BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Prevalensi depresi pada populasi umum sekitar 4 % sampai 7 %.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. maju, dan sampai dengan tahun 2020 diprediksikan merupakan penyebab kematian

I. PENDAHULUAN. berkembang. Berdasarkan data WHO (2010), setiap tahunya terdapat 10 juta

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup penduduk dunia membawa dampak

DAFTAR ISI. i ii iii iv

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. secara global, termasuk Indonesia. Pada tahun 2001, World Health Organization

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab kematian

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit Acute Myocardial Infarction (AMI) merupakan penyebab

BAB I PENDAHULUAN. data statistik yang menyebutkan bahwa di Amerika serangan jantung. oleh penyakit jantung koroner. (WHO, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat ke-3 penyebab kematian setelah stroke dan hipertensi.

BAB I. Pendahuluan. I.1 Latar Belakang. Angina adalah tipe nyeri dada yang disebabkan oleh. berkurangnya aliran darah ke otot jantung.

BAB 1 PENDAHULUAN. darah termasuk penyakit jantung koroner, gagal jantung kongestif, infark

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sindroma Koroner Akut (SKA) merupakan manifestasi klinis akut penyakit

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan uji Chi Square atau Fisher Exact jika jumlah sel tidak. memenuhi (Sastroasmoro dan Ismael, 2011).

I. PENDAHULUAN. selain kelainan vaskular ( Junaidi, 2011). Terdapat dua macam stroke,

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. penelitian kohort selama 13 tahun di 3 wilayah di propinsi Jakarta ibukota

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Angina pektoris stabil adalah salah satu manifestasi. klinis dari penyakit jantung iskemik.

SKRIPSI. Diajukan oleh : Enny Suryanti J

BAB 1 PENDAHULUAN. Jantung merupakan suatu organ yang berfungsi memompa darah ke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. maju, dan negara berkembang termasuk di Indonesia. Diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tersering kematian di negara industri (Kumar et al., 2007; Alwi, 2009). Infark

BAB 1 PENDAHULUAN. atau gabungan keduanya (Majid, 2007). Penyakit jantung dan pembuluh darah

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan masalah kesehatan dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. penduduk dunia seluruhnya, bahkan relatif akan lebih besar di negara-negara sedang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. Menurut perkiraan United States Bureau of Census 1993, populasi lanjut

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler memiliki banyak macam, salah satunya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang masih menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. menggambarkan pasien yang datang dengan Unstable Angina Pectoris. (UAP) atau dengan Acute Myocard Infark (AMI) baik dengan elevasi

B A B I PENDAHULUAN. negara-negara maju maupun berkembang. Diantara penyakit-penyakit tersebut,

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (IMA-EST) merupakan suatu

BAB III METODE PENELITIAN

Gambaran Jenis dan Biaya Obat pada Pasien Rawat Inap dengan. Sindroma Koroner Akut di Rumah Sakit Umum Pusat. Haji Adam Malik Medan pada Tahun 2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di negara-negara barat. Penyakit jantung koroner akan menyebabkan angka

BAB I PENDAHULUAN. menggambarkan proses ruptur plak aterosklerosis dan trombosis pada arteri koroner

BAB I PENDAHULUAN. (dipengaruhi oleh susunan saraf otonom) (Syaifuddin, 2006). Pembuluh

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang diberikan ditentukan oleh nilai-nilai dan harapan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner merupakan penyakit yang sangat menakutkan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab. kematian terbesar diseluruh dunia terutama yang

PREVALENSI FAKTOR RESIKO MAYOR PADA PASIEN SINDROMA KORONER AKUT PERIODE JANUARI HINGGA DESEMBER 2013 YANG RAWAT INAP DI RSUP.

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Aterosklerosis koroner adalah kondisi patologis arteri koroner yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dua puluh empat subyek penelitian ini dilakukan secara consecutive

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Depresi adalah gangguan alam perasaan (mood) yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi ditandai dengan peningkatan Tekanan Darah Sistolik (TDS)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesehatan yang semakin meningkat di dunia (Renjith dan Jayakumari, perkembangan ekonomi (Renjith dan Jayakumari, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Sel trombosit berbentuk discus dan beredar dalam sirkulasi darah tepi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penyakit jantung dan pembuluh darah telah menduduki peringkat pertama sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner atau penyakit kardiovaskuler saat ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. banyak dengan manifestasi klinis yang paling sering, dan merupakan penyebab

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD) merupakan penyebab utama

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan. 2. di vena sehingga menimbulkan kenaikan tekanan vena. 3 Penyebab utama gagal

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Profesor Shahryar A. Sheikh, MBBS dalam beberapa dasawarsa terakhir

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Fenomena yang terjadi sejak abad ke-20, penyakit jantung dan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit Jantung Koroner (PJK) masih menjadi penyebab utama

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Amerika Serikat prevalensi tahunan sekitar 10,3%, livetime prevalence mencapai

BAB I PENDAHULUAN. maju. Penyakit Jantung Koroner ini amat berbahaya karena yang terkena adalah organ

BAB I PENDAHULUAN. diastolik yang di atas normal. Joint National Committee (JNC) 7 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan pembunuh nomor satu di seluruh dunia. Lebih dari 80% kematian

BAB I PENDAHULUAN. paling sering adalah berupa angina pektoris stabil (Tardif, 2010; Montalescot et al.,

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Tingkat morbiditas dan mortalitas penyakit jantung. iskemik masih menduduki peringkat pertama di dunia

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Lima belas juta orang di dunia setiap tahunnya terkena serangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. A DENGAN MASALAH UTAMA KARDIOVASKULER : HIPERTENSI KHUSUSNYA NY. S DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GROGOL SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sindrom Koroner Akut (SKA)/Acute coronary syndrome (ACS) adalah

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia dan dunia. World Health Organization (WHO) memperkirakan 30%

BAB 1 PENDAHULUAN. angka morbiditas penderitanya. Deteksi dini masih merupakan masalah yang susah

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB I. PENDAHULUAN. Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (IMA-EST) didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jantung koroner yang utama dan paling sering mengakibatkan kematian (Departemen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

sebesar 0,8% diikuti Aceh, DKI Jakarta, dan Sulawesi Utara masing-masing sebesar 0,7 %. Sementara itu, hasil prevalensi jantung koroner menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

BAB I PENDAHULUAN. Fibrinogen merupakan suatu glikoprotein terlarut, yang dapat. ditemukan di dalam plasma, dengan berat molekul 340 kda.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian observasional belah lintang (cross sectional)

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. utama pada sebagian besar negara-negara maju maupun berkembang di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama kematian di dunia. Menurut organisasi kesehatan dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. cenderung meningkatkan risiko terjadinya penyakit vaskular seperti stroke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Penyakit kardiovaskular merupakan salah satu dari. 10 penyebab kematian terbesar pada tahun 2011.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Gagal jantung adalah keadaan patofisiologi dimana jantung sebagai pompa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. Gagal jantung kronik (GJK) merupakan penyakit yang sering muncul dan

HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, CEMAS DAN SINDROM KORONER AKUT THE RELATIONSHIP BETWEEN DEPRESSION, ANXIETY AND ACUTE CORONARY SYNDROME

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prevalensi depresi pada populasi umum sekitar 4 % sampai 7 %. Prevalensi depresi pada pasien coronary artery disease (CAD) meningkat menjadi 14 % sampai 47 % dengan rerata lebih tinggi pada pasien unstable artery disease dan pasien yang menunggu operasi Coronary Artery Bypass Graft (CABG) (Lett et al., 2004). Penelitian prospektif selama 19,4 tahun pada pasien CAD menunjukkan bahwa depresi derajat sedang sampai berat mempunyai risiko 69 % lebih besar untuk kejadian kematian karena penyakit jantung dan 78 % risiko lebih besar untuk semua penyebab kematian (Januzzi et al., 2000). Pada penelitian cross sectional dan longitudinal ternyata depresi dan CAD mempunyai hubungan dua arah. Depresi merupakan faktor risiko independen kejadian CAD dan komplikasinya termasuk iskemia berulang, gagal jantung, dan aritmia (Yoon, 2011). Kejadian serangan jantung bisa meningkatkan insidensi depresi sampai 65% (Januzzi et al., 2000). Selain itu pada pasien iskhemik heart disease (IHD) yang menjalani coronary angiography dapat meningkatkan simtom depresi dan gangguan depresi mayor (Yoon, 2011). Depresi mempengaruhi perilaku pasien seperti merokok, ketaatan minum obat, dan aktifitas fisik. Selain itu depresi juga mempengaruhi faktor faktor fisiologis sepertiaktifasi trombosit, gangguan sistem syaraf autonom dan inflamasi 1

(Lett, 2004). Aktifitas trombosit ternyata berkorelasi dengan ukurannya (Yang, 2006). Mean Platelet Volume (MPV) adalah rerata ukuran platelet di sirkulasi darah tepi dan merupakan salah satu variabel biologi yang penting dari platelet. Platelet yang besar mempunyai potensial trombotik yang lebih tinggi dibandingkan platelet yang lebih kecil. Platelet yang lebih besar densitasnya lebih tinggi, agregasi dengan kolagen lebih cepat, mempunyai kadar tromboksan A2 lebih tinggi, dan ekspresi lebih terhadap reseptor glikoprotein Ib dan IIb/IIIa (Yilmaz et al., 2008). Beberapa penelitian menunjukkanbahwa MPV berkorelasi dengan fungsi platelet dan aktivasi platelet (Ordu et al., 2009; Canan & Ataoglu, 2011) dan kondisi ini dapat dinilai melalui sintesis agregasi tromboksan, pelepasan beta-trombomodulin, ekspresi fungsi prokoagulan atau adhesi molekul (Bath & Butterworth, 1996). MPV yang besar berhubungan dengan kejadian restenosis setelah tindakan Percutaneus Transluminal Coronary Angioplasty (PTCA) pada pasien stable dan unstable coronary artery disease (Yang, 2006). Selain itu MPV yang besar juga berhubungan dengan peningkatan risiko secara independen untuk kejadian serangan jantung pada pasien pasien yang sudah diketahui mempunyai faktor risiko kardiovaskular (Klovaite et al., 2010). Hasil penelitian menyatakan bahwa MPV besar sebagai prediktor kejadian kardiovaskular mayor pada sindrom koroner akut (Mumpuni, 2011). Hubungan antara depresi mayor dengan peningkatan aktivitas platelet telah ditunjukkan oleh beberapa penelitian (Ataoglu & Canan, 2009). Agregasi platelet yang meningkat pada pasien jantung dengan 2

simtom depresi ternyata lebih mudah untuk terbentuk thrombus serta kejadian infark miokard dan stroke (Joynt et al., 2004; Thomas et al., 2008). Kesamaan mekanisme fisiologi dan psikologi terjadinya depresi dan penyakit jantung diketahui meliputi disregulasi otonom, hiperproduksi kortisol dan kondisi proinflamasi dan protrombotik (Silver, 2010). Sebelumnya juga telah diketahui bahwa norepinefrin dan serotonin berperanan dalam patofisiologi depresi (Silbernagl & Lang, 2000). Serotonin sebagian tersimpan dalam platelet di peredaran darah perifer (Marieb & Nicpon, 2009). Pemeriksaan laboratorium darah rutin selalu dilakukan pada semua pasien yang dirawat di rumah sakit, termasuk penderita angina pektoris stabil. Pemeriksaan MPV merupakan salah satu parameter pada pemeriksaan darah rutin, yang sangat mungkin dapat dipakai sebagai petanda aktifitas trombosit pada pasien penyakit jantung koroner. Peningkatan nilai MPV menggambarkan peningkatan aktivasi platelet. B. Pertanyaan Penelitian Apakah terdapat perbedaan rerata MPV pada pasien angina pektoris stabil dengan simtom depresi dan tanpa simtom depresi? C. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui perbedaan rerata MPV pasien angina pektoris stabil dengan simtom depresi dan tanpa simtom depresi 3

D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut; a. Manfaat bagi pasien Pasien dapat mengetahui nilai MPV sehingga dapat memperkirakan progresifitas penyakitnya. Kemudian pasien dapat melakukan antisipasi pengobatan dengan baik. Dengan demikian diharapkan penyakitnya tidak berubah menjadi angina pektoris yang tidak stabil. b. Manfaat bagi peneliti Peneliti mendapatkan data perbedaan rerata MPV pada pasien angina pektoris stabil dengan simtom depresi dan tanpa simtom depresi. Peningkatan rerata MPV pada pasien angina pektoris stabil dengan simtom depresi menunjukkan bahwa simtom depresi harus ditangani dengan baik. c. Manfaat bagi istitusi Institusi mendapatkan pengetahuan mengenai manfaat nilai MPV pada pasien angina pektoris stabil sehingga dapat digunakan sebagai salah satu pemeriksaan rutin untuk memperkirakan progresifitas penyakitnya. d. Manfaat bagi ilmu pengetahuan Dapat menambah bukti klinis baru tentang manfaat MPV pada pasien angina pektoris stabil sehingga dapat menjadi jalan bagi penelitian-penelitian baru tentang MPV. 4

E. Keaslian Penelitian Sepengetahuan penulis belum ada penelitian mengenai perbedaan rerata MPV pada pasien angina pektoris stabil dengan simtom depresi dan tanpa simtom depresi di Indonesia. Penelitian ini diharapkan semakin membuka pengetahuan kita tentang rerata nilai MPV yang dihubungkan dengan simtom depresi pada populasi penderita angina pektoris stabil. Tabel 1. Penelitian-penelitian sebelumnya tentang hubungan MPV dengan simtom depresi pada penderita angina pektoris stabil Peneliti/Metode Judul Hasil Ordu et al. (2009) Kasus kontrol Subyek: 93 penderita gagal jantung stabil dengan EF < 40 % Kontrol : 88 kontrol sehat dengan EF > 50 % Mumpuni H. (2011) Kohort retrospektif Subyek: 372 penderita sindrom koroner akut yang dirawat di ICCU Keong (2011) Potong Lintang Subyek : 66 orang pasien yang dirawat di ICCU Mean Platelet Volume in Patients with Congestive Heart Failure Hubungan Mean Platelet Volume (MPV) dengan Kejadian Kardiovaskuler mayor pada Penderita Sindrom Koroner Akut Selama Perawatan di Rumah Sakit The Correlation of Depressive Symptoms and Paltelet Counts in Acute Coronary Syndrome Patients (ACS) Kenaikan nilai MPV pada penderita gagal jantung stabil dibandingkan kontrol sehat Nilai MPV > 8,85fL berhubungan dengan kejadian kardiovaskular mayor yang lebih tinggi dibanding pada MPV 8,85fL yaitu 28,4% dibanding 18,9% dengan p=0,034, Tidak didapatkan korelasi antara jumlah platelet dengan simtom depresi pada penderita Acute Coronary Syndrome 5

Canan et al. (2012) Potong Lintang Subyek: 2286 orang dewasa Turki yang mempunyai risiko kardiometabolik Association of Mean Platelet Volume with DSM-IV Mayor Depression in a Large Community-Based Population : The MELLEN Study Rerata MPV pada pasien depresi mayor 9,2 ± 1,8 dibandingkan non depresi 8,8 ± 1,4 dengan nilai P 0,001. Analisis regresi terdapat hubungan independen antara depresi mayor dengan ukuran MPV (r = 0,123 ; p = 0,001) 6