BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI KABUPATEN KULON PROGO SAAT INI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI SAAT INI

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI SAAT INI

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB 2 KERANGKA PEMBANGUNAN SANITASI

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

Produksi Ikan Tangkapan di Laut Berdasarkan Jenis Ikan (kg) Tahun 2010-

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

DAFTAR PENERIMA BOS TAHUN 2012 TRIWULAN III KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

RINCIAN DD SETIAP DES

DUSUNKU SEHAT DENGAN BEBAS ASAP ROKOK

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Kulon Progo. 1. Kondisi Geografi, Topografi dan Demografis

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

Page 1. Tingkat

Gali/Penampungan Air Hujan); jumlah jamban; jumlah RT & RW, jumlah populasi atau

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

SD NEGERI 1 BUNDER KEC. GALUR SD NEGERI NOMPOREJO KEC. GALUR SD NEGERI KRANGGAN KEC. GALUR

KATA PENGANTAR BAB 1. LKjIP Kabupaten Kulon Progo i

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI

Tabel Kecamatan Dan Kelurahan Terpilih Untuk Survei EHRA 2014Kota Padangsidimpuan. Kecamatan Kluster. PSP.Tenggara 3. PSP.

BAB V Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi Saat Ini

DAFTAR PERINGKAT SD/MI PER KECAMATAN BERDASARKAN HASIL NILAI US/M TAHUN 2014

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KULON PROGO

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KULON PROGO REKAP PESERTA UJIAN NASIONAL SD/MI TAHUN AJARAN 2015/2016 ** DAFTAR CALON PESERTA UJIAN NASIONAL

REKAPITULASI PEROLEHAN NILAI SD/MI

KATA PENGANTAR BAB 1. LKjIPKabupaten Kulon Progo i

BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI KABUPATEN KULON PROGO SAAT INI DAN YANG SEDANG DIRENCANAKAN

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH JL. Perwakilan No 1 Wates, Telp. (0274) , LAPORAN AKHIR

BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI KABUPATEN KULON PROGO SAAT INI DAN YANG SEDANG DIRENCANAKAN

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

KATA PENGANTAR. Demikian Laporan ini, semoga bermanfaat untuk semua pihak. Yogyakarta, Desember Tim Penyusun

Hasil Analisa SWOT Kabupaten Grobogan tahun 2016

PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2016

PENETAPAN KUOTA ROMBONGAN BELAJAR JENJANG TK/RA PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB V Area Beresiko Sanitasi

DAFTAR PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN TAHUN ANGGARAN 2015

BAB I PENDAHULUAN. yaitu pasar tradisional dan pasar modern.

Matriks SWOT Merumuskan Strategi Pengelolaan Drainase Perkotaan Kabupaten Luwu

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 5 INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI

BAB IV. Strategi Pengembangan Sanitasi

Penduduk Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Hasil Sensus Penduduk

Bab 3 Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi

LAMPIRAN II HASIL ANALISA SWOT

Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi

BAB 5: BUKU PUTI SANITASI KOTA BANJARBARU 5.1 AREA BERESIKO SANITASI. Hal 5-1

Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. 1. Visi dan Misi Pembangunan Daerah MASYARAKAT KABUPATEN KULON PROGO YANG MAJU,

PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2013

BAB 5 BUKU PUTIH SANITASI KOTA TERNATE BAB 5

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Tabel Kecamatan Dan Kelurahan Terpilih Untuk Survei EHRA 2012 Kota Yogyakarta. Sumber: Laporan Studi EHRA Kota Yogyakarta, 2012

BAB 5. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014

KEBUTUHAN DATA SEKUNDER PADA BAB 2

Strategi S-O (menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang)

BAB IV STRATEGI SEKTOR SANITASI KOTA

STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

5.1. Area Beresiko Sanitasi

BAB. V Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi Kabupaten Jembrana

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

ANGGOTA DPRD KABUPATEN KULON PROGO PERIODE

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017

Memorandum Program Percepatan Pembangunan Sanitasi BAB 1 PENDAHULUAN

Tabel 11 Alamat Masjid Per Oktober Al Anwar Palihan 1 Palihan Temon. 2 Al Hdayah Kragon II Palihan Temon

BAB IV STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

LAPORAN PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN DI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KULON PROGO

BAB 3 STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Lampiran 2: Hasil analisis SWOT

Bab 4 Strategi Pengembangan Sanitasi

LAMPIRAN II HASIL ANALISIS SWOT

DINAMIKA PEMANFAATAN LAHAN PADA KAWASAN PERBUKITAN KASUS DAS SERANG KULON PROGO. Juhadi Jurusan Geografi FIS UNNES PENDAHULUAN

Buku Putih Sanitasi 2013

KERANGKA KERJA LOGIS KABUPATEN TANAH DATAR 2015

LAMPIRAN V DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN

1. Daftar UMKM yang memperoleh Fasilitasi HKI Kabupaten Kulon Progo Tahun 2014

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah

Bab 5: Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI

DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN & KABUPATEN KULON PROGO

Bab 5 Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi

STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

5.1 AREA BERESIKO SANITASI

BAB V AREA BERESIKO SANITASI

Bab 5: 5.1 AREA BERESIKO SANITASI

Transkripsi:

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI KABUPATEN KULON PROGO SAAT INI 5.1 Area Berisiko Sanitasi Area berisiko sanitasi ditentukan berdasarkan tingkat resiko sanitasi dengan menggunakan data sekunder, data primer hasil studi EHRA, serta hasil penilaian oleh SKPD terkait sanitasi. Penentuan area berisiko sanitasi berdasarkan data sekunder adalah kegiatan menilai dan memetakan tingkat risiko sebuah area (kelurahan/desa) berdasarkan data yang telah tersedia di SKPD. Data sekunder yang dimaksud adalah data-data mengenai ketersediaan layanan fasilitas air bersih, sanitasi, data umum meliputi Sambungan Rumah dan Hidran Umum (PDAM/BPAM/HIPPAM); jumlah jamban; nama kelurahan, jumlah RT & RW, jumlah populasi, luas administratif, luas terbangun; Jumlah KK miskin; serta luas genangan. Penentuan area berisiko berdasarkan Penilaian SKPD diberikan berdasarkan pengamatan, pengetahuan praktis dan keahlian profesi yang dimiliki individu anggota pokja kota/kabupaten yang mewakili SKPD terkait sanitasi, seperti Bappeda, Dinas Kesehatan, Dinas Pekerjaan Umum. Dinas Pendidikan, Kantor Lingkungan Hidup, Dinas Perindag ESDM, dan Bagian Humas TI Setda Kabupaten Kulon Progo. Adapun penentuan area berisiko berdasarkan hasil studi EHRA adalah kegiatan menilai dan memetakan tingkat resiko berdasarkan: kondisi sumber air; pencemaran karena air limbah domestik; pengelolaan persampahan di tingkat rumahtangga; kondisi drainase; aspek perilaku (cuci tangan pakai sabun, higiene jamban, penangan air minum, buang air besar sembarangan). Proses penentuan area berisiko dimulai dengan melakukan analisis terhadap data sekunder, diikuti dengan penilaian atau persepsi SKPD SKPD, dan analisis data primer berdasarkan hasil studi EHRA. Penentuan area berisiko dilakukan bersama-sama seluruh anggota Pokja menentukan kesepakatan-kesepakatan berdasarkan hasil dari ketiga data tersebut. Metode yang digunakan untuk menentukan area resiko berdasarkan data sekunder dilaksanakan dengan metode SWOT. Adapaun hasil dari penentuan area berisiko berdasarkan tingkat/derajat risiko disajikan dalam bentuk tabel dan peta. Kabupaten Kulonprogo terbagi menjadi 3 zona tingkat resiko sanitasi yaitu : 1. Risiko Sangat Tinggi, yang meliputi Kecamatan Wates, Kecamatan Sentolo, Kecamatan Panjatan, Kecamatan Galur. 2. Risiko Tinggi, yang meliputi Kecamatan Wates, Kecamatan Temon, Kecamatan Sentolo, Kecamatan Samigaluh, Kecamatan Pengasih, Kecamatan Panjatan, Kecamatan Nanggulan, Kecamatan Lendah, Kecamatan Kokap, Kecamatan Kalibawang, Kecamatan Girimulyo, Kecamatan Galur. 3. Risiko Menengah meliputi Kecamatan Wates, Kecamatan Temon, Kecamatan Sentolo, Kecamatan Samigaluh, Kecamatan Panjatan, Kecamatan Nanggulan.

Tabel 5.1 Area Berisiko Sanitasi dan Penyebab Utamanya No Area Berisiko *) 1. Risiko 4 2. Risiko 3 Wilayah Prioritas Kecamatan Kelurahan/ Penyebab utama risiko **) Desa Wates Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Wates Bendungan PHBS, Persampahan, Air Limbah, Drainase Lingkungan, Air Bersih Giripeni PHBS, Persampahan, Air Limbah, Drainase Lingkungan, Air Bersih Sentolo Salamrejo PHBS, Persampahan, Air Limbah, Drainase Lingkungan, Air Bersih Panjatan Kanoman PHBS, Persampahan, Air Limbah, Drainase Lingkungan, Air Bersih Panjatan PHBS, Persampahan, Air Limbah, Drainase Lingkungan, Air Bersih Galur Kranggan PHBS, Persampahan, Air Limbah, Drainase Lingkungan, Air Bersih Tirtorahayu PHBS, Persampahan, Air Limbah, Drainase Lingkungan, Air Bersih Wates Triharjo Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Karangwuni Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Kalidengen Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Jangkaran Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Sindutan Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Palihan Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Glagah Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Temon Kedundang Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Kulur Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Kaligintung Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Janten Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Karangwuluh Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Demen Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Sentolo Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Sentolo Banguncipto Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Tuksono Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Sukoreno Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Ngargosari Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Kebonharjo Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Samigaluh Purwoharjo Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Sidoharjo Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Pagerharjo Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Banjarsari Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Pengasih Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Karangsari Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Sendangsari Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Margosari Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Kedungsari Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Tawangsari Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Pengasih Sidomulyo Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Gotakan Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Tayuban Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Panjatan Pleret Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Bugel Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Bojong Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Krembangan Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Wijimulyo Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Kembang Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Nanggulan Banyuroto Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Donomulyo Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Tanjungharjo Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Jatirejo Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Sidorejo Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Wahyuharjo Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Bumirejo Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Lendah Gulurejo Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan

3. Risiko 2 Ngentakrejo Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Hargorejo Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Hargomulyo Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Kokap Kalirejo Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Hargowilis Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Hargotirto Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Banjarharjo Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Kalibawang Banjaroyo Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Banjarasri Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Banjararum Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Giripurwo Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Girimulyo Jatimulyo Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Purwosari Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Pendoworejo Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Brosot Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Karangsewu Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Nomporejo Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Pandowan Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Galur Banaran Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Ngestiharjo Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Wates Sogan Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Kulwaru Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Temon Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan wetan Temon Temon kulon Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Plumbon Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Kebonrejo Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Demangrejo Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Sentolo Srikayangan Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Kaliagung Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Samigaluh Gerbosari Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Cerme Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Panjatan Garongan Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Depok Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Nanggulan Jatisarono Air Limbah, PHBS, Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Ket : *) Risiko 4 ; Risiko Sangat Tinggi Risiko 2 ; Risiko Sedang/ Menengah Risiko 3 ; Risiko Tinggi Risiko 1 ; Risiko Rendah **) Urutan berdasarkan prioritas Dari tabel di atas tampak bahwa ada 8 desa/ kelurahan di 4 Kecamatan yang berisiko Sangat Tinggi; yaitu Desa Wates, Giripeni,dan Bendungan (Kecamatan Wates); Desa salamrejo (Kecamatan Sentolo); Desa Kanoman dan Panjatan (Kecamatan Panjatan); serta Desa Kranggan dan Tirtorahayu (Kecamatan Galur). Adapun 65 desa di 12 kecamatan yang ada di Kabupaten Kulon Progo berisiko Tinggi, serta 15 desa di 6 kecamatan berisiko sedang/menengah. Penentuan penyebab utama risiko pada masing- masing desa ditentukan melalui hasil Studi EHRA (data primer). Dari tabel di atas ada fenomena dimana untuk area beresiko sangat tinggi, PHBS menjadi issue prioritas untuk ditangani, kemudian diikuti upaya penanganan masalah persampahan. Sedangkan untuk area beresiko tinggi maupun sedang/menengah penanganan masalah air limbah menjadi issue utama penanganan dan diikuti masalah PHBS dan penanganan persampahan. Sebagai gambaran penyebaran area beresiko sanitasi disajikan dalam gambar 5.1 berikut:

Gambar 5.1 Peta Area Berisiko Sanitasi

1.2 Posisi Pengelolaan Sanitasi Kabupaten Kulon Progo saat ini Pokja Sanitasi Kabupaten Kulonprogo dalam melakukan analisis terhadap issue pengelolaan sanitasi yang dilakukan dengan menggunakan Metode Analisis SWOT. Metode SWOT dipilih karena dengan metode ini dapat menentukan cara yang paling baik, realistis, dapat dilaksanakan, serta menumbuhkan semangat kebersamaan dan menyatukan kepentingan- kepentingan stakeholder dalam mencapai tujuan. Analisis issue Sanitasi Kabupaten Kulonprogo dilakukan dengan cara mengidentifikasi kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), serta ancaman (threat). 1.2.1 Posisi Pengelolaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) terkait Sanitasi saat ini Hasil analisis SWOT terhadap issue strategis yang muncul dari masalah PHBS diperoleh hasil seperti ditunjukkan pada gambar ber berikut: BERTAHAN Agresif Lingkungan Mendukung (+) o Stabil PERTUMBUHAN Lemah (-) Selektif W Berputar Ф ( 0.45, -0.15) Cepat S Besar-besaran Kuat (+) RASIONALISASI Ceruk T Terpusat DIVERSIFIKASI Lingkungan tidak/kurang Mendukung (-) Gambar 5.1 Posisi Pengelolaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) Dari gambar di atas menunjukkan bahwa Pengelolaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Kabupaten Kulonprogo saat ini pada titik koordinat X = 0,45 dan Y = -0,15 atau pada posisi besar-besaran. Hal ini menujukkan bahwa kekuatan sedikit lebih besar daripada kelemahan yang ada, sedangkan tantangan yang muncul sedikit lebih besar dari pada peluang yang ada. Oleh karena itu selain mengelola kekuatan dan peluang yang sudah ada, perlu dilakukan upaya mengubah kelemahan menjadi kekuatan, seperti upaya meningkatkan rasio jumlah toilet

dengan jumlah siswa, sosialisasi aspek kesehatan dalam penyedotan tanki septik, Penyediaan tempat sampah tertutup untuk kantin sekolah, Peningkatan penyediaan air yang mencukupi untuk toilet sekolah, serta Penyediaan fasilitas wastafel untuk cuci tangan di sekolah. Sedankan tantangan yang muncul diupayakan dapat diubah menjadi peluang, seperti upaya menghindarkan perilaku masyarakat mengkonsumsi air tanpa dimasak terlebih dahulu, Peningkatan kesadaran masyarakat untuk tidak membuang air limbah domestik dan sampah rumahtangga ke badan air, drainase, atau saluran irigasi. Peningkatan kesadaran masyarakat untuk menempatkan sampah dengan benar dan tidak melakukan pembakaran sampah, Peningkatan kebiasaan masyarakat untuk cuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas, serta peningkatan kebiasaan siswa untuk menyiram toilet setelah digunakan. 1.2.2 Posisi Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kulonprogo saat ini Hasil analisis SWOT terhadap issue strategis yang muncul dari masalah Pengelolaan Air Limbah diperoleh hasil seperti ditunjukkan pada gambar ber berikut: BERTAHAN Agresif Lingkungan Mendukung (+) o Stabil PERTUMBUHAN Lemah (-) Selektif W Berputar (0.45, 0.30) Cepat S Besar-besaran Kuat (+) RASIONALISASI Ceruk T Terpusat DIVERSIFIKASI Lingkungan tidak/kurang Mendukung (-) Gambar 5.2 Posisi Pengelolaan Air Limbah Posisi Pengelolaan Air Limbah di Kabupaten Kulonprogo saat ini pada Sumbu X = 0,45 dan Sumbu Y = 0,30 atau terletak pada kuadran I dengan posisi Cepat. Hal ini menujukkan bahwa kekuatan sedikit lebih besar daripada kelemahan yang ada, sedangkan peluang yang muncul sedikit lebih besar dari pada tantangan yang ada. Oleh karena itu untuk memberikan akselerasi bagi pengelolaan air limbah secara lebih cepat maka dilakukan upaya meminimasi kelemahan dan tantangan yang ada, seperti Penyusunan Perda Air Limbah, Peningkatan kelembagaan subsektor Air Limbah yang terintegrasi dengan Air Minum, dan Drainase di Seksi Penyehatan

Lingkungan. Peningkatan Jumlah SDM pengelola Subsektor air limbah, Penyusunan Master Plan Air Limbah Domestik Kabupaten Kulon Progo, Penambahan armada mobil sedot tinja. Peningkatan persepsi masyarakat akan perlunya kebutuhan pembangunan sarana air limbah yang sesuai dengan persyaratan kesehatan. 1.2.3 Posisi Pengelolaan Persampahan Kabupaten Kulonprogo saat ini Hasil analisis SWOT terhadap issue strategis yang muncul dari masalah Pengelolaan Persampahan diperoleh hasil seperti ditunjukkan pada gambar ber berikut: BERTAHAN Agresif Lingkungan Mendukung (+) o Stabil PERTUMBUHAN Lemah (-) Selektif W Berputar Ф ( 0.55; 0,5 ) Cepat S Besar-besaran Kuat (+) RASIONALISASI Ceruk T Terpusat DIVERSIFIKASI Lingkungan tidak/kurang Mendukung (-) Gambar 5.3 Posisi Pengelolaan Persampahan Posisi Pengelolaan Persampahan di Kabupaten Kulonprogo saat ini berada pada koordinat Sumbu X = 0,55 dan Sumbu Y = 0,5 atau terletak pada kuadran I dengan posisi Cepat. Hal ini menujukkan bahwa issue kekuatan sedikit lebih besar daripada issue kelemahan yang ada, sedangkan peluang yang muncul sedikit lebih besar dari pada tantangan yang ada. Oleh karena itu untuk memberikan akselerasi bagi pengelolaan persampahan secara lebih cepat maka dilakukan upaya meminimasi kelemahan dan tantangan yang ada, seperti penambahan armada truk pengangkut sampah, peningkatan kapasitas transfer depo, Penyusunan Perda pengelolaan persampahan, penyusunan masterplan dan data base persampahan, peningkatan pengelolaan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), sosialisasi Perda retribusi sampah, Penambahan tenaga operasional pelayanan sampah bagi masyarakat, serta upaya mengubah tantangan yang ada menjadi peluang seperti Sosialisasi warga masyarakat dalam Penempatan TPS (Tempat Penampungan Sampah Sementara), Penggalangan dana pengoperasioan TPST dan Bank sampah kelompok masyarakat di luar APBN, Pengurangan cemaran sampah di sungai dan badan air, Peningkatan peranserta masyarakat dalam mengelola sampah, dan penyadaran masyarakat akan manfaat sampah secara ekonomis.

1.2.4 Posisi Pengelolaan Drainase Kabupaten Kulonprogo saat ini Hasil analisis SWOT terhadap issue strategis yang muncul dari masalah Pengelolaan Drainase diperoleh hasil seperti ditunjukkan pada gambar ber berikut: BERTAHAN Agresif Lingkungan Mendukung (+) o Stabil PERTUMBUHAN Lemah (-) Selektif W Berputar Ф (0,05;-0,06) Cepat S Besar-besaran Kuat (+) RASIONALISASI Ceruk T Terpusat DIVERSIFIKASI Lingkungan tidak/kurang Mendukung (-) Gambar 5.4 Posisi Pengelolaan Drainase Posisi Pengelolaan Drainase di Kabupaten Kulonprogo saat ini pada Sumbu X = 0,05 dan Sumbu Y = -0,06 atau pada posisi besar-besaran. Hal ini menujukkan bahwa issue kekuatan sedikit lebih besar daripada kelemahan yang ada, sedangkan tantangan yang muncul sedikit lebih besar dari pada peluang yang ada. Oleh karena itu selain mengelola kekuatan dan peluang yang sudah ada, perlu dilakukan upaya mengubah kelemahan menjadi kekuatan, seperti Peningkatan fasilitas dan pemeliharaan drainase, peningkatan jumlah SDM pengelola subsektor drainase, peningkatan kapasitas SDM subsektor drainase, Peningkatan anggaran pengelolaan drainase yang bersumber dari APBD, Peningkatan kapasitas saluran drainase, peningkatan cakupan saluran drainase kawasan perkotaan, Penyusunan masterplan drainase Kabupaten Kulon Progo, Pengurangan pendangkalan saluran drainase, Peningkatan fungsi dan perwatan saluran drainase, dan penyusunan Perda drainase. Sedangkan tantangan yang ada yang bisa diubah menjadi peluang diantaranya pembangunan saluran drainase di sekitar tanah milik warga, pencegahan pembuangan limbah rumahtangga di saluran drainase, pengurangan genangan banjir pada musim penghujan, serta pencegahan penyumbatan saluran drainase oleh gulma dan eceng gondok.