BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pusat latihan tenaga kesehatan, serta untuk penelitian biososial.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk meningkatkan mutu. pelayanan kesehatan demi kepuasan masyarakat yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. besarnya biaya yang dibutuhkan maka kebanyakan orang tidak mampu

BAB I PENDAHULUAN. tentang Kesehatan, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Peraturan Menteri

BAB I PENDAHULUAN. Bedasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No.269/MENKES/PER/III/2008 Bab I Pasal I tentang Rekam Medis, yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kebutuhan masyarakat akan pentingnya kesehatan. rumah sakit sebagai suatu organisasi melalui tenaga medis

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK

2 Menurut Alamsyah (2012) salah satu aktivitas yang rutin dilakukan dalam statistik rumah sakit adalah menghitung tingkat efisiensi hunian tempat tidu

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan. pelayanan kesehatan secara merata, dengan mengutamakan upaya

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Rumah Sakit menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai

BAB I PENDAHULUAN. harus direkam dan didokumentasikan ke dalam bentuk catatan medis. yang disebut rekam medis atau rekam kesehatan.

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. terletak di Jalan Jendral Sudirman 124 Bantul Yogyakarta. Rumah sakit ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

BAB I PENDAHULUAN. tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Permenkes No.147 tahun 2010 tentang perijinan Rumah Sakit menyatakan

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat. Dari

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), sistem INA CBG s (Indonesia Case Base

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian deskriptif analitik. Pengambilan data dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan tingginya standar tingkat pendidikan, keadaan sosial ekonomi

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melalui upaya peningkatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),

Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Di dalam rumah sakit. terdapat suatu Unit Rekam Medis yang merupakan komponen

Penilaian pelayanan di RSUD AM Parikesit menggunakan indikator pelayanan kesehatan, adapun data indikator pelayanan dari tahun yaitu :

BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. masyarakat. RSUD kota Bandung beralamat di Jl. Rumah Sakit No. 22 Ujung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TESIS Untuk memenuhi persyaratan Mencapai derajat Sarjana S 2. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010, Rumah sakit adalah institusi pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. profesional yang terorganisir, serta sarana kedokteran yang permanen

BAB I PENDAHULUAN. padat modal dan padat teknologi, disebut demikian karena rumah sakit memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Perbedaan jenis pelayanan pada:

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan (Hatta, 2008). Berdasarkan Undang-Undang No. 44 Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Medis, pengertian sarana pelayanan kesehatan adalah tempat. untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Rumah sakit merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan dan kenyamanan pasien serta masyarakat. Salah. kesehatan. Sehingga jika dari masing-masing unit sudah

BAB I PENDAHULUAN. Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi yang menyediakan tempat tidur rawat inap,

BAB I PENDAHULUAN. (PBB) tahun 1948 (Indonesia ikut menandatangani) dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan Rumah Sakit Bergerak, rumah sakit sebagai salah satu. sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada

PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN JAKARTA

NAMA SKPD VISI MISI TUGAS POKOK FUNGSI. a. Penyelenggaraan pelayanan medis

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN. A. Kedudukan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa pemberi pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Salah satu tujuan primer rekam kesehatan/rekam medis. berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis dan perawatan. lanjutan untuk diagnosis dan perawatan oleh tenaga medis yang

BAB I PENDAHULUAN. medis maupun non medis. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan. Republik Indonesia No. 269/Menkes/PER/III/2008 tentang Rekam Medis

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah

negatif (Sittig et al., 2005, Hackl et al., 2009). Dokter marah dan jengkel karena alur kerja mereka tergantung pada sistem yang ada dan pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh pemerintah. Menurut Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknik dinas

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi pasar bebas dan AFTA (Asean Free Trade. Agreement) tahun 2015 memacu terjadinya perubahan disegala bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Definisi kesehatan menurut undang-undang nomor 36 tahun 2009 adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa pelayanan kesehatan seperti rumah sakit untuk memberikan informasi, fasilitas

BAB 1 : PENDAHULUAN. yaitu pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (1,2)

BAB I PENDAHULUAN. No 44 tahun tentang Rumah Sakit, dinyatakan bahwa rumah sakit. rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor pada bulan Juni 2009.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa kesehatan. Keberhasilan sebuah rumah sakit dinilai dari mutu

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat. Oleh karena itu, rumah sakit harus berupaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat in ap, rawat jalan,

BAB 3 ANALISA KECENDERUNGAN INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Kesehatan RI,Permenkes No.269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis,Jakarta: 2008

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit disebutkan bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Dalam permenkes RI No.269 / MENKES / PER / III /2008 Bab I pasal 1 disebutkan bahwa Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Sistem Rekam Medis disuatu Rumah Sakit merupakan proses pengumpulan data, pengolahan data, penyimpanan data dan pelaporan data, maka setiap Rumah Sakit harus memperhatikan sistem informasinya. Menurut Huffman (1994), rekam medis berguna sebagai care provider yaitu sebagai media komunikasi antara tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan/perawatan kepada pasien, legal affairs digunakan sebagai tanda bukti di pengadilan bagi penyelesaian perkara perdata atau pidana, dan financial reimbursement sebagai bukti bagi pengajuan klaim asuransi. Sejak 1 Januari 2014 pemerintah secara resmi memberlakukan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Demikian pula dengan Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) juga mulai diberlakukan untuk menyelenggarakan program tersebut. Tujuan diberlakukan program JKN ini adalah untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat yang layak dan diberikan kepada setiap orang yang terdaftar dan telah membayar premi atau preminya dibayarkan oleh pemerintah. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 tahun 2013 tentang pelayanan kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional, fasilitas kesehatan

memiliki kewajiban untuk memberikan laporan pelayanan sesuai waktu dan jenis yang telah disepakati. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Rumah Sakit Panti Nugroho pada bulan Januari 2016, diketahui bahwa berkas klaim pasien BPJS diserahkan kepada verifikator BPJS pada tanggal 15 bulan berikutnya. Kemudian hasil verifikasi diserahkan kepada BPJS pada tanggal 17. Apabila terjadi keterlambatan penyerahan berkas klaim, maka berkas klaim tersebut akan pending dan akan diikutsertakan pada proses klaim bulan selanjutnya. Hal ini akan berakibat pada menurunnya jumlah hasil klaim yang didapat oleh fasilitas kesehatan pada bulan tersebut. Keterlambatan penyerahan berkas klaim pasien rawat inap disebabkan karena berkas rekam medis yang kembali dari bangsal rawat inap tidak lengkap sehingga harus dikembalikan untuk dilengkapi oleh dokter yang bertanggung jawab. Sedangkan keterlambatan klaim BPJS untuk pasien rawat jalan disebabkan karena persyaratan dan ketentuan administrasi klaim yang selalu berubah-ubah membuat banyak berkas klaim yang dikembalikan oleh verifikator sehingga prosesnya menjadi terhambat. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sub Seksi Rekam Medis dan petugas rekam medis di Rumah Sakit Panti Nugroho, diketahui bahwa pelaksanaan klaim BPJS dalam hal penyerahan berkas klaim pasien kepada verifikator BPJS mengalami keterlambatan pada bulan Oktober hingga Desember 2015 sehingga harus pending hingga bulan Januari 2016. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk mengangkat topik tugas akhir evaluasi faktor penyebab keterlambatan penyerahan berkas klaim BPJS di RS Panti Nugroho. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah apakah penyebab terjadinya keterlambatan penyerahan berkas klaim BPJS di Rumah Sakit Panti Nugroho.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum dalam penelitaian ini adalah untuk mengetahui penyebab terjadinya keterlambatan penyerahan berkas klaim BPJS di Rumah Sakit Panti Nugroho. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah: a. Mengetahui proses klaim BPJS di Rumah Sakit Panti Nugroho b. Mengetahui penyebab keterlambatan penyerahan klaim pada pelaksanaan klaim BPJS di Rumah Sakit Panti Nugroho. c. Mengetahui upaya yang dilakukan petugas untuk mengatasi keterlambatan penyerahan klaim dalam pelaksanaan klaim BPJS di Rumah Sakit Panti Nugroho. D. Batasan Penelitian Batasan pada penelitian ini adalah berkas pasien klaim BPJS dari pasien menyerahkannya kepada petugas verifikator kelengkapan awal hingga petugas pengodean menyerahkannya kepada verifikator BPJS. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat praktis a. Bagi rumah sakit Sebagai masukan kepada rumah sakit sehingga dapat digunakan sebagai upaya peningkatan pelayanan kepada pasien. b. Bagi peneliti Dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta pengalaman yang berharga secara langsung di rumah sakit dengan menerapkan teori yang telah diperoleh di institusi pendidikan.

2. Manfaat teoritis a. Bagi institusi pendidikan Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan referensi dan masukan dalam pengembangan ilmu rekam medis. b. Bagi peneliti lain Dapat digunakan sebagai referensi atau dasar bagi peneliti lain yang melakukan penelitian yang serupa. F. Keaslian Penelitian Penelitian mengenai klaim banyak dilakukan, namun belum pernah dilakukan penelitian mengenai penyebab terjadinya keterlambatan penyerahan berkas klaim BPJS. Walaupun begitu, peneliti menemukan beberapa penelitian yang mirip yaitu: 1. Suprapti (2014), melakukan penelitian berjudul Upaya Petugas Rekam Medis Menyelesaikan Keterlambatan Klaim Jamkesmas di RSUD Wonosari. Penelitian Suprapti (2014) bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab keterlambatan klaim Jamkesmas dan untuk mengetahui upaya yang dilakukan untuk mengatasi keterlambatan klaim Jamkesmas. Metode penelitian yang digunakan adalah diskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan rancangan cross-sectional. Hasilnya adalah faktor penyebab keterlambatan terdapat pada sumber daya manusia, sarana, dan dokumennya. Sementara itu, upaya yang dilakukan oleh petugas adalah menambah jam kerja, merekrut tenaga baru, mengecek dan meminta dokumen administrasi klaim, dan membentuk tim khusus yang menangani Jaminan Kesehatan Sosial. Persamaan dengan penelitian ini adalah metode yang digunakan sama yaitu menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif serta membahas mengenai faktor penyebab keterlambatan klaim.

Perbedaannya adalah penelitian Suprapti (2014) meneliti tentang keterlambatan klaim Jamkesmas sementara penelitian ini meneliti tentang keterlambatan klaim BPJS. Perbedaan juga ditemui pada tujuan khusus yaitu untuk mengetahui proses klaim BPJS. 2. Nurkonita (2014), melakukan penelitian dengan judul Pelaksanaan Klaim BPJS/SJSN Terkait Sistem Case-Mix INA-CBG s di RSJ Grahasia DIY. Penelitian Nurkonita (2014) bertujuan untuk pelaksanaan klaim BPJS/SJSN terkait sistem INA-CBG s di RSJ Grahasia. Metode yang digunakan adalah diskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil yang diperoleh dari penelitian Nurkonita (2014) ialah alur pelaksanaan klaim BPJS/SJSN sudah sesuai dengan manual pelaksanaan Jamkesmas. Sedangkan, kendala yang masih ditemui adalah berasal dari faktor man, materials, dan machine. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Nurkonita (2014) adalah keduanya menggunakan metode diskriptif dengan pendekatan kualitatif. Persamaan lainnya adalah keduanya membahas mengenai pelaksanaan klaim BPJS. Perbedaannya adalah penelitian Nurkonita (2014) membahas pelaksanaan klaim BPJS/SJSN terkait sistem case-mix. Sementara itu, penelitian ini membahas mengenai faktor keterlambatan penyerahan berkas klaim BPJS. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui upaya yang telah dilakukan oleh petugas dalam mengatasi hambatan yang terjadi selama proses klaim. 3. Riza (2015), melakukan penelitan dengan judul Klaim BPJS Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon Provinsi Jawa Barat. Penelitian Riza (2015) bertujuan untuk mengetahui input, proses, dan output pada pelaksanaan klaim BPJS pasien rawat jalan di Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon serta untuk mengetahui hambatan yang ditemukan pada pelaksanaan klaim BPJS pasien rawat jalan berdasarkan unsur manajemen. Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan rancangan penelitian cross-sectional. Hasil dari

penelitian Riza (2015) adalah inputnya ialah fotokopi JKN, surat rujukan, copy resep obat, billing, SKD, hasil laboratorium, SEP, tanda tangan dokter, dan tanda tangan petugas. Proses yang dillui adalah verifikator memeriksa kelengkapan syarat lalu diperoleh SKD, billing diserahkan pada petugas coding, lalu petugas coding melakukan grouping dengan aplikasi INA-CBG, kemudian hasilnya direkap dan diserahkan kepada verifikator BPJS dalam bentuk.fpk dan diserahkan kepada bagian keuangan hingga akhirnya diberikan kepada BPJS kesehatan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Riza (2015) adalah keduanya menggunakan metode diskriptif dengan pendekatan kualitatif. Persamaan lainnya adalah keduanya membahas mengenai klaim BPJS. Perbedaannya adalah penelitian Riza (2015) membahas mengenai pelaksanaan klaim BPJS pasien rawat jalan dan hambatan dalam pelaksanaannya. Sementara itu, penelitian ini membahas mengenai keterlambatan penyerahan berkas klaim BPJS pasien rawat jalan dan rawat inap. G. Gambaran Umum RS Panti Nugroho 1. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Panti Nugroho Berdasarkan profil Rumah Sakit Panti Nugroho, didorong oleh kerinduan untuk mengembangkan Gereja di Paroki terkait dengan pelayanan umat dalam bidang kesehatan, pada tahun 1957 Romo Rommens, SJ merencanakan agar Paroki Pakem diadakan pelayanan kesehatan Katolik. Rumah Sakit Panti Rapih ditunjuk oleh beliau untuk mengupayakan ijin mendirikan klinik bersalin, dan baru setelah 5 tahun ijin dari Dinas Kesehatan. Pada tanggal 16 Agustus 1967 Sr. Julia Sarwosri dan Sr. Cecilio CB diutus oleh Konggregasi berdasarkan Surat CK St Baru untuk mewujudkan pelayanan Rumah Bersalin dan Balai Pengobatan (RB- BP) di Pakem. Berawal dengan 5 tempat tidur di rumah sewaan milik

Lurah Pakem. Berhubung bangunan tersebut tidak memadai timbul gagasan dari Romo Kijm untuk membangun klinik yang cukup besar. Gagasan tersebut didukung oleh Romo Rommens berupa bantuan sebidang tanah seluas 3.980 m2 (lokasi bangunan lama) yang diperoleh dari Yayasan Papa Miskin, sedangkan keuangannya diperoleh dari Cebemo atas usaha Romo Kijm. Pada tahun 1972 bangunan tersebut telah selesai dibangun, peresmian bangunan tersebut dilaksanakan oleh Mgr. Kardinal Yulius Darmojuwono, SJ. Berkat hubungan baik dengan masyarakat setempat disertai dengan pelayanan yang baik, karya pelayanan rumah sakit semakin meningkat. Dengan diperbentukannya tenagan medis dari Rumah Sakit Panti Rapih dan adanya dokter tetap untuk mengelolah Rumah Bersalin-Balai Pengobatan Panti Nugroho secara profesional cakupan pelayanan dokter 24 jam dipenuhi dengan menempatkan dokter jaga sore dan malam sejak 1994. BP-RB Panti Nugroho juga berpatisipasi dalam program pemerintahan seperti melaksanakan RB Sayang Bayi, Posyandu, UKS, dan lain-lain. Pada tahun 1996 BP-RB Panti Nugroho berhasil meraih penghargaan sebagai juara 1 Sayang BayiSwasta tingkat II Kabupaten Sleman dan juara I RB Sayang Bayi Swasta Propinsi DIY. Dengan manajemen yang lebih profesional, yang berorientasi pada kebutuhan konsumen, jumlah pasien baik rawat inap maupun rawat jalan serta persalinan semakin meningkat. Dipihak lain jumlah tempat tidur dan fasilitas lain dan fasilitas medis dan non medis yang ada belum memenuhi kebutuhan masyarakat. Untuk memenuhi permintaan masyarakat akan mutu dan sarana pelayanan yang baik serta antisipasi terhadap bencana Gunung Merapi, mulai memenuhi kebutuhan tenaga medis. Para medis dan non medis seperti dokter umum, dokter spesialis, konsultan, perawat, bidan maupun tenaga administrasi. Tidak kalah penting, sarana bangunan dan peralatan

medis serta non medis menjadi pemikiran dari Yayasan Panti Rapih untuk ditingkatkan sesuai standar rumah sakit tipe pertama. Pembangunan Rumah Sakit Panti Nugroho dilaksanakan secara bertahap dimulai 11 September 1997 dan telah diselesaikan seluruhnya pada bulan April 1999. Total luas bangunan : 4111.25 m² yang berdidi di atas tanah seluas : 10.375 m². Sesuai dengan SK kepala Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Istimewah Yogyakarta No. 503/0401/PK/III/99 tanggal 2 Maret 1999 telah ditingkatkan status RB- BP Panti Nugroho sebagai salah satu Rumah Sakit satelit dari Yayasan Panti Rapih, yang akan menjadi kebanggaan dan andalan di wilayah Yogyakarta bagian utara. Pada tanggal 31 Mei 1999 pemberkatan dan peresmian menjadi Rumah Sakit Panti Nugroho dilakukan oleh Uskup Keuskupan Agung Semarang Mgr. Ignatius Suharyo, Pr dan Sri Sultan Hamengku Buwono X, dengan kapasitas 5 bed (tempat tidur) dengan slogan kami sipa dengan tulus hati melayani pasien dalam upaya penyembuhna. Pada tahun 2000, pelayanan Gawat Darurat menempati gedung yang baru. Selain itu Rumah Sakit Panti Nugroho membuka fasilitas pelayanan baru yaitu pelayanan Poliklinik Spesialis Anak, Spesialis Obsgyn, Spesialis Penyakit Dalam, dan Bedah umum serta didukung oleh pelayanan penunjang Radiologi, laboratorium, dan fisioterapi. 2. Lokasi Rumah Sakit Rumah Sakit Panti Nugroho terletak di daerah pegunungan yang berhawa sejuk yang dekat dengan daerah wisata Kaliurang dan pesona Gunung Merapi. Rumah Sakit Panti Nugroho berdiri dengan luas tanah 6.954m² Dukuh : Sukunan, Desa : Pakembinangun, Kec. : Pakem Kab : Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta, Kaliurang Km. 17, 6 Km dari

Kaliurang dan 10 Km dari Yogyakarta. Kode pos : 55582 Telp. (0274) 895186, Fax (0274) 897232. 3. Visi, Misi, Motto, Tujuan Rumah Sakit Panti Nugroho a) Visi Rumah Sakit Panti Nugroho Rumah Sakit Panti Nugroho memperjuangkan nilai-nilai humanistik, yaitu Keberpihakan Kepada Mereka Yang Sakit, Dengan Semangat Cinta Kasih Dan Iman Kristiani. Keterangan: 1) Memperjuangkan nilai-nilai humanistic: Rumah Sakit Panti Nugroho mengupayakan pengembangan kepekaan dan komitmen pada keadilan dan hak asasi manusia. 2) Cinta Kasih Dalam Iman Kristiani: Motivasi dan isnpirasi pelayanan Rumah Sakit Panti Nugroho adalah ajaran Kristus : tulus tanpa pamrih saling menghargai dan menolong tanpa membedakan suku, agama, ras, dan golongan. b) Misi Rumah Sakit Panti Nugroho 1) Rumah Sakit Panti Nugroho dengan tulus akan memberikan pelayanan kesehatan secara holistik dan berkesinambungan untuk mengupayakan kesembuhan, disertai upaya promosi kesehatan dan pencegahan sakit kepada masyarakat. 2) Rumah Sakit Panti Nugroho akan memberikan pelayanan kesehatan dan pendukung lain yang terkait secara memuaskan, bermutu, profesional dan terjangkau. 3) Rumah Sakit Panti Nugroho menempatkan seluruh karyawan sebagai modal yang berharga dalam memberikan pelayanan kesehatan dan pendukung lain yang terkait. Kepada mereka akan diberikan perhatian yang sebaik-baiknya berupa

peningkatan kesejahteraan, pengetahuan, keterampilan, kenyamanan kerja, dan jenjang karier. 4) Rumah Sakit Panti Nugroho meletakkan kebersamaan sebagai landasan bagi seluruh kegiatan pelayanan kesehatan. Untuk itu seluruh karyawan dituntut selalu menjalin kerja sama yang baik, jujur, ramah dan hormat kepada pemilik/yayasan Panti Rapih, Unit Kerja dalam Yayasan Panti Rapih, pasien, rekanan, dan semua pihak yang terkait. c) Motto Rumah Sakit Panti Nugroho Tulus untuk Sembuh Rumah Sakit Panti Nugroho mengoptimalkan pelayanan kesehatan secara tulus, penuh kejujuran dan kesungguhan hati berdasarkan cinta kasih. d) Tujuan Rumah Sakit Panti Nugroho 1) Memberikan pelayanan kesehatan secara holistik dan berkesinambungan agar tercapai derajat kesehatan pasien dan masyarakat yang optimal. 2) Memperjuangkan tingkat kesejahteraan karyawan dan keluarga secara wajar. 4. Fasilitas Pelayanan Rumah Sakit Panti Nugroho a) Pelayanan 24 Jam 1) Instalasi Gawat Darurat dan Poliklinik Umum 2) Farmasi 3) Ambulance b) Pelayanan Rawat Jalan 1) Poliklinik Umum 2) Poliklinik Gizi dan Spesialis Gizi 3) Poliklinik spesialis : i. Kebidanan dan Penyakit Kandungan ii. Anak

iii. Bedah Umum iv. Bedah Ortopedi v. Bedah Urologi vi. Penyakit dalam vii. Syaraf viii. Paru ix. Mata x. THT xi. Kulit dan Kelamin xii. Klinik Laktasi xiii. Konsultasi Gizi xiv. Konsultasi Psikologi xv. Pemularasan Jenazah c) Pelayanan Rawat Inap 1) Kelas Umum : 4 tempat tidur 2) Kelas I : 2 tempat tidur 3) Kelas II : 14 tempat tidur 4) Kelas III : 21 tempat tidur 5) Ruang Isolasi : 2 tempat tidur 6) Ruang Bayi : 6 tempat tidur 7) IMC : 1 tempat tidur d) Pelayanan Penunjang Medis 1) Farmasi 2) Laboratorium 3) Radiologi 4) Fisioterapi 5) Rekam Medik e) Pelayanan Lain 1) Madical Check Up 2) Doctor On Call dan Home Care 3) Klub Bunda

4) Klub DM 5) Klub Jantung Sehat 6) Pemeriksaan Bayi Sehat, Pijat Bayi dan Imunisasi 7) Senam Hamil 8) Paket Sunat, Paket Partus Normal 5. Struktur Organisasi Rumah Sakit Panti Nugroho DIREKTUR WAKIL DIREKTUR KOMITE MEDIK KEPALA SEKSI PELAYANAN MEDIK DAN PENUNJANG MEDIK KEPALA SEKSI PELAYANAN KEPERAWATAN KEPALA SEKSI ADMINISTRASI STAFF MEDIK FUNGSIONAL RADIOLOGI, FISIOTERAPI, PATOLOGI KLINIK RAWAT INAP UMUM DAN UPI KEPALA SUB SEKSI SEKRETARIAT PERSONALIA HUMAS UPKM/PKMRS FARMASI RAWAT INAP NIFAS RAWAT NEONATUS KAMAR BERSALIN DAN POLIKLINIK KEBIDANAN KEPALA SUB SEKSI KEUANGAN PELAYANAN GIZI DAN PRODUKSI MAKANAN RAWAT JALAN IGD DAN KAMAR BEDAH KEPALA SUB SEKSI RUMAH TANGGA DAN LOGISTIK REKAM MEDIS KEPALA SUB SEKSI KEAMANAN DAN KENDARAAN Gambar 1. Struktur Organisasi RS Panti Nugroho KEPALA SUB SEKSI KEAMANAN DAN AKUTANSI Sumber: Bagian Rekam Medis RS Panti Nugroho

6. Performa Rumah Sakit Panti Nugroho Tabel 1. Performa Rumah Sakit Panti Nugroho 2015 Indikator TT (Tempat Tidur) Jumlah 50 Buah Hari Perawatan 11435 Pasien Keluar 3168 Bulan (Hari X TT) 16425 Mati > 48 jam Total Mati (mati > 48 jam + mati <48 jam) 31 pasien 78 pasien BOR 69.62 % LOS BTO TOI 3.61 Hari 64.92 Kali 1.58 Hari GDR 0.01 0 / 00 NDR 0.02 0 / 00 Sumber : Sub Seksi Rekam Medis Rumah Sakit Panti Nugroho