Nuraini 1) 1) Staf Pengajar SMP Negeri 1 Kebonagung Kabupaten Demak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Salah satu keterampilan bersastra adalah keterampilan menulis. Selain

PENINGKATAN KETRAMPILAN MENULLIS PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU HURUF PADA SISWA KELAS I SD NEGERI GAMER 02 KOTA PEKALONGAN

Ahmad Nurhamid Guru Mapel Bahasa Jawa pada SMP Negeri 1 Toroh

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE COPY THE MASTER PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SRUWENG TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INSTRINSIK PADA CERPEN MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL. Yuni Setiarini

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

PENERAPAN MEDIA PHOTO STORY

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE KOLABORASI PADA SISWA KELAS X SEMESTER II SMA N 9 PURWOREJO

Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama dengan Media Pembelajaran Video Stop Motion Untuk Siswa Kelas VIII A SMP N 1 Semanu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. hasil tes keterampilan membaca puisi untuk mengetahui kondisi awal keterampilan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN MAHASISWA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DENGAN MODEL SINEKTIKS YANG DIKEMBANGKAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

Oleh: Dewi Ekowati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK SISWA KELAS V SDN BULAK 1 BENDO MAGETAN. Cerianing Putri Pratiwi 1

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PERSUASIF DENGAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS VIISMP PGRI 1 KLIRONG TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DRAMA BERDASARKAN ANEKDOT MELALUI TEKNIK LATIHAN TERBIMBING. Wiji Lestari

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN MENGGUNAKAN METODE PETA PIKIRAN (MIND MAP) SMA NEGERI 3 PONTIANAK

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah Kemampuan Menulis Cerpen Siswa

BAB I PENDAHULUN. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang terpadu dan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bab kelima ini, penulis akan memaparkan kesimpulan dari penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan gambar seri merupakan salah satu standar kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Menulis cerpen merupakan kegiatan ekspresi sastra yang perlu diajarkan

Oleh: Marsini 2. Abstrak

Oleh: Rini Subekti Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Oleh: Rudi Wibowo Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN TEKNIK PEMBELAJARAN WORD FLOW PADA SISWA KELAS XI SMK MA ARIF 9 KEBUMEN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA LAGU DAERAH SUMBAWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMAN 1 SEKONGKANG

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KROYA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

RAHAYUNINGSIH SMP NEGERI 3 AMBARAWA Surat elektronik: Abstrak

Kata Kunci: menulis, cerpen, metode kuantum

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran menulis cerpen menggunakan strategi. 3M (Meniru-Mengolah-Mengembangkan) dilakukan dengan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERKAK MELALUI LAGU KERE MUNGGAH MBALE PADA KELAS X TKJ 2 SMK NURUSSALAF KEMIRI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA LINGKUNGAN ALAM PADA SISWA KELAS VIII MTs AL MU MIN PREMBUN TAHUN AJARAN 2014/2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I PURWOSARI TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan salah satu kompetensi harus dikuasai

Oleh: Angga Prastyo Nugroho Program Studi pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Oleh Try Annisa Lestari ABSTRAK

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

Oleh: Dian Kartika Sari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA WIDYA KUTOARJO

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 SIJUNJUNG ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan. Pelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya mengajarkan tentang materi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013

Nim Artikel

Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Narasi Ekspositoris Siswa Kelas XI SMK Yapek Gombong dengan Metode Example Non-Example

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BIOGRAFI MENGGUNAKAN METODE PENGAJARAN LANGSUNG PADA SISWA SMA NEGERI 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAKEM) DALAM MENYIMAK PUISI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI SASTRA

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA PENDEK. Widayati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kehidupan manusia. Dengan

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS TEKS DESKRIPTIF DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK AND WRITE

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SAPURAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN PEMANFAATAN LAGU RELIGI CIPTAAN LETTO PADA SISWA KELAS X MA SALAFIYAH PENJALINAN MAGELANG

Oleh: Winda Dwi Suprihantini Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

Oleh: Prihatini Mualifah Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS GEGURITAN DENGAN NATURAL APPROACH PADA SISWA KELAS VIIC SMPN 1 SAPURAN TAHUN AJARAN 2012/2013

Oleh: Halimah Sa diyah NIM Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL TAYANGAN TELEVISI CERMIN KEHIDUPAN TRANS 7

PENGGUNAAN METODE STAD SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENULIS GEGURITAN SISWA KELAS IX A SMP NEGERI 2 KROYA CILACAP

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS IX MTs. MIFTAHUSSALAM KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN MENGGUNAKAN METODE KARYA WISATA (FIELD TRIP)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA BERITA SURAT KABAR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 37 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Berita dengan Metode Latihan Terbimbing pada Siswa Kelas X 3 SMA Negeri 1

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULISKAN KEMBALI CERITA YANG PERNAH DIBACA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 01 TUREN DENGAN MEDIA KOMIK

Ludfi Arya Wardana, S.Pd., M.Pd Staf Pengajar Universitas Panca Marga Probolinggo (diterima: , direvisi:

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari (Dalman, 2015: 1). Dengan bahasa itulah manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan bukti eksistensi dari sebuah negara dapat berdiri. Sama

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

Oleh: Anisah Prabawati NIM pendidikan bahasa dan sastra Indonesia Kata kunci: Menulis cerpen, metode kuantum

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS IXA SMP NEGERI 2 BABAT MELALUI PEMANFAATAN JURNAL PRIBADI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS DENGAN METODE DISCOVERY LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran di sekolah. Pembelajaran menulis

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN PARAGRAF PADA KELAS III SDN KEBOANSIKEP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh: Dani Kristanto Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mali:

Oleh: Harvi Setiani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Buku Teks Bahasa Indoneia Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Kota Jambi. Oleh Susi Fitria A1B1O0076

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

Transkripsi:

STRATEGI BELAJAR PETA KONSEP MODEL RANTAI KEJADIAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK BERDASARKAN CERITA PADA SMP NEGERI 1 KEBONAGUNG KABUPATEN DEMAK Nuraini 1) 1) Staf Pengajar SMP Negeri 1 Kebonagung Kabupaten Demak Jalan Raya Semarang Purwodadi Km. 37. Desa Mijen, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Demak Email : nnaini@yahoo.com ABSTRAK Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, keterampilan menulis cerita pendek siswa kelas rata-rata SMP N 1 Kebonagung Demak belum memenuhi KKM belajar. Hambatan yang ditemukan disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Dengan belajar peta strategi rantai model konsep peristiwa dalam pengajaran menulis cerita pendek berdasarkan cerita rakyat dapat membantu siswa untuk mengekspresikan kreativitas mereka dalam menulis. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut (1) Mendeskripsikan proses pembelajaran keterampilan menulis cerita pendek strategi pembelajaran peta konsep model rantai peristiwa; (2) mendeskripsikan hasil yang diperoleh peningkatan siswa dalam belajar menulis cerita pendek memperoleh pengajaran menulis cerita pendek strategi pembelajaran Model peta konsep rantai peristiwa; (3) mendeskripsikan perubahan perilaku siswa dalam belajar menulis cerita pendek. Desain penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Pada siklus pertama belajar keterampilan menulis cerita pendek berdasarkan cerita rakyat belum mencapai hasil yang diharapkan sehingga dapat ditingkatkan pada siklus kedua. Data uji dapat diketahui nilai ratarata dari siklus pertama dari 64,4 dalam kategori cukup. Setelah aksi pada siklus II diperoleh nilai rata - rata 77,08 dalam kategori baik atau naik 12,73 atau 20%. Siswa juga menyambut positif keterampilan pembelajaran menulis cerita pendek strategi pembelajaran Model peta konsep rantai peristiwa. Kata Kunci : Cerita Pendek, Model Peta Konsep Rantai Peristiwa PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam pembelajaran di sekolah, terdapat pembelajaran menulis karya sastra berupa cerita pendek (cerpen). Keterampilan menulis ini cenderung sulit dikuasai dan dikatakan membosankan oleh siswa. Banyak masalah yang dialami siswa dalam menulis cerpen mulai dari ide cerita hingga mengembangkannya menjadi sebuah cerita yang utuh (Anggraini 2010:1). Menurut Nurhayati (2011), mereka (siswa) akan mengalami kesulitan saat melanjutkan paragraf pertama, menjadi sebuah cerita pendek. Berdasarkan masalah yang dihadapi siswa, dibutuhkan pemecahan masalah agar siswa dapat menguasai keterampilan menulis cerpen dengan baik. Untuk mengetahui tingkat keterampilan siswa dalam pembelajaran menulis cerpen di sekolah, dilakukan observasi dan wawancara. Setelah dilakukan wawancara dan observasi ditemukan permasalahan pembelajaran menulis di SMP Negeri 1 Kebonagung kelas VII H keterampilan menulis cerpennya rendah. Ini terbukti Bangun Rekaprima Vol.03/1/April/2017 38

dengan adanya sebagian besar siswa yaitu 24 dari 32 siswa (75%) yang bercerita bahwa mereka hanya menulis ketika mendapatkan tugas dari guru. Berdasarkan uraian di atas guru dan siswa perlu pengenalan pembelajaran strategi belajar peta konsep agar pembelajaran keterampilan menulis cerita berdasarkan dongeng menemukan angin segar, untuk itulah maka penelitian tentang Strategi Belajar Peta Konsep Model Rantai kejadian Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Cerpen Berdasarkan Cerita Rakyat Pada Kelas VII H Semester I SMP Negeri 1 Kebonagung Kabupaten Demak, diadakan. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, pembelajaran keterampilan menulis cerita pada siswa kelas VII H SMP Negeri 1 Kebonagung belum menunjukan hasil yang diharapkan, ini disebabkan beberapa faktor yakni faktor internal dan eksternal. Berdasarkan uraian tersebut, diperlukan upaya untuk mengubah perilaku terhadap pembelajaran menulis cerpen, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam proses pembelajaran, peran seorang guru sangatlah besar. Guru dituntut senantiasa mampu menuntun dan mengarahkan kegiatan - kegiatan siswanya. Dengan demikian, dapat ditarik benang merah dalam meningkatkan keterampilan menulis cerita pada siswa peran aktif dari guru juga diperlukan. Dalam penelitian ini masalah hanya dibatasi pada upaya peningkatan keterampilan menulis cerita pendek dengan ide cerita rakyat pada siswa kelas VII H SMP Negeri 1 Kebonagung, dengan menggunakan strategi belajar peta konsep model rantai kejadian, dengan menitik beratkan pada : a)bagaimana proses pembelajaran keterampilan menulis cerpen strategi belajar peta konsep model rantai kejadian pada kelas VII H SMP N 1 Kebonagung? b)bagaimana peningkatan hasil belajar yang diperoleh siswa dalam pembelajaran menulis cerpen kelas VII H SMP N 1 Kebonagung setelah mendapat pembelajaran menulis model rantai kejadian? c)bagaimana perubahan perilaku siswa dalam pembelajaran menulis cerpen kelas VII H SMP N 1 Kebonagung setelah mendapat pembelajaran menulis model rantai kejadian? Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : a)mendeskripsikan proses pembelajaran keterampilan menulis model rantai kejadian pada siswa kelas VII H SMP N 1 Kebonagung. b)mendeskripsikan peningkatan hasil belajar yang diperoleh siswa dalam pembelajaran menulis cerpen kelas VII H SMP N 1 Kebonagung setelah mendapat pembelajaran menulis model rantai kejadian. c)mendeskripsikan perubahan perilaku siswa dalam pembelajaran menulis cerpen kelas VII H SMP N 1 Bangun Rekaprima Vol.03/1/April/2017 39

Kebonagung setelah mendapat pembelajaran menulis cerpen strategi belajar peta konsep model rantai kejadian. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretis dan praktis. Antara lain : a)secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan inovasi dalam pengembangan teori pembelajaran membaca khususnya menulis cerita pendek berdasarkan dongeng atau cerita pendek di SMP / MTs dengan menggunakan strategi belajar peta konsep model rantai kejadian. b)secara praktis, penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi sekolah, guru, peserta didik dan peneliti. LANDASAN TEORI Hakikat Menulis Kegiatan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain (Tarigan 1983:3-4). Sumardjo dkk (1991:37-38) juga berpendapat bahwa menulis merupakan suatu proses melahirkan tulisan yang berisi gagasan. Banyak yang melakukannya dengan spontan, tetapi ada pula yang berkali - kali mencobanya dan melakukan koreksi dan penulisan kembali. Menulis adalah kegiatan - kegiatan yang bersifat produktif. Dengan menulis, seseorang dapat lebih meresapi suatu hal. Hakikat Cerita Pendek (Cerpen) Secara etimologis cerpen pada dasarnya adalah karya fiksi atau sesuatu yang dikonstruksikan, ditemukan, dibuat atau dibuat - buat. Hal itu berarti bahwa cerpen tidak terlepas dari fakta. Fiksi yang merujuk pada pengertian rekaan atau konstruksi dalam cerpen terdapat pada unsur fisiknya. Sementara fakta yang merujuk pada realitas dalam cerpen terkandung dalam temanya. Dengan demikian, cerpen dapat disusun berdasarkan fakta yang dialami atau dirasakan oleh penelitinya (Nuryatin 2010:2). Sehingga dapat disimpulkan bahwa cerpen adalah cerita karangan pendek yang berbentuk yang hanya berisi sebuah konflik cerita dan memiliki ruang lingkup permasalahan yang terbatas yang mencakup maksimal lima (5) ribu kata dan dapat dibaca tuntas dalam sekali duduk. Hakikat Cerita Rakyat Cerita rakyat adalah sastra yang hidup di tengah - tengah masyarakat (Fang 1991:3). Cerita rakyat merupakan bagian dari prosa fiksi lama yang hidup ditengah - tengah masyarakat. Dalam cerita yang berkembang di tengah - tengah masyarakat penyebarannya dilakukan dari mulut ke mulut. Strategi Belajar Peta Konsep Model Rantai Kejadian Peta konsep adalah salah satu dari strategi belajar. Strategi dapat diartikan sebagai suatu keterampilan mengatur suatu kejadian. Salah satu alasan menggunakan pengajaran langsung dalam mengajarkan strategi belajar adalah karena pengajaran Bangun Rekaprima Vol.03/1/April/2017 40

langsung diciptakan secara khusus untuk mempermudah siswa dalam mempelajari pengetahuan deklaratif dan prosedural yang telah direncanakan dengan baik serta dapat mempelajarinya selangkah demi selangkah. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan strategi belajar peta konsep adalah strategi belajar organisasi yang menggambarkan dan menghubungkan konsep - konsep yang penting dalam membantu siswa belajar mandiri dalam memahami dan mengingat suatu informasi dalam rangka memecahkan masalah dengan kreatif METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian siswa kelas VII H SMP Negeri 1 Kebonagung Kabupaten Demak. Adapun prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Tiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Namun sebelum diadakan siklus I, observasi awal dilakukan agar dapat mengetahui kondisi siswa di dalam kelas dan kesulitan - kesulitan apa saja yang dialami oleh siswa. Untuk lebih jelasnya prosedur penelitian ini ditunjukkan seperti gambar 1 berikut ini : Gambar 1. Prosedur Penelitian Data yang diungkap dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel keterampilan menulis cerpen dan variabel strategi belajar peta konsep model rantai kejadian. Sedangkan teknik pengumpulan datanya menggunakan teknik tes dan teknik non tes. Teknik Analisis Data Penelitian tindakan kelas ini menggunakan alat pengumpulan data yang berbentuk tes dan non tes yaitu a) Teknik tes : digunakan untuk memperoleh data akurat. Teknik tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil cerpen sesuai dengan isi cerita rakyat, dengan memperhatikan diksi, alur, dan penokohan, serta ejaan yang benar. Tes dilakukan pada akhir kegiatan menulis cerpen berdasar cerita rakyat pada satu pertemuan siklus I maupun siklus II. b) Teknik Non tes : data non tes pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran menulis cerpen berdasar pada cerita rakyat dengan memperhatikan diksi, alur, penokohan serta ejaan yang benar pada siklus I maupun siklus II, melalui observasi, catatan harian, wawancara, dan dokumentasi foto. Analisis dan pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik kuantitatif dan teknik kualitatif. Data yang berasal dari data Bangun Rekaprima Vol.03/1/April/2017 41

tes akan dianalisis secara kuantitatif, sedangkan data yang bersumber dari data non tes akan dianalisis secara kualitatif. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Hasil penelitian tindakan kelas ini diperoleh dari hasil tes dan non tes pada siklus I, maupun siklus II dalam bentuk kuantitatif. Hasil tes tindakan siklus I dan siklus II berupa keterampilan siswa dalam menulis menggunakan strategi belajar peta konsep model rantai kejadian. Hasil Penelitian Siklus I Tindakan siklus I dilaksanakan sebagai upaya untuk memperbaiki dan memecahkan masalah menulis cerpen yang dihadapi pada waktu pra siklus. Hasil tes yaitu hasil nilai tes keterampilan siswa dalam menulis. Hasil non tes meliputi hasil observasi, jurnal siswa dan guru, hasil wawancara, dan dokumentasi foto. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut : a) Proses Pembelajaran Menulis Cerpen Berdasarkan Cerita Rakyat Melalui Strategi Belajar Peta Konsep Model Rantai Kejadian Siklus I. Pada proses ini sebagian besar siswa memperhatikan guru ketika memberikan masukan dan merefleksi bersama siswa. Pembelajaran yang telah dilakukan rata - rata pencapaian aspeknya pada siklus ini adalah 24,4 atau 76,25% atau pada kategori baik. Hal ini dapat dilihat dalam tabel 1 berikut ini Tabel 1. Proses Pembelajaran Menulis Cerpen Berdasarkan Cerita Rakyat Melalui Strategi Belajar Peta Konsep Model Rantai Kejadian Siklus I No Aspek Frekuensi Prosentase 1 Intensifnya proses internalisasi penumbuhan minat-minat siswa untuk menulis cerpen 28 87,50% 2 Proses diskusi siswa dalam mengidentifikasi unsur-unsur cerita rakyat dan penemuan pokok-pokok cerita serta pembuatan peta konsep terlaksana secara kondusif 26 81,25% 3 4 5 Intensifnya siswa dalam proses menulis cerpen dengan memperhatikan diksi, alur, serta penokohan dari pengembangan pokok-pokok yang telah ditemukan Kondusifnya kondisi siswa saat proses menyunting cerpen dengan memperhatikan aspek kebahasaan Terbangunnya suasana reflektif saat kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran sehingga siswa Bisa menyadari Kekurangan saat proses pembelajaran dan mengetahui apa yang akan dilakukan setelah proses pembelajaran. 28 87,50% 20 62,50% 20 62,50% Total 24 76,25% b) Hasil Tes Menulis Cerpen. Berdasarkan cerita rakyat pada siklus I Hasil menulis cerpen strategi belajar peta konsep model rantai kejadian siklus I dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini. Bangun Rekaprima Vol.03/1/April/2017 42

No Tabel 2. Hasil Tes Keterampilan Menulis Cerpen Siklus I Kategori Rentang Skor Frekuensi Bobot Skor Persentase (%) Rata-rata Skor 1 Sangat Baik 85-100 2 172 6,25 2060 2 Baik 70-84 6 448 18,75 32 3 Cukup 55-69 16 1012 50 = 64,375 4 Kurang 40-54 8 428 25 (Cukup) 5 Tidak baik 40 0 0 0 Jumlah 32 2060 100 Data pada tabel 2 menunjukkan bahwa hasil tes keterampilan menulis model rantai kejadian mencapai jumlah nilai 2060, dengan rata - rata 64,38 termasuk dalam kategori cukup. c) Hasil Perubahan Perilaku Siswa setelah Mengikuti Pembelajaran Menulis Cerpen Berdasarkan Cerita Rakyat Melalui Strategi Belajar Peta Konsep Model Rantai Kejadian Siklus I. Perubahan perilaku siswa pada siklus I menjelaskan lima karakter siswa, untuk karakter dan hasil perilaku siswa pada siklus I dijelaskan pada tabel 3 berikut ini. Tabel 3. Perilaku Siswa setelah Mengikuti Pembelajaran No Aspek yang diamati Frekuensi Persentase (%) 1 Keaktifan siswa 23 71,88 2 Keantusiasan siswa 26 81,25 3 Keberanian dan kepercayaan diri siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok 17 53,13 4 Kemandirian siswa dalam pengembangan cerita 21 65,63 5 Tanggung jawab siswa dalam menyunting 15 46,88 Hasil Penelitian Siklus II Pada siklus II penelitian dilaksanakan dengan rencana dan persiapan yang lebih matang dari pada siklus I. Tindakan pada siklus II ternyata dapat mengatasi masalahmasalah yang ada dalam pembelajaran siklus I. Hal ini dibuktikan dengan terdapatnya beberapa siswa yang memperoleh nilai dengan kategori sangat baik. Selain meningkatnya hasil tes menulis cerpen siswa, diikuti juga dengan perubahan proses pembelajaran dan perilaku siswa yang lebih kondusif, aktif dan serius dalam mengikuti pembelajaran menulis cerpen berdasarkan cerita rakyat melalui stretegi belajar peta konsep model rantai kejadian. Hasil selengkapnya mengenai proses pembelajaran, data tes dan data non tes pada siklus II diuraikan secara rinci sebagai berikut : a) Proses Pembelajaran Menulis Cerpen Berdasarkan Cerita Bangun Rekaprima Vol.03/1/April/2017 43

Rakyat Melalui Strategi Belajar Peta Konsep Model Rantai Kejadian Siklus II. Proses pembelajaran dapat dilihat dalam tabel 4 di bawah ini : Tabel 4. Proses Siswa setelah Mengikuti Pembelajaran No Aspek Frekuensi Prosentase 1 Intensifnya proses internalisasi penumbuhan minat-minat siswa untuk menulis cerpen 29 90,63% Proses diskusi siswa dalam mengidentifikasi unsur-unsur 2 cerita rakyat dan penemuan pokok-pokok cerita serta 28 87,5% pembuatan peta konsep terlaksana secara kondusif Intensifnya siswa dalam proses menulis cerpen dengan 3 memperhatikan diksi, alur, serta penokohan dari 29 90,63% pengembangan pokok-pokok yang telah ditemukan 4 Kondusifnya kondisi siswa saat proses menyunting cerpen dengan memperhatikan aspek kebahasaan 25 78,13% 5 Terbangunnya suasana reflektif saat kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran sehingga siswa Bisa menyadari Kekurangan saat proses pembelajaran dan mengetahui apa 25 78,13% yang akan dilakukan setelah proses pembelajaran. Total 27,4 85 % Berdasarkan hasil data tabel 4 di atas, dapat diketahui bahwa pembelajaran menulis cerpen strategi belajar peta konsep model rantai kejadian berlangsung dengan baik. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya peningkatan rata - rata pencapaian aspek pada siklus II adalah 27,2 atau 85%. Hasil ini meningkat sebesar 8,75% dari siklus I dan termasuk dalam kategori baik. b) Hasil Tes Menulis Cerpen Berdasarkan Cerita rakyat pada siklus II. Hasil menulis cerpen berdasarkan cerita rakyat melalui strategi belajar peta konsep model rantai kejadian siklus II dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini : No Tabel 5. Hasil Tes Keterampilan Menulis Cerpen Siklus II Kategori Rentang Skor Frekuensi Bobot Skor Persentase (%) Ratarata Skor 1 Sangat Baik 85-100 4 350 12,5 2446 2 Baik 70-84 28 2096 87,5 32 3 Cukup 55-69 0 0 0 = 76,44 4 Kurang 40-54 0 0 0 (Baik) 5 Tidak baik 40 0 0 0 Jumlah 32 2446 100 Bangun Rekaprima Vol.03/1/April/2017 44

Data pada tabel 5 menunjukkan bahwa hasil tes keterampilan menulis model rantai kejadian mencapai jumlah nilai 2446, dengan rata - rata 76,44 termasuk dalam kategori baik. c) Hasil Perubahan Perilaku Siswa setelah Mengikuti Pembelajaran Menulis Cerpen Berdasarkan Cerita Rakyat Melalui Strategi Belajar Peta Konsep Model Rantai Kejadian Siklus II. Perubahan perilaku siswa pada siklus II menjelaskan lima (5) karakter siswa, Hasil perilaku siswa pada siklus II dijelaskan pada tabel 6 berikut : Tabel 6. Perilaku Siswa setelah Mengikuti Pembelajaran Persentase No Aspek yang diamati Frekuensi (%) 1 Keaktifan siswa 27 84,4 2 Keantusiasan siswa 30 93,75 3 Keberanian dan kepercayaan diri siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok 24 75 4 Kemandirian siswa dalam pengembangan cerita 25 78,13 5 Tanggung jawab siswa dalam menyunting 23 71,88 Berdasarkan tabel 6 diketahui sebagian siswa menunjukkan sikap positif dalam pembelajaran menulis model rantai kejadian. Pembahasan Penelitian ini dilaksanakan melalui dua tahap, yaitu siklus I dan siklus II. Berikut ini adalah pembahasan berdasarkan hasil penelitian siklus I dan siklus II. a) Proses Pembelajaran Keterampilan Menulis Cerpen berdasarkan Cerita Rakyat Melalui Strategi Belajar Peta Konsep Model Rantai Kejadian. Proses pembelajaran menulis cerpen berdasarkan cerita rakyat melalui strategi belajar peta konsep model rantai kejadian dilakukan dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Hasil proses pembelajaran menulis cerpen siswa dari kedua siklus tersebut dapat dijelaskan pada tabel 7 berikut : Bangun Rekaprima Vol.03/1/April/2017 45

No 1 2 3 4 5 Tabel 7. Hasil Proses Pembelajaran Menulis Cerpen Siklus I dan Siklus II Aspek yang diamati Intensifnya proses internalisasi penumbuhan minat-minat siswa untuk menulis cerpen Proses diskusi siswa dalam mengidentifikasi unsur-unsur cerita rakyat dan penemuan pokok-pokok cerita serta pembuatan peta konsep terlaksana secara kondusif Intensifnya siswa dalam proses menulis cerpen dengan memperhatikan diksi, alur, serta penokohan dari pengembangan pokokpokokyang telah ditemukan Kondusifnya kondisi siswa saat proses menyunting cerpen dengan memperhatikan aspek kebahasaan Terbangunnya suasana reflektif saat kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran sehingga siswa Bisa menyadari Kekurangan saat proses pembelajaran dan mengetahui apa yang akan dilakukan setelah proses pembelajaran. Rata-rata Siklus I Siklus II F % F % Peningkatan (%) 28 87,5% 29 90,63% 3,13 26 81,25% 28 87,5% 6,25 28 87,5% 29 90,63% 3,13 20 62,5% 25 78,13% 15,63 20 62,5% 25 78,13% 15,63 Berdasarkan tabel 7 diketahui proses pembelajaran dalam pembelajaran menulis cerpen strategi belajar peta konsep model rantai kejadian mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. b) Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen berdasarkan Cerita Rakyat Melalui Strategi Belajar Peta Konsep Model Rantai Kejadian. Hasil tes keterampilan menulis cerpen strategi belajar peta konsep model rantai kejadian berupa nilai rata - rata masing - masing aspek pada siklus I dan siklus II, yang direkap dan dihitung untuk mengetahui peningkatan menulis melalui strategi belajar peta konsep model rantai kejadian. Peningkatan hasil tes menulis cerpen dapat dilihat pada tabel 8 berikut. Bangun Rekaprima Vol.03/1/April/2017 46

Tabel 8. Hasil Tes Keterampilan Menulis Cerpen berdasarkan Cerita Rakyat Siklus I dan Siklus II No Aspek penilaian Rata-Rata Skor Kelas Peningkatan Siklus I Siklus II S II S I Presentase % 1 Penemuan pokok-pokok cerita rakyat yang dibaca 72,5 89,4 16,9 23,3 Pengembangan pokokpokok cerita menjadi 2 cerita pendek dengan 64,38 70.6 6,3 9,7 memperhatikan diksi, alur, pertokohan 3 Ketepatan menggunakan bahasa/diksi 56,25 71,3 15 26,7 4 Nilai rata-rata klasikal 64,4 77,08 12,73 20 Berdasarkan tabel 8 tersebut secara klasikal dapat diketahui hasil tes keterampilan menulis cerpen strategi belajar peta konsep model rantai kejadian mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 12,3 atau 20% yaitu dari nilai rata - rata kelas pada siklus I sebesar 64,4 menjadi sebesar 77,08 pada siklus II. c) Perubahan Perilaku Siswa Setelah Mengikuti Pembelajaran Keterampilan Menulis Cerpen Berdasarkan Cerita Rakyat Melalui Strategi Belajar Peta Konsep Model Rantai Kejadian. Peningkatan keterampilan menulis menulis cerpen strategi belajar peta konsep model rantai kejadian disertai pula perubahan perilaku siswa dari siklus I ke siklus II. Hasil observasi, wawancara, junal, dan dokumentasi foto pada siklus I menunjukkan bahwa masih ada sebagian siswa yang menunjukkan perilaku negatif. Akan tetapi, pada siklus II perilaku siswa mengalami perubahan yang signifikan. Siswa mampu menunjukkan sikap aktif dalam pembelajaran sehingga menciptakan suasana kelas yang kondusif dan menyenangkan. Perubahan perilaku siswa dijelaskan pada tabel 9 berikut. Tabel 9. Perilaku Siswa setelah Mengikuti Pembelajaran Siklus I dan Siklus II Rata-rata Skor No Aspek yang diamati Siklus I Siklus II Peningkatan (%) F % F % 1 Keantusiasan siswa 23 71,88 27 84,4 12,52 2 Keaktifan siswa 26 81,25 30 93,75 12,3 3 Keberanian dan kepercayaan diri siswa mempresentasikan hasil diskusi 17 53,13 24 75 21,87 kelompok 4 Kemandirian siswa dalam pengembangan cerita 21 65,63 25 78,13 15,5 5 Tanggung jawab siswa dalam menyunting 15 46,88 23 71,88 25 Bangun Rekaprima Vol.03/1/April/2017 47

PENUTUP Kesimpulan Dari uraian di muka, maka dapat disimpulkan : 1) Proses pembelajaran menulis cerpen berdasarkan cerita rakyat melalui strategi belajar peta konsep model rantai kejadian kelas VII H SMPN 1 Kebonagung Kabupaten Demak sudah berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Proses pembelajaran menulis cerpen berdasarkan cerita rakyat melalui strategi belajar peta konsep model rantai kejadian, yaitu : a) intensifnya proses internalisasi penumbuhan minat-minat siswa untuk menulis cerpen, b) kondusifnya proses diskusi siswa dalam mengidentifikasi unsur - unsur cerita rakyat dan penemuan pokok - pokok cerita serta pembuatan peta konsep, c) intensifnya siswa dalam proses menulis cerpen dengan memperhatikan diksi, alur, serta penokohan dari pengembangan pokok - pokok yang telah ditemukan, d) kondusifnya kondisi siswa saat proses menyunting cerpen dengan memperhatikan aspek kebahasaan, dan e) terbangunnya suasana yang sangat reflektif ketika kegiatan refleksi. 2) Keterampilan menulis cerpen berdasarkan cerita rakyat pada siswa kelas VII H SMPN 1 Kebonagung Kabupaten Demak mengalami peningkatan setelah mengikuti pembelajaran menulis cerpen berdasarkan cerita rakyat melalui strategi belajar peta konsep model rantai kejadian. Peningkatan itu terlihat dari hasil tes menulis cerpen berdasarkan cerita rakyat antara siklus I dan siklus II. 3) Perilaku siswa kelas VII H SMPN 1 Kebonagung Kabupaten Demak selama mengikuti pembelajaran menulis cerpen berdasarkan cerita rakyat melalui strategi belajar peta konsep model rantai kejadian mengalami perubahan ke arah yang lebih positif. Perilaku tersebut yaitu siswa mampu menunjukkan sikap antusias selama proses pembelajaran, siswa lebih aktif selama proses pembelajaran, siswa lebih berani dan percaya diri mempresentasikan hasil diskusi, siswa lebih mandiri dalam pengembangan cerita yang ditulis, dan siswa lebih bertanggung jawab dalam menyunting. Saran Berdasarkan kesimpulan tersebut, saran yang diberikan adalah : 1) Guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia hendaknya menggunakan strategi belajar peta konsep model rantai kejadian dalam pembelajaran. Karena terbukti dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis cerpen berdasarkan cerita rakyat. Selain itu, pembelajaran tersebut dapat mengubah perilaku siswa menjadi lebih antusias, aktif, berani dan percaya diri, Bangun Rekaprima Vol.03/1/April/2017 48

mandiri, serta tanggung jawab dalam menyunting. 2) Bagi siswa, hendaknya dapat mempraktikkan penggunaan peta konsep dalam pelajaran lain dan juga harus rajin membaca dan berlatih menulis cerita pendek agar dapat mengembangkan kreatifitas siswa. DAFTAR PUSTAKA Anggraeni, Anggie. 2010. Penggunaan Media Animasi 3D untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerpen (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Kelas X SMA Negeri 22 Bandung Tahun Ajaran 2009/2010). Skripsi: Universitas Pendidikan Indonesia. Fang, Liaw Yock. 1991. Sejarah Kesusastraan Melayu Klasik. Jakarta: Erlangga. Nurhayati. 2011. Artikel. Inilah Alasan Siswa Sulit Menulis Cerpen. http://www.republika.co.id/ edisi 08 Desember 2011. Nuryatin, Agus. 2010. Mengabadikan Pengalaman dalam Cerpen. Rembang: Yayasan Adhigama Sumardjo, Jakob dan Saini.1991.Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Tarigan, Hendry Guntur. 1982. Menulis Sebagai Salah Satu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tarigan, Hendry Guntur.1983. Menulis Sebagai Salah Satu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa. Bangun Rekaprima Vol.03/1/April/2017 49