PEMBERITAHUAN RENCANA PENANAMAN BARU RSPO

dokumen-dokumen yang mirip
2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Rawa adalah wadah air beserta air dan daya air yan

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PRT/M/2015 TENTANG RAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PELAKSANAAN PARTICIPATORY MAPPING (PM) ATAU PEMETAAN PARTISIPATIF

2 menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia tentang Rawa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 t

PROSEDUR PENANAMAN BARU RSPO Panduan bagi Petani dalam Sertifikasi Kelompok RSPO untuk Produksi TBS. Agustus 2017 Versi 1

Prosedur dan Daftar Periksa Kajian Sejawat Laporan Penilaian Nilai Konservasi Tinggi

Konsultasi Publik Prosedur Remediasi & Kompensasi RSPO

PROSEDUR PENANAMAN BARU RSPO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PRINSIP DAN KRITERIA ISPO

6. PERSIAPAN KERJA. 6.1 Penyiapan / Penentuan Tim Penilai

Keputusan Menteri Kehutanan No. 31 Tahun 2001 Tentang : Penyelenggaraan Hutan Kemasyarakatan

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2010 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2013 TENTANG RAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lampiran 1. Kajian Persamaan dan Perbedaan Prinsip, Kriteria dan Indikator ISPO Terhadap RSPO

RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2013 TENTANG RAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAPORAN VERIFIKASI DUGAAN PELANGGARAN MORATORIUM APP DI PT. MUTIARA SABUK KHATULISTIWA TIM VERIFIKASI

Pengenalan High Conservation Value (HCV)

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

Lampiran 3. Interpretasi dari Korelasi Peraturan Perundangan dengan Nilai Konservasi Tinggi

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN,

21 Maret Para Pemangku Kepentingan yang Terhormat,

Pertanyaan Yang Sering Ditanyakan (FAQ) Prosedur Penilaian GHG untuk Penanaman Baru

Prosedur Penilaian GHG untuk Penanaman Baru

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Hutan Produksi. Pelepasan.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG

PROFIL BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (BPLH)

Dampak moratorium LoI pada hutan alam dan gambut Sumatra

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENUNDAAN PEMBERIAN IZIN BARU DAN

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 TENTANG PERHUTANAN SOSIAL

LAPORAN PENELITIAN HUTAN BER-STOK KARBON TINGGI

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Mitigasi Berbasis Lahan

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN KELOMPOK SASARAN

Komite Penasihat Pemangku Kepentingan (SAC) terhadap Kebijakan Pengelolaan Hutan Keberlanjutan (SFMP 2.0) APRIL

Sorot warna hijau: Perubahan teks berdasarkan persyaratan-persyaratan baru yang ditambahkan RSPO.

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.32/Menlhk-Setjen/2015 TENTANG HUTAN HAK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hutan merupakan sumber daya alam yang menyimpan berbagai

LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN NOMOR : 08 TAHUN 2000 TANGGAL : 17 PEBRUARI 2000

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

5. PIHAK-PIHAK TERKAIT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

NAMA JABATAN : KASUBPOKJA PERENCANAAN PROGAM DAN ANGGARAN ATASAN LANGSUNG : KAPOKJA PERENCANAAN ANGGARAN DAN HUKUM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PRINSIP DAN KRITERIA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN INDONESIA (INDONESIAN SUSTAINABLE PALM OIL/ISPO) UNTUK USAHA KEBUN SWADAYA

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 08.1/Kpts-II/2000 TENTANG KRITERIA DAN STANDAR PEMANFAATAN HASIL HUTAN DALAM HUTAN PRODUKSI SECARA LESTARI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ABSTRAKSI DOKUMEN AMDAL

SOP PERIZINAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN RI

PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF

PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Menerapkan Filosofi 4C APRIL di Lahan Gambut

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 33/Menhut-II/2010 TENTANG TATA CARA PELEPASAN KAWASAN HUTAN PRODUKSI YANG DAPAT DIKONVERSI

KERANGKA DAN STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DALAM PROGRAM KARBON HUTAN BERAU (PKHB)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN EKOSISTEM GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

West Kalimantan Community Carbon Pools

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

TUGAS DAN FUNGSI DINAS LINGKUNGAN HIDUP

TENTANG HUTAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN,

Oleh: PT. GLOBAL ALAM LESTARI

Catatan Penjelasan untuk Konsultasi Publik September 2015

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

2013, No Mengingat Emisi Gas Rumah Kaca Dari Deforestasi, Degradasi Hutan dan Lahan Gambut; : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Rep

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA MADIUN

`BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN EKOSISTEM GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III PROGRAM DAN KEGIATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2012, No.62 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang K

Penjelasan PP No. 34 Tahun 2002 PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2002 TENTANG

sebagai Kawasan Ekosistem Esensial)

Pelayanan Terbaik Menuju Hutan Lestari untuk Kemakmuran Rakyat.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.65, 2010 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Koridor. Penggunaan. Pembuatan.

Disampaikan dalam Semiloka Refeleksi setahun nota kesepakatan bersama (NKB) Selasa, 11 November 2014 Hotel Mercure Ancol, Ancol Jakarta Baycity

Konservasi Hutan Berbasis Masyarakat dan Mitigasi Perubahan Iklim di Bentang Alam Kerinci Seblat Konsorsium Perkumpulan WALESTRA (WALESTRA, ICS &

BAB V PENUTUP. Indonesia sebagai salah satu negara yang tergabung dalam rezim internasional

Oleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Rangkuman dari isu isu yang dijabarkan dalam laporan studi tersebut dalam kaitannya dengan komitmen kebijakan FCP APP adalah:

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM

I. PENDAHULUAN. masyarakat Kota Bandar Lampung dan Kabupaten Pesawaran. Selain itu taman

2015, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial tentang

PIPIB untuk Mendukung Upaya Penurunan Emisi Karbon

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN IZIN LOKASI DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 116 TAHUN 2016 T E N T A N G

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Rencana Kerja Tahunan Hutan Kemasyarakatan (HKm) WANA MANUNGGAL Desa Sukakarya STL Terawas Ulu Musi Rawas

RENCANA AKSI DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

Title : Analisis Polaruang Kalimantan dengan Tutupan Hutan Kalimantan 2009

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN EKOSISTEM GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 4 PERMASALAHAN DALAM PENGELOLAAN AIR. 4.1 Identifikasi Permasalahan yang Ditemui Saat Ini

Pemerintah Republik Indonesia (Indonesia) dan Pemerintah Kerajaan Norwegia (Norwegia), (yang selanjutnya disebut sebagai "Para Peserta")

RESUME HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA IPK PT. BERKALA MAJU BERSAMA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH OLEH LVLK PT INTI MULTIMA SERTIFIKASI

PERJANJIAN KINERJA (PK) PEJABAT STRUKTURAL ESELON III PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 14/Menhut-II/2013 TENTANG

Transkripsi:

PEMBERITAHUAN RENCANA PENANAMAN BARU RSPO Pemberitahuan ini akan berada di website RSPO selama 30 hari seperti yang dipersyaratkan dalam prosedur RSPO (http://www.rspo.org/?q=page/535). Pemberitahuan ini juga harus diumumkan di papan pengumuman setempat. Tanggal Pemberitahuan: 19 Maret Beri tanda ( ) yang sesuai: This is a completely new development and stakeholders may submit comments. (Dokumen penanaman baru pemangku kepentingan boleh menyampaikan masukan) This is part of an ongoing planting and is meant for notification only. (Untuk perkebunan yang sudah berjalan, sifatnya hanya sebagai pengumuman) Nama perusahaan PT. AGRO MUARA RUPIT (SIPEF GROUP) Subsidiary -- No. Keanggotaan RSPO 1-0021-05-000-00 Lokasi usulan penanaman baru Kecamatan Rawas Ulu, Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatra Selatan, INDONESIA Letak Geografis S 02 35 54 E 102 50 27 Peta Lokasi PT. Agro Muara rupit Peta 1. Lokasi PT. Agro Muara Rupit dalam wilayah Indonesia

Peta 2. Lokasi PT. Agro Muara Rupit di Kabupaten Musi Rawas, Propinsi Sumatera Selatan, Indonesia

RINGKASAN PENILAIAN SEI: Penilaian SEIA (AMDAL) telah dilaksanakan telah disetujui oleh Bupati Musi Rawas juga Sosial Impact Assessment (SIA) telah dilaksanakan untuk areal PT Agro Muara Rupit oleh tim dari PT Sonokeling Akreditas Nusantara, yang dipimpin oleh Ir. Kresno Dwi Sentosa. Penilaian AMDAL SIA mencakup tinjauan sumber-sumber dokumenter, survei lapangan, wawancara individu pertemuan konsultasi publik pada desa-desa dalam wilayah proyek masyarakat sekitar yang termasuk dalam kepemilikan lahan. Ringkasan temuan dari wawancara pertemuan konsultasi publik termasuk dalam laporan SIA. Penduduk lokal akan mengharapkan beberapa hasil positif dari pengembangan PT Agro Muara Rupit di daerah tersebut. Pengembangan jalan akan menjadi prioritas hasil bagi penduduk lokal untuk peningkatan akses ke daerah tersebut, akses ke sekolah untuk anak-anak mereka. Terkait dengan hal ini, peningkatan fasilitas pendidikan akan menjadi hasil positif dari keberadaan perusahaan di daerah tersebut, dengan kemungkinan aya gedunggedung sekolah yang lebih baik, dukungan kepada para guru (tunjangan) /atau beasiswa untuk anak-anak. Perkembangan di big kesehatan juga dapat diharapkan, mengingat terisolasinya daerah tersebut sampai dengan saat ini. Budidaya tanaman karet sudah menjadi tradisi lama di daerah ini kemungkinan akan menjadi tantangan bagi pengembangan PT Agro Muara Rupit. Petani enggan untuk berubah dari tanaman karet menjadi kelapa sawit, ini mungkin akan menyebabkan berkurangnya jumlah petani yang tertarik untuk bergabung dengan program plasma perusahaan. Juga, dengan berdirinya perusahaan perkebunan, berbagai kesempatan kerja, petani karet kelas menengah akan merasakan aya persaingan di antara mereka dengan perusahaan dalam hal mendapatkan tenaga kerja. Peta 3. Rencana Penanaman Baru, PT. Agro Muara Rupit.

Terkait dengan program plasma, pemberian informasi yang jelas secara kontinu kepada warga desa, termasuk aspek keuangan (pinjaman bank cara pembayaran), manajemen (koperasi), jadwal waktu pembentukan blok plasma (lokasi, ukuran hak atas tanah). Mendukung pembentukan koperasi untuk anggota plasma, termasuk pengelolaan administrasi, memastikan bahwa koperasi beroperasi secara demokratis transparan. Selama proses pembebasan lahan, memastikan bahwa pemilik tanah diberi kesempatan untuk bergabung dengan perusahaan dalam skema plasma, pro rata dengan tanah yang mereka miliki. Dengan kata lain, memastikan aya pemahaman yang baik tentang plasma program memberikan kesempatan kepada penduduk desa dalam wilayah penanaman baru perusahaan untuk bergabung dalam program plasma atas kehendak mereka sendiri. Penduduk desa akan sangat waspada terhadap polusi air atau pemakaian berlebih oleh perusahaan akibat masih tergantungnya penduduk desa pada sungai sebagai supplai air untuk kebutuhan sehari-hari mereka. Sistem kepemilikan tanah yang masih informal di area tersebut akan menjadi tantangan pada tahap awal pembebasan lahan oleh perusahaan. Seperti dalam banyak kasus di daerah lain, akan ada kemungkinan konflik kepemilikan tanah, dengan aya beberapa orang yang mengklaim kepemilikan atas sebig tanah yang sama. Mengingat kepadatan penduduk yang rendah, upaya CSR perusahaan diharapkan dapat memberikan dampak yang baik. Relatif jumlah uang yang dihabiskan per individu akan besar, jika ada kerja sama dalam perencanaan, kegiatan CSR lebih akan memberikan kepuasan kepada para penduduk desa.

RINGKASAN PENILAIAN NKT: Satu tim spesialis NKT, yang dipimpin oleh tim penilai NKT terdaftar dalam RSPO (Ir. Kresno Dwi Santosa, M.Si dari PT Sonokeling Akreditas Nusantara), telah melakukan penilaian untuk area proyek PT Agro Muara Rupit. Penilaian meliputi analisis citra satelit, survei lapangan, konsultasi publik dengan komunitas yang tinggal di wilayah proyek. Laporan penilaian NKT melingkupi rekomendasi pengelolaan peningkatan NKT yang ditemukan dalam area proyek. Berdasarkan hasil penilaian NKT di area over lay peta terhadap Peta Kawasan Hutan BAPLAN DEPHUT 2009, Peta Indikatif Penundaan Pemberian Izin Baru Revisi V (SK.6018/Menhut-VII/IPSDH/2013), ditemukan bahwa lokasi perkebunan tidak berada dalam kawasan hutan/hutan primer atau lahan gambut. Hutan yang masih ada dalam bentuk hutan sekunder muda yang telah berubah menjadi perkebunan karet oleh masyarakat setempat. Desa-desa dimana penilaian dilakukan adalah: Sungai Kijang, Remban, Lesung Batu Muda, Lubuk Kemang. Desa Tebing Tinggi, yang terletak di arah hilir area proyek juga disurvei. Berdasarkan penilaian, tidak ada penduduk asli di daerah tersebut. Peta 4. Areal NKT dalam areal PT. Agro Muara Rupit

Ringkasan Hasil NKT pada PT Agro Muara Rupit Uraian NKT Ha Sungai Sempa Sungai Sempa Sungai Kijang 1.3, 1.4, 2.3, 4.1 41.44 Sempa Sungai Punti 4.1 90.87 Sempa Sungai Tingkip 1.3, 1.4, 2.3, 4.1, 5 87.07 Sempa Sungai Payau Lebar 4.1 23.18 Sempa Sungai Kunyit 1.3, 1.4, 2.3, 4.1 23.72 Area Berhutan Lesung Batu 1.1, 1.3, 1.4, 2.3 6.17 Area Berhutan Lubuk Kemang 1.1, 1.3, 1.4, 2.3 8.71 Total 281,16 Penilaian NKT juga mencakup area tutupan lahan sebelum November 2005 untuk menentukan apakah daerah NKT telah tidak ada setelah November 2005. Penilaian NKT menyimpulkan bahwa pada tahun 2005 juga sebelum tahun 1997, area proyek bukan merupakan ekosistem hutan alami dengan hanya terdapat hutan-hutan sekunder kecil yang tersebar. Tidak terlihat aya perubahan yang signifikan sejak tahun 2005.

RINGKASAN RENCANA 1. Ringkasan rencana Pengelolaan Mitigasi Sosial Lingkungan No Uraian Tujuan Pengelolaan Rencana Aksi PIC Target 1 FPIC Memastikan bahwa masyarakat sekitar menyadari aya proyek yang seg berjalan. 2 Perubahan pertanaman dari tanaman karet ke kelapa sawit. 3 Pembebasan lahan kepada perusahaan. 4 Program kerja sama dengan Masyarakat dapat menyadari manfaat aya perkebunan kelapa sawit di daerah mereka. Proses pembebasan tanah dilakukan secara transparan, akan mengurangi sengketa lahan di masa depan. Memastikan pengertian yang jelas tentang progam Sesegera mungkin memulai memperkenalkan perusahaan kepada penduduk desa sekitar proyek, baik dengan pendekatan formal ataupun informal. Sering kali pendekatan secara informal lebih efektif daripada formal tetapi harus lebih intensif. Perkenalan diri ke rumah-rumah lebih memungkinkan terjadinya pembicaraan diskusi yang lebih mendalam tentang kegiatan yang seg berjalan. Kegiatan perkenalan harus dilaksanakan secara transparan sikap bertanggung jawab, tanpa melebih-lebihkan akibat positif atau negatif dari proyek. Fokus sosialisasi tentang pembebasan tanah pada tiap-tiap desa, informasi penjelasan kepada siapa penduduk desa dapat berhubungan, pembayaran langkah-langkah administrasinya. Memberikan perbandingan yang jelas (kelebihan kekurangan) antara karet kelapa sawit, termasuk contohcontoh teknis. Usahakan memastikan bahwa yang diperioritaskan adalah lahan tidak produktif atau tanaman karet yang sudah rendah produksinya yang dikonversikan ke tanaman sawit. Identifikasi kepemilikan tanah dilakukan dengan hati-hati dengan menghormati adat istiadat setempat. Pemetaan terhadap lahan yang dibebaskan dilaksanakan dengan mengikutsertakan beberapa pihak, menggunakan alat pemetaan yang akurat, dicatat dengan tepat. Negosiasi pembebasan lahan dilakukan dengan cara yang adil terbuka, didokumentasikan. Pembayaran untuk kepemilikan tanah dilakukan secara langsung dengan pemilik tanah, menghindari calo atau spekulan tanah. Memberikan informasi yang jelas terkait dengan program plasma, termasuk aspek keuangan (pinjaman bank metode Manajer Kebun Asisten Kepala Lapangan Manajer Kebun Asisten Kepala Lapangan DFAD GM -RMO CA Manajer GM RMO Manajer Plasma 2013 2013 Berkesinambungan 2022

petani kecil ( plasma ). plasma memberikan kesempatan kepada masyarakat sekitar area untuk bergabung dengan plasma sesuai dengan keinginan mereka sendiri. 5 Kesempatan kerja. Memastikan masyarakat lokal mendapat akses yang adil untuk kesempatan bekerja di perusahaan. 6 Program pengembangan masyarakat tanggung jawab sosial perusahaan (CD/CSR). Memberikan manfaat sosial bagi masyarakat di sekitar wilayah area perusahaan. pembayaran), manajemen (koperasi) jadwal waktu untuk pembentukan blok plasma (lokasi, ukuran, status kepemilikan tanah). Selama proses kepemilikan tanah, dipastikan bahwa pemilik tanah diberikan kesempatan untuk bergabung dengan skema plasma dari perusahaan, sesuai dengan tanah yang mereka miliki. Berikan prioritas kepada penduduk lokal dengan ketrampilan yang sesuai. Pastikan bahwa informasi lowongan kerja disebarluaskan dengan baik kepada penduduk lokal. Menyiapkan program CD/CSR disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat, berdasarkan survei sosial secara mendalam oleh karyawan yang berdedikasi. Beberapa pendapatan dikumpulkan untuk mendukung pengembangan aktifitas program konservasi di daerah sempa sungai Rawas. Program konservasi ini lebih disukai bila dilaksanakan bekerja sama dengan Ba Lingkungan Hidup atau Kehutanan Musi Rawas. Melatih pengendara kendaraaan perusahaan menetapkan standart kecepatan kepada semua kendaraan yang terlibat dalam proyek, untuk mengurangi debu di udara. Semua kendaraan harus lulus uji emisi gas. Menghindari menekan klakson pada jalan-jalan di desa. Melatih pengendara kendaraaan perusahaan menetapkan standart kecepatan kepada semua kendaraan yang terlibat dalam proyek, untuk mengurangi debu di udara. Semua kendaraan harus lulus uji emisi gas. Menghindari menekan klakson pada jalan-jalan di desa. Memproses limbah sesuai standart mempertahankan sungaisungai dalam kondisi bersih. Mempertahankan aliran sungai, tidak mengubah arah alirannya. Secara berkala melakukan analisa (per bulan) oleh laboratorium HRAD GM- RMO Manajer Kebun Manajer Kebun Asisten Kepala Lapangan Manajer Kebun Asisten Kepala Lapangan Manajer Kebun Asisten Kepala Lapangan Seperlunya Berkesinambungan Berkesinambungan 7 Polusi udara Minimalisir dampak negatif mempertahankan kwalitas udara dalam batasan yang sesuai dengan standar perung-ungan. 8 Polusi Suara Minimalisir dampak negatif mempertahankan kwalitas udara dalam batasan yang sesuai dengan standar perung-ungan (Kepmen-LH No. Kep- 48/MENLH/11/1996) 9 Air Permukaan Mempertahankan air permukaan di area proyek dari dampak negatif sesuai standart pemerintah Berkesinambungan Berkesinambungan

(PP No. 82/2001) 10 Limbah Cair Tidak ada limbah yang berakibat polusi ke sungai, karena sudah diproses sesuai dengan standart. 11 Perizinan IPK (Izin Pemakaian Kayu) HGU (Hak Guna Usaha) yang terdaftar bersertifikat. Menggunakan teknologi untuk memproses limbah mempertahankan air sungai dalam kondisi baik sehat untuk penduduk desa. Secara berkala melakukan analisa (per bulan) oleh laboratorium yang terdaftar bersertifikat. Departemen legal perusahaan manager cabang akan berkoordinasi dengan Dinas Kehutanan untuk IPK. Departemen legal perusahaan manager cabang akan berkoordinasi dengan Ba Pertanahan untuk HGU. Manajer Kebun Asisten Kepala Lapangan Manajer Kebun Asisten Kepala Lapangan Berkesinambungan Berkesinambungan

2. Ringkasan Pengelolaan Mitigasi NKT No Area NKT 1 Sempa Sungai Kijang 2 Sempa Sungai Punti Area Sempa (m) Total Area (ha) Kriteria NKT 50 41.44 1.3, 1.4, 2.3, 4.1 Program Manajemen Tujuan Sasaran Program Metode Perlindungan keanekaragam an hayati / area konservasi Meningkatkan fungsi kawasan NKT dengan perlindungan tanah, air, vegetasi kehidupan liar di area sempa 50 90.87 4.1 Melindungi keanekaragam an hayati / konservasi area. Mempertahankan fungsi dari sempa Tanah, air, vegetasi alami satwa liar yang ada di sempa Menjaga fungsi daerah sempa Pengawasan pengaturan Sosialisai Manajemen SOP untuk Manajemen. Melakukan deliniasi yang jelas terhadap di lapangan sesuai dengan identifikasi NKT. Memberi tanda di lapangan dengan tiang permanen. Patroli secara rutin di, mengumpulkan data dengan lembaran data monitoring yang akan ditinjau tiap bulan, melakukan restorasi bila terjadi kerusakan. Sosialisasi dengan karyawan masyarakat sekitar perusahaan tentang keberadaan. Diberitahukan kegiatan-kegiatan yang diperbolehkan dilarang dalam. Meminimalkan erosi tanah akibat kegiatan penanaman. Mempertahankan sumber air di dalam atau berdekatan dengan NKT di UP (daerah genangan, terasering, tanaman penutup tanah, lubang tanah / rorak). Melakukan deliniasi yang jelas terhadap di lapangan sesuai dengan identifikasi NKT. Memberi tanda di lapangan dengan tiang permanen. Patroli secara rutin di, mengumpulkan data dengan lembaran data monitoring yang PIC Target

3 Sempa Sungai Tingkip 50 87.07 1.3, 1.4, 2.3, 4.1, 5 Meningkatkan fungsi kawasan NKT dengan perlindungan tanah, air, vegetasi kehidupan liar di area sempa Melindungi keanekaragam an hayati / konservasi area. Meningkatkan fungsi kawasan NKT dengan perlindungan tanah, air, vegetasi kehidupan liar di area sempa Tanah, air, vegetasi alami satwa liar yang ada di sempa Menjaga fungsi daerah sempa Tanah, air, vegetasi alami satwa liar yang ada di sempa Sosialisai Manajemen SOP untuk Manajemen. Sosialisai Manajemen SOP untuk akan ditinjau tiap bulan, melakukan restorasi bila terjadi kerusakan. Sosialisasi dengan karyawan masyarakat sekitar perusahaan tentang keberadaan. Diberitahukan kegiatan-kegiatan yang diperbolehkan dilarang dalam. Meminimalkan erosi tanah akibat kegiatan penanaman. Jika perlu, gali terowongan sepanjang pinggiran sungai untuk menampung kelebihan air akibat hujan deras sehingga penggerusan tanah sungai dapat dihindari. Melakukan deliniasi yang jelas terhadap di lapangan sesuai dengan identifikasi NKT. Memberi tanda di lapangan dengan tiang permanen. Patroli secara rutin di, mengumpulkan data dengan lembaran data monitoring yang akan ditinjau tiap bulan, melakukan restorasi bila terjadi kerusakan. Sosialisasi dengan karyawan masyarakat sekitar perusahaan tentang keberadaan. Diberitahukan kegiatan-kegiatan yang diperbolehkan dilarang dalam. Meminimalkan erosi tanah akibat kegiatan penanaman. Jika perlu, gali terowongan sepanjang pinggiran sungai untuk

4 Sempa Sungai Payau Lebar 5 Sempa Sungai Kunyit 50 23.18 4.1 Melindungi keanekaragam an hayati / konservasi area. 50 23.72 1.3, 1.4, 2.3, 4.1 Meningkatkan fungsi kawasan NKT dengan perlindungan tanah, air, vegetasi kehidupan liar di area sempa Melindungi keanekaragam an hayati / konservasi area. Menjaga fungsi daerah sempa Tanah, air, vegetasi alami satwa liar yang ada di sempa Menjaga fungsi daerah sempa Manajemen. Sosialisai Manajemen SOP untuk Manajemen. menampung kelebihan air akibat hujan deras sehingga penggerusan tanah sungai dapat dihindari. Melakukan deliniasi yang jelas terhadap di lapangan sesuai dengan identifikasi NKT. Memberi tanda di lapangan dengan tiang permanen. Patroli secara rutin di, mengumpulkan data dengan lembaran data monitoring yang akan ditinjau tiap bulan, melakukan restorasi bila terjadi kerusakan. Sosialisasi dengan karyawan masyarakat sekitar perusahaan tentang keberadaan. Diberitahukan kegiatan-kegiatan yang diperbolehkan dilarang dalam. Meminimalkan erosi tanah akibat kegiatan penanaman. Jika perlu, gali terowongan sepanjang pinggiran sungai untuk menampung kelebihan air akibat hujan deras sehingga penggerusan tanah sungai dapat dihindari. Melakukan deliniasi yang jelas terhadap di lapangan sesuai dengan identifikasi NKT. Memberi tanda di lapangan dengan tiang permanen. Patroli secara rutin di, mengumpulkan data dengan lembaran data monitoring yang akan ditinjau tiap bulan,

6 Hutan Sekunder- Forest Lesung Batu 7 Hutan Sekunder 6.17 1.1, 1.3, 1.4, 2.3 8.71 1.1, 1.3, 1.4, 2.3 Meningkatkan fungsi kawasan NKT dengan perlindungan tanah, air, vegetasi kehidupan liar di area sempa Melindungi keanekaragam an hayati / konservasi area. Melindungi keanekaragam Tanah, air, vegetasi alami satwa liar yang ada di sempa Mempertahankan fungsi area hutan sebagai habitat alami. Mempertahankan fungsi area hutan Sosialisai Manajemen SOP untuk Manajemen Area NKT. Sosialisasi. Manajemen melakukan restorasi bila terjadi kerusakan. Sosialisasi dengan karyawan masyarakat sekitar perusahaan tentang keberadaan. Diberitahukan kegiatan-kegiatan yang diperbolehkan dilarang dalam. Meminimalkan erosi tanah akibat kegiatan penanaman. Jika perlu, gali terowongan sepanjang pinggiran sungai untuk menampung kelebihan air akibat hujan deras sehingga penggerusan tanah sungai dapat dihindari. Melakukan deliniasi yang jelas terhadap di lapangan sesuai dengan identifikasi NKT. Memberi tanda di lapangan dengan tiang permanen. Mengusahakan penambahan area terlindungi, termasuk restorasi area di sekitarnya, untuk meningkatkan nilai kehidupan liar di daerah terlindungi. Patroli rutin di daerah NKT melakukan restorasi jika terjadi kerusakan. Sosialisasikan dengan karyawan masyarakat sekitar perusahaan tentang keberadaan. Diberitahukan kegiatan-kegiatan yang diperbolehkan dilarang dalam. Melakukan deliniasi yang jelas terhadap di lapangan

Forest Lubuk Kemang an hayati / konservasi area. sebagai habitat alami. Area NKT. Sosialisasi. sesuai dengan identifikasi NKT. Memberi tanda di lapangan dengan tiang permanen. Mengusahakan penambahan area terlindungi, termasuk restorasi area di sekitarnya, untuk meningkatkan nilai kehidupan liar di daerah terlindungi. Patroli rutin di daerah NKT melakukan restorasi jika terjadi kerusakan. Sosialisasikan dengan karyawan masyarakat sekitar perusahaan tentang keberadaan. Diberitahukan kegiatan-kegiatan yang diperbolehkan dilarang dalam.

3. Ringkasan Rencana Pengembangan Penanaman Baru Luas Areal Keseluruhan PT. AMR (+ Ha) Usulan Penanaman Baru Nursery (+ Ha) Areal NKT Areal yang tidak ditanami (+ Ha) Areal konservasi Emplasment Total 4.811,00 4.519,84 266,28 14,88 10,00 291,16 4. Rencana Penanaman Baru Rencana Penanaman pada areal yang akan ditanami Tujuan Penanaman Rencana Penanaman Baru (ha) 2015 2016 2017 + 4,519.84 ha Nursery 20,00 - - - INTI 441,71 1.077,65 1.146,85 872,63 Plasma (Scheme Smallholders) 200,00 300,00 300,00 161,00

PERNYATAAN VERIFIKASI: PT Agro Muara Rupit (PT AMR) telah memilih audit dokumen, dimana 2 (dua) auditor BSI telah melaksanakan penilaian audit dokumen diskusi dengan manajemen PT Agro Muara Rupit untuk memverifikasi menelaah dokumen NPP dari tanggal 13 14 Pebruari, tanpa melakukan verifikasi lapangan. Selanjutnya, PT. Agro Muara Rupit menyiapkan mengirim perbaikan berdasarkan hasil verifikasi auditor melalui email sampai semua hasil verifikasi dinyatakan lengkap oleh Lead Auditor BSI atas nama Haeruddin yang dibantu oleh auditor PT. BSI yang lainnya atas nama Pratama Agung Sedayu pada tanggal 15 Maret. Tim audit menyimpulkan bahwa Penilaian Sosial Lingkungan (SEIA) telah dilaksanakan secara komprehensif, detail professional. Rencana pengelolaan sebagaimana yang dituangkan dalam temuan Penilaian SEIA (AMDAL) Social Impact Assessment serta penilaian NKT oleh konsultan yang berkualifikasi. Penilaian NKT dipimpian oleh assessor yang telah disetujui oleh RSPO, yaitu: Kresno Dwi Santosa Harnios Arif. PT Agro Muara Rupit telah memenuhi prosedur penanaman baru memiliki dokumen rencana pengelolaan berdasarkan template yang dikeluarkan RSPO pada Bulan Mei 2010.. Saat ini perusahaan dalam proses untuk mendapatkan HGU Izin Pemanfaatan Kayu, dimana proses tersebut telah dimasukkan dalam Ringkasan Rencana Pengelolaan. Pendapat tim audit BSI berdasarkan hasil telaah dokumen menyimpulkan bahwa PT. Agro Muara Rupit telah memenuhi Prosedur Penanaman Baru RSPO yang berlaku efektif sejak 1 Januari 2010 menyatakan bahwa dokumen Laporan Penilaian Rencana telah komprehensif serta memenuhi Prosedur Penanaman Baru RSPO. Atas nama BSI Group, Atas nama PT Agro Muara Rupit Haeruddin Lead Auditor Adam Christian Quentin JAMES Direktiur