BAB I PENDAHULUAN. Dalam al-qur an telah disebutkan ayat-ayat yang menjelaskan tentang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT menciptakan tumbuh-tumbuhan yang beranekaragam, yang

PENDAHULUAN. Di dalam Al-Quran telah disebutkan tentang ayat-ayat yang berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh-tumbuhan. Terkait dengan tumbuh-tumbuhan sebenarnya telah

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak Kelompok

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) termasuk dalam jenis tanaman sayuran,

BAB I PENDAHULUAN. Secara agronomis benih didefinisikan sebagai biji tanaman yang diperlukan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tomat termasuk tanaman semusim Ordo Solanales, family solanaceae,

II. TINJAUAN PUSTAK A. 2.1 Karakteristik dan Komposisi Kimia Benih Kedelai

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merill) merupakan salah satu komoditas pangan utama

BAB I PENDAHULUAN. Tembakau termasuk dalam family Solanaceae yang banyak di. budidayakan di Indonesia, terutama di Pulau Jawa. Perbanyakan tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi

BAB I PENDAHULUAN. ada. Sehubungan dengan peranan air bagi kehidupan Allah SWT berfirman dalam

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu dari enam komoditas

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kedelai

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan kebutuhan akan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruhsuhu penyimpanan terhadap viabilitas kedelai (Glycine max

PENDAHULUAN. baru. Plasma nutfah merupakan salah satu SDA yang sangat penting karena tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Plasma nutfah adalah sumber daya genetik untuk penganekaragaman dan

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari kulit batangnya. Kenaf sebagai tanaman penghasil serat banyak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kacang hijau merupakan tanaman berumur pendek, biasanya berbunga

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap

BAB I PENDAHULUAN. Biji merupakan perkembangan lanjut dari bakal biji yang telah dibuahi dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan tanaman diawali oleh proses perkecambahan, ada beberapa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Posisi Biji pada Tongkol terhadap Viabilitas Biji Jagung (Zea

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. panennya menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata (hasil analisis disajikan

I PENDAHULUAN. Tanaman kacang buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan salah satu tanaman

BAB I PENDAHULUAN. pangan yang berasal dari biji, contohnya yaitu padi. Dalam Al-Qur'an telah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Pengaruh Suhu Penyimpanan terhadap Viabilitas Benih Tembakau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. karena nilai gizinya yang tinggi. Untuk memenuhi konsumsi dalam negeri,

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan enzim,yaitu α-amilase, β-

MATERI 1 STRUKTUR BENIH DAN TIPE PERKECAMBAHAN I. PENDAHULUAN

47 Tabel 3. Rata-rata Persentase kecambah Benih Merbau yang di skarifikasi dengan air panas, larutan rebung dan ekstrak bawang merah Perlakuan Ulangan

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan utama manusia. Badan Pusat Statistik (2010)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Benih merupakan salah satu masukan usaha tani yang mempengaruhi tingkat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hermawan (2013), klasifikasi botani tanaman sorgum (Sorghum bicolor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Suhu Terhadap Viabilitas Benih Kacang Hijau Phaseolus radiates L.

BAB I PENDAHULUAN. yang bertumpu pada satu sumber karbohidrat yaitu beras, melemahkan ketahanan. pangan dan menghadapi kesulitan dalam pengadaanya.

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merill) merupakan salah satu tanaman pangan penting

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi

PENDAHULUAN. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan iklim

II. TINJAUAN PUSTAKA. daya hidup benih yang ditunjukan dengan gejala pertumbuhan atau gejala

BAB I PENDAHULUAN. Kenari merupakan Family dari Burseraceae. Famili ini terdiri dari 16

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial

I. PENDAHULUAN. karena nilai gizinya sangat tinggi. Kedelai mempunyai kandungan protein yang

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merril) merupakan salah satu komoditas pangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Statistik pada tahun 2011 produksi tanaman singkong di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Al Qur an telah disebutkan ayat-ayat yang menjelaskan tentang

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Benih Bermutu Viabilitas dan Vigor benih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Plasma nutfah dapat diartikan sebagai sumber genetik dalam satu spesies

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Posisi Biji Padi pada Malai Terhadap Kematangan dan Viabilitas

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS JAGUNG KUNING DAN JAGUNG PUTIH

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Benih Kedelai. penyediaan benih berkualitas tinggi. Pengadaan benih kedelai dalam jumlah yang

HASIL DAN PEMBAHASAN

PERKECAMBAHAN BENIH SEBAGAI SUATU SISTEM

I. PENDAHULUAN. Kacang buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan tanaman sayuran polongan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembuatan Lot Benih

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diperlukan dalam kehidupan manusia untuk memberikan bekal

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Buncis (Phaseolus vulgaris L.) adalah anggota sayuran genus Phaseolus yang

Pendahuluan. ACARA I Perkecambahan Benih. (eksternal). Faktor Dalam Faktor dalam yang mempengaruhi perkecambahan benih antara lain :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Justice dan Bass (2002), penyimpanan benih adalah. agar bisa mempertahankan mutunya. Tujuan dari penyimpanan benih

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kedelai merupakan salah satu palawija yang banyak dikonsumsi oleh

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh suhu penyimpanan terhadap viabilitas benih wijen (Sesamum

I. PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh ketersediaan air dalam medium pertumbuhan. Air

I. PENDAHULUAN. Tumbuhan merupakan organisme yang tidak dapat bergerak bebas yang pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. baku industri, pakan ternak, dan sebagai bahan baku obat-obatan. Di Indonesia,

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mortalitas. biopestisida berpengaruh nyata terhadap tingkat mortalitas Tribolium castaneum

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MEDIA TANAM DAN SUHU TERHADAP PENGUJIAN DAYA BERKECAMBAH BENIH KEDELAI (Glycine max ) DI LABORATORIUM BPSBTPH KALIMANTAN SELATAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Asam jawa merupakan tanaman keras berumur panjang yang dapat mencapai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai varietas Grobogan memiliki umur polong berkisar 76 hari, bobot biji

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang berbeda menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata (hasil analisis disajikan

TINJAUAN PUSTAKA Pembiakan Vegetatif Viabilitas dan Vigoritas

PENGARUH TINGKAT KEMATANGAN BUAH TERHADAP DAYA BERKECAMBAH BENIH

TINJAUAN PUSTAKA. Vigor Benih

PENGARUH TINGKAT KEMATANGAN BUAH TERHADAP DAYA BERKECAMBAH BENIH

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman penghasil beras yang menjadi

Kajian Pengaruh Penggunaan Frekuensi Gelombang Bunyi terhadap Pertumbuhan Benih Kedelai

I. PENDAHULUAN. Menurut undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Republik Indonesia

STUDI ASPEK FISIOLOGIS DAN BIOKIMIA PERKECAMBAHAN BENIH JAGUNG (Zea mays L.) PADA UMUR PENYIMPANAN BENIH YANG BERBEDA

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri dari 4 taraf perlakuan. Faktor kedua adalah lama perendaman (L) di dalam

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daryanto ( 2013 ) mengemukakan bahwa Sistematika tanaman (taksonomi)

dalam jumlah yang cukup. Carica merupakan tanaman monokotil yang dapat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam al-qur an telah disebutkan ayat-ayat yang menjelaskan tentang kekuasaan Allah, sehingga apa yang telah diciptakannya patut disyukuri dan di pelajari. Allah berfirman dalam al-qur an surat Qaf ayat 9 yang berbunyi: Ï ŠÅÁptø:$# =ymuρ ;M Ζy_ ϵÎ/ $uζ Gu;/Ρr'sù %Z.t t6 Β [!$tβ Ï!$yϑ 9$# z ÏΒ $uζø9 tρuρ Artinya: Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-bijian untuk dipanen. Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah S.W.T telah menurunkan air kemudian telah ditumbuhkannya pohon-pohon dan biji-bijian untuk dipanen sebagai bahan pangan. Bahan pangan yang termasuk golongan ini antara lain adalah kacang hijau. Bahan pangan ini merupakan sumber yang mengandung karbohidrat 56,7g dan lemak 1,3g. Selain itu merupakan sumber protein nabati yang terkandung sebesar 24g, vitamin B1 terkandung 0,47g, dan B2 sebesar 0,39g. Pada saat terjadi perkecambahan, golongan pangan ini terkandung sumber vitamin C (Minarno, 2008). Kacang hijau merupakan salah satu dari kelompok tanaman kacangkacangan yang penting di Indonesia, sebab tumbuhan yang termasuk suku kacangkacangan (Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari yaitu sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi, vitamin dan mineral yang penting bagi manusia. Berdasarkan kandungan nilai gizi pada kacang hijau 1

tersebut posisinya menduduki tingkat ketiga setelah kedelai dan kacang tanah. Di Indonesia hasil biji kering kacang hijau yang dicapai masih relatif rendah yaitu sekitar 500 kg biji kering/ha. Salah satu kendala dalam upaya peningkatan produksi kacang hijau adalah masih kurangnya benih berkualitas baik yang dihasilkan oleh produsen benih dan sulitnya mempertahankan kualitas benih dalam jangka waktu lama (Anonymous, 2011). Kecenderungan penurunan produksi kacang hijau dalam negeri disebabkan oleh banyak faktor. Salah satu faktor tersebut, menurut Sutopo (2004) adalah rendahnya vigor kacang hijau sehingga biji sulit untuk berkecambah. Rendahnya vigor benih merupakan indikator turunnya kualitas atau viabilitas benih. Penurunan viabilitas benih sebenarnya merupakan perubahan fisik, fisiologis dan biokimia yang berakibat menurunnya daya perkecambahan, vigor, kecepatan berkecambah dan panjang kecambah. Harrington dalam (Sutopo, 2004) mengemukakan bahwa temperatur rendah lebih efektif daripada temperatur tinggi untuk penyimpanan benih. Semakin rendah temperatur kemunduran viabilitas benih dapat semakin dikurangi, sebab aktivitas metabolisme terutama katabolisme akan berkurang, sedangkan semakin tinggi temperatur semakin meningkat laju kemunduran viabilitas benih. Hal ini disebabkan bahwa enzim sangat peka terhadap suhu. Pada suhu tinggi permeabilitas kulit benih akan memudahkan masuknya air dan oksigen kedalam benih yang akan mempercepat aktivitas enzim katabolisme serta meningkatkan laju respirasi pada benih. Respirasi menggunakan substrat dari cadangan 2

makanan, maka cadangan makanan berkurang untuk pertumbuhan embrio pada saat benih dikecambahkan sehingga viabilitas benih akan menurun. Menurut Harrington (dalam Sutopo, 2004) dinyatakan sebuah kaidah bahwa untuk setiap kenaikan temperatur 5ºC pada tempat penyimpanan benih maka umur benih akan berkurang menjadi setengahnya. Kaidah ini berlaku pada temperatur antara 0ºC-50ºC. Hal ini disebabkan pada suhu yang relatif rendah, respirasi berjalan lebih lambat sehingga cadangan makanan tidak menurun dengan akibat aktivitas enzim terhambat sehingga kemunduran viabilitas benih (daya kecambah dan kekuatan tumbuh) dapat tertunda lebih lama. Sedangkan untuk suhu dibawah 0ºC belum dijelaskan, sehingga melatarbelakangi peneliti untuk mendapatkan informasi apakah penyimpanan benih pada suhu di bawah 0ºC dapat mempengaruhi viabilitas benih. Penelitian sebelumnya terkait penggunaan suhu ekstrim untuk mempertahankan viabilitas benih telah dilakukan, antara lain oleh Priadi (2006) dengan hasil perlakuan pada suhu -40ºC memberikan pengaruh yang signifikan (nyata) terhadap benih wijen pada penyimpanan dengan suhu ekstrim, disamping itu perlakuan dengan suhu yang lebih rendah lagi dari -40ºC yakni suhu -160ºC hingga -196ºC (nitrogen fase cair). Pada penelitian ini digunakan penyimpanan pada suhu ekstrim rendah yakni -70ºC. Hal ini dilandasi pemikiran bahwa benih kacang hijau yang merupakan benih ortodoks (benih yang dapat disimpan pada suhu rendah dalam jangka yang lama), apabila menunjukkan viabilitas yang tinggi, maka teknik penyimpanan ini dapat direkomendasikan sebagai teknik penyimpanan untuk 3

mempertahankan viabilitas benih. Sedangkan pada penyimpanan pada suhu rendah pada almari es (3ºC) dan freezer (-5ºC) juga digunakan untuk mengetahui apakah penyimpanan pada suhu tersebut sudah dapat mempertahankan viabilitas benih, di samping sebagai alternatif perlakuan penyimpanan yang aplikatif apabila teknik kriopreservasi tidak dapat dilaksanakan. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penelitian yang berjudul pengaruh suhu dan lama penyimpanan terhadap viabilitas benih kacang hijau (Phaseolus radiates L.) ini penting untuk dilakukan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Adakah pengaruh suhu terhadap viabilitas benih kacang hijau P. radiatus L.? 2. Adakah pengaruh lama penyimpanan terhadap viabilitas benih kacang hijau P. radiatus L.? 3. Adakah pengaruh interaksi suhu dan lama penyimpanan terhadap viabilitas benih kacang hijau P. radiatus L.? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap viabilitas benih kacang hijau P. radiatus L. 4

2. Untuk mengetahui pengaruh lama penyimpanan terhadap viabilitas benih kacang hijau P. radiatus L. 3. Untuk mengetahui pengaruh interaksi suhu dan lama penyimpanan terhadap viabilitas benih kacang hijau P. radiatus L. 1.4 Hipotesis 1. Terdapat pengaruh suhu terhadap viabilitas benih kacang hijau P. radiatus L. 2. Terdapat pengaruh lama penyimpanan terhadap viabilitas benih kacang hijau P. radiatus L. 3. Terdapat pengaruh interaksi suhu dan lama penyimpanan terhadap viabilitas benih kacang hijau P. radiatus L. 1.5 Manfaat 1. Memberikan informasi mengenai suhu dan lama penyimpanan terhadap viabilitas benih kacang hijau yang aman, baik untuk penyimpanan stok benih sumber, maupun untuk penyimpanan plasma nutfah benih kacang hijau. 2. Memberikan informasi untuk penelitian lebih lanjut tentang pengaruh suhu dan lama penyimpanan terhadap viabilitas benih kacang hijau P. radiatus L. 1.6 Batasan Masalah 1. Benih yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih kacang hijau P. radiates L. varietas Perkutut yang diperoleh dari BALITKABI (Balai 5

Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian) yang dipanen pada tanggal 26 Juni 2008, yang sebelumnya sudah disimpan dalam ruang simpan bersuhu 9ºC-14ºC, kemudian sebelum diberi perlakuan diuji pendahuluan yaitu benih masih mampu berkecambah 100% normal maka menunjukkan viabilitas masih baik. 2. Perlakuan dalam penelitian ini adalah penyimpanan pada suhu ruang: 26ºC, Lemari es 3ºC, freezer -5ºC dan deep freezer -70ºC. 3. Variabel yang diukur adalah viabilitas benih setelah: 0 hari, 30 hari, 60 hari dan 90 hari. 4. Viabilitas benih meliputi: daya kecambah, vigor, waktu berkecambah, panjang kecambah (panjang hipokotil, panjang akar) 6