286). Untuk berfungsinya peran secara adequat merupakan hal yang sangat penting bukan hanya untuk berfungsinya individu secara sukses melainkan juga untuk keberhasilan fungsi keluarga. Fungsi-fungsi keluarga dicapai lewat penampilan peranperan keluarga (Marilyn. M. Friedman, 1998; 286). Menurut Dovali dan Logan (1986) keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial dari setiap anggota keluarga. Dimana keluarga memiliki fungsi yang sa;ah satunya adalah tugas kesehatan keluarga yang menurut Friedman (1988) yaitu keluarga mampu memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit, keluarga mampu mempertahankan/ menciptkan suasana rumah yang sehat dan keluarga mampu membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat. Berdasarkan study pendahuluan yang dilakukan selama 2 bulan pada 20 orang yang memiliki keluarga pasien stroke di Rumah Sakit Al.Irsyad Surabaya, hanya 5 orang (75%) mengatakan bahwa mereka ikut serta dalam pelaksanaan program Rehabilitasi Medik pasien stroke. Menurut catatan medis di Rumah Sakit Al.Irsyad Surabaya di sepanjang tahun 2006 sebanyak 40 orang yang menderita penyakit stroke. Dan sesuai dengan penyebabnya, pasien stroke yang dirawat di Rumah Sakit Al.Irsyad Surabaya, telah dilaksanakan program Rehabilitasi Medik. Menurut WHO, semua tindakan yang ditujukan guna mengurangi dampak keadaan cacat dan meningkatkan kemampuan penyandang cacat sampai interaksi sosial disebut dengan Rehabilitasi Medik. 2

3 Dan program ini sangat diperlukan guna meringankan kecacatan pada cacat primer dan pencegahan terhadap keadaan cacat berat (Tamrinzam Hamid, 1992). Dan pada kenyataannya pasien stroke yang tidak dilakukan program Rehabilitasi Medik dan adaptasi secara dini, dalam waktu beberapa minggu saja maka akan mulai timbul komplikasi-komplikasi seperti atrofi otot, kontraktur sendi, osteoporosis, batu kandung kencing, Hipotensi artostatik, phlebotrombosis, hipostatik pneumoni, dicubitus, deteriorasi psikologis (Tamrinzam Hamid, 1992; 5-7). Sakit yang serius atau cacat jangka panjang seorang anggota keluarga sangat mempengaruhi perkembangan keluarga dan perkembangan anggota keluarga secara individual khususnya anggota keluarga yang sakit/cacat (Marilyn. M.Friedman, 1998; 142). Disini peran keluarga diharapkan sekali sehingga dapat lebih meningkatkan perawatan bagi pasien stroke guna meminimalkan terjadinya kecacatan fisik dan ketergantungan pasien stroke dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Pemberian penyuluhan kesehatan terhadap keluarga pasien stroke merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan pengetahuan keluarga tentang pentingnya program Rehabilitasi Medik bagi pasien stroke sehingga keluarga lebih mengoptimalkan perawatan pada program Rehabilitasi Medik pada pasien stroke. 2. Rumusan Masalah Bagaimana peran keluarga dalam pelaksanaan Rehabilitasi Medik pada pasien stroke di Rumah Sakit Al.Irsyad Surabaya. 3. Tujuan Penelitian Tujuan 3

4 Untuk mempelajari peran keluarga dalam pelaksanaan Rehabilitasi Medik pada pasien stroke di Rumah Sakit Al.Irsyad Surabaya. TINJAUAN PUSTAKA 1 Keluarga Pengertian Menurut Duvali dan Logan (1986) keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga. (Marilyn. M. Friedman, 1998; 286) Fungsi Keluarga 1. Fungsi reproduksi yaitu keluarga berfungsi untuk kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia. 2. Fungsi ekonomi yaitu merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga. 3. Fungsi osialisasi yaitu keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi dimana sosialisasi ini merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup bagi individu yang secara kontinu dapat mengubah perilaku sebagai respon terhadap situasi yang terpola secara sosial yang mereka alami. 4. Fungsi perawatan kesehatan yaitu keluarga mempunyai fungsi melaksanakan praktek asuhan keperawatan untuk mencegah terajdinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang sakit. 5. Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan kebahagiaan keluarga, keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah keluarga timbul karena fungsi afektif tidak terpenuhi. 2. Peran 4

5 Pengertian Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang diberikan. (Marilyn. M. Friedman, 1998; 286) Kategori 1). Peran Formal Adalah serangkaian perilaku yang diharapkan dan bersifat homogen atau eksplisit atau bisa dikatakan peran yang nampak jelas misalnya peran yang ada dalam keluarga yaitu peran sebagai suami Ayah, istri Ibu, dan anak sanak saudara. 2). Peran Informal Adalah peran yang bersifat implisit yang biasanya tidak tampak jelas ke permukaan dan dimainkan hanya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan emosional, individual dan atau untuk menjaga keseimbangan dalam keluarga. Diantaranya adalah : (1). Peran sebagai Motivator Adalah peran sebagai pendukung bagi anggota keluarga yang lain. Dimana Caplan (1976) membaginya menjadi : a). Dukungan informasional b).dukungan penilaian c). Dukungan instrument d). Dukungan emosional (Marilyn. M. Friedman, 1998; 197) (2). Peran sebagai Educator Adalah peran sebagai pendidik bagi anggota keluarga yang lain dalam melaksanakan program asuhan kesehatan secara mandiri. (Marilyn. M. Friedman, 1998; 6) (3). Peran sebagai Perawat Keluarga Adalah peran sebagai perawat di dalam sebuah keluarga untuk merawat anggota keluarga yang sedang mengalami masalah kesehatan. (Marilyn. M. Friedman, 1998; 486) Faktor yang mempengaruhi struktur peran 1) Kelas Sosial Fungsi kehidupan keluarga dalam hubungannya dengan peran keluarga dipengaruhi oleh tuntutan 5

6 dan kepentingan yang ada pada keluarga tersebut. 2) Bentuk Keluarga Bentuk keluarga menggambarkan berbagai adaptasi terhadap tuntutan keluarga yang terbeban pada orang dan keluarga. Setiap keluarga membentuk kekuatannya sendiri dan mudah dipengaruhi. 3) Model-model Peran Dengan menganalisa model peran dari anggota keluarga, maka akan ditemukan kehidupan awal keluarga tersebut. 4) Peristiwa Situasional khususnya masalah kesehatan Kejadian kehidupan situasional yang berhadapan dengan keluarga pasti mempengaruhi fungsi peran mereka dan situasi ini merupakan kejadian yang penuh dengan stress. 5) Tahap siklus kehidupan keluarga Dalam siklus kehidupan setiap keluarga terdapat tahap-tahap yang dapat diprediksi, dimana peran individu dalam sebuah keluarga akan mengalami perubahan melalui berbagai cara yang berlangsung dalam siklus kehidupan keluarga tersebut. 6) Latar belakang keluarga Latar belakang sangat berkaitan dalam memahami perilaku sistim nilai dan peran anggota keluarga karena dapat mempengaruhi dan membatasi tindakan individual, keluarga sosial. (Marilyn. M. Friedman, 1998; 299) 3. Stroke atau CVA (Cerebro Vaskuler Accident) i. Pengertian Stroke atau Cerebro Vaskuler Accident adalah kerusakan jaringan otak yang disebabkan karena berkurangnya atau terhentinya suplai darah secara tiba-tiba (Arief Mansjoer, 2000;17). ) Gejala Gejala yang timbul tergantung berat ringannya gangguan pembuluh darah dan lokasinya. Manifestasi klinik stroke akut dapat berupa : 6

7 1) Kelumpuhan wajah atau anggota badan (biasanya hemiporose) yang timbul mendadak 2) Gangguan sensibilitas pada satu atau lebih anggota badan (gangguan hemisensorik) 3) Perubahan mendadak status mental (konfusi, delirium, letangi, stopor atau koma). 4) Afasia (bicara tidak lancar, kurangnya ucapan, atau kesulitan memahami ucapan) 5) Disatria (bicara pelo atau cedal) 6) Gangguan penglihatan (hemianopia atau monokuler) 7) Afaksia (trunkel atau anggota badan) 8) Vertigo, mual dan muntah atau nyeri kepala (Arif Mansjoer, 2000; 17) Tipe Stroke 1) Thrombitic stroke Terjadi bila ada bekuan darah (thrombus) yang terbentuk di dalam arteri dan menghambat aliran darah ke otak. 2) Emboli stroke Terjadi bila ada sebuah bekuan darah atau sebagian dari plaque yang terbentuk dalam pembuluh darah lain ditubuh, kemudian pecah dan mengalir ke pembuluh darah otak. Pecahan ini yang akhirnya menyumbat sebuah arteri ke dalam otak. 3) Lakunar stroke Terjadi karena adanya blokade atau sumbatan pada beberapa pembuluh darah kecil di dalam otak. 4) Cerebral hemorrhage Terjadi bila arteri di otak pecah yang menyebabkan sel darah keluar dari pembuluh darah. Stroke jenis ini tidak ditandai dengan gejala awal (terjadi secara tiba-tiba), biasanya terjadi akibat dari tekanan darah yang tinggi dan 7

8 dapat juga terjadi karena adanya kelainan bawaan pada pembuluh darah. (www.google.co.id, 2009) ) Pencegahan 1) Pencegahan primer (1) Strategi kampanye nasional yang terintegrasi dengan program pencegahan penyakit vaskuler lainnya. (2) Memasyarakatkan gaya hidup sehat bebas stroke a) Menghindari rokok, stress mental, alkohol, kegemukan, konsumsi garam berlebihan, obatobatan golonganamfetamin, kokain dan sejenisnya. b) Mengurangi kolesterol dan lemak dalam makanan c) Mengendalikan hipertensi, diabetus melitus, penyakit jantung, penyakit vaskuler arterosklerosis lainnya. d) Menganjurkan konsumsi gizi seimbang dan olah raga teratur 2) Pencegahan Sekonder (1) Memodifikasi gaya hidup beresiko stroke dan faktor resiko, misal: - Hipertensi Diet, obat antihipertensi yang sesuai - DM Diet, obat hipoglicemik oral / insulin dll. Melibatkan peran serta keluarga seoptimal mungkin b. Rehabilitasi Medik 1. Pengertian Rehabilitasi Medik adalah pemulihan seseorang yang cacat akibat cedera atau penyakit kepada kemampuan fisik, mental, emosi sosial, vokasional dan ekonomi yang sebesar-besarnya dan bila mampu berkarya diberi kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai. Menurt WHO, Rehabilitasi Medik adalah semua tindakan yang ditujukan guna mengurangi dampak keadaan cacat dan bersikap serta meningkatkan kemampuan penyandang cacat mencapai integrasi social. (Tamrizam Hamid, 1992; 2) 2. Tujuan 8

9 1) Meniadakan keadaan cacat bila mungkin 2) Mengurangi keadaan cacat sebanyak mungkin 3) Melatih orang dengan sisa keadaan cacat berat dan untuk dapat hidup dan bekerja dengan apa yang tinggal padanya. (Tamrizam Hamid, 1992; 3) 3. Unsur Dalam Program Rehabilitasi Medik 1) Pemulihan kondisi fisik 2) Pemulihan kondisi psikologik 3) Latihan prevokasimal dan pengalaman kerja singkat guna membantu penderita mengembalikan kepercayaan diri 4) Resosialisasi (Tamrizam Hamid, 1992; 3) 4. Tahap-tahap Pencegahan Kecacatan pada Program Rehabilitasi Medik 1) Pencegahan tingkat pertama Tindakan yang dilakukan guna mengurangi terjadinya hambatan 2) Pencegahan tingkat Tindakan yang dilakukan setelah terjadinya hambatan dan intervensi ditujukan kepada timbulnya pembatasan fungsional (cacat ringan) 3) Pencegahan tingkat ketiga Tindakan yang dilakukan segera sesudah terjadinya pembatasan fungsional yang menetap dan intervensi yang dilakukan guna mencegah transisi ke keadaan cacat berat. (Tamrizam Hamid, 1992; 5) Program Rehabilitasi Medik Pasien Stroke Program Rehabilitasi Medik yang aktif dapat dimulai segera setelah keadaan pasien mengizinkan untuk dimobilisir. Untuk pasien stroke yang disebabkan oleh pendarahan, pada umumnya program Rehabilitasi Medik dapat dimulai 5 6 hari setelah permulaan sakit. Untuk pasien stroke yang disebabkan oleh Thrombose / Eomboli, program rehabilitasi medik dapat dimulai 24 jam sampai 48 jam setelah serangan. 9

10 METODE PENELITIAN stroke yang disebabkan oleh Thrombose/Emboli. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan Sampel desain diskriptif yaitu suatu Sampel pada penelitian ini adalah metode penelitian yang keluarga yang memiliki pasien stroke dilakukan dengan tujuan utama yang dirawat di Rumah Sakit untuk mengetahui gambaran atau diskripsi tentang suatu keadaan Al.Irsyad Surabaya dan memenuhi kriteria inklusi yaitu : secara obyektif (Notoadmojo; 2003; 138).Dalam hal ini peneliti 1. Keluarga pasien stroke yang bersedia menjadi responden ingin mengidentifikasi peran dan telah menandatangani keluarga dalam pelaksanaan informed concent Rehabilitasi Medik pada pasien stroke. Populasi, Sampel. Sampling Populasi 2. 3. Keluarga pasien stroke yang bisa membaca dan menulis Keluarga pasien stroke yang dalam keadaan sehat Dalam penelitian ini 4. 4. Keluarga pasien stroke yang populasi yang dimaksud adalah menunggu pasien stroke keluarga yang memiliki pasien tersebut selama dirawat di stroke yang dirawat di Rumah Rumah Sakit Al.Irsyad Sakit Al.Irsyad Surabaya Surabaya sebanyak 23 orang pada bulan Juni 2009 yang terdiri dari 7 5. Keluarga pasien stroke yang disebabkan oleh Thrombose orang pasien stroke yang Sampling disebabkan oleh perdarahan otak dan 16 orang pasien Teknik sampling pada penelitian ini adalah total sampling yaitu semua keluarga yang memiliki pasien stroke yang dirawat di Rumah Sakit 10

11 Al.Irsyad Surabaya sebanyak 23 orang. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional Identifikasi Variabel Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto,2002;96). Variabel dalam penelitian ini adalah peran keluarga dalam pelaksanaan rehabilitasi medik pasien stroke. Pengumpulan Data dan Analisa Data Pengumpulan Data dan analisa Data yang dikumpulkan diperoleh langsung dari responden dengan menggunakan kuesioner dan angket yang sudah disiapkan sebelumnya oleh peneliti. Data di olah menggunakan distribusi frekuensi dalam bentuk tabel (Master Sheet) Untuk mengetahui faktor pengetahuan dihitung menggunakan distribusi frekwensi dengan rumus : P X n x100% keterangan : P= Prosentase X= Jumlah skor jawaban yang benar n= Jumlah skor jawaban yang seharusnya Ssetelah diketahui prosentasenya kemudian dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekwensi dengan menggunakan kriteria = (1) Sangat kurang = < 40% (2) Kurang = 45 55% (3) Cukup = 56 75% (4) Baik = 76 100% (Arikunto, 1998;246) Hasil pengolahan data Hasil pengolahan data nanti disajikan dalam bentuk distribusi frekwensi HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan hasil dan pembahasan dari pengumpulan dan pengolahan data 11

12 yang dilaksanakan di Rumah Sakit Al.Irsyad Surabaya pada bulan Juni tahun 2009 dengan jumlah responden sebanyak 23 orang. Hasil penelitian ini meliputi data umum yang meliputi jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan. Dan untuk data khusus meliputi peran keluarga sebagai motivator, educator, perawat keluarga. Hasil Penelitian Data Umum Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin di Rumah Sakit Al.Irsyad Surabaya Tahun 2009. No 1 2 Jenis Kelamin Laki laki Perempuan Jumlah Responden 12 11 Prosentas e (%) 52% 48% Jumlah 23 100% Berdasarkan tabel 4.1. diatas menunjukkan bahwa responden laki-laki sebanyak 12 orang (52%) dan responden No 1 2 3 4 5 perempuan sebanyak 11 orang (48%) Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan pendidikan di Rumah Sakit Al.Irsyad Surabaya Tahun 2009. Pendidikan SD SLTP SMU DIII SARJANA Jumlah Responden 5 4 13 1 - Prosentase (%) 22% 17% 57% 4% Jumlah 23 100% Berdasarkan tabel 4.2. diatas menunjukkan bahwa responden terbanyak adalah responden yang berpendidikan SMU yaitu sebanyak 13 orang (57%) dan responden paling sedikit adalah responden yang berpendidikan DIII yaitu sebanyak hanya 1 orang (4%). - 12

13 No 1 2 3 4 Tabel 3. Distribusi responden berdasarkan Pekerjaan di Rumah Sakit Al.Irsyad Surabaya Tahun 2009. Pekerjaan Jumlah Prosenta Responden se (%) Wiraswasta 2 9% Swasta 14 61% Pegawai - - Negeri 7 30% Tidak Bekerja Jumlah 23 100% Berdasarkan tabel 4.3. diatas menunjukkan bahwa responden terbanyak adalah responden yang bekerja swasta yaitu sebanyak 14 orang (61%) dan responden yang paling sedikit adalah responden yang bekerja wiraswasta yaitu hanya 2 orang (9%) Tabel.4. Distribusi peran keluarga sebagai motivator dalam pelaksanaan Rehabilitasi Medik pada pasien stroke di Rumah Sakit Al.Irsyad Surabaya Tahun 2009. Peran Keluarga Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Frekwensi Nilai 18 3 2 - Prosentase (%) 78% 13% 9% Jumlah 23 100% Berdasarkan tabel 4.4. diatas menunjukkan bahwa peran keluarga sebagai motivator sudah berjalan dengan baik yaitu sebanyak 18 responden (78%) dari 23 responden. - 4.1.1. Data Khusus 13

14 Tabel 5. Peran Keluarga Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Distribusi peran keluarga sebagai educator dalam pelaksanaan Rehabilitasi Medik pada pasien stroke di Rumah Sakit Al.Irsyad Surabaya Tahun 2009. Frekwensi Nilai 5 5 4 9 Prosentase (%) 22% 22% 17% 39% Jumlah 23 100% Berdasarkan tabel 4.5. diatas menunjukkan bahwa peran keluarga sebagai educator ternyata masih sangat kurang yaitu sebanyak 9 responden (39%) dari 23 responden. Tabel 6. Distribusi peran keluarga sebagai perawat keluarga dalam pelaksanaan Rehabilitasi Medik pada pasien stroke di Rumah Sakit Al.Irsyad Surabaya Tahun 2009. Peran Keluarga Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Frekwensi Nilai 7 15 1 - Prosentase (%) 31% 65% 4% Jumlah 23 100% Berdasarkan tabel 4.6. diatas menunjukkan bahwa keluarga sebagai perawat keluarga sudah cukup yaitu sebanyak 15 responden (65%) dari 23 responden. - Pembahasan 1. Peran Keluarga Sebagai Motivator Pada tabel 4. berdasarkan hasil penelitian dapat memberikan 14

15 gambaran bahwa sebagian besar keluarga pasien stroke telah menjalankan perannya dengan baik sebagai motivator di dalam pelaksanaan Rehabilitasi Medik yaitu mencapai 78%. Hal ini dapat ditunjukkan dengan banyaknya keluarga pasien stroke yang memiliki motivasi tinggi dalam memberikan dukungan pasien stroke di dalam pelaksanaan Rehabilitasi Medik yang meliputi: keluarga mengingatkan disaat akan dilakukan latihan, mendorong pasien agar tidak putus asa, agar pasien patuh terhadap program latihan dan pasien melakukan latihan secara rutin. Sehingga dapat menimbulkan semangat pada diri pasien demi tercapainya peningkatan status kesehatan secara optimal. Tingginya motivasi keluarga dalam memberikan motivasi secara optimal pada pasien stroke dalam pelaksanaan Rehabilitasi Medik dipengaruhi salah satunya oleh kejadian situasional. Hal ini sesuai dengan Friedman (1998) bahwa kejadian situasional disini merupakan kejadian yang berhadapan dengan keluarga yang pasti mempengaruhi fungsi peran setiap anggota keluarga dan situasi ini sebenarnya merupakan kejadian yang penuh dengan stres. 2. Peran Keluarga Sebagai Educator Pada tabel 5. berdasarkan hasil penelitian dapat memberikan gambaran bahwa peran keluarga sebagai educator yang telah diperankan dalam pelaksanaan Rehabilitasi Medik ternyata masih 15

16 sangat kurang yaitu hanya mencapai 39%. Hal ini dapat ditunjukkan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang program Rehabilitasi Medik pada pasien stroke sehingga keluarga kurang mampu memberikan pendidikan pada pasien tentang pentingnya program Rehabilitasi Medik, tentang urutan pelaksanaan latihan, tentang akibat bila tidak menjalani latihan, dan tentang pengalaman pengalaman yang terjadi di masyarakat pada pasien yang menjalani latihan dan yang tidak menjalani latihan. Kurangnya pengetahuan keluarga dalam menjalankan peran sebagai educator disebabkan oleh karena kurangnya pengalaman keluarga tentang cara merawat pasien stroke, kurangnya informasi yang didapat oleh keluarga tentang penyakit stroke dan tentang program Rehabilitasi Mediknya. Adapun pengetahuan itu sendiri merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan pada obyek tertentu (Notoadmodjo, 2003). Peran keluarga sebagai educator ini hendaklah dapat lebih ditingkatkan karena keluarga merupakan sistim pendukung yang penting dalam memberikan pendidikan kesehatan dalam sebuah keluarga. 3. Peran Keluarga Sebagai Perawat Keluarga Pada tabel 6. berdasarkan hasil penelitian dapat memberikan gambaran bahwa peran sebagai perawat keluarga yang telah diperankan oleh keluarga dalam 16

17 pelaksanaan Rehabilitasi Medik meringankan dampak sudah cukup yaitu mencapai 65%. Ini dapat ditunjukkan dengan banyaknya keluarga pasien stroke yang sudah mampu melaksanakan tindakan keperawatan secara mandiri. Yang menurut Notoadmodjo perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Dimana hal ini akan mempengaruhi peran keluarga sebagai perawat keluarga terutama pada pasien stroke yang membutuhkan program Rehabilitasi Medik yang meliputi keluarga memperhatikan waktu (jadwal) kecacatan, keluarga melakukan tindakan untuk meningkatkan status kesehatan, dan keluarga selalu berkonsultasi dengan petugas rehabilitasi medik tentang program latihan dan tentang kadaaanya, maka hendaklah lebih ditingkatkan lagi pelayanan kesehatan bagi anggota keluarga yang sakit demi peningkatan derajat kesehatan keluarga secara menyeluruh. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan tujuan penelitian dan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : latihan, keluarga memberikan perawatan sederhana untuk 17

18 1. Peran keluarga sebagai motivator DAFTAR PUSTAKA yang dilakukan oleh keluarga pasien stroke dalam pelaksanaan Rehabilitasi Medik di Rumah Sakit Al.Irsyad Surabaya Tahun 2009 sebagian besar adalah baik 78%. 4. Peran keluarga sebagai pasien educator yang dilakukan oleh keluarga pasien stroke dalam pelaksanaan Rehabilitasi Medik di rumah sakit Al.Irsyad Surabaya tahun 2009 adalah sangat kurang 39%. 5. Peran keluarga sebagai perawat keluarga yang dilakukan oleh keluarga pasien stroke dalam pelaksanaan Rehabilitasi Medik di Rumah Sakit Al.Irsyad Surabaya Tahun 2009 adalah cukup 65%. Arif Manjoer, Suprohaita, Wahyu Ika Wardani, Wiwik Setyowulan (2000), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi ketiga jilid kedua, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Media Aesculapius. Arikunto, S (2002), Prosedur penelitian suatu Pendekatan Praktek edisi Revisi V, Jakarta, Rineka Cipta. Aziz Alimul H (2002), Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiyah, Salemba Medika, Jakarta Depkes RI (1996), Asuhan Keperawatan pada Klien dengan gangguan sistim persyarafan, Jakarta, Depkes RI. Marilyn. M. Friedman (2002), Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek, Edisi 3, Jakarta, EGC. Notoadmodjo (2003), Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta, Rineka Cipta. Notoadmodjo, S (2005), Metodologi Penelitian Kesehatan, edisi Revisi, Jakarta Rineka Cipta. 18

19 Nursalam, (2003), Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta, Salemba Medika. Sugiono (2005), Metode Penelitian Administrasi, Bandung, Alfabeta Thamrihsyam Hamid, Dhewi Wahani Satori (1992), Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, Unit Rehabilitasi Medik RSUD. Dr. Soetomo, Surabaya. 19