MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2013 di

dokumen-dokumen yang mirip
MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2013 di. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau.

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telahdilakukan dilaboratorium Teknologi Pasca Panen

MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE. dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Riau.

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2013 di Laboratorium

MATERI METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan November 2014-Januari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2013 di Laboratorium Teknologi Pasca

MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-November 2014 di

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret - April 2015 bertempat di

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di

BAB III METODE PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 di Laboratorium

MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu

METODE. Materi. Rancangan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

Lampiran 1. Prosedur Analisis Protein Kasar (Analisis Kjeldahl) (1) Mengambil contoh sampel sebanyak 2 mililiter (Catat sebabai A gram)

MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September November 2014 di

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE. Peternakan UIN Suska Riau, penelitian berlangsung selama 3 bulan, mulai bulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)

III.MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2014 Januari

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

LAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur Analisis Serat Kasar dengan Metode Analisis. 1. Menyiapkan kertas saring kering oven dengan diameter 4,5 cm, dicatat

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

III. MATERI DAN METODE. Pelaksanaan pembuatan silase dilakukan di Desa Tuah Karya Ujung Kecamatan

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 26 Agustus 2015 di Laboratorium Produksi dan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2013 Maret 2014

MATERI DAN METODE. Pakan dan Ilmu Tanah sebagai tempat pembuatan silase dan analisis fraksi serat di

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan selama 2 bulan di mulai dari Bulan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan selama 6 bulan dimulai bulan April

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Februari 2015.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cheddar digunakan peralatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus September

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dimulai pada bulan Oktober-November 2013, di Laboratorium Ilmu Nutrisi

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April Oktober 2013.

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

Lampiran 1. Prosedur Analisis Kimia

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. tanaman singkong. Daun singkong sebanyak 4 kg segar diperoleh dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. dan Kimia Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau. Analisis Fraksi

PT. Rineka Cipta, 2006), hlm Abdurrahman Fathoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta:

III. MATERI DAN METODE. Kampar yang merupakan salah satu daerah tumbuhnya tanaman sagu di Provinsi

BAB III MATERI DAN METODE. Mozzarela dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 di Laboratorium Kimia dan

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. ayam broiler berumur hari dengan bobot badan 1,0-1,3 kg. berasal dari pedagang sayur pasar Cileunyi.

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan dimulai bulan April -

Lampiran 1. Prosedur Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pendahuluan

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada Bulan Mei sampai Agustus 2015 di

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan selama empat bulan (1 Maret 29 Juni

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur

BAB III BAHAN DAN METODE. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss. alat destruksi Kjeldahl 250ml -

III. MATERI DAN METODE. Agrostologi, Industri Pakan dan Ilmu Tanah dan 2). Laboratorium Ilmu Nutrisi

MATERI DAN METODE di Laboratorium Teknologi Pasca Panen, Ilmu Nutrisi dan Kimia Fakultas

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2017 di

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

MATERI DAN METODE. Pengolahan silasetelahdilaksanakan di Laboratorium Nutrisidan Kimia. dilaksanakan pada bulan Desember 2014 sampai Februari2015.

MATERI DAN METODE. Sedangkan analisis kimia dilakukan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Kimia

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

3.1. Tempat dan Waktu Bahan dan Aiat Metode Penelitian

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul produksi VFA, NH 3 dan protein total pada fodder

BAB III METODE I II III BKK1 U1 U2 U3 BKH2 U1 U2 U3 BKK3 U1 U2 U3 BKH4 U1 U2 U3 BKK5 U1 U2 U3 BKH6 U1 U2 U3 BKHKK7 U1 U2 U3 BKHKK8 U1 U2 U3

MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Kimia

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. 4. Cacing tanah jenis Eisenia fetida berumur 1 bulan sebanyak 2 kg. a. 1 ml larutan sampel vermicompost

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari sampai Maret 2015 bertempat di Desa

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. diambil dari hasil penelitian oleh Balia, dkk. (2017) dengan judul Pemanfaatan

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

Transkripsi:

III. MATERI DAN METODE 1.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2013 di Laboratorium Teknologi Pasca Panen, Laboratorium Nutrisi dan Kimia serta Laboratorium Patologi, Entomologi dan Mikrobiologi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Selain itu analisis juga dilakukan di Unit Pelaksanaan Teknis Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau. 1.2. Materi Penelitian 1.2.1. Bahan Bahan yang digunakan adalah daging kerbau sebanyak 1 kg yang diperoleh dari Tempat Pemotongan Hewan (TPH) Kabupaten Kampar Provinsi Riau, bahan lain yang digunakan untuk pembuatan petis adalah kaldu daging, tepung beras, gula merah, gula pasir dan bumbu-bumbu (bawang putih, salam, bawang merah, jahe, serai, daun jeruk purut dan garam). Starter bakteri yang digunakan yaitu bakteri Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus yang diperoleh dari koleksi bakteri Pusat Antar Universitas, Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Bahan kimia yang diperlukan dalam penelitian ini adalah bahan-bahan untuk analisis kadar protein meliputi H 2 SO 4, selenium, NaOH, H 3 BO 3, HCl. 1.2.2. Alat Peralatan yang digunakan dalam penelitian adalah peralatan untuk proses pembuatan petis daging seperti pisau, panci untuk merebus, timbangan, saringan, 18

belanga dan lain-lain. Sedangkan untuk analisis protein menggunakan timbangan analitik, lemari asam, labu destilasi, gelas ukur 100 ml, pipet volume 25 ml, mikroburet, Erlenmeyer, labu Kjeldhal, alat destruksi dan alat destilasi. Pada analisis kadar abu meliputi cawan, timbangan analitik, tanur dan desikator dan alat pada analisis kadar air meliputi botol, desikator, timbangan analitik, oven serta analisis kadar lemak yang meliputi petroleum ether. 1.3. Metode Penelitian 1.3.1.Rancangan Percobaan Penelitian ini dirancang dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan tersebut adalah konsentrasi penambahan bakteri Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus bakteri dengan konsentrasi berbeda pada petis daging kerbau. Perbedaan konsentrasi tersebut adalah sebagai berikut : A : Petis daging + 0% bakteri Streptococcus thermophilus dan bakteri Lactobacillus bulgaricus B : Petis daging + 2% bakteri Streptococcus thermophilus dan bakteri Lactobacillus bulgaricus C : Petis daging + 4% bakteri Streptococcus thermophilus dan bakteri Lactobacillus bulgaricus D : Petis daging + 6% bakteri Streptococcus thermophilus dan bakteri Lactobacillus bulgaricus E : Petis daging + 8% bakteri Streptococcus thermophilus dan bakteri Lactobacillus bulgaricus 19

Perlakuan tersebut di acak sesuai dengan rancangan yang digunakan, dimana setiap perlakuan akan mendapatkan empat kali ulangan. Gambar 3.1. memperlihatkan bagan pengacakan perlakuan. D1 A1 B3 C2 A3 E4 D2 B1 C4 B2 E3 A2 B4 D3 C1 E1 E2 C3 A4 D4 Gambar 3.1. Bagan Pengacakan Perlakuan 1.3.2.Prosedur Penelitian Penelitian dilakukan dengan membuat petis daging kerbau dilakukan sesuai metode Kristianingrum (2003) yang dimodifikasi. Tahapan penelitian meliputi : 1. Tahap peremajaan Peremajaan dengan cara memindahkan atau memperbarui biakan mikroba dari biakan lama ke medium tumbuh yang baru secara berkala, misalnya sebulan atau dua bulan sekali. Teknik ini merupakan cara paling tradisional yang digunakan peneliti untuk memelihara koleksi isolat mikroba di laboratorium (Mahmud, 2001). 2. Tahap pembuatan kaldu a) 1 kg daging dicuci bersih b) Daging yang telah dipotong kecil-kecil direndam dalam 200 ml aquades dan tambahkan garam sebanyak 35 g c) Kemudian daging didinginkan dalam refrigerator pada suhu 4 o C selama 6 jam 20

d) Selanjutnya daging ditambahkan aquades sebanyak 3 liter dan dipanaskan pada suhu 90 o C selama 10 menit e) Daging disaring, sehingga diperoleh cairan perebusan daging (kaldu) dan daging dapat diolah untuk produk lain 3. Tahap inokulasi BAL (ST dan LB) a) Kaldu dibagi sebanyak perlakuan dan ulangan kemudian di lakukan inokulasi BAL sesu\ai perlakuan yang diinginkan pada suhu 45 o C b) Setiap perlakuan membutuhkan 150 ml kaldu c) Kemudian pemeraman dilakukan pada suhu kamar selama 48 jam 4. Tahap pembuatan petis daging a) Bumbu yang dibutuhkan meliputi 3 g bawang merah dan 1,5 g bawang putih yang dihaluskan bersama 8,5 g garam, 0,5 g vetsin dan 15 g gula pasir. Kemudian dicampurkan dalam 150 ml kaldu dengan bumbu lain yaitu daun 0,35 g salam, 0,8 g lengkuas, 0,5 g batang serai, 1,5 g jahe, dan 0,35 g daun jeruk purut b) Gula merah ditimbang sesuai dengan berat konsentrasi yang digunakan yaitu 20% didasarkan pada perlakuan terbaik dalam penelitian Pratiwi (2006) kemudian diiris tipis-tipis untuk mempermudah pelarutannya dan dicampurkan dalam kaldu yang sudah diberi bumbu (a) c) Campuran kaldu, bumbu dan gula merah direbus sampai mendidih, kemudian dalam keadaan panas disaring. Hasil saringan (Cairan) ditampung untuk proses lebih lanjut d) Cairan hasil penyaringan tersebut dimasukkan kedalam belanga dan dipanaskan sampai mendidih 21

e) Tepung beras ditimbang sesuai konsentrasi yang digunakan yaitu 2% didasarkan pada perlakuan terbaik dalam penelitian Pratiwi (2006) kemudian dilarutkan dengan sedikit air kaldu dan diaduk hingga homogen f) Larutan tepung beras ditambahkan kedalam kaldu di belanga sambil terus dipanaskan pada suhu 90 o C sampai mengental dan elastis, setelah kaldu mengental dan elastis maka diperoleh petis daging. Prosedur analisis kimia petis daging dengan penambahan bakteri Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus terlihat pada Gambar 3.2. 1.3.3.Peubah yang Diukur Adapun peubah yang diukur dalam penelitian ini meliputi : 1. Kadar air 2. Kadar lemak 3. Kadar protein 4. Kadar abu 1.3.4.Prosedur Pengambilan Data Pengambilan data dilakukan terhadap produk petis daging kerbau dengan pengamatan parameter sebagai berikut : 1. Kadar Air Menurut SNI 01-2891-1992 (BSN, 1992) Adapun prosedur analisis kadar air adalah sebagai berikut : a) Sampel ditimbang sebanyak 1 g 2 g didalam botol yang sudah diketahui bobotnya b) Selanjutnya dilakukan pengeringan dalam oven suhu 105 o C selama tiga jam 22

Daging Kerbau 1,5 kg Perendaman (aquades 30 ml + garam 52,5 g) Pendinginan dalam refrigerator (4 o C, selama 6 jam) Aquades Pemanasan (90 o C, 10 menit) Penyaringan Daging Kaldu Inokulasi BAL pada suhu 40 o C Pemeraman suhu kamar selama 48 jam Bumbu dan gula Pemanasan dengan pengadukan Penyaringan Sisa bumbu Tepung beras Pemanasan dengan pengadukan (90 o C) Petis daging Analisis variabel Analisis data Gambar 3.2. Prosedur analisis kualitas kimia petis daging menurut Kristianingrum (2003) yang dimodifikasi. 23

c) Kemudian dinginkan dalam deksikator d) Setelah dingin sampel ditimbang sehingga didapatkan bobot tetap Perhitungan : = 1 100% Dimana : W = bobot cuplikan sebelum dikeringkan (g) W1= adalah kehilangan bobot setelah dikeringkan (g) 2. Kadar Lemak Menurut SNI 01-2891-1992 (BSN, 1992) Adapun prosedur analisi kadar lemak adalah sebagai berikut : a) Sampel ditimbang sebanyak 1g 2g dan dimasukkan kedalam selongsong yang dialasi dengan kapas b) Selanjutnya selongsong kertas berisi sampel tersebut disumbat dengan kapas, dan dikeringkan dalam oven pada suhu tidak lebih 80 o C selama lebih kurang satu jam, kemudian selongsong dimasukkan ke dalam soxhlet yang telah dipasang dengan labu lemak yang berisi batu didih yang telah didinginkan dan telah diketahui bobotnya c) Sampel diekstrak dengan heksana atau pelarut lainnya selama lebih kurang 6 jam d) Kemudian heksana disulingkan, setelah itu ekstrak lemak di keringkan dalam oven pada suhu 115 o C e) Selanjutnya dilakukan pendinginan dan lakukan penimbangan f) Pengeringan ini diulangi hingga dicapai bobot tetap 24

Perhitungan : = 1 2 Dimana : W = bobot sampel (g) W1= bobot lemak sebelum diekstraksi (g) W2 = bobot labu lemak sesudah ekstraksi 3. Kadar Protein Menurut SNI 01-2891-1992 (BSN, 1992) Adapun prosedur analisi kadar protein adalah sebagai berikut : a) Sampel ditimbang sebanyak 0,5 g dan dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl 100 ml b) Kemudian ditambahkan 2 g campuran selen dan 25 ml H 2 SO 4 pekat c) Selanjutnya dilakukan pemanasan di atas pemanas listrik atau api pembakar sampai mendidih dan larutan menjadi jernih kehijau-hijauan (sekitar 2 jam) d) Cawan berisi tersebut didinginkan, kemudian diencerkan dan masukkan kedalam labu ukur 100 ml, tepatkan sampai tanda garis e) Pipet 5 ml larutan dan dimasukkan kedalam alat penyuling kemudian tambahkan 5 ml NaOH 30% dan beberapa tetes indikator pp f) Kemudian disulingkan selama lebih kurang 10 menit, sebagai penampung dengan menggunakan 10 ml larutan asam borat 2% yang telah dicampur indikator g) Ujung pendingin dibilas dengan air suling h) Selanjutnya dititar dengan larutan HCI 0,01 N 25

i) Kerjakan penetapan blanko Perhitungan : = 1 2 0,014.... Dimana : W = bobot cuplikan V1 = volume HCL 0,01 N yang digunakan peniteraan contoh V2 = volume HCL yang dipergunakan peniteraan contoh N = normalitas HCL f.k = protein dari - makanan secara umum 6,25 - susu dan hasil olahannya 6,38 - minyak kacang 5,46 f.p = faktor pengenceran 4. Kadar Abu Menurut SNI 01-2891-1992 (BSN, 1992) Adapun prosedur analisis kadar abu adalah sebagai berikut : a) Sampel ditimbang sabanyak 2 3 g dan dimasukkan kedalam cawan porseln yang telah diketahui bobotnya b) Sampel kemudian diarangkan di atas nyala pembakar, lalu diabukan dalam tanur listrik pada suhu maksimum 550 o C sampai pengabuan sempurna c) Cawan yang berisi abu tersebut selanjutnya didinginkan dan deksikator sampai bobotnya tetap Perhitungan : = 1 2 100% 26

Dimana : W = bobot contoh sebelum diabukan (g) W1= bobot contoh + cawan sesudah diabukan (g) W2= bobot cawan kosong (g) 1.4. Analisis Data Data analisis nilai kadar abu, kadar protein dan kadar air disajikan dalam bentuk tabel, selanjutnya dianalisa dengan menggunakan analisis sidik ragam (ASIRA) untuk mengetahui pengaruh dari pelakuan. Jika perlakuan berpengaruh nyata atau sangat nyata, dilakukan uji lanjut Duncan s Multiple Range Test (DMRT) (Steel and Torrie, 1991). Prosedur perhitungan analisa data pada Rancangan Acak Lengkap disajikan pada Tabel 3.1. Tabel 3.1. Analisis Keragaman Acak Lengkap F tabel Sumber DB JK KT F hit 0,05 0,01 Perlakuan t-1 JKP KTP KTP/KTG - - Galat t (r-1) JKG KTG - - - Total tr-1 JKT - - - - Model matematis Rancangan Acak Lengkap menurut Steel and Torrie (1991) sebagai berikut : Keterangan : Y ij = µ +t i + ij Y ij : Nilai pengamatan kualitas petis daging kerbau pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ : Rataan umum hasil perlakuan penambahan BAL 27

t i : Pengaruh perlakuan penambahan ke-i ij : Pengaruh kesalahan perlakuan ke-i dan ulangan ke-j i : 1,2,3,4,5 j : 1,2,3,4 Faktor korelasi (FK) = ( ) Jumlah kuadrat total (JKT) = (Y ) Jumlah kuadrat perlakuan (JKP) = Jumlah Kuadrat galat (JKG) Kuadrat tengah perlakuan (KTP) Kuadrat tengah glat (KTG) F Hitung = JKT JKP = JKP / dbp = JKG / dbs = KTP / KTG Hipotesis Statistik H0 H1 : Pengaruh perlakuan A=B=C=D=E : Pengaruh perlakuan A B C D E Dengan kaedah H0 diterima jika F hitung F tabel (α = 0,05) H1 diterima jika F hitung > F tabel (α = 0,05) 28